BAB V PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan warga gereja (PWG) merupakan tugas dan tanggung jawab
hakiki gereja dalam menjalankan panggilan Tuhan kepada orang percaya, karena dalam setiap tanggung jawab yang dijalankan mengandung tugas mendidik bagi warga gereja. Ibadah, katekisasi, persekutuan doa, pemahaman alkitab, ceramah
dan sebagainya adalah bentuk-bentuk kegiatan yang secara umum telah diupayakan gereja dalam menyelenggarakan tugas pembinaan atau pendidikan di
gereja. Selain itu berkaitan dengan tahap perkembangan manusia, gereja juga melakukan pendidikan melalui bidang Pembinaan Warga Gereja dimana telah dibagi sesuai dengan perkembangan umur manusia.
PWG menjadi alat gereja untuk mengarahkan dan membawa kesadaran orang (gereja) untuk mengenal dirinya sebagai umat yang hadir dalam dunia.
Gereja tidak akan mungkin menghilangkan esensi ini, karena Tuhan Yesus sendiri yang menetapkan tugas dan pelayanan ini. Sebelum zaman Yesus Kristus
pekerjaan mengajar di Bait Allah sudah dilaksanakan dengan baik, para imam dan juga ahli-ahli Taurat bekerja dan mengajarkan umat untuk melaksanakan perintah Tuhan. Dalam kitab Injil dan melalui diri dan pekerjaan Tuhan Yesus sangat jelas
diperlihatkan bahwa pekerjaan mendidik, mengajar dan menuntun orang kepada kebenaran menjadi sangat sentral.
panggilan Tuhan, baik masa kini dan masa depan perlu senantiasa memahami, agar Gereja dan Warga Gereja mengenal dirinya, mengenal tugasnya, mengenal
dunia dan mengenal Tuhan sebagai sumber hikmat.
Gereja perlu melengkapi pemahaman tentang hakikat gereja baik dari segi
gagasan dan orientasi kegiatan, maupun dari segi materi pembinaan warga gereja. Jelas ini mencakup juga pembaharuan struktur dimana seluruh warga gereja hendaknya diberi tempat dalam pengambilan keputusan maupun penyelenggaraan
misi gereja tanpa mengesampingkan aturan yang berlaku dan disepakati bersama. Jika hal ini sungguh-sungguh digarap oleh gereja dengan
mempertimbangkan kebutuhan perkembangan usia warga gereja, maka akan menolong perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap fase perkembangan manusia termasuk didalamnya perkembangan iman. Pendidikan Warga Gereja
khususnya pada usia dewasa awal akan sangat membantu mereka ketika memasuki dan menjalaninya secara baik, karena pada usia ini, banyak mengalami
penyesuaian terhadap perubahan diri maupun perubahan sosial.
Tidak jarang karena mengalami ketidakmampuan menyesuaian dirinya
dengan pola hidup baru dan harapan-harapan sosial baru, keluarga muda sering mengambil sikap dan keputusan yang salah.
Pendidikan keluarga muda ini perlu disikapi secara serius oleh
gereja-gereja khususnya gereja-gereja-gereja-gereja di lingkungan Klasis Kartasura dan umumnya di tingkat Sinode. Oleh karena itu harus ada program-program pendidikan yang
psikologis, sosial, moral dan teori perkembangan iman bisa menjadi referensi Gereja mengembangkan strategi yang ingin diterapkan dalam tugas pelayanan
khususnya di bidang Pembinaan Warga Gereja kepada orang dewasa.
Saran
Penulis berharap, dengan adanya tesis ini setiap pemangku jabatan dalam gereja dapat membenahi diri dengan pengetahuan yang lebih luas. Dijaman yang penuh
tantangan dan cepatnya perubahan disegala lini kehidupan gereja harus membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan yang membantu memperbaiki mutu
pelayanan. Khususnya tanggung jawab gereja kepada warga gereja dewasa, gereja berani mendesain ulang terhadap Pendidikan Warga Gereja bagi orang dewasa, sehingga dapat melakukan pembinaan kepada warga gereja dengan cara
yang tepat dan berkelanjutan. Beberapa saran praktis yang dapat diimplementasikan oleh gereja dalam hal ini para pendeta dan majelis, para
pelayan dan pengajar, dan keluarga. Beberapa saran tersebut yaitu:
A. Majelis Gereja (Pendeta, Penatua dan Diaken) :
1. Majelis Gereja harus tanggap terhadap perubahan, belajar terhadap perubahan yang terjadi dan belajar terhadap pola pembinaan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan warga gereja. Setiap fase perkembangan warga gereja perlu disikapi dengan penuh tanggung jawab
2. Dalam menyusun program kegiatan gereja khususnya kepada keluarga muda hendaknya dilakukan dengan jalan melibatkan mereka dan bersama
menggali kebutuhan dan persoalan yang dihadapi. Sehingga pendidikan warga gereja yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan warga gereja.
3. Gereja berusaha memfasilitasi setiap upaya pengembangan pendidikan kepada warga gereja dewasa baik dari internal melalui orang-orang yang mempunyai hati untuk melayani ataupun melalui lembaga lain di luar
gereja. Sehingga akan membantu gereja dalam mengembangkan pendidikan kepada orang-orang dewasa.
4. Majelis Gereja perlu membuka diri dan lebih peka terhadap isu-isu berkaitan dengan pola pelayanan kategorial, isu-isu perkembangan manusia, isu kemanusiaan di tengah masyarakat, sehingga semakin
mendorong warga gereja dewasa terlibat aktif dalam tanggung jawab hidupnya dan tanggung jawab hidup sesamanya.
B. Pengurus Bidang PWG dan Personalia Komisi : Pengurus Bidang PWG dan Personalia Komisi adalah orang-orang yang justru paling dekat dan langsung
berhadapan dengan kebutuhan orang dewasa muda dengan segala masalahnya. Perkunjungan adalah cara efektif yang dapat dilakukan oleh pengurus bidang maupun komisi agar tidak hanya menemukan kebutuhan
tetapi juga mendampingi mereka terhadap kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan minat kehidupan dan tanggung jawab sehari-hari