• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRESS DAN RENCANA IMPLEMENTASI RAG-GRK PROVINSI SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRESS DAN RENCANA IMPLEMENTASI RAG-GRK PROVINSI SUMATERA BARAT"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRESS DAN RENCANA IMPLEMENTASI

RAG-GRK PROVINSI SUMATERA BARAT

Disampaikan pada acara

Workshop sistem MRV perhitungan karbon untuk REDD+ Di Provinsi Sumatera Barat

Di Provinsi Sumatera Barat Pada tanggal 13 September 2012

OUTLINE OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK I. PENDAHULUAN

II SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK II. SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK III. PROSES DAN PROSEDUR

PENYUSUNAN RAD GRK

II. SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK III. PROSES DAN PROSEDUR

PENYUSUNAN RAD GRK PENYUSUNAN RAD GRK

IV. PROGRESS PENYUSUNAN RAD-GRK PROVINSI SUMATERA BARAT

PENYUSUNAN RAD GRK

IV. PROGRESS PENYUSUNAN RAD-GRK PROVINSI SUMATERA BARAT

V. PENUTUP V. PENUTUP

(2)

I. PENDAHULUAN

RAD GRK adalah dokumen yang menyediakan arahan RAD GRK adalah dokumen yang menyediakan arahan bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan penurunan emisi, baik berupa kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi

GRK d l k kt t t t D h k t

GRK dalam kurun waktu tertentu. Dasar hukum utama bagi Pemerintah Provinsi untuk menyusun dokumen ini adalah Peraturan Presiden No. 61/2011 tentang RAN GRK yang menjabarkan target penurunan emisi GRKy g j g p nasional pada tahun 2020 dapat dicapai dengan kontribusi dari pemerintah daerah.

Yang Perlu di perhatikan :

RAD GRK, harus sejalan dengan Dokumen-dokumen perencanaan seperti Rencana Pembangunan Jangka Panjang

D h (RPJPD) d R T t R Wil h

Yang Perlu di perhatikan :

Daerah (RPJPD) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten-Kota (RTRWP/K) yang selanjutnya menjadi masukan dan dasar penyusunan dokumen-dokumen rencana strategis daerah seperti: Renstra SKPD, RPJMD,g p , , RKPD dan APBD

Tujuan

Penyusunan RAD-GRK bertujuan untuk menyusun dokumen rencana kerja daerah dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas mah kaca ses ai dengan ta get pembang nan dae ah gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan daerah

(3)

Dasar hukum penyusunan RAD-GRK Provinsi Sumatera Barat, Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan RAD GRK Provinsi Sumatera Barat, meliputi :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Cenvention on Climate Change

2 Undang Undang Nomo 25 Tah n 2004 tentang Sistem 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah Peran Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah 6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-

2014

7. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2011 tentang RPJM Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 - 2015

II. SUBSTANSI DAN STRUKTUR RAD GRK Substansi RAD GRK

1. Sumber dan Potensi Penurunan Emisi GRK

Identifikasi bidang dan kegiatan yang berpotensi sebagai sumber/serapan emisi GRK, berdasarkan pada cakupan, kondisi wilayah, kegiatan dan produksi emisi sektoral dan karakteristik daerah

Substansi RAD GRK

sektoral, dan karakteristik daerah.

2. Baseline BAU emisi GRK

Baseline BAU atau biasa disebut baseline merupakan perkiraan tingkat emisi dan proyeksi GRK dengan skenario tanpa intervensi kebijakan dan teknologi mitigasi dari bidang-bidang yang telah diidentifikasi dalam kurun waktu yang disepakatig gy g y g p (tahun 2010-2020).

3. Usulan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK (mitigasi), baik berupa kegiatan inti maupun kegiatan pendukung.

Usulan-usulan aksi mitigasi yang berpotensi dapat menurunkan emisi GRK dari

bid / b bid t ilih (d i k i t d h d b )

bidang/sub-bidang terpilih (dari kegiatan yang sudah ada maupun yang baru).

Potensi reduksi emisi dari baseline dari tahun 2010 sampai tahun 2020 untuk setiap aksi/ kelompok aksi mitigasi yang diusulkan.

Perkiraan biaya mitigasi dan biaya penurunan per ton emisi GRK untuk setiap aksi yang diusulkan

yang diusulkan.

Jangka waktu pelaksanaan setiap aksi mitigasi yang diidentifikasi.

4. Usulan prioritas/skala prioritas dari usulan-usulan aksi mitigasi terpilih.

5. Lembaga Pelaksanaan dan pendanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi, pengukuran dan pemantauan program/ kegiatan RAD GRK di daerah.

pengukuran dan pemantauan program/ kegiatan RAD GRK di daerah.

(4)

Gambar :Substansi dan struktur RAD GRK

STRUKTUR RAD GRK

Struktur RAD GRK berisikan Outline Penulisan yang berisikan :

1. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan dari penyusunan RAD GRK keluaran yang diharapkan dasar hukum yang terkait dengan GRK, keluaran yang diharapkan, dasar hukum yang terkait dengan perubahan iklim sebagai mandat bagi Pemerintah Provinsi untuk menyusun RAD GRK, serta kerangka waktu penyusunannya II. PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GRK

Bab ini menjelaskan profil dan karakteristik umum daerah, kebijakan dan rencana strategis, program prioritas daerah, sumber emisi/potensi serapan GRK yang terdapat di wilayah provinsi, berikut dengan permasalahan yang dihadapi

permasalahan yang dihadapi.

(5)

III. PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP III. PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG LINGKUP

Bab ini menjelaskan secara ringkas pembagian urusan baik sektoral maupun wilayah administratif sebagai bahan masukan untuk menentukan ruang lingkup daerah. Penentuan ruang lingkup ini juga didasarkan

d h il li i B b 2 padahasil analisis Bab 2.

IV. ANALISIS EMISI GRK

Bab ini menjelaskan tentang baseline emisi GRK, usulan penurunan emisi j g p GRK dan perkiraan penurunan emisisebagai hasil dari mitigasi.

Berdasarkan pertimbangan tingkat penurunan emisi GRK dan biaya yang diperlukan, serta kriteria lain yang disepakatibersama, dilakukan

penyusunan skala prioritas penyusunan skala prioritas

V. STRATEGI IMPLEMENTASI RAD GRK

Bab ini menjelaskan strategi pelaksanaan aksi mitigasi terpilih, meliputi:

lembaga pelaksana, sumber pendanaan, dan jadwal pelaksanaan.

VI. MONITORING DAN EVALUASI

Pada Bab ini Pemerintah Provinsi membuat rencana pemantauan dan l i l k k i k i iti i t d t di d l RAD GRK evaluasi pelaksanaan aksi-aksi mitigasi yang terdapat di dalam RAD GRK dan melaporkan melalui Bappeda hasil pemantauan tersebut kepada lembaga-lembaga terkait baik ditingkat provinsi maupun pusat

VII. PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan, saran dan kaidah-kaidah pelaksanaan RAD GRK

Lampiran-lampiran

(6)

III. PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RAD GRK

a) RAD GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan

beberapa prinsip -prinsip penyusunan RAD-GRK

a) RAD GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Daerah dan berdasarkan pada kebijakan serta rencana strategis daerah.

b) RAD GRK tidak menghambat upaya-upaya pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, serta tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyat.

c) RAD GRK merupakan rencana aksi yang terintegrasi antara satu bidang dengan

bid l i ( t l i ) d h tik l h k

bidang lainnya (cross sectoral issues) dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan berkelanjutan.

d) RAD GRK merupakan kontribusi daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) terhadap komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi GRK.

e) RAD GRK merupakan rencana pembangunan daerah dengan pendekatan baru yang) p p g g p y g lebih memperhatikan upaya-upaya penurunan emisi GRK.

