SKRIPSI
Diajukan oleh : Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh : Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2010
BURSA EFEK INDONESIA
yang diajukan Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Harymami. MM Tanggal : ………..
Mengetahui
Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP : 030 194 437
BURSA EFEK INDONESIA Disusun Oleh :
Zulfa Rizkiana 0513010358/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 03 September 2010
Pembimbing Utama Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Harymami, MM Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi Sekretaris
Dra. Ec. Harymami, MM Anggota
Dra. Ec. Sari A. MAks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “ANALISA RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI
PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S-1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun
skripsi ini, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Oleh karena itu
penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsannuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, selaku Ketua Progdi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
ii
Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Syafi’i, MM, Ak, selaku Dosen Wali penulis di Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
6. Bapak, Ibu dosen dan staf pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Ibu, Bapak, Kakak, dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan
doa, dukungan, perhatian dan pengorbanan yang begitu besar. Terima kasih
untuk semuanya.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan-kekurangan, tetapi penulis berharap semoga hasilnya dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
Surabaya, Juli 2010
iii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
ABSTRAKSI xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 5
1.3. Tujuan Penelitian 5
1.4. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu 7
2.2. Landasan Teori 11
2.2.1. Bank 11
2.2.1.1. Pengertian Bank 11
2.2.1.2. Fungsi Bank 12
2.2.1.3. Jenis Bank 13
iv
2.2.2.3. Pemakai Laporan Keuangan 16
2.2.2.4. Jenis-jenis Laporan Keuangan 17
2.2.2.5. Karakteristik Laporan Keuangan 19
2.2.3. Analisis Laporan Keuangan 20
2.2.3.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan 20
2.2.3.2. Teknik Analisis Laporan Keuangan 21
2.2.4. Analisis Rasio Keuangan 22
2.2.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan 22
2.2.4.2. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan 23
2.2.4.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan 23
2.2.4.4. Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan Bank 24
2.2.5. Laba 26
2.2.5.1. Pengertian Laba 26
2.2.5.2. Relevansi Konsep Laba 27
2.2.5.3. Perubahan Laba 27
2.2.5.4.Hubungan Laporan Keuangan dengan Prediksi Laba 28
2.2.5.5. Hubungan Rasio Likuiditas terhadap Laba 31
2.2.5.6. Hubungan Rasio Solvabilitas terhadap Laba 31
2.2.5.7. Hubungan Rasio Rentabilitas terhadap Laba 32
2.3. Kerangka Pikir 32
v
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 36
3.1.1. Definisi Operasioanal 36
3.1.2. Pengukuran Variabel 40
3.2. Teknik Penentuan Sampel 43
3.2.1. Populasi 43
3.2.2. Sampel 43
3.3. Teknik Pengumpulan Data 45
3.3.1. Jenis Data 45
3.3.2. Sumber Data 45
3.3.3. Pengumpulan Data 45
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 45
3.4.1. Teknik Analisis 45
3.4.2. Uji Kualitas Data 46
3.4.2.1. Uji Normalitas 46
3.4.3. Uji Asumsi Klasik 46
3.4.4. Uji Hipotesis 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 51
4.1.1. Deskripsi Bank Umum yang go public 51
vi
4.2.3. Banking Ratio (BR) 65
4.2.4. Assets to Loan Ratio (ALR) 66
4.2.5. Cash Ratio (CR) 67
4.2.6. Loan to Deposit Ratio (LDR) 68
4.2.7. Primary Ratio (PR) 69
4.2.8. Risk Assets Ratio (RAR) 69
4.2.9. Capital Adequacy Ratio 2 (CAR 2) 70
4.2.10.Capital Adequacy Ratio 3 (CAR 3) 71
4.2.11.Gross Profit Margin (GPM) 72
4.2.12.Return on Equity (ROE) 73
4.2.13.Gross Yield on Total Assets (GYTA) 73
4.2.14.Rate Return on Loans (RRL) 74
4.2.15.Leverage Multiplier (LM) 75
4.2.16.Perubahan Laba 76
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis 77
4.3.1. Uji Kualitas Data 77
4.3.1.1. Uji Normalitas 77
4.3.1.2. Uji Normalitas – Setelah Transformasi Data 78
4.3.2. Uji Asumsi Klasik 78
4.3.2.1. Uji Multikolinieritas 78
vii
4.3.2.5. Uji Multikolinieritas – lterasi 5 83
4.3.2.6. Uji Multikolinieritas – lterasi 6 84
4.3.2.7. Uji Multikolinieritas – lterasi 7 85
4.3.2.8. Uji Multikolinieritas – lterasi 8 86
4.3.2.9. Uji Autokorelasi 86
4.3.2.10.Uji Heteroskedastisitas 87
4.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda 88
4.3.4. Analisis Uji Hipotesis 92
4.3.4.1. Uji F 92
4.3.4.2. Uji t 93
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 95
4.5. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu 98
4.6. Keterbatasan Penelitian 102
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 104
5.2. Saran 104
Gambar 2.3.Kerangka Pikir 34
x
Tabel 3.4.3.b. Daerah Distribusi Keputusan Autokorelasi 47
Tabel 4.2.1. Data Quick Ratio Tahun 2005-2007 64
Tabel 4.2.2. Data Investing Policy Ratio Tahun 2005-2007 65
Tabel 4.2.3. Data Banking Ratio Tahun 2005-2007 66
Tabel 4.2.4. Data Assets to Loan Ratio Tahun 2005-2007 66
Tabel 4.2.5. Data Cash Ratio Tahun 2005-2007 67
Tabel 4.2.6. Data Loan to Deposit Ratio Tahun 2005-2007 68
Tabel 4.2.7. Data Primary Ratio Tahun 2005-2007 69
Tabel 4.2.8. Data Risk Assets Ratio Tahun 2005-2007 70
Tabel 4.2.9. Data Capital Adequacy Ratio 2 Tahun 2005-2007 70
Tabel 4.2.10. Data Capital Adequacy Ratio 3 Tahun 2005-2007 71
Tabel 4.2.11. Data Gross Profit Margin Tahun 2005-2007 72
Tabel 4.2.12. Data Return On Equity Tahun 2005-2007 73
Tabel 4.2.13. Data Gross Yield on Total Assets Tahun 2005-2007 73
Tabel 4.2.14. Data Rate Return on Loans Tahun 2005-2007 74
Tabel 4.2.15. Data Leverage Multiplier Tahun 2005-2007 75
Tabel 4.2.16. Data Perubahan Laba Tahun 2005-2007 76
Tabel 4.3.1.1. Uji Normalitas 77
Tabel 4.3.1.2. Uji Normalitas – Setelah Transformasi Data 78
Tabel 4.3.2.1. Uji Multikolinieritas–lterasi 1(setelah perbaikan normalitas data)79 Tabel 4.3.2.2. Uji Multikolinieritas – lterasi 2 (hapus X6) 80
viii
ix
Tabel 4.3.2.5. Uji Multikolinieritas – lterasi 5 (hapus X4) 83
Tabel 4.3.2.6. Uji Multikolinieritas – lterasi 6 (hapus X15) 84
Tabel 4.3.2.7. Uji Multikolinieritas – lterasi 7 (hapus X14) 85
Tabel 4.3.2.8. Uji Multikolinieritas – lterasi 8 (hapus X11) 86
Tabel 4.3.2.9. Uji Autokorelasi 87
Tabel 4.3.2.10. Uji Heteroskedastisitas 88
Tabel 4.3.3.1. Uji Regresi Linear Berganda 89
Tabel 4.3.3.2 : Uji Koefisien Determinasi 91
Tabel 4.3.4.1 : Hasil Uji F 92
Tabel 4.3.4.2 : Hasil Uji t 93
Lampiran 1. Uji Normalitas
Lampiran 2. Data Perhitungan Rasio Keuangan.
Lampiran 3. Tabel Pengujian Nilai F.
Lampiran 4. Tabel Pengujian Nilai t.
Lampiran 5. Tabel Durbin-Watson.
Lampiran 6. Data Perusahaan Perbankan
xi
Oleh : Zulfa Rizkiana
Abstraksi
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis terhadap laporan keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Informasi keuangan menjadi berarti apabila bisa digunakan sebagai alat prediksi bagi pemakainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh rasio-rasio keuangan secara simultan dan parsial dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dari tahun 2004-2007. Ada 15 rasio keuangan yang digunakan yaitu, Quick Ratio (QR), Investing Policy Ratio (IPR),
Banking Ratio (BR), Assets to Loan Ratio (ALR), Cash Ratio (CR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Primary Ratio (PR), Risk Assets Ratio (RAR), Capital Adequacy Ratio 2 (CAR 2), Capital Adequacy Ratio 3 (CAR 3), Gross Profit Margin (GPM), Return on Equity (ROE), Gross Yield on Total Assets (GYTA), Rate Return on Loans (RRL), Leverage Multiplier (LM). Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi cocok dan mampu menjelaskan variabel Perubahan Laba (Y), dimana pengaruhnya sebesar 55,3% sedang sisanya dijelaskan oleh variabel lain selain Quick Ratio, Investing Policy
Ratio, Banking Ratio, Cash Ratio, Risk Assets Ratio, Capital Adequacy Ratio2, Return On Equity, dan Gross Yield on Total Assets. Sedangkan pengujian secara
individual, variabel Return on Equity dan Gross Yield on Total Assets berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Perubahan Laba (Y).
Keywords : rasio keuangan, regresi linier berganda.
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di sebuah negara, pembangunan menjadi salah satu faktor penting
untuk menunjang kesejahteraan rakyat. Dengan pembangunan ini,
kemakmuran yang adil dan merata dapat diwujudkan dan tentu saja
pembangunan tidak akan terlepas dari adanya sumber dana. Disini peran
lembaga perbankan sangat diperlukan.
Fungsi bank diantaranya sebagai perantara (financial intermediary)
antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang
memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi untuk
memperlancar lalu lintas pembayaran. Bank dalam UU No. 7 Tahun 1992
yang kemudian disempurnakan menjadi UU No. 10 Tahun 1998 mempunyai
arti yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang surut dan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Krisis perbankan yang terjadi
pada tahun 1997 telah menghadapi sejumlah permasalahan mendasar.
Masalah tersebut meliputi buruknya manajemen risiko, tingginya kredit
serta adanya pinjaman luar negeri sektor swasta dalam jumlah besar. Sistem
perbankan yang rentan berpengaruh terhadap kinerja bank, banyak debitur
yang tidak mampu membayar yang akhirnya dikategorikan sebagai kredit
macet. Puncaknya pada saat Indonesia mengalami krisis moneter 1997,
beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas yang mengharuskan Bank
Indonesia sebagai otoritas perbankan untuk melikuidasinya. Pada kondisi
sekarang, perbankan di Indonesia dihadapkan pada situasi krisis keuangan
global. Krisis tersebut mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia,
namun pengaruhnya belum terlalu signifikan khususnya di sektor perbankan
(Hamonangan dan Siregar, 2009).
Pada beberapa tahun terakhir, perolehan laba di sejumlah bank
mengalami fluktuasi yang dapat disebabkan oleh banyak hal. Laba setiap
tahun dapat mengalami kenaikan atau penurunan baik dalam jumlah besar
maupun kecil. Dengan kondisi yang berubah-ubah, lembaga perbankan
memperoleh tantangan dalam mengelola bisnisnya agar dapat bertahan.
Berkaitan dengan kesinambungan dan stabilitas bisnis perbankan, laba
menjadi faktor penting. Laba merupakan elemen yang paling menjadi
perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk
merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dengan tingkat laba
yang memadai, menjamin pendapatan untuk para kreditor dan pemegang
saham. Semakin besar tingkat laba, maka akan menambah kepercayaan
Salah satu tujuan bank adalah memperoleh profitabilitas yang
nantinya akan dipergunakan untuk membiayai segala kegiatan operasional
dan aktivitas perbankan yang dilakukan. Dengan adanya profitabilitas
tersebut, bank akan dapat berkembang dan bertahan sampai kegiatan dimasa
yang akan datang. Mengukur tingkat profitabilitas merupakan salah satu
cara yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. Laba
merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan
keuangan dan informasi yang sangat penting bagi pihak internal maupun
eksternal perbankan.
Sebelum menanamkan modalnya, para investor membutuhkan laporan
keuangan guna menilai kinerja perbankan, yang selanjutnya dipergunakan
untuk pengambilan keputusan investasi.
Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan,
aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan
keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Untuk
memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis terhadap laporan
keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi
perhitungan dan interpretasi rasio keuangan (Zainuddin dan Hartono, 1999)
Analisa rasio merupakan salah satu cara pemrosesan dan
penginterprestasikan informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian
relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka
rasio, dapat disajikan kondisi keuangan, kesehatan, dan prestasi usaha yang
dalam hal ini sebuah bank. Analisis ini sangat diperlukan bagi penilaian
prestasi usaha yang telah dilakukan oleh sebuah bank, terutama bagi
manajemen penyusun kebijaksanaan strategi bank.
Kondisi keuangan dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba
dapat dipandang dari berbagai aspek yaitu likuiditas, kualitas aktiva,
solvabilitas, dan rentabilitas (Widodo, 2001). Likuiditas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera
dipenuhi. Jika likuiditas ini bermasalah, kepercayaan masyarakat akan
menurun khususnya para nasabah bank yang bersangkutan. Solvabilitas atau
struktur modal merupakan komposisi utang dan equitas, yang mempunyai
arti kemampuan jangka panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban
jangka panjang sedangkan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Aspek-aspek tersebut dapat dianalisis melalui rasio-rasio keuangan.
Hasil dari perhitungan rasio tersebut apakah dapat dipergunakan untuk
memprediksi perubahan laba untuk sejumlah bank.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Analisa Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah rasio-rasio keuangan secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah rasio-rasio keuangan secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh rasio-rasio keuangan secara
simultan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh rasio-rasio keuangan secara
parsial dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pertimbangan
pengambilan keputusan investasi bagi pihak-pihak yang
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
dalam bidang perbankan khususnya mengenai rasio keuangan
perbankan.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
dan sebagai referensi dalam mempelajari masalah yang berkaitan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Hasil Penelitian Terdahulu
a. Hamonangan dan Siregar (2009)
Penelitian yang dilakukan mengambil judul “Pengaruh Capital
Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating
Ratio, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Equity (ROE)
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Permasalahan yang diambil adalah “Apakah Capital Adequacy
Ratio, Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, dan
Loan to Deposit Ratio berpengaruh terhadap Return On Equity (ROE)
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
Hipotesis yang diajukan adalah diduga Capital Adequacy Ratio,
Debt to Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, dan Loan to
Deposit Ratio mempunyai pengaruh terhadap Return On Equity (ROE)
baik secara parsial maupun secara simultan.
Melalui hasil pengujian hipotesis penelitian dan pengujian regresi
berganda diperoleh :
1) Secara parsial dapat diambil kesimpulan, bahwa CAR dan DER
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE, sementara
itu, NPL, OR, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan
2) Secara simultan dapat diambil kesimpulan, bahwa CAR, DER,
NPL, OR, dan LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ROE dengan arah negatif.
3) Nilai Adjusted R Square sebesar 0,360. Hal ini berarti bahwa 36%
variasi atau perubahan dalam return on equity dapat dijelaskan oleh
variasi dari capital adequacy ratio, debt to equity ratio, non
performing loan, operating ratio, dan loan to deposit ratio,
sedangkan sisanya (64%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian.
b. Eko Widodo (2001)
Penelitian yang dilakukan mengambil judul “Rasio Keuangan
Untuk Mengukur Asosiasi Likuiditas, Struktur Modal, Dan Kualitas
Aktiva Dengan Profitabilitas Bank: Analisis Korelasi Kanonikal.”
Permasalahan yang diambil adalah “Apakah terdapat asosiasi antara
likuiditas, kualitas aktiva, dan struktur modal terhadap profitabilitas?”
Variabel penelitian yang digunakan berupa rasio keuangan
profitabilitas (LOPO, ROA, ROE, dan NIM), Likuiditas (LDR dan
GWM), Kualitas Aktiva (APTTAP dan PBDPHB), Struktur Modal
(CAR).
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Principal component analysis dengan penentuan jumlah komponen
secara apriori sebanyak enam komponen dan menggunakan
dianalisis oleh teknik analisis berikutnya, yaitu variabel LOPO,
LDR, PBDPHB, ROE, GWM, dan CAR.
2) Analisis korelasi kanonikal terhadap dua variabel independen –
LOPO dan ROE- dan empat variabel independen –LDR, GWM,
PBDPHB, dan CAR- menunjukkan adanya korelasi kanonikal yang
signifikan sebesar 0,32165 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,01666. Variabel PBDPHB (rasio pendapatan bunga dalam
penyelesaian terhadap hasil bunga) merupakan variabel yang paling
dominan dalam berkorelasi dengan variabel-variabel dependen yang
merupakan construct profitabilitas. Urutan besaran pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen LOPO
(Profitabilitas) dan ROE (Profitabilitas) adalah variabel PBDPHB
(Kualitas Aktiva), CAR (Struktur modal), LDR (Likuiditas), dan
GWM.
c. Zainuddin dan Hartono (1999)
Penelitian yang dilakukan mengambil judul “Manfaat Rasio
Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris
pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”
Permasalahan yang diambil adalah “Apakah rasio keuangan
berpengaruh dan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan
Hipotesis yang diajukan adalah:
1) Diduga pertumbuhan rasio keuangan Capital, Assets, Earnings,
dan Liquidity telah berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan.
2) Diduga kekuatan prediksi rasio keuangan Capital, Assets, Earning,
dan Liquiditas terhadap pertumbuhan laba perusahaan perbankan
tidak akan berbeda untuk periode dua tahun ke depan dibandingkan
periode satu tahun ke depan.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hasil
analisis AMOS (Analysis Moment Of Structure) menunjukakan bahwa
construct rasio keuangan Capital, Assets, Earnings, dan Liquidity
signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan perbankan
untuk periode satu tahun ke dapan. Sedangkan untuk periode dua tahun
ke depan ditemukan bahwa rasio keuangan tingkat individual tidak
signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba. Namun demikian
hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat rasio keuangan
yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba baik untuk
periode satu tahun ke depan ataupun untuk periode dua tahun ke depan.
Perbandingan manfaat rasio keuangan pada tingkat construct dengan
tingkat individual menunjukkan bahwa penggunaan AMOS (Analisis
Moment Of Structure) akan lebih tepat dibandingkan dengan
penggunaan analisis regresi dalam memprediksi pertumbuhan laba pada
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
diaplikasikannya rasio-rasio keuangan untuk memprediksi perubahan
laba. Selain itu, penelitian ini juga merupakan pengembangan dari
penelitian yang pernah dilakukan dengan perbedaan yaitu penambahan
jumlah variabel dalam penelitian.
2.2Landasan Teori 2.2.1 Bank
2.2.1.1Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banca, yang berarti meja
yang dipergunakan oleh para penukar uang di pasar. Pada dasarnya bank
merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau
penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalu lintas pembayaran
(Sardjono permono, 1997: 50)
Ada beberapa definisi bank yang dikemukakan, dan definisi yang
satu dengan lainya terdapat perbedaan karena dilihat dari sudut pandang
yang berbeda.
Beberapa pendapat tentang pengertian bank, yaitu:
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang
2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10
Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan).
3. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat (PSAK No.31).
4. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,
2003:11)
Dari definisi di atas, fungsi utama bank adalah menghimpun dan
menyalurkan kembali dana masyarakat, dan memberikan jasa bank
lainnya.
2.2.1.2Fungsi Bank
Menurut Martono (2002: 20), fungsi bank pada umumnya adalah:
a. Menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat.
b. Memberikan kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari
masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya untuk
menciptakan tenaga beli baru.
c. Memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
Secara lebih spesifik (Budisantoso dan Triandaru, 2006: 9) bank
dapat berfungsi sebagai agent of trust, yakni lembaga yang landasannya
adalah kepercayaan baik dalam hal penghimpunan dana maupun
penyaluran dana; agent of development, yaitu lembaga yang memobilisasi
dana untuk pembangunan ekonomi; agent of service, yakni memberikan
penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Penjelasan di atas selaras dengan UU No.7 Tahun 1992 yang
menyatakan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.
2.2.1.3Jenis Bank
Menurut UU Pokok Perbankan nomor 7 Tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI nomor 10 Tahun 1998 maka jenis
perbankan terdiri dari dua jenis bank yaitu:
a. Bank Umum
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
b. Bank Perkreditan Rakyat
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.2.2 Laporan Keuangan
2.2.2.1Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok besar menurut karakteristik ekonomi. Kelompok besar ini
merupakan laporan keuangan (SAK 2009: 9)
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi
keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini
menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter
(Kieso et al, 2002: 3).
Kekhususan kegiatan perbankan, membuat Bank Indonesia dan IAI
menerbitkan panduan penyusunan laporan keuangan perbankan dan proses
akuntansinya yang lebih dikenal dengan Standar Khusus Akuntansi
Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI), disini laporan keuangan bank harus disajikan dalam
mata uang rupiah. Dalam hal bank memiliki aktiva, kewajiban dan
komitmen serta kontinjensi dalam valuta asing, harus dijabarkan dalam
tanggal laporan. Untuk modal yang disetor dalam valuta asing dijabarkan
dengan menggunakan kurs konversi Bank Indonesia pada saat modal
tersebut disetor (Martono, 2002: 65).
2.2.2.2Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi (SAK 2009: 3).
Tujuan penyusunan laporan keuangan bank (Martono, 2002: 62)
secara umum adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban
dan modal bank pada waktu tertentu.
b. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari
pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
periode tertentu.
c. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
d. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu
periode.
2.2.2.3Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Muljono (1992: 9), pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahui hasil interprestasi laporan keuangan bank diantaranya:
a. Kepentingan masyarakat
Masyarakat mempercayakan dananya untuk disimpan secara
aman dan terjamin akan kerahasiannya pada bank . Oleh karena itu,
pemerintah melalui Bank Indonesia mewajibkan setiap 3 bulan sekali
di setiap bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mengumumkan
neraca dan laporan perhitungan laba/ruginya di media cetak.
b. Kepentingan pemegang saham/pemilik
Bagi pemegang saham, laporan keuangan digunakan untuk
melihat kemajuan bank dan menilai apakah manajemen yang
mengelola bank telah sukses atau tidak.
c. Kepentingan perpajakan
Pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya
dalam menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang
bersangkutan.
d. Kepentingan pemerintah
Pemerintah menganggap bank sebagai kesatuan usaha yang
vital dengan tugas untuk membantu mengatur kegiatan perekonomian
negara pada umumnya dan kegiatan moneter pada khususnya. Bank
kebijaksanaan pemerintah di bidang moneter sehingga kedudukannya
sangat strategis.
e. Karyawan
Karyawan berkepentingan untuk mengetahui posisi dan
kondisi keuangan di mana ia bekerja, karena para karyawan
mengharapkan agar sawah dan ladangnya dapat berkembang secara
subur hingga mampu untuk menjamin hidupnya sampai masa hari
tuanya.
f. Manajemen bank
Para pajabat bank perlu mengatur sebaik-baiknya posisi
likuiditasnya, mengatur semaksimal mungkin pemanfaatan earning
assetnya serta mengatur apakah permodalan yang diperlukan telah
memadai atau tidak.
2.2.2.4Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2003: 242), jenis- jenis laporan keuangan bank
adalah sebagai berikut:
a. Neraca
Merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada
tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi
aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan equitas) suatu bank. Penyusunan
komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan
b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang
berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus
dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi.
Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban
bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.
c. Laporan laba rugi
Merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil
usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar
jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya
dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
d. Laporan arus kas
Merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang
berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap kas. Laporan ini harus disusun berdasarkan
konsep kas selama periode laporan.
e. Catatan atas laporan keuangan
Berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto, menurut
jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang
negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang
bersangkutan dengan anak perusahaannya.
2.2.2.5Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitataif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat
empat karakteristik kualitatif pokok, (SAK 2009: 5) yaitu:
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh
pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, dan kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
yang material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian
yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend)
posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
2.2.3 Analisis Laporan Keuangan
2.2.3.1Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analisys) adalah
aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan
umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan
kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan
keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi
Menurut Prastowo dan Julianty (2005: 63) analisis laporan
keuangan merupakan suatu proses penuh pertimbangan. Salah satu tujuan
utama adalah untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan pokok pada
trend, jumlah, hubungan dan alasan-alasan perubahan tersebut.
Perubahan-perubahan tersebut seringkali merupakan tanda peringatan awal terjadinya
pergeseran menuju keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan.
2.2.3.2Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Muljono (1992: 34), beberapa teknik analisis laporan
keuangan bank meliputi:
a Analisis Komparatif yang meliputi Analisa Trend/Analisa
Horizontal dan Analisa Vertikal (Analisa Common Size) dari suatu
laporan keuangan bank.
b Analisa Bank Environment yang bertujuan untuk mengetahui
sampai berapa jauh peran serta kegiatan suatu bank/cabang bank
terhadap kegiatan perbankan yang ada.
c Analisa Laporan Keuangan pada tingkat inflasi yang tinggi, untuk
menghindarkan pengambilan kesimpulan yang salah atau hasil
analisa dan juga mengingat adanya basic assumption dalam
akuntansi yaitu stable monetary unit assumption, maka laporan
keuangan bank pada masa inflasi tersebut perlu dievaluasi terlebih
dahulu/ditata kembali agar dapat diperoleh hasil evaluasi yang
d Analisa Titik Pulang Pokok/Break Even Point Analysis dalam
pengetrapannya dalam dunia perbankan.
e Analisa Variansi, yaitu perbandingan antara target yang ditetapkan
dalam anggaran dengan realisasi yang dicapai apakah
menguntungkan atau terjadi penyimpangan yang merugikan.
f Factor Separation Analysis, yaitu suatu analisa untuk mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan turun naiknya earning pershare
dari saham yang dikeluarkan suatu bank yang telah go public.
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan
2.2.4.1Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Menurut Horne (1986: 131) rasio keuangan adalah alat yang
dipakai untuk menganalisis kondisi dan prestasi keuangan. Rasio ini dapat
dibagi empat macam: likuiditas, pinjaman (debt), keuntungan
(profitabilitas), dan kemampuan memenuhi kewajiban (leverage). Dengan
satu rasio saja kita tidak dapat dan tidak cukup untuk mendapatkan
gambaran kondisi dan prestasi keungan yang realistis. Namun demikian
dengan sejumlah rasio kita dapat memberikan pertimbangan yang dapat
diandalkan.
Sedangkan menurut Prastowo dan Julianty (2005: 80) rasio
merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak
digunakan. Rasio ini merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan
Jika diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat menunjukkan area-area
yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih dalam.
2.2.4.2Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding teknik
analisis lainnya (Harahap, 2002: 298), keunggulan tersebut adalah:
a Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
b Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
d Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
e Menstandarisir size perusahaan.
f Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time
series”.
g Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.
2.2.4.3Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Martono (2002: 93) beberapa keterbatasan analisis rasio
a Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan
yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa
bidang usaha.
b Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh
cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil
manipulasi.
c Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode
penilaian persediaan.
d Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
2.2.4.4Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan Bank
Menurut Kasmir (2003: 263), jenis-jenis analisa rasio keuangan
perbankan meliputi:
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank.
Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis rasio yaitu:
a. Quick Ratio
b. Investing Policy Ratio
c. Banking Ratio
d. Assets to Loan Ratio
f. Cash Ratio
g. Loan to Deposit Ratio
h. Investment Risk Ratio
i. Liquidity Risk Ratio
j. Credit Risk Ratio
k. Deposit Risk Ratio
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam
menjalankan aktivitasnya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis
yaitu:
a. Primary Ratio
b. Risk Assets Ratio
c. Secondary Risk Ratio
d. Capital Ratio
e. Capital Risk
f. Capital Adequacy Ratio
c. Rasio Rentabilitas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas bank dalam
mencapai tujuannya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. Gross Profit Margin
b. Net Profit Margin
c. Return on Equity Capital
e. Gross Profit Margin on Total Assets
f. Net Income on Total Assets
g. Rate Return on Loan
h. Interest Margin on Earning Assets
i. Interest Margin on Loans
j. Leverage multiplier
k. Assets utilization
l. Interest Expense Ratio
m. Cost of Fund
n. Cost of Money
o. Cost of Loanable Fund
p. Cost of Operable Fund
q. Cost of Efficiency
2.2.5 Laba
2.2.5.1Pengertian Laba
Menurut Suwardjono (2005: 509) definisi laba disebutkan sebagai
tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan kapital
dalam suatu periode yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas
yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/pemilik kapital
tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal
2.2.5.2Relevansi Konsep Laba
Menurut Belkaoui (1987: 230) laba merupakan suatu pos dasar dan
penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam
berbagai konsep. Laba umumnya dipandang sebagai:
a. Laba adalah dasar bagi perpajakan dan pembagian kembali kekayaan
dikalangan pribadi.
b. Laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan deviden dan
penahanan laba suatu perusahaan.
c. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman
pengambilan keputusan.
d. Laba dianggap sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam
peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang.
e. Laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu
ukuran kepengurusan manajemen atas sumber daya suatu kesatuan dan
ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu
perusahaan.
2.2.5.3Perubahan Laba
Perubahan laba dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan
persentase kenaikan atau penurunan laba yang diperoleh perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai kenaikan laba yang cepat dalam jangka
panjang cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dari pada perusahaan
Menurut Suwardjono (2005: 509) laba merupakan elemen yang
paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup
kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laba
dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan
dimasa mendatang tentang kinerja perusahaan. Jika pertumbuhan labanya
baik akan mencermikan kinerja perusahaan yang baik sehingga semakin
tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik pula
kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila rasio keuangan perusahaan
baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik.
2.2.5.4Hubungan Laporan Keuangan dengan Prediksi Laba
Weston dan Brigham (1997: 294) mengatakan nilai riil dari laporan
keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan keuangan dapat
digunakan untuk meramalkan laba dan deviden perusahaan dimasa
mendatang.
Statement of Financial Accounting Concepst No.2 Qualitative
Characteristics of Accounting Information (FASB 1980) juga menjelaskan
bahwa salah satu karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh informasi
akuntansi agar tujuan pelaporan keuangan dapat tercapai adalah
kemampuan prediksi. Hal ini menunjukkan bahwa informasi akuntansi
seperti yang tercantum dalam pelaporan keuangan dapat digunakan oleh
investor untuk saat ini dan investor potensial dalam melakukan prediksi
Deviden yang akan diterima investor akan tergantung pada jumlah laba
yang diperoleh perusahaan dimasa mendatang. Oleh karena itu, prediksi
laba perusahaan dengan menggunakan informasi laporan keuangan
menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah satu cara yang digunakan
adalah dengan menggunakan analisis rasio keuangan (Meythi, 2005: 254).
Dalam teori akuntansi positif, dibahas suatu prediksi mengapa para
pemakai laporan keuangan berkepentingan dengan laba. Tegasnya, teori
akuntansi positif membuat hipotesis mengapa mereka termotivasi
menurunkan atau menaikkan laba. Prediksi yang dibuat teori akuntansi
positif menurut formulasi Watt dan Zimmerman (1986) diorganisasi dalam
3 hipotesis:
1. Hipotesis bonus plan. Dalam hipotesis ini diformulasikan, semua yang
lainnya sama (ceteris paribus), manajer-manajer perusahaan dengan
bonus plan cenderung memilih prosedur-prosedur akuntansi yang
akan menggeser laba yang dilaporkan dari periode mendatang ke
periode sekarang. Hipotesis ini tampak rasional bahwa para manajer
perusahaan, seperti halnya kebanyakan orang pada umumnya
menyukai tingginya remunerasi (pemberian upah). Jika remunerasi
setidaknya bergantung pada bonus yang dilaporkan dalam laba bersih,
maka mereka dapat menaikkan bonus tahun berjalan dengan
melaporkan laba bersih setinggi mungkin.
2. Hipotesis debt covenant (kovenan hutang). Dalam hipotesis ini
perusahaan cenderung melanggar accounting-based debt covenants,
para manajer perusahaan cenderung memilih prosedur-prosedur
akuntansi yang akan menggeser laba yang dilaporkan dari periode
mendatang ke periode sekarang. Alasannya adalah meningkatkan laba
bersih yang dilaporkan akan mengurangi kemungkinan kegagalan
teknikal. Hampir semua perjanjian utang berisi kovenan-kovenan
(kontrak) yang peminjamnya harus memenuhi isi kontrak atau
perjanjian. Untuk mencegah atau menunda prospek pelanggaran
kovenan(kontrak), manajemen mengadopsi kebijakan akuntansi untuk
meningkatkan laba tahun sekarang.
3. Hipotesis political cost. Formulasi hipotesis ini adalah, semua yang
lainnya sama (ceteris paribus), semakin besar biaya politik yang
dihadapi oleh suatu perusahaan, semakin besar kecenderungan
manajer perusahaan tersebut memilih prosedur-prosedur akuntansi
yang menunda laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode
mendatang. Hipotesis ini mengenalkan suatu dimensi politik kedalam
pemilihan kebijakan akuntansi. Dengan profitabilitas yang tinggi,
menurut hipotesis ini akan menarik perhatian bagi media dan
konsumen. Dengan demikian profitabilitas yang tinggi menyebabkan
2.2.5.5Hubungan Rasio Likuiditas terhadap Laba
Weston dan Brigham (1997: 295) mengatakan bahwa perusahaan
yang mengalami kesulitan keuangan, pembayara utang usahanya akan
menjadi lebih lambat, pinjaman ke bank akan lebih banyak, dan
sebagainya. Meningkatnya pinjaman ke bank akan menambah beban
bunga perusahaan, sehingga akan mengurangi jumlah laba yang
dihasilkan. Shim dan Siegel (1987: 24) menyatakan likuiditas sangat
penting untuk mendukung aktivitas bisnis, terutama pada saat keadaan
memburuk. Jika posisi likuiditas perusahaan memburuk akan
mengakibatkan resiko kredit yang buruk, serta tidak mampu menghasilkan
laba dan membayar biaya-biaya pokok pada waktunya. Dengan demikian
semakin tinggi rasio likuiditas akan meningkatkan laba, yang dapat
digambarkan adanya hubungan positif antara rasio likuiditas dengan laba.
2.2.5.6Hubungan Rasio Solvabilitas terhadap Laba
Helfert (1996: 10) mengatakan bahwa semakin tinggi proporsi
hutang dalam struktur modal, maka semakin besar modal yang digunakan
untuk membayar bunga, dan semakin besar resiko bagi kelangsungan
hidup perusahaan. Helfert (1996: 162-163) juga mengatakan bahwa
dengan adanya perluasan hutang ke struktur modal, maka pengembaalian
atas modal akan melonjak tinggi, selama biaya bunga tidak melebihi daya
Dalam analisis laporan keuangan tampak bahwa penggunaan utang
yang lebih tinggi akan memperbesar beban bunga sehingga akan
menurunkan laba. Dengan demikian utang mempunyai hubungan negatif
terhadap laba pada analisis laporan keuangan. Jika dilihat dari formulasi
rasio solvabilitas dapat dikatakan bahwa rasio solvabilitas berhubungan
positif terhadap utang. Maka rasio solvabilitas memiliki hubungan negatif
pula terhadap laba.
2.2.5.7Hubungan Rasio Rentabilitas terhadap Laba
Shim dan Siegel (1987: 28) menyatakan rasio profitabilitas atau
rentabilitas merupakan sebuah indikator dari kondisi keuangan dan
efektifitas manajemen perusahaan dalam kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dan pengembalian dari investasi. Keuntungan yang
dihasilkan perusahaan mutlak memiliki hubungan sebanding yang
signifikan dengan rasio profitabilitas atau rentabilitas. Dengan demikian
rasio profitabilitas atau rentabilitas berpengaruh positif terhadap laba.
2.3Kerangka Pikir
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
premis sebagai berikut:
a. Premis 1
Construct rasio keuangna Capital, Assets, Earnings, dan Liquidity
untuk periode satu tahun ke depan. Sedangkan untuk periode dua tahun ke
depan ditemukan bahwa rasio keuangan tingkat individual tidak signifikan
dalam memprediksi pertumbuhan laba. Namun demikian hasil analisis
regresi menunjukkan bahwa tidak terdapat rasio keuangan yang signifikan
dalam memprediksi pertumbuhan laba baik untuk periode satu tahun ke
depan ataupun untuk periode dua tahun ke depan. (Zainuddin dan Hartono,
1999:66-90).
b. Premis 2
Semakin tinggi banking ratio, assets to loan ratio maka tingkat
likuiditas bank semakin rendah (Kasmir, 2003:269-270).
c. Premis 3
Kenaikan rasio ROE berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank
yang bersangkutan dan kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan
harga saham bank (Dendawijaya, 2003).
d. Premis 4
Semakin tinggi rasio CAR, maka semakin tinggi pula tingkat modal
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.3. Kerangka Pikir
2.4Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Diduga bahwa rasio-rasio keuangan secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio Likuiditas:
1. X1 : Quick Ratio
2. X2 : Investing Policy Ratio 3. X3 : Banking Ratio
4. X4 : Assets to Loan Ratio 5. X5 : Cash Ratio
6. X6 : Loan to Deposit Ratio
Rasio Solvabilitas:
7. X7 : Primary Ratio 8. X8 : Risk Assets Ratio
9. X9 : Capital Adequacy Ratio 2 10.X10 : Capital Adequacy Ratio 3
Rasio Rentabilitas:
11.X11 : Gross Profit Margin 12.X12 : ROE
13.X13 : Gross Yield on Total Assets 14.X14 : Rate Return on Loans 15.X15: Leverage Multiplier
Y : Perubahan Laba
2. Diduga bahwa rasio-rasio keuangan secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah pernyataan
tentang definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara
operasional berdasarkan teori-teori yang ada ataupun
pengalaman-pengalaman empiris.
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional setiap variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
a. Variabel Terikat (Y)
Perubahan laba (Y) sebagai variabel dependen diproksikan
dengan laba bersih (net income) yang merupakan prosentase perubahan
laba bersih yang diperoleh perusahaan dalam tahun t dibandingkan
dengan tahun t0 (tahun dasar).
Laba tahun dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
laba tahun 2004, untuk mengukur kenaikan atau penurunan tingkat
laba yang diperoleh bank antara periode tahun berjalan dengan periode
b. Variabel Bebas (X)
1. Rasio Likuiditas
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, yang
meliputi:
a. Quick Ratio (X1)
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap
para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito)
dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank.
b. Investing Policy Ratio (X2)
Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank
dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan
cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.
c. Banking Ratio (X3)
Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat
likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin
tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah
tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan
untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula
d. Assets to Loan Ratio (X4)
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang
dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan
semakin rendahnya tingkat likuiditas bank.
e. Cash Ratio (X5)
Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan bank melunasi kewajibannya yang harus segera
dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut.
f. Loan to Deposit Ratio (X6)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan
jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan pemerintah
maksimum adalah 110%.
2. Rasio Solvabilitas
Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana
untuk membiayai kegiatannya, yang meliputi:
a. Primary Ratio (X7)
Primary Ratio merupakan rasio untuk mengukur
apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai. Atau sejauh
mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat
b. Risk Assets Ratio (X8)
Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan
penurunan risk assets.
c. Capital Adequacy Ratio 2 (X9)
CAR merupakan kemampuan permodalan untuk
menutupi kemungkinan kerugian atas kredit yang diberikan
pada investasi surat-surat berharga.
d. Capital Adequacy Ratio 3 (X10)
Diperoleh dari pembagian antara equity capital dan
penjumlahan antara total loans dengan securities.
3. Rasio Rentabilitas
Digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan, yang
meliputi:
a. Gross Profit Margin (X11)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui presentasi laba
dari kegiatan usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah
dikurangi biaya-biaya.
b. Return on Equity (X12)
ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk
c. Gross Yield on Total Assets (X13)
Untuk mengukur kemampuan manajemen menghasilkan
income dari pengelolaan aset.
d. Rate Return on Loans (X14)
Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengelola kegiatan perkreditannya.
e. Leverage Multiplier (X15)
Untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
mengelola asetnya, karena adanya biaya yang harus dikeluarkan
akibat penggunaan aktiva.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel terikat (Y) adalah perubahan laba, dengan skala pengukuran
yang digunakan adalah skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase,
yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
b. Variabel bebas (X) adalah rasio keuangan perbankan, terdiri dari:
1. Rasio Likuiditas, yang meliputi:
a. Quick Ratio (X1)
b. Investing Policy Ratio (X2)
Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio sebagai berikut:
c. Banking Ratio (X3)
Rumus untuk mencari Banking Ratio sebagai berikut:
d. Assets to Loan Ratio (X4)
Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio sebagai berikut:
e. Cash Ratio (X5)
Rumus untuk mencari Cash Ratio sebagai berikut:
f. Loan to Deposit Ratio (X6)
Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:
2. Rasio Solvabilitas, yang meliputi:
a. Primary Ratio (X7)
b. Risk Assets Ratio (X8)
Rumus untuk mencari Risk Assets Ratio sebagai berikut:
c. Capital Adequacy Ratio 2 (X9)
Rumus untuk mencari CAR 2 sebagai berikut:
d. Capital Adequacy Ratio 3 (X10)
Rumus untuk mencari CAR 3 adalah:
3. Rasio Rentabilitas, yang meliputi:
a. Gross Profit Margin (X11)
Rumus untuk mencari:
b. Return on Equity (X12)
Rumus untuk mencari:
c. Gross Yield on Total Assets (X13)
Rumus untuk mencari:
d. Rate Return on Loans (X14)
Rumus untuk mencari:
e. Leverage Multiplier (X15)
Rumus untuk mencari:
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang, kejadian, atau
segala sesuatu yang menarik bagi peneliti untuk diinvestigasi (Sekaran,
2006: 121). Populasi yang digunakan dalam penelitan ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sebanyak 30 bank. Satuan
pengamatan yang akan menjadi objek dari penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan bank untuk periode tahun 2004-2007.
3.2.2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel diambil
dari data populasi dengan memperhatikan kelengkapan laporan keuangan
perusahaan. Metode purposive sampling adalah kemungkinan tujuan atau
target tertentu dalam memilih sampel yang tidak acak.
Pertimbangan kriteria sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan
keuangan dari tahun 2004-2007 yang lengkap dan sesuai dengan
variabel yang akan diteliti.
2) Tahun buku laporan keuangan ini adalah yang berakhir pada 31
Desember.
Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang terpilih adalah 12 bank
umum yang terdaftar di BEI yaitu:
- PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
- PT. Bank Central Asia, Tbk
- PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk
- PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
- PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
- PT. Bank Bukopin, Tbk
- PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
- PT. Bank Lippo, Tbk
- PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
- PT. Bank Mega, Tbk
- PT. Bank NISP, Tbk
3.3.Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari laporan keuangan bank yang terdaftar di BEI untuk
periode tahun 2004-2007.
3.3.2. Sumber Data
Data laporan keuangan yang ada merupakan data yang telah diolah dan
disajikan dalam Indonesian Capital Market Directory 2007 dan 2008.
3.3.3. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
dokumentasi dari laporan keuangan yang terdapat di Indonesian Capital
Market Directory 2007 dan 2008.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka
kaitan antar variabel penelitian dapat digambarkan secara spesifik ke
dalam model analisis regresi linear berganda, dimana model ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh-pangaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
Y = Perubahan laba
X1-Xn = Rasio keuangan dari X1-Xn
b0 = Konstanta
b1-bn = Koefisien regresi variabel X1-Xn
ei = Kesalahan baku
3.4.2. Uji Kualitas Data 3.4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2005: 110). Dalam penelitian ini untuk pengujian normalitas digunakan
alat uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Dalam pengambilan keputusan apakah distribusi data mengikuti
distribusi normal atau tidak adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikan <0,05 maka distribusi adalah tidak normal.
2) Jika nilai signifikan >0,05 maka distribusi adalah normal.
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda yang terbentuk harus bersifat BLUE
(Best Linier Unbiased Estimator), artinya untuk pengambilan keputusan
tidak boleh bias. Untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang tidak
a. Uji Multikolinieritas
Menurut Imam Ghozali (2005: 91), uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Deteksi Multikolinieritas bisa
dilakukan dengan melihat:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel
dependen.
2) Nilai VIF (Variation Inflation Factor) kurang dari 0,10 atau sama
dengan nilai VIF>10.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghozali (2005: 95), uji ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Daerah distribusi
keputusan autokorelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4.3.b. Daerah Distribusi Keputusan Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
positif
Tidak ada autokorelasi positif
No desicison dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d <4 Tidak ada korelasi negatif No desicison 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi. Positif atau negatif
Tidak ditolak du < d < 4 - du
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2005: 105), uji ini bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas. Dalam
penelitian ini pendeteksian Heteroskedastisitas adalah dengan
pengujian Korelasi Rank dari Spearman, dengan ketentuan sebagai
berikut (Gujarati, 1995: 188):
1) Jika nilai probabilitas <0,05 maka terkena Heteroskedastisitas.
2) Jika nilai probabilitas >0,05 maka bebas Heteroskedastisitas.
3.4.4. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan F (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
mempunyai pengaruh secara bersama-sama/simultan atau mempunyai
kecocokan terhadap variabel dependen.
Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah semua parameter