• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena internasional yang menjadi tren perdagangan dewasa ini adalah perdagangan bebas yang meliputi ekspor-impor barang dari suatu negara ke negara lain. Salah satunya adalah perdagangan dalam sektor pangan, seperti buah, yang telah banyak dijumpai oleh masyarakat Indonesia di supermarket, pasar buah, bahkan pasar tradisional. Fakta yang cukup miris kemudian adalah permintaan konsumen atas buah impor menjadi lebih besar, karena harga yang lebih murah dan tampilan yang lebih menarik, dibandingkan permintaan atas buah lokal sendiri. Buah-buah impor tersebut sebagian besar didatangkan dari Amerika Serikat, Kanada, Australia, Cina, Thailand, dan Eropa. Dari negara-negara tersebut, buah impor berlabuh di kota-kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek (Bandara Soekarno-Hatta dan pelabuhan Tanjung Priok), Medan (Pelabuhan Belawan), Makasar (pelabuhan Soekarno-Hatta), dan Surabaya (pelabuhan Tanjung Perak) untuk kemudian didistribusikan ke kota-kota besar lainnya seperti Semarang dan Yogyakarta.

Menurut laporan dari Gabungan Importir Hasil Bumi Indonesia, impor produk hortikultura (buah dan sayur) yang dilakukan oleh Indonesia terhitung besar. Saat ini 85% dari seluruh produk Hortikultura yang beredar dan dinikmati oleh konsumen di Indonesia merupakan produk impor (Hamzah, 2012). Selain itu, jumlah impor produk tersebut selalu meningkat setiap tahunnya. Sebagai contoh, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) impor buah Indonesia dari Cina (sebagai negara pemasok buah impor terbesar ke Indonesia sepanjang tahun 2011 dan periode Januari-Februari 2012) mengalami kenaikan dari angka US$46,7 juta pada bulan Desember 2011 menjadi US$62,6 juta pada bulan Januari 2012 dan dari angka US$30 juta pada bulan Februari menjadi US$48,2 juta pada bulan

(2)

kenaikan dari angka US$10,95 juta pada bulan Juni 2012 menjadi US$35,07 juta pada bulan Juli 2012 dan mencapai angka US$40,55 juta pada bulan Agustus 2012 (Zuhri, 2012).

Berdasarkan data BPS tersebut, penulis menganggap bahwa masalah impor produk hortikultura (termasuk buah) menjadi satu hal penting yang perlu diteliti lebih lanjut. Lonjakan volume impor yang terjadi selama lima tahun terakhir, khususnya pada tahun 2011-2012, terhitung sangat besar. Lonjakan tersebut jelas akan menyebabkan terjadinya banjir buah impor dalam pasar domestik. Artinya, eksistensi buah lokal akan semakin tergeser di pasaran dan semakin kehilangan tempat di mata konsumen. Apabila hal tersebut tidak mendapatkan perhatian pemerintah, maka bagaimanakah nasib buah lokal dan petani domestik di masa depan?

Melihat fenomena lonjakan volume buah impor dan tergesernya posisi buah dan petani lokal tersebut, pemerintah Indonesia kemudian melakukan pembatasan impor buah untuk melindungi petani domestik. Pemerintah juga berharap Indonesia bisa memproduksi buah sendiri untuk memenuhi permintaan pasar.

B. Rumusan Masalah

Melihat fenomena seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penulis kemudian tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan apa yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk membatasi volume buah impor yang masuk? Bagaimana peta posisi aktor-aktor kepentingan terhadap kebijakan tersebut?

C. Landasan Konseptual

Perdagangan merupakan proses pertukaran barang/jasa. Dalam politik perdagangan internasional, ada 3 macam pendekatan yang digunakan yakni:

Liberalis, Strukturalis, dan Merkantilis. Selain ketiga pendekatan tradisional

(3)

tersebut, ada pendekatan lain yang bias digunakan yaitu pendekatan Politik Domestik. Politik Domestik ini merupakan hal yang penting karena politik luar negeri berangkat dari politik domestik. Dan kebijakan perdagangan merupakan salah satu hal dalam politik domestik.1

Menurut Thomas Oatley dalam bukunya yang berjudul International Political Economy, ada dua hal yang harus diperhatikan guna memahami kebijakan ekonomi luar negeri yang dibuat oleh pemerintah di suatu negara.

Pertama, melihat darimana kepentingan-kepentingan atau kecenderungan dan kecondongan kebijakan ekonomi dari kelompok-kelompok di masyarakat berasal.

