• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

1

Politeknik Pariwisata Bali

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2019

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI

KREATIF/BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

(2)

2 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Politeknik Pariwisata Bali (PPB) dapat kami selesaikan. Laporan ini merupakan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas selama satu tahun, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2019 sampai dengan 31 Desember 2019.

Laporan Tahunan ini memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan di PPB baik dalam kegiatan administratif maupun operasional, serta kegiatan belajar mengajar sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pariwisata Bali.

Kami harapkan agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi terhadap program kerja dan penetapan kinerja yang sedang dilaksanakan serta memberikan informasi dan masukan kepada unsur pimpinan dalam rangka menyusun laporan baik di tingkat unit kerja maupun laporan di tingkat pusat. Tak hanya itu kami juga beharap laporan ini dapat diperguunakan sebagai bahan rumusan kebijakan di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun selanjutnya.

Ucapan terima kasih kami haturkan kepada seluruh staf Politeknik Pariwisata Bali pada umumnya dan tim penyusun laporan pada khususnya, yang telah berupaya menyiapkan laporan ini hingga rampung.

Nusa Dua, 03 Januari 2020

Direktur Politeknik Pariwisata Bali

Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes NIP. 19641026 199003 1 001

(3)

3 BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pariwisata adalah sebuah fenomena dari pergerakan manusia secara temporer untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Fenomena tersebut mendorong dan menumbuhkan kegiatan-kegiatan dalam bidang konsumsi serta produksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan. Fenomena pariwisata yang dimaksud terdiri dari tiga unsur antara lain: 1) pergerakan wisatawan; 2) aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan; dan 3) implikasi atau akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat secara luas. Sehingga dari ketiga unsur ini, maka cabang-cabang disiplin pariwisata secara ringkas meliputi: 1) Pengembangan Jasa Wisata, 2) Organisasi Perjalanan, dan 3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata.

Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, baik dalam bentuk pengalaman, pencerahan, penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri. Oleh karenanya, pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Kontribusi pariwisata yang lebih kongkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi- implikasi pergerakan wisatawan, seperti meningkatnya kegiatan ekonomi, pemahaman terhadap budaya yang berbeda, dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia.

Dengan adanya revolusi transportasi dan telekomunikasi dikemas oleh agen perjalanan yang memberikan akses perjalanan wisata global secara mudah dan murah, dewasa ini pariwisata telah menjadi kebutuhan global. Statistik WTO menunjukkan bahwa

(4)

4 industri pariwisata akan terus berkembang dari tahun ke tahun.

Organisasi ini memproyeksikan bahwa kunjungan wisatawan internasional akan mencapai 1,5 milyar orang pada tahun 2020 (diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia- Pasifik) dari 808 juta orang pada tahun 2005. Jumlah ini akan menjadi jauh lebih banyak bila ditambah dengan memperhitungkan pergerakan wisatawan domestik. Aktivitas pergerakan wisatawan yang begitu besar ini, baik di dalam maupun di luar batas suatu negara, akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat. Hasil studi World Travel and Tourism Council (WTTC) menyatakan bahwa pertumbuhan kontribusi sektor perjalanan dan pariwisata terhadap total GDP (Gross Domestic Products) dunia mencapai rata-rata 10%.

Sektor pariwisata telah dipandang sebagai salah satu andalan pendulang valuta asing bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Sektor ini terbukti merupakan penyumbang devisa terbesar di luar migas. Bahkan pariwisata tidak lagi hanya menjadi sumber pendapatan devisa tetapi juga menjadi agent of development bagi ekonomi Indonesia yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Data dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menunjukkan bahwa pada tahun 2007 kunjungan tamu asing ke Indonesia sebanyak 5.505.759 orang dengan kontribusi sebesar 5.345,98 juta dolar AS dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 6.429.027 orang dengan kontribusi 7.377,39 juta dolar AS. Pada tahun 2009 pemerintah menaikkan target kunjungan wisatawan asing menjadi 8 juta orang, atau naik 15 persen dibandingkan dengan tahun 2008 yang 7 juta orang.

Selain itu, perjalanan wisata di dalam negeri juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sejalan dengan semakin meningkatnya pendapatan rata-rata masyarakat. Sebagai contoh, jumlah wisatawan Nusantara pada akhir tahun 2009 diperkirakan

(5)

5 mencapai angka 150 juta orang dengan jumlah perjalanan wisata lebih dari 300 juta. Pada tahun 2020 nanti, diprediksikan bahwa pariwisata akan menjadi “primadona” penghasil devisa Indonesia.

Salah satu kunci untuk merealisasikan hal ini adalah sumberdaya manusia yang profesional yang ditunjang dengan perbaikan infrastruktur dan pelayanan yang berfokus pada pariwisata.

Indonesia yang merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia semakin dituntut untuk menyiapkan SDM pariwisata yang kompeten, profesional dan memiliki daya saing global untuk mengantisipasi pertumbuhan pariwisata yang semakin cepat.

Penyiapan dan peningkatan SDM pariwisata menjadi tugas utama lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata, mulai dari tingkat SMK, lembaga pelatihan, akademi, terlebih lagi bagi pendidikan tinggi pariwisata. Berkaitan dengan peningkatan kualifikasi SDM bidang pariwisata, pengakuan dan legitimasi pemerintah (Depdiknas) terhadap pariwisata sebagai ilmu mandiri merupakan kebanggaan dan sekaligus tantangan bagi perguruan tinggi pariwisata, termasuk bagi Politeknik Pariwisata Bali, untuk menyelengarakan program pendidikan akademik S1, S2 dan S3 bidang keilmuan Pariwisata.

Untuk dapat menyiapkan SDM bidang pariwisata yang memiliki keunggulan kompetitif, maka keberadaan dan peran aktif dari Politeknik Pariwisata Bali (PPB) sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi Negeri di bidang Kepariwisataan sangat mutlak diperlukan.

Lulusan PPB diharapkan memiliki kualitas kompetensi yang tinggi, berdaya saing global, dan mempunyai bidang keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata yang semakin beragam sebagai akibat dari semakin kompleksnya kebutuhan dan perilaku wisatawan.

Sehubungan dengan upaya untuk mewujudkan peran lembaga tersebut, secara internal terdapat beberapa perubahan atau kendala

(6)

6 yang perlu segera disikapi antara lain status lembaga, status jabatan tenaga edukasi, kaji ulang relevansi kurikulum, rekrutmen dan pengembangan tenaga edukasi, ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran, dan sebagainya.

Dengan memperhatikan kondisi eksternal dan internal di Politeknik Pariwisata Bali, maka dipandang sangat perlu adanya Rencana Strategis (RENSTRA) sebagai dasar dan pemberi arah bagi manajemen sebagai eksekutif dalam mewujudkan SDM pariwisata yang profesional dan berdaya saing global.

Pelaksanaan pendidikan oleh Politeknik Pariwisata Bali (PPB) merupakan bagian dari pelaksanaan program nasional untuk merealisasikan tujuan negara sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa proses pendidikan didasarkan pada program-program yang tersusun untuk menciptakan luaran yang memenuhi tuntutan pasar dengan tetap menitikberatkan pada kualitas standar.

Dalam mencapai tujuan tersebut, PPB sebagai lembaga kedinasan telah berupaya secara bertahap dan terencana melakukan langkah-langkah yang mengarah kepada pengembangan dan peningkatan, baik sarana maupun prasarana serta sumber daya yang ada dalam rangka pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

2. Landasan Hukum

a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Angaran 2014.

c. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pariwisata.

(7)

7 d. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

e. Peraturan Menteri PAN dan RB No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi.

f. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor : PM.07/UM.001/MPEK/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

g. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pariwisata Bali.

h. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 050/01983 tanggal 19 Januari 1983 tentang Laporan Tahunan dan Laporan Tahunan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

i. Kebijakan-kebijakan Direktur Politeknik Pariwisata Bali.

3. Visi dan Misi

a. Visi : menjadi pusat unggulan dalam bidang pendidikan tinggi kepariwisataan di Asia Pasifik pada tahun 2025.

b. Misi :

i. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam bidang kepariwisataan yang berdaya saing internasional .

ii. Berperan aktif dalam pembangunan kepariwisataan daerah dan nasional melalui kerjasama dengan para pemangku kepentingan baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

iii. Menyelenggarakan tata kelola birokrasi secara profesional melalui peningkatan kapasitas, etos kerja,

(8)

8 dan penghargaan bagi civitas akademika dan tenaga kependidikan.

c. Tujuan

i. Menghasilkan lulusan yang profesional, tersertifikasi, dan berdaya saing internasional.

ii. Menghasilkan karya ilmiah yang berdaya saing internasional.

iii. Meningkatnya kompetensi, daya saing, dan produktivitas masyarakat di bidang Kepariwisataan.

iv. Terjalinnya kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam pengembangan pembangunan kepariwisataan daerah, nasional dan internasional.

v. Terwujudnya tata kelola birokrasi yang baik (good governance).

4. Sasaran Strategis

Untuk menutupi masalah-masalah strategis yang dibahas pada halaman sebelumnya sasaran strategis yang disasar adalah sebagai berikut:

a. Tersedianya Rencana Induk Pengembangan (RIP) yang holistik mencakup pengembangan fisik sarana dan prasana pembelajaran serta non-fisik mencakup software pembelajaran yang futuristik. Di sisi lain, Poltekpar Bali sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif harus selalu mengikuti perubahan peraturan perundangan yang berlaku pada sektor pariwisata dan pendidikan. Hal ini harus dilakukan secara berkesinambungan sehingga segera dapat dilaksanakan peningkatan kapasitas dosen dan tenaga kependidikan.

(9)

9 b. Pada pengembangan dosen agar disiapkan roadmap pengembangan dosen. Dengan roadmap ini akan terjadi estafet dan pengalihan pengetahuan dan keterampilan yang pada akhirnya akan mempertahankan standar mutu pendidikan yang dilaksanakan. Juga, dengan roadmap yang disiapkan untuk jangka panjang dapat dipetakan tingkat kebutuhan dosen dengan latar pendidikan yang memadai untuk setiap program studi di lingkungan PPB.

c. Pada aspek keuangan PPB harus memiliki PNS yang berfungsi khusus untuk perencanaan keuangan dengan tugas menyiapkan sampai dengan memonitor penyerapan anggaran tahun berjalan. Pelaksanaan SPIP harus dilaksanakan untuk menanggulangi risiko keuangan yang terjadi dalam pelaksanaan penyerapan anggaran.

d. Terwujudnya fasilitas pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif.

e. Pendidikan

Sasaran strategis bidang pendidikan diarahkan untuk menigkatkan kualitas input, proses dan output. Benchmark bidang pendidikan PPB adalah Akreditasi BAN-PT, SNPT, reformasi birokrasi, ISO 9001:2008 dan TedQual serta ASEAN University Network (AUN). Sasaran strategis bidang pendidikan adalah:

1) Terwujudnya calon mahasiswa yang berkualitas

2) Terwujudnya kualitas tenaga pendidik dan kependidikan 3) Terwujudnya kualitas fasilitas pembelajaran dan fasilitas

pendukung lainnya

4) Terwujudnya kualitas pembelajaran yang berorintasi pada kebutuhan mahasiswa dan pencapain CP

(10)

10 5) Terwujudnya kurikulum yang relevan dengan kebutuhan

industri masa kini dan masa depan

6) Terwujudnya peningkatan diri secara berkesinambungan yang berorientasi pada masukan dari semua pemangku kepentingan

7) Terwujudnya kualitas lulusan yang sesuai dengan CP dan dapat bekerja sesuai dengan profil lulusannya.

f. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam memengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. Peran dan fungsi perguruan tinggi dapat diwujudkan dalam bentuk gerakan pembelajaran masyarakat untuk mendorong terciptanya transformasi sosial dan terjaganya nilai-nilai budaya bangsa. Perguruan tinggi juga dapat mengembangkan model pembangunan yang berbasis pada keilmuan dan sumberdaya lokal, membangun basis- basis pengembangan keilmuan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat (industri) dan dinamika perubahan global, dan membantu pengembangan kebijakan strategis eksekutif serta mengontrol implementasinya.

Secara spesifik, beberapa sasaran strategis yang diupayakan untuk diwujudkan dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat antara lain adalah:

1) Meningkatnya pengakuan industri dan pemerintah terhadap bidang penelitian

2) Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dan PkM 3) Terjadinya peningkatan motivasi dan kompetensi peneliti sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya budaya ilmiah

(11)

11 4) Terjalinnya kemitraan dengan lembaga terkait baik

nasional maupun internasional

5) Meningkatnya jumlah desiminasi dan publikasi hasil- hasil penelitian melalui seminar dan publikasi ilmiah 6) Tersusunnya road map penelitian dan PkM

7) Meningkatnya penerapan hasil penelitian oleh industri dan masyarakat lokal

8) Meningkatknya kualitas dan kuantitas pemanfaatan TIK sebagai sumber materi dan publikasi hasil penelitian dan PkM

g. Penjaminan Mutu

Sasaran strategi bidang penjaminan mutu PPB berorientasi pada akuntabilitas internal dan eksternal. Disamping itu juga penjaminan mutu juga dimaksudkan untuk memperoleh pengakuan pada tingkat nasional dan internasional.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pejaminan mutu diarahkan untuk mengikuti ketentuan nasional dan intenasional yang sudah diperoleh dan yang akan diprogramkan dalam lima tahun kedepan. Benchmark penjaminan mutu PPB adalah Akreditas BAN-PT, SNPT, reformasi birokrasi, ISO 9001:2008 dan TedQual serta ASEAN University Network (AUN). Untuk itu, maka ditetapkan tiga sasaran strategis penjaminan mutu:

1) Mendapatkan akreditasi AUN 2) Mendapatkan akreditasi AIPT

3) Menjaga mutu tata kelola sesuai dengan tuntutan reformasi birokrasi, BAN-PT, SNPT, ISO 9001:2008, dan TedQual.

(12)

12 5. Strategi Dasar

Untuk mencapai sasaran strategis tersebut di atas, capaian Renstra tahun 2014, dan arah pengembangan PPB, ditetapkan strategi dasar PPB jangka waktu 2015 – 2019 :

a. Melakukan penyusunan Rencana Operasional (Renop) dan konsolidasi internal melalui sosialisasi serta implementasi kebijakan dan peraturan secara intensif dan konsisten

b. Memberdayakan program studi dalam proses penjaminan mutu, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, serta pemberdayaan tenaga pendidik dan kependidikan sebagai tenaga yang profesional.

c. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

d. Mengembangkan kerjasama nasional dan internasional.

6. Strategi Pencapaian a. Tata kelola

1) Menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP)

2) Melaksanakan percepatan Adaptasi organisasi terhadap perubahan lingkungan

3) Menyesuaikan nomenklatur struktur organisasi agar sesuai dengan perubahan

4) Melaksanakan analisis jabatan dan beban kerja.

b. SDM

1) Melaksanakan Kaderisasi dan Regenerasi dosen yang optimal

2) Menyusun road map pengembangan dosen.

3) Melaksanakan program-program pengembangan disiplin ilmu dosen tertentu belum sesuai kebutuhan (linieritas keilmuan, kualifikasi vokasi)

(13)

13 4) Menyusun pola pendidikan dan pelatihan tenaga kependidikan dan melaksanakannya secara berkelanjutan

c. Keuangan

1) Melaksanakan perencanaan keuangan dengan cermat melalui activity based budgeting

2) Melaksanakan Monev penyerapan anggaran secara sistematik dan berkelanjutan

3) Melaksanakan perencanaan anggaran secara komprehensif

4) Mengimplementasikan SPIP secara sistemik dan berkelanjutan

d. Fasilitas

1) Mengoptimalkan implementasi pemeliharaan dan pengendalian sarana dan prasarana

2) Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan fasilitas pembelajaran berbasis teknologi (e.g. wifi, aplikasi/software, penggunaan website/SIMAK, pemutakhiran laboratorium)

3) Melaksanakan peningkatan kuantitas dan kualitas (pengkayaan) sarana dan sumber pembelajaran

e. Pendidikan

Strategi pencacaian dari sasaran strategis ditetapkan secara bertahap tiap tahun dengan rincian sebagai berikut:

1) Tahapan pertama (2015-2016) adalah tahapan penyusunan semua instrumen penjaminan mutu bidang pendidikan dan implementasinya. Instrumen penjaminan mutu meliputi penetapan sasaran mutu;

pengorganisasian; penetapan instrumen seleksi PENSISBA; asesmen formatif dan sumatif; TOR semua

(14)

14 kegiatan, validasi instrumen, penetapan SOP, dan panduan evaluasi dan pelaporan serta rencana induk pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan.

Implementasi penjaminan mutu bidang pendidikan meliputi pencatatan implementasi, monitoring dan evaluasi melalui kegiatan rapat-rapat, inspeksi, evaluasi, dan tindak lanjut berkesinambungan.

2) Tahapan kedua (2017-2018) adalah tahap pengembangan yang meliputi pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan; pengembangan fasilitas;

pengembangan prodi; pengembangan akreditasi internasaional; pengembangan kerjasama dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kontribusi pada level nasional dan internasional; dan pengembangan kampus digital.

3) Tahapan ketiga (2019) adalah tahap pengembangan kampus sebagai research & entepreneur campus.

f. Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Dalam upaya mewujudkan misi PPB khususnya dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat, berikut adalah beberapa strategi yang perlu diimplementasikan untu mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu:

1) Meningkatkan pengakuan industri dan pemerintah terhadap hasil-hasil penelitian

2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan PkM melalui pelatihan metodologi penelitian, lokakarya penyusunan proposal, pembimbingan proses penelitian 3) Meningkatkan motivasi dan kompetensi peneliti guna

meningkatkan budaya ilmiah dengan memberikan

(15)

15 kesempatan dan kemudahan dalam proses penelitian dan menyediakan dana penelitian;

4) Mengembangkan kemitraan dengan lembaga terkait baik nasional maupun internasional melalui kerjasama penelitian dengan perguruan tinggi sejenis, asosiasi profesi, dan masyarakat

5) Meningkatkan desiminasi dan publikasi hasil-hasil penelitian melalui seminar dan publikasi ilmiah

6) Menyusun road map penelitian dan PkM

7) Meningkatkan penerapan hasil penelitian di industri dan masyarakat

8) Memaksimalkan pemanfaatan TIK untuk penelitian dan PkM, dengan menyediakan sumber-sumber penelitian dan PkM berbasis IT yang dapat diakses secara cepat dan luas.

g. Penjaminan Mutu

1) Tahapan pertama (2015-2016) adalah tahapan awal implementasi dan perbaikan sistem penjaminan mutu yang mengacu pada Akreditasi BAN-PT, SNPT, reformasi birokrasi, ISO 9001:2008 dan TedQual serta ASEAN University Network (AUN) dimana semua satuan kerja melaksanakan standar yang sudah ditetapkan.

2) Tahapan kedua (2017-2018) adalah tahapan pematangan implementasi dan perbaikan sistem penjaminan mutu yang mengacu pada Akreditasi BAN-PT, SNPT, reformasi birokrasi, ISO 9001:2008 dan TedQual serta ASEAN University Network (AUN) dimana semua satuan kerja sudah mengembangkan standar yang ada.

3) Tahapan ketiga (2019) adalah tahap pengembangan sistem manajemen mutu yang menciptakan keunggulan PPB pada level nasional dan internasional.

(16)

16 7. Sasaran, Indikator Ketercapaian, Dan Program Kerja

Sasaran, indikator ketercapaian dan program kerja dituangkan dalam bentuk tabel:

No SASARAN

INDIKATOR BASE LINE

TAHUN PENCAPAIAN/KUANTITAS

I II III IV V

2015 2016 2017 2018 2019 A. Pendidikan

1 Pembentukan Prodi

S2 Terapan Hospitaliti Jumlah Prodi N/A 1

S2 Terapan Pariwisata Jumlah Prodi N/A 1

2 Pembentukan kelas internasional bid.Hospitaliti

Jumlah kelas N/A

1

3 Accepatance rate mahasiswa baru

% 42%

38 34 30 29 28

4 Penerimaan Mahasiswa

S2 (1)

S1 (2)

DIV (5)

DIII (4)

Jumlah mhs N/A

90 (3 kls) 240 (8 kls)

330 (11 kls)

90 240 330

90 240 330

20 90 240 330

20 90 240 330

30 90 240 330

5 Mahasiswa lulus tepat waktu

S1 % 34,28 50 55 60 65 70

DIV % 40 50 55 60 65 70

DIII % 50 60 65 70 75 80

6 Rerata IPK Mahasiswa

S2

S1

DIV

DIII

Skala 1-4

N/A 2,75 2,75 2,75

3,0 3,0 3,0

3,0 3,0 3,0

3,10 3,10 3,10

3,30 3,20 3,20 3,20

3,40 3,20 3,20 3,20

7 Mahasiswa DO % 12 10 8 6 5,5 5,0

8 Indeks kepuasan mahasiswa Skala 1-4 3,4 3,50 3,55 3,60 3,65 3,70 9 Indeks kepuasan dosen&

tenaga kependidikan

Skala 1-4 3,4

3,50 3,55 3,60 3,65 3,70

10 Indeks kepuasan pengguna (PKN)

Skala 1-4 3,4

3,50 3,55 3,60 3,65 3,70

11 Masa tunggu lulusan bulan <3 2,95 2,95 2,95 2,95 2,95

(17)

17

memperoleh perkerjaan pertama

12 Kinerja dosen dalam LBKD SKS 12 12 12 12 12 12

13 Jumlah dosen Orang 98 98 103 108 113 118

14 Rasio Mhs thd Dosen (RMD) Rasio 1:23 1:23 1:22 1:21 1:20 1:19

15 Kualifikasi Dosen orang

Latar belakang pendidikan

S3

S2

Jabatan akademik

Guru Besar

Lektor Kepala

Lektor

Asisten Ahli Assesor

Asesor kempetensi

Asesor LSU

Asesor BAN-PT Sertifikasi profesi

Tersertifikasi Pendidik

Tersertifikasi CHA, CEH, CFBM, CFOM, CHT, CHE, dll

7 98

46 45 7

40 10 N/A

98 7

9 98

48 43 7

40 15 2

103 7

12 103

2 50 43 10

45 20 4

108 10

14 108

3 50 45 13

50 25 5

113 15

14 113

4 50 53 10

55 30 6

116 20

14 118

5 58 50 10

60 35 7

116 25

16 Kualifikasi staf akademik (struktural dan JFU), laboran dan tenaga pustakawan

S2

S1

SMA

orang

N/A 4 6

1 3 16

1 6 13

1 8 11

1 10

9 1 12

7 17 Minimal Skor Toefl/IELTS

dosen

Nilai 350

350 375 400 425 450

18 Minimal Skor Toefl/IELTS mahasiswa sebelum ujian TA

Nilai 350

N/A 350 350 400 400

19 Kehadiran dosen di kelas % 85 88 90 92 94 96

20 Kehadiran mahasiswa di kelas

% 80

85 90 92 94 96

21 Jumlah dosen tamu Jumlah visiting Professor

Orang Orang

20 2

30 4

40 6

50 8

60 10

70 12

22 Perangkat pembelajaran % dari jumlah 100 100 100 100 100

(18)

18

Silabus

RPP

Buku Ajar

Modul Praktik

Validasi instrumen ujian (UAS/UTS)

Sistem informasi E- Learning

MK 100

50 30 30 60

10

60 50 50 100

20 80 60 70 100

25 100

80 80 100

35 100

90 90 100

40

100 100 100 100

50

23 Sarana pembelajaran

LCD projector

E-recording (PC di semua kelas)

Sistem informasi Hotel

Sistem informasi Travel Agent

Sistem informasi Kepariwisataan

unit 100

N/A

1 N/A

N/A

100 50

1 1

1 100

50

1 1

1 100

50

1 1

1 100

50

1 1

1

100 50

1 1

1

24 Jumlah koleksi buku di perpustakaan

buku 3000

3500 4000 4500 5000 5500

25 Jumlah koleksi jurnal ilmiah di perpustakaan

jurnal N/A

5 10 20 25 30

26 Jumlah koleksi prosiding di perpustakaan

prosiding N/A

1 2 3 5 7

27 Prestasi mahasiswa dalam uji keterampilan

Nasional Internasional

Penghargaan

5 2

8 3

10 5

12 7

14 8

16 10 28 Jumlah kegiatan non-credit

program

Certified GM

Certified FOM, EHK, FBM, dll

Certified KADIS PAR, dll

Orang

N/A N/A

N/A 0 0

0 5 10

5 7 15

10 9 25

15 11 40

30 29 Sertifikasi kompetensi

mahasiswa

Sertifikat

2500 3000 4000 5000 6000 8000

30 Daya serap lulusan % 85 85 85 86 88 90

B. Bidang Penelitian Jumlah

pertahun 1 Jumlah penelitian per dosen

(penulis utama)

Penelitian/dosen 1

1 2 2 3 3

(19)

19

2 Jumlah artikel dosen pada jurnal ilmiah tidak terakreditasi

Artikel 32

32 40 40 40 40

3 Jumlah artikel dosen pada jurnal ilmiah terakreditasi

Artikel 5

5 10 15 20 25

4 Jumlah artikel dosen pada jurnal ilmiah internasional terakreditasi

Artikel 1 2 4 6 8 10

5 Jumlah dosen sebagai pembicara pada seminar nasional

orang 10

10 15 20 25 30

6 Jumlah dosen sebagai pembicara pada seminar internasional

orang 5

5 10 15 20 20

7 Jumlah penelitian yang digunakan oleh

industri/pemerintah/masyarakat

Penelitian 10

2 5 10 15 20

8 Jumlah hibah penelitian yang diterima oleh dosen

Penelitian hibah N/A 0 0 2 4 6

9 Jumlah dosen mengikuti seminat/lokakarya

orang 20 15 20 25 30 40

10 Jumlah joint research dosen dengan

Mahasiswa

Dosen lain PT Dalam Negeri

Dosen lain PT Luar Negeri

Penelitian 5 2 5 8 10 15

11 Prestasi dosen dalam bidang penelitian pada ajang:

Nasional

Internasional

Prestasi penelitian

5 1 5 7 10 10

12 Prestasi mahasiswa dalam bidang penelitian pada ajang:

Nasional

Internasional

Prestasi 3 3 5 5 7 7

13 Jumlah buku teks (terbitan nasional)

Buku 3 5 6 8 10 12

C. Bidang Pengabdian pada Masyarakat

Jumlah per tahun

1 Pengabdian per dosen Orang 2 2 2 2 2 2

(20)

20

2 Pendampingan desa wisata Pendampingan 12 12 12 12 12 12

3 Pendampingan DTW Pendampingan 2 2 4 4 4 4

4 Jumlah dosen sebagai pengurus/anggota asosiasi profesi

Orang 10 10 12 14 16 20

5 Jumlah dosen sebagai konsultan pemerintah

orang 2

2 4 6 8 10

6 Jumlah dosen sebagai konsultan industri pariwisata

orang 5

5 7 9 11 15

D. Bidang Penjaminan Mutu 1 Akreditasi AUN

2 Akreditasi BAN-PT PRODI

S2

S1

DIV

DIII

Akreditasi A N/A 50%

3 Akreditasi BAN-PT AIPT Nilai N/A B

4 Akreditasi TedQual tahun 2 3 3 3 4 4

5 Hasil surveillance ISO Audit internal

% conformance

PDCA 40 50 60 70 80 90

E Bidang Kemahasiswaan

1 Ragam kegiatan olah raga Kegiatan 10 10 11 12 13 13

2 Ragam kegiatan seni Kegiatan 5 5 5 6 6 7

3 Ragam kegiatan budaya Kegiatan 3 33 3 4 4 5

4 Ragam kegiatan vokasi Kegiatan 5 5 5 6 6 7

5 Ragam kegiatan ilmiah Kegiatan 3 3 4 4 5 5

6 Ragam kegiatan minat khusus

Donor darah, bakti sosial, dll

Kegiatan

3 3 5 5 7 7

7 Kesejahteraan mahasiswa

Beasiswa

Asrama

orang unit

75 N/A

80 2

85 2

90 2

95 2

100 2 8 Ragam kegiatan

kewirausahaan (inkubator bisnis)

Kegiatan N/A 0 1 1 2 2

9 Ragam kegiatansoft skill (kepemimpinan, organisasi, pembentukan karakter, dll)

Kegiatan 1 1 2 2 3 3

F Bidang Kerjasama dan Alumni

(21)

21

1 Kerjasama dengan PT

Nasional

Internasional

MOU

4 6

4 6

4 6

4 6

6 6

6 6 2 Kerjasama dengan industri

Nasional

Internasional

MOU

20 4

20 4

22 4

24 6

26 6

28 8 3 Kerjasama dengan asosiasi

Nasional

Internasional

MOU

8 3

8 3

8 3

8 3

10 4

10 4 4 Kerjasama dengan

pemerintah/lembaga

Kementerian

Provinsi

Kabupaten

MOU

2 4 9

2 4 9

2 4 9

2 4 10

3 5 10

3 5 10

5 Kelembagaan alumni Lembaga 1 1 1 1 1 1

6 Database alumni 1.000 Orang 7 8 9 9,7 10,4 11,1

7 Kontribusi alumni

Kesejahteraan (beasiswa, peluang

kerja,)

Pengembangan tridharma (Guest

Lecture, orientasi, penelitian, PkM,

Kurikulum, bahan ajar, PKN)

Sumbangan fasilitas

Jumlah kegiatan 5 5 7 9 11 13

G Bidang Tata Kelola

1 Penataan organisasi Peta jabatan 88 jabatan 60% 70% 85% 100% 100%

2 Penguatan akuntabilitas pengelolaan keuangan

Hasil temuan

12 12 6 2 0 0

3 Penguatan kinerja SPIP kegiatan 10 10 5 1 0 0

4 Penguatan akuntabilitas BMN dan barang persediaan

Persentase

barang tercatat 86 86 89 92 95 98

5 Peningkatan sistem pelayanan administrasiberbasis TIK

Waktu tunggu

(hari) 3,0 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0

6 Pemanfaatan fasilitas Rata-rata

jam/hari 2,5 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5

7 Peningkatan disiplin pegawai Jumlah

peringatan 18 15 13 11 9 7

(22)

22 8. Dasar Kebijakan

Dasar Kebijakan Politeknik Pariwisata Bali disusun oleh Senat Politeknik Pariwisata Bali yang terdiri atas tiga komponen, yaitu (a) bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, (b) bidang umum, kepegawaian, dan administrasi keuangan, dan (c) bidang kemahasiswaan, alumni, dan etika.

Dasar kebijakan tersebut merupakan acuan yang memberi arah bagi manajemen dalam melaksanakan program pendidikan, guna mewujudkan PPB sebagai “centre of excellence”.

9. Analisis Lingkungan Strategis (SWOT) a. Kekuatan (Strengths)

1. Tersedianya sarana fisik yang megah (berupa bangunan dan peralatan);

2. Kuantitas SDM (tenaga pengajar) dengan pendidikan formal (akademis dan vokasional);

3. Status lembaga sebagai pendidikan tinggi negeri;

4. Keberadaan kampus dalam lingkungan Daerah Tujuan Wisata di Bali;

5. Mempunyai pengalaman panjang dalam menjalankan program pendidikan dan latihan di bidang perhotelan dan kepariwisataan;

(tertulis)/ tahun 8 Peningkatan kepuasan

pegawai

Indeks

kepuasan 3,5 3,5 3,7 3,9 4,1 4,3

9 Pengembangan Eco Green - Campus

Frekuensi pengambilan sampah/ hari

0,5 0,5 1 1 1 1

10 Peningkatan keamanan kampus

Jumlah kasus/

tahun 5 5 4 3 2 2

11 Penataan kampus bebas rokok Zona N/A 3 4 5 6 7

(23)

23 6. Masih tercatat dalam lembaga-lembaga internasional terkait;

7. Mendapat akreditasi skala internasional TedQual dari UN- WTO dan skala nasional dari BAN-PT

b. Kelemahan (Weaknesses)

1. Jumlah tenaga pemeliharaan (pramubakti) kurang memadai;

2. Kualitas SDM (tenaga pengajar) masih kurang dalam hal pengalaman industri dan integritasnya;

3. Kurangnya laboratorium yang memadai untuk bidang Akuntansi, Jurusan Perjalanan, Bahasa Asing, dan sebagainya;

4. Sebagai sumber belajar yang sangat penting, perpustakaan PPB memiliki keterbatasan dalam hal (a) koleksi buku referensi (kelengkapan bidang dan kuantitas), (b) kemutakhiran koleksi (up to date), (c) tersedianya tenaga pelaksana yang kompeten, dan (d) sistem pengelolaan;

5. Pembinaan tenaga pengajar yang belum berhasil menciptakan tenaga pengajar kompeten atau menguasai bidang vokasional;

6. Kinerja kehumasan dalam mewujudkan networking dengan lembaga-lembaga terkait baik secara nasional, regional, maupun internasional;

7. Disiplin, loyalitas, dan kinerja tenaga edukasi dan tenaga administrasi;

c. Peluang (Opportunities)

1. Meningkatnya pertumbuhan pariwisata secara regional dan internasional;

2. Pengisian jabatan (kaderisasi) pada jenjang pimpinan dalam industri pariwisata;

(24)

24 3. Adanya demokratisasi di bidang pendidikan yang mengarah

pada terwujudnya BHPP ;

4. Kerjasama di bidang pendidikan dengan pihak atau lembaga- lembaga asing terkait;

5. Peran serta aktif dalam mendukung program pemerintah

d. Ancaman (Threats)

1. Citra PPB cenderung mengalami penurunan;

2. Pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga pendidikan pariwisata berkualitas;

3. Situasi keamanan (nasional dan internasional) yang tidak kondusif terutama dalam hal terorisme dan politik;

4. Masuknya tenaga-tenaga profesional luar negeri sebagai dampak globalisasi;

5. Melemahnya rasa memiliki (sense of belonging) di antara civitas akademika PPB;

6. Belum adanya kepastian tentang status lembaga, yang berdampak pada berkurangnya subsidi pemerintah;

7. Analisis Faktor Kunci Keberhasilan

a. Kesamaan visi antara manajemen (Ketua) PPB dan pimpinan Kementerian Pariwisata;

b. Komitmen dan kerja keras di antara civitas akademika PPB untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan;

c. Lingkungan pariwisata yang kondusif;

d. Tersedianya superstruktur dan infrastruktur khususnya SDM berupa tenaga edukasi yang kompeten atau profesional;

e. Terciptanya budaya akademik yang penuh dengan kejujuran dan profesionalisme;

(25)

25 f. Adanya semacam moratorium, yaitu tidak ada intervensi yang dapat mengganggu atau menghambat pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra);

g. Semua lembaga, baik organik maupun nonorganik, berfungsi secara optimal sesuai tugas pokok dan fungsinya yang didukung dengan sistem administrasi yang elektronis;

h. Pulihnya citra lembaga PPB baik di tingkat nasional maupun internasional.

8. Tujuan

a. Menghasilkan lulusan pendidikan kepariwisataan yang menjadi aset nasional dengan memiliki kualitas internasional melalui pengembangan jalur dan jenjang pendidikan (Diploma dan Strata/Sarjana) yang sesuai dengan dinamika lingkungan pariwisata;

b. Menjadi lembaga pendidikan kepariwisataan yang dapat dijadikan benchmark;

c. Melaksanakan penelitian dibidang kepariwisataan untuk tujuan eksplorasi dan sebagai dasar kebijakan dalam penyusunan rencana pengembangan kepariwisataan di Indonesia;

d. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat dengan tujuan atau fungsi melaksanakan pembinaan bagi dunia usaha pariwisata yang sedang berkembang melalui pelatihan penyegaran dan pengembangan kompetensi aparat pemerintah dan lembaga-lembaga (asosiasi) terkait lainnya;

e. Memiliki daya saing nasional dan internasional dalam jangka panjang (5-10 tahun) sehingga diperlukan adanya konsolidasi pada semua lini.

(26)

26 9. Kebijakan

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang telah teridentifikasi, kebijakan pengembangan PPB selama lima tahun ke depan meliputi bidang-bidang SDM, Pendidikan, Budaya Akademik, mahasiswa dan alumni, kerjasama antar lembaga, administrasi struktural, sarana dan prasarana, anggaran, dan rapat-rapat.

a. Kebijakan mengenai Sumber Daya Manusia (SDM)

Secara lebih spesifik, kebijakan mengenai SDM menyangkut rekrutmen dan seleksi, pengembangan, dan pembinaan karir tenaga pengajar.

1) Rekrutmen dan Seleksi Tenaga Pengajar

a) Proses seleksi dan keputusan penerimaan calon tenaga pengajar baru harus berdasarkan persyaratan sebagai berikut:

i. Latar pendidikan akademik minimal D4 atau S1 yang relevan, dengan Indeks Prestasi sesuai ketentuan (2,75);

ii. Mempunyai pengalaman lapangan (vocational) yang relevan minimal 3 tahun;

iii. Lulusan Perguruan Tinggi yang terakreditasi (minimal B);

b) Proses Seleksi agar dilaksanakan melalui tahapan berikut:

i. Seleksi administratif;

ii. Test tertulis yang meliputi materi:

a. Bahasa Asing (Bahasa Inggris) b. Kompetensi dasar

(27)

27 c. Pengetahuan umum pariwisata dan pengetahuan spesialisasi pariwisata sesuai jurusan;

d. Kemampuan Psiko (TPA dan Bakat &

Minat);

iii. Presentasi (mengajar atau praktek);

iv. Untuk dapat diusulkan sebagai tenaga pengajar tetap harus melalui proses pemagangan sebagai pengajar sekurang-kurangnya selama 2 tahun untuk menilai kompetensi calon bersangkutan.

2) Pengembangan Tenaga Pengajar

a) Pengembangan tenaga pengajar dilakukan dengan melanjutkan studi pada jenjang S2 dan S3. Untuk melanjutkan studi pada jenjang S2 dan S3 diseleksi oleh Tim berdasarkan persyaratan sebagai berikut:

i. Masa pengabdian/kerja di PPB minimal 4 tahun;

ii. Usia maksimum 40 tahun (S2) atau 45 tahun (S3);

iii. Mengambil bidang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan lembaga;

iv. Mempunyai prestasi dan integritas yang memadai;

v. Mendapatkan ijin dari lembaga;

b) Pengembangan tenaga pengajar melalui training ke industri, orientasi merupakan hal yang wajib dan sepenuhnya diatur dalam tiap-tiap jurusan;

(28)

28 3) Pembinaan Karir Tenaga Pengajar

Pembinaan Karir Tenaga Pengajar dilakukan melalui (a) penilaian Angka Kredit (kenaikan pangkat/golongan) dan (b) Asistensi dan Supervisi.

a) Penghitungan Angka Kredit dan usulan kenaikan pangkat/golongan dilakukan oleh Tim Penilai yang dibentuk oleh Ketua atas persetujuan Senat;

b) Pembinaan tenaga pengajar melalui Asistensi dan Supervisi mengacu pada uraian tugas tenaga edukasi;

c) Alih status dari jabatan widyaiswara ke jabatan dosen dengan mempertimbangkan kompetensi berdasarkan penilaian oleh Tim;

d) Tenaga pengajar (Widyaiswara) yang tidak memenuhi syarat sebagai dosen agar dialihkan pada jabatan fungsional umum atau jabatan fungsional lainnya

4) Proses rekrutmen, pengembangan, dan pembinaan karir tenaga edukasi dilakukan melalui seleksi secara terbuka, transparan, objektif dan akuntabel dengan tes Computer Asisment Test (CAT), dan wawancara oleh panitia dengan persyaratan/ketentuan sebagai berikut:

a) Pendidikan minimum S2;

b) Golongan minimum IV/a;

c) Memiliki kompetensi vokasional yang sesuai dengan bidangnya dan kemampuan berbahasa Inggris;

d) Dibentuk melalui SK Ketua atas persetujuan Senat.

(29)

29 b. Kebijakan mengenai Pendidikan

Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi pusat unggulan (centre of excellence) baik pada tingkat nasional maupun internasional (global) melalui kegiatan rintisan yang berkualitas, benchmarking, dan jenjang pendidikan S2 atau SP.

c. Kebijakan mengenai Pengembangan Budaya Akademik Tanpa mengurangi semangat kebersamaan, pengembangan iklim akademik harus tetap memperhatikan tugas dan fungsi masing-masing di antara civitas akademika (khususnya staff administrasi dan tenaga dosen), secara proporsional dan profesional.

d. Kebijakan Mengenai Administrasi Struktural

1) Jabatan struktural sama pentingnya dengan jabatan fungsional. Oleh karena itu, jabatan rangkap tidak diperlukan bahkan tidak dibolehkan agar tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas masing- masing (struktural dan fungsional), apabila dibutuhkan pejabat fungsional dapat juga ditugaskan sebagai pejabat struktural dengan tetap memberikan perhatian pada tugas utama;

2) Jabatan-jabatan fungsional lainnya di luar jabatan tenaga edukasi (seperti laboran, pustakawan, dsb.) sangat diperlukan dan, oleh karena itu, agar segera dikembangkan;

3) Promosi dan rotasi jabatan struktural didasarkan atas kebutuhan lembaga dan kompetensi pegawai/pejabat bersangkutan.

(30)

30 e. Kebijakan Mengenai Sarana dan Prasarana

Kelengkapan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana harus berorientasi pada azas manfaat, efisiensi, dan efektifitas pencapaian sasaran.

f. Kebijakan Mengenai Mahasiswa dan Alumni

1) Mahasiswa tidak hanya diperlakukan sebagai subyek pendidikan, tetapi juga diperankan secara aktif dalam rangka pengembangan lembaga (dalam bentuk usaha kecil, pembinaan lembaga, dan kegiatan penelitian serta pengabdian pada masyarakat lainnya);

2) Pemanfaatan keberdayaan alumni dalam rangka perintisan/pengembangan kerjasama dengan berbagai lembaga terkait, sebagai sumber informasi, sebagai pembangun citra, dan sebagai sumber daya pendidikan.

g. Kebijakan Mengenai Kerjasama antar Lembaga

PPB harus secara proaktif mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga terkait, baik secara nasional maupun internasional;

h. Kebijakan Mengenai Anggaran

1) Pengalokasian anggaran PPB disesuaikan dengan tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang telah disepakati dan disetujui oleh Senat PPB;

2) Pemanfaatan anggaran harus berdasarkan transparansi, efisiensi, pengendalian anggaran secara efektif dan akuntabel.

(31)

31 i. Kebijakan Mengenai Rapat-Rapat

1) Rapat Senat dilaksanakan minimal 2 kali setiap semester (pada setiap awal atau akhir semester) dalam rangka evaluasi kinerja eksekutif;

2) Rapat pejabat struktural sepenuhnya diatur oleh Ketua, sedangkan rapat paripurna tenaga dosen dilaksanakan setahun sekali (pada awal atau akhir tahun pembelajaran).

(32)

32 BAB II

KEADAAN ORGANISASI DAN TATA LAKSANA, KETENAGAAN DAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA

1. Organisasi dan Tata Laksana

Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor : PM.07/HK.001/MPEK/2012, tanggal 13 Pebruari 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13 Tahun 2019 tertanggal 15 Oktober 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Pariwisata Bali berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri melalui Deputi yang menyelenggarakan fungsi di bidang kelembagaan kepariwisataan (pasal 2). Selanjutnya disampaikan bahwa pembinggan Poltekpar Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara teknis akademik dilaksanakan oleh Menteri yang menyelenggarakan tugas pemerintah di bidang Pendidikan Tinggi, dan pembinaan administrasi dan operasional dilakukan oleh Menteri (Menteri Pariwisata).

Poltekpar Bali mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan vokasi bidang kepariwisataan.

Poltekpar Bali juga dapat menyelenggarakan pendidikan profesi setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Poltekpar Bali menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana, program, dan anggaran;

b. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan vokasi;

c. pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi;

d. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

(33)

33 e. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika;

f. pelaksanaan penjaminan mutu;

g. pelaksanaan kerja sama;

h. pengelolaan sistem, data, dan informasi;

i. pelaksanaan urusan ketatausahaan;

j. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat;

k. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, pelaporan.

Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, Poltekpar Bali dapat melaksanakan dan mengembangkan pendidikan profesi setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Senat Politeknik Pariwisata Bali

Senat Politeknik Pariwisata Bali adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi pada Politeknik Pariwisata Bali, yang mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan melalui Rencana Strategis (Renstra) Politeknik Pariwisata Bali.

b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian sivitas akademika.

c. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di PPB.

d. Memberikan persetujuan atas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja PPB yang diajukan oleh Direktur.

e. Menilai pertanggungjawaban Direktur PPB atas pelaksanaan kebijakan dan pengembangan institusi yang telah ditentukan.

f. Merumuskan norma dan aturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan pada PPB.

(34)

34 g. Memberikan pertimbangan atau rekomendasi kepada Menteri Pariwisata terkait dengan calon-calon yang diusulkan untuk menjadi Calon Direktur PPB.

3. Direktur

Politeknik Pariwisata Bali dipimpin oleh seorang Direktur yang dibantu oleh tiga orang Wakil Direktur, masing-masing yaitu Wakil Direktur I, Wakil Direktur II, dan Wakil Direktur III.

Tugas pokok Direktur PPB adalah memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina kependidikan mahasiswa, tenaga administrasi PPB serta hubungannya dengan lingkungan. Direktur merupakan tenaga dosen yang diberi tugas tambahan memimpin Poltekpar Bali.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktur menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan vokasi;

b. pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu c. pengetahuan dan/atau teknologi;

d. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

e. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan f. hubungannya dengan lingkungan;

g. penyusunan rencana, program, dan anggaran;

h. pelaksanaan kerja sama;

i. pelaksanaan ketatausahaan; dan

j. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

4. Wakil Direktur

Wakil Direktur berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur. Wakil Direktur terdiri atas:

a. Wakil Direktur Bidang Akademik yang selanjutnya disebut Wakil Direktur I;

(35)

35 b. Wakil Direktur Bidang Perencanaan, Keuangan dan Umum

yang selanjutnya disebut Wakil Direktur II; dan

c. Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja sama yang selanjutnya disebut Wakil Direktur III.

(1) Wakil Direktur I mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan dan pembinaan di bidang administrasi akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan tenaga pendidik, serta penjaminan mutu.

(2) Wakil Direktur II mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan dan pembinaan di bidang administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga, tata usaha, hukum, organisasi, dan tata laksana.

(3) Wakil Direktur III mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan dan pembinaan di bidang kemahasiswaan, alumni, kerja sama, dan hubungan masyarakat.

5. Bagian

Bagian merupakan unsur pelaksana administrasi Poltekpar Bali yang menyelenggarakan pelayanan teknis danadministratif kepada seluruh unsur di lingkungan Poltekpar Bali. Bagian bertanggung jawab kepada Direktur dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh wakil direktur sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian dipimpin oleh kepala.

Bagian terdiri atas:

a. Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama; dan

b. Bagian Administrasi Umum.

5.1 Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama mempunyai tugas melaksanakan layanan di bidang administrasi akademik, kemahasiswaan, dan kerja sama. Dalam

(36)

36 melaksanakan tugas, Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerja Sama menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan layanan administrasi akademik;

b. penyusunan administrasi program pendidikan;

c. penyusunan bahan koordinasi dan administrasi kerja sama;

d. pelaksanaan layanan administrasi tenaga pendidik dan kependidikan;

e. pelaksanaan layanan administrasi kemahasiswaan;

f. pengelolaan data tenaga pendidik dan kependidikan;

g. pengelolaan data mahasiswa dan alumni; dan

h. pelaksanaan layanan pembinaan sikap disiplin mahasiswa.

Bagian Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama terdiri atas:

a. Subbagian Administrasi Akademik dan Kerjasama;

b. Subbagian Administrasi Tenaga Pendidik dan Kemahasiwaan; dan

c. kelompok jabatan fungsional

(1) Subbagian Administrasi Akademik dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan pemberian layanan administrasi akademik, penyusunan administrasi program pendidikan, serta penyu sunan bahan koordinasi dan administrasi kerja sama.

(2) Subbagian Administrasi Tenaga Pendidik dan Kemahasiswaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi tenaga pendidik, kependidikan, dan kemahasiswaan, pengelolaan data mahasiswa dan alumni, serta pembinaan sikap disiplin mahasiswa.

Bagian Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumah tanggaan, kepegawaian, keuangan, hukum, organisasi, tata laksana, hubungan

Referensi

Dokumen terkait

Media kartu bergambar adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu yang di dalamnya terdapat gambar. Gambar tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan.

Kata Pengantar Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP/LKjlP) Badan Penelitian

Peradaban yang satu menjadikan dunia bagaikan sebuah kampung kecil dimana tiap kota dan tiap negeri terhubung satu dengan yang lainnya dengan peralatan dan tekhnologi yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Korporasi dapat dikenakan sebagai pelaku turut serta atau penyertaan terhadap perbuatan organ-organ yang ada didalamnya,

Pada tanda indeks kedua tangan yang sedang meremukan botol menandakan suatu tindakan bagi pengurangan ruang gerak botol yang setelah diremukan akan menjadi lebih

Penalaahan usulan program pada sub bab ini menguraikan kajian usulan program dan kegiatan dari masyarakat yang merupakan kegiatan jaring aspirasi masyarakat terkait kebutuhan

Dalam proses penyusunannya, Rencana Kerja (Renja) Bappeda Kabupaten Klaten Tahun 2020, juga mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat