Bab
3
3 Kriteria Desain dan Pemodelan
3.1 Deskripsi Anjungan Lepas Pantai
3.1.1 Jacket dan Pile
Anjungan lepas pantai yang dianalisis pada laporan ini merupakan suatu struktur anjungan rangka batang (
fixed platform
) tipe tripod dengan kemiringan dua arah danpile
menembus kakijacket
dan tidak di-grout
. Anjungan ini terletak di Selat Makassar yang memiliki kedalaman 185 ft. Namun berdasar hasil rekualifikasi anjungan tersebut, strukturjacket
berada 9’-5 7/8” lebih rendah dari hasil analisis sebelumnya.Ketiga kaki
jacket
(leg
) ini membentuk suatu segitiga sama kaki dengan lebar yang berubah hinggamudline
, dengan kemiringanleg
sebesar 1:10. Jarak horisontal antarleg
pada elevasiworking point
sebesar 15 ft. Dimensi ketigaleg
sama pada bentang kedalaman (z) -194.5 ft hingga -22.5 ft yaitu sebesar 39” OD x 0.5” WT.Di bagian dalam
leg
terdapatpile
sebesar 36” OD x 0.75” WT.Pile
tersebut dipancang / penetrasi sampai kedalaman 216 ft di bawahmudline.
Karena rongga antarpile
danjacket
tidak diisi dengangrouting
, maka dipasangwishbone
di setiap titik persambunganjacket
denganhorizontal bracing
.Wishbone
digunakan sebagai pengaku yang menghubungkan antaraleg
danpile
. Sambungan antar kaki vertikaljacket
menggunakanjoint can
berupa baja tubular dengan ukuran 40” OD x 1.00” WT.brace
ini berfungsi sebagai penguat strukturjacket
dan juga sebagai pelindung peralatanconductor
yang berada di bagian dalamjacket
.3.1.2 Dek
Struktur dek berada pada bagian atas anjungan lepas pantai, pada anjungan ini terdapat dua jenis dek yaitu
main deck
(+ 34.06 ft) dancellar deck
(+15 ft). Dek ditopang oleh 6 (enam)deck support
yang menumpu padahorizontal framing
pada elevasi (+24.32 ft).Deck support
menopang 3 (tiga)frame
utama dek yang memiliki profil baja tubular dengan 8,625” OD x 0.375” WT. Frame utama dek berbentuk profil IWF 18 x 50.Jenis anjungan ini merupakan
well platform
yang pada awalnya hanya didesain untuk mendukung satu dek produksi saja, namun kini juga digunakan sebagaidrill deck
. Pada dek utama terdapat jembatan yang menyambuingkan anjungan ini dengan anjungan produksi lainnya. Pada dek utama terdapat beberapa jenis peralatan yang mempengaruhi pembebanan.3.1.3 Appurtenances
Komponen non-struktural lainnya yang terdapat pada anjungan ini adalah
conductors
danrisers
. Platform didesain untuk dapat mengakomodasi sebanyak 3 ( tiga ) konduktor dengan besar 30”. Sementarariser
yan digunakan memiliki dimensi sebesar 12,75 dan 10,75”.3.2 Parameter Desain
Parameter desain yang digunakan dalam analisis berikut adalah berdasarkan data hasil pengukuran lapangan dan peraturan API RP 2A, 21st edition (WSD).
3.2.1 Kedalaman Air
Data kedalaman air yang digunakan untuk analisis
inplace
, fatigue, dan seismik disajikan pada Tabel 3.1.Tabel 3.1 Kedalaman Air
Elevasi Muka Air 1 year 100 year
(ft) (ft)
Kedalaman Air (CD) 190,39 190,39
Storm Tide Surge (ST) 0 1,6
Tidal Range (TR) 8,2 8,2
3.2.2 Gelombang
Gelombang air laut terjadi pada bagian permukaan air laut akibat adanya pergerakan angin.
