• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN MELALUI TEKNIK WARMING UP FOR READING SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SATAP 7 RAPPOA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERPEN MELALUI TEKNIK WARMING UP FOR READING SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SATAP 7 RAPPOA"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

KASMAWATI 105331118216

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Tidak ada kesuksesan yang instan melainkan dengan kerja keras dan doa.

PERSEMBAHAN

Untuk Bapak ABD. Haris Dg. Ngago dan Ibu Nusyamsi Dg. Rannu tercinta yang setia dengan doa untuk anaknya.

Untuk saudara dan rekan-rekanku tercinta yang selalu memberi dukungan dan motivasinya.

(9)

ABSTRAK

Kasmawati, 2020. Peningkatan Kemampuan Membaca Cerpenh Melalui Teknik Warming Up For Reading Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 satap rappoa. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar

dibimbing oleh Munirah dan Asis Nojeng.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca cerpen melalui teknik Warming Up For Reading siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa sebanyak 13 orang. Prosedur penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dan siklus kedua dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dikelas aktivitas mengajar guru dan aktivitas proses belajar siswa dan tes formatif membaca cerpen. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata pada siklus pertama sebesar 71,25, pada siklus kedua diperoleh skor rata-rata 80,12,. Hal tersebut berarti terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa secara signifikan. Hal ini berarti penerapan peningkatan kemampuan membaca cerpen melalui teknik Warming Up For Reading sangat efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca cerpen siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa.

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Cerpen, Teknik Warming Up For Reading

(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Sebagai manusia ciptaan Allah Subhanahu Wata’ala, sudah sepatutnyalah peneliti memanjatkan ke hadirat-Nya atas segala kelimpahan rahmat dan karunia serta kenikmatan yang diberikan kepada peneliti berupa nikmat iman, nikmat kesehatan, nikmat waktu, nikmat alam. Nikmat Allah itu sangat banyak dan berlimpah, dan Skripsi ini adalah setitik dari sederetan nikmat dan berkah yang Allah berikan. Bahkan jika peneliti ingin melukiskan nikmat Allah Subhanahu Wata’ala menggunakan semua ranting pohon yang ada di dunia sebagai penanya

dan seluruh air dilautan sebagai tintanya, maka semua ranting-ranting pohon dan air di lautan akan habis dan belum cukup untuk menuliskan nikmat-Nya yang senantiasa berbuat baik dan bermanfaat.

Shalawat serta salam tak lupa pula peneliti ucapkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya yang senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran sunnahnya hingga akhir zaman. Manusia yang menjadi sang revolusioner islam yang telah menggulung tikar-tikar kebatilan dan membentangkan permadani- permadani islam hingga saat ini. Nabi yang telah membawa misi risalah islam sehingga peneliti dapat membedakan antara yang haq dan yang batil. Sehingga, kejahiliyaan tidak dirasakan oleh umat manusia di zaman yang serba digital ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan penelitian pada program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasssar. Skripsi ini juga disusun

(11)

agar dapat memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai peningkatan kemampuan membaca cerpen dengan menggunakan teknik warming up for reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 satap rapppo .

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Pada kesempatan ini segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang teramat tulus dari relung hati yang paling dalam dipersembahkan kepada kedua orang tua Abd haris dan Nursyamsi yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan dan mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Serta keluarga lainnya yang telah memberi dukungan, motivasi dan sumbangsinya selama penulis menuntut ilmu.

Penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika tidak adanya keterlibatan dari berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuan dan arahannya. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Munira, M. Pd., dan Aziz nojeng, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dorongan, semangat, serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

H. Ambo Asse, M.Ag., selaku rektor Univeritas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib, S. Pd., M. Pd., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, serta Ibunda Dr.

Munirah, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan

(12)

para staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermamfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga peneliti ucapkan kepada teman-teman seperjuanganku terkhusus Zulkaidah ahmad, Niar, Nurul, Rezky karena telah berpartisipasi dan selalu menemaniku dalam suka dan duka, sahabat- sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2016 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi cahaya dalam hidupku.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut bersifat membangun, karena peneliti yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berhenti sama sekali tanpa adanya kritikan. Semoga dapat memberikan mamfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.

Amin Ya Rabbil Alamin.

Makassar, september 2020

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ... .x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori ... 7

a. Pengertian Membaca ... 7

b. Tujuan Membaca ... 9

c. Aspek – Aspek Membaca ... 11

d. Jenis Membaca ... 13

e. Membaca Cerpen ... 14

f. Karekteristik Cerpen ... 14

(14)

g. Macam – macam Jenis Cerpen ... 14

h. Fungsi Dari Cerita Pendek ... 15

i. Deskripsi dan Tujuan Penggunaan Teknik Warming up for Reading ... 15

j. Langkah – langkah Penggunaan Teknik Warming up for Reading ... 16

k. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Warming up for Reading ... 18

B. Kerangka Pikir ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 22

C. Fokus Penelitian ... 22

D. Presedur Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Indikator Keberhasilan ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan hasil ... 37

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 41.

DAFTAR PUSTAKA

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Samsu sumadayo (2011:4) mengungkapkan bahwa membaca adalah salah satu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung dalam bahan tulis sedangkan.

Menurut Handayani (2010:10) membaca merupakan salah satu komponen keterampilan bahasa. Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan strategis adanya.

Menurut Tarigan (2015:8) membaca adalah suatu metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain yaitu mengkomunikasih kan makna yang terkandung atau tersirat pada lambabg tulisan lalu.

Tri (2014:11) mendefinisikan kemampuan membaca adalah kessnggupan dan keepatan serta kesiapan seseorang untuk memaknai gagasan-gagasan dan lambang atau bunyi bahasa.

Dapat disimpulakan bahwa memba ialah hal-hal yang dapat menuangngkan ide-ide gagasan.

Membaca juga merupakan salah satu jenis pembelajaran keterampilan bahasa indonesia yang diajarkan disekolah sesuai dengan kurikulum/pedoman mengajar, salah satu dari jenis kegiatan pembelajaran mrmbaca yaitu mrmbaca cerpen. Komprehensi membaca merupakan suatu

(16)

2

proses yang hambatannya serupa dengan hambatan dalam mengingat dan memecahkan masalah.

