• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepedulian GKS terhadap Lingkungan Hidup: suatu tinjauan teoritis dari perspektif pendidikan lingkungan T2 752014031 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepedulian GKS terhadap Lingkungan Hidup: suatu tinjauan teoritis dari perspektif pendidikan lingkungan T2 752014031 BAB I"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Masalah lingkungan hidup merupakan suatu pergumulan bersama yang dirasakan oleh semua orang di seluruh belahan dunia. Persoalan ini belum pernah selesai, malahan dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Secara global permasalahan lingkungan sebenarnya bukanlah masalah yang sama sekali baru, meskipun ia baru mendapat perhatian serius di hampir semua negara mulai sekitar tahun 1970-an, yaitu setelah diadakan United Nation Conference on the Human Environment di Stockholm, Swedia, pada tahun 1972.1 Di era tahun 1950-an banyak kota besar di dunia, seperti Los Angeles mengalami masalah lingkungan berupa asap-kabut (smoke-fog) yang berasal dari gas buangan kendaraan dan pabrik. Asap dan kabut yang menyelubungi kota ini dapat berlangsung berhari-hari, sehingga mengganggu kesehatan, terutama saluran pernapasan dan merusak tanaman. Di Jepang juga terjadi penyakit mengerikan pada 1953 di Teluk Menamata akibat keracunan metilmerkuri dan cadmium, yang selanjutnya dikenal dengan “penyakit minamata”. Penyakit ini disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar dengan metilmerkuri yang bersumber dari limbah yang mengandung raksa (Hg) dari beberapa pabrik kimia yang dibuang ke Teluk Minamata. Penyakit ini masih terus menyerang pada tahun 1964-1965 di daerah yang berbeda.2

Selain masalah-masalah di atas, antara 1984-1987 juga terjadi krisis atau kasus lingkungan yang melanda dunia. Contohnya, terjadi kekeringan di Afrika, India, dan

1 Joy A. Palmer, Environmental Education in the 21st

Century. The Taylor & Francis e-Library. (2003:New York), 7.

(2)

Amerika Latin, serta banjir yang melanda Asia, sebagian Afrika, dan daerah Andes di Amerika Latin yang mengakibatkan banyak orang menderita. Selain itu, kebocoran pabrik pestisida di Bhopal, India telah membunuh lebih dari 2.000 orang dan mencederai serta mengakibatkan kebutaan pada lebih dari 200.000 orang lainnya.3

Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Talukder tentang hubungan antara alam dan kebudayaan di Asia secara etis menunjukkan bahwa hubungan antara alam dan kebudayaan orang Asia sangatlah berkaitan. Karena alam bagi orang-orang Asia bukan semata-mata dipahami sebagai tempat untuk mencari hidup, tetapi merupakan faktor kunci pembentuk keharmonisan, spiritual dan gaya hidup mereka.4

Lebih lanjut kesadaran tentang pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia juga dipengaruhi oleh tingkat kesadaran berpikir dilihat dari jenjang pendidikannya. Hal ini ditunjukkan melalui penelitian yang dilakukan oleh Simone Branchini, Marta Meschini, dan kawan-kawan tentang Participating in a Citizen Science Monitoring Program: Implications for Environmental Education, yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi warga masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan.5

Oleh karena itu kelestarian lingkungan sangat penting untuk diperhatikan berdasarkan kerusakan lingkungan yang saat ini semakin meningkat dari tahun-ketahun. Kerusakan yang dijelaskan tersebut juga terjadi di Indonesia, permasalahan lingkungan juga bukan merupakan hal baru. Berbagai masalah lingungan yang terjadi dalam beberapa tahun

3 Muhammad Akib,. Hukum Lingkungan: Perspektif Global dan Nasional. PT Rajagrafindo Persada

(2014:Jakarta), 5.

4

Hossain Talukder and MD Munir. "Companionship With Nature In Asian Traditions: A Resource For Environmental Education." Journal of Academic Emergency Medicine Case Reports/Akademik Acil Tip Olgu Sunumlari Dergisi (Acil Tip Uzmanlari Dernegi) 5, no. 10 (2014).

5

(3)

terakhir ini, antara lain: Meluapnya lumpur panas Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur sejak tahun 2006, Banjir Bandang Wasior di Papua tahun 2010, dan tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah seperti Sumatera Barat Maret 2010, di Ambon Juli 2011 dan di Padang September 2012.6 Permasalahan lingkungan nasional yang berupa pencemaran dan perusakan lingkungan tersebut dalam perkembangannya terus terjadi, bahkan cenderung parah. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang sangat besar bagi penulis.

Penelitian ini kemudian berfokus pada persoalan lingkungan hidup yang terjadi di Sumba. Di Sumba ada bermacam-macam permasalahan lingkungan yang terjadi. Mulai dari masalah kecil sampai masalah lingkungan yang besar. Secara geografis pulau Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah Barat Laut, Flores di sebelah Timur Laut, Timor di sebelah Timur, dan Australia di sebelah Selatan dan Tenggara. Selat Sumba terletak di sebelah Utara pulau ini. Sedangkan di bagian Timur terdapat Laut Sawu serta Samudera Hindia di sebelah Selatan dan Barat. Pulau ini merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah Nusa Tenggara Timur yang terbagi dalam 4 kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Dari ke-4 kabupaten ini, kabupaten yang paling besar adalah Sumba Timur dengan luas 7000,5 KM².

Secara demokrafis pulau Sumba adalah pulau yang berbukit-bukit, dataran dan pantai.7 Keadaan ini berpengaruh pada kegiatan perekonomian masyarakat. Dengan potensi lingkungan yang ada, masyarakat Sumba memiliki sumber mata pencaharian yang berbeda-beda. Rata-rata mata pencaharian masyarakat Sumba adalah bertani, berkebun, berternak, dan juga nelayan. Tetapi di dalam melakukan kegiatan perekonomian atau pun kehidupannya

6

Muhammad Akib,. Hukum Lingkungan: Perspektif Global dan Nasional. PT Rajagrafindo Persada (2014:Jakarta), 6.

(4)

setiap hari, masyarakat Sumba kurang menaruh perhatian pada masalah lingkungan. Masalah kebersihan lingkungan misalnya masih menjadi persoalan sampai saat ini, seperti membuang sampah sembarangan, tidak memiliki WC/kamar mandi, dan kebiasaan masyarakat melepas hewan piaraan seperti kuda, sapi, kerbau di sawah atau pun kebun-kebun sehingga hal itu juga membuat tanah menjadi gersang dan susah untuk diolah kembali.8

Persoalan lain yang juga dihadapi adalah kerusakan lingkungan akibat terbatasnya curah hujan di Sumba. Hal ini menimbulkan dampak yang terjadi secara langsung melalui terjadinya kekeringan yang berakibat pada gagal panen karena tumbuhan yang ditanam kekurangan air sehingga keadaan masyarakat semakin sulit untuk mendapatkan makanan. Hal ini secara otomatis menghasilkan angka kemiskinan yang semakin tinggi. Di samping itu, ada oknum-oknum tertentu yang membakar padang dengan berbagai alasan.

Salah satu alasannya adalah untuk mempersiapkan padang sebelum musim hujan tiba. Suatu alasan yang cukup masuk akal tetapi kurang bijaksana karena tidak memperhitungkan kondisi hujan di Sumba. Apalagi curah hujan yang tidak menentu kapan turunnya, sehingga kebiasaan membakar padang bukan membantu malah semakin memperparah keadaan. Selain membuat padang menjadi gundul, akibat lainnya adalah membuat pernapasan terganggu karena asap tebal dan masyarakat kesulitan mencari makanan untuk hewan piaraan. Sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi juga saat hewan piaraan banyak yang mati karena tidak ada makanan.

Berdasarkan masalah-masalah di atas, masalah yang paling krusial adalah kenyataan bahwa Sumba sebagai salah satu daerah potensial penyimpan hasil bumi seperti emas, mangan, dan biji besi menjadi salah satu target para penambang, yaitu di daerah

8 Wawancara via telopon genggam dengan ibu Pendeta Yantina, Pendeta GKS Lai Ronja, pada hari senin, 1

(5)

Wanggameti (Sumba Timur), Manupeu-Tana Daro (Sumba Timur dan Sumba Tengah), serta di wilayah Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Eksplorasi sebagai tahap awal sudah dilaksanakan sesuai perijinan yang diberikan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya sesuai rekomendasi tiga Bupati di pulau Sumba tempat tambang akan dilaksanakan (Kompas, 15 Agustus 2011). Apalagi masalah pertambangan saat ini merupakan salah satu masalah lingkungan serius yang sedang dihadapi masyarakat Sumba yang di dalamnya GKS juga ikut bertanggung jawab.

Oleh karena itu berdasarkan penjelasan masalah-masalah lingkungan yang terjadi, maka sebagai salah satu peran dan tanggung jawab GKS dalam mengatasi permasalahan lingkungan di Sumba adalah dengan memberikan pengetahuan tentang pendidikan lingkungan sebagai upaya melestarikan lingkungan. Sebab pendidikan lingkungan yang membudaya selama ini kurang tereksplor dengan baik guna membangun kesadaran tentang pentingnya melestarikan lingkungan.9 Akibatnya terjadi kerusakan lingkungan baik secara sengaja maupun tidak disengaja seperti penjelasan yang telah dikemukakan diatas.

Namun pada kenyataannya GKS kurang memberikan perhatian terhadap masalah-masalah lingkungan hidup yang terjadi. Sehingga GKS seolah-olah lepas tangan karena merasa bahwa masalah lingkungan hidup hanyalah urusan dan tanggung jawab pemerintah.10 Gereja hanya memfokuskan diri pada hal-hal seperti iman, harapan, cinta (Agape), kristologi, pneumatologi, sakramentologi, ekaristi, kebersamaan dengan sesama manusia dan

9 Radhakrishna, Sindhu, V. V. Binoy, and Anitha Kurup. "The culture of environmental education: insights

from a citizen science experiment in India." Current Science 107, no. 2 (2014): 176-178.

(6)

seterusnya.11 Padahal di Sumba masalah lingkungan hidup sebenarnya merupakan salah satu masalah yang sangat krusial untuk segera mendapat penanganan.

Lebih lanjut hal tersebut menimbulkan pertanyaan bagi penulis: Apakah GKS sadar dengan sikapnya yang seperti tidak peduli dengan lingkungan hidup? Apakah GKS beranggapan bahwa lingkungan hidup hanya urusan pemerintah?

Padahal permasalahan lingkungan hidup telah diputuskan dalam persidangan sinode. Oleh karena itu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah masalah lingkungan hidup hanya sebatas wacana yang dibicarakan dalam persidangan Sinode atau Klasis, seperti keputusan yang dihasilkan dalam Persidangan Sinode yang ke-40 di Parewatana? Keputusannya adalah bahwa Sinode GKS dengan tegas menolak semua bentuk eksplorasi dan eksploitasi lingkungan. Secara substansial sikap ini adalah bentuk keprihatianan dan kepedulian terhadap upaya pelestarian lingkungan dalam kerangka keutuhan ciptaan Tuhan.12 Namun, bagaimana bentuk kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup? Apakah pembahasan Sidang Sinode sudah dijalankan di tingkat Klasis dan Jemaat-jemaat? Oleh karena itu, penelitian ini kemudian akan dilakukan guna mengkaji tentang: Kepedulian GKS terhadap

Lingkungan Hidup: Suatu Tinjauan Teoritis Dari Perspektif Pendidikan Lingkungan.

1.2Pertanyaan Penelitian

Adapun yang menjadi pertanyaan sentral yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup?

11

Amatus Woi. Menyapa Bumi Menyembah Hyang Ilahi: Manusia dan Lingkungan dalam Persekutuan Ciptaan. Kanisius. (2008:Yogyakarta), 13.

12 Badan Pelaksana Majelis Sinode. Laporan Sidang Sinode ke-41 GKS. di Ramuk-Sumba Timur, 15-22

(7)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: Mendeskripsikan dan menganalisa bentuk kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup.

1.4Manfaat Penelitian

Terdapat empat manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini:

1. Memberikan sumbangan kepada GKS mengenai pentingnya kepeduliaan terhadap lingkungan hidup untuk diwujudkan dalam komisi-komisi yang ada di Sinode, Klasis bahkan Jemaat.

2. Menolong GKS untuk menyusun program-program pelayanan yang memberikan perhatian yang serius mengenai lingkungan hidup dan mengontrol pelaksanaannya dalam jemaat.

3. Memberikan manfaat bagi pemerintah untuk dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga keagamaan yang ada di Sumba salah satunya GKS untuk lebih memperhatikan lingkungan dan melestarikannya.

4. Menyadarkan masyarakat untuk memahami arti lingkungan hidup dan memberikan perhatian yang serius untuk menjaga dan melestarikannya.

1.5Kajian Pustaka

Berdasarkan beberapa tulisan yang penulis temukan, tulisan mengenai lingkungan memang masih sangat terbatas. Namun ada beberapa meski pun tidak secara khusus menulis tentang pendidikan lingkungan atau pun lingkungan, yakni tesis Jimmy Marcos Immanuel

(8)

Sumba Timur Indonesia”13 dan disertasi dari Dharmaputra T. Palakahelu dengan judul

disertasi “Marapu: Kekuatan di balik Kekeringan”.

Kedua tulisan ini mengangkat masalah bagaimana masyarakat Sumba Timur khususnya dalam hal ini masyarakat Wunga tetap bertahan berada di wilayah Sumba Timur yang sangat kering dengan segala kesulitan yang mereka alami. Sekalipun terjadi berbagai bencana alam yang terus mengancam kehidupan mereka. Pembahasan dari pengalaman masyarakat ini dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat Sumba yakni Marapu. Suatu ikatan yang sangat kuat yang dirasakan masyarakat Wunga sehingga lebih memilih untuk tetap berada di wilayah ini dengan segala resiko yang harus ditanggung. Karena mereka meyakini bahwa Marapulah yang menyuruh mereka bertahan di situ. Mereka percaya Marapu pasti memberikan jalan keluar terhadap masalah-masalah itu.14

Dengan spesifikasi penelitian yang lakukan oleh kedua tokoh di atas penulis ingin mengkaji Kepedulian GKS Terhadap Lingkungan Hidup: Suatu Tinjauan Teoritis dari Perspektif Pendidikan Lingkungan. Berdasarkan judul ini penulis ingin berfokus pada bagaimana kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup dan bagaimana hal itu dilakukan dalam komisi-komisi yang ada di sinode? Jika orang-orang Marapu di Wunga saja begitu memaknai arti lingkungan hidup mereka dengan tetap bertahan di tanah yang sangat gersang dan hampir tidak ada pengharapan, bagaimana dengan gereja dalam hal ini GKS memaknai perintah Tuhan dalam menjaga dan memelihara lingkungan hidup?

13

Jimmy Marcos Immanuel. Marapu dalam Bencana Alam: Pemaknaan dan Respon Masyarakat Wunga Sumba Timur Indonesia. Universitas Gajah Mada.(2010:Yogyakarta), 56.

14 Dharmaputra T. Palakahelu. Marapu: Kekuatan di Balik Kekeringan. Fakultas Teknologi Informatika.

(9)

1.6Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini merupakan ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari aturan-aturan suatu metode. Jadi, metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari aturan-aturan yang terdapat dalam penelitian.15 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

1. Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas.16

Pendekatan ini tidak menggunakan pertanyaan yang rinci seperti halnya pendekatan kuantitatif. Pertanyaan biasa dimulai dengan yang umum, tetapi kemudian meruncing dan mendetail. Bersifat umum karena peneliti memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada partisipan mengungkapkan pikiran dan pendapatnya tanpa pembatasan oleh peneliti. Informasi partisipan tersebut kemudian diperuncing oleh peneliti sehingga terpusat. Hal ini disebabkan oleh penekanan pada pentingnya informasi dari partisipan yang adalah sumber.17

15 Husaini Usman & Purnomo S. Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara.(2008:Jakarta), 78. 16

J. R. Raco via John W. Creswell, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, karakteristik, dan keunggulannya . PT. Widya sari Indonesia. (2010: Jakarta), 9.

17 J. R. Raco. Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, karakteristik, dan keunggulannya . PT. Widya sari

(10)

Jenis penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.18

2. Unit amatan dan unit analisa

a. Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang suatu analisis.19 Dalam penelitian ini yang menjadi unit amatan adalah perangkat sinode GKS, laporan-laporan sidang sinode, daftar keputusan sidang sinode dan program-program yang dilakukan

b. Unit Analisa adalah unit yang diteliti atau yang dianalisa. Yang menjadi unit analisa dalam penelitian ini adalah bentuk kepedulian GKS terhadap lingkungan hidup.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi:

a. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancara disebut interviewee. Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama (primer) sebagai pelengkap teknik pengumpulan lainnya untuk menguji hasil pengumpulan data lainnya. Wawancara terdiri dari dua jenis, yakni tidak terpimpin yakni wawancara yang tidak terarah dan wawancara terpimpin ialah tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan

18.Nurul Zuriah. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara. (2007: Jakarta), 47. 19

(11)

data-data yang relevan saja.20 Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara mendalam dengan jenis terarah terhadap beberapa informan kunci yang ada di kantor sinode GKS. Karena dalam proses wawancara tersebut penulis akan menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang dibahas.

b. Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan teknik dokumentasi ialah biaya relatif murah, waktu dan tenaga relatif efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data yang diambil dari dokumen cenderung sudah lama dan kalau ada yang salah cetak maka peneliti ikut salah pula dalam mengambil data.21 Penulis melihat beberapa dokumen-dokumen persidangan sinode, apakah dalam setiap persidangan sinode perhatian terhadap lingkungan sudah diperhatikan. Lalu bagaimana GKS menindak lanjuti hal itu. Khususnya mengenai dokumen dalam proses penelitian ini, ternyata ada beberapa masalah khususnya dokumen yang terkait dengan sejarah kepedulian gereja terhadap lingkungan tidak diberikan oleh pihak yang terkait sehingga, pada proses ini hanya, sebatas data-data Garis-garis Besar Kebijakan Umum GKS, tata gereja dan daftar keputusan sidang sinode yang terbaru, dan beberapa artikel terkait dengan lingkungan di Sumba.

(12)

4. Informan

Dalam penelitian ini, informan yang akan penulis wawancarai adalah Ketua Umum Sinode, Sekretaris Umum Sinode, Majelis Sinode dibidang bimbingan dan latihan dan juga beberapa Koordinator yang bertanggung jawab atas komisi-komisi. 5. Waktu Penelitian

Alokasi waktu penelitian ini adalah dua bulan Oktober-November, 2015. Pada saat melakukan penelitian, permasalahan pengaturan waktu untuk bertemu, para informan sering mengundur dengan alasan memiliki banyak kesibukan dan tamu yang datang dari luar negeri, dan dari instansi pemerintahan.

6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kantor Sinode Gereja Kristen Sumba.

1.7Teori

Dalam penulisan ini penulis akan menggunakan teori Pendidikan Linkungan yang ditulis oleh Joy A. Palmer dan Arnab Kumar De dan Anil Kumar De, Teologi Sosial yang ditulis oleh Eka Darmaputra, etika lingkungan hidup oleh Paul W. Taylor, dan lingkungan hidup dilihat dari perspektif Kristen yang ditulis oleh Fred Van Dyke dan Amatus Woi.

1.8Kerangka Penulisan

Bab 1

(13)

Bab 2

Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai defenisi konsep-konsep kunci, teologi sosial, fungsi sosial gereja, etika lingkungan, teologi lingkungan, dan pendidikan lingkung

Bab 3

Dalam bab ini berisi tentang hasil penelitian yang penulis sudah lakukan yakni mengenai bagaimana tanggung jawab GKS terhadap pendidikan lingkungan, dan apa saja hambatan dan peluang yang dialami dalam melaksanakan pendidikan lingkungan.

Bab 4

Dalam bab ini merupakan analisa yang penulis lakukan terhadap hasil penelitian yang sudah dilakukan berdasarkan teori yang penulis pakai dalam penulisan ini.

Bab 5

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Kamis tanggal Lima Bulan April Tahun Dua Ribu Duabelas , bertempat di Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Majalengka, yang bertanda tangan di bawah

Type 4 X 2 Automatic Bensin GAGAL karena tidak ada Penawaran yang lulus (memenuhi Syarat). pada

If we study, people of developed countries which can be said as madani society, hence there are pre-conditions to be fulfilled to be a madanni society, they are

DPU Rehabilitasi Kantor Workshop Dinas PU Pengadaan Konstruksi/ Pembelian Gedung Kantor Belanja Modal Konstruksi 200.000.000 1 Unit Kec.. DPU Renovasi Rumah Dinas Bupati,

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

PROFIL PERILAKU SOSIAL SISWA SMP DAARUT TAUHID BOARDING SCHOOL BERDASARKAN PENDIDIKAN JASMANI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKURER JENIS OLAHRAGA BEREGU DAN INDIVIDU..

Keberlanjutan penanganan gangguan jiwa pada penderita juga perlu mendapat perhatian penting dari berbagai pihak, karena kasus drop out masih banyak ditemukan, sehingga

Perhitungan partisipasi nasional yang dhitung oleh Newjec menunjukkan hasil 25,91%, dengan cara yang berbeda partisipasi nasional dalam pembangunan PLTN di Indonesia dihitung