Gelombang harus diperhitungkan untuk berbagai kemungkinan arah yang terjadi. Data gelombang untuk analisa
inplace
disajikan sebagai berikut :Tabel 3.2 Data Gelombang
Kondisi
Operating Storm 1 year 100 year
Tinggi Gelombang (H) 10,7 16,3
Periode Gelombang (T) 7,6 8,1
Untuk analisis
fatigue
,Jonswap wave spectrum
akan digunakan untuk mengolah data gelombang yang ada.3.2.3 Arus
Arus merupakan pergerakan air laut dibawah permukaan air laut. Data arus berupa kecepatan arus pada beberapa kedalaman air disajikan sebagai berikut :
Tabel 3.3 Data Arus yang Dibangkitkan oleh Pasang Surut
% of water depth
above mudline Depth
(ft) 100 yr
(fps) 1 yr (fps)
100 194,50 1,76 1,35
90 175,05 1,73 1,33
80 155,60 1,70 1,30
70 136,15 1,67 1,28
60 116,70 1,64 1,26
50 97,25 1,59 1,22
40 77,80 1,54 1,18
30 58,35 1,48 1,14
20 38,90 1,40 1,07
10 19,45 1,27 0,97
0 0,00 0,00 0,00
Tabel 3.4 Data Arus yang Dibangkitkan oleh Angin Depth below MSL
(ft) Depth 100 yr
(fps) 1 yr (fps)
1 193,5 0,54 0,40
2 192,5 0,46 0,34
5 189,5 0,36 0,27
10 184,5 0,28 0,21
20 174,5 0,20 0,15
40 154,5 0,12 0,09
60 134,5 0,07 0,05
3.2.4 Faktor Kinematika Gelombang dan Current Blockage Factor Faktor kinematika gelombang berdasar API RP2A diijinkan sebesar 0.85 - 0.95 untuk badai tropis dan diterapkan pada kecepatan dan percepatan dari gelombang 2 dimensi. Tetapi berdasar UOI-GS-18 Specification, faktor kinematik yang digunakan sebesar 0.88 untuk kondisi 100 tahunan dan secara otomatis diaplikasikan pada program SACS-SEASTATE.
Untuk
current blockage factor
didapatkan bahwa berdasar API 21st edition, anjungan tiga kaki memiliki faktor sebesar : 0,9.3.2.5 Koefisien Hidrodinamik
Nilai Koefisien Seret (Cd) dan Koefisien Inersia (Cm) yang digunakan adalah berdasarkan API RP2A, 21st edition (WSD). Nilai dasar Cd dan Cm disajikan sebagai berikut :
Tabel 3.5 Nilai Koefisien Hidrodinamik
Keterangan Cd Cm
In Place Analysis
Member with marine growth (foulded) 1,05
1,20 Member without marine growth (clean)
0,65 1,60
Fatigue Analysis
Member with marine growth (foulded)
0,80 2,00 Member without marine growth (clean)
0,50 2,00
Seismic Analysis
Member with marine growth (foulded)
0,65 1,60
3.2.6 Pertumbuhan Biota Laut (Marine Growth)
Marine Growth
diterapkan pada member yang berada dibawah muka air laut.Radial marine growth
pada pemodelan struktur lepas pantai ini dapat dilihat pada Tabel 3.6. Lingkupan darimarine growth
ini diasumsikan sebesar 100% pad komponen-komponen struktur dan peralatan pendukung.marine growth
dimodelkan berada pada rata-rata muka air tinggi menujumudline.
Densitas darimarine growth
sebesar 81.,12 lb/ft2.Tabel 3.6 Data Profil
Marine Growth
Water Depth Radial Growth(inch) MHW to El -50 3 El -50 to El -100 2 El -100 to Mudline 1 3.2.7 Angin
Data angin berupa kecepatan angin disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.7 Data Kecepatan Angin Return Period Wind Speed (mph)
( years) 3 second gust 1 minute average 1 hour average
100 45,9 37,7 30,4
50 43,1 35,4 28,6
10 36,6 30,1 24,3
5 33,8 27,8 22,4
1 27,2 22,3 18
Analisis
inplace
menggunakan data kecepatan rata-rata angin 1 menit pada ketinggian 10 m dari permukaan laut.3.2.8 Korosi
Perhitungan ketebalan dinding
member
tidak terindikasi terjadinya korosi di bawah batas air selamaplatform
ini beroperasi. Areasplash zone
diasumsikan pada (EL – 5.5 ft hingga EL + 7.5 ft) di atas garis air untuk memenuhi adanya penipisan di masa datang.3.2.9 Data Tanah
ujung tiang pancang. Data Lateral P-Y merupakan data yang menunjukkan hubungan antara teganga lateral (psf) dan defleksi lateral.
3.2.10 Data Kejadian Gelombang
Data kejadian gelombang untuk analisis
fatigue
dapat dilihat pada Tabel 3.8.Tabel 3.8 Data Kejadian Gelombang Significant Wave Height Peak Period Cumulative of year
(ft) (s) %
6,0 - 6,5 5,74 0,01
5,5 - 6,0 5,70 0,03
5,0 - 5,5 5,27 0,11
4,5 - 5,0 5,03 0,47
4,0 - 4,5 4,76 1,54
3,5 - 4,0 4,48 4,28
3,0 - 3,5 4,16 9,81
2,5 - 3,0 3,85 20,4
2,0 - 2,5 3,47 35,7
1,5 - 2,0 3,09 55,06 1,0 - 1,5 2,57 73,98 0,5 - 1,0 1,99 91,49
0,0 - 0,5 1,20 100
3.3 Pembebanan
Anjungan ini menerima berbagai macam kondisi pembebanan seperti berat sendiri, beban mati, beban hidup, dan beban lingkungan. Data pembebanan diambil dari gambar struktural anjungan dan parameter desain. Data pembebanan tersedia untuk kondisi operasional (1 tahun) dan kondisi storm (100 tahun).