f) Penyusunan RAD GRK harus mengikut sertakan para pelaku pembangunan di daerah dari berbagai unsur masyarakat untuk memperkaya substansi RAD GRK, meningkatkan kepemilikan (ownership), dan meningkatkan keterlibatan dalam pelaksanaan rencana aksi tersebut dalam kurun waktu yang telah ditetapkan pelaksanaan rencana aksi tersebut dalam kurun waktu yang telah ditetapkan (participation).

g) Pelaksanaan kegiatan dalam RAD GRK harus mengikuti sistem pemantauan, penilaian dan pelaporan yang berlandaskan pada peraturan pemerintah yang berlaku2 dan bersifat dapat diukur, dilaporkan dan diverifikasi.

IV PROGRESS PENYUSUNAN RAD GRK IV. PROGRESS PENYUSUNAN RAD-GRK

PROVINSI SUMATERA BARAT

(7)

RENCANA COVER RAD-GRK RENCANA COVER RAD-GRK PROVINSI SUMATERA BARAT

Progress Penyusunan RAD –GRK Provinsi Sumatera Barat Sesuai dengan rencana dari Sekretariat Nasional RAN_GRK, bahwa tanggal 15 s/d 31 Agustus 2012, akan dilakukan analisa terhadap hasil penulisan dari RAD-GRK Daerah

hasil penulisan dari RAD-GRK Daerah.

Sampai tanggal 17 Agustus 2012 kita telah mengirimkan melalui email ke Sekretariat Nasional RAN-GRK kemajuan yang telah kita tulis.

Untuk mengejar target finalisasi penulisan sampai bulan September kita mesti melakukan langkah-langkah antisipasi yaitu melalui kita mesti melakukan langkah langkah antisipasi, yaitu melalui rapat-rapat pembahasan BAB-BAB yang menjadi substansi penulisan, yaitu BAB IV dan BAB V.

U t k lid i hit d li b li S k t i t

Untuk validasi perhitungan dan analisa baseline, Sekretariat Nasional RAN GRK melakukan Penghitungan kembali yang dilakukan di Bandung dari tanggal 10-14 September 2012.

(8)

Progress Penyusunan RAD –GRK Provinsi Sumatera Barat

TULISAN Status Keterangan

TULISAN Status Keterangan

k O N

A U L U H A D N E P : I B A B

BAB II : PROFIL DAERAH DAN

PERMASALAHAN EMISI GRK Ok

PERMASALAHAN EMISI GRK BAB III : PEMBAGIAN URUSAN DAN RUANG

LINGKUP Ok

BAB IV : ANALISIS EMISI GRK a. Secara umum sudah selesai

b. Sektor Pertanian Subbidang peternakan dan masih dilihat lagi BAB V : Strategi Penurunan Emisi Grk

Daerah Secara umum sudah selesai

BAB VI Pemantauan Dan Pelaporan Secara Umum sudah selesai

n a g n e d n a t i a k r e b i n i , n a k a j r e k i d g n a d e S p

u t u n e P I

I V B A B

kegiatan pelatihan penyusunan laporan fi l dil k k di B d

final yang dilakukan di Bandung

Secara umum penyelesaian Penyusunan RAD-GRK Provinsi Sumatera Barat Telah mencapai 95% dan untuk penyempurnaan kita akan melakukan Workshop

Fi li i k dil k k d kt d k t

Finalisasi yang akan dilaksankan pada waktu dekat.

Telah dilakukan Penyusunan BAU (Business As Usual) untuk bidang-bidang :

No Bidang Emisi CO2-eq Kontribusi (%)

No Bidang Emisi CO2 eq

(ton)

Kontribusi (%)

1. Bidang Kehutanan dan lahan 115.618.505* 95,35

2. Bidang Pertanian 1.018.560 0,84

3. Bidang Perhubungan 3.000.000,0 2,47

4 Bidang Energi 1 004 800 0 83

4. Bidang Energi 1.004.800 0,83

0 0

ir t s u d n I g n a d i B . 5

6. BidanggLimbah 620.009 0,51, 0 0 1 4

7 8 . 1 6 2 . 1 2 1 l

a t o T

Sumbangan Emisi GRK Masing-Masing Bidang Dengan Baseline Tahun 2010 Perhitungan Sementara Khusus kehutanan baseline tahun 2011

Khusus kehutanan baseline tahun 2011

(9)

Gambaran sementara Penyusunan RAD-GRK Provinsi Sumatera Barat (Khusus untuk BAB IV Bidang Kehutanan

Dan lahan)

Permasalahan tentang kehutanan dan lahan

Umum: Kerusakan hutan yang menyebabkan kemampuan daya absorsi hutan terhadap GRK berkurang

Khusus :

1. Alih fungsi lahan/pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan non kehutanan

2. Luas lahan kritis yang cukup luas (50.000 Ha, pada Kab.

2. Luas lahan kritis yang cukup luas (50.000 Ha, pada Kab.

Solok Selatan,Pasaman,Lima Puluh Kota dan Kep.mentawai 3. Kerusakan hutan dan alih fungsi kawasan hutan

(10)

Perhitungan Baseline Bidang Kehutanan dan gambut

Metode yang digunakan untuk menganalisis bidang kehutanan dan lahan adalah model skenario perubahan penggunaan lahan berdasarkan proyeksi

li i di l it hit i i bid l h d b t

linier dimasa lampau yaitu penghitungan emisi bidang lahan dan gambut yang dilakukan dengan mengoverlaykan beberapa peta penutupan lahan dengan rincian sebagai berikut:

• Peta penutupan lahan tahun 2000 dengan peta penutupan lahan tahunp p g p p p 2003.

• Peta penutupan lahan tahun 2003 dengan peta penutupan lahan tahun 2006.

• Peta penutupan lahan tahun 2006 dengan peta penutupan lahan tahun

• Peta penutupan lahan tahun 2006 dengan peta penutupan lahan tahun 2009.

• Peta penutupan lahan tahun 2009 dengan peta penutupan lahan tahun 2011.

Hasil overlay peta tersebut akan menghasilkan angka emisi Carbon angka Hasil overlay peta tersebut akan menghasilkan angka emisi Carbon, angka tersebut selanjutnya dikalikan dengan angka 3,67 sebagai angka faktor konversi untuk menghasilkan nilai emisi CO2Eq,

Sekuen Tahun Emisi C Emisi CO2-eq

2003 3.091.380,45 11.345.366,25

2006 8.018.373,59 29.427.431,08

2009 14.849.670,16 54.498.289,48

2011 5.544.255,55 20.347.417,86

Total 31.509.675,75 115.618.504.67 Untuk memperoleh emisi CO2 eq rata-rata pertahun maka emisi CO2eq dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011 dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah tahun kurun waktu 2000 hingga 2011 sehinggag g j gg gg diperoleh angka 10.510.773,15 CO2 eq/tahun. Angka ini selanjutnya akan digunakan untuk penghitungan Reference Emission Level (REL) untuk tahun 2020.

(11)

Dari analisa yang telah Dari analisa yang telah dilakukan, pada tahun 2011, emisi CO2eq bidang kehutanan dan l h d l h

lahan adalah

115.618.504,67 ton CO2 eq. Angka ini dihasilkan dari kondisi eksistingg penutupan lahan tahun 2011 sebagai berikut :

Usulan Aksi Mitigasi dan Perkiraan Penurunan Emisi Bidang Kehutanan dan lahan

Kehutanan dan lahan

Dengan menggunakan angka 10.510.773,15 CO2 eq/tahun dari hasil overlay laju pembukaan lahan makay j p pada tahun 2020 tanpap p perlakuanp diperkirakan emisi CO2-eq pada bidang lahan dan gambut mencapai angka 210.215.463 CO2-eq

(12)

Hitungan Penurunan Emisi hingga 2020

No Bidang Emisi CO2-eq tahun 2010

Emisi CO2-eq thn 2020 (BAU)

Emisi CO2-eq Th. 2020 dgn rencana aksi

Jumlah Penurunan Emisi CO2-eq

Persentase penurunan Per Bidang

g gg

(BAU) rencana aksi Emisi CO2 eq Per Bidang

1. Bidang Kehutanan dan lahan

115.618.504,67* 210.215.463 192.097.182,71 163.064.522,99 10,01

2. Bidang

Pertanian 1.018.560 7.178.411 ................. ................. 3. Bidang

Perhubungan 3.000.000 52.500.000 37.700.000 14.800.000 28.19 Perhubungan

4. Bidang Energi 1.004.800 39.034.500 25,128.200 13.906.300 35.63 5. Bidang

Industri 0 0 0 0 0

6. Bidang

Limbah 620.009,01 10.759.972 6.518.116 4.241.856 39.42

Total 121,261.874,01 319.688.346 A B B/319.688.3

46 x 100 %

D Miti i K i t dil k k d l h

Dengan Mitigasi Kegiatan yang dilakukan adalah : 1.Reboisasi dan Penghijauan Lingkungan seluas 675 Ha.

2.Penyelenggaraan KMDN dan Gerakan Menanam Indonesia seluas 216 Ha 3.Pengamanan dan perlindungan Hutan dengan target penurunan kasus

il l l i b 5 % t h

ilegal logging sebesar 5 % per tahun

4.Pengendalian Kebakaran hutan dan pengembangan sarana penyuluhan Pengamanan Hutan dengan target penurunan luas areal kebakaran hutan sebesar 6 % per tahun

5 Peningkatan Luasan HKM dan HD s/d tahun 2020 seluas 500 000 Ha 5.Peningkatan Luasan HKM dan HD s/d tahun 2020 seluas 500.000 Ha

Bidang Kehutanan dan lahan merupakan bidang yang prioritas menjadi

h ti P i t h S t B t l dib t l h

perhatian Pemerintah Sumatera Barat yang perlu dibantu oleh Pemerintah Pusat. Berdasarkan kewenangan, hutan Sumatera Barat sebagian besar ( +67 % dari hutan Sumatera Barat) merupakan hutan pelestarian alam dan hutan lindung yang pengelolaannya merupakan

p g y g p g y p

kewenangan pusat maka sudah sangat tepat apabila Pemerintah Pusat mengalokasi dana dan program untuk menurunkan emisi CO2 eq bidang kehutanan di Sumatera Barat.

(13)

Untuk Pelaksanaan implementasi dari RAD-GRK ini kita harus menyelesaikan seluruh ini, kita harus menyelesaikan seluruh perhitungan /baseline (BAU) dan mitigasinya, karena implementasi harus memuat program k i t l l k i kt d

kegiatanl lokasi, waktu dan anggaran.

TERIMA KASIH

Firdaus af@yahoo com [email protected]

(14)

Upaya Menghubungkan Sistem Upaya Menghubungkan Sistem MRV Provinsi ke Tingkat Nasional

Oleh : Oleh :

Ir. HENDRI OCTAVIA, M.Si

KEPALA DINAS KEHUTANAN PROPINSI SUMATERA BARAT KEPALA DINAS KEHUTANAN PROPINSI SUMATERA BARAT

Konsepsi

C i t Accuracy

M

Consistency

Measurement

Reporting

Transparency

Verification

Completeness

Comparability

(15)

Tujuan sistem MRV REDD+

(Stranas REDD+)

• Sbg mekanisme pengukuran dan pelaporan kinerja penurunan emisi GRK

GRK

• Sbg mekanisme verifikasi independen yang sejalan dengan

perkembangan metodologi dan modalitas yang diputuskan UNFCCC

• Menghasilkan ‘penurunan emisi tingkat nasional terverifikasi’ g p g (verified national-level emission reduction) dan ‘penurunan emisi tingkat sub-nasional yang terverifikasi’ (verified sub-national level emission reduction).

• Verifikasi oleh pihak ketiga yang independen akan menghasilkanVerifikasi oleh pihak ketiga yang independen akan menghasilkan Penurunan Emisi Terverifikasi atau Verified Emission Reduction (VER).

• Jika verifikasi dilakukan untuk tujuan sertifikasi oleh lembaga sertifikasi emisi yang sudah terakreditasi lembaga sertifikasi akan sertifikasi emisi yang sudah terakreditasi, lembaga sertifikasi akan menerbitkan Certified Emission Reduction (CER).

• Penurunan emisi terverifikasi baik pada tingkat nasional maupun sub-nasional, serta VER/CER, adalah dasar pembayaran kinerja

b i i f t fi i l t k k i t / k/

bagi penerima manfaat finansial untuk kegiatan/proyek/program REDD+

LEMBAGA REDD+

(Stranas REDD+)

pemerintah provinsi dapat membentuk lembaga REDD+ untuk menyusun dan menjalankan Strategi dan Rencana Aksi Daerah menyusun dan menjalankan Strategi dan Rencana Aksi Daerah REDD+ yang diturunkan dari Strategi Nasional REDD+. Lembaga REDD+ Provinsi mengkoordinasikan kegiatan secara tematik, termasuk: (i) penyelenggaraan rangkaian kegiatan pengukuran, pelaporan) dan verifikasi penurunan emisi (Measurement pelaporan), dan verifikasi penurunan emisi (Measurement, Reporting and Verification/MRV); (ii) memastikan efektivitas pendanaan REDD+; dan (iii) secara berkala melaporkan perkembangan program/proyek/kegiatan di daerahnya kepada Lembaga REDD+ Nasional

Lembaga REDD+ Nasional.

Kabupaten juga dapat membentuk lembaga REDD+ untuk

melakukan koordinasi secara konsisten dan efisien dengan semua pemrakarsa kegiatan REDD+ di tingkat Kabupaten, dan secara b k l l k d ti k t P i i D t d i f i berkala melapor kepada tingkat Provinsi. Data dan informasi

mengenai perkembangan kegiatan/proyek/program REDD+ menjadi landasan bagi data yang terdapat pada Lembaga REDD+ di tingkat Nasional.

(16)

LEMBAGA REDD+

(Stranas REDD+)

• Mandat Lembaga REDD+ dikembangkan untuk g g menjalankan fungsi-fungsi strategis serta dalam format koordinasi tematik dan koordinasi

influencing yang berorientasi pada pengefektifang y g p p g fungsi-fungsi operasional dan koordinasi

• Menjadi DNA (Designated National Authority) yang memiliki strong governing function untuk yang memiliki strong governing function untuk

– f. Memfasilitasi pembentukan institusi MRV REDD+, mengesahkan aturan-aturan terkait sistem

pengukuran pelaporan verifikasi serta sertifikasi pengukuran, pelaporan, verifikasi serta sertifikasi penurunan emisi, pemeliharaan dan peningkatan cadangan karbon, serta mengawasi pelaksanaannya.

INSTITUSI MRV

(Stranas REDD+)

• mekanisme koordinasi, harmonisasi, validasi dan

ifik i hit GHG d b b i ti k t d i verifikasi perhitungan GHG pada berbagai tingkatan dari tingkat tapak sampai ke sub-nasional dan nasional

• Mengembangkan mekanisme pelaporan kepada

l b l b i l d i t i l

lembaga-lembaga nasional dan internasional yang relevan serta para pelaku pasar

• Mengintegrasikan Sistem Monitoring Sumberdaya Hutan ke dalam sistem MRV untuk memastikan akurasi data ke dalam sistem MRV untuk memastikan akurasi data terkait perubahan penggunaan lahan hutan dan konsekwensinya terhadap cadangan karbon dan jasa ekosistem lainnya

ekosistem lainnya

• Membangun kapasitas koordinasi penyelenggaraan MRV di Lembaga REDD+ Daerah

(17)

Hubungan Lembaga REDD+, Instrumen Pendanaan dan Institusi MRVe da aa da st tus

(Stranas REDD+)

Lembaga REDD+ dengan Instrumen Pendanaan dan Institusi MRV:

Lembaga REDD+ memiliki wewenang yang kuat untuk Lembaga REDD+ memiliki wewenang yang kuat untuk

mengendalikan Instrumen Pendanaan dan Institusi MRV secara efektif, transparan dan akuntable (dapat digugat publik).

Lembaga REDD+ dengan Instrumen Pendanaan: Lembaga REDD+

t k i it t t i d k bij k t k l k menentukan prioritas, strategi, dan kebijakan untuk pelaksanaan pengelolaan pendanaan.

Lembaga REDD+ dengan Institusi MRV: Lembaga REDD+

menetapkan kebijakan, peraturan dan standard untuk pelaksanaanp j , p p pengukuran dan pelaporan, serta menentukan kebijakan untuk verifikasi oleh pihak independen.

Instrumen Pendanaan dengan Institusi MRV: (a) Insitusi MRV memberikan informasi hasil verifikasi penurunan emisi dari suatu memberikan informasi hasil verifikasi penurunan emisi dari suatu program/proyek/kegiatan REDD+ kepada Instrumen Pendanaan untuk pembayaran berbasis kinerja; (b) Instrumen Pendanaan bekerjasama dengan Institusi MRV dalam pengembangan protokol penilaian sosial dan environmental safeguards

penilaian sosial dan environmental safeguards.

KOMPONEN POKOK KOMPONEN POKOK

LEMBAGA REDD+

INSTITUSI MRV NAS

NASIONAL INSTITUSI MRV NAS

LEMBAGA REDD+

PROPINSI INSTITUSI MRV PROP INSTITUSI

SERTIFIKASI

PROPINSI SERTIFIKASI

LEMBAGA REDD+

KAB/KOTA

INSTITUSI MRV KAB/KOTA/NAG/JOR

(18)

KOMPONEN DI TINGKAT TAPAK KOMPONEN DI TINGKAT TAPAK

• POKMASPOKMAS Æ lembaga-lembaga masy yangÆ lembaga lembaga masy yang mengelola hutan (CBFM)

• PERUSAHAAN KEHUTANAN Æ UPHHK,, UPHHBK, dll

• WALI NAGARI Æ sesuai kearifan lokal setempatp

• LSM Æ dalam pemberdayaan masyarakat

• TENAGA LAPANGANG G Æ petugas kehutanan,petugas e uta a , penyuluh, tenaga fungsional lainnya

KONSEPSI MEKANISME KONSEPSI MEKANISME

• Memahami tugas dan peran masing2 Memahami tugas dan peran masing2

• Dilengkapi dengan instrumen-instrumen yang memadai (metoda bahan dan yang memadai (metoda, bahan, dan peralatan)

M d tk f ilit i i t if

• Mendapatkan fasilitasi scr intensif (pelatihan, bimbingan, teknologi, dll)

• Bagi manfaat yang jelas dan transparan

(19)

TERIMA KASIH

(20)

Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Jalan Gunung Batu No. 5 Bogor 16118

Telp. +62 – 251 – 8633944, Fax. +62 – 251 – 8639444 Website:http://www.puspijak.org

Gambar

Gambar :Substansi dan struktur RAD GRK

Referensi

Dokumen terkait

Tugas tim di provinsi diantaranya adalah menyusun Rencana Aksi Daerah dalam penurunan Gas Rumah Kaca (RAD GRK). Kegiatan REDD+ dimaknai sebagai bagian dari upaya

Tujuan penyusunan Rencana Aksi, Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim ini adalah sebagai rencana aksi untuk menurunkan emisi karbon (gas rumah kaca) dan adaptasi perubahan iklim di