Menurut Tarigan (2008:1) menjelaskan bahwa dalam pembelajaran bahasa terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang wajib dikuasai oleh siswa. Empat aspek keterampilan berbahasa tersebut mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan tersebut saling berkaitan. Membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Keterampilan membaca tidak akan datang secara otomatis melainkan harus dengan melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Kemudian Menurut jahja (2011:53) bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi baik lisan maupun tulisan, isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol bahasa. Terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat beserta aturan-aturan untuk menyusun berbagi variasi dan mengkombinasikan. Bahasa sehari -hari setiap orang perlu bahan untuk berbicara dab mendengarkan orang lain.

Pembelajaran membaca yang berlangsung di SMP Negeri Satap 7 Rappoa masih menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak termotivasi dalam proses pembelajaran berlangsung siswa diberi tugas untuk membaca, kemudian diberi tugas tanpa menganalisis pokok-pokok cerita yang terdapat dalam bacaan, terutama dalam pembelajaran membaca cerpen sehinggga

(17)

siswa tidak sepenuhnya dapat dimengerti oleh siswa. Agar siswa dapat memahami bacaanya, maka pembelajaran memerlukan teknik agar siswa dapat memahami bacaanya dengan baik siswa dan tidak terpaku dengan teknik lama atau tradisional.

Ada pun teknik warning up for reading merupakan salah satu teknik pembelajaran membaca yang mampu menggabungkan proses membaca dengan pembelajaran yang bermakna. teknik ini sangat sederhana hanya menggunakan secarik kertas (worksheet) sebagai salah satu media dalam kegiatannya. Dalam kertas kerja tersebut memuat intruksi yang jelas, sehingga dapat memberikan gambaran bahwa teknik ini dapat dilakukan secara mandiri, sehingga kegiatan terpusat pada siswa . sedasngkan kegiatan teknik warming up for reading guru harus menjelaskan petunujuk kegiatan dan manfaatnya. Walaupun sudah tercantum dengan jelas pada kertas kerja.

Hal ini bertujuan agar siswa dan guru selalu dekat dan siap membantu dalam pembelajaran. Melalui teknik warming up for reading ada empat komponen dasar dalm proses membaca yaitu: (1) pengembangan kosa kata, (2) memprediksi apa yang akan muncul dalam bacaan tersebut, (3) mengantisipasi informasi yang akan di terima siswa, sehingga akan terjadi proses evaluasi, (4) siswa mencari informasi umum lalu mencari informasi tertentu. Alah satu manfaat dari teknik warming up for reading sebagai kegiatan pra-membaca juga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna, karena dapat menjadi instrumen untuk menggali dan mengaktifkan pengetahuan dasar siswa.

(18)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengkaji karena hasil observasi yang telah dilakukan di sekolah menunjukan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk merangsang keterampilan membaca cerpen dengan menggunakan teknik Warming up for Reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Satap Rappoa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan kemampuan membaca cerpen melalui teknik Warming up for Reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan kemampuan membaca cerpen menggunakan teknik Warming up for reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoretis

a) Diharpkan dapat digunakan sebagai pengembangan teoritis pembelajaran bahasa, khususnya pada teknik pembelajaran membaca cerpen.

b) Dapat menambah referensi guru/pendidik dengan pembelajaran membaca cerpen

(19)

2. Manfaat praktis

penelitian ini akan bermanfaat bagi sekolah berkaitan dengan adanya teknik warming up for reading yang digunakan dalam proses pembelajaran

membaca cerpen sehingga diharapkan dapat memajukan kualitas pembelajaran di sekolah.

a) Bagi guru

untuk mendapatkan informasi mengenai cara-cara untuk mengupayakan dalam keefektifan penggunaan teknik Warming up for reading dalam membaca materi cerpen.

b) Bagi siswa

agar dapat meningkatkan kemampuan membaca materi cerpen siswa dan untuk membangun minta belajar siswa dalam membaca dengan menggunakan teknik warming up for reading.

c) Bagi Peneliti

untuk menabah pengetahua untuk mendorong semangat siswa dapat di terapkan pada siswa, dan dijadikan bekal kelak untuk menjadikan guru yang inovatif dan kreatif selain itu, penenlitian juga menambahkan pengalaman dalam hal melakukan suatu penelitian.

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Nina Sisprinanti (2013:18) dengan judul teknik Warming up for Reading dalam pembelajaran membaca materi cerpen pada

kelas VII SMP Negeri 3 Bobotsari Purbalingga. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa siswa mampu membaca materi cerpen menggunakan teknik WFR.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Nurzalenawati (2013:1) dengan judul Peningkatkan Kemampuan Membaca Kata Melalui Metode Fonetis bagi Anak Tunagrahita Sedang Untuk Menungkatkan Kemampuan Berkomunikasi.

Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan menggunakan teknik WFR dapat meningkatkan hasil belajar menulis membaca mater siswa Tunagrahita.

Penelitian yang dilakukan oleh Irainsani (2014:6), dengan judul Penggunaan Teknik Warming Up For Reading dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Purbalingga. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa semester III Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis UPI Tahun Akademik 2013/2014 diperoleh rata-rata responden yakni 83,25. Berdasarkan skala penilaian, perolehan nilai rata-rata tersebut dikategorikan baik dan proses pembelajaran juga telah dilaksanakan dengan baik

(21)

sesuai dengan perencanaan. Dengan demikian berdasarkan nilai perolehan dan proses yang berjalan dengan baik dapat disimpulkan teknik WFR dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan langkah-langkah penerapan teknik WFR yang telah disesuaikan dengan tingkatan kemampuan responden.

Berdasarkan uraian hasil penelitian membaca materi cerpen di atas dan sejauh penelusuran peneliti belum ada penelitian yang secara spesifik membahas tentang “peningkatan kemampuan membaca materi cerpen melalui teknik Warming Up for Reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa”.

Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dan berinisiatif untuk menerapkan teknik Warming Up for Reading pada siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa.

2. Kajian Teori

a. Pengertian Membaca

Mulyati (2015:2) bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yaitu tulisan didalam hati. Pengertian dari bahasa adalah berkomunikasi dalam arti alat untuk menyampaikan pengucapan, gagasan, kata dan perasaan.

Menurut Sudjana (2009:5) Membaca merupakan proses dimana kegiatan itu dilakukan secara sadar dan bertujuan. Membaca bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis saja, namun lambang- lambang itu akan menjadi bermakana untuk segera dipahami oleh pembaca.

Dari pengertian di atas aktivitas membaca lebih mengarah pada proses.

Proses memahami makna lambang tertulis yang melibatkan berbagai

(22)

aktivitas. Pernyataan tersebut tepat karena pada dasarnya membaca adalah suatu kegiatan untuk mengucap lambang/kode sesuai lafal untuk dipecahkan sehingga pembaca dapat menerima pesan dari lambang-lambang tersebut”.

Menurut Tarigan (2015:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Sedangkan menurut Rahim (2008 : 2) Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

b. Tujuan Membaca

Berdasarkan uraian para ahli di atas, pada hakikatnya tujuan membaca adalah untuk memahami suatu wacana dan Tujuan membaca juga dikemukakan oleh Paul D. Leedy dalam Soedarso (2010: 120) yang menyatakan bahwa membaca mempunyai beberapa tujuan diantaranya:

1) Untuk mengerti ide pokoknya

2) Meningkatkan kekayaan pengetahuan umum 3) Untuk memahami fakta dan detail khusus 4) Untuk memecahkan suatu masalah 5) Untuk membentuk opini

6) Untuk apresiasi pandangan orang lain 7) Untuk menambah perbendaharaan kata

(23)

Burn dkk, , dalam Rahim (2008: 11-12), mengemukakan beberapa tujuan membaca yang senada dengan pendapat di atas, yaitu:

1) Kesenangan

2) Menyempurnakan membaca nyaring 3) Menggunakan strategi tertentu

4) Mengetahi pengetahuan-pengetahuan tentang suatu topik

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui 6) Mengaitkan informasi untuk laporan lisan atau tulis

7) Mengkonfirmasikan atau mengolah prediksi

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.

Menjawab pertanyaan yang spesifik memperkaya pengetahuan yang dimiliki. Tujuan membaca setiap orang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhannya, tetapi tujuannya sama, yaitu untuk memperoleh pemahaman terhadap suatu wacana.

Pencapaian tujuan membaca di pengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik, meliputi kemampuan linguistic (kebahasaan), minat, motivasi, dan kemampuan membaca, Sedangkan faktor ekstrinsik, meliputi unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca. Membaca merupakan usaha untuk memperoleh makna sebuah informasi. Apabila faktor intrinsik dan ekstrinsik dapat terpenuhi, maka siswa dapat mencapai tujuan membaca, yaitu memperoleh makna yang terdapat dalam suatu bacaan

(24)

c. Aspek-Aspek Membaca

Menurut Tarigan (2008: 12-13) “keterampilan membaca memiliki dua aspek penting, yaitu keterampilan yang bersifat mekanik dan keterampilan yang bersifat pemahaman. Kedua aspek tersebut bersinergi untuk memperoleh pemahaman yang sesuai dengan isi bacaan yang dimaksudkan.”

Keterampilan yang bersifat mekanis meliputi 3 hal, yaitu:

1) Pengenalan bentuk huruf

2) Pengenalan unsur-unsur lingistik 3) Pengenalan ejaan dan bunyi.

Penguasaan dan pengenalan aspek mekanis ini memungkinkan pembaca untuk memungkinkan pembaca untuk dapat membaca tulisan/ tanda baca yang terdapat dalam bacaan tersebut. Selain itu ketetapan dan kelancaran membaca juga berpengaruh pada aspek keterampilan yang bersifat pemahaman.

Keterampilan yang bersifat pemahaman meliputi 4 hal,yaitu:

1) Seederhana

2) signifikansi/makna 3) Penilaian

4) Kecepatan membaca fleksibel

Penguasaan keterampilan yang bersifat pemahaman ini mungkin pembaca mengerti maksud kata-kata/kalimat yang terdapat dalam bacaan tersebut. Pada tahap ini pembaca akan memperoleh pengertian

(25)

tentang isi bacaan. Dengan kata lain, terjadi transferide dari penulis ke pembaca atau dialog antara teks dan pembaca.

Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis adalah membaca nyaring /membaca bersuara. Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan membaca materi cerpen adalah membaca dalam hati. Jadi , aspek-aspek membaca sudah dikuasai maka isi bacaan dapat dipahami.

d. Jenis Membaca

Jenis membaca dapat digolongkan dalam kriteria tertentu dilihat dari sudut cakupan bahan membaca dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni membaca membaca ekstensif dan intensif.

1) Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca eksentif ini meliputi membaca survei membaca sekilas dan membaca dangkal.

A. Membaca survei

Menurut Tarigan (1994: 32) Sebelum membaca kita meneliti terlebih dahulu apa yang akan kita telaah, dengan jalan:

1. Memeriksa, meneliti indek-indeks daftar kata-kata yang terdapat dalam buku.

2. Melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan.

(26)

3. Memeriksa, meneliti bagan, skema, outline, buku yang bersangkutan.

B. Menurut Tarigan (1994: 33) Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak cepat melihat, memerhatikan bahantertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi penerangan.

C. Broughton dalam Tarigan (1994: 36) menyatakan membaca dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca dangkal dilakukan bila kita membaca kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan pada waktu senggang.

Misalnya cerita pendek, novel ringan, dan sebagainya. Dalam membaca seperti hal-halnya karya-karya ilmiah, dapat dilakukan dengan santai tetapi menyenangkan.

2) Menurut Tarigan (1994:36) membaca intensif adalah studi saksama, telaah, teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-polo kalimat latihan, kosa kata, telaah kata-kata, dikte, dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif. Adapun jenis membaca yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah membaca materi cerpen.

e. Membaca Cerpen

Menurut Rahardi (2015:7), mengatakan bahwa cerpen adalah singkatan kata dari Cerita Pendek yaitu karangan pendek yang berbentuk

(27)

prosa, yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan. Cerita pendek (cerpen) merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang menceritakan atau menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian ataupun solusi dari masalah masalah yang dihadapi.

Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Cerpen merupakan kisahan pendek yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada suatu tokoh dalam satu situasi dan satu waktu, yang dapat di baca cepat tanpa waktu lama. untuk lebih jelasnya mari kita pelajari sama- sama.

Menurut Sutiono (2012:10), mengatakan Membaca karya sastra khususnya cerpen dapat mengolah imajinasi pembaca. Hal ini disebabkan karena karya sastra memberikan gambaran secara utuh dalam bentuk teks, sehingga mengasah pembaca untuk berimajinasi. Ide-ide dalam karya sastra yang kadang liar dan out of the box juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Membaca cerita pendek yang biasanya menceritakan budaya tertentu, maka kita akan mendapatkan informasi unsur budaya yang kita dapatkan pada cerita pendek tersebut.

(28)

f. Karakteristik Cerpen

1) Panjang karangan ± 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata )

2) Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada novel.

3) Ceritanya fiktif dan rekaan.

4) Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis.

5) Habis dibaca sekali duduk.

6) Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.

7) Beralur tunggal dan lurus g. Macam-macam Jenis Cerpen

Berdasarkan jumlah katanya cerpen dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Cerpen mini (flash), cerpen yang memuat jumlah kata antara 750 kata hingga 1.000 kata.

2) Cerpen ideal, cerpen yang memuat jumlah kata antara 3.000 hingga 4.000 kata.

3) Cerpen panjang, cerpen ini merupakan jenis cerpen terpanjang yakni memuat 10.000 kata.

h. Fungsi dari Cerita Pendek

Fungsi cerita pendek ada lima jenis, yaitu:

1) Fungsi rekreatif : yaitu fungsi yang memberikan rasa senang, gembira, dan menghibur para pembacanya.

(29)

2) Fungsi didaktif : yaitu fungsi yang mengarahkan dan mendidik para pembaca nya karena nilai nilai kebenaran dan kebaikan yang termuat didalam cerpen.

3) Fungsi estetis : yaitu fungsi yang memberikan keindahan bagi para pembaca karya sastra cerpen.

4) Fungsi moralitas : yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para pembaca nya bisa mengetahui moral yang baik dan moral yang tidak baik. Diharapkan pembacanya bisa mengetahui akibat dari moral tidak baik bagi dirinya sehingga Ia tidak melakukan moral yang tidak baik.

5) Fungsi relegiusitas : mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembaca nya.

i. Deskripsi dan Tujuan Penggunaan Teknik Warming up for Reading (WFR)

Warming up for Reading (WFR) adalah teknik yang mencoba

menggali pengetahuan dasar siswa untuk memahami teks bacaan yang dimliki siswa. Teknik ini sederhana dan hanya menggunakan secarik kertas kerja (worksheet) sebagai salah satu media kegiatannya. Kegiatan ini dapat dilakukan pada jenis teks apapun, pada berbagai tingkatan usia dan pada setiap jenjang pendidikan.

Tampilan kertas kerja (worksheet) tersebut sangat sederhana sehingga memberi kesan bahwa siswa akan melakukan hal yang mudah.

Hal ini penting sebagai upaya untuk memotivasi dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Kertas kerja (worksheet) tersebut didalamny a memuat

(30)

instruksi yang jelas sehingga memberikan gambaran bahwa tekhnik ini dapat dilakukan secara mandiri, sehingga kegiatan ini berpusat pada siswa (student center). Pada kertas kerja (worksheet) ini tercantum nama dan jenis tugas (individu) agar memudahkan evaluasi dan memonitor kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa.

j. Langkah-langkah penggunaan teknik Warming up forReading

Adapun langkah-langkah penggunaan teknik Warming up for Reading sebagai berikut.

1) Guru memberi penjelasan mengenai teknik Warming up for Reading Pada setiap awal kegiatan teknik Warming up for Reading, guru harus selalu menjelaskan petunjuk kegiatan dan menjelaskan apa manfaatnya bagi siswa walaupun hal tersebut sudah tercantum dengan jelas pada kertas kerja. Hal ini dilakukan agar siswa merasa guru selalu dekat dan siap membantu mereka dalam melakukan kegiatan ini.

2) Mempersiapkan penampilan individu

3) Setiap siswa masing-masing mempersiapkan diri untuk membaca 4) Guru memberikan judul teks bacaan cerpen

Pada tahap ini guru memberikan judul yang ditulis dipapan tulis atau layar infokus (LCD).

5) Guru memberikan bahan belajar seperti lembar kerja teknik Warming up for Reading.

6) Guru membantu siswa dalam melakukan teknik Warming up for Reading.

(31)

Dalam kegiatan ini, jika perlu siswa dilatih terlebih dahulu bagaimana membuat bagaimana membaca dengan baik dan benar serta membaca dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang formal.

Pada tahap ini, harus diingat bahwa siswa hanya

‘memprediksi’dan‘prediksi’ tersebut tidak harus selalu benar.

Penjelasan ini perlu agar siswa tidak merasa kecewa ‘cara membaca’

mereka tidak benar.

Teks cerita yang diberikan bisa merupakan teks yang sudah jadi atau yang telah dia daptasi oleh peneliti. Kemudian siswa mulai diberi teks dan membaca teks tersebut dengan individu. Mereka membaca dengan seksama, mencoba menampilakan hasil contoh membaca yang telah diajarkan oleh guru sebelumnya. Mereka juga mencari kata-kata apa saja yang muncul pada bacaan tersebut.

7) Guru bersama siswa mengevaluasi proses dan hasil pelaksaan pembelajaran.

8) Guru menugaskan siswa untuk menjawab pertanyaanyang sudah ada di bawah bacaan sebagai tugas individu.

k. Keunggulan dan Kelemahan teknik Warming up for Reading 1) Keunggulan teknik Warming up for Reading

Dengan menggunakan teknik Warming up for Reading ini, siswa merasa tertantang dan termotivasi untuk membaca. Menurut (2008:12) membaca merupakan proses berfikir, untuk dapat memahami bacaan pembaca terlebih dahulu harus memahami kosa-kata dan kalimat yang

(32)

dihadapinya melalui proses asosiasi. Oleh karena itu pembaca harus berfikir logis, sistematis dan kreatif.

Penting untuk diketahui bahwa dengan teknik Warming up for Reading pembelajaran membaca menjadi lebih bermakna karena siswa

memusatkan perhatian mereka kepada inti informasi tersebut. Teknik Warming up for Reading juga akan melatih siswa menggunakannya

diluar lingkungan sekolah.

Peran masing-masing siswa disini adalah sebagai partisipan aktif yang harus membaca teks, menuliskan pertanyaan dan memprediksi.ini dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi kegiatan yang berpusat pada siswa.

Melalui kegiatan teknik Warming up for Reading setidaknya tercakup 4 komponen dasar dalam proses membaca, yaitu pertama adalah mengembangkan kosa kata. Kedua, melalui teknik Warming up for Reading siswa diberikan judul terlebih dahulu sebelum diberikan teks. Sehingga siswa dapat membayangkan apa yang akan muncul dalam bacaan dengan judul tersebut. Ketiga, siswa mengantisipasi informasi yang akan mereka terima maka terjadilah proses sintesa dan evaluasi. Keempat adalah ketika siswa mencari informasi umum, lalu mencari informasi tertentu, membuat kesimpulan dan memahami judul bacaan maka pada waktu bersamaan teknik Warming up for Reading melatih siswa agar lebih paham dan selalu menggunakan teknik Warming up for Reading ketika mereka harus membaca.

(33)

Salah satu manfaat dari teknik Warming up for Reading yaitu sebagai kegiatan pra-membaca juga membuat membaca lebih bermakna karena dapat menjadi instrumen untuk menggali dan mengaktifkan pengetahuan dasar siswa.

2) Kelemahan Teknik Warming up for Reading

a) Memerlukan kreativitas dan keterampilan dalam menyusun teknik Warming up for Reading tersebut.

b) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan teknik Warming up for Reading.

c) Membutuhkan ketua kelompok (jika berkelompok) yang cukup terampil untuk menghindari suasana yang sedikit ramai ketika menggunakan teknik Warming up for Reading ini.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran di indonesia mengunakan Kurikulum 2013, kurikulum 2013 adalah pembelajaran Bahasa Indonesia, kurikulum ini kemudiaan diterapkan pada pembelajaran bahasa indonesia itu sendiri terdiri dari empat aspek keterampilan ada Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca merupakan kegiatan reseptif sedangkan keterampilan berbicara dan menulis keterampilan berbahasa yang bersifat produktif pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada keterampilan membaca yang terjadi khususnya membaca cerpen pada siswa smp negeri 7 satap rappoa masih terbilang rendah hal terdebut disebabkan karena siswa mengalami kesukaran dalam

(34)

mengemukakan ide dan gagasan kedalam bentuk membaca cerpen pada proses pembelajaran yang bervariasi. Tidak adanya teknik yang menarik sehingga siswa merasa bosan ketika mendapatkan pembelajaran membaca cerpen, maka dari itu penelitian merasa tertarik dengan penelitian teknik waming up for reading setelah menggunakan teknik warmiung up for reading yang terjadi pada siklus satu siswa mendapatkan nilai masih di bawah nilai (KKM) 71% sedangkan di siklus dua mengalami peningkatan nilai 80% disiklus kedua di hipotesiskan mengalami keberhasilan setelah dianalisi.

(35)

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menulis

Membaca materi cerpen

Siklus I

Membaca Berbicara

Menyimak

Analisis Kurikulum 2013

TeknikWarming up for Reading

Siklus 1I

Hasil

(36)

22 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2010:3) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan, Kunandar (2012: 45) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu siklus.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri Satap 7 Rappoa 2019/2020 pada semester genap selama dua bulan, subjek penilitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa.

C. Fokus Penelitian

(37)

Fokus penelitian ini yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa. Penelitian ini dilakukan untuk peningkatan kemampuan membaca materi cerpen melalui teknik Warming up for Reading.

D. Prosedur penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan kemampuan membaca materi cerpen dalam mengikuti mata pelajaran bahasa Indonesia dengan teknik Warming up for Reading. Setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, obsevasi dan refleksi.

Hubungan keempat kegiatan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan secara berkelanjutan dan berulang.

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi Refleksi

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Observasi

(38)

Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto, 2008: 1).

Alur Siklus I a. perencanaan

Langkah-langkah tahap perencanaan sebagai berikut : 1) Membuat rancangan pembelajaran.

2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau keadaan siswa di kelas saat proses mengajar berlangsung selalu menggunakan teknik Warming up for Reading (WFR.

3) Menyediankan atau menyiapkan media/alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.

4) Menulis teks eksposisi berdasarkan penjelasan guru.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan penerapan perencanaan tindakan yang telah disusun.

Tahap ini dilaksanakan sebagai kegiatan berikut ini :

1) Pengajaran bahasa Indonesia dengan bahasan membuat membaca materi cerpen.

2) Mengamati aktivitas-aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa membuat membaca materi cerpen selama pemberian tindakan.

3) Pemberian tugas untuk mengetahui pencapaian indikator hasil belajar setelah proses pembelajaran.

(39)

4) Meminta siswa untuk mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan oleh guru di depan teman-temannya.

5) Perbaikan jawaban siswa terhadap indikator yang belum dicapai dan menuliskan komentar tentang kekurang dan kelebihan siswa terhadap tugas yang diberikan.

6) Tiap pertemuan mencatat semua aktivitas-aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Observasi dan evaluasi

Pada tahap observasi ini dilakukan tindakan berupa pengamatan terhadap proses pembelajaran yang yang sedang berlangsung. Peneliti mengamati dan mencatat proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa, interaksi guru dan siswa, antara siswa dengan siswa dengan menggunakan instrument pengumpulan data yang telah dibuat pada tahap perencanaan tindakan pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap semua kejadian selama proses pembelajaran menulis membaca materi cerpen. Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengamatan secara langsung terhadap kegiatan siswa dalam membaca materi cerpen. Ada pun pelaksanaan evaluasi dilakukan tes hasil belajar tiap akhir siklus untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Hasil yang dicapai pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti. Refleksi yang dimaksud adalah pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan siswa, dan kemudian menjadi

(40)

bahan pertimbangan untuk merumuskan rencana perbaikan pada tahap selanjutnya.

Alur Siklus II

Pada prinsipnya kegiatan dalam siklus II ini adalah pengulangan langkah kerja siklus sebelumnya yang telah mengalami perbaikan dan pengembangan yang disesuaikan dengan hasil refleksi dari siklus I. Kegiatan-kegiatan dalam siklus ini dilakukan secara spiral yang memungkinkan terjadinya siklus-siklus yang lebih kecil dimana tiap siklus kecil tersebut adalah perbaikan dari siklus sebelumnya.

Siklus kedua berlangsung selama 2 kali pertemuan, dengan rincian: pertemuan pertama penyajian materi, dan pada pertemuan kedua dilakukan tes akhir siklus II.

a. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan perencanaan. Namun, tindakan ini tidak mutlak dikendalikan oleh rencana suatu tindakan tersebut.pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Guru menerapkan teknik Warming up for Reading (WFR) membaca cerpen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Observasi dan Pengamatan

Observasi dilakukan dengan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa. Pada waktu observasi dilakukakan, peneliti mengamati tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa, pembelajaran yang dilakukan guru yaitu diterapkannya teknik Warming up

(41)

for Reading (WFR). Observasi dilakukan berdasarkan pedoman observasi

yang mencatat kegiatan tindak mengajar guru yang meliputi pendahuluan, penerapan dan penutup, tindak siswa serta menulis keterangan tambahan yang belum tercatat. Observasi dilaksanakan selama tindakan kelas diberikan.

c. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi atau tidak terjadi. Apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh berupa data tentang kemampuan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca cerpen. Kemampuan belajar siswa meliputi :

1) Banyaknya siswa yang mau memperhatikan penjelasan guru;

2) Banyaknya siswa yang aktif bertanya pada materi yang belum jelas, menjawab pertanyaan guru dan mengemukakan pendapat;

3) Banyaknya siswa yang bertanggungjawab untuk menulis membaca materi cerpen.Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan tindak lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Kegiatan refleksi ini dilakukan setiap akhir pembelajaran Bahasa Indonesia.

Hasil refleksi dijadikan landasan untuk perbaikan tindakan pada siklus ke dua. Setelah selesai siklus pertama diharapkan kemampuan membaca cerpen siswa sudah meningkat dalam belajar Bahasa Indonesia.

(42)

A, Populasi dan Sampel

Populasi adalah menurut Sugiyono (2017:117), populasi adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kuanitatas dan karakteristik ketentuan yang di tetapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP negri 7 satap rappoa sebanyak 13 orang.

Sampel adalah sebagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti.

dengan teknik pengambilan sampel yaitu teknik (simple random sampling) jadi yang menjadi sampel penelitian ini adalah siswa dari kelas VIII B1 sebanyak 13 orang sebagai kelas.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa tes. Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil kemampuan membaca cerpen.

Table 3.1.Intrumen penilaian membaca cerpen

Aspek yang dinilai Pencapaian Bobot

Skor Maksimal

Pemahaman isi cerita

Memahami dengan jelas isi

cerita yang dibacakan 5

(43)

Keutuhan isi cerita

Membaca cerita sesuai dengan isi tanpa mengurangi dan

melebihkan ceritanya 5

Kelancaran dan kewajaran pengungkapan

Membaca dengan fasih dan mengungkapkan cerita

dengan jelas 5

Ketepatan diksi

Pemilihan kata dalam pembacaan cerita sesuai dengan tulisan yang ada

dalam cerita 5

Ketepatan struktur kalimat

Struk kalimat yang digunakan saat membaca

baik dan benar 5

Sumber : Fujiastuti Ariesty (2016)

Perolehan nilai = Skor perolehan x 100 Skor Maksimal

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian sebagai berikut:

1. Pra penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut :

(44)

a. Membuat surat izin untuk penelitian pendahuluan ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Membuat media animasi dengan cara sebagai berikut:

a. Penentuan konsep animasi dengan cara menetapkan: Tujuan pembelajaran dengan media animasi pada penelitian ini adalah siswa mampu membaca materi cerpen sesuai dengan kaidah dan struktur.

b. Teknik pembelajaran yang digunakan adalah Teknik Warming up for Reading (WFR)

c. Pembuatan skenario pembelajaran dengan adalah Teknik Warming up for Reading (WFR) untuk setiap pertemuan.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes-postes untuk pertemuan pertama dan terakhir.

3. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan Teknik Warming up for Reading (WFR) dengan mengelaborasikan metode diskusi pada setiap kelas.

1) Kegiatan Pendahuluan

(45)

a) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal pilihan jamak dan uraian mengenai materi yang akan dipelajari.

b) Siswa mendengarkan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran.

c) Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan.

d) Siswa diberikan motivasi tentang manfaat dari materi yang disampaikan sesuaimateri setiap pertemuan.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa dibagi mempersiapkan diri masing-masing (individu) untuk tes mambaca cerpen.

b) Siswa diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS), untuk pertemuan I dan II dengan topik permasalahan yang berbeda.

c) Siswa diberi bimbingan dalam mengerjakan LKS untuk menggali informasi melalui media animasi.

d) Siswa membaca teks cerpen sesuai yang telah disediakan oleh guru.

3) Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan untuk pembelajaran hari ini.

b) Siswa mengerjakan soal post-tes pada akhir pembelajaran.

c) Guru menutup kegiatan pembelajaran G. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi peningkatan kemampuan membaca cerpen melalui teknik warming up for reading ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah nilai rata-rata kelas. Adapun kriteria keberhasilan

(46)

minimal yang ditentukan adalah 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai nilai minimal yang ditetapkan yaitu mendapatkan nilai ≥ 80.

(47)

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, dan setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Materi pokok yang diajarkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah membaca cerpen dengan efektif.

Siklus 1, Guru memberi penjelasan mengenai teknik Waning up forReading (WFR). Pada setiap awal kegiatan teknik Warming up for Reading , guru harus selalu menjelaskan petunjuk kegiatan dan menjelaskan apa manfaatnya bagi siswa, kemudian guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk membentuk mengerjakan individu. Pada siklus dua, guru memberikan judul yang ditulis dipapan tulis atau layar infokus (LCD). Berdasarkan judul tersebut siswa diminta untuk membuat pertanyaan yang jawabannnya harus mereka temukan dalam teks tersebut, kemudian Guru memberikan bahan belajar seperti lembar kerja teknik Warming up for Reading.

Pelaksanaan tindakan dibagi atas dua tahap. Tahap pertama, pembelajaran belum menggunakan teknik teknik Warming up for Reading (WFR). Materi pembelajarannya diberikan sebanyak dua kali, yaitu materi membaca teks untuk menentukan unsur-unsur paragraf, mencari informasi dalam tabel, dan menemukan ide pokok karangan. Pada tahap ini dilakukan tes yang berguna sebagai dasar pada tindakan yang akan diberikan pada tahap kedua.

(48)

Tahap kedua, pembelajaran menggunakan teknik Warming up for Reading. Pada tahap kedua ini sudah masuk dalam tindakan atau siklus. Siklus

yang dilakukan terdiri dari dua siklus.

Peningkatan tiap siklus diperoleh dari hasil tes. Tes dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan teknik Warming up for Reading pada akhir pertemuan pada tiap siklus, baik siklus pertama dan

siklus kedua. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dengan memperhatikan hasil tes dari siklus pertama sampai siklus ke tiga baik secara individu maupun kelompok.

1. Hasil Analisis Siklus

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP Negeri Satap 7 Rappoa, ternyata melalui pembelajaran yang menggunakan Warming up for Reading (WFR) terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa, kecepatan membaca, tingkat pemahaman, maupun hasil belajar siswa terkhusu pembelajaran membaca.

a) Siklus I

Proses pembelajaran pada siklus satu sesuai dengan materi yang telah ditentukan pada rencana tindakan. Topik pembelajaran yang dijadikan bahan latihan dalam siklus 1 ini adalah cerpen (cerita pendek), dengan menerapkan teknik Warming up for Reading ini, siswa dapat menyerap informasi dengan cepat. Kegiatan inipun dapat melatih siswa mempercepat menguasai ide pokok bacaan.

(49)

Tabel 4.1 Hasil Aktivitas belajar siswa Siklus I

No. NAMA

Aspek yang dinilai

Pemahaman isi cerita

Keutuhan isi cerita

Kelancaran dan kewajaran pengungkapan

Ketepatan diksi

Ketepatan struktur kalimat

Jumlah

1 ABU BAKAR 10 15 13 15 15 68

2 DIMAS 10 15 10 15 15 65

3 ISRA 11 15 10 15 15 66

4 NABILA 15 15 14 15 16 75

5 PAJRI EDI 16 15 15 14 15 75

6 PUTRI 16 15 15 14 15 75

7 TRI 18 15 17 15 15 80

8 RIDUL 15 15 15 15 15 75

9 RENDI 18 17 16 16 18 85

10 RESTI 13 12 15 15 13 68

11

SITI NADIA

ASSAHRA 13 14 14 14 13 68

12 SULKIPLI 13 12 13 13 12 63

13 INNA 13 12 15 15 15 70

Persentase

Mean (71,76)

(50)

Berdasarkan observasi terhadap 13 orang siswa diperoleh gambaran bahwa ada peningkatan aktivitas siswa. Sebelum tindakan dilakukan, aktivitas siswa rata-rata masih rendah. Pada evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca menunjukkan respons yang cukup positif. Hal ini dapat dilihat melalui aktivitas siswa dalam kelompoknya masing-masing. Ketepatan membaca siswa pada siklus 1 baru mencapai tingkat pemahamannya dengan kategori kurang (65%). Hasil belajar siswa yang mendapat hasil rata-rata nilai (mean) 71,76, mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Jika sebelum tindakan nilai siswa sebelum penerapan metode masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

Hal ini berarti bahwa pada siklus satu ada peningkatan baik dalam aktivitas siswa, kecepatan membaca, tingkat pemahaman, maupun hasil belajar siswa meskipun belum signifikaan karena belum memenuhi syarat kriteria keberhasilan.

b) Siklus dua

Kekurangan pada siklus satu telah diperbaiki pada siklus dua. Topik pembelajaran yang dijadikan bahan berlatih dalam siklus dua ini cerita pendek dengan berbagai macam tema dan keunggulan cerita masing-masing. Dengan penerapan teknik Warming up for Reading , siswa dapat memperhatikan kata- kata tertentu atau melewati kata-kata tertentu yang dianggap tidak terlalu penting untuk memperoleh pemahaman informasi yang ingin diperoleh dari teks cerita yang dibaca. Melalui siklus dua ini, siswa dapat memperoleh

(51)

informasi tanpa membaca bagian yang lain. Jadi langsung kemasalah yang dicari, yaitu inti sari cerita dan informasi tertentu.

(52)

Tabel 4.1 Hasil Aktivitas belajar siswa Siklus 2

No. NAMA

Aspek yang dinilai

Pemahaman isi cerita

Keutuhan isi cerita

Kelancaran dan kewajaran pengungkapan

Ketepatan diksi

Ketepatan struktur kalimat

Jumlah

1 ABU BAKAR 10 13 12 15 15 70

2 DIMAS 15 15 15 15 15 75

3 ISRA 14 16 15 17 13 75

4 NABILA 17 17 16 17 18 85

5 PAJRI EDI 18 18 17 18 17 88

6 PUTRI 17 18 15 18 15 83

7 TRI 18 17 15 16 17 83

8 RIDUL 18 17 17 18 15 85

9 RENDI 19 17 18 18 18 90

10 RESTI 15 14 16 15 15 75

11

SITI NADIA

ASSAHRA 17 15 16 15 15 78

12 SULKIPLI 13 14 14 15 14 70

13 INNA 18 17 17 15 18 85

Persentase

Mean (80,15)

(53)

Hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus dua menunjukkan adanya peningkatan, baik dalam aktivitas siswa, ketepatan membaca, tingkat pemahaman, maupun hasil belajar siswa. Kekurangan pada siklus dua masih ada yang merupakan kekurangan pada siklus satu, yaitu masih kurangnya aktivitas siswa, ketepatan membaca, dan tingkat pemahamannya.

Evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus dua menunjukkan bahwa aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran membaca menunjukkan respon yang cukup menggembirakan dengan hasil nilai rata-rata (mean) menunjukkan 80,15%. Ketepatan membaca siswa pada siklus 2 sudah cukup meningkat dengan tingkat pemahamannya sudah dalam kategori di atas standar minum yaitu 80%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang sudah meningkat dan hampir berhasilan.

B. Pembahasan

1. Pemahamaan isi cerita siklus 1

A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca cerpen mencapai nilai 10% dan letak kesalahan pada saat membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen sehingga tidak fokus.

Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya mendapatkan nilai 10% menjadi 13%

B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .

(54)

Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%

menjadi 14%.

C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya kurang.

Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini menjadi 17%

D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.

Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%

menjadi 17%.

E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen

Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%

menjadi 18%.

F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.

Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%

menjadi 17%

G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan non verba.

Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi 18%.

(55)

H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%

kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang menguasai isi cerpen.

Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%

menjadi 18%.

I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%

dan terdapat kesalahan kosakata.

Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi 19%.

J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.

Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi 15%.

K. pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan.

Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai 13% menjadi 17%.

L. pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan kelancara membaca.

Pada siklus 2 mengalami persamaan nilai yaitu 13% yang artinya tidak meningkat.

M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 13% dan terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.

(56)

Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 13% menjadi 18%.

2. Keutuhan isi cerita

A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen sehingga tidak fokus.

Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya mendapatkan nilai 13% menjadi 15%

B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .

Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%

menjadi 14%.

C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya kurang.

Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini menjadi 17%

D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.

(57)

Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%

menjadi 17%.

E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen

Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%

menjadi 18%.

F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.

Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%

menjadi 17%

G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan non verba.

Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi 18%.

H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%

kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang menguasai isi cerpen.

Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%

menjadi 18%.

I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%

dan terdapat kesalahan kosakata.

Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi 19%.

(58)

J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.

Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi 15%.

K. Pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan.

Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai 13% menjadi 17%.

L. Pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 12% dan terdapat kesalahan kelancara membaca.

Pada siklus 2 mengalami peningktan dari nilai 12% menjadi 14%.

M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 12% dan terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.

Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 12% menjadi 17%.

3. kelancaran dan kewajaran penungkapan

A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen sehingga tidak fokus.

Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya mendapatkan nilai 13% menjadi 15%

(59)

B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .

Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%

menjadi 14%.

C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya kurang.

Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini menjadi 17%

D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.

Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%

menjadi 17%.

E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen

Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%

menjadi 18%.

F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.

Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%

menjadi 17%

(60)

G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan non verba.

Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi 18%.

H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%

kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang menguasai isi cerpen.

Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%

menjadi 18%.

I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%

dan terdapat kesalahan kosakata.

Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi 19%.

J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.

Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi 15%.

K. pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan.

Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai 13% menjadi 17%.

L. pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 12% dan terdapat kesalahan kelancara membaca.

(61)

Pada siklus 2 mengalami peningktan dari nilai 12% menjadi 14%.

M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 14% dan terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.

Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 14% menjadi 17%.

4. ketepatan diksi

A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen sehingga tidak fokus.

Pada siklus 2 Abu bakar mengalami perkembangan yang awalnya mendapatkan nilai 13% menjadi 15%

B. Pada siklus 1 siswa yang bernama dimas pada saat membacakan cerpen mencapai nilai 11% dan terdaat kesalahan saat mengungkapkan lafal terdapat kesalahan kepungucapan .

Pada siklus 2 dimas mengalami peningkatan dari nilai 11%

menjadi 14%.

C. Pada siklus 1 siswa yang bernama isra mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan saat membacakan cerpen pada intonasinya kurang.

Pada siklus 2 isra mengalami perkembangan dari nilai 15% kini menjadi 17%

(62)

D. Pada siklus 1 siswa bernama nabila mendapatkan nilai 15% dan terdapat kesalahan pengucapan saat membacakan cerpen.

Pada siklus 2 nabila mengalami perkembangan dari nilai 15%

menjadi 17%.

E. Pada siklus 1 siswa bernama pajri edi mendapatkan nilai 16% dan terdapat kesalahana pada saat membaca cerpen

Pada siklus 2 pajri edi terdapat peningkatan nilai dari 16%

menjadi 18%.

F. Pada siklus 1 siswa bernama putri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan saat membacakan cerpen diatas.

Pada siklus 2 putri. Mengalami peningkatan nilai dari 16%

menjadi 17%

G. Pada siklus 1 siswa bernama tri mendapatkan nilai 16% namun terdapat kesalahan non verba.

Pada siklus 2 tri mengalami peningkatan dari nilai 16% menjadi 18%.

H. Pada siklus 1 siswa bernama ridul mendapatkan nilai 15%

kesalahan yang dilakukan pada saat membacakan cerpen kurang menguasai isi cerpen.

Pada siklus 2 ridul mengalami peningkatan dari nilai 15%

menjadi 18%.

I. Pada siklus 1 siswa yang bernama rendi mendapatkan nilai 18%

dan terdapat kesalahan kosakata.

(63)

Pada siklus 2 rendi mengalami peningkatan dari niali 18% menjadi 19%.

J. Pada siklus 1 siswa bernama resti mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan ketepatan saat membaca kurang.

Pada siklus 2 mengalami peningkatan dari nilai 13% menjadi 15%.

K. pada siklus 1 siswa bernama siti nadia assahra mendapatkan nilai 13% dan terdapat kesalahan.

Pada siklus 2 siti nadia assahra mengalami peningktan dari nilai 13% menjadi 17%.

L. pada siklus 1 siswa bernama sulkipli mendapatkan nilai 12% dan terdapat kesalahan kelancara membaca.

Pada siklus 2 mengalami peningktan dari nilai 12% menjadi 14%.

M. Pada siklus 1 siswa bernama inna mendaparkan nilai 12% dan terdapat kesalahan intonasi kurang jelas.

Pada siklus 2 inna mengalami peningkata dari nilai 12% menjadi 17%.

5. Ketepatan struktur kalimat

A. Pada siklus 1 siswa yang bernama abu bakar pada waktu membaca cerpen mencapai nilai 13% dan letak kesalahan pada saat membaca cerpen, kurang menaggapi cara membaca cerpen sehingga tidak fokus.

Gambar

Table 3.1.Intrumen penilaian membaca cerpen
Tabel 4.1 Hasil Aktivitas belajar siswa Siklus I
Tabel 4.1 Hasil Aktivitas belajar siswa Siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

The novel presents Mariam and Laila as the main characters who struggle against gender discrimination in Afghanistan.. There are three objectives in conducting

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) terhadap pemeliharaan hutan lindung di Banjar Kedisan, Desa Yehembang Kauh,

Setelah pengumuman ini disampaikan, diberikan waktu selama 3 ( tiga ) hari kalender dari tanggal 24 Agustus 2015 s/d 26 Agustus 2015 sebagai masa sanggah. Simpang

Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman

brucellosis yang terjadi pada hewan setiap tahunnya sehingga sangat berpengaruh pada angka kejadian brucellosis di manusia, sehingga diperlukan suatu surveilans

The 2020 Cambridge IGCSE Information and Communication Technology (0417) syllabus and specimen assessment materials are being updated.. These materials will be

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan penyajian produk mahasiswa Prodi PKK FPTK UPI angkatan 2011 pada mata kuliah Workshop MSDK berbasis

ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM PENYAJIAN PRODUK WORKSHOP MSDK BERBASIS PROJECT BASED LEARNING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu