• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA WINDOWS MOVIE MAKER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT KELAS X SMA NEGERI 1 BUKIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA WINDOWS MOVIE MAKER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT KELAS X SMA NEGERI 1 BUKIT."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENOMORAN KEPALA BERSAMA DENGAN MEDIAWINDOWS MOVIE MAKER

TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KREATIFITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT

Oleh :

Sri Kasih NIM 409431036

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat limpahan Rahmatdan Karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.Skripsi berjudul”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Windows Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Kelas X SMA Negeri 1 Bukit”disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Dr. Zainuddin Muhctar,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Iis Siti Jahro, M.Si, Bapak

Drs. Rahmad Nauli, M.Si, dan Bapak Prof.dr. Ramlan Silaban, M.Si yang telah

memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr,Albinus Silalahi M.Si selaku

dosen PA, serta seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Kimia FMIPA

UNIMED.Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Bukit yang telah memberikan izin penelitian, serta Bapak dan Ibu Guru di SMA

Negeri 1 Bukit yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ayahanda dan Ibunda, serta kakak dan abang penulis dan kepada suami

saya akbar sidik.Spd.yang sudah berdoa, memberi dorongan dan dana kepada

penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Medan, agustus 2014 Penulis

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEPENOMORAN KEPALA BERSAMA(NHT) DENGAN MEDIAWINDOWS MOVIE MAKER

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN KREATIFITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT KELAS X

SMA NEGERI 1 BUKIT

Sri Kasih (409331027) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang menggunakan pembelajaran model kooperatif tipe penomoran kepala bersama (NHT) dengan media windows movie maker lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional dengan media windows movie maker. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 1 Bukit, yang terdiri dari 7 kelas dengan total jumlah siswa 268 orang. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan teknik random sampling sebanyak 2 kelas, yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen I dan satu kelas sebagai kelas eksperimen II. Masing – masing kelas terdiri atas 40 orang siswa. Siswa pada kelas eksperimen I diberi pengajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT dengan media windows movie maker. Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II diberi pengajaran dengan metode konvensional dengan media windows movie maker.

Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen I memiliki rata-rata nilai pre-test 32,65 dan post-tes 79,62 dengan rata-rata-rata-rata gain sebesar 0,69. Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-tes30,87 dan post-tes 76,55 dengan rata-rata gain sebesar 0,65. Sedangkan persentase peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I 69% dan pada kelas eksperimen II 65%. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 4% dengan kategori signifikan sedang.

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

DaftarGambar viii

DaftarTabel ix

DaftarLampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. LatarBelakang 1

1.2. IdentifikasiMasalah 5

1.3. BatasanMasalah 5

1.4. RumusanMasalah 5

1.5. TujuanPenelitian 6

1.6. ManfaatPenelitian 6

1.7. DefenisiOperasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. KajianTeoritis 8

2.1.1. PengertianBelajar 8

2.1.2. HakekatBelajar Kimia 9

2.1.3. PengertianMengajar 10

2.2. TinjauanTentangPembelajaranKooperatif 10

2.2.1. PengertianPembelajaran 10

2.2.2. PengertianPembelajaranKooperatif 11 2.2.3. Langkah-Langkah Model PembelajaranKooperatif 14 2.3. PembelajaranKooperatifTioeNumbered Head Together (NHT) 15 2.3.1. KelebihanPembelajaranKooperatifTipe NHT 16 2.3.2. KelemahanPembelajaranKooperatifTipe NHT 17 2.4. PetaKonsepSebagai Media Pembelajaran 17

2.5. MateriPembelajaranHidrokarbon 18

2.5.1. PengertianHidrokarbon 18

2.5.2. Kekhasan Atom Karbon 19

2.5.3. PenggolonganSenyawaHidrokarbon 19

2.5.4. Alkana, Alkena, danAlkuna 20

2.5.5. Sifat-SifatHidrokarbon 26

2.5.6. Isomer 28

2.5.7. ReaksiSenyawaKarbon 30

2.6. KerangkaKonseptual 31

(6)

vi

BAB III METODE PENELITIAN 33

3.1. Lokasi Dan WaktuPenelitian 33

3.2. Populasi Dan SampelPenelitian 33

3.2.1. PopulasiPenelitian 33

3.2.2. SampelPenelitian 33

3.3. Variabel Dan InstrumenPenelitian 33

3.3.1. VariabelPenelitian 33

3.3.2. InstrumenPenelitian 34

3.4. RancanganPenelitian 34

3.5. TeknikPengumpulan Data 36

3.6. TeknikAnalisi Data 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42

4.1. Hasil Penelitian 42

4.1.1. AnalisisInstrumen Penelitian 42

4.1.1.1.Validitas Instrumen Tes 42

4.1.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes 43 4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 43

4.1.1.4. Daya Beda Intrumen Tes 43

4.1.2.Data Hasil Penelitian 44

4.2. Analisis Data Penlitian 44

4.2.1. Uji Normalitas Data 44

4.2.2. Uji Homogenitas Data 45

4.2.3. Uji Hipotesis 46

4.2.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 46

4.2.5. Aktivitas Belajar Siswa 47

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 52

5.1. Kesimpulan 52

5.2. Saran 52

(7)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Fase-FasePembelajaranKooperatif 14 Tabel 2.2BeberapaAlkanaRantaiLurusPertama 21 Tabel 2.3 Nama, RumusStruktur, danRumusMolekulSenyawaAlkena 23 Tabel 2.4 NamadanRumusMolekulBeberapaAlkuna 24 Tabel 2.5 Beberapa Data FisisAlkana 26 Tabel 2.6 Beberapa Data FisisAlkena 27 Tabel 2.7 Beberapa Data FisisAlkuna 27

Tabel 3.1 RancanganPenelitian 34

(8)

ix

DAFTAR GAMBAR

(9)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 48

Lampiran 2 RPP 50

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Test 62 Lampiran 4 Instrumen Penelitian Belum Valid 63 Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 67 Lampiran 6 Instrumen Penelitian Sudah Valid 68 Lampiran 7 Kunci Jawaban Instrumen PenelitianValid 73

Lampiran 8 LKS 74

Lampiran 9 Kunci LKS 80

Lampiran 10 Lembar Observasi Keaktifan Siswa 93 Lampiran 11 Perhitungan ValiditasTest 94 Lampiran 12 Perhitungan ReliabilitasTest 96 Lampiran 13 Perhitungan Tingkat KesukaranTest 97 Lampiran 16 Perhitungan Daya Beda Test 99

Lampiran 14 Tabel Validasi 101

Lampiran 15 Tabel Reabilitas 102

Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran 103

Lampiran 17 Tabel Daya Beda 104

Lampiran 18 Hasil Pre-Test dan Post-Test 105 Lampiran 19 Perhitungan Standar Deviasi dan Varians 107

Lampiran 20 Data Gain 111

Lampiran 21 Uji Normalitas 113

Lampiran 22 Uji Homogenitas 119

Lampiran 23 Uji Hipotesis 122

Lampiran 24 Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar 124 Lampiran 25 Lembar Keaktifan Belajar Kelompok 126

Lampiran 26 Tabel Distribusi F 128

Lampiran 27 Tabel r 131

Lampiran 28 Tabel t 132

Lampiran 29 Tabel Chi Kuadrat 133

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal

penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan

interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas.

Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan.

(http://positivego.blogspot.com/2012/11/masalah-pendidikan-di-indonesia.html)

Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam hubungannya dengan

pendidikan disebut kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan proses pembelajaran

tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran

yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di

dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada

dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan

siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih

hasil belajar dan prestasi optimal (Aunurrahman, 2011). Model pembelajaran

adalah unsur penting keberhasilan siswa dalam belajar. Pertimbangan dalam

pemilihan dan penggunaan model pembelajaran adalah tujuan yang akan dicapai.

Selain mengembangkan model-model pembelajaran, guru juga dituntut

untuk dapat memilih dan menggunakan media yang tepat, menarik, dan

memancing minat belajar siswa. Sebab, apabila pembelajaran yang dilengkapi

dengan media yang menarik maka pembelajaran yang dilakukan akan menjadi

pembelajaran yang mengesankan bagi siswa.

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, di samping ilmu pengetahuan yang lain. Sampai saat ini pembelajaran

kimia yang ada di sekolah pada umumnya belum menunjukkan hasil yang

(11)

2

untuk memperoleh hasil yang lebih baik, khususnya materi hidrokarbon (Nanik,

2008).

Hidrokarbon sebagai salah satu dari materi kimia yang diajarkan pada

Sekolah Menengah Atas kelas X yang bersifat teoritis dan mengklasifikasikan

tetapi sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, hidrokarbon

merupakan materi dasar ilmu kimia sehingga harus dikuasai dengan matang oleh

siswa agar tidak menemui kesulitan dalam mengikuti pelajaran kimia selanjutnya.

Sejalan dengan hasil observasi peneliti di SMA Negeri 2 Lubuk Pakam

terhadap beberapa siswa khususnya pertanyaan seputar pokok bahasan

Hidrokarbon diperoleh informasi yang menunjukkan sebagian siswa yang kurang

mengerti materi tersebut. Sebagian siswa yang mendapatkan nilai rendah tersebut

disebabkan oleh anggapan siswa bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang bersifat

abstrak, banyak menggunakan perhitungan yang dianggap rumit, hafalan tentang

konsep-konsep, dan guru menyampaikan materi kurang menyenangkan karena

guru menyampaikan materi secara monoton. Kurangnya minat siswa-siswi untuk

mempelajari pelajaran kimia ini terbukti dari masih rendahnya nilai rata-rata yang

diperoleh siswa pada saat ulangan harian. Dari KKM yang ditetapkan yaitu 68,

ternyata masih banyak siswa yang belum mencapai nilai tersebut.

Hasil wawancara dengan Ibu Susi selaku guru bidang study kimia di SMA

Negeri 2 Lubuk Pakam terhadap model pembelajaran yang digunakan, guru

mengatakan bahwa model pembelajaran yang sering digunakan dalam proses

belajar mengajar adalah model pembelajaran konvensional seperti metode

ceramah, diskusi dan tugas. Begitu juga saat kegiatan pembelajaran pada materi

hidrokarbon, model pembelajaran yang selalu digunakan adalah model

pembelajaran konvensional.

Banyak upaya yang dapat dilakukan guru agar kimia menjadi pelajaran

yang digemari, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran

yang menekankan keaktifan siswa (student centered)dengan media pembelajaran

yang menarik. Oleh karena itu diperlukan suatu model dan media pembelajaran

yang dapat melibatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran agar

(12)

3

dan media yang dimaksud oleh penulis adalah pembelajaran model kooperatif tipe

NHT dan penggunaan media peta konsep.

Menurut Istarani (2011) Numbered Head Together (NHT) merupakan

rangkaian penyampaian materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah

dalam menyatukan persepsi atau pikiran siswa terhadap pertanyaan yang

dilontarkan atau diajukan guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan

sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok. Dengan

demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing-masing sesuai dengan

urutannya. Pembelajaran model koperatif tipe NHT adalah model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dimana model ini terdiri dari

empat langkah yaitu : penomoran, pengajuan pertanyan, berfikir bersama dan

pemberian jawaban.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini pernah diteliti oleh beberapa peneliti

sebelumnya, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Silaen (2010), rata-rata

keberhasilan belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran NHT pada

Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur adalah 62,60%. Watu (2011),

keefektifan model pembelajaran NHT dalam peningkatan hasil belajar kimia

siswa SMA pada pokok bahasan Hidrokarbon sebesar 33,72%. Kusuma (2007)

juga melakukan penelitian yang sama berupa tentang pembelajaran kooperatif

tipe NHT berbasis SAVI untuk meningkatkan hasil belajar kimia pokok bahasan

Laju Reaksi yang mendapatkan peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus, baik

siklus I, II, dan III yaitu masing-masing tiap siklus dengan nilai yang diperoleh

64,84 (ketuntasan klasikal 69,77%), 68,93 (ketuntasan klasikal 79,07%), dan

74,79 (ketuntasan klasikal 86,05%).

Dewasa ini, telah dikenal media pembelajaran inovatif yaitu peta konsep.

Media peta konsep adalah suatu media pembelajaran dengan teknik

mengorganisasi atau menyusun informasi yang menunjukkan keterkaitan antara

(13)

4

Peta konsep merupakan media yang memudahkan siswa untuk memahami

suatu materi, sementara bagi guru pembelajaran melalui media peta konsep bisa

memudahkan guru untuk menerangkan atau menjelaskan materi kepada siswa.

Media peta konsep mudah digunakan untuk siswa karena media peta konsep berisi

konsep-konsep atau pokok-pokok materi sehingga memudahkan siswa untuk

mengingat, menghafal, dan memudahkan membuat catatan. Sedangkan media

peta konsep mudah digunakan untuk guru karena dengan media peta konsep guru

mudah untuk menjelaskan materi kepada siswa secara jelas dan singkat

(Nurhadiyanti, 2012).

Penerapan media peta konsep ini sebelumnya juga pernah diteliti oleh

beberapa peneliti, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Rahayuningsih (2011) tentang penerapan siklus belajar 5E (Learning Cycle 5E)

disertai peta konsep untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar kimia

pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA SMA Negeri 1

Kartasura menunjukkan bahwa penerapan siklus 5E disertai peta konsep dapat

meningkatkan kualitas proses belajar siswa (keaktifan siswa meningkat dari

63,4% pada siklus I menjadi 73,2% pada siklus II) dan kualitas hasil belajar siswa

(ketuntasan siswa meningkat dari 72,5% pada siklus I menjadi 85% pada siklus

II). Kristina (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

hasil belajar siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan media peta

konsep pada pokok bahasan hidrokarbon, dengan rata-rata hasil post-test kelas

eksperimen sebesar 86 dan kelas eksperimen II sebesar 77. Selain itu, Sopan

(2012) dalam penelitiannya yang berjudul perbedaan peningkatan hasil belajar

kimia siswa dengan metode STAD (Students Teams Achiviements Division) dan

NHT (Numbered Head Together) berbasis peta konsepmenunjukkan peningkatan

hasil belajar sebesar 4,6%.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka penulis tertarik untuk

(14)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dirumuskan

sebagai berikut:

1. Kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan oleh

sebagian siswa karena pelaksanaan pembelajaran masih bersifat monoton

dan abstrak.

2. Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa masih kurang karena

pembelajaran masih terpusat pada guru.

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi.

4. Hasil belajar kimia siswa khususnya pada pokok bahasan hidrokarbon

masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah dibatasi sekitar :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah koperatif tipe NHT

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media peta konsep.

3. Materi dibatasi pada pokok bahasan larutan elektrolit.

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap di SMA N 1 Bukit

T.P. 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka yang menjadi

rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran model

kooperatif tipe NHT dengan media peta konsep lebih tinggi dari pada hasil

belajar siswa yang menggunakan metode konvensional (ceramah,

(15)

6

2. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan

pembelajaraan model kooperatif tipe NHT dengan media peta konsep

dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode

konvensioanal (ceramah, penugasan, dan tanya jawab) dengan media peta

konsep?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui apakah hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran

model kooperatif tipe NHT dengan media peta konsep lebih tinggi dari

pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional

(ceramah, penugasan, dan tanya jawab) dengan media peta konsep.

2. Mengetahui persentase peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan

pembelajaraan model kooperatif tipe NHT dengan media peta konsep

dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan metode

konvensioanal (ceramah, penugasan, dan tanya jawab) dengan media peta

konsep

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat digunakan oleh penulis sebagai bahan acuan untuk meningkatkan

proses belajar mengajar setelah menjadi guru.

2. Bahan informasi bagi guru, khusunya guru kimia bahwa didalam proses

belajar mengajar dapat digunakan model pembelajaran NHT sebagai upaya

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

3. Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya

(16)

7

1.7. Defenisi Operasional

1. Pembelajaran model NHT adalah suatu model pembelajaran yang lebih

mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan

melaporkan informasi dari berbagai sumber. Pembelajaran model koperatif

tipe NHT adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat. Dimana model ini terdiri dari empat langkah

yaitu : penomoran, pengajuan pertanyan, berfikir bersama dan pemberian

jawaban.

2. Media peta konsep adalah suatu media pembelajaran dengan teknik

mengorganisasi atau menyusun informasi yang menunjukkan keterkaitan

antara satu konsep dengan konsep yang lainnya.

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk

dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.Hal

ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami materi bahan ajar dengan

diiringi oleh perubahan tingkah laku yang baik (Sudjana, 2009).

4. Hidrokarbon adalah materi yang membahas tentang senyawa-senyawa

sederhana yang terdiri dari atom unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Pada

materi ini dibahas tentang penggolongan, tata nama, keisomeran, dan

(17)

52 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitian yang telahdilakukan,

diambilbeberapakesimpulansebagaiberikut :

1. Hasilbelajarsiswayang menggunakanpembelajaranmodelkooperatif tipe

NHT dengan media windows movie

makerlebihtinggidaripadahasilbelajarsiswa yang

menggunakanmetodekonvensional(ceramah, penugasan, dan tanya jawab)

dengan media windows movie makerpadapokokbahasanlarutanelektrolit

siswa kelas X di SMANegeri 1 Bukit. Hal

inidapatdilihatdarihasilanalisisuji-t diperolehinidapatdilihatdarihasilanalisisuji-thitung>ttabelpadatarafsignifikanα= 0,05.

2. Persen peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan

pembelajaran model kooperatif tipe NHT dengan media windows movie

maker dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan metodekonvensional (ceramah, penugasan, dan tanya jawab)

dengan media windows movie makerpadapokokbahasanhidrokarbon siswa

kelas X di SMANegeri 1 Bukit adalah sebesar 4%.

5.2. Saran

Berdasarkankesimpulandarihasilpenelitian,

makapenulismenyarankanhal-halberikut :

1. Diharapkanbagicalon guru sebelum proses mengajardilakukan,

harusmengetahuipenguasaansiswaterhadapmateri-materiprasyaratdarisuatutopik yang akandiajarkan,

karenapengetahuansiswasebelumnyasangatmenentukankeberhasilansiswame

mahamimateribaru yang akandiajarkan.

2. Diharapkanbagi guru yang inginmenerapkan model pembelajarankooperatif

tipe NHTdengan media windows movie

(18)

53

sudahdirencanakandalamRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP),

karenaadaempattahapNHT yang harusdilaksanakan.

3. Kepadapeneliti yang lainmenelitipenelitianinidenganpokokbahasan yang

berbeda agar

dapatdijadikansebagaistudiperbandingandalammeningkatkankualitaspendidi

(19)

54

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI,Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, Azhar., (2000),Media Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Aunurrahman, (2011),Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Daryanto, (2010),Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung.

Fessenden & Fessenden, (1982), Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Isjoni.,(2009),Pembelajaran kooperatif,Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani.,(2011),58 Model Pembelajaran Inovatif,Media Persada, Medan.

Justiana, Sandri dan Muchtaridi., (2009),Kimia 1, Yudistira, Jakarta.

Kamaludin, Agus dan Jamil., (2010), Seri lengkap Soal dan Penyelesaian Uji Kompetensi Kimia untuk SMA/MA, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Kusuma, Ersanghono. dkk, (2007), Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbasis SAVI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok Bahasan Laju Reaksi:Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia: 216-223.

Lie, anita., (2010),Cooperative learning, Grasindo, Jakarta.

Nababan, Sopan., (2012), Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Menggunakan Metode STAD ( Students Teams Achiviements Division ) Dan NHT( Number Head Together ) Berbasiskan Peta Konsep

Pada Materi Pokok Hidrokarbon Di Kelas X SMA N 7 Medan, skripsi

Unimed, Medan.

Purba, Michael., (2004),Kimia SMA kelas X,Erlangga, Jakarta.

Rachmawati, (2007),Kimia 1 SMA dan MA Untuk Kelas X,Erlangga, Jakarta.

Rahayuningsih, Rina., (2012), Penerapan Siklus Belajar 5E (Learning Cycle 5E)

Disertai Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Kimia Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012: Jurnal Pendidikan Kimia1: 51-58.

(20)

55

Silaen, Mawarni, Riris., (2010), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sturktur Atom dan

Sistem Periodik Unsur di Kelas XI SMAN 1 Onanrunggu, Skripsi,

FMIPA, UNIMED, Medan.

Silitonga, P. M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Simarmata, Kristina., (2012), Pengaruh Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Pokok Bahasan Hidrokarbon, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sutresna, Nana., (2007), Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas X, Grafindo, Bandung.

Trianto., (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Watu, Ule, Simon., (2011), Efektifitas Model Pembelajaran NHT Terhadap Hasil

Belajar Kimia Siswa di SMA, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.

Wena, Meda., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta.

Wijaya, Nanik., (2008), Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia: Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia2: 281-286.

Anonim, (2012), (http://positivego.blogspot.com/2012/11/masalah-pendidikan-di-indonesia.html),accesed, 4 Februari 2013

Gambar

Tabel 2.1 Fase-FasePembelajaranKooperatif
Gambar 3.1 SkemaPelaksanaanPenelitian
Tabel Validasi

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Head Together dan apakah hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Head Together ) lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh motivasi belajar

1 Sei Bamban yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA yang dibelajarkan menggunakan media Weblog dengan model pembelajaran Numbered Head Together

Media Berbasis Komputer (Windows Movie Maker) Pada Genius Learning Strategy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid”. 1.2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa diberi pengajaran model kooperatif tipe NHT berbasis chem – card kombinatorial lebih tinggi dari yang

Mendasarkan pada hasil analisis data penelitian, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V