3.3.1 Beban Mati
Beban mati merupakan beban yang keberadaannya di platform bersifat permanen dan akan ada pada semua kombinasi pembebanan . Pada anjungan ini, yang termasuk beban mati adalah berat sendiri struktur, beban dek, dan beban tambahan (
miscellaneous
).A. Berat Sendiri Struktur
Berat sendiri struktur diperhitungkan secara otomatis oleh SACS dengan memasukkan input yang diminta. Beberapa input data untuk perhitungan otomatis berat sendiri model struktur diantaranya :
1. Berat jenis baja, sebesar 7850 kg /m3.
2. Berat jenis air laut, sebesar 1025 kg /m3 pada kondisi standar.
3. Keterangan
flooded
ataunon-flooded
. *)*)
Flooded
berarti bahwa ruang kosong pada member tubular dianggap terisi oleh air laut.Non-flooded
berarti bahwa ruang kosong pada member tubular kosong dan hanya berisi udara. Member yangnon-flooded
apabila berada dibawah muka air laut akan memberikan gaya apung keatas (buoyancy
). Besarnyabuoyancy
berbanding lurus dengan volume dari ruang kosong member.SACS hanya akan menghitung berat sendiri struktur yang dimodelkan, sedangkan pada pemodelan biasanya hanya struktur utama saja yang dimodelkan. Member-member kecil kadang-kadang tidak dimodelkan langsung tetapi keberadaannya tetap diperhitungkan melalui perkalian dengan faktor pembebanan tertentu atau dijadikan sebagai beban. Faktor desain yang digunakan sebagai bentuk antisipasi terhadap member yang tidak dimodelkan langsung adalah terhadap ketepatan item. Faktor penambahannya sebesar 5%.
Faktor pembebanan tersebut diterapkan pada
jacket
dan beban mati saja. Adanya faktor ini juga meningkatkan gaya apung (buoyancy
) sehingga perlu adanya penyesuaian besarnya kerapatan air (water density
). Nilai kerapatan air yang digunakan adalah mengambil keadaan normal sebagai berikut :• Kerapatan air untuk berat struktur nominal : 64,4 / 1,00 = 64,4 lb/ft3
B. Beban Dek
Beban yang termasuk dalam beban dek adalah berat dari struktur dek dan berat dari semua
equipment
yang ada diatas dek. Seluruh beban dek dikategorikan kedalam beban mati karenaplatform
ini hanyalah suatu struktur pendukung sehingga semuaequipment
diatas dek dianggap statis dan tidak ada beban hidup yang signifikan bergerak diatas dek. BebanGambar 3.1 Plating, Grating, dan Stair load pada jaket walkway.
Gambar 3.3 Plating, Grating, dan Stair load pada main deck.
Gambar 3.4 Piping load pada main deck.
Gambar 3.5 Piping load pada cellar deck.
Gambar 3.6 Equipment load pada cellar deck.
Gambar 3.7 Equipment load pada main deck.
3.3.2 Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang keberadaan dan besarnya dapat berubah bergantung pada kondisi yang terjadi. Pada anjungan ini yang termasuk beban hidup adalah beban hidup pada
deck
, beban angin, beban gelombang, dan beban arus. Karena ketidakpastian beban hidup cukup besar maka pada perhitungannya, beban hidup harus diperhitungkan untuk berbagai arah (omni-directional
) dan diperhitungkan dengan faktor pengali tertentu.Analisis berikut menggunakan 12 arah (setiap 30o) untuk mendapatkan kondisi pembebanan yang menghasilkan kondisi paling berbahaya bagi struktur.
A. Beban Hidup pada Dek
Beban hidup merupakan beban yang keberadaan dan besarnya dapat berubah bergantung pada kondisi yang terjadi. Beban hidup pada dek dapat terjadi akibat adanya proses produksi pada dek, beban hidup diasumsikan merata pada lokasi-lokasi tertentu.
Gambar 3.8 Live Load pada main deck.
Gambar 3.9 Live Load pada cellar deck.
Gambar 3.10 Live Load pada jacket walkway.
B. Beban Angin
Beban angin bekerja pada bagian platform yang berada diatas permukaan air laut. Daerah yang dianggap mengalami beban angin adalah sekitar dek. Berdasarkan data parameter desain, perhitungan beban angin menggunakan data angin desain pada ketinggian 33 m diatas permukaan laut dengan pencatatan per 1 menit seperti pada Tabel 3.7.
Beban angin disebabkan karena adanya tekanan angin yang bekerja pada area tertentu sehingga menghasilkan gaya angin. Area yang menjadi bidang terpa angin dihitung dengan menggunakan konsep
tributary area
. Sebagai input data untuk perhitungan otomatis beban angin oleh SACS, diperlukan luas proyeksi angin pada arah X dan arah Y.• Tinggi efektif deck
-
main deck
: 5 kaki-
cellar deck
: arah X : 20.20 kaki arah Y : 22.75 kaki -jacket walkway
: arah X : 16.77 kaki arah Y : 19.48 kakiBeban angin diaplikasikan sebagai beban terpusat pada titik-titik penopang dek. Untuk gaya- gaya angin yang bekerja pada
deck
dapat dilihat pada Tabel 3.9.Tabel 3.9 Beban Hidup Akibat Angin pada
Deck
KONDISI Gaya Main Deck Cellar Deck Jacket Walkway
OPERATING Fx 1,08 7,06 4,10
Fy 0,99 7,95 4,76
STORM Fx 2,47 16,13 9,37
Fy 2,26 18,17 10,88
C. Beban Gelombang dan Arus
Beban gelombang dan arus merupakan beban hidup yang berasal dari pergerakan air laut.
Data gelombang berupa tinggi gelombang maksimum dan periode gelombang telah diberikan pada Tabel 3.2. Data arus berupa kecepatan arus pada berbagai kedalaman telah diberikan pada Tabel 3.3. Sesuai
Design Basis
, besarnyaWave Kinematic Factor
danCurrent Blockage Factor
adalah 1.0.Untuk mendapatkan kondisi pembebanan terbesar bagi platform, beban gelombang dan arus dikombinasikan ke berbagai arah (
omni-directional
). Agar mendapat nilai terbesar, beban gelombang dan beban arus selalu dibuat searah. Beban gelombang dan arus diperhitungkan pada kondisi operasional (1 tahun) dan ekstrem (100 tahun).1. Pemilihan Teori Gelombang
Pemilihan Teori Gelombang dilakukan berdasarkan API RP2A 21th edition (WSD) untuk kondisi operasional dan kondisi ekstrem. Karena gelombang dan arus yang dihitung arahnya sejajar, maka perlu dihitung besarnya
apparent wave period
. Besarnyaapparent wave period
dapat dihitung dengan Gambar 3.1. dibawah apabila nilaid/gT
2> 0,01.a. Kondisi Operasional
Diketahui data sebagai berikut : - d = 194,5 ft
- g = 32,175 ft/sec2 - T = 7,6 sec - H = 10,7 ft
2 2
194, 5
0,1046 0, 01 32,175 7, 6
d
gT
= = >
×
2 2
10, 7
0, 00575 32,175 7, 6
H
gT
= =
×
Dengan memplot nilai d/gT2 dan H/gT2 pada grafik Gambar 3.2. , dapat disimpulkan bahwa dapat digunakan Teori Gelombang
Stokes 5
thOrder
.Gambar 3.11 Validasi teori gelombang.
b. Kondisi Storm
- H = 8,1 ft
2 2
194.5
0, 0852 0, 01 32,175 16, 3
d
gT
= = >
×
Selanjutnya, dihitung nilai d/gT2 dan H/gT2.
2 2
16, 3
0, 00772 32,175 8,1
H
gT
= =
×
Dengan memplot nilai d/gTapp2 dan H/gTapp2 pada grafik gambar 3.2., dapat disimpulkan bahwa dapat digunakan Teori Gelombang
Stokes 5
thOrder
.2. Penentuan Persamaan Gaya Hidrodinamik
API RP2A 21th edition (WSD) menyebutkan bahwa perhitungan gaya hidrodinamik akibat gelombang dan arus dapat menggunakan persamaan Morison apabila nilai perbandingan antara panjang gelombang dengan diameter elemen
( )
Dλ
lebih kecil dari 0,2.a. Kondisi Operasional
Diketahui data sebagai berikut : - D = 36” atau 3 ft
- g = 32,175 ft/sec2 - T = 7,6 sec
2 2
32,175 7, 6
295.77
2 2
gT ft
λ π π
= = × =
3 0, 010 295.78
D
λ = =
Karena nilai
( )
Dλ
=0,010 < 0,2 maka persamaan Morison dapat digunakan.b. Kondisi Ekstrem - D = 36” atau 3 ft - g = 32,175 ft/sec2 - T = 16,3 sec
2
32,175 16, 3
22 2 1360
gT ft
λ π π
= = × =
3 0, 0022 1360
D
λ = =
Karena nilai
( )
Dλ
=0,01 < 0,2 maka persamaan Morison dapat digunakan.Dengan input utama seperti tinggi gelombang, periode gelombang, arah, pemilihan teori gelombang,
wave kinematic factor
, dan kecepatan arus pada beberapa kedalaman air, maka SACS akan menghitung secara otomatis besarnya beban gelombang dan arus yang terjadi.Gambar 3.12 Grafik pembagian teori hidrodinamika gelombang.
3.4 Pemodelan
Pemodelan merupakan langkah selanjutnya setelah diperolehnya data yang diperlukan.
Pemodelan dalam analisis anjungan lepas pantai pada umumnya dapat dibagi menjadi dua : a. Pemodelan struktur
b. Pemodelan pembebanan
Dalam pemodelan struktur, hal-hal yang dimodelkan terdiri dari elemen-elemen yang bersifat struktural, maksudnya elemen tersebut bersifat mendukung kekuatan bangunan lepas
Sebagai contoh : berat sendiri struktur, beban mati tambahan, beban hidup dan beban lingkungan.
Setelah dilakukan pemodelan terhadap kedua bagian diatas, langkah selanjutnya adalah analisis struktur. Maksudnya akan dianalisis perilaku bangunan lepas pantai dalam menerima pengaruh dari beban yang terjadi. Dalam
independent review
bangunan lepas pantai, analisis struktur terdiri dari :1. Analisis
in-place
Analisis
in-place
merupakan analisis terhadap kemampulayanan bangunan lepas pantai dalam menerima beban yang bekerja. Analisis ini dibagi dalam 2 kondisi, yaitu:kondisi operating dan kondisi ekstrim. Untuk mengevaluasi kemampulayanan struktur tersebut dapat dilihat dengan memeriksa tegangan pada elemen, sambungan dan tiang pancang dibandingkan dengan tegangan yang diizinkan.
2. Analisis Dinamik
Analisis dinamik adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan periode alami struktur akibat adanya beban yang bekerja pada struktur seperti gelombang. Dengan diperolehnya periode natural dari struktur tersebut, dapat diperoleh besarnya DAF (
Dynamic Amplification Factor
), dimana DAF menunjukkan pengaruh osilasi struktur terhadap efek pembesaran gelombang.3. Analisis
fatigue
Analisis
fatigue
merupakan analisis untuk mendapatkan usia layan dari struktur.Analisis ini diakibatkan oleh pembebanan yang sifatnya terus-menerus sehingga bangunan lepas pantai akan mengalami penurunan kekuatan dalam menahan beban (
fatigue
).4. Analisis seismik
Analisis seismik, merupakan analisis yang penting dilakukan jika bangunan lepas pantai berada pada daerah gempa. Gempa ini berperilaku sebagai beban luar yang bekerja secara dinamik terhadap bangunan lepas pantai. Evaluasi terhadap kemampulayanan bangunan lepas pantai akibat pengaruh beban gempa dapat dilihat dari tegangan pada elemen, sambungan dan tiang pancang dibandingkan dengan
Pemodelan dan analisis struktur dilakukan dengan bantuan program SACS (
Structural Analysis Computer System
).Gambar 3.13 Ilustrasi model anjungan lepas pantai.
3.4.1 Penjelasan Singkat Program
SACS (
Structural Analysis Computer System
) adalah program analisis struktur baik untuk struktur lepas pantai maupun struktur umum. SACS memiliki kemampuan analisis statik,SACS terdiri dari modul-modul program yang memiliki fungsi berbeda namun saling berkaitan. Berikut ini adalah modul-modul yang akan digunakan:
1. SACS Executive
Merupakan program utama yang menghubungkan modul-modul lain dalam SACS. Modul-modul lain dijalankan dengan SACS
Executive
ini.2. Precede
Merupakan program permodelan geometri, material, properti penampang dan pembebanan sederhana.
3. Seastate
Program yang dapat memperhitungkan beban lingkungan seperti beban gelombang, arus dan angin. Dapat memperhitungkan efek
marine growth
,buoyancy
dan memodelkan gelombang untuk respon dinamik.4. SACS IV
Merupakan program analisis
finite element
untuk analisis struktur dan pembebanan yang telah dimasukkan pada modul sebelumnya.5. Postvue
Program analisis kekuatan
member
dan desain berdasarkan kode desain (design code
) seperti API, AISC dan LRFD.6. Joint Can
Pemeriksaan kekuatan sambungan dan desain sambungan tubular berdasarkan kode desain.