Dan yang kedua adalah melihat bagaimana kepentingan-kepentingan dari berbagai macam kelompok masyarakat tersebut diagregasikan, direkonsiliasikan, dan ditransformasikan menjadi kebijakan ekonomi luar negeri dan merupakan bagian dari sistem ekonomi internasional. Oleh karena itu, untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian kualitatif yang berjudul “Politik Perdagangan Buah Impor di Indonesia” ini, landasan konseptual yang akan digunakan adalah:

1. Interests

Konsep interests yang akan digunakan disini adalah konsep interests dari Thomas Oatley. Menurut Oatley (2006: 12), interests adalah sasaran atau tujuan kebijakan yang aktor-aktor sentral dalam sistem politik dan ekonomi—individu, perusahaan, persatuan buruh, kelompok kepentingan lain, dan pemerintah—ingin menggunakan kebijakan ekonomi luar negeri untuk mencapainya.

2. Political Institutions

Political Institution merupakan sebuah institusi yang menetapkan aturan- aturan yang mengatur proses politik. Dengan menetapkan aturan-aturan tersebut memungkinkan kelompok-kelompok dalam negara, dan kelompok-kelompok negara dalam sistem internasional, untuk mencapai dan menjalankan collective

1Dikutip dari perkuliahan Politik Perdagangan Internasional oleh Riza Noer Arfani dan Poppy S.

Winanti, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas

(4)

decisions (Oatley, 2006: 13). Dengan melihat institusi politik, maka kita akan mengetahui bagaimana kepentingan-kepentingan yang ada ditransformasikan menjadi sebuah kebijakan ekonomi luar negeri, yang menandakan bahwa negara bukan merupakan entitas tunggal.

Menurut penulis, kedua konsep diatas akan dapat membantu penulis untuk menjawab dua rumusan masalah penelitian. Karena seperti diungkapkan oleh Thomas Oatley, kedua konsep ini mempunyai interaksi yang mampu menjelaskan mengapa sebuah kebijakan dipilih oleh pemerintah di suatu negara. Dan seperti yang diungkapkan oleh Winarno (2012) dalam Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus), perumusan masalah publik tidak bisa dilepaskan dari dua hal.

Pertama, kelompok atau individu yang merumuskan masalah tersebut, karena individu dengan latar belakang yang berbeda akan mempunyai interest (kepentingan) yang berbeda dan merumuskan masalah yang berbeda, sehingga disini akan muncul pertarungan atau kompetisi kepentingan. Dan yang kedua, menyangkut kompleksitas dan sifat masalah.

Kementrian-kementrian yang terlibat dalam perumusan kebijakan pembatasan impor buah di Indonesia adalah Kementrian Perdagangan, Kementrian Pertanian, dan Kementrian Perindustrian. Kementrian tersebut berangkat dengan kepentingan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, melihat kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementrian Perdagangan, disini pemerintah cenderung melindungi petani domestik karena ingin membatasi volume impor dan meningkatkan volume ekspor seperti diungkapkan oleh Gita Wirjawan.

Sedangkan melihat kebijakan Kementrian Pertanian, pemerintah cenderung menolak impor buah berlebih karena melihat hal tersebut dapat mematikan petani dan buah lokal dan melindungi masyarakat dari mikro-organisme yang mulai menyebar ke Indonesia. Sementara Kementrian Perindustrian disini hanya membantu Kementrian Perdagangan dalam melakukan identifikasi buah yang digunakan sebagai bahan baku industri olahan. Namun kedua kepentingan tersebut dapat dicapai dengan menetapkan satu kebijakan, yakni kebijakan pembatasan impor buah. Pembatasan impor buah tersebut kemudian

(5)

memunculkan beberapa aktor kepentingan selain pemerintah seperti importir, pelaku usaha, dan petani yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda yang akan menjadi objek penelitian. Menurut penulis, petani akan mendukung penuh kebijakan pembatasan impor buah tersebut karena menguntungkan bagi mereka.

Sementara bagi para importir dan pelaku usaha, kebijakan tersebut akan merugikan mereka. Sehingga mereka kurang mendukung kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut.

D. Argumen Utama

Argumen utama penulis adalah guna menyikapi lonjakan volume buah impor pada tahun 2011-2013, sejauh ini pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait dengan isu buah impor tersebut. Seperti kebijakan tentang pembatasan masuknya buah dan sayur impor, pemberlakuan persyaratan teknis dan tindakan karantina, pembatasan pintu masuk pelabuhan dan bandara, dll.

Melihat kebijakan-kebijakan tersebut, penulis beragumen pula bahwa kebijakan-kebijakan tersebut merupakan salah satu bentuk perwujudan dari persaingan antara kepentingan-kepentingan domestik yang beragam dari berbagai lapisan masyarakat, seperti Kementrian Perdagangan, Kementrian Pertanian, importir, pelaku usaha dan petani lokal. Pihak pemerintah dan petani sendiri jelas akan pro terhadap kebijakan pembatasan impor buah Indonesia. Sementara di sisi lain, para importir dan pelaku usaha tentu kurang mendukung kebijakan tersebut.

E. Jangkauan Penelitian

Jangkauan penelitian ini akan fokus pada tahun 2011-2013. Rentang waktu ini dipilih karena pada masa itu muncul isu-isu penting terkait buah impor, terjadi lonjakan volume buah impor yang cukup signifikan, dan muncul kebijakan pembatasan impor buah oleh pemerintah Indonesia yang merupakan objek dari penelitian.

(6)

F. Metode Penelitian

Penelitian tentang politik perdagangan buah impor ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, studi literatur.

Oleh karena itu, maka penulis akan melakukan penelitian dengan beberapa tahap yang termasuk dalam kategori metode kualitatif. Pertama, penulis akan mengumpulkan data yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Kedua, penulis kemudian akan menyortir data-data yang telah terkumpul untuk kemudian diolah. Dan yang terakhir, penulis akan menganalisa permasalahan dengan menggunakan data-data primer, sekunder, dan tersier yang telah tersortir sehingga penulis mampu memberikan jawaban dan kesimpulan pada laporan penelitian.

Data-data tersebut diantaranya berasal dari laporan tahunan dari Kementrian Perdagangan, laporan volume dan nilai buah impor dari Kementrian Pertanian, Peraturan Undang-Undang, dan sumber-sumber online seperti web resmi dari Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik, surat kabar online, dan sumber online lainnya.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara langsung dengan importir buah, pelaku usaha, dan konsumen. Dari sumber tersebut, penulis akan melakukan analisis dengan melihat statement dan kebijakan pemerintah untuk melihat kepentingan dan objektif dari pihak-pihak yang terlibat.

G. Sistematika Penulisan

Bab Satu, menjelaskan pendahuluan yang mencakup Latar Belakang, Rumusan Masalah, Landasan Konseptual, Argumen Utama, Jangkauan Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab Dua, menjawab rumusan masalah yang pertama mengenai kebijakan apa yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Sehingga dalam bab ini, penulis akan memaparkan secara lebih jelas dan rinci tentang kebijakan-kebijakan apa saja yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam menyikapi isu-isu yang muncul dan lonjakan volume buah impor di Indonesia.

(7)

Bab Tiga, menjelaskan tentang posisi aktor kepentingan terhadap kebijakan pembatasan impor buah Indonesia guna menjawab rumusan masalah yang kedua. Lebih jelasnya, penulis akan menjelaskan posisi masing-masing aktor kepentingan, seperti pemerintah, petani, importir, dan pelaku usaha terhadap kebijakan tersebut sehingga penulis bisa melakukan pemetaan.

Bab Empat, mengakhiri susunan skripsi, dengan diuraikannya kesimpulan dari rangkaian penelitian. Selain itu, penulis juga akan memaparkan temuan- temuan penting dalam penelitian ini. Seperti ketatnya regulasi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah namun masih kurang berhasil mewakili kepentingan seluruh pihak dan adanya oknum tertentu yang membuat implementasi kebijakan pemerintah menjadi kebijakan yang merugikan beberapa pihak. Penulis juga akan mememberikan rekomendasi atau saran sebagai masukan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami memanjatkkan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan taufiq dan Hidayahnya- Nya

menunjukkan bahwa setiap taraf perlakuan, yaitu penambahan Dekstrin dan proporsi Asam Sitrat : Natrium Bikarbonat memberikan jumlah rangking kesukaan rasa yang

Pada proses injeksi molding untuk pembuatan hendel terjadi beberapa kekurangan, pada proses pembuatannya diantaranya terjadinya banyak kerutan dan lipatan pada

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

Kendala yang ditemui dalam mediasi penal pada Polres Solok adalah belum ada pengaturan secara tegas sebagai aspek legalitas yang mengatur mediasi penal dalam

Pada hasil penelitian menunjukkan nilai panjang gelombang yang dihasilkan dari sintesis nanopartikel perak pada selang waktu 7 hari mengalami perubahan yang tidak

Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan