• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian berlokasi di SMP Negeri 1 Teluk Bayur, Kabupaten Berau, kelas VIII pada tahun pelajaran 2021/2022.

2. Waktu Penelitian

Waktu dan tahap kegiatan pada penelitian ini meliputi:

Kegiatan Bulan

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Tahap Persiapan

1) Mengurus perizinan 2) Analisis masalah 3) Analisis kebutuhan 4) Pengumpulan bahan ajar 5) Penyusunan proposal

skripsi

Tahap Pengembangan

1) Perancangan media, dan instrumen penilaian

2) Validasi ahli materi

3) Revisi isi materi pembelajaran

4) Validasi ahli media 5) Revisi desain media Tahap Uji Coba

1) Uji coba perorangan 2) Revisi produk 3) Uji coba lapangan 4) Tes hasil belajar

5) Pengisian angket respon guru dan peserta didik Tahap Penyelesaian

Analisis data dan penulisan laporan

(2)

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini dengan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Budiyono (2019:170) mendefinisikan R&D sebagai penelitian yang tujuannya untuk dihasilkan suatu produk kependidikan, selanjutnya produk tersebut diuji keampuhannya. Sugiyono (2013:297) menjelaskan terkait R&D sebagai metode penelitian yang dipergunakan supaya dihasilkannya suatu produk serta melakukan pengujian tingkat keefektifan dari produknya. Sutarti dan Irawan (2017:7) menyebutkan salah satu keunggulan dari penelitian pengembangan adalah mampu menghasilkan model/produk dengan tingkat validasi tinggi sebab dibuat dengan rangkaian uji coba di lapangan serta dilakukan validasi oleh ahli.

C. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, model pengembangan yang dipergunakan yaitu model pengembangan Four-D (4D) yang dikembangkan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model pengembangan ini meliputi dari empat tahapan meliputi :

1. Pendefinsian (Define)

Dalam tahapan ini, dilaksanakan analisis kebutuhan yang akan menjadi acuan dalam proses pengembangan media pembelajaran. Adapun kegiatan yang dilaksanakan di tahapan ini diantaranya :

a. Analisis awal-akhir (front-end analysis)

Dalam tahapan ini, akan dilaksanakan penganalisisan untuk mengetahui permasalahan mendasar pada kegiatan belajar mengajar.

Selain itu akan dilakukan juga analisis kurikulum dan bahan ajar yang dipakai guna mewujudkan kompetensi yang diharapkan.

b. Analisis peserta didik (learner analysis)

Aktivitas yang dilaksanakan pada tahapan ini yaitu analisis terkait keadaan peserta didik ketika menjalankan kegiatan pembelajaran terutama saat melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Hasil analisis tersebut akan dijaidkan dasar pada pengembangan media pembelajaran yang akan dihasilkan.

(3)

c. Analisis tugas (task analysis)

Dalam tahapan ini, berbagai tugas yang perlu dipenuhi oleh peserta didik pada tiap pertemuannya akan diidentifikasi dan dianalisis agar dapat tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

d. Analisis konsep (concept analysis)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini yaitu melakukan identifikasi serta penyusunan materi ajar yang akan dibelajarkan kepada peserta didik agar kompetensi yang telah diformulasikan dapat tercapai.

e. Spesifikasi tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives) Pada tahapan ini, tujuan pembelajaran yang harus diwujudkan oleh peserta didik dirancang sesuai hasil analisis konsep maupun tugas sebelumnya.

2. Perancangan (Design)

Pada tahapan ini, desain media pembelajaran akan dirancang dan dibuat berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan pada tahap pendefinisian.

Berikut penjelasan dari kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu:

a. Penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah penyusunan alat evaluasi berupa instrumen tes. Tes tersebut akan dilakukan setelah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar mengajar.

b. Pemilihan media (media selection)

Dalam tahap ini, media yang akan digunakan pada kegiatan belajar mengajar akan dipilih berdasarkan hasil analisis pada tahap pendefinisian seperti masalah yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar, isi materi yang akan dibelajarkan serta tujuan pembelajaran yang hendak diwujudkan.

c. Pemilihan format (format selection)

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilaksanakan adalah memilih format yang akan dipakai dalam media pembelajaran yang akan dibuat.

