i
DESAIN INTERIOR RUANGAN
UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO (UDINUS)
SEMARANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md)
dalam Bidang Ilmu Perpustakaan
Disusun oleh :
ILLEGI RIAS MONICA
D1809030
PROGRAM DIPLOMA III PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ii
PERSETUJUAN
Tugas Akhir berjudul :
DESAIN INTERIOR RUANGAN UPT PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO (UDINUS)
SEMARANG
Pada hari :
Tanggal :
Karya : ILLEGI RIAS MONICA
D1809030
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program
Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret.
Surakarta, Juni 2012
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Drs. Sutarno, S.Sos
iii
PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diujikan dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir
Program Diploma III Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari :
Tanggal :
NAMA PENGUJI TANDA TANGAN
Penguji I : Drs. Is Hadri Utomo, M.Si
NIP 195909071987021001
Penguji II : Drs. Sutarno, S.Sos
NIP 196003051987021001
Mengetahui,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Uiversitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Prof. Pawito, Ph.D.
iv
MOTTO
Saya hidup memperjelas apa yang diragukan oleh orang lain.
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya
persembahkan untuk:
Ayah dan Ibu, terimakasih
atas doa dan kasihsayang yang
tak pernah berakhir.
Adikku tersayang yang selalu
memberi dukungan.
Sahabat-sahabatku yang setia
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga
penul DESAIN INTERIOR
RUANGAN UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) di bidang Ilmu Perpustakaan.
Penyelesaian Tugas Akhir ini dapat terlaksana dari mulai perencanaan
sampai selesai, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof.Drs.Pawito, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
2. Bapak Drs.Haryanto, M.Lib., selaku Ketua Program Studi DIII
Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas
Maret.
3. Bapak Solichul Huda, S.Kom., M.Kom., selaku Kepala UPT Perpustakaan
Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Magang.
4. Bapak Daryono, S.Sos, selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak Sutarno, S.Sos., selaku Pembimbing yang telah memberikan arahan
vii
6. Segenap Staf UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS)
Semarang yang telah membantu selama Kuliah Kerja Magang.
7. Sahabat-sahabatku, Yuliana Pujia Astuti, Enita Rihadini S., Januar Devi
Santiningrum, Fitri
yang selalu bersama dalam suka dan duka.
8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan maupun kesalahan
dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mohon maaf. Penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar dapat menjadi
koreksi dan pembelajaran bagi penulis. Semoga Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Surakarta, Juni 2012
viii
ABSTRAK
Illegi Rias Monica. D1809030. Desain Interior Ruang Perpustakaan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang.
UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui desain interior ruangan dan untuk mengetahui penempatan ruang bagian-bagian layanan pada UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Metode yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini adalah metode observasi, dimana dilakukan pengamatan secara langsung terhadap ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Dari pengamatan didapatkan bahwa ruang koleksi umum, ruang baca, ruang referensi, ruang tandon, ruang referensi, ruang majalah, ruang sirkulasi, ruang pengolahan, gudang, ruang almari loker, ruang Kepala Perpustakaan dan staf berada dalam satu ruangan, pemisah antara ruang satu dengan ruang lain menggunakan perabot. Sistem tata ruang menggunakan sistem tata baur. Pewarnaan dinding menggunakan warna biru dan kuning, disesuaikan dengan logo warna universitas. Pencahayaan alami menggunakan 18 jendela kaca dan untuk pencahayaan buatan dengan memasang 38 lampu. Sirkulasi udara alami menggunakan 18 jendela dan untuk sirkulasi udara buatan menggunakan AC (Air Conditioning) sebanyak 6 buah dan 3 buah kipas angin. Perpustakaan berupaya mengurangi suara yang timbul dari dalam dengan menyediakan mebeler yang sebagian besar terbuat dari kayu.
Ruang koleksi umum, majalah, CD, dan jurnal berada dalam satu ruangan dan berada di bagian selatan. Ruang koleksi tandon letaknya disebelah timur ruang pengolahan dan gudang. Almari loker dan koleksi umum saling membelakangi terletak di sebelah barat ruang koleksi umum. Ruang OPAC terletak di sebelah utara ruang koleksi umum. Ruang referensi terletak disebelah barat ruang koleksi tendon dan ruang staf perpustakaan yang menyatu juga dengan meja sirkulasi. Ruang pengolahan terletak disebelah timur disekat oleh rak tandon sebelah timur, dan letaknya sejajar dengan gudang. Ruang Kepala Perpustakaan terletak di sebelah timur ruang staf perpustakaan. Penyekat antara kedua ruangan ini hanya meja.
Kata kunci : Perpustakaan, perpustakaan perguruan tinggi, desain interior.
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pedoman Luas Ruangan . .
Tabel 2.2
Tabel 3.1 Jumlah Staf di UOT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang ditinjau dari Bidang
Tugas dan
Table 3.2 Jumlah koleksi yang dimiliki UPT Perpustakaan Universitas
Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang
Table 3.3 Daftar Inventaris UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang ...
18
19
34
36
x
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Mikro UPT Perpustakaan Universitas
Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang ....
Bagan 3.2 Struktur Organisasi Makro Universitas Dian Nuswantoro
(UDINUS) Semarang ...
31
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Foto
Lampiran Denah Ruang UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantor
(UDINUS) Semarang
Lampiran Catatan Kerja Harian Mahasiswa
Lampiran Form Penilaian Magang
Lampiran Penilaian Kuliah Kerja Magang
Lampiran Surat Tugas
xii
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.4 Tujuan ...
1.5 Metode Pengumpulan Data ...
1.6 Sistematika Penulisan ...
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
xiii
BAB III. GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
xiv BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Disain Interior Ruang UPT Perpustakaan
Universitas Dian Nuswantoro Semarang
4.2 Penempatan Ruang pada UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro Semarang ...
BAB V. KESIMPULAN...
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
47
47
51
56
56
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi, informasi dapat di akses dengan mudah tanpa batas
ruang danwaktu. Kini setiap orang dapat mengakses informasi yang diingkan
dengan mudah tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini disebabkan oleh
perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesatnya.
Informasi yang telah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Informasi
dibutuhkan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menyelesaikan
pekerjaan, pengambilan keputusan, memperlancar kegiatan bisnis atau hanya
sekedar memenuhi rasa ingin tahu. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
informasi tersebut, maka dibangunkanlah perpustakaan yang berperan
sebagai penyedia informasi.
Ada beberapa jenis perpustakaan di Indonesia. Salah satu jenis
perpustakaan yang dapat melayani kebutuhan informasi berbagai kelompok
pengguna adalah perpustakaan Perguruan Tinggi. Perpustakaan perguruan
tinggi merupakan perpustakaan yang berada di sebuah perguruan tinggi,
menjadi pusat untuk mencari informasi oleh semua sivitas akademika
perguruan tinggi dan juga dapat dimanfaatkan untuk sarana belajar,
perguruan tinggi melayani semua sivitas akademika mulai dari dosen,
mahasiswa, karyawan, mahasiswa luar, masyarakat umum.
Kehadiran pemustaka menjadi salah satu kunci keberhasilan layanan
perpustakaan. Kehadiran pemustaka dapat menjadi tolok ukur pemanfaatan
perpustakaan. Apabila perpustakaan semakin sering dikunjungi oleh
mahasiswa atau dosen, kemungkinan perpustakaan itu dimanfaatkan juga
semakin besar. Salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan sebuah
layanan perpustakaan tersebut adalah desain interior perpustakaan.
Desain interior merupakan salah satu aspek pembinaan perpustakaan
yang memiliki pengaruh dan peranan yang sangat besar dalam memperlancar
layanan maupun pelaksanaan fungsi perpustakaan. Desain ruang yang baik
membuat para pengunjung merasa nyaman berada di perpustakaan yang
diharapkan dapat meningkatkan minat pengguna untuk mengunjungi dan
memanfaatkan layanan perpustakaan. Oleh karena itu, desain interior
perpustakaan perlu diperhatikan dan dikelola dengan baik oleh badan
pengelola perpustakaan agar dapat menunjang keberhasilan layanan
perpustakaan.
Dalam upaya mendukung dan mewujudkan visi dan misi,
perpustakaan perguruan tinggi perlu ditunjang dengan fasilitas gedung yang
representatif, untuk membangun dan mengembangkan gedung dan ruang
layanan perpustakaan yang benar-benar mampu menunjang pencapaian
tujuan dan program-program perpustakaan tersebut. Ruangan perpustakaan
tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Tanpa ada ruangan, perpustakaan tidak akan
dapat menjalankan pelaksanaan tugas pengelolaannya dengan baik.
Selanjutnya disebutkan pula, uang perpustakaan akan nyaman bagi
pemakai apabila ditata dengan memperhatikan fungsi keindahan, dan
keharmonisan. Penataan yang baik akan memberikan kepuasan fisik dan
psikis bagi penghuninya (Lasa, 2005:149).
Ruang layanan perpustakaan harus didukung dengan desain interior
yang baik dan menarik, seperti: ruangan, warna, sistem pencahayaan, sistem
sirkulasi udara, sistem penataan suara atau akustik. Selain itu dalam
perencanaan desain interior tidak dapat terlepas dari peran pengguna
perpustakaan, karena penggunalah yang merasakan dan menilai apakah
kualitas desain interior ruang layanan perpustakaan itu bagus atau jelek.
Berdasarkan pengamatan penulis tentang desain interior UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro, menyatakan bahwa penataan
tiap bagian-bagian layanan belum memperhatikan efisiensi dan efektivitas
pengguna perpustakaan, semua bagian layanan perpustakaan berada dalam
satu ruangan. Penempatan rak belum urut sehingga sering menyulitkan dalam
temu kembali koleksi bahan pustaka. Rak koleksi umum, rak koleksi tandon,
rak koleksi referensi, rak koleksi majalah, rak koleksi berupa CD, semua
dicampur dalam satu ruangan tersebut karena keterbatasan ruangan.
Penempatan rak loker dan bagian pengambilan kunci loker belum efisien.
warna putih untuk pewarnaan pada lantai dan dan langit-langit, warna coklat
untuk rak koleksi bahan pustaka. Pencahayaan menggunakan cahaya alami
dan cahaya buatan. Sirkulasi udara menggunakan sirkulasi udara dari jendela,
kipas angin dan AC (Air Conditioning). Desain interior dari UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro masih perlu perbaikan untuk
memberikan kenyamanan dan layanan terbaik perpustakaan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk topik desain
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO (UDINUS)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana desain interior ruangan yang diterapkan pada UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang ?
1.2.2 Bagaimana penempatan ruang bagian-bagian layanan pada UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang ?
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pengumpulan data dilaksanakan bersamaan dengan Kuliah Kerja Magang
pada :
Waktu : Tanggal 13 Februari s/d 3 April 2012
Hari : Senin s/d Jumat
Tempat : Gedung UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro
Semarang, Jln. Nakula I No.5-11 Semarang, 50131
1.4 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1.4.1 Untuk mengetahui desain interior ruangan yang diterapkan pada UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
1.4.2 Untuk mengetahui penempatan ruang bagian-bagian layanan pada UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan Tugas Akhir, pengumpulkan data menggunakan beberapa
metode sebagai berikut:
1.5.1 Metode Observasi
Metode observasi merupakan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik
gejala-gejala yang diselidiki (Cholid dan Abu,1999:70). Dalam
metode ini, dilakukan pengamatan secara langsung ruangan UPT
Perpustakaan Dian Nuswantoro Semarang.
1.5.2 Metode Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau
dialog ke petugas perpustakaan UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro
Semarang.
1.5.3 Kajian Dokumen
Kajian dokumen merupakan sarana mengumpulkan data atau
informasi dengan cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar
rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan
lainnya (Sarwono,2006:225).Dalam hal ini mencari data-data yang
berkaitan dalam penulisan Tugas Akhir.
1.5.4 Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah cara pengumpulan data yang
digunakan sebagai acuan dan rujukan dalam pengolahan data dan
menafsirkannya harus dilakukan dengan tolak ukur berupa teori-teori
yang diterima kebenarannya di dalam berbagai (Nawawi,
1994:23).
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang tentang penulisan
Tugas Akhir, tujuan penulisan Tugas Akhir, waktu dan
pelaksanaan Kuliah Kerja Magang, metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan Tugas Akhir, rumusan masalah,
dan sistematika penulisan.
Dalam bab kedua tentang tinjauan pustaka dan landasan
teori yang digunakan sebagai dasar di dalam melihat
perpustakaan meliputi : desain interior, unsur-unsur desain,
ruang, pencahayaan, warna, dan sirkulasi udara di UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
BAB III GAMBARAN UMUM INSTITUSI
Menguraikan mengenai gambaran umum UPT Perpustakaan
Universitas Dian Nuswantoro.
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
Dalam bab ini menguraikan tentang deskripsi obyek yang
diteliti di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro
Semarang.
BAB V PENUTUP
Bab ini disajikan beberapa simpulan dari hasil penelitian
dan saran untuk UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro Semarang dalam rangka meningkatkan kualitas
ruang perpustakaan bagi pengguna terutama mahasiswa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Perpustakaan
Buku merupakan salah satu sumber informasi yang masih
diminati oleh masyarakat ataupun pelajar, walaupun sekarang sudah
banyak kemudahan dalam mencari informasi di internet. Perpustakaan
sebagai salah satu tempat penyedia sumber informasi dalam dunia
pendidikan belum mendapatkan perhatian penuh dari pemeritah
maupun pelajar. Hal ini didukung dengan artikel yang diunggah oleh
Ajick
(http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=newsw&option=detail&nid
=17: diakses 30 Mei 2012,07:33) mengatakan bahwa :
Pandangan pemerintah yang dibacakan Mendiknas
menyatakan selama ini perpustakaan belum dijadikan rujukan sumber informasi. Karena itu, pemerintah menyambut baik disahkannya undang-undang ini. Perpustakaan adalah sarana belajar sepanjang hayat, ujar Mendiknas saat membacakan pendangan pemerintah. Undang-undang ini juga sangat sesuai dengan tujuan nasional Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.1.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Di perguruan tinggi mahsiswa sering berkunjung ke
refreshing dari pihak menyediakan perpustakaan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar baik bagi mahsiswa maupun dosen. Karena
pentingnya fungsi perpustakaan itu sendiri, maka diperlukan
pustakawan yang handal dan perpustakaan yang selalu upda te dan
lengkap terhadap bahan pustaka agar kebutuhan pengguna perpustakaan
dapat terpenuhi sehingga pengguna puas terhadap layanan maupun
informasi yang didapat dari perpustakaan. Hal senada juga dikatakan
oleh Pertiwi (2011:50) bahwa :
Perpustakaan adalah pusat informasi dan dokumentasi ilmiah di Perguruan Tinggi. Ketersediaan bahan pustaka merupakan sarana yang menunjang proses belajar mengajar. Di lingkungan universitas terdapat perpustakaan pusat dan beberapa perpustakaan fakultas dan jurusan sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. Fasilitas tersebut disediakan bagi civitas akademika yang membutuhkan demi menunjang kelangsungan belajar. Menginat pentingnya fungsi perpustakaan tersebut, hal ini tak bisa lepas dari peran pustakawan dalam mengatur, mengelola dan memberikan pelayanan optimal bagi pengguna jasa perpustakaan terutama mahasiswa.
2.1.3 Desain Interior
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap beberapa penelitian yang
sejenis, penulis menemukan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
para peneliti sebelumya.
Penelitian yang dilakukan oleh Wati Ellyana (2008) yaitu :
engaruh desain interior terhadap kepuasan pengguna pada
perpustakaan Universitas
bertujuan untuk mengetahui signifikasi pengaruh elemen-elemen desain
tata suara terhadap kepuasan pengguna, penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang mengkaji hubungan
variabel desain interior sebagai variabel bebas dan variable kepuasan
pengguna sebagai variabel terikat. Subyek dari penelitian ini adalah
pengguna perpustakaan Universitas Kristen PETRA Surabaya.
Masing-masing variabel desain interior terhadap kepuasan pengguna hanya
terbukti pada elemen ruang, pencahayaan dan sirkulasi udara,
sedangkan elemen warna dan tata suara terbukti tidak signifikan.
Hipotesis kedua menyatakan elemen sirkulasi udara sebagai variabel
dominan pada desain interior yang mempengaruhi kepuasan pengguna
perpustakaan. Hasil dari uji hipotesis berdasarkan uji simultan
menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara desain interior yang
meliputi ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara dan tata suara
terhadap kepuasan pengguna perpustakaan terbukti.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perpustakaan
2.2.1.1 Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan sering dianggap sebagai tempat
penyimpanan buku atau gudang buku, padahal perpustakaan
merupakan sarana yang sangat penting bagi pendidikan.
Ditinjau dari segi bangunan perpustakaan merupakan suatu organisasi yang memiliki sub-sub sistem yang memiliki fungsi yang berbeda-beda, oleh karena itu, dalam perencanaan gedung dan ruang perpustakaan memiliki fungsi tiap ruang, unsur-unsur keharmonisan dan keindahan, baik dari segi interior mupun eksterior. Ruang yang tertata baik akan memberikan kepuasan kepada
pemakainya (pegawai perpustakaan dan pengguna
pepustakaan).
2.2.1.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Di dalam perguruan tinggi harus ada sebuah perpustakaan
untuk mendukung program pendidikan. Perpustakaan dan unit
kerja lainnya bertugas membantu perguruan tingginya dalam
melaksanakan program Tri Dharma perguruan tinggi
masing-masing. Hal ini senada dengan pernyataan Saleh (2010:1.17)
yang mengatakan bahwa :
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di lingkungan perguruang tinggi, universitas, sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya, yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi.
Hal tersebut didukung pernyataan Soeatminah (1992:40)
bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah unsur penunjang
yang merupakan perangkat kelengkapan dibidang pendidikan,
2.2.2 Desain Interior
2.2.2.1Pengertian Desain Interior
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:257),
esain adalah kerangka bentuk, rancangan, motif, pola, corak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga disebutkan arti kata
nterior yaitu bagian dalam gedung atau ruang, tatanan perabot
atau hiasan di dalam ruang bagian dalam gedung. Jadi desain
interior dapat diartikan sebagai perencanaan dan penataan suatu
gedung atau ruang.
Menurut Ching (1996:46), desain interior adalah
merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior
dalam bangunan. Di samping itu Karlen (2007:1) mengatakan
bahwa :
Proses mendesain sebuah ruang dimulai ketika seseorang, atau sekelompok orang, memutuskan untuk mengubah fungsi sebuah bangunan, atau sebagian dari bangunan tersebut, mulai dari ruang hunian atau ruang kerja yang kecil hingga kompleks bisnis dan fasilitas-fasilitas institusi yang luas dan rumit.
2.2.2.2 Desain Interior Perpustakaan
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang penting
dalam penyelenggaraan perpustakaan. Pembangunan gedung
perpustakaan perlu memperhatikan faktor-faktor fungsional dari
kegiatan perpustakaan. Menurut Suwarno (2009:100), agar
optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan
sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Aspek fungsional
Penataan ruang harus memperhatikan fungsi dari kedua
ruang agar tercipta suasana saling bekerja sama. Hal ini juga
didukung oleh Suwarno (2009:100) bahwa :
Artinya penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas maupun bagi pemustaka. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus pergerakan pemustaka dapat mengalir dengan lancar.
2. Aspek psikologis pemustaka
Penataan ruang juga harus memperhatikan psikologis
pemustaka untuk memberikan rasa nyaman. Kenyamanan dapat
tercipta dari keharmonisan dan keserasian penataan ruang
perpustakaan. Hal senada dikatakan oleh Suwarno (2009:100)
bahwa :
Penataan ruang perpustakaan dapat mempengaruhi aspek psikologis pemustaka. Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pemustaka dapat nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan dan merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pilihan warna dinding juga dapat
mempengaruhi rasa senang. Karena perpustakaan
Warna netral sangat menunjang suasana tenang di perpustakaan.
3. Aspek estetika
Suasana yang indah akan membuat pemustaka betah di
perpustakaan. Maka dari itu, penataan ruang dan perabot,
pemilihan warna dapat menunjang keindahan perpustakaan.
Suwarno (2009:100) juga mendukung hal tersebut, dikatakan
bahwa, keindahan penataan ruangan salah satunya dapat melalui
penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruangan
yang serasi, bersih dan tenang dapat mempengaruhi kenyamanan
pemustaka untuk berlama-lama berada di perpustakaan.
4. Aspek keamanan bahan pustaka
Kerusakan bahan pustaka dapat terjadi karena pancaran
sinar matahari secara terus menerus dan penataan ruang yang
tidak memperhatikan aspek keamanan bahan pustaka, akan
memudahkan dalam pencurian dan pengrusakan oleh pemustaka.
Hal ini juga dikatakan oleh Suwarno (2009:100) bahwa :
Menurut Ching (1996:160) elemen-elemen desain
interior terdiri dari lima elemen, yaitu: ruang, warna,
pencahayaan, sirkulasi udara, sistem tata suara atau akustik.
Elemen-elemen tersebut membutuhkan pengembangan dengan
cara memanipulasi elemen-elemen tersebut menjadi pola spasial,
visual dan sensori sehingga memperindah suatu ruang dan
membuatnya cocok untuk dihuni. Hal yang sama juga
diungkapkan Lasa (2005:161) bahwa, dalam mencapai kondisi
lingkungan yang nyaman dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti temperatur dan sirkulasi udara, warna, pencahayaan,
Elemen-elemen desain interior tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Ruang
Menurut Ching (1996: ruang adalah bahan
terpenting dimata seorang perancang dan unsur utama dalam
desain interior. Dalam melakukan penataan ruang, pihak
perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Kebutuhan Ruang
Gedung dan ruangan di perpustakaan sepenuhnya
digunakan untuk aktivitas perpustakaan, maka dari itu
pembangunan perpustakaan. Depdikbud dalam Lasa
(2005:157) menyatakan bahwa :
Pada dasarnya kebutuhan ruang perpustakaan dialokasikan untuk koleksi, pemakai, staf dan keperluan lain. Alokasi kebutuhan ruang perlu mempertimbangkan system pinjam yang akan dianut oleh suatu perpustakaan, dengan system pinjam terbuka (open a ccess) atau sistem tertutup (closed a ccess). Apabila perpustakaan itu menganut sistem pinjam terbuka, maka alokasinya diatur dengan pembagian 70% untuk koleksi dan pengguna, 20% untuk staf, dan yang 10% untuk keperluan lain.
b. Perabot
Perabot yang dimaksud adalah sejumlah alat yang
digunakan untuk menunjang kegiatan perpustakaan yang
tidak habis pakai, seperti kursi, meja, rak, lemari, bangku
dan lainnya. Perabot perpustakaan tidak perlu yang mewah
tapi harus mempertimbangkan kesederhanaan, keluwesan,
fungsional, faktor ergonomi dan faktor estetika. Perabot
harus dirancang agar sesuai dengan ukuran pemakai,
memperhatikan jarak bebas yang diperlukan oleh pola
aktivitas pemakai dan sifat aktivitas yang dijalani.
Ruangan perpustakaan bukan sekedar sekat yang
memisahkan ruang satu dengan ruang yang lainnya. Penataan
ruang perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan
mempertimbangkan berbagai aspeknya. Untuk dapat
perpustakaan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional.
Menurut Lasa (2005:150-160) dalam penataan ruang baca,
ruang koleksi dan ruang sirkulasi dapat dipilih dari sistem
tata sekat, tata parak dan tata baur.
1) Sistem tata sekat
Dalam sistem ini pengunjung tidak diperkenankan masuk
ke ruang koleksi dan petugaslah yang akan mengambilkan
dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca di
tempat itu. istem tata sekat merupakan
cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan
koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung.
2) Sistem tata parak
Dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk
mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat dan dibaca di
ruang lain yang tersedia. Cara ini lebih cocok untuk
perpustakaan yang menganut sistem pinjam terbuka.
sistem tata parak merupakan suatu sistem
pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah
dari ruang baca.
3) Sistem tata baur
Sistem tata baur lebih banyak digunakan perpustakaan,
sistem
tata baur merupakan suatu cara penempatan koleksi yang
dicampur dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah
mengambil dan mengembalikan sendiri. Sistem ini lebih
cocok untuk perpustakaan yang menggunakan sistem
pinjam terbuka.
Menurut Soedibyo (1987:148-149) luas ruangan
perpustakaan dapat ditentukan dari rasio jumlah mahasiswa,
pernyataan tersebut dikemukakan sebagai berikut :
Persyaratan minimal untuk sarana ruangan atau gedung perpustakaan di Indonesia telah pernah ditetapkan dengan surat keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 162 tahun 1967 yaitu 1 m2 per-mahasiswa (khususnya perguruan tinggi pembina). Akan tetapi mengingat dan kemampuan perguruan tinggi pada masa sekarang ini, pedoman ini berpendapat agar pernyataan itu dijadikan pedoman untuk dicapai secara bertahap. Alternatif yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
Untuk semua ruangan perlu dipertimbangkan : 1. Jumlah staf pengajar
2. Program pendidikan 3. Program riset
4. Kemampuan melaksanakan program-program lain 5. Besarnya koleksi direncanakan
Rasio 0,50 m2 : 0,75 m2 : 1 m2 tersebut diatas berdasarkan kepada pertimbangan bahwa perguruan tinggi yang populasi mahasiswanya besar biasanya memiliki jenis atau variasi program yang lebih banyak dan jenjang program yang lebih lengkap, sehingga alokasi ruangan perpustakaan rasionya lebih besar pula.
2. Warna
Warna dapat menimbulkan kesan tertentu, bahkan
mempengaruhi mood atau perasaan manusia. Beberapa warna
ada yang dapat membangkitkan semangat, ada pula yang
warna yang menenangkan emosi.
Table 2.2
Warna dan Kesan yang Ditimbulkan
Warna Kesan
Merah Membangkitkan energi, hangat, komunikatif, aktif, optimis dan semangat
Merah jambu
Hangat, emosional, lembut dan menenangkan
Orange
Sosialisasi, penuh harapan, percaya diri, dapat
membangkitkan semangat, vitalitas dan
kreativitas, menimbulkan perasaan senang, gembira, optimis dan penuh energi
Kuning
Cerah, membangkitkan energi, mood, semangat dan vitalitas, komunikatif, mendorong ekspresi diri, member inspirasi, dan memudahkan berpikir secara logis serta merangsang kemampuan intelektual
Hijau
Menyegarkan, membangkitkan energi, memberi
efek menenangkan, menyejukkan,
menyeimbangkan emosi, meredakan stres,
Warna Kesan
Biru
Keharmonisan dan memberi kesan lapang. menimbulkan perasaan tenang, dingin, sejuk, tenteram, hening, damai serta perlindungan
Ungu
Kesan sensual, feminim, antik, anggun, dan hangat, memancarkan kekuatan intuisi, fantasi, imajinasi, kreatif, sensitif, memberikan inspirasi dan obsesif
Cokelat Hangat, membumi, stabil, menghadirkan
kenyamanan, memberi kesan anggun dan elegan
Putih
Kemurnian dan kepolosan, perlindungan,
ketenteraman, kenyamanan dan memudahkan refleksi
Hitam Percaya diri, penuh perlindungan, maskulin, elegan, megah, dramatis dan misterius
Abu-abu
kesan serius namun menenteramkan dan
menimbulkan rasa damai, independen dan stabil, menciptakan keheningan dan kesan luas
Sumber : Ra hmi dala m Suherma n (2009:57-59)
Warna juga mempengaruhi orang yang bekerja dan
membaca di perpustakaan. Warna ternyata juga akan
memperbesar konsentrasi dan mempengaruhi jiwa seseorang.
Oleh karena itu, dalam perencanaan ruang perpustakaan perlu
memperhatikan penggunaan warna yang tepat. Warna dapat
mempengaruhi psikologis pengunjung sehingga merasa
nyaman dan betah berada di perpustakaan serta selalu ingin
datang. Menurut Lasa (2005:164), warna yang kondusif
untuk ruang perpustakaan antara lain warna merah, kuning
dan hijau. Dalam pemilihan warna untuk ruangan perlu
memperhatikan faktor penerangan. Warna mempunyai
misalnya, harus lebih gelap dari warna dinding sebelah atas
(Lasa,2005:166). Warna untuk perabot perpustakaan dipilih
yang cerah dan sederhana seperti warna kayu. Kiranya tidak
perlu mebeler perpustakaan dicat warna-warni kecuali untuk
anak- (Lasa,2005:135).
3. Pencahayaan
Cahaya adalah faktor utama yang menghidupkan ruang
interior. Tanpa cahaya tidak akan ada bentuk, warna atau
tekstur, tidak juga menampakkan ruang interior itu sendiri.
Oleh karena itu fungsi pertama desain pencahayaan adalah menyinari bangun dan ruang suatu lingkungan interior dan memungkinkan pemakainya melakukan
aktivitas dan menjalankan tugasnya dengan
kecepatan, akurasi dan kenyamanan yang tepat (Ching,1996:126).
Pilihan jenis penyinaran apa yang digunakan dan
bagaimana sumber cahaya tersebut diatur harus didasarkan
tidak hanya pada kebutuhan penglihatan saja, tetapi juga pada
sifat ruang yang diterangi dan aktivitas pemakainya.
Menurut Lasa (2005:170-171) pada dasarnya cahaya
yang masuk ke dalam ruangan ada dua macam, yaitu:
a.Cahaya alami
Cahaya alami adalah cahaya yang dipancarkan oleh
matahari, dalam ruangan perpustakaan cahaya alami
dengan cahaya alami ini harus diperhatikan karena kalau
terlalu banyak cahaya matahari yang masuk bisa
menyilaukan mata pengguna, tidak hanya itu panas
matahari juga bisa merusak bahan pustaka dan perabot
perpustakaan. Hal ini juga didukung dengan pernyataan
Lasa (2005:170) yang menyatakan bahwa :
Cahaya alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari dan kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu apabila masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu ruangan. Oleh karena itu, cahaya matahari harus dibatasi dan diusahakan tidak masuk ruangan secara langsung. Cahaya matahari yang masuk hendaknya dibatasi pada sudut kurang dari 45 derajat, yaitu pada pagi hari pada pukul 07.00-09.00, sedangkan untuk sore hari pada sudut 180 derajat yaitu sekitar pukul 16.00. Sedapat mungkin cahaya matahari antara pukul 09.00-14.00 tidak masuk ruang perpustakaan sebab cahaya pada jam tersebut mengandung radiasi panas yang dapat menyebabkan manusia akan merasa gerah dan cepat lelah, serta dapat memperpendek daya pakai bahan pustaka.
b.Cahaya buatan
Pencahayaan buatan diperlukan karena manusia tidak
dapat sepenuhnya bergantung dari ketersediaan cahaya
alami, misalnya pada malam hari atau di ruang yang tidak
terjangkau cahaya alami. Menurut Lasa (2005:171)
mengatakan bahwa :
Kegiatan yang dilakukan di perpustakaan tidak dapat
lepas dari cahaya, maka sistem pencahayaan di
perpustakaan harus cukup. Pencahayaan yang cukup
merupakan syarat mutlak untuk melakukan kegiatan di
dalam ruangan.
Menurut Lasa (2005:172) beberapa keuntungan yang
diperoleh dengan adanya pencahayaan yang cukup adalah
sebagai berikut :
a. Mampu meningkatkan produktivitas kerja b. Dapat dicapai kualitas pekerjaan
c. Dapat mengurangi ketegangan atau dan kelelahan jiwa
d. Dapat menimbulkan semangat kerja
e. Dapat meningkatkan prestise suatu lembaga
Menurut Woodson dalam Lasa (2005:173-174),
pencahayaan berdasarkan sumbernya dapat dibagi menjadi 4
cara penerangan, yaitu:
a.Cahaya langsung
Cahaya langsung merupakan cahaya yang secara
langsung dipancarkan ke ruang perpustakaan dan hampir
seluruh cahayanya dipancarkan ke ruangan tersebut. Hal ini
didukung oleh
dipancarkan langsung dari sumbernya, berkisar antara
90%-100% cahaya output yang langsung jatuh di daerah
b.Cahaya tidak langsung
Cahaya tidak langsung didapat dari penyebaran
cahaya matahari yang dipantulkan oleh langit-langit
ruangan. Hal ini senada dengan pernyataan Lasa
(2005:173) bahwa :
Cahaya ini berasal dari suatu sumber yang dipantulkan ke langit-langit ruangan sehingga
menerangi ruangan. Pantulan itu kemudian
dipantulkan lagi ke dinding ruangan, dan barulah cahaya itu menyebar ke seluruh penjuru ruangan.
c.Pencahayaan diffusi
Pencahyaan diffusi lebih baik dari pencahayaan tidak
langsung, karena cahaya didapat dari cahaya yang terpencar
ke seluruh ruangan sehingga tidak terlalu menyilaukan
mata atau kelelahan mata. Hal ini didukung dengan
pernyataan Lasa (2005:174) bahwa :
Pencahayaan diffusi merupakan sistem
pencahayaan yang menghasilkan cahaya yang
terpencar ke semua arah. Pencahayaan ini lebih baik daripada pencahayaan tidak langsung. Hal ini dikarenakan sumber cahaya itu sebagian besar berasal dari pantulan langit-langit ruangan. Dengan demikian, bayang-bayang yang ditimbulkannya dan sifat cahaya tidak begitu tajam sehingga tidak akan mempercepat kelelahan mata.
d. Pencahayaan campuran
Pencahayaan campuran merupakan gabungan dari
ini bisa dimodifika si sendiri sesuai kebutuhan ruangan
terhadap cahaya. Hal ini senada dengan Lasa (2005:17)
men merupakan
gabungan dari cahaya langsung, cahaya tidak langsung
dan penerangan diffusi untuk memenuhi penerangan yang
Menurut Poole (1981:29) dalam buku Dasar Perencanaan
Gedung Perpustakaan Perguruan Tinggi di Indonesia,
kekuatan 500 lux dan tidak boleh menimbulkan silau, baik
yang langsung dari sumbernya, maupun sebagai pantulan dari
4. Sirkulasi Udara
Suatu ruangan akan terasa nyaman apabila udara di
dalam ruangan itu mengandung oksigen (O2) yang cukup.
Untuk itu perlu dibangun sistem sirkulasi udara yang baik
karena hal ini berkaitan erat dengan pemeliharaan bahan
pustaka, kesehatan petugas perpustakaan dan pemustaka.
Akan tetapi perpustakaan juga sebaiknya tidak terlalu terbuka
karena debu dapat masuk ke dalam ruangan.
Bangunan perpustakaan dapat menerapkan sistem
ventilasi alami dan ventilasi buatan. Ruangan yang
kondisi angin lokal dimana perpustakaan tersebut berada.
Arah angin, kecepatan angin, area yang terbuka dan jenis
tumbuhan di sekeliling bangunan dan tinggi bangunan akan
mempengaruhi ventilasi di dalam bangunan.
Ventilasi alami ini berupa jendela, lubang angin, pintu, dan sebagainya. Ventilasi ini pemanfaatannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, dan digunakan bila kondisi udara diluar ruangan lebih sejuk dari pada di dalam, lebih cukup bersih, kecepatan cukup memadai. Selain itu kondisi bangunan masih memungkinkan untuk dibuatkan ventilasi alamiah (Ishar HK,1992:19).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
perancangan perpustakaan dengan ventilasi alami adalah
sebagai berikut:
a.Menempatkan lubang ventilasi jendela/lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan;
b.Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angin lokal;
c.Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan fasilitas ruang, yaitu
sekurang-kurangnya 10% dari luas ruang
(Depdikbud,1994:120).
Selanjutnya ruang yang memanfaatkan ventilasi
buatan dapat menggunakan AC (Air Conditioning) dan kipas
angin untuk menjaga kestabilan temperatur dan kelembaban
ruang perpustakaan. Hal ini senada dengan Ishar (1992:19),
ventilasi buatan itu terdiri atas exhause sistem dan air
Conditioning sistem.
adalah kipas angin system ini dimanfaatkan bila mana ventilasi alamiah kurang memenuhi syarat. b. Air coitioning sistem adalah proses pengkondisian
udara dengan mendinginkan udara pada kelembaban tertentu melalui proses mekanik. Sistem ini digunakan bila suhu dalam ruangan meningkat.
Menurut Lasa (2005:168) untuk menjaga kenyamanan
ruangan, diperlukan pemasangan alat pengatur suhu,
misalnya:
a. Memasang AC (Air Conditioning) untuk mengatur udara di dalamruangan;
b. Mengusahakan agar peredaran udara dalam ruangan itu cukup baik, misalnya dengan memasang lubang-lubang angin dan membuka jendela pada saat kegiatan di perpustakaan sedang berlangsung;
c. Memasang kipas angin untuk mempercepat pertukaran udara dalam ruangan. Kecepatan pertukaran ini mempengaruhi kenyamanan udara. Adapun kecepatan udara yang ideal adalah berkisar antara 0,5-1 m/detik.
Adapun tingkat pengkondisian ruang yang baik
berdasarkan Buku Petunjuk mengenai Perpustakaan
Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut:
a. Temperatur 22o-24oC untuk ruang koleksi buku, ruang
baca, dan ruang kerja
b.Temperatur 20o C untuk ruang komputer
c.Kelembaban antara 40-50% (Depdikbud,1994:121).
5. Sistem Tata Suara/ Akustik
Menurut Ching (1996:308), suara adalah bentuk
interior, suara di dalam ruang perlu dikendalikan.
Pengendalian ini dilakukan untuk mempertahankan dan
memperbaiki kualitas suara yang dikehendaki dan
mengurangi atau menghilangkan suara-suara yang dapat
mengganggu aktivitas. Hal ini dilakukan agar memperoleh
kenyamanan dalam suatu ruangan.
Suara dapat timbul baik dari dalam ruangan maupun
dari luar ruangan. Lasa (2005:164) mengatakan bahwa :
Suara dari dalam dapat dikurangi atau diredam, antara lain dengan pembuatan mebeler, dinding, dan plafon yang terbuat dari kayu dan sejenisnya, serta lantainya diberi karpet. Bahan-bahan tersebut mampu menyerap suara dan tidak memantulkan suara.
Adapun suara yang datang dari luar ruangan agak
sulit untuk diredam. Menurut Ching (1996:309) suara dari
luar ruangan dapat dikendalikan dengan tiga cara, yaitu :
29
BAB III
GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
3.1 Sejarah Perkembangan UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro
UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro sudah ada bersamaan
dengan berdirinya AMIK (Akademi Manajemen Informasi dan Komputer)
Dian Nuswantoro Semarang pada tanggal 28 Oktober 1989. Perpustakaan ini
terletak di Jalan Nakula no. 5-11 Semarang tepanta di Gedung A lantai 2
dengan luas ruang 342 m2 koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ini saat
pertama kali berdiri hanya sekitar 500 buku, meliputi buku berbahasa
Indonesia maupun bahasa asing.
Pada tahun akademik 2001/2002 UPT Perpustakaan menyatu dengan
kampus Universitas Dian Nuswantoro. Dian Nuswantoro sebelum menjadi
universitas juga pernah mengalami perubahan nama dari AMIK menjadi
STIMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer)
berdasarkan SK No. 10/D/O/1994 dan terakhir bernama Universitas Dian
Nuswantoro berdasarkan SK N0. 168/D/O/2001.
UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro diselenggarakan
ajar. Selain itu juga membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan oleh dosen, baik teori maupun praktikum.
3.2 Bentuk Badan Usaha Perpustakaan Pusat Universitas Dian Nuswantoro
Status perpustakaan pusat Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT). UPT Perpustakaan ini menjadi bagian integral
kampus Universitas Dian Nuswantoro dan bersama unit lainnya turut
mendukung sivitas akademika Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
3.3 Visi Misi
3.3.1 Visi
Visi dari UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro tidak lepas
dari pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
3.3.2 Misi
Misi perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai
berikut:
1. Menjalankan dan memanfaatkan kebisaaan membaca bagi
pengguna
2. Memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas imajinasi
pribadi
3. Mengusahakan layanan informasi sesuai kebutuhan pemakainya
4. Memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi untuk
commit to user
5. Ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti
luas.
3.4 Struktur Organisasi
Organisasi adalah suatu usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi perpustakaan adalah himpunan
orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perpusatakan Perguruan Tinggi Mempunyai dua bentuk struktur
organisasi yaitu makro dan mikro. Struktur organisasi makro adalah struktur
organisasi yang menggambarkan kedudukan perpustakaan dalam organisasi
Perguruan Tinggi secara keseluruhan. Bentuk mikro adalah struktur
organisasi yang menggambarkan unit-unit kerja yanga ada di perpustakaan.
1. Struktur Organisasi Mikro UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro
Struktur organisasi mikro UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro
Semarang adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1
Struktur Organisasi Mikro
UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Kepala Aprilianti Nastiti A., S.Hum
Sumber : UP T P erpusta ka a n Univer sita s Dian Nuswa ntoro (UDINUS) Sema ra ng ta hun 2012
2. Struktur Organisasi Makro UPT Prpustakaan Universitas Dian Nuswantoro
Struktur organisasi makro UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro
adalah sebagai berikut :
K & K
Struktur organisasi UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) selengkapnya sebagai berikut :
1. Kepala Perpustakaan : Solichul Huda, S.Kom, M.Kom.
2. Pengendalian Mutu : Solichul Huda, S.Kom, M.Kom.
3. Administrasi Keuangan : Maria Ana Tutik Lestari, S.Kom.
4. Pengembangan Koleksi : Aprilianti Nastiti A, S.Hum.
5. Pengolahan Koleksi : Galuh Paramita S, S.Hum.
6. Pelayanan Pengguna
7. Pemeliharaan Fisik : Sukarno, A.Md.
3.5 Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia sangat penting bagi setiap organisasi ataupun
lembaga, keberadaannya dirasa penting karena tanpa sumber daya manusia
tersebut kegiatan atau aktivitas organisasi atau lembaga tidak akan berjalan
dengan baik. Sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas merupakan
unsur pendukung dalam mendukung kelancaran kegiatan atau aktivitas
organisasi atau lembaga. Perpustakaan sebagai salah satu lembaga dari
universitas juga harus mempunyai sumber daya manusia yang terampil dan
untuk melaksanakan tugas dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi secara
optimal.
Jumlah staf yang ada di UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro ada 6 orang. Tidak semua staf perpustakaan lulusan dari bidang
perpustakaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan jumlah staf UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro.
Table 3.1
Jumlah Staf di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang
Ditinjau dari Bidang Tugas dan Pendidikannya
No Bidang Tugas
Untuk menjadi anggota UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang harus mendaftar dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Keanggotaan
Mahasiswa, dosen, karyawan, dan pengguna diluar Universitas Dian
Nuswantoro dapat menjadi anggota dari UPT Perpustakaan Universitas
2. Syarat menjadi anggota (untuk mahasiswa)
Cara untuk menjadi anggota UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro bagi
mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro adalah sebagai berikut :
a. Mendaftar dibagian layanan sirkulasi
b. Menunjukkan kartu mahasiswa
c. Mengisi formulir pendaftaran kartu perpustakaan
d. Dikenakan biaya Rp. 3.000,- untuk administrasi pendaftaran
3. Syarat menjadi anggota (untuk dosen/karyawan)
Cara untuk menjadi anggota UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro
Semarang bagi dosen atau karyawan Universitas Dian Nuswantoro adalah
sebagai berikut :
a. Mendaftar dibagian sirkulasi
b. Menunjukkan kartu pegawai
c. Dicatat dalam sistem komputerisasi atau automasi
4. Pengguna luar universitas
Koleksi bahan pustaka UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro (UDINUS)
Semarang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung dari luar sivitas akademika
atau masyarakat umum dengan menjadi anggota dari UPT Perpustakaan
Universitas Dian Nuswantoro.
Cara untuk mendapatkan kartu anggota sementara bagi pengunjung dari
luarnsivitas akademika UPT Perpustakaan Dan Nuswantor (UDINUS)
Semarang adalah sebagai berikut :
b. Mengisi formulir pendafataran kartu anggota sementara
c. Kartu sementara UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro (UDINUS)
Semarang hanya dapat untuk dua kali kunjungan.
d. Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 5.000,-
3.7 Koleksi
Jumlah koleksi di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro
Semarang terus mengalami perkembangan jumlah koleksi setiap tahunnya.
Penambahan koleksi dilakukan terus menerus dan konsisten guna memenuhi
kebutuhan pengguna perpustakaan.
Table 3.2
Jumlah koleksi yang dimiliki UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang
No Koleksi Jumlah
1 Buku 8861 eksemplar
2 Jurnal 508 eksemplar
3 Skripsi 767 eksemplar
4 CD 425 eksemplar
5 Jumlah 10561 eksemplar
Sumber : UP T P erpusta ka a n Univer sita s Dian Nuswa ntoro (UDINUS) Sema ra ng ta hun 2012
Pengadaan koleksi pada UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang dilakukan secara rutin 2 bulan sekali
dengan mengevaluasi usulan-usulan koleksi dari dosen, mahasiswa maupun
karyawan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran dana. Ada
pengembangan koleksi perpustakaan, apabila ada buku yang dibutuhkan
untuk dibeli maka bagian pengembangan koleksi akan menindaklanjutinya
dengan mengajukan usulan ke kepala perpustakaan, jika usulan tersebut
disetujui maka akan dilakukan pembelian buku. Selain itu, pembelian buku
akan dilakukan apabila ada usulan dari dosen, mahasiswa maupun karyawan
yang mengusulkan buku ke perpustakaan. Selain pembelian, penambahan
jumlah koleksi juga berasal dari hadiah maupun sumbangan. Semua
pembelian buku, hadiah maupun sumbangan akan dikirim ke unti pengolahan
koleksi untuk diolah.
3.8 Sumber Dana
Sumber dana yang diperoleh UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang adalah :
1. Dana Mandiri dari Universitas
2. Sumbangan wisuda dari mahasiswa
3.9 Sarana dan Prasarana
Untuk mendukung kelancaran aktivitas layanan perpustakaan
dibutuhkan saran dan prasarana, untuk itu UPT Perpustakaan Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang menyediakan beberapa inventaris sebagai
sarana dan prasarana sebagai pendukung aktivitas layananan perpustakaan.
Di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS)
layanan perpustakaan terdiri dari rak buku, meja dan kursi baca, 38omputer
informasi, computer server, 38omputer, hotspot, AC (Air Conditioning),
lemari loker, pesawat telepon, printer, televise, kipas angin, sca nner, jam
dinding.
Tabel 3.3
Daftar inventaris UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang
10. Komputer sirkulasi 1 buah
11. Komputer server 1 buah
12. Komputer pengolahan 1 buah
25. Barcode reader 1buah
26. Kipas angin 3 buah
27. Jam dinding 2 buah
Sumber : Da ta UPT P erpusta kaa n Universita s Dian Nuswa ntoro (UDINUS) Sema ra ng tahun 2012
3.10 Bidang Kegiatan UPT Perpustakaan Pusat Universitas Dian
Nuswantoro
Kegiatan di UPT Perpustakaan Pusat Universitas Dian Nuswantoro
meliputi :
1. Pengendalian mutu
Kepala bagian pengendalian mutu di UPT Perpustakaan
Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang merangkap
sebagai Kepala Perpustakaan. Bagian pengendalian mutu di UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang
mempunyai deskripsi kerja atau tugas sebagai berikut :
a. Mengatur koordinasi semua fungsi dalam melayani pengguna
perpustakaan.
b. Mengontrol laporan-laporan administrasi.
c. Mengoreksi laporan-laporan pencapaian mutu.
d. Mengkoordinasi pencapaian mutu.
2. Administrasi Keuangan
Dalam bagian administrasi keuangan di UPT Perpustakaan
Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang mempunyai
a. Mencatat hasil transaksi keuangan.
b. Membuat laporan-laporan transaksi keuangan
c. Mengkoordinasikan dengan Biro Keuangan untuk semua transaksi
keuangan.
d. Melaporkan transaksi keuangan ke Biro Keuangan.
3. Pengadaan atau Pengembangan Koleksi
Di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro dilakukan
dengan cara pemebelian, memfotokopi, dan juga diperoleh dari
sumbangan.
a. Pembelian
Pembelian bahan pustaka berdasarkan daftar usul dan permintaan
pengguna perpustakaan yaitu dosen, mahasiswa maupun
karyawan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang.
Sebelum melakukan pembelian perpustakaan masih
mempertimbangkan daftar usulan dan permintaan tersebut
apakah sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan dan
anggaran atau tidak. Apabila daftar usulan dan permintaan sesuai
dengan kebutuhan pengguna dan anggaran, selanjutnya akan
diajukan ke Kepala perpustakaan untuk mendapatkan persetujuan
pembelian bahan pustaka. Jika sudah disetujui selanjunya akan
dilakukan pembelian bahan pustaka. Pembelian buku dilakukan
langsung ke penerbit atau toko buku.
Bahan pustaka yang merupakan sumbangan yaitu berasal dari
sumbangan dosen, mahasiswa juga alumni Universitas Dian
Nuswantoro maupun dari instansi lain. Bahan pustaka yang
disumbangkan berupa buku, kaset, CD dalam bahasa Indonesia
maupun asing.
c. Fotokopi
Fotokopi dilakukan apabila bahan pustaka sangat dibutuhkan atau
buku dengan harga mahal dan belum ada di UPT Perpustakaan
Universitas Dian Nuswantoro.
Koleksi bahan pustaka di UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang saat ini adalah buku, CD, skripsi,
jurnal, terbitan berkala. Terbitan berkala yang dilanggan UPT
Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang
adalah kompas, suara merdeka, jawa pos, tempo, warta ekonomi, gatra,
chip, swa, manajemen, info computer, manajemen dan usahawan
Indonesia.
Tugas bagian pengembangan koleksi :
a. Mengedarkan form isian permintaan buku dan jurnal ke fakultas
dan meja layanan perpustakaan.
b. Menyeleksi judul buku yang diminta disesuaikan dengan koleksi
buku.
c. Mengklasifikasikan penerbit dalam dan luar negeri.
e. Berkoordinasi dengan bir o keuangan untuk pembelian buku.
f. Mengadakan stock opna me buku.
g. Menginformasikan ke bagian pemeliharaan sarana fisik tentang
buku koleksi yang rusak.
Koleksi yang dimiliki UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro adalah sebagai berikut :
a. Buku
b. CD
c. Skripsi dan TA
d. Koleksi referensi seperti kamus, ensiklopedi, direktori, dll
e. Jurnal dan majalah ilmiah
f. Majalah populer
g. Surat Kabar
4. Pengolahan Koleksi
Pengolahan bahan pustaka dilakukan setiap ada bahan pustaka
baru dan diolah mulai dari awal samapi bahan pustaka tersebut siap
untuk dilayankan pada pengguna. Kegiatan pengolahan bahan pustaka
yang ada di UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro yaitu :
a. Klasifikasi
b. Pengecapan
c. Entry data
d. Labeling
f. Shelving
g. Penyampulan
h. Inventarisasi
Deskripsi kerja atau tugas bagian pengolahan koleksi :
a. Menyeleksi kualitas koleksi bahan pustaka terbaru.
b. Member identitas ke buku, jurnal, dan bahan pustaka lain yang
baru diadakan.
c. Member label dan mendata ke system informasi.
d. Mengalokasikan koleksi siap pakai terbaru ke rak buku.
e. Menampilkan buku, jurnal dan bahan pustaka terbaru lainnya di
media penampilan.
5. Layanan
Layanan perpustakaan merupakan kegiatan pemeberian bantuan
kepada pemakai dalam pemanfaatan atau penggunaan bahan pustaka
di perpustakaan. Sistem layanan UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro
adalah sistem layanan terbuka, dimana pemakai diberi kebebasan
untuk mencari dan memilih sendiri bahan pustaka yang telah ditata di
rak. Layanan yang diberikan oleh UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro yaitu :
a. Layanan sirkulasi
b. Layanan pembuatan kartu anggota perpustakaan
c. Layanan kartu bebas perpustakaan
e. Layanan tandon
f. Layanan OPAC (Online Public Access Ca talouge)
g. Layanan referensi
h. Layanan fotokopi
i. Layanan informasi
Deskripsi kerja atau tugas bagian layanan pengguna :
a. Mengaktifkan semua computer layanan
b. Melakukan backup setiap hari
c. Mendata kunjungan pengguna perpustakaan
d. Membuat laporan kunjungan perpustakaan
e. Mengakomodasi permintaan pengguna akan kebutuhan bahan
pustaka baru dan meninformasikan ke bagian pengembangan
koleksi
f. Menginformasikan ke bagian pemeliharaan sarana fisik tentang
buku koleksi yang rusak
Jam layanan di UPT Perpustakaan Dian Nuswantoro adalah
sebagai berikut :
a. Senin - Jumat : 08.00 - 16.00 WIB
b. Sabtu : 09.00 14.00 WIB
c. Istirahat : 11.30 12.30 WIB
6. Pemeliharaan Sarana Fisik Koleksi
UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro juga
pustaka dilakukan dengan cara memberi sampul plastik pada bahan
pustaka yang berupa buku, jurnal dan majalah ilmiah.
Berikut deskripsi kerja atau tugas bagian pemeliharaan sarana
fisik :
a. Mengontrol secar rutin sarana fisik di perpustakaan
b. Mengontrol kondisi fisik bahan pustaka secar periodic untuk
menciptakan kepuasan pengguna
c. Melakukan tindakan pencegahan dari kerusakan sarana fisik
d. Berkoordinasi dengan biro umum untuk pemeliharaan sarana fisik
perpustakaan
3.11 Tata Tertib
Adapun tata tertib dari UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang adalah sebagai berikut :
1. Setiap pengunjung perpustakaan waijib menunjukkan kartu anggota
perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro
2. Pengunjung yang tidak memiliki kartu anggota perpustakaan dapat
mendapatkan ijin khusus untuk dapat menggunakan fasilitas
perpustakaan
3. Setiap pengunjung wajib mengisi buku tamu atau buku pengunjung
4. Pengunjung berpakaian rapi, sopan, dan tidak bersandal jepit
5. Tidak diperkenankan merokok, makan dan minum di ruangan
6. Tas, jaket, dan topi disimpan di loker yang tersedia
7. Wajib menjaga ketenangan, kebersihan, dan kenyamanan lingkungan
8. Petugas berhak menegur dan memberikan sangsi pengusiran kepada
47
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Desain Interior Ruang UPT Perpustakaan Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang
4.1.1 Ruang
Ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro
Semarang hanya terdiri dari satu ruangan saja, akan tetapi memiliki
beberapa bagian ruang yaitu: bagian ruang koleksi umum, bagian ruang
baca, bagian ruang referensi, bagian ruang koleksi tandon, bagian ruang
referensi, bagaian ruang majalah, bagian ruang sirkulasi, bagian ruang
pengolahan koleksi, gudang, bagian ruang loker, bagian ruang Kepala
Perpustakaan dan staf. Semua bagian ruang tersebut berada dalam satu
ruangan. Ruang koleksi umum menjadi satu dengan rak koleksi
majalah, rak koleksi jurnal, rak koleksi CD, koran, dan berada di
sebelah selatan. Rak loker dan rak koleksi umum saling membelakangi
tetapi tetap berada di sebelah selatan. Ruang referensi berada di sebelah
barat berhadapan dengan ruang staf pegawai perpustakaan, sedangkan
bagian tengah ke timur digunakan untuk ruang baca yang dikelilingi
dengan rak koleksi tandon. Untuk ruang pengolahan berada diujung
sebelah timur bersebelahan tempat dengan gudang buku. Toilet berada
Sistem tata ruang perpustakaan menggunakan sistem tata baur,
yaitu suatu penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca, agar
pembaca mudah mengambil dan mengembalikan sendiri koleksi yang
dibutuhkan (Lasa,2005:160).
4.1.2 Pewarnaan
Dinding ruangan UPT Perpustakaan Universitas Dian
Nuswantor Semarang memiliki dua komposisi warna yaitu biru dan
kuning. Pemilihan warna biru dan kuning disesuaikan dengan logo
warna Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Untuk pewarnaan
dinding dibagi menjadi dua bagian, bagian bawah diwarnai biru dan
bagian atas diwarna kuning. Untuk perabot perpustakaan seperti meja,
kursi, rak koleksi, rak penitipan barang diberi warna cokelat. Sementara
warna putih digunakan untuk langit-langit dan untuk lantai
perpustakaan.
4.1.3 Pencahayaan
Untuk pencahayaan ruang layanan UPT Perpustakaan Dian
Nuswantoro Semarang digunakan dua sistem pencahayaan yaitu
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami
menggunakan jendela kaca yang ditempatkan pada dinding luar ruang
perpustakaan. Secara umum, ruang perpustakaan memiliki 18 jendela
kaca yang terdapat di dinding gedung UPT Perpustakaan Dian
Nuswantoro Semarang, yang setiap jendela memiliki 2 bagian jendela
2 jendela yang masing-masing jendela berukuran tinggi 1 m dan lebar
0,5 m. Sedangkan untuk jendela bawah terdiri dari 3 jendela yang
masing-masing berukuran tinggi 1 m dan lebar 0,6 m. Kaca yang
digunakan untuk setiap jendela adalah sama yaitu kaca bening. Pada
ruang koleksi tandon dan ruang baca, terdapat 6 jendela yang
ditempatkan pada dinding sebelah utara dan 2 jendela ditempatkan pada
dinding sebelah selatan. Di ruang ini terdapat 8 jendela, semua jendela
dapat digunakan sebagai pencahayaan alami dan dapat digunakan juga
sebagai ventilasi udara. Ruang referensi memiliki 2 jendela yang
terdapat pada dinding sebelah utara dan selatan. Semua jendela dapat
digunakan sebagai ventilasi udara dan pencahayaan alami. Di ruang
koleksi umum yang bersatu dengan koleksi majalah, koleksi jurnal,
koleksi CD, koran, terdapat 2 jendela yang terdapat pada dinding
sebelah timur dan barat. Jendela di ruangan ini dapat digunakan sebagai
ventilasi udara dan pencahayaan alami. Di ruang referensi terdapat 2
jendela yang terdapat pada dinding sebelah utara dan selatan. Jendela
ini dapat digunakan sebagai ventilasi udara dan pencahyaan alami. Di
gudang dan ruang pengolahan yang letaknya sejajar terdapat 2 jendela
berada di dinding sebelah utara dan selatan. Jendela di ruangan tersebut
dapat digunakan sebagai ventilasi udara dan pencahyaan alami.
Adapun pencahayaan buatan dilakukan dengan memasang 38
lampu. Di ruang koleksi umum, majalah, jurnal, CD, koran, terdapat 9