7. PSI
Simulasi interaksi tanah dengan tiang pancang untuk melakukan proses iterasi penyamaan
load deflection
antara struktur dengan tiang pancang.8. Fatigue
Program pemeriksaan umur
fatigue
dan desain ulang sambungan.Gambar 3.14 Diagram alir analisis SACS.
Dalam penentuan
fixity
(restraints
ataurelease
) SACS memiliki suatu konvensi.Restraints
adalah kebalikan darirelease
,restraints
berarti menyalurkan gaya sedangkanrelease
berarti tidak menyalurkan gaya. Terdapat enam derajat kebebasan yaitu translasi arah x, y dan z serta rotasi melingkari sumbu x, y dan z dan dapat dimodelkan dengan Fx, Fy, Fz, Mx, My, Mz. Dalam SACS derajat kebebasan tersebut dimodelkan denganbinary code
dan definisibinary code
untuk restraints padamember
berkebalikan dengan definisirestrain
padajoint
. Sebagai contoh suatu member elemen yang menyalurkan semua gaya atau direstraints diseluruh derajat kebebasanya akan dimodelkan 000000 sedangkan suatu joint yang dimodelkan sebagai sendi yang hanya menyalurkan translasi akan dimodelkan 111000.Contoh lain apabila kita akan memodelkan suatu kondisi yang hanya menahan gaya lateral saja maka elemen akan dimodelkan dengan
fixity
001111 sedangkan suatu joint akan3.4.2 Pemodelan Deck A. Acuan Permodelan
Dalam melakukan pemodelan
deck
, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan.Diantaranya :
1. Seluruh elemen utama dimodelkan.
2. Pelat deck dimodelkan 3.
Deck support
dimodelkan4. Berat sendiri deck akan dijumlahkan dengan beban yang bekerja pada deck.
5. Diperlukan adanya jarak bebas (
Air Gap
) antara tepi paling bawah dek dan puncak gelombang pada kondisi ekstrem sebesar minimum 1,5 m.B. Model Deck
Deck
pada EL + 34.06Gambar 3.15 Model main deck.
Deck
pada EL + 15.00Gambar 3.16 Model cellar deck.
3.4.3 Pemodelan Jacket A. Acuan Permodelan
Dalam melakukan pemodelan jacket, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan.
Diantaranya :
1. Seluruh elemen tubular seperti jacket legs, bracings, horizontal framing, dan joint cans dimodelkan.
2. Pada daerah sambungan antara
legs
danbracing
, batang tubular dimodelkan lebih besar dari tubular pada legs yang bukan didaerah sambungan. Hal ini umum dinamakanjoint cans
. Dimodelkan sebagaiconcentric tubular
.3. Conductor, horizontal framing dimodelkan sebagai tubular biasa.
4. Perlengkapan tambahan jacket seperti anode, grating, dan stairs dimodelkan sebagai Beban mati tambahan pada
deck
.5. Ketebalan dari elemen yang berada di elevasi splash zone tidak berubah, karena sepanjang waktu layan anjungan ini tidak ditemukan adanya korosi.
6.
Yield strength
padajacket
dibedakan menjadi elemen tubular dengan OD < 18” (fy = 35 ksi) dan OD > 18” (fy = 36 ksi).7. Pada bagian dasar laut, semua joint dimodelkan sebagai pilehead (titik transisi untuk pemodelan tiang pancang) yang berarti pemodelan jacket akan diteruskan kedalam tanah.
B. Model Jacket
Gambar 3.19 Model jacket pada Row A
Gambar 3.20 Model jacket pada Row B
Gambar 3.21 Model jacket pada Row C.
Gambar 3.22 Plan view pada EL – 194.5 ft (mudline).
Gambar 3.24 Plan view pada EL – 127,5 ft s/d – 130,06 ft.
Gambar 3.26 Plan view pada EL –52.5 ft.
Gambar 3.28 Plan view pada EL + 2.5 ft
3.4.4 Pemodelan Pondasi
Pemodelan pada daerah dibawah dasar laut dibagi menjadi 2 : 1. Pemodelan tiang
2. Pemodelan data tanah
A. Pemodelan Tiang
Pemodelan tiang dilakukan untuk menghasilkan daya dukung pondasi. Dimana daya dukung pondasi ini ditentukan oleh :
1. Daya dukung selimut tiang
Hal yang mempengaruhi besarnya daya dukung selimut tiang adalah luas selimut tiang tersebut. Acuan pemodelan :
- Terdapat 6 buah tiang yang tertanam di pondasi. 3 tiang berasal dari jacket
legs
sedangkan 3 tiang berasal dariwell conductor
.- Mendefinisikan kekakuan model di elevasi
mudline
sebagaipilehead
, mendefinisikangroup section
yang bersesuaian, parameter penampang dan kedalaman tiang pancang.- Untuk tiang dari jacket legs menggunakan properties tubular dengan ukuran 36” x 0.75”WT, sedangkan untuk conductor menggunakan properties tubular dengan ukuran 30” x 1 “WT.
- Penetrasi tiang sedalam 216 ft dari dasar laut.
2. Daya dukung ujung tiang
Hal yang mempengaruhi besarnya daya dukung ujung tiang adalah luas dari ujung tiang tersebut. Untuk jacket legs, luas ujung tiang (A), digunakan dengan properties tiang 36” ODx 0.75”.
- Untuk tiang pancang : A = ¼ * pi* (362 – 34.52) = 83.055 ft2 - Untuk
well conductor
: A = ¼ * pi* (302 – 282) = 91.10 ft2Setelah dilakukan pemodelan terhadap daya dukung tiang, langkah selanjutnya adalah melakukan input data tanah.
B. Pemodelan Data Tanah
Properties tiang yang telah didefinisikan diatas, kemudian dihubungkan dengan data tanah.
Sehingga daya dukung pondasi dapat diperoleh. Terdapat tiga bagian dalam pemodelan data tanah :
1. T-Z
soil axial
- Input nilai T dan nilai Z terbagi berdasarkan zona kedalaman.
- Kedalaman penginputan data tanah sampai 216 m dari dasar laut.
2. T-Z
axial bearing
- Kedalaman penginputan data tanah sampai 216 m dari dasar laut
3.4.5 Pemodelan Struktur Tambahan A. Well Conductor
Well Conductor
adalah selubungcasing
yang berguna sebagai pipa saluran transportasi minyak dan gas dari bawah permukaan bumi ke fasilitas produksi. WellConductor
sudah tertanam ke dalam tanah sehingga beratnya semua sudah disalurkan ke tanah sehinggajacket
tidak akan menerima beban vertikal akibat adanyaconductor
.Well conductor
ini berada di tengah platform dengan jumlah 3 buah. Adapun acuan pemodelanwell conductor
:1.
Conductor framing
tidak dimodelkan, karena tidak bersifat struktural.2. Dimodelkan sebagai properties tubular.
3. Joint pada
well conductor
yang memotonghorizontal framing
pada elevasi +15.0 ft, +2.50 ft, -22.50 ft, -57.50 ft, -87.50 ft, -127.50 ft, dan - 174.50 ft dibuatmaster-slave joints
. Artinya dalam satu titik tersebut terdapat dua joint. Hal ini dilakukan karena beban akibatwell conductor
tidak disalurkan kepadahorizontal framing
, melainkan disalurkan langsung ke pondasi.4.
Fixity well conductor
pada dasar laut dimodelkan sebagai pilehead (titik transisi untuk permodelan tiang pancang) yang berarti permodelanconductor
akan diteruskan kedalam tanah.B. Pemodelan Riser dan Fleksible Statik
Riser
adalah pipa yang berfungsi untuk menyalurkan fluida atau gas dari/ke anjungan. Riser ini dimodelkan dari elevasi +2.50 ft sampai dasar laut. Jumlah riser pada anjungan ini sebanyak 2 buah, dengan diameter 12,75” dan 10,75”. Pemodelanriser
ini diasumsikan gaya vertikal akan ditahan olehriser
di elevasi mudline dan gaya horizontal akan disalurkan keseluruh elevasihorizontal bracing
. Fleksibel statik dimodelkan dengan properties berbentuk tubular dan pada bagian ujungnya, diberi fixity 111111.C. Pemodelan Antisipasi Karat
Adanya karat akan mengurangi kapasitas dari elemen dengan memperkecil luas efektifnya.
Fenomena ini harus dimodelkan untuk menghindari terjadinya kegagalan desain. Daerah
+7.5 m sampai –5.50 m. Namun karena selama masa produksi anjungan ini tidak terindikasi terjadi korosi, maka pengurangan ketebalan member dilakukan seperlunya.
3.4.6 Sistem Penamaan Member
Untuk memudahkan pada saat memasukkan beban pada member, digunakan sistem grup untuk mengumpulkan member-member yang sejenis. Sistem penamaan dari grup yang ada pada model anjungan ini disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Sistem Penamaan Grup Member pada Anjungan
Deskripsi Grup Jacket
Leg LG*
Pile PL*
Wishbone W.B
Conductor CON
Conductor Guide CG*
Riser RS*
Riser Guide RG*
Riser Support RC*
K-Bracing K0*
Bracing at EL – 194.5 ft A1*
Bracing at EL -174.5 ft A2*
Bracing at EL -127.5 ft A3*
Bracing at EL -87.5 ft A4*
Bracing at EL -52.5ft A5*
Bracing at EL -27.5ft A6*
Bracing at EL +2.5ft A7*
Deck
Main Deck MD*
Cellar Deck CD*
Bracing at EL +24.32 ft HO*
Deck Leg LGD
Deck Support T**
3.4.7 Dimensi Member
Dimensi member yang digunakan dalam anjungan ini dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Dimensi Member Group
Member
Group Diameter (inch)
Wall Thickness
(inch) Member
Group Diameter (inch)
Wall Thickness
(inch) A11 18.000 0.500 LG1 39.000 0.500 A21 18.000 0.500 LG1 39.000 0.500
A31 14.000 0.375 LG2 39.000 0.500
A32 12.750 0.375 LG3 39.000 0.500 A33 8.750 0.375 LG4 39.000 0.500
A34 20.000 0.500 LG5 39.000 0.500
A41 12.750 0.375 LG6 40.000 1.000 A42 8.500 0.375 LG7 40.000 1.000 A43 6.750 0.375 LG8 40.000 1.000 A44 3.500 0.216 LGD 36.000 1.000
A51 10.750 0.375 MD1 W18X55
A52 8.375 0.375 MD2 W12X30
A53 6.375 0.375 MD3 W14X61
A54 3.500 0.216 MD4 W12X279
A61 10.750 0.365 MD6 W16X50
A71 10.750 0.500 PL1 36.000 0.750
A72 8.375 0.375 PL2 36.000 0.750
A73 8.625 0.375 PL3 36.000 0.750 A74 8.625 0.375 PL4 36.000 0.750
CD1 W18X50 PL5 36.000 0.750
CD2 W12X26 PL6 36.000 0.750
CD3 C12X30 PL7 36.000 0.750
CD4 C12X25 RC1 10.750 0.375
CD5 W12X16 RG1 8.625 0.375
CG1 8.500 0.375 RG2 7.500 0.375 CON 30.000 1.000 RS 12.750 0.500
H01 10.750 0.500 RS1 10.750 0.500
HC1 10.750 0.500 T01 8.625 0.375 K01 16.000 0.375 T02 8.625 0.375 K02 20.000 0.375 T04 8.625 0.375 K03 16.000 0.375 TC1 10.750 0.375 K04 14.000 0.375 TC2 10.750 0.375 K05 12.750 0.375 TS1 8.625 0.375 K06 13.750 0.375 W.B 25.000 1.000
3.4.8 Modal Analisis
Modal analisis adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan periode natural struktur (
eigenvalues
) dan mode shape natural (eigenvector
). Dari output ini akan diperoleh nilai dynamic amplification factor, dengan menggunakan rumus :2 2
2
) ( 2 )
1 (
1
Ω + Ω
= −
DAF
ξ
(3.1)DAF ini merupakan nilai representasi dari pengaruh osilasi struktur terhadap efek perbesaran gelombang. Oleh karena itu, beban gelombang dikalikan dengan nilai DAF pada saat kombinasi dengan beban lainnya seperti angin dan beban mati. Contoh model input dibawah ini akan lebih mengilustrasikan posisi dari DAF :
Dalam men-
generate
modal analisis, program SACS menggunakan modul Dynpac. Berikut adalah input data yang perlu diperhatikan dalam pemakaian modul Dynpac ini :1. Informasi umum
Informasi umum yang dimaksud terdiri dari :
a. Pendifinisian sumbu yang berarah vertikal. Seperti : +Z b. Satuan yang dipakai. Seperti :
feet
c. Berat jenis struktur d. Kedalaman laut e. Berat jenis air laut f. Ketinggian dasar laut
Nilai DAF
kumpulan massa pada zona struktur tertentu, sedangkan consistent massa mendefinisikan bahwa massa terdistribusi sepanjang elemen struktur itu sendiri.
Dalam modul Dynpac, lumped mass dikenal dengan ‘LUMP’ sedangkan consistent mass dikenal dengan ‘CONS’. Pada pengerjaan platform oyong santos ini, digunakan metode consistent mass.
3. Perhitungan beban menjadi massa
Beban yang bekerja pada struktur secara otomatis akan di-generate pada Dynpac Option-masses from SACS loads option, dengan memilih ‘SA’ yang artinya mengkonversikan beban sebagai penambahan massa. Perlu didefinisikan arah dari bekerjanya beban, sebagai contoh pada beban gravitasi, didefinisikan arahnya yaitu – Z.
Jika periode natural struktur lebih kecil dari periode gelombang, maka analisis menunjukkan bahwa nilai