• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) YANG DI INTEGRASIKAN DENGAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) YANG DI INTEGRASIKAN DENGAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA KELAS XI SMA."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

S I S W A K E L A S X I S M A

Oleh : Nurzuriyati NIM 4113331034

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Nurzuriyati dilahirkan di Aek Bamban pada tanggal 28 Desember 1992. Ayah bernama G. Al Amin dan Ibu bernama Gati, merupakan anak ketiga dari Tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikannya pada tahun 1998 di TK

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Problem Based Learning (PBL) Yang Diintegrasikan Dengan Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran, motivasi dan waktunya kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si, Drs. Jamalum Purba, M.Si dan Dr. Ayi Darmana, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Bapak/Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Sri Irawati, M.Pd Kepala Sekolah SMA Negeri 16 Medan dan Ibu Dra. Hj. Hirwati, M.Si selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.

(5)

Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni seluruh teman-teman Pendidikan Kimia Ekstensi 2011 yang telah banyak membantu, memotivasi khususnya kepada Dewi Astika Siregar, Tuti Hartati, Umi Khairiah, Khairani Harahap, Fatimah Khairani dan teman-teman lain yang tidak dapat disebut namanya satu-persatu. Terima kasih yang tak terungkapkan buat sahabat tersayang Sri Rizki Handayani yang telah menemani penelitian, Hasanah Hakim, Fadhillah Latief, Frensi Hasanah, Maulidia Fiqhi, Rahima, atas kesetiaan persahabatan dari kalian, yang selalu mendengarkan dan memberi dukungan moral serta motivasi kepada penulis. Terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman PPLT SMK Negeri 1 Talawi atas semangat dan saran yang kalian berikan. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Septia Handayani yang telah banyak membantu dan sama-sama berjuang dalam pengerjaan skripsi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya hasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2015

Penulis

(6)

iii

Nurzuriyati (NIM. 4113331034) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada yang mendapat model pembelajaran PBL, mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada yang mendapat model pembelajaran PBL, mengetahui persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT dan mengetahui persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI MIA SMAN 16 Medan, yang berjumlah 4 kelas sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara purposif, yaitu kelas eksperimen I mengunakan model PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT dan kelas eksperimen II menggunakan model PBL. Berdasarkan analisa data diperoleh hasil pretest dan posttest kedua kelas yang berdistribusi normal dan kelompok yang homogen. Hasil posttest diperoleh rata-rata kelas eksperimen I 90,56, dan kelas eksperimen II 82,22. Rata-rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen I sebesar 2855.7 , eksperimen II sebesar 2566,8. Hasil uji t untuk hipotesis hasil belajar diperoleh thitung= 10 dan ttabel = 0,77 sehingga thitung > ttabel (10 > 0,77) maka Ha diterima, artinya hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipeNHTlebih tinggi. Hasil uji t untuk hipotesis kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh thitung= 3,38 dan ttabel = 0,77 sehingga thitung > ttabel (3,38 > 0,77) maka Ha diterima, artinya kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Kata Kunci : Problem Based Learning (PBL), Numbered Head Together (NHT), Hasil Belajar, Berpikir Kritis dan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) YANG DIINTEGRASIKAN

DENGAN KOOPERATIF TIPENUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Ruang Lingkup 3

1.3 Rumusan Masalah 4

1.4 Batasan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 5

1.7 Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 7

2.1.1 Pengertian Belajar 7

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 8

2.1.3 Berpikir Kritis

2.1.3.1 Pengertian Berpikir Kritis 2.1.3.2 Keterampilan Berpikir Kritis

2.1.3.3 Langkah-Langkah Kemampuan Berpikir Kritis 2.1.3.4 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

2.1.3.5 Manfaat Berpikir Kritis

9 9 10 10 11 12 2.1.3.6 Konsep Kurikulum 2013 Didasarkan pada Penilaian Sikap

(berpikir kritis) 13

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 13

2.1.5 Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah 14 2.1.5.1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 15 2.1.5.2 Langkah-Langkah Operasional Problem Based Learning

(PBL) 17

2.1.5.3 Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah 20

2.1.6 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.6.1 Pembelajaran Kooperatif TipeNHT 21 2.1.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe

(8)

vii

2.1.7 Implementasi Pembelajaran PBL Diintegrasikan dengan

Kooperatif Tipe NHT 24

2.1.8 Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 25

2.1.8.1 Kelarutan 25

2.1.8.2 Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) 27 2.1.8.3Hubungan Kelarutan (s) dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

(Ksp) 28

2.1.8.4 Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan 29 2.1.8.5 Pengaruh pH Terhadap Kelarutan 30

2.1.8.6 Reaksi Pengendapan 31

2.2 Kerangka Berpikir 32

2.3 Hipotesis Penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.1.1 Lokasi Penelitian 35

3.2 Populasi dan Sampel 35

3.2.1 Populasi Penelitian 35

3.2.2 Sampel Penelitian 36

3.3 Variabel Penelitian 36

3.3.1 Variabel Bebas 36

3.3.2 Variabel Terikat 36

3.3.3 Variabel Kontrol 36

3.4 Instrumen Penelitian 36

3.4.1 Instrumen Tes 37

3.4.2 Instrumen Non-Tes 42

3.5 Desain/Rancangan Penelitian

3.6 Prosedur Penelitian 4445

3.7 Teknik Pengumpulan Data 48

3.7.1 Observasi Awal 3.7.2 Wawancara 3.7.3 Tes Hasil Belajar 3.7.4 Dokumentasi

48 48 48 49

3.8 Teknik Analisis Data 49

3.8.1 Uji Normalitas 49

3.8.2 Uji Homogenitas 50

3.8.3 Uji Hipotesis 51

3.8.4 Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 53 3.8.5 Pedoman Penilaian Instrumen Nontes 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 4.1.1 Validitas Tes

4.1.2 Reliabilitas Tes

4.1.3 Tingkat Kesukaran Tes

(9)

4.1.4 Daya Beda Tes

4.1.5 Distruktor 5657

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 59

4.2.1 Hasil Belajar Siswa 59

4.2.2 Persen Peningkatan Hasil Belajar 61 4.2.3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 63

4.2.4 Uji Normalitas 64

4.2.5 Uji Homogenitas 65

4.2.6 Uji Hipotesis 66

4.3 Pembahasan 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 71

5.2. Saran 71

(10)

xi

DAFTAR TABEL

[image:10.595.77.519.104.575.2]

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Pengajaran Berbasis Masalah 19 Tabel 2.2 Sintaks Pengajaran Berdasarkan NHT 23 Tabel2.3 Sintaks Pengajaran PBL Diintegrasikan dengan Model

Pembelajaran Kooperatif TipeNHT 25

Tabel 2.4 Kelarutan 26

(11)
[image:11.595.85.520.101.573.2]

Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa 60

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 74

Lampiran 2 RPP 76

Lampiran 3a Analisis Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 130 Lampiran 3b Analisis Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 141 Lampiran 4a Intrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Validasi 154 Lampiran 4b Intrumen Tes Hasil Belajar Setelah Validasi 163 Lampiran 5a Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi 167 Lampiran 5b Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi 168 Lampiran 6a Analisis Kisi-Kisi Instrumen Non-Tes Sebelum Validasi 169 Lampiran 6b Analisis Kisi-Kisi Instrumen Non-Tes Setelah Validasi 171 Lampiran 7a Lembar Kerja Siswa Pertemuan Ke-1 173 Lampiran 7b Lembar Kerja Siswa Pertemuan Ke-2 176 Lampiran 7c Lembar Kerja Siswa Pertemuan Ke-3 178 Lampiran 8a Lembar Jawaban LKS Pertemuan Ke-1 180 Lampiran 8b Lembar Jawaban LKS Pertemuan Ke-2 181 Lampiran 8c Lembar Jawaban LKS Pertemuan Ke-3 183 Lampiran 9 Lembar Observasi Berpikir Kritis Siswa Kelas 184 Lampiran 10a Lembar Observasi Penilaian Sikap Berpikir Kritis 186

Eksperimen I

Lampiran 10b Lembar Observasi Penilaian Sikap Berpikir Kritis 192 Eksperimen II

Lampiran 11 Perhitungan Validitas Tes 198

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Tes 199 Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 200 Lampiran 14 Perhitungan Daya Pembeda Tes 201

Lampiran 15 Perhitungan Distruktor 202

Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Tes 208 Lampiran 17 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen I Dan 210

Kelas Eksperimen II

Lampiran 18 Uji Normalitas 218

Lampiran 19 Uji Homogenitas 224

Lampiran 20 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar (gain) 226

Lampiran 21 Pengujian Hipotesis 231

Lampiran 22 Tabulasi Data Nilai Berpikir Kritis Siswa Dalam 238 Kelompok

Lampiran 23 Tabel Nilai r-Product Moment 242 Lampiran 24 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 243 Lampiran 25 Tabel Nilai dalam Distribusi-t (Tabel t) 244 Lampiran 26 Tabel Nilai Persentil untuk Distribusi F 245

[image:12.595.70.530.98.677.2]
(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan sangat penting, karena pendidikan sangat berperan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Semakin baik kualitas pendidikan maka semakin baik Sumber Daya Manusia (SDM). Saat ini kualitas pendidikan Indonesia menurut beberapa survei masih rendah sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga lebih rendah jika dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara.

Kualitas pendidikan yang rendah dapat dilihat berdasarkan data dari Education For All(EFA) bahwa pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-65 menjadi ke-69 (Siregar, 2012). Keadaan ini sangat memprihatinkan, oleh karena itu pemerintah berupaya memperbaiki kualitas pendidikan. Beberapa upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya adalah memperbaiki kurikulum, metode pembelajaran, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari rendahnya yang diperoleh hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan IPA khususnya Kimia. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan Program Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMK N 1 Talawi, diperoleh nilai ulangan harian siswa sangat rendah, yaitu 51,83 pada pokok bahasan hidrokarbon. Kemudian pada pokok bahasan termokimia, ulangan harian pertama didapat nilai rata-rata 60,61 dan ulangan harian kedua didapat nilai rata-rata 57,83. Sementara Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Artinya hasil ulangan harian rata-rata siswa masih jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah.

(14)

2

(UTS) T.A 2014/2015 yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 75. Nilai rata-rata UTS 49,30. Hal ini disebabkan karena guru pada proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran yang monoton dan kurang bervariasi. Oleh karena itu siswa tidak aktif dan merasa bosan mengikuti proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis yang merupakan berpikir tingkat tinggi. Ini berarti tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bukan sekedar penguasaan materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan menyelesaikan suatu masalah.

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia telah dilakukan beberapa penelitian model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Silvia Budianti (2012), melakukan penerapan PBL yang diintegrasikan dengan media berbasis komputer pada pembelajaran pokok bahasan laju reaksi berhasil meningkatkan hasil belajar sebesar 29,35%. Peneliti lain Melinda Giovanny Siahaan (2014), melakukan penerapan model pembelajaran PBL dengan pendekatan scientific berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA pada materi pokok stoikiometri dengan pencapaian nilai afektif sebesar 84,12% dan nilai psikomotorik sebesar 90,20%. Lydia Pramesti (2014), melakukan perbandingan hasil belajar, berfikir kritis dan kerjasama siswa dengan menggunakan model pembelajaran PBL danStudent Team Achievement Division (STAD) pada materi pokok tata nama senyawa berhasil meningkatkan hasil belajar sebesar 1,44 pada eksperimen I dan 1,844 pada eksperimen II.

(15)

hasil belajar kimia siswa SMA sebesar 75,3%. Sementara itu Desy Susanty (2014), melakukan penelitian penerapan media animasi flash pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kimia siswa SMA sebesar 81%. Kristin Wijaya Nusantara, dkk melakukan penelitian pengaruh pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis pada materi koloid menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi terhadap prestasi belajar siswa aspek kognitif dan psikomotor, tetapi pada aspek afektif terdapat interaksi.

Pada penelitian tersebut di atas, para peneliti melakukan penelitian hanya menggunakan satu model pembelajaran yaituPBL atauNHTuntuk meningkatkan hasil belajar. Masing-masing model pembelajaran tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran PBL yang dikombinasikan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Model pembelajaran PBL dapat membantu mengembangkan pengetahuan barunya dan pada saat memecahkan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. Sedangkan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat mendorong siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling benar sebelum nomornya dipanggil oleh guru.

Berdasarkan uraian diatas maka diajukan penelitian berjudul: “Penerapan Problem Based Learning (PBL) Yang Diintegrasikan Dengan Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI SMA”.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Numbered Head Together(NHT)

(16)

4

3. Pokok bahasan yang dibelajarkan pada penelitian ini adalah kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI SMA

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diajukan maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada yang mendapat model pembelajaran PBL pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA?

2. Apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada yang mendapat model pembelajaran PBL pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA?

3. Berapa persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaranPBLyang diintegrasikan dengan kooperatif tipeNHTpada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA?

4. Berapa persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaranPBLpada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA?

1.4 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut, penelitian hanya dibatasi pada: 1. Subjek penelitian

Penelitian dilakukan di dua kelas XI Semester Genap yang telah menerapkan kurikulum 2013 pada Tahun Ajaran 2014/2015 SMA.

2. Pokok Bahasan

(17)

3. Hasil belajar

Hasil belajar yang diukur setelah proses pembelajaran adalah kognitif pada kemampuan C1 sampai dengan C4 dan afektif pada kemampuan berfikir kritis.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang telah dikemukakan adalah:

1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaranPBLyang diintegrasikan dengan kooperatif tipeNHTlebih tinggi daripada yang mendapat model pembelajaran PBL pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA.

2. Untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada yang mendapat model pembelajaran PBL pada pokok bahsan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA.

3. Untuk mengetahui persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaranPBLyang diintegrasikan dengan kooperatif tipeNHTpada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA.

4. Untuk mengetahui persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi guru

Sebagai bahan masukan dalam memilih model pembelajaran maupun metode pembelajaran yang paling tepat, agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan mencapai kualitas hasil belajar yang baik.

2. Bagi siswa

(18)

6

3. Bagi peneliti lain

Dapat diacukan untuk mengadakan penelitian selanjutnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran kimia.

1.7 Defenisi Operasional

1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

2. NHT (Numbered Head Together)atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan kognitif yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kimia siswa yang mendapat model pembelajaran PBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat model pembelajaranPBL yang diintegrasikan dengan kooperatif tipe NHT lebih tinggi pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA.

3. Adanya peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA. 4. Adanya peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI SMA. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diintegrasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu meningkatkan hasil belajar kimia selain itu dapat membuat siswa berpikir kritis saat belajar kimia.

(20)

72

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, (2014), Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Gava Media, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan,FMIPA Unimed.

Hasruddin., (2009), Memaksimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Kontekstual, Jurnal Tabularasa PPs Unimed Vol.6 No.1. Ikhwan, J., (2013), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Lubuk Pakam, Skripsi, Unimed, Medan.

Kowiyah, (2012), Kemampuan Berpikir Kritis, Jurnal Pendidikan Dasar UHAMKA Vol.3 No.5.

Larassati, S., (2010), Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pembelajaran Kontekstual Dan Pembelajaran Quantum,,Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Munasti, T.H., (2013), Makalah Berpikir Kritis Dan Berpikir Kreatif. http://seulanga23.blogspot.com/2013/12/makalah-berpikir-kritis-dan-berpikir.html (diakses tanggal 6 Februari 2015)

Permana, I., (2009),Memahami KIMIA SMA/MA Untuk Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Rahardjo, S.B., (2014), Kimia Berbasis Eksperimen Untuk Kelas XI SMA dan MA Kelompok Perminatan Matematika dan Ilmu Alam, PT. Tiga Serangkai Pusat Mandiri, Solo.

Rezeki, S, (2013), Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis, Dan Kerjasama Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi, Skripsi, Unimed, Medan.

Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

(21)

Silitonga, P.M., (2011), STATISTIK Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, Medan.

Siregar, E.J., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Bermediakan Internet Terhadap Hasil Belajar Dan Karakter jubermadita Pada Materi Asam Basa Siswa SMA Di Kota Binjai, Tesis, Unimed, Medan

Sudjana., (2002),Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudrajat, A., (2008), Hakikat Belajar,

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/hakikat-belajar (diakses tanggal 6 Februari 2015).

Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, FMIPA Unimed, Medan.

Suwardi, dkk., (2009), Panduan Pembelajaran Kimia Untuk SMA & MA XI,

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Suyanti, R.D., (2010),Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Utami, B., dkk, (2009), Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Utsman, F.R., (2013),Panduan Statistika Pendidikan,DIVA Press, Jogjakarta. Wahyuni, S, (2011), Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Melalui Pembelajaran IPA Berbasis Problem-Based Learning.

http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fmipa201146.pdf (diakses tanggal 6 Februari 2015).

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Pengajaran Berbasis Masalah
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa
Tabel Nilai r-Product Moment

Referensi

Dokumen terkait

Hingga akhirnya pertumbuhan ekonomi yang mendukung kemajuan teknologi menghasilkan kegiatan produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan sehingga dapat mereduksi dampak

[r]

Hubungan antara penggunaan metode mengajar, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pengalaman mengajar guru dengan tingkat motivasi beiajar geografi siswa SMA Negeri di

Untuk Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Sebahagian Sebahagian Sebahagian Sebahagian Syarat-Syarat Syarat-Syarat Syarat-Syarat Syarat-Syarat Guna Guna menyelesaikan Guna

Tikus lebih memilih mengonsumsi umpan dibandingkan dengan rodentisida kadaluarsa pada uji preferensi, sementara pada uji efikasi rodentisida kadaluarsa yang paling banyak

Peningkatan belanja modal dan efisiensi belanja barang untuk mendukung belanja produktif dalam rangka pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

(ketrampilan hidup). Observasi dilakukan dengan metode silaturahmi, tanya jawab, dokumentasi, dan melihat ke lapangan secara langsung. Berdasarkan hasil observasi maka