• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengawasan Internal Gaji dan Upah pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KANTOR PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas BPKP

Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang perkembangan lembaga

pengawasan sejak sebelum era kemerdekaan. Dengan besluit Nomor 44

tanggal 31 Oktober 1936 secara eksplisit ditetapkan bahwa Djawatan

Akuntan Negara (Regering Accountantsdienst) bertugas melakukan penelitian

terhadap pembukuan dari berbagai perusahaan negara dan jawatan tertentu.

Dengan demikian, dapat dikatakan aparat pengawasan pertama di Indonesia

adalah Djawatan Akuntan Negara (DAN).Secara struktural DAN yang

bertugas mengawasi pengelolaan perusahaan negara berada di bawah

Thesauri Jenderal pada Kementerian Keuangan.

Dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 1961 tentang Instruksi

bagi Kepala Djawatan Akuntan Negara (DAN), kedudukan DAN dilepas dari

Thesauri Jenderal dan ditingkatkan kedudukannya langsung di bawah Menteri

Keuangan. DAN merupakan alat pemerintah yang bertugas melakukan semua

pekerjaan akuntan bagi pemerintah atas semua departemen, jawatan, dan

instansi di bawah kekuasaannya.Sementara itu fungsi pengawasan anggaran

(2)

Nomor 239 Tahun 1966 dibentuklah Direktorat Djendral Pengawasan

Keuangan Negara (DDPKN) pada Departemen Keuangan.Tugas DDPKN

(dikenal kemudian sebagai DJPKN) meliputi pengawasan anggaran dan

pengawasan badan usaha/jawatan, yang semula menjadi tugas DAN dan

Thesauri Jenderal.

DJPKN mempunyai tugas melaksanakan pengawasan seluruh

pelaksanaan anggaran negara, anggaran daerah, dan badan usaha milik

negara/daerah. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 1971 ini,

khusus pada Departemen Keuangan, tugas Inspektorat Jendral dalam bidang

pengawasan keuangan negara dilakukan oleh DJPKN.

Dengan diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983

tanggal 30 Mei 1983.DJPKN ditransformasikan menjadi BPKP, sebuah

lembaga pemerintah non departemen (LPND) yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Salah satu pertimbangan

dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang BPKP

adalah diperlukannya badan atau lembaga pengawasan yang dapat

melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami kemungkinan

hambatan dari unit organisasi pemerintah yang menjadi obyek

pemeriksaannya. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tersebut

menunjukkan bahwa Pemerintah telah meletakkan struktur organisasi BPKP

sesuai dengan proporsinya dalam konstelasi lembaga-lembaga Pemerintah

(3)

atau lembaga sudah barang tentu dapat melaksanakan fungsinya secara lebih

baik dan obyektif.

Tahun 2001 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata

Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa

kali diubah,terakhir dengan Peraturan Presiden No 64 tahun 2005. Dalam

Pasal 52 disebutkan, BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pendekatan yang dilakukan BPKP diarahkan lebih bersifat preventif

atau pembinaan dan tidak sepenuhnya audit atau represif. Kegiatan

sosialisasi, asistensi atau pendampingan, dan evaluasi merupakan kegiatan

yang mulai digeluti BPKP. Sedangkan audit investigatif dilakukan dalam

membantu aparat penegak hukum untuk menghitung kerugian keuangan

negara. Pada masa reformasi ini BPKP banyak mengadakan Memorandum of

Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman dengan pemda dan

departemen/lembaga sebagai mitra kerja BPKP.MoU tersebut pada umumnya

membantu mitra kerja untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka

mencapai good governance.

Sesuai arahan Presiden RI tanggal 11 Desember 2006, BPKP

melakukan reposisi dan revitalisasi fungsi yang kedua kalinya.Reposisi dan

revitalisasi BPKP diikuti dengan penajaman visi, misi, dan strategi. Visi

(4)

Terpercaya dalam Mentransformasikan Manajemen Pemerintahan Menuju

Pemerintahan yang Baik dan Bersih".

Pada akhir 2014, sekaligus awal pemerintahan Jokowi, peran BPKP

ditegaskan lagi melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP berada dibawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden dengan

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan

keuangan negara/ daerah dan pembangunan nasional.

Selain itu Presiden juga mengeluarkan Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem

Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan

Intern Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dengan

menugaskan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan

penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran

pengeluaran negara/ daerah, meliputi:

a. audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai;

b. audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak

pada Instansi Pemerintah, Badan Hukum lain, dan Wajib Bayar;

c. audit dan evaluasi terhadap pengelolaan Pendapatan Asli Daerah;

(5)

e. audit dan evaluasi terhadap program/kegiatan strategis di bidang

kemaritiman, ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur,

pendidikan, dan kesehatan;

f. audit dan evaluasi terhadap pembiayaan pembangunan nasional/daerah;

g. evaluasi terhadap penerapan sistem pengendalian intern dan sistem

pengendalian kecurangan yang dapatmencegah, mendeteksi, dan

menangkal korupsi;

h. audit investigatif terhadap penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang

efektif;

i. audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan

pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

Visi, Misi, Nilai, dan Motto BPKP 1. Visi

"Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercaya untuk

mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas."

2. Misi

• Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan

negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas

KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

• Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di

(6)

• Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara.

• Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal

bagi presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara.

3. Nilai-Nilai (PIONIR) 1. Profesional

2. Integritas

3. Orientasi Pengguna

4. Nurani dan Akal Sehat

5. Independen

6. Responsibel

4. Motto

"Membangun Good Governance dan Clean Government"

Adapun logo dan makna logo Badan Pengawasan Keuangan dan

(7)

Gambar 2.1 Logo BPKP Sumber Makna LogoBPKP :

1. Dua kurva berwarna biru dan merah, serta tulisan "bpkp" berwarna hitam

merupakan komposisi yang mencerminkan kekuatan integritas dan

profesionalisme BPKP yang terarah pada satu tujuan, dan merupakan

simbol dari ”pengetahuan, akhlak, dan semangat” yang mendasari

terwujudnya kekuatan dalam kebersamaan untuk menjadi pionir yang

tangguh.

2. Warna biru melambangkan pengetahuan, keandalan, dapat dipercaya,

perdamaian, kebijaksanaan, dan ketenangan.

3. Warna merah melambangkan keberanian, semangat, kctegasan, keuletan,

kekuatan, pionir, energi, kepemimpinan, dan kebersamaan.

4. Warna hitam melambangkan kekuatan, keanggunan, kecanggihan,

(8)

5. Tulisan "bpkp" dengan huruf kecil melambangkan rasa kedekatan, adanya

unsur kesetaraan, low profile, rendah hati, tidak sombong, jauh dari kesan

angkuh sehingga mitra kerja merasa lebih dekat dengan BPKP.

6. Huruf kecil "bpkp" yang ditulis miring ke depan memberikan gambaran

bahwa BPKP selalu siap untuk berlari ke depan (sprint), sehingga selalu

satu langkah lebih maju dari mitra kerja BPKP.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan instansi untuk membedakan

batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan

adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur

organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan

pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat

diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan

perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang

(9)

untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata

hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.

Sebagai masa transisi dari berlakunya Peraturan Presiden RI Nomor

192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,

pembentukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara masih mendasarkan

Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Nomor Nomor

KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13

Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perwakilan BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi

vertikal BPKP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

BPKP. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang

Kepala Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon II A) yang dibantu oleh:

• Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU)

• Kepala Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat (Kabid IPP)

• Kepala Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah (Kabid

APD)

(10)

• Kepala Bidang Investigasi

• Kelompok Jabatan Fungsional

Selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Tata Usaha

(Kabag TU), dibantu empat Kepala Subbagian yaitu:

• Kepala Subbagian Keuangan

• Kepala Subbagian Kepegawaian

• Kepala Subbagian Umum

• Kepala Subbagian Program dan Pelaporan

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.2

(11)

C. Job Descrition

1. Kepala Perwakilan

Perwakilan BPKP dipimpin oleh seorang Kepala, mempunyai tugas

melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta

penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha sebagai unit pendukung kegiatan pengawasan,

mempunyai tugas pokok: melaksanakan penyusunan rencana dan program

pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam

perlengkapan rumah tangga, pengelolaan perpustakaan dan pelaporan hasil

pengawasan.

Bagian Tata Usaha memberikan andil yang besar bagi kelancaran dan

keberhasilan pelaksanaan tupoksi Perwakilan BPKP serta mempunyai peran

yang sama pentingnya dengan Bidang-bidang lain di Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara.

Berikut Produk Jasa Layanan Bagian Tata Usaha :

1. Menyelenggarakan Diklat Teknis Substantif

2. Menyelenggarakan Diklat Sertifikasi dan Pembinaan Jabatan Fungsional

Auditor

3. Pengembangan Sistem Pengolahan Data Kepegawaian (Sispedap)

4. Pengolahan Data Hasil Pengawasan (Aplikasi SIM-HP)

(12)

6. Perbantuan Penyusunan Barang Milik Negara (BMN)

7. Pembinaan Dalam Penertiban Pembukuan Aset Negara

8. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Instansi

3. Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Produk Jasa layanan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

(IPP) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang dapat diberikan dalam

bentuk audit antara lain berupa :

1. Audit Atas Laporan Keuangan dari Berbagai Entitas /Instansi

2. Audit Operasional Atas Program dan Kegiatan Operasional

Instansi/Entitas Tertentu

3. Audit Kinerja atas Berbagai Instansi /Entitas Serta Program Tertentu

4. Audit Atas Pengadaan Barang dan Jasa Oleh Instansi Pemerintah

5. Audit Untuk Tujuan Tertentu Baik Yang Bersifat Mandatory atas Dasar

Permintaan

Produk Jasa layanan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

(IPP) yang dapat diberikan kepada seluruh Instansi Pusat di Provinsi

Sumatera Utara, antara lain berupa :

1. Evaluasi Atas Berbagai Kebijakan program dan kegiatan tertentu

2. Asistensi dan Pendampingan Untuk Berbagai Tujuan

3. Penyusunan Laporan Keuangan Instansi Pemerintah

4. Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Instansi dan Sistem Akuntansi

(13)

5. Penyusunan Indikator Kinerja Instansi Pemerintah dan atau

Program Pemerintah

6. Survey Monitoring,Verifikasi Untuk Tujuan Tertentu

7. Perumusan Sistem Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) pada

Berbagai Instansi Pemerintah maupun pada Perguruan Tinggi

8. Pembinaan SPIP

4. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, program dan pengawasan instansi

pemerintah daerah atas permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan

penyelenggaraan akuntabilitas dan evaluasi hasil pengawasan.

Produk Jasa layanan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD)

yang dapat diberikan kepada seluruh Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten

dan atau layanan per Satker (SKPD) yang ada di Provinsi Sumatera Utara,

antara lain berupa fasilitasi/asistensi penyusunan :

1. SIMDA (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) dan Penyusunan Laporan

Keuangan Pemda

2. Pengelolaan dan Inventarisasi Aset Daerah ( BMD )

3. SAKIP dan LAKIP Pemerintah Daerah

4. Penetapan Kinerja (Penja) Pemerintah Daerah dan RKT

5. RPJMD dan RKPD

6. LKPJ, LKPJ-AMJ dan LPPD

(14)

8. Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD)

9. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

10.Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah

11.Evaluasi atas Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Provinsi dan

Kabupaten)

12.Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

13.Evaluasi atas SPI Pengelolaan Keuangan Daerah

14.Bimbingan Teknis sebagai narasumber kegiatan pelatihan yang

diselenggarakan PemerintahDaerah

15.Pendampingan pada saat Audit BPK dan tindak lanjut.

16.Pembinaan SPIP

17.Probity Audit

18.Evaluasi Pelayanan Publik

5. Bidang Akuntan Negara

Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana, program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan

Good Corporate Governance dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Usaha

Milik Negara, Pertamina, cabang usaha Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan

kontrak kerja sama, badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah, serta

(15)

Dalam rangka Mewujudkan Good Coorporate Gevernance(GCG)

pada BUMN/D Bidang Akuntan Negara Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara Memberikan Pelayanan/Jasa berupa:

1. Sosialisasi GCG

2. Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi GCG

3. Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Key Performance Indicators

4. Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Manajemen Resiko

5. Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Pengendalian Intern

Perusahaan

6. Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Manajemen Teknologi

Informasi

7. Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Asset Manajemen, SIA PDAM

dan Penyusunan Corporate Plan

8. Asistensi /Bimbingan Teknis Manual Akuntansi

9. Asistensi /Bimbingan Teknis Persipan BLUD

10. Asistensi/ Pendampingan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)

11. Asistensi /Bimbingan Teknis Jasa Manajemen Lainnya

12. Audit dan Lainnya

6. Bidang Investigasi

Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana, program dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi

penyimpangan yang merugikan negara, badan usaha milik negara, dan

(16)

terhadap hambatan kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan

pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya.

a. Pilar Investigatif / Represif

Pilar Investigatif yaitu kegiatan Bidang Investigasi yang bersifat

pendeteksian, pengungkapan, serta penindakan kejadian berindikasi KKN

antara lain melalui :

1. Audit Investigatif terhadap kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi

yang berasal dari pengembangan audit reguler, tindak lanjut dari

pengaduan masyarakat, permintaan instansi penyidik (KPK, Kepolisian

dan Kejaksaan) dan permintaan instansi lainnya seperti pemda.

2. Perhitungan Kerugian Keuangan Negara dalam rangka membantu instansi

penyidik (Kepolisian dan Kejaksaan).

3. Penugasan Perbantuan melalui pemberian keterangan ahli di sidang

pengadilan dan perbantuan tenaga auditor kepada instansi penyidik

(Kepolisian dan Kejaksaan).

b. Pilar Pre-emptif / Edukatif

Pilar Pre-emptif/Edukatif yaitu usaha untuk meningkatkan kepedulian

publik terhadap permasalahan korupsi, antara lain melalui sosialisasi program

anti korupsi kepada kelompok masyarakat tertentu secara sistematis. Selama

tahun 2012 Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

telah melakukan kegiatan sosialisasi sebanyak 8 (delapan) kali dan pada

(17)

Sosialisasi ini meliputi Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) dan

Fraud Control Plan (FCP) atau Program Anti Korupsi pada focus group

Mahasiswa, penerima bantuan dana BOS serta pada dinas dan instansi di

lingkungan pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

c. Pilar Preventif

Pilar Preventif yaitu melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan

terciptanya kondisi yang kondusif terhadap pencegahan tindak pidana

korupsi, antara lain:

a) Pengembangan sistem pengendalian intern yang dirancang khusus untuk

mencegah korupsi.

b) Evaluasi atas Hambatan Kelancaran Pembangunan.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga

SDM yang cukup andal. Sebagian besar memiliki kompetensi sebagai

auditor. Posisi pegawai per 31 Desember 2014 berjumlah 190 orang, dengan

rincian sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Posisi Pegawai Menurut Jabatan per 31 Desember 2014

(18)

Jabatan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Pejabat Struktural 10 5,26

Pejabat Fungsional Auditor 126 66,31

Calon Pejabat Fungsional Auditor 20 10,53

Fungsional Arsiparis 5 2,63

Fungsional Pranata Komputer 1 0,53

Fungsional Umum 28 14,74

Jumlah 190 100,00

Tabel 2.2

Posisi Pegawai Menurut Pendidikan per 31 Desember 2014

Sumber

Sarjana S2/Magister 8 4,21

Sarjana S1/DIV 91 47,89

Sarjana Muda/Diploma DIII 63 33,16

SMA/SMK 27 14,21

SD 1 0,53

(19)

Sedangkan komposisi pegawai berdasarkan Jenis Kelamin adalah

Laki-laki sebanyak 133 orang atau 70% dan Perempuan sebanyak 57 orang

atau 30%, dari total pegawai sebanyak 190 orang.

D. Jaringan Kegiatan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai unit pelaksana

BPKP Pusat di daerah merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND) yang bertugas melakukan pengawasan, baik terhadap pelaksanaan

keuangan dan pembangunan maupun terhadap penyelenggaraan

pemerintahan.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai unit pelaksana

BPKP Pusat di daerah merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND) yang bertugas melakukan pengawasan, baik terhadap pelaksanaan

keuangan dan pembangunan maupun terhadap penyelenggaraan

pemerintahan.

Namun, perubahan-perubahan lingkungan strategik yang terjadi, telah

mendorong BPKP untuk melakukan reposisi dan redefinisi terhadap tugas,

fungsi, dan perannya di bidang pengawasan fungsional. Sebagai aparat

pengawasan intern pemerintah, perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

juga memfokuskan kegiatannya dalam mendorong terselenggaranya otonomi

daerah, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan

good governance dan good coorporate governance, optimalisasi penerimaan

(20)

Lebih jauh lagi, sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia

yang dimiliki, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berusaha berperan

membantu mempercepat perbaikan manajemen pemerintahan daerah.

Kegiatan BPKP di bagi ke dalam empat kelompok, yaitu:

1. Audit

2. Konsultasi, asistensi, dan evaluasi

3. Pemberantasan KKN, dan

4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

Audit

Kegiatan audit mencakup:

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

• Laporan Keuangan dan Kinerja BUMN/D/Badan Usaha Lainnya

• Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

• Kredit Usaha Tani (KUT) dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP)

• Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP)

• Dana Off Balance Sheet BUMN maupun Yayasan yang terkait

• Dana Off Balance Budget pada Departemen/LPND

• Audit Tindak Lanjut atas Temuan-Temuan Pemeriksaan

• Audit Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi

praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain sepanjang

(21)

• Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan urgen untuk

segera dilakukan

Konsultasi, asistensi dan evaluasi

Di bidang konsultasi, asistensi dan evaluasi, BPKP berperan sebagai

konsultan bagi para stakeholders menuju tata pemerintahan yang baik (good

governance), yang mencakup: Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(AKIP), Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Good Corporate

Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik

Daerah.

Pemberantasan Korupsi

Di bidang perbantuan pemberantasan korupsi, BPKP membantu

pemerintah memerangi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, dengan

membentuk gugus tugas anti korupsi dengan keahlian audit forensik. Dalam

rangka penegakan hukum dan pemberantasan KKN, BPKP telah mengikat

kerjasama dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI yang dituangkan

dalam bentuk Surat Keputusan Bersama.

BPKP juga mengikat kerjasama dengan Komisi Pemberntasan

Korupsi. BPKP tergabung dalam Tim Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(Timtas Tipikor) bersama-sama dengan Kejaksaan dan Kepolisian (yang telah

selesai masa tugasnya)

Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, BPKP menjadi

(22)

lingkungan instansi pemerintah.Setiap auditor pemerintah harus memiliki

sertifikat sebagai Pejabat Fungsional Auditor.Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP berperan menyelenggarakan pendidikan

dan pelatihan sertifikasi kepada seluruh auditor pemerintah.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi maupun perusahaan mempunyai rancangan kinerja

yang dilakukan setiap periodenya.Setiap kinerja yang dilakukan tentunya

memiliki tujuan masing-masing. Adapun kinerja usaha terkini di Kantor

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berdasarkan tujuannya adalah:

Fungsi Audit

Beberapa tugas penting di bidang pengawasan yang dilakukan oleh

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara selama ini, antara lain :

1. Audit ketaatan dan audit operasional terhadap penerimaan dan

pengeluaran pemerintah;

2. Audit keuangan, audit operasional, dan audit kinerja terhadap

BUMN/BUMD/BHMN dan Pertamina beserta anak Perusahaannya;

3. Audit keuangan terhadap bantuan/pinjaman luar negeri;

4. Investigasi terhadap penyimpangan keuangan negara/daerah ;

5. Audit terhadap Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan

(23)

6. Audit atas permintaan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat untuk

Dana PKPS BBM, Pendataan dan Penyaluran Bantuan bagi Korban

Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami di Pulau Nias Sumatera Utara;

7. Audit Dana Dekonsentrasi dan Optimalisasi Pemanfaatan Gedung/Kantor

dan Tanah Milik Negara;

8. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara dan Daerah atas

permintaan Instansi Penyidik di Kepolisian dan Kejaksaan untuk

membantu mengungkapkan adanya indikasi praktik Tindak Pidana

Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain sepanjang itu membutuhkan

keahlian dibidangnya.

Fungsi Non Audit

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara senantiasa berupaya untuk

melakukan pembenahan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan perubahan

yang terjadi di Sumatera Utara. Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap

efektivitas pengawasan dalam rangka mendorong terwujudnya good

governance, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara harus mampu

menjawab pelaksanaan fungsi pengawasan melalui penerapan mekanisme

pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur.

Pembinaan dan pengembangan JFA

Berdasarkan Keputusan MENPAN Nomor 19 Tahun 1996 tentang

Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, BPKP menjadi instansi

(24)

lingkungan instansi pemerintah. Setiap auditor pemerintah harus memiliki

sertifikat sebagai Pejabat Fungsional Auditor.

Sebagai kepanjangan tangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP, maka Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara juga berperan dalam menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan sertifikasi kepada seluruh auditor pemerintah di Provinsi Sumatera

Utara. Sebagai pembina JFA, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan teknis para auditor Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) melalui pendidikan dan pelatihan

(diklat) sertifikasi secara berkelanjutan.

Diklat yang diberikan dapat dikelompokkan ke dalam diklat teknis

dan diklat sertifikasi serta pelaksanaan diklat / Pelatihan Kantor Sendiri

dengan uraian sebagai berikut :

1. Diklat teknis adalah jenis diklat yang diberikan kepada para auditor BPKP

dan auditor Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) lain dalam

rangka meningkatkan kemampuan teknis pengawasan dan kemampuan

penunjang lainnya. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga telah

melaksanakan diklat Audit Pengadaan Barang dan Jasa bagi pegawai

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dan beberapa Perwakilan

BPKP lain di Sumatera.

2. Diklat Sertifikasi Program dengan tujuan untuk peningkatan

profesionalisme para auditor yang dilaksanakan dengan melalui diklat

(25)

golongan/pangkat dan peran dalam penugasan. Diklat sertifikasi JFA yang

dilaksana telah diikuti oleh sebagian besar PFA yang ada di 25

Inspektorat/Bawaskab/kota se-Provinsi Sumatera Utara. Selain

melaksanakan diklat sertifikasi sesuai dengan Kalender Diklat

Pusdiklatwas BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga telah

melaksanakan diklat sertifikasi JFA dengan dana mandiri dari Inspektorat/

Bawaskab/kota se-Provinsi Sumatera Utara.

Kegiatan, Sosoal, Olahraga, dan Seni

Selain menjalankan tugas pokok dan fungsi formalnya, pegawai

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga melakukan fungsi sosial

kemasyarakatan, olah raga dan seni untuk menjaga kebersamaan antara

pegawai tetap terjaga karena bagaimanapun juga kebersamaan adalah salah

satu faktor penting dalam sebuah team work. Ada beberapa wadah untuk

melakukan kegiatan-kegiatan sosial, olah raga dan seni yaitu :

1. Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) sebagai bagian dari

KORPRI Unit Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, pegawai selalu

berperan aktif mengikut seluruh kegiatan-kegiatan yang dikoordinir oleh

KORPRI seperti, upacara-upacara bendera,kegiatan olahraga,seni dan

sosial (sunatan masal, donor darah dan kunjungan ke panti asuhan, panti

jompo) yang selalu diselenggarakan setiap kali memperingati hari ulang

tahun BPKP dan hari-hari besar lainnya.

2. Persekutuan KristenPersekutuan Kristen Perwakilan BPKP Provinsi

(26)

3. Badan Amalan Islam aktif mengadakan kegiatan pengajian bulanan,

memperingati hari-hari besar agama Islam bagi anggotanya. Untuk

memudahkan anggotanya melakukan ibadah sehari-hari, dilingkungan

kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah berdiri sebuah

mushalla.

4. Perkumpulan Karyawati 'SRIKANDI' adalah wadah kegiatan karyawati

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Srikandi yang beranggotakan

seluruh karyawati Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

melaksanakan kegiatan yang mendorong karyawati agar lebih bersemangat

dalam bekerja, meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan untuk

mendukung kinerja yang lebih baik.

5. Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memiliki Klub Badminton

'SPIRIT GATSU 55' sebagai wadah untuk menyalurkan minat dan bakat

para pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Jadual

latihan dua kali dalam seminggu yaitu tiap hari Senin dan Rabu di

Lapangan Badminton Aula Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan yang dirancang oleh Kantor Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara tidak jauh berbeda dengan kegiatannya, namun

terdapat peningkatan mutu dan kualitas yang ditargetkan. Adapun rencana

(27)

1. Meningkatkan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2. Peningkatan Penciptaan aparatur yang bersih, berkualitas, dan

bertanggung jawab

3. Peningkatan sistem pemerintahan dan penyelenggaraan pemerintahan

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Tabel 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Apabila saya melanggar hal-hal yang telah dinyatakan dalam Pakta Intregitas ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan hukum dan

Termohon tidak segera mensosialisasikan penetapan Pemohon sebagai Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur awaTimur yang memenuhi syarat dalam Pemilukada Jawa Timur Tahun

Dalam hukum perseroan modern kedudukan ketiga organ tersebut adalah sejajar. Di Indonesia, dahulu berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 maka RUPS merupakan organ perseroan

kecemasan dan kesepiannya dan mengalihkannya dengan bermain game online sehubungan dengan itu, remaja yang tidak memiliki kompetensi sosial yang baik.. memungkinkan

Keluarga merupakan unit sosial terkecil dan pertama kali di hadapi oleh seorang individu, maka secara natural keluarga menjadi sumber informasi pertama setiap individu atas

dalam kadar yangtinggi yang terdapat dalam air bersih, maka analisis nitrat dan nitrit dalam4. sampel air ini perlu dilakukan agar kandungan nitrat dan nitrit dalam air

emission parameterization needs to wind speed in 10 m, the threshold velocity of wind speed and the surface condition that produce with dust source function and

The objective of this article is to evaluate the semi-empirical models of Oh and Dubois and the theoretical integral equation model (IEM) using L and C-bands