UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI KANTOR PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Oleh :
Hagie Randa
142101017
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : HAGIE RANDA
NIM : 142101017
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI KANTOR PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Tanggal :...2017 DOSEN PEMBIMBING
Aisyah, SE, MSi
NIP: 19870911 201404 2 001 Tanggal :...2017 KETUA PROGRAM STUDI
Dra. Raja Bongsu Hutagalung, Msi NIP: 19591229 198903 1 002
Tanggal :...2017 DEKAN
Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S.
NIP: 19580602 198803 1 001
KATA PENGANTAR
Segala puji, syukur dan hormat, serta kemuliaan penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu dan sesuai rencana.Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madyapada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas akhir ini dengan judul“Analisis Prosedur Pemberian Kredit pada Pegawai Kantor Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara)”
Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat.
1. Bapak Prof. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program studi Diploma III- Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku Sekretaris Prodi Diploma III Manajemen Keuangan Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Aisyah, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang sudah banyak memberikan masukan dan bimbingan untuk membimbing penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. Seluruh tenaga pengajar dan pegawai pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terkhususnya di Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan.
7. Orangtua penulis, yaitu Bapak Halomoan Manullang dan Ibu Ratna Hutagalung untuk setiap doa yang dipanjatkan, keringat dan air mata yang harus menetes dalam perjuangan memberikan pendidikan yang baik kepada penulis, terkhususnya ibunda tercinta.
8. Kakak penulis, Hanna Saraswaty Manullang untuk setiap doa, semangat dan dorongan serta pengetahuan yang diberikan selama penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Keluarga Besar penulis, keluarga Manullang dan Hutagalung yang memberikan doa kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Sahabat-sahabat penulis dari Simpang Limun Voice (SLIMVO) yang telah memberi motivasi, doa, semangat, pengetahuan dan begitu banyak bantuan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Sahabat-sahabat penulis yang juga teman magang penulis, Rendy, Sofyan, dan Oki yang mewarnai hari – hari penulis saat magang dan dalam perkuliahan sehingga penulis dapat kuat dalam menjalani banyak cobaan selama penulis magang dan juga kuliah.
13. Teman-teman penulis semasa perkuliahan di XIAOMI, Raka, Erik, Reza, Ridho, Benny, Angga, Fadly, Nanda, Vincentyang mewarnai hari – hari penulis saat dalam perkuliahan sehingga penulis dapat kuat dalam menjalani banyak cobaan selama kuliah.
14. Kepada semua teman-teman Diploma III Manajemen Keuangan terkhususnya stanbuk 2014 grup A yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.
15. Kepada Inka Della Ginting yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
16. Kepada Devi Nathania Septianti Sirait yang telah memberikan banyak pelajaran, motivasi serta semangat kepada penulis selama masa kuliah dan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan tugas akhir ini.Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan di masa mendatang. Semoga tugas akhir ini bermanfaat.
Medan, Mei 2017 Penulis
Hagie Randa
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………. i
DAFTAR ISI ……… iii
DAFTAR GAMBAR ……… iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ……… 5
C. Tujuan Penelitian ……… 6
D. Manfaat Penelitian ……… 6
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ………... 8
B. Tujuan dan Manfaat Koperasi ……… 9
C. Prinsip Koperasi ……… 10
D. Struktur Organisasi ……… 11
E. Jenis Usaha / Kegiatan ……… 16
F. Kinerja Usaha Terkini ……… 17 BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Kredit ………. 20
B. Fungsi Kredit ………. 21
C. Tujuan Kredit ………. 23
D. Unsur – unsur Kredit ………. 24
E. Jenis – jenis Kredit ………. 25
F. Syarat – syarat Kredit ………. 27
G. Pengawasan Kredit ………. 30
H. Prosedur Pemberian Kredit ………. 32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 40
B. Saran ………. 41 DAFTAR PUSTAKA
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Koperasi Pegawai …….……….. 12 Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara
Gambar 2.2 Alur Prosedur Pemberian Kredit ……… 36
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan sumber- sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dapat dimanfaatkan untuk kepentingan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lembaga-lembaga perekonomian bahu-membahu dalam mengelola dan menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki 3 sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat adil dan makmur, maka ketiga sektor itu harus saling berhubungan dan bekerja sama secara baik dan teratur. Namun, di Indonesia, ketiga sektor itu belum dapat bekerja sama secara baik dan teratur sehingga menyebabkan masih banyaknya masyarakat Indonesia yang hidup dalam kesulitan ekonomi.
Pemerintah Indonesia sudah lama berjuang untuk mengurangi angka kemiskinan dan sudah ada banyak program serta kebijakan yang terlaksana untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu program yang sangat gencar diusung oleh pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut adalah program penyaluran kredit khususnya melalui lembaga keuangan informal seperti koperasi.
Dalam Peraturan Menteri Negara dan Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 21/Per/M. KUKM/XI/2008 mendefinisikan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan perkoperasian. Tujuan dari koperasi itu sendiri ialah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya dan memenuhi kebutuhan anggota- anggotanya. Koperasi bukan saja hanya memperhatikan aspek bisnisnya, tetapi juga aspek sosial.
Koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal.
Koperasi harus betul-betul mengabdi pada kepentingan perikemanusiaan dan bukan mengarah pada kebendaan. Kerja sama pada koperasi didasarkan pada persamaan derajat dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus maupun pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah para anggota.
Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu koperasi yang memiliki tujuan yang baik buat membantu perekonomiananggotanya, salah satu caranya adalah dengan memberikan bantuan permodalan kepada anggota koperasi dalam bentuk kredit. Pemberian kredit merupakan sesuatu proses yang membutuhkan pertimbangan analisis yang baik dari pimpinan koperasi agar hal- hal yang dapat menyebabkan kerugian dapat dihindari. Hal ini harus diperhatikan oleh koperasi dalam memberikan pinjaman atau kredit, koperasi harus memperhatikan faktor-faktor yang meyakinkan dalam pemberian kredit untuk memastikan kelancaran pembayaran kredit. Hal ini dilakukan untuk mencegah
3
terjadinya kredit macet yang bisa menggangu jalannya usaha koperasi dan juga merugikan koperasi terutama dalam pencapaian keuntungan.
Bagi debitur, koperasi lebih mudah dalam mengajukan permohonan kredit karena sifatnya yang lebih fleksibeldalam hal persyaratan yang tidak seketat pada persyaratan perbankan dalam hal pencairan kredit. Dalam koperasi, anggota bisa mendapatkan kredit tanpa jaminan.
Keberhasilan pemberian kredit tidak terlepas dari prosedur pemberian kredit yang dijalankan dalam pengelolaan pemberian kredit kepada anggota.
Prosedur pemberian kredit merupakan ketentuan yang menjamin hak pemberi pinjaman dalam memberikan pinjaman kepada peminjam agar pinjaman dapat dikembalikan sesuai kesepakatan, dengan kata lain prosedur pemberian kredit mewajibkan peminjam untuk melunaskan pinjaman sesuai dengan kesepakatan dengan pemberi pinjaman beserta bunga yang telah ditetapkan. Untuk itu pengurus koperasi harus menjalankan prosedur pemberian kredit sehingga anggotanya bertanggung jawab dalam memanfaatkan kredit usaha sehingga dapat disalurkan kembali kepada anggota yang memerlukannya sehingga koperasi harus melakukan beberapa prosedur pemberian kredit dengan baik. Beberapa masalah yang biasanya dihadapi dalam pemberian kredit pada Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utarayang dapat membuat kredit macet antara lain, turunnya kinerja pegawai yang mengajukan pinjaman. Pada koperasi Pegawai Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, cicilan pinjaman dipotong melalui uang tunjangan kinerja. Uang tunjangan kinerja berbeda dengan gaji pokok pegawai, uang tunjangan kinerja dibayarkan pada pegawai berdasarkan kinerja yang ia lakukan dalam jangka waktu sebulan. Apabila kinerja
pegawai yang meminjam menurun, maka tunjangan kinerjanya juga akan menurun yang akhirnya tunjangan tersebut tidak bisa lagi menutupi cicilan pinjamannya. Masalah lain adalah mutasi pegawai dari kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara ke kantor Perwakilan BPKP provinsi lain, sebab uang tunjangan kinerja yang si pegawai dapat dari kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tidak lagi ia terima. Uang tunjangan kinerjanya dibayar dikantor Perwakilan BPKP di provinsi dimana si pegawai ditempatkan dan pengurus koperasi kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tidak lagi dapat memotong cicilan pinjaman si pegawai tersebut. Pengurus koperasi pun harus melakukan komunikasi secara pribadi kepada peminjam untuk melakukan pembayaran cicilan, namun tak selamanya saat dihubungi peminjam langsung membayar, dan bahkan ada yang mengabaikan hal tersebut. Saat si peminjam tak juga menunjukkan keinginan untuk menyelesaikan pinjamannya, tentu pengurus koperasi akan melakukan komunikasi pada pimpinan dimana si peminjam tersebut ditempatkan utnuk membantu melakukan komunikasi pada si peminjam. Masalah ini dapat menjadi lebih sulit lagi, apabila dikantor yang baru ia belum juga menyelesaikan cicilan pinjamanya, namun ia sudah harus dimutasikan lagi dan itu tentu membuat pengurus koperasi semakin sulit melakukan komunikasi terutama pada atasan si peminjam pada tempat atau kantor provinsi yang baru.
Walaupun sudah melakukan komunikasi pada pimpinan dimana si peminjam ditempatkan, itu tak menjadi jaminan bahwa si peminjam berniat untuk menyelesaikan cicilan pinjamannya. Selain itu, peminjam yang meninggal dunia juga menjadi hal yang bisa menyebabkan kredit gagal bayar. Hal-hal tersebut tentu perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan kerugian terhadap koperasi.
5
Untuk mencegah hal tersebut, maka koperasi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara perlu membuat suatu prosedur dan persyaratan yang baik demi memastikan peminjam dana bisa membayar pinjaman beserta dengan bunganya.
Dari uraian di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti dan membahas lebih lanjut mengenai ketentuan apa saja yang ditetapkan dalam permohonan kredit pada Koperasi Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanProvinsi Sumatera Utara, bagaimana sistem pemberian kredit serta sistem pengendalian intern yang ada didalamnya sebagai topik penelitian yang hasilnya disusun dalam suatu tulisan ilmiah yang berbentuk tugas akhir dengan judul: “Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah: “Bagaimana prosedur pemberian kredit pada Koperasi Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara? ”
C. Tujuan Penelitian
Dalam penyusunan tugas akhir ini tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit pada pada Koperasi Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan PembangunanProvinsi Sumatera Utara”
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penulisan ini adalah : 1. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan peneliti khususnya dalam hal pengelolaan kredit.
b. Sebagai pengalaman yang cukup berharga bagi peneliti untuk mengimplementasikan berbagai teori yang berkaitan dengan penelitian.
2. Bagi Koperasi
a. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan yang berupa saran-saran terhadap koperasi di masa yang akan datang.
b. Sebagai bahan pertimbangan pihak Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam melayani debitur yang akan menggunakan jasa yang ditawarkan.
c. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas kebijakan yang telah dibuat di masa lalu dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan di masa yang akan datang.
3. Bagi Pihak Lain
a. Menambah pengetahuan dan masukan bagi pembaca yang tertarik pada judul proposal ini.
b. Bahan acuan dan pembanding dalam penulisan di masa yang akan datang.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Koperasi pegawai didirikan tahun 1981, disponsori oleh Bapak Drs. M.
Sutoyo selaku Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN), diberi nama “Koperasi Pegawai Pengawasan Keuangan Negara” disingkat “KOPEKKAN”. Latar belakang didirikannya Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumatera Utara adalah untuk membantu perekonomian pegawai yang pada masa itu tidak terlalu baik.
Atas dorongan Bapak H. R. Wahono Soemitro selaku Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, pada tanggal 1 Juni 1989 Koperasi Pegawai Perwakilan BPKPProvinsi Sumatera Utara tersebut diresmikan menjadi Badan Hukum yang dikukuhkan dengan Akte Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Sumatera Utara No. 4803/BH/III tanggal 10 Agustus 1989.
Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil RI Provinsi Sumatera, telah menerbitkan Pengesahan AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR No. 1007/BH/PAD/KWK/X/1996 tanggal 22 Oktober 1996.
Ketua Dewan Penasehat Koperasi adalah Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dan Anggota Dewan Penasehat, pasal 20 sebagai berikut:
1. Demi kepentingan koperasi, RAT (Rapat Anggota Tahunan) dapat membentuk Dewan Penasehat;
2. RAT dapat mengangkat orang yang bukan anggota tetapi mempunyai kemampuan dan keahlian perkoperasian menjadi Dewan Penasehat;
3. Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, tapi dapat diberi uang jasa yang disetujui pada RAT;
4. Anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai suara dalam RAT Anggota maupun RAT Pengurus;
5. Dewan Penasehat memberi saran/anjuran untuk kemajuan koperasi baik diminta maupun tidak.
B. Tujuan dan Manfaat Koperasi Tujuan koperasi ini adalah:
a. Mengembangkan ideologi kehidupan perkoperasian;
b. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umunya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat Adil Makmur berdasarkan Pancasila;
c. Ikut membangun tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan Masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
9
d. Menggiatkan kesadaran anggota untuk menyimpan pada koperasi secara teratur;
e. Meningkatkan pengetahuan melalui penyuluhan, latihan dan pendidikan tentang perkoperasian maupun keterampilan lainnya.
Manfaat koperasi ini adalah:
a. Meningkatkan penghasilan anggota-anggotanya. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi dikembalikan kepada para anggotanya sesuai dengan hasil jasa dan aktivitasnya.
b. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah. Barang dan jasa yang ditawarkan oleh koperasi lebih murah dari yang ditawarkan di toko-toko.
c. Hal ini bertujuan agar barang dan jasa mampu dibeli para anggota koperasi yang kurang mampu.
d. Menumbuhkan motif berusaha yang berperikemanusiaan. Kegiatan koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan tetapi melayani dengan baik keperluan anggotanya.
e. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan koperasi.
Setiap anggota berhak menjadi pengurus koperasi dan berhak mengetahui laporan keuangan koperasi.
C. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi merupakan pedoman dalam menjalankan koperasi tersebut. Adapun prinsip dari “KOPEKKAN” yaitu bersifat terbuka, efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi dan prinsip pembagian SHU (Sisa Hasil
Usaha)agar tercermin dengan azas keadilan, demokrasi, transparansi dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi.
Berikut adalah analisis dari pembagian SHU:
1. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan sendiri.
2. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
3. SHU anggota dibayar secara tunai.
Pada koperasi ini laba merupakan salah satunya aspek yang dicari tapi laba bukanlah satu-satunya yang dicari melainkan juga aspek pelayanan.
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan baik.
Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun struktur organisasi yang dipergunakan Koperasi Perwakilan Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah struktur organisasi garis, yang pelimpahan wewenangnya berlangsung secara vertikal, yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas maka dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut:
11
1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.
2. Terhindarnya konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.
3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.
4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.
Adapun struktur organisasi Koperasi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
Sumber: Koperasi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara (2017)
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi
Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara
Dewan Penasehat
Pengawas Pembukuan
Ketua
Sekretaris Bendahara
Manajer
Unit Usaha Foto Kopi
Unit Usaha Kantin Unit Usaha
Warung Kopi
Unit Simpan Pinjam
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dewan Penasehat
Kedudukan, tugas dan hak Dewan Penasehat adalah:
a. Apabila diperlukan, pengurus dapat mengangkat Dewan Penasehat dari pejabat di Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara atas persetujuan Rapat Anggota.
b. Memberikan saran atau pendapat kepada pengurus untuk kemajuan koperasi, baik diminta maupun tidak diminta tetapi tidak mengikat pengurus.
c. Dewan Penasehat dapat menghadiri Rapat Anggota atau Rapat Pengurus dan mempunyai hak berbicara tetapi tidak mempunyai hak suara.
d. Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang jasa sesuai Rapat Anggota
e. Apabila terdapat persoalan-persoalan yang dihadapi koperasi atau koperasi memerlukan bantuan perusahaan untuk kemajuan usahanya, hal tersebut dapat dikoordinasikan kepada Dewan Penasehat.
2. Pengawas
Tugas dan kewajiban Dewan Pengawas adalah:
a. Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi setiap 3 bulan sekali dan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali.
13
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil dan pengawasan dan disampaikan kepada Pengurus, Anggota dan Pemerintah.
c. Dewan Pengawas dapat meminta bantuan Jasa Audit kepada Akuntan Publik / Koperasi Jasa Audit dengan persetujuan pengurus.
d. Biaya Jasa Audit ditanggung oleh Koperasi dan dianggarkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi.
e. Dewan Pengawas berkewajiban membantu pengurus dalam memberikan penjelasan tentang keadaan koperasi di luar maupun di dalam rapat anggota dan merahasiakan hasil pengawasan / pemeriksaannya selain kepada Pengurus dan Rapat Anggota serta pihak yang berhak melakukan pemeriksaan atas koperasi.
3. Pembukuan
Tugas dan kewajiban Pembukuan adalah:
a. Mengelola koperasi serta usahanya.
b. Mengajukan gagasan kerja dan rancangan biaya pendapatan serta Rencana Anggaran Belanja Koperasi (RAPBK).
c. Mengajukan neraca keuangan serta pertanggungjawaban proses tugas.
d. Mengadakan pembukuan keuangan serta investasi dengan cara teratur.
4. Ketua
Tugas dan kewajiban Ketua adalah:
a. Mengendalikan seluruh kegiatan koperasi.
b. Memimpin, mengkordinir, dan mengontrol jalannya aktifitas koperasi dan bagian yang ada didalamnya.
c. Menerima laopran atas kegiatan yang dikerjakan masing-masing anggotanya.
d. Menandatangani surat penting.
e. Memimpin rapat anggota tahunan dan melaporkan laporan pertanggung jawaban akhir tahun pada anggota.
f. Mengambil keputusan atas hal-hal yang dianggap penting bagi kelancaran kegiatan koperasi.
5. Sekretaris
Tugas dan kewajiban Sekretaris adalah:
a. Membantu ketua dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Menyelenggarakan kegiatan surat menyurat dan ketatausahaan koperasi.
c. Mencatat tentang kemajuan dan kelemahan yang terjadi pada koperasi.
d. Menyampaikan hal-hal yang penting pada ketua.
e. Membuat pendataan koperasi.
6. Bendahara
Tugas dan kewajiban Bendahara adalah:
a. Merencanakan anggaran belanja dan pendapatan koperasi.
b. Memelihara semua harta kekayaan koperasi.
c. Membukukan transaksi ke Supplier > Rp. 1. 000. 000 (satu juta rupiah)
d. Pengisian saldo.
e. Melakukan Cash Opnameyang ada di kasir.
15
7. Manajer (Pengelola)
Pengelola (Manajer) koperasi adalah mereka yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan koperasi secara efisien dan profesional. Kedudukan pengelola adalah sebagai karyawan / pegawai yang diberi kuasa dan wewenang oleh pengurus.
Tugas dan tanggung jawab pengelola:
a. Membantu memberikan usulan kepada pengurus dalam menyusun perencanaan.
b. Merumuskan pola pelaksanaan kebijaksanaan pengurus secara efektif dan efisien.
c. Membantu pengurus dalam menyusun uraian tugas bawahannya.
d. Menentukan standar kualifikasi dalam pemilihan dan promosi pegawai.
E. Jenis Usaha / Kegiatan
Koperasi Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara adalah badan usaha yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya khususnya para pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Untuk mencapai tujuan koperasi tersebut, maka koperasi menyelenggarakan usaha-usaha yang terdiri dari:
1. Melakukan usaha simpan pinjam.
2. Menyediakan barang-barang kebutuhan pokok anggota.
3. Mengadakan usaha kerja sama dengan koperasi maupun badan usaha lainnya yang saling menguntungkan dan untuk meningkatkan
4. Mengadakan usaha pertokoan.
5. Mengadakan usaha Rekanan dan Borongan.
6. Megadakan usaha Kantin / Katering.
7. Mengadakan usaha jasa lainnya yang menguntungkan koperasi dan anggota, sepanjang usaha tersebut tidak bertentangan dengan Undang- Undang Koperasi yang berlaku.
F. Kinerja Usaha Terkini
Setiap koperasi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan koperasi, butuh waktu untuk mencapai itu semua.
KoperasiPegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sejauh ini masih kurang baik. Hal ini disebabkan karena pendapatan simpan pinjam yang diperoleh oleh perusahaan tidak sesuai. Pendapatan simpan pinjam yang diperoleh koperasi hanya mencapai 8, 32% dari yang dianggarkan Koperasi Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara.
Seiring berjalannya tahun ini pendapatan simpan pinjam yang diperoleh oleh koperasi dengan yang dianggarkan Koperasi Kantor Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara masih belum tercapai. Tetapi apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pendapatan premi dan diperoleh perusahaan mengalami pertumbuhan. Dari semua data-data dan hasil temuan dari Koperasi Kantor Pegawai Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara dapat dilaporkan bahwa:
17
1. Aspek Organisasi
Kinerja pengurus sudah semakin baik, disiplin pengurus untuk mengikuti rapat-rapat pengurus sudah berjalan dengan baik, diharapkan kinerja pengurus dapat dipertahankan dan daftar hadir rapat pengurus perlu disampaikan kepada badan pengawas.
2. Aspek Unit Usaha
Unit usaha simpan pinjam sudah berjalan dengan baik, diharapkan pelayanan untuk semua aspek usaha lebih dioptimalkan, perlu direncanakan pengembangan jenis aspek usaha lain, dan penjaga toko harus rutin memeriksa persediaan barang.
3. Aspek administrasi
Kelengkapan sarana administrasi telah memadai antara lain, buku anggota sudah diserahkan kepada setiap anggota lama maupun anggota baru, penyimpanan data file sudah dibuat soft copynya pada komputer, realisasi anggaran pendapatan dan belanja koperasi ini berjalan dengan baik.
Setiap proses pekerjaan yang dilalui koperasi ini sangat bermanfaat bagi koperasi dan orang-orang yang ada didalamnya. Produktivitas dan efektivitas sangat berpengaruh kepada kinerja koperasi, semakin rajin koperasi meningkatkan produktivitasnya maka semakin tercapailah tujuan koperasi tersebut. Kinerja yag baik juga sangat berpengaruh terhadap manajemen yang dilakukan koperasi. Manajemen perencanaan pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan sangat berpengaruh penting terhadap kinerja koperasi.
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Kredit
Menurut Kasmir (2014) kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere”
yang berarti kepercayaan, dan kepercayaanlah yang terkandung di dalam perkreditan antara si pemberi dan si penerima kredit. Kata kredit juga berasal dari bahasa asing lain, yaitu kata : Creat yang artinya percaya dan Do yang artinya menempatkan. Jadi kedua suku kata itu apabila digabung menjadi “Creado” yang berarti menempatkan kepercayaan.
Menurut Undang–undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok – pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit ialah :
“Penyediaan uang atau tagihan – tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam–meminjam antara pihak bank dengan pihak lain dalam hal dimana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan”.
Menurut Burhanuddin (2010), koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang didirikan guna memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk memperoleh pinjaman atas dasar kebaikan.
Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi pembayarannya kembali dan pinjamannya tersebut. Adapun faktor- faktor kepercayaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
19
a. Dari segi debitur
Yaitu si peminjam kredit akan membayar pinjamannya setelah sampai jangka waktu yang telah ditetapkan.
b. Dari segi kreditur
Yaitu si pemberi kredit yang akan menerima pembayaran atas kredit yang diberikannya, jika telah sampai masa yang ditetapkan.
B. Fungsi Kredit
Secara garis besar fungsi kredit dalam tata kehidupan perekonomian antara lain:
1. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang. Kredit ini meningkatkan daya guna dari modal / uang, karena anggota koperasi yang mempunyai uang menyimpan uangnya di koperasi. Selanjutnya, uang tersebut dipinjamkan kepada anggota koperasi yang membutuhkan untuk meningkatkan produktifitas. Jadi seluruh dana yang tersedia di kas koperasi tidaklah pasif, melainkan akan tersalur kepada usaha – usaha yang berguna.
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna suatu barang, karena:
a. Para pengusaha yang memproduksi barang setengah jadi, dengan adanya fasilitas – fasilitas kredit produksi diharapkan dapat ditingkatkan menjadi barang yang siap dipakai.
b. Dengan adanya fasilitas kredit tersebut para pengusaha dapat mendistribusikan dari daerah berkembang ke daerah maju.
3. Kredit akan meningkatkan peredaran lalu lintas uang.
Karena pada umumnya kredit yang diberikan oleh para kreditur kepada debitur adalah berupa rekening koran. Secara umum para pengusaha yang melakukan transaksi akan melakukannya dengan menggunakan cek, bilyet, giro atau pemindah bukuan, sehingga peredaran uang kartal atau giral secara otomatis akan berkembang.
4. Kredit merupakan alat hubungan internasional.
Pada umumnya negara – negara industri maju atau yang lazim kita kenal dengan perekonomiannya yang kuat, selalu membantu negara – negara yang sedang berkembang dalam rangka melaksanakan pembangunan di negara tersebut. Bantuan yang dimaksud adalah berbentuk kredit yang pada umumnya memenuhi syarat – syarat yang lunak yakni dengan suku bunga yang relatif rendah dengan jangka waktu pemakaian yang cukup panjang.
5. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan pemberian kredit dapat diarahkan kepada usaha – usaha antara lain:
a. Pengendalian inflasi, b. Peningkatan ekspor, dan
c. Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat
C. Tujuan Kredit
Dalam membahas tujuan kredit, kita tidak dapat melepaskan diri dari falsafah yang dianut oleh suatu negara. Di negara-negara liberal, tujuan kredit
21
didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yag dianut oleh negara yang bersangkutan, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat yag sebesar-besarnya. Oleh karena pemberian kredit dimaksud untuk memperoleh keuntungan, maka koperasi hanya boleh meneruskan simpanan anggota kepada anggotanya dalam bentuk kredit, jika koperasi betul-betul merasa yakin bahwa anggota yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang diterimanya.
Dari faktor kemampuan dan kemauan tersebut, tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur keuntungan (profitability) dari suatu kredit. Dan kedua unsur itu saling berkaitan.
Keamanan atau safety yang dimaksud adalah bahwa prestasi yang diberikan dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya, sehingga keuntungan /profitability yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.
Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Dan karena Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan melainkan disesuaikan dengan tujuan negara, yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu koperasi, akan mengembangkan tugas sebagai agent of development (pengembang) adalah untuk:
a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas koperasi agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup koperasi terjamin dan dapat memperluas usahanya.
Dari tujuan tersebut, tersimpul adanya kepentingan yang seimbang antara kepentingan pemerintah, kepentingan masyarakat dan kepentingan pemilik modal (koperasi).
D. Unsur-Unsur Kredit
Unsur-unsur pemberian kredit adalah sebagai berikut:
a. Amanat, merupakan segala sesuatu yang telah dipercayakan kepada manusia, baik yang berkaitan dengan hak dirinya maupun hak pihak lain.
b. Waktu, dimana dalam setiap transaksi kredit terdapat suatu periode waktu antara saat pemberian kredit dan saat pengembaliannya. Dalam transaksi kredit terdapat tenggang waktu antar peristiwa prestasi dan kontraprestasi.
c. Risiko, dimana dalam setiap kredit akan mengandung risiko tertentu, yaitu risiko kehilangan sebagian atau seluruhnya. Hal ini disebabkan tenggang waktu yang diberikan koperasi. Semakin panjang jangka waktu kredit, maka semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah, maupun risiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kreditnya.
23
d. Kesepakatan dua belah pihak. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua pihak sebelum kredit diberikan.
e. Balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Balas jasa ini dikenal dengan“bunga”. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga, koperasi juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga akan menjadi keuntungan koperasi.
E. Jenis –Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2014) secara umum jenis – jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut:
●Jenis – jenis kredit dari segi tujuan kredit:
1. Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan hasil pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.
2. Kredit konsumtif yaitu jenis kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan,
kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
●Jenis kredit dari segi kegunaanya:
1. Kredit modal kerja adalah kredit yang dipergunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya – biaya lainnya yang berkaitan dengan produksi perusahaan.
2. Kredit investasi adalah kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin – mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar pula.
●Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktu:
1. Kredit jangka pendek yaitu kredit berjangka waktu sampai dengan satu tahun, biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2. Kredit jangka menengah yaitu kredit dengan jangka waktu di atas satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.
3. Kredit jangka panjang adalah kredit dengan jangka waktu di atas lima tahun, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru dan pembiayaan proyek jangka panjang.
●Jenis kredit dilihat dari segi jaminan:
1. Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu
25
berwujud. Artinya setiap kredit yang diberikan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur.
2. Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta kualitas calon debitur selama berhubungan dengan kreditur.
F. Syarat – Syarat Kredit
Dalam pemberian kredit kepada nasabah, pihak koperasi senantiasa melakukan pertimbangan – pertimbangan dalam pemberian kredit sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku. Untuk menimbulkan suatu kepercayaan kepada si penerima kredit, pihak koperasi perlu meneliti terlebih dahulu tentang apa dan bagaimana serta siapa calon penerima kredit tersebut. Dalam hal ini dikenal formulasi yang lazim digunakan dalam menentukan penilaian kredit yaitu berpedoman pada formulasi “5C” berikut:
a. Character (Watak / Kepribadian)
Adalah sifat yang terdapat pada diri seseorang. Pihak – pihak berusaha mencari data tentang kepribadian dan sifat dari si pemohon kredit.
Karakter dari seorang calon pemohon dapat diketahui dari:
1. Riwayat Hidup 2. Pola Hidup
3. Saudara – saudara pemohon kredit 4. Pergaulan pemohon
5. Sikap dan sifat pada masa yang lalu
Hal ini merupakan ukuran tentang “Willingnes to pay” yang artinya keamanan atau minat untuk membayar.
b. Capacity (Kemampuan)
Adalah kemampuan si pemohon kredit untuk memperoleh kredit memanfaatkan dan membiayainya kembali. Kemampuan dalam hal menjalankan usahanya yang dalam hal ini diteliti tentang:
1. Pengalaman dalam bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya.
2. Pengalaman – pengalaman bisnis dalam menyesuaikan dengan kondisi perekonomian atau peraturan pemerintah serta dalam mengikuti perkembangan teknologi dan sistem dari perusahaan modern.
3. Bagaiman kekuatan perusahaan sekarang dalam sektor usaha yang dijalankan. Kapasitas ini merupakan ukuran dari “Ability to pay”
yaitu kemampuan untuk membayar.
c. Capital (Modal)
Adalah jumlah dana / modal sendiri yang dimiliki saat permohonan diajukan. Penyelidikan terhadap modal dari pemohon kredit tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal, tetapi bagaimana distribusi modal itu ditempatkan si pemohon, cukupkah modal yang tersedia sehingga segala sumber – sumber produksi bergerak secara efektif dan efisien, diteliti juga apakah pengaturan modal itu berjalan baik sehingga perusahaan dapat berjalan lancar.
d. Collateral (Jaminan)
Adalah barang – barang yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang telah diterima. Jaminan kredit ini diperlukan agar kredit yang diberikan,
27
terjamin pengembaliannya baik dari usahanya maupun dari barang jaminan yang dicairkan apabila pemohon kredit tidak mampu mengembalikan pinjaman kreditnya. Adapun syarat – syarat yang dapat dijadikan jaminan adalah:
1. Memiliki harga pasar.
2. Tidak dalam keadaan dijaminkan.
3. Memiliki nilai yang cukup untuk jaminan kredit.
Harga dari suatu barang jaminan kredit ditentukan oleh:
1. Sifat barang 2. Jenis barang
3. Stabilitas harga barang 4. Luasnya pasar
e. Condition of Economic (Kondisi Ekonomi)
Adalah keadaan perekonomian secara keseluruhan. Dalam hal ini kondisi ekonomi secara umum dan kondisi pada sektor usaha si pemohon kredit perlu diteliti. Artinya koperasi dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh kondisi perekonomian keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan sektor usaha pemohon kredit perlu diketahui, sehingga bantuan kredit yang akan diberikan benar – benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya.
G. Pengawasan Kredit
Pengawasan aktif dilakukan dengan pengawasan on the spotyaitu, ditempat usaha para debitur sehingga secara langsung akan dapat diketahui
Pengawasan pasif dilakukan melalui penelitian laporan – laporan tertulis yang dilakukan debitur.
Salah satu manajemen yang penting adalah pengawasan, demikian juga dalam pemberian perkreditan karena kegiatan pengawasan merupakan penjagaan dan pengamanan terhadap kekayaan koperasi yang diberikan atau diinvestasikan di bidang perkreditan. Pengawasan individu debitur dilakukan melalui hasil analisis kreditnya. Segala aspek dalam analisis diikuti terus selama kredit berjalan.
Dalam melakukan pengawasan kredit, pejabat – pejabat koperasi harus benar – benar dapat menguasai seni pengawasan, pejabat – pejabat harus dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan para debitur-nya yang dilandasi dengan pemikiran dan sikap yang saling menghormati, saling membutuhkan dan satu sama lain mempunyai hubungan saling ketergantungan. Kreditur membutuhkan kredit untuk peningkatan usahanya ataupun mencukupi kebutuhannya demikian pula koperasi sebagai debitur membutuhkan para kreditur untuk memutar uangnya.
Sesuai dengan maksud pengawasan, maka kolektivitas kredit disusun kriteria – kriteria dan penggolongan masing – masing dalam kelompok tersendiri.
Penggolongan kredit yang dimaksud adalah:
1. Kelompok kredit lancar (sandi 1)
Jika kewajiban dapat dipenuhi debitur dan tidak pernah terjadi penunggakan, tidak lewat 1 bulan dari jadwalnya.
2. Kredit dalam perhatian khusus (sandi 2)
Jika kewajiban selama 2 bulan berturut – turut tidak dibayar.
3. Kelompok kurang lancar (sandi 3)
29
Jika kewajiban selama 3 bulan berturut – turut tidak dibayar.
4. Kelompok diragukan (sandi 4)
Jika setelah jatuh tempo ditambah masa kesempatan mengusahakan perbaikan selama 3 bulan setelah jatuh tempo tersebut, tetapi kredit tidak dapat dilunasi.
5. Kelompok kredit macet (sandi 5)
Debitur tidak mampu membayar lagi, jika tidak dibayar, maka akan dihapuskan dengan cara melakukan pengamanan berupa penjualan barang – barang atau agunan.
H. Prosedur Pemberian Kredit
Dalam pelayanan peminjaman terdapat prosedur – prosedur yang menjadi acuan dalam pemberian kredit agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian kredit. Prosedur merupakan langkah – langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang diharapkan serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang telah ditentukan. Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk meminjam agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian kredit adalah suatu sistem yang mengatur rangkaian tindakan perjanjian antara dua pihak, peminjam berkewajiban untuk mengembalikan pokok pinjaman sesuai
dengan bunga pinjaman yang ditetapkan oleh pihak pemberi pinjaman sesuai dengan perjanjian. Tujuannya adalah untuk mempermudah koperasi dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit. Adapun tahapan prosedur pemberian kredit pada Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dalam penjabaran menurut aktivitas, yaitu:
1. Prosedur pemberian kredit diawali dengan mengajukan permohonan pinjaman dan menerima formulir permohonan kredit dari bagian administrasi.
Pada tahap awal, pemohon harus mengisi formulir yang diberikan oleh bagian administrasi dan diajukan kembali kepada bagian adminsitrasi.
Dikarenakan koperasi ini hanya memberikan pinjaman kepada anggota yang juga merupakan pegawai Kantor BPKP, maka persyaratan seperti fotocopy KTP, fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy Surat Nikah, rekening listrik ataupun air tidak diperlukan, sebab data – data mengenai pegawai tersebut sudah ada pada bagian kearsipan pegawai (kecuali rekening air dan listrik yang memang sama sekali tidak diperlukan). Terkhusus untuk customer service ataupun satpam yang masuk menjadi anggota Koperasi
Pegawai Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, saat melakukan permohonan pinjaman harus ada pegawai tetap yang menjadi penjamin atas pinjaman yang mereka ajukan, karena customer service dan satpam bisa kapan saja berhenti atau dipecat. Dan ketika hal itu terjadi maka pegawai tetap yang menjadi penjamin yang akan meneruskan cicilan pinjaman tersebut.
31
2. Selanjutya formulir yang diterima dari pemohon pinjaman, bagian adminstrasi membuat pembukuan perdasarkan nomor urut dan tanggal permohonan, kemudian pengajuan ini disampaikan kepada Petugas Koperasi Unit Simpan Pinjam.
3. Selanjutnya, Petugas Koperasi Unit Simpan Pinjam akan melakukan penilaian dan pengidentifikasian calon peminjam secara langsung. Petugas sangat perlu melakukan komunikasi pada Kepala Bagian di tempat pemohon pinjaman bekerja. Hal – hal utama yang perlu diketahui petugas dari Kepala Bagian adalah:
a. Pada Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, pemotongan cicilan pinjaman tidak melalui gaji, melainkan dipotong dari tunjangan kinerja pegawai. Untuk itulah komunikasi terhadap Kepala Bagian sangat penting karena dialah yang mengetahui bagaimana kinerja pegawai tersebut, dan apakah tunjangan kinerja yang pemohon dapat, mampu untuk melakukan cicilan atas pinjaman yang ia ajukan.
b. Masalah mutasi juga menjadi hal yang perlu diketahui. Apakah selama periode cicilan pinjaman, pemohon mempunyai peluang untuk dimutasikan? Walaupun setelah dimutasikan, cicilan yang diajukan pemohon sebelum dimutasikan masih dapat diminta melalui komunikasi pribadi dan juga bantuan Kantor BPKP Pusat, tentu saja itu akan memberikan kesulitan kepada koperasi dan bisa saja berpeluang menjadi kredit macet. Untuk itulah hal tersebut jadi salah satu pertimbangan utama.
c. Terkhusus untuk customer service ataupun satpam yang masuk menjadi anggota Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, perlu diketahui bagaimana perilaku mereka saat bekerja. Hal itu dikarenakan mereka bukanlah pegawai tetap yang bisa kapan saja berhenti dan juga dipecat, tentu petugas harus mengetahui apabila Kepala Bagian yang menaungi mereka punya rencana untuk memecat mereka dalam periode cicilan pinjaman yang mereka ajukan.
5. Petugas Unit Simpan Pinjam juga melakukan pengecekan terhadap pembukuan, untuk melihat apakah si pemohon sudah melewati batas maksimal pinjaman yaitu Rp. 100. 000. 000 (seratus juta rupiah) untuk pegawai dan Rp. 10. 000. 000 (sepuluh juta rupiah) untuk customer service dan satpam.
6. Setelah itu, petugas akan memberikan laporan kepada Pengurus Koperasi yang mana laporan ini akan menjadi pertimbangan penting bagi pengurus untuk menerima atau menolak permohonan pinjaman.
7. Usai melakukan penimbangan terhadap permohonan kredit yang diajukan, pengurus kemudian memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan yang diajukan. Jika permohonan ditolak, maka pengurus akan mengembalikan formulir permohonan kredit ke bagian administrasi untuk dibuat surat penolakan dan diserahkan kepada calon peminjam. Dan jika permohonan diterima maka pengurus akan menentukan besaran kredit yang diberikan, biaya administrasi sebesar 0, 5%, biaya asuransi sebesar 0, 5 % yang dikelola sendiri oleh koperasi, pemotongan simpanan dan menandatangani formulir permohonan kredit. Setelah itu, melakukan
33
konfirmasi pemberian pinjaman ke bendahara untuk melakukan penarikan uang. Uang dan berkas aplikasi pinjaman diserahkan ke bagian administrasi untuk melakukan proses realisasi kredit.
8. Setelah menerima berkas aplikasi permohonan pinjaman dan uang dari pengurus, bagian administrasi membuat pembukuan pinjaman berdasarkan identitas peminjam dan jangka waktu angsuran serta menyimpan data tersebut ke dalam file kredit anggota. Bagian administrasi juga membuat surat kuasa pemotongan tunjangan kinerja yang ditanda tangani pemohon beserta dengan surat perjanjian antara pemohon dan juga koperasi setelah itu pemberian uang kepada peminjam.
Alur permohonan pengajuan kredit:
1. Calon peminjam
Mulai
Mengisi Formulir
Formulir yang sudah diisi dikembalikan kebagian administrasi
Bagian Administrasi
2. Bagian Administrasi
Menerima Formulir dari peminjam
Membuat pembukuan berdasarkan nomor urut dan tanggal permohonan
Melaporkan permohonan peminjam serta memberikan
formulir pinjaman kepada petugas koperasi unit simpan-
pinjam
Petugas Koperasi Unit Usaha Simpan
Pinjam Bagian Administrasi
35
3. Petugas Koperasi Unit Simpan Pinjam Petugas Koperasi unit
Simpan Pinjam
Formulirditerima, laludipelajari.
MelakukankomunikasidenganKepal aBagiantentangtunjangankinerja
yang
diterimapegawaisertakemungkinanm utasipegawai
Melakukanpengecekanterhadappem bukuankoperasi,
apakahsipeminjamsudahmelewatibat asmaksimalpeminjaman.
Penganalisaan data.
4. Pengurus Koperasi
Tidak Ya
Sumber: Koperasi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara (2017)
Gambar 2. 2
Alur Prosedur Permohonan Pemberian Kredit Pada Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan Dan
Pengurus Koperasi
Menerima hasil analisa dari petugas Koperasi
Unit SimpanPinjam
Memeriksa hasil dari analisa petugas Koperasi
Unit Simpan-Pinjam
Mengambil Keputusan
Pengembali an formulir
Aplikasi pinjaman
Uang
Petugas Koperasi Unit Simpan Pinjam Petugas
Koperasi Unit Simpan
Pinjam
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian yang telah dikemukakan pada bab – bab terdahulu maka sebagai penutup dari tugas akhir ini penulis mencoba memberikan kesimpulan disertai dengan saran – saran yang diharapkan dapat memberikan perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh Koperasi Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tidak terlalu sulit, pengurus koperasi hanya perlu melakukan komunikasi penting kepada Kepala Bagian untuk memperoleh informasi bagaimana kinerja pegawai yang melakukan pinjaman tersebut. Kinerja peminjam berhubungan dengan uang tunjangan kinerja yang ia dapat, dan hanya melalui uang tunjangan itulah koperasi pegawai Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat melakukan pemotongan kredit yang diajukan si peminjam.
2. Hal – hal yang menjadi pertimbangan pengurus koperasi adalah:
a. Kinerja Pegawai.
b. Kemungkinan si pegawai mengalami mutasi dalam waktu dekat atau dalam jangka waktu kredit yang ia ajukan.
c. Pinjaman yang sebelumnya telah diajukan oleh peminjam.
3. Prosedur pemberian kredit yang ada pada koperasi pegawai Perwakilan BKP Provinsi Sumatera Utara cukup mudah bagi calon peminjam dan syarat-syaratnya juga tidak terlalu banyak.
4. Saat mengajukan pinjaman, peminjam tidak memerlukan barang jaminan untuk menjadi jaminan atas pinjaman yang ia ajukan.
5. Komunikasi terhadap para Kepala Bagian sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana kinerja si pegawai dan bisa untuk menghindari kemungkinan kredit yang diajukan oleh pegawai menjadi gagal bayar.
B. Saran
1. Pihak koperasi pegawai Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara perlu meningkatkan nilai besaran pinjaman agar bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi namun untuk menentukan tingkatan besaran pinjaman itu perlu adanya pertimbangan yang matang.
2. Pihak koperasi pegawai Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara harus mempertahankan serta meningkatkan kualitas penyaluran kreditnya dengan cara menambah besaran pinjaman yang bisa diberikan oleh koperasi kepada pegawai dari maksimal Rp. 100. 000. 000 bisa ke angka Rp. 300. 000. 000. Namun juga harus disertai dengan persyaratan pengajuan yang baik dan penilaian yang mendalam terhadap calon kreditur agar kemungkinan gagal bayar bisa diminimalisir.
3. Pihak koperasi pegawai Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, bisa saja membuka usaha simpan pinjamnya kepada masyarakat sekitar namun dengan jaminan serta prosedur yang baik dan sistematis
39
agar kedepannya pembayaran kredit dapat berjalan lancar dan kedepannya tidak merugikan koperasi.
4. Memperketat persyaratan dan prosedur, misalnya pembayaran cicilan pinjaman dipotong melalui gaji pokok pegawai yang sifatnya tetap, tidak seperti uang tunjangan kinerja yang bersifat naik-turun berdasarkan kinerja pegawai. Apabila kinerja si pegawai terus menurun dan tidak stabil, maka uang tunjangan kinerjanya tidak bisa menutupi cicilan pinjamannya dan membuat kredit macet. Sementara jika cicilan pinjaman dipotong melalui gaji pokok, cicilan pinjaman akan selalu mampu dibayar dikarenakan gaji pokok yang nilainya lebih stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Ria. 2016. “Analisis Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara”. Tugas Akhir. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Burhanuddin. 2010. “Prosedur Mudah Mendirikan Koperasi”. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.
Hendrojogi. 2012. “Koperasi: Asas – Asas, Teori, dan Praktik”. Edisi Pertama. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Jusuf, Jopie. 2010. “Analisis Kredit untuk Account Officer”. Gramedia Pustaka Utama.
Kanaidi. 2015. “Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah”. Bandung : Divisi Buku Manajemen Bisnis & Pemasaran Politeknik Pos Indonesia.
Kasmir. 2014. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Edisi Revisi. 2014.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Latumaerissa, Julius R. 2013. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta Salemba Empat.
Supramono, Gatot. 2009. “Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan Bidang Yuridis”. Rineka Cipta
http://repository. usu. ac. id/handle/123456789/44744 (Diakses tanggal 01April 2017 Pukul 08. 00 WIB) https://id. wikipedia. org/wiki/Koperasi
(Diakses tanggal 03April 2017 Pukul 20. 00 WIB)
http://www. depkop. go. id/berita-informasi/data-informasi/
(Diakses tanggal 02 Mei 2017 Pukul 20. 00 WIB)