Demikian akan disesuaikan terhadap materi yang akan dibelajarkan serta dan tujuan pembelajaran yang hendak diwujudkan.

(4)

d. Desain awal (initial design)

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini yaitu membuat rancangan terkait media pembelajaran yang akan dibuat. Kombinasi tata letak tombol dan isi materi dibuat serta disusun kedalam halaman- halaman yang telah disesuaikan dengan aktivitas pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peserta didik.

3. Pengembangan (Develop)

Tahapan pengembangan ini memiliki tujuan yaitu merevisi, atau memodifikasi media pembelajaran yang sudah dihasilkan dalam tahap perancangan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

a. Penilaian ahli (expert appraisal)

Pada tahapan ini, media pembelajaran akan diberikan penilaian oleh ahli baik dari segi materi maupun medianya. Apabila masih terdapat kekurangan, maka media yang dikembangkan akan diperbaiki kembali sesuai dengan saran dari validator sampai dapat dinyatakan valid atau layak diujicobakan kepada peserta didik.

b. Uji pengembangan (developmental testing)

Setelah media pembelajaran yang dikembangkan sudah dinyatakan kevalidannya oleh validator, maka media pembelajaran tersebut selanjutnya kan diujicobakan kepada peserta didik dan guru.

Sebelum digunakan untuk mengukur tingkat keefektifan dan kepraktisan, media tersebut akan diuji keterbacaannya terlebih dahulu.

Setelah dinyatakan layak maka media tersebut dapat diujicoba untuk mengukur tingkat keefektifan dan kepraktisannya.

4. Penyebarluasan (Disseminate)

Dalam tahap ini, media pembelajaran yang telah dikembangkan serta dinyatakan kevalidannya akan dicobakan kepada untuk diketahui tingkat keefektifan dan kepraktisannya. Kegiatan yang dijalankan pada tahapan ini antara lain:

(5)

a. Pengujian validitas (validating testing)

Pada tahapain ini, media pembelajaran yang dikembangkan akan dilakukan uji coba pada peserta didik guna mengetahui tingkat keefektifannya untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik. Di sisi lain, media pembelajaran tersebut akan diuji tingkat kepraktisannya bagi peserta didik dan juga guru.

b. Pengemasan (packaging), penyerapan serta pemakaiannya (diffusion and adoption)

Setelah diketahui tingkat kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan dari media pembelajaran yang dikembangkan, media tersebut akan disebarluaskan. Dalam penelitian ini, media pembelajaran tersebut akan disebarluaskan kepada guru-guru matematika di SMPN 1 Teluk Bayur Berau.

D. Subjek Penelitian

Amirin dalam Rahmadi (2011:61) mendefinisikan terkait subjek penelitian dimana termasuk sumber yang dipakai guna memperoleh informasi atau keterangan penelitian. Subjek pada penelitian ini meliputi:

1. Subjek analisis kebutuhan

Pada tahap analisis kebutuhan, informasi awal terkait keberjalanan pembelajaran jarak jauh dan masalah yang terjadi akan dikumpulkan. Adapun yang menjadi subjek penelitian dalam tahap ini yaitu guru matematika beserta tiga peserta didik SMP Negeri 1 Teluk Bayur.

2. Subjek uji kevalidan

Pada tahap uji kevalidan, media pembelajaran yang dikembangkan akan divalidasi dari segi materi dan segi medianya. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah ahli yang kompeten pada bidang materi dan ahli yang kompeten pada bidang media.

3. Subjek uji coba perorangan

Pada tahap uji ini, yang akan diuji adalah keterbacaan dari media pembelajaran yang dikembangkan. Adapun subjeknya yaitu lima peserta

(6)

didik kelas VIII serta guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 1 Teluk Bayur.

4. Subjek uji coba lapangan

Dalam tahap uji coba lapangan, yang akan diuji yaitu keefektifan dan kepraktisan multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan. Subjek uji keefektifan yaitu dua kelas VIII SMP Negeri 1 Teluk Bayur dimana salah satu kelasnya akan menjadi kelas kontrol serta satu kelas lainnya dijadikan kelas eksperimen. Adapun subjek uji kepraktisan adalah guru matematika dan satu kelas VIII SMP Negeri 1 Teluk Bayur yang menjadi kelas eksperimen.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini, teknik untuk pengambilan sampelnya dengan cluster random sampling. Rahmadi (2011: 63) menjelaskan terkait cluster random sampling merupakan teknik pengambilan sampel pada populasi yang meliputi kluster ataupun kelompok individu. Budiyono (2019:43) menjelaskan bahwa pada penggunaan teknik pengambilan sampel ini, berbagai kluster yang ada telah dinyatakan homogen.

Dalam penelitian ini, jumlah semua siswa kelas VIII SMPN 1 Teluk Bayur Berau yang mencakup tujuh unit kluster diantaranya: VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII G merupakan populasi dari penelitian ini. Berdasarkan tujuh unit kluster tersebut akan dipilih dua kelas yang dijadikan untuk sampel penelitian. Satu kelas digunakan sebagai kelas kontrol sementara satu kelas lainnya dijadikan kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel ini digunakan pada uji keefektifan media pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian 1. Wawancara

Metode wawancara ialah suatu cara mengumpulkan data dengan adanya percakapan yang dilakukan peneliti bersama subjek penelitiannya (Budiyono, 2019:57). Pada penelitian ini, jenis wawancara yang dilaksanakan ialah guided interview atau wawancara semi-terstruktur. Wawancara semi-

(7)

terstruktur memberikan sejumlah pertanyaan yang telah direncanakan oleh pewawancara untuk subjek yang diwawancarai. Pada wawancara ini, redaksi atau format pertanyaan dapat diubah dengan menyesuaikan kondisi di lapangan (Budiyono, 2019:57).

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan pada kegiatan analisis pada tahapan pendefinisian atau define. Wawancara ini dilaksanakan dengan tujuan diketahuinya permasalahan mendasar yang ada dalam kegiatan pembelajaran lalu kemudian akan dijadikan acuan dalam pengembangan media pembelajaran.

2. Angket

Budiyono (2019:52) menjelaskan metode angket ialah cara untuk melakukan pengumpulan data penelitian dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan tertulis untuk subjek penelitiannya. Pada metode angket, jawaban dari subjek penelitian juga diberikan secara tertulis. Skala penilaian angket dalam penelitian ini yaitu skala Likert menggunakan lima pilihan meliputi : 1) sangat kurang, 2) kurang, 3) cukup, 4) baik, dan 5) sangat baik.

a. Instrumen uji kevalidan

Instrumen uji kevalidan akan dipergunakan agar diketahui apakah media pembelajaran yang dikembangkan sudah dinyatakan valid baik ditinjau dari segi materi serta medianya. Instrumen ini akan digunakan pada tahapan pengembangan (develop). Instrumen uji kevalidan pada penelitian ini mengadaptasi dan memodifikasi angket oleh Mahmudah (2019). Adapun kriteria uji kevalidan oleh ahli materi meliputi : 1) Aspek materi

a) Kesesuaian materi pembelajaran b) Kedalaman materi yang disajikan c) Penyusunan materi yang sistematis 2) Aspek soal

a) Petunjuk pengerjaan soal b) Kejelasan perumusan soal c) Variasi soal

(8)

d) Kunci jawaban 3) Aspek Bahasa

a) Kemudahan bahasa untuk dipahami b) Penggunaan istilah yang tepat 4) Aspek keterlaksanaan pembelajaran

a) Interaktivitas

b) Peningkatan motivasi peserta didik

Selain penilaian oleh ahli materi, uji kevalidan juga dilakukan oleh ahli media. Adapun kriteria uji kevalidan oleh ahli media adalah sebagai berikut:

1) Aspek rekayasa perangkat lunak a) Efektif dan efisien.

b) Pemeliharaan atau pengelolaan yang mudah.

c) Penggunaan yang mudah.

d) Handal (reliabel).

2) Aspek komunikasi visual a) Komunikatif.

b) Kreatif.

c) Unsur audio d) Layout e) Desain f) Warna g) Gambar h) Ikon Navigasi

b. Instrumen uji coba perorangan

Instrumen uji coba perorangan ini berguna untuk menguji keterbacaan dari media yang dikembangkan. Instrumen ini akan digunakan pada tahap pengembangan (develop) setelah media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid oleh ahli media dan ahli materi. Adapun kriteria uji coba perorangan sebagai berikut:

(9)

1) Aspek kualitas teknik

a) Kejelasan tampilan, warna, navigasi b) Keterbacaan teks

c) Penggunaan efek suara d) Kemudahan penggunaan 2) Aspek keterlaksanaan pembelajaran

a) Peningkatan motivasi peserta didik b) Peningkatan minat belajar peserta didik c. Instrumen uji kepraktisan

Instrumen ini akan digunakan pada tahap penyebarluasan (disseminate) khususnya pada kegiatan pengujian validitas (validating testing). Instrumen uji kepraktisan pada penelitian ini mengadaptasi dan memodifikasi angket oleh Yahya (2015). Adapun kriteria uji kepraktisan oleh guru adalah sebagai berikut:

1) Aspek kualitas isi dan tujuan

a) Kejelasan petunjuk penggunaan b) Kejelasan tujuan pembelajaran c) Kesesuaian Materi

d) Kejelasan alur pembelajaran 2) Aspek kualitas teknik

a) Kejelasan tampilan, warna, navigasi b) Keterbacaan teks

c) Latihan soal dan umpan balik d) Penggunaan efek suara e) Kemudahan penggunaan f) Interaktivitas

3) Aspek kualitas pembelajaran

a) Peningkatan motivasi peserta didik b) Peningkatan minat belajar peserta didik c) Kemudahan dalam belajar

d) Penguatan konsep dan pemberian bantuan dalam belajar

(10)

Selain penilaian oleh guru, uji kepraktisan juga dilakukan oleh peserta didik. Adapun kriteria uji kepraktisan oleh peserta didik adalah sebagai berikut:

1) Aspek kualitas isi dan tujuan

a) Kejelasan petunjuk penggunaan b) Kejelasan tujuan pembelajaran c) Kesesuaian materi

d) Kejelasan alur pembelajaran 2) Aspek kualitas teknik

a) Kejelasan tampilan, warna, navigasi b) Keterbacaan teks

c) Latihan soal dan umpan balik d) Penggunaan efek suara e) Kemudahan penggunaan f) Interaktivitas

3) Aspek kualitas pembelajaran

a) Peningkatan motivasi peserta didik b) Peningkatan minat belajar peserta didik c) Kemudahan dalam belajar

d) Penguatan konsep dan pemberian bantuan dalam belajar 3. Tes

Media pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila peserta didik berhasil dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat diketahui melalui tes hasil belajar siswa. Asmawi dan Noehl dalam Budiyono (2020:35) mendefinisikan tes sebagai perangkat pertanyaan yang direncanakan untuk mendapatkan informasi tentang atribut pendidikan tertentu yang pada setiap butir pada tes tersebut memiliki jawaban yang dianggap benar. Pada penelitian ini, instrumen tes digunakan pada tahap penyebarluasan (disseminate) khususnya pada kegiatan pengujian validitas (validating testing) untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebagai alat untuk mengukur tingkat keefektifan multimedia pembelajaran interaktif. Adapun

(11)

instrumen tes yang digunakan harus memenhi syarat validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas.

a. Validitas Isi

Budiyono (2019:67) menjelaskan bahwa suatu instrumen dapat disebut valid menurut validitas isi apabila instrumen tersebut merupakan sampel yang mewakili keseluruhan isi hal yang diukur dan telah disusun berdasarkan kaidah-kaidah tertentu. Untuk mengetahui validitas isi dari suatu instrumen, dilakukan kegiatan experts judgment (penilaian oleh pakar). Dalam hal ini para ahli (subject-master experts) menilai kesesuaian kisi-kisi yang dibuat pengembang dengan substansi yang akan diukur.

Adapun indikator dalam lembar validasi isi mengadopsi lembar validasi oleh Budiyono (2019:74) sebagai berikut:

1) Segi Materi

a) Soal sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.

b) Isi materi sesuai dengan yang dipelajari oleh peserta didik.

c) Kunci jawaban pada soal telah benar.

2) Segi Konstruksi

a) Soal dirumuskan dengan singkat dan jelas.

b) Soal tidak menimbulkan penafsiran ganda.

c) Jawaban soal tidak tergantung pada jawaban soal lain.

d) Pengecoh butir soal telah disusun dengan baik.

3) Segi Bahasa

a) Soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b) Soal menggunakan bahasa yang komunikatif.

c) Soal tidak menggunakan bahasa atau istilah daerah tertentu.

b. Reliabilitas

Menurut Budiyono (2020:54) suatu tes dapat disebut reliabel apabila sesorang diuji beberapa kali dengan tes tersebut akan memperoleh skor yang sama atau beberapa orang dengan kemampuan yang sama diuji dengan tes tersebut akan memperoleh skor yang sama.

(12)

Budiyono (2020:59) menjelaskan koefisien reliabilitas untuk tes pilihan ganda dapat dicari menggunakan teknik Kuder-Richardson (KR-20) dengan rumus sebagai berikut:

𝑟11= ( 𝑛

𝑛 − 1) (𝑠𝑡2− ∑ 𝑝𝑖𝑞𝑖 𝑠𝑡2 ) r11 = koefisien reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar butir ke-i qi = 1-pi atau proporsi banyaknya subjek yang menjawab salah butir

ke-i

st2 = variansi untuk skor total

Pada tes berbentuk uraian, Budiyono (2020:62) menjelaskan teknik yang dapat digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas adalah teknik Alpha dengan rumus sebagai berikut:

𝑟11= ( 𝑛

𝑛 − 1) (1 −∑ 𝑠𝑖2 𝑠𝑡2 ) r11 = koefisien reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

si2 = variansi belahan ke-i, i = 1, 2, 3, 4, ..., 4 st2 = variansi untuk skor total

Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai koefisien reliabilitasnya 𝑟11≥ 0,70 (Budiyono, 2020:68).

c. Tingkat Kesulitan

Budiyono (2020:111) menyebutkan rumus indeks tingkat kesulitan untuk soal pilihan ganda sebagai berikut:

𝑃 = 𝐵 𝑁 P = indeks tingkat kesulitan butir soal

B = jumlah peserta test yang menjawab benar N = jumlah seluruh peserta tes

(13)

Indeks tingkat kesulitan untuk tes uraian menurut Budiyono (2020:129) adalah sebagai berikut:

𝑃 = 𝑆̅

𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 P = indeks tingkat kesulitan butir soal S̅ = rerata skor butir soal

Smaks = skor maksimum butir soal

Kriteria butir soal yang baik berdasarkan tingkat kesulitan menurut Budiyono (2020:112) adalah butir soal yang memiliki indeks 0,30 ≤ 𝑃 ≤ 0,70.

d. Daya Pembeda

Menurut Budiyono (2020:118) indeks daya pembeda dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐷 = 𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 = 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√(𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2)(𝑛 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2) Rpbis = indeks daya pembeda

n = jumlah subjek yang dikenai tes X = skor butir soal

Y = skor total subjek

Suatu butir soal dapat dikatakan memiliki daya pembeda yang baik apabila indeks daya pembeda 𝐷 ≥ 0,30 (Budiyono, 2020:121).

4. Dokumentasi

Menurut Budiyono (2019:61) metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambilnya dari dokumen-dokumen yang telah ada. Dokumen yang telah ada tersebut digunakan uji menguji keadaan awal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

G. Teknik Analisis Data 1. Teknik analisis data uji kevalidan

Pada uji kevalidan, data yang diperoleh adalah data hasil penilaian media pembelajaran interaktif oleh ahli materi dan ahli media melalui angket.

(14)

Data yang diperoleh berupa skor dengan skala penilaian Likert dan saran atau masukan terhadap multimedia pembelajan interaktif. Skor yang diperoleh dari angket dikonversikan ke dalam bentuk data kualitatif skala lima menurut Sukardjo dalam Riyadi dan Parjono (2014:170) berikut:

Tabel 3.1. Konversi Skor dengan Skala Lima

Interval Skor Kriteria

𝑋̅𝑖 + 1,8𝑆𝐵𝑖 < 𝑋 Sangat Baik

𝑋̅𝑖 + 0,6𝑆𝐵𝑖 < 𝑋 ≤ 𝑋̅𝑖 + 1,8𝑆𝐵𝑖 Baik 𝑋̅𝑖 − 0,6𝑆𝐵𝑖 < 𝑋 ≤ 𝑋̅𝑖 + 0,6𝑆𝐵𝑖 Cukup 𝑋̅𝑖 − 1,8𝑆𝐵𝑖 < 𝑋 ≤ 𝑋̅𝑖 − 0,6𝑆𝐵𝑖 Kurang

𝑋 ≤ 𝑋̅𝑖 − 1,8𝑆𝐵𝑖 Sangat Kurang

𝑋̅𝑖 = rerata ideal = 1

2(skor maksimal ideal + skor minimal ideal) 𝑆𝐵𝑖 = simpangan baku ideal = 1

6(skor maksimal ideal – skor minimal ideal 𝑋 = skor hasil uji coba

Pada skala 5 nilai, skor maksimal ideal adalah 5 dan skor minimal ideal adalah 1. Sehingga diperoleh kriteria interpretasi sebagai berikut:

Tabel 3.2. Pedoman Interpretasi Uji Kevalidan Interval Skor Kriteria Interpretasi

4,20 < 𝑋 Sangat Valid

3,40 < 𝑋 ≤ 4,20 Valid

2,60 < 𝑋 ≤ 3,40 Cukup Valid

1,80 < 𝑋 ≤ 2,60 Tidak Valid

𝑋 ≤ 1,80 Sangat Tidak Valid

Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor rata-rata penilaian kevalidan multimedia pembelajaran hasil pengembangan adalah:

𝑋̅ =∑ 𝑋 𝑛 𝑋̅ = rata-rata skor

∑ 𝑋 = jumlah skor

𝑛 = banyaknya responden

Riyadi dan Parjono (2014:170)

(15)

2. Teknik analisis data uji perorangan

Pada uji coba perorangan, data yang diperoleh adalah data hasil penilaian terkait keterbacaan multimedia pembelajaran interaktif oleh guru dan peserta didik melalui angket. Data yang diperoleh berupa skor dengan skala penilaian Likert dan saran atau masukan terhadap multimedia pembelajan interaktif. Skor yang diperoleh dari angket dikonversikan ke dalam bentuk data kualitatif skala lima dengan menggunakan pedoman pada tabel 3.1. Sehingga diperoleh kriteria interpretasi untuk uji coba perorangan sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kriteria Interpretasi Uji Coba Perorangan Interval Skor Kriteria Interpretasi

4,20 < 𝑋 Sangat Layak

3,40 < 𝑋 ≤ 4,20 Layak

2,60 < 𝑋 ≤ 3,40 Cukup Layak

1,80 < 𝑋 ≤ 2,60 Tidak Layak

𝑋 ≤ 1,80 Sangat Tidak Layak

Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor rata-rata penilaian uji perorangan multimedia pembelajaran hasil pengembangan adalah:

𝑋̅ =∑ 𝑋 𝑛 𝑋̅ = rata-rata skor

∑ 𝑋 = jumlah skor

𝑛 = banyaknya responden

Riyadi dan Parjono (2014:170) 3. Teknik analisis data uji kepraktisan

Pada uji kepraktisan, data yang diperoleh adalah data hasil penilaian media pembelajaran interaktif oleh guru dan peserta didik melalui angket.

Data yang diperoleh berupa skor dengan skala penilaian Likert dan saran atau masukan terhadap multimedia pembelajan interaktif. Skor yang diperoleh dari angket dikonversikan ke dalam bentuk data kualitatif skala lima dengan menggunakan pedoman pada tabel 3.1. Sehingga diperoleh kriteria interpretasi untuk uji kepraktisan sebagai berikut:

(16)

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Uji Kepraktisan Interval Skor Kriteria Interpretasi

4,20 < 𝑋 Sangat Praktis

3,40 < 𝑋 ≤ 4,20 Praktis

2,60 < 𝑋 ≤ 3,40 Cukup Praktis

1,80 < 𝑋 ≤ 2,60 Tidak Praktis

𝑋 ≤ 1,80 Sangat Tidak Praktis

Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor rata-rata penilaian kepraktisan multimedia pembelajaran hasil pengembangan adalah:

𝑋̅ =∑ 𝑋 𝑛 𝑋̅ = rata-rata skor

∑ 𝑋 = jumlah skor

𝑛 = banyaknya responden

Riyadi dan Parjono (2014:170) 4. Teknik analisis data uji keefektifan

Pada uji keefektifan, data yang diperoleh adalah data hasil tes belajar peserta didik pada materi pola bilangan. Data yang diperoleh berupa nilai dengan rentang 0 sampai 100. Pada uji keefektifan, dilakukan uji prasayarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Selain itu, akan diuji pula keadaan awal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji keseimbangan rata-rata.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan teknik uji Lilliefors. Adapun langkah dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:

1) Perumusan hipotesis statistik

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal 2) Penentuan taraf signifikansi (α)

𝛼 = 5% = 0,05

(17)

3) Statistik uji:

𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝐿𝑜) = 𝑚𝑎𝑘𝑠|𝐹(𝑧𝑖)− 𝑆(𝑧𝑖)| dengan:

𝐹(𝑧𝑖) : 𝑃(𝑧 ≤ 𝑧𝑖)

𝑆(𝑧𝑖) : proporsi 𝑧 ≤ 𝑧𝑖 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑧1,𝑧2,…𝑧𝑛 𝑛

𝑧𝑖 : bilangan baku = (𝑋𝑖−𝑋̅)

𝑠

𝑌 : data pengamatan

𝑠 : simpangan baku =√∑ 𝑓𝑖×(𝑋𝑖−𝑋̅)2

𝑛−1

4) Penentuan kriteria pengambilan keputusan

Terima H0 jika nilai 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝐿𝑜) ≤ 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐿0,05;𝑛 Tolak H0 jika nilai 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (𝐿𝑜) > 𝐿𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐿0,05;𝑛 dengan:

𝑛 : banyak data sampel

(Supardi, 2012:131-132) b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians dari setiap kelompok data. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan teknik uji F (Fisher) dengan langkah sebagai berikut:

1) Perumusan hipotesis statistik

H0 : 𝜎12 = 𝜎22 (varians dari dua kelompok populasi data adalah sama atau homogen)

H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎22 (varians dari dua kelompok populasi data adalah tidak sama atau tidak homogen)

2) Penentuan taraf signifikansi (α)

𝛼 = 5% = 0,05 3) Statistik uji:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑠12

𝑠22

(18)

dengan:

(𝑠2) =∑(𝑋𝑖−𝑋̅)2

𝑛−1 : varians

𝑋𝑖 : nilai data ke-i

𝑋̅ : mean (rerata)

𝑛 : banyak data

4) Penentuan kriteria pengambilan keputusan

Terima H0 jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹0,05;𝑑𝑘1;𝑑𝑘2 Tolak H0 jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹0,05;𝑑𝑘1;𝑑𝑘2 dengan:

𝑑𝑘 : derajat kebebasan = 𝑛 − 1

(Supardi, 2012:138) c. Uji Keseimbangan Rata-rata

Uji keseimbangan rata-rata digunakan untuk mengetahui keadaan awal dari kelas uji coba. Uji keseimbangan rata-rata menggunakan Uji- T dua sampel bebas (independent sample t-test) dengan hipotesis dua arah (two tailed). Adapun langkah uji keseimbangan rata-rata adalah sebagai berikut:

1) Perumusan hipotesis statistik

H0 : 𝜇1 = 𝜇2 (tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok populasi data atau keadaan awal sama)

H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 (terdapat perbedaan yang signifikan antara dua kelompok populasi data atau keadaan awal tidak sama) 2) Penentuan taraf signifikansi (α)

𝛼 = 5% = 0,05 3) Statistik uji:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑋̅1− 𝑋̅2

√𝑠𝑥1−𝑥22 ( 1 𝑛𝑥1+ 1

𝑛𝑥2) Dengan 𝑠𝑥1−𝑥22 =∑(𝑋𝑖1−𝑋̅𝑛1)2+∑(𝑋𝑖2−𝑋̅2)2

𝑥1+𝑛𝑥2−2

(19)

Keterangan:

𝑋̅1 : rata-rata sampel kelompok 1 𝑋̅2 : rata-rata sampel kelompok 2 𝑠2𝑥1−𝑥2 : variansi gabungan

𝑛𝑥1 : banyak data sampel kelompok 1 𝑛𝑥2 : banyak data sampel kelompok 2 4) Penentuan kriteria pengambilan keputusan

Terima H0 jika nilai −𝑡0,05

2 :𝑑𝑘 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡0,05

2 :𝑑𝑘

Tolak H0 jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < −𝑡0,05

2 :𝑑𝑘 atau 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡0,05 2 :𝑑𝑘

dengan:

𝑑𝑘 : derajat kebebasan = 𝑛𝑥1+ 𝑛𝑥2− 2

(Kesumawati dkk, 2018:146) d. Uji Hipotesis Keefektifan

Uji hipotesis keefektifan digunakan untuk mengetahui apakah rerata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Uji hipotesis keefektifan menggunakan Uji-T dua sampel bebas (independent sample t-test) dengan hipotesis satu arah untuk sisi kanan (right tailed). Adapun langkah uji hipotesis keefektifan adalah sebagai berikut:

1) Perumusan hipotesis statistik

H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2 (rerata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen tidak lebih tinggi atau sama dengan rerata hasil belajar kelas kontrol)

H1 : 𝜇1 > 𝜇2 (rerata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi daripada rerata hasil belajar kelas kontrol) 2) Penentuan taraf signifikansi (α)

𝛼 = 5% = 0,05 3) Statistik uji:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑋̅1− 𝑋̅2

√𝑠𝑥1−𝑥22 ( 1 𝑛𝑥1+ 1

𝑛𝑥2)

(20)

Dengan 𝑠𝑥1−𝑥22 =∑(𝑋𝑖1−𝑋̅1)2+∑(𝑋𝑖2−𝑋̅2)2

𝑛𝑥1+𝑛𝑥2−2

Keterangan:

𝑋̅1 : rata-rata kelas eksperimen 𝑋̅2 : rata-rata kelas kontrol 𝑠2𝑥1−𝑥2 : variansi gabungan

𝑛𝑥1 : banyak data sampel kelas eksperimen 𝑛𝑥2 : banyak data sampel kelas kontrol 4) Penentuan kriteria pengambilan keputusan

Terima H0 jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≤ 𝑡0,05:𝑑𝑘 Tolak H0 jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡0,05:𝑑𝑘 dengan:

𝑑𝑘 : derajat kebebasan = 𝑛𝑥1+ 𝑛𝑋2− 2

(Kesumawati dkk, 2018:153)

Gambar

Tabel 3.1. Konversi Skor dengan Skala Lima

Referensi

Dokumen terkait

Tahap kedua adalah tahap treatment atau tahap diberikan perlakuan, pada tahap ini siswa diberikan perlakuan yaitu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media

Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan memberikan

Metode ini digunakan karena peneliti langsung melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan gamification dalam model Student Teams Achievement Divisions

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis semua data yang telah diperoleh baik data hasil belajar maupun keaktifan siswa. Hasil analisis ini kemudian digunakan sebagai

Berdasarkan identifikasi masalah, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.. Menyusun RPP dengan materi gaya gravitasi.

Analisis data ini digunakan untuk mengetahui keadaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran metode eksperimen serta untuk menjawab rumusan masalah

Teknik analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar yang ingin dicapai

Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu menyusun RPP penelitian dengan guru kolaborator, menyiapkan media boneka tangan yang akan digunakan