• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP USAHA MIKRO DAN KECIL DI SERDANG BEDAGAI. Romy Muhammad Nasution

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERAN KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP USAHA MIKRO DAN KECIL DI SERDANG BEDAGAI. Romy Muhammad Nasution"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH

Romy Muhammad Nasution 120501183

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan koperasi dalam meningkatkan kehidupan para pengusaha mikro dan kecil di Kabupaten Serdang Bedagai.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif dengan menggunakan data primer dan skunder. Cara pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, kuesioner.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa koperasi berpengaruh positif terhadap UMK, ini terlihat dari beberapa indikator seperti peranan koperasi bagi anggota yang bermanfaat meningkatkan omset produksi, peranan koperasi penyaluran kredit dapat dilihat pada tahun 2014- 2016 mengalami peningkatan, peranan peningkatan omset setelah meminjam sebesar 88%.

Kata Kunci : usaha mikro dan kecil (UMK), kredit, koperasi

(6)

The purpose of this study is to analyze the role of cooperatives in improving the lives of micro and small entrepreneurs in Serdang Bedagai District.

The method used is descriptive and deductive method using primary and secondary data. How to collect data by using observation, interview, kuesioner.

Based on the results of the research indicates that the cooperative has a positive effect on MSEs, it can be seen from several indicators such as the role of cooperatives for members that are useful to increase production turnover, the role of credit cooperatives can be seen in 2014- 2016 has increased, the role of increasing turnover after borrowing 88% .

Keywords: micro and small enterprises (MSEs), credit, cooperatives

(7)

skripsinya yang berjudul “Analisis Peran Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Usaha Mikro dan Kecil Di Serdang Berdagai”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak yang mendu kung secara fisik maupun moral penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan hati yang tulus ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Allah SWT, Penulis mengucapkan Syukur atas segala Nikmat dan Kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Ibu Inggrita Gusti Sari, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec. selaku Dosen Pembimbing skripsi, penulis ucapkan terima kasih atas bimbingan dan panduan yang telah bapak berikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku Dosen Pembanding I, yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si. selaku Dosen Pembanding II, yang telah memberikan saran dan kritikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

(8)
(9)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Koperasi ... 7

2.1.1 Pengertian Koperasi ... 7

2.1.2 Fungsi Koperasi ... 9

2.2 Peranan Koperasi ... 9

2.2.1 Peranan Ekonomi ... 9

2.2.2 Peranan Sosial ... 10

2.3 Arti dan Partisipasi Bagi Koperasi ... 10

2.3.1 Arti Bagi Koperasi ... 10

2.3.2 Partisiapasi Anggota Pada Koperasi ... 12

2.4 Sumber Modal ... 15

2.5 Pinjaman Atau Kredit ... 20

2.6 Pengertian dan Ciri-ciri Mikro dan Kecil ... 23

2.6.1 Usaha Mikro ... 23

2.6.2 Usaha Kecil ... 24

2.7 Sumber Pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil ... 27

2.8 Kendala Usaha Mikro dan Kecil ... 28

2.9 Penelitian Terdahulu ... 30

2.10 Kerangka Konseptual ... 33

2.11 Hipotesis ... 33

(10)

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 36

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 37

3.7 Teknik Analisis Data ... 38

3.7.1 Analisis Deskriptif ... 38

3.7.2 Analisis Induktif... 39

3.8 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 39

3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 39

3.9.1 Multikolinieritas... 39

3.9.2 Heteroskedastisitas ... 40

3.10 Pengujian Hipotesis ... 41

3.10.1 Uji T (Secara Parsial) ... 41

3.10.2 Uji F (Secara Simultan) ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian... 44

4.1.1 Sejarah Koperasi ... 44

4.1.2 Fungsi Koperasi ... 45

4.1.3 Struktur Organisasi... 48

4.1.4 Modal Koperasi... 50

4.1.5 Syarat-syarat untuk Menjadi Anggota Koperasi ... 51

4.2 Pembahasan ... 52

4.2.1 Kondisi Usaha Anggota Koperasi ... 52

4.2.2 Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Sadar... 56

4.2.3 Alasan Anggota Meminjam di Koperasi Simpan Pinjam Sadar ... 58

4.2.4 Peranan Koperasi Bagi Usaha Anggota ... 60

4.2.5 Peranan Koperasi Penyaluran Kredit ... 63

4.2.6 Peningkatan Omset Anggota Setelah Meminjam .... 64

4.3 Teknik Analisis Data ... 65

4.3.1 Analisis Deskriptif ... 65

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 69

4.3.3 Uji Normalitas ... 70

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ... 71

4.4 Multikolinieritas... 72

4.4.1 Uji Regresi Linear Berganda Variabel Dummy... 73

(11)

5.1 Kesimpulan ... 77 5.2 Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 80

(12)

2.1 Kinerja Permodalan Koperasi ... 19

2.2 Kriteria Usaha berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 26

2.3 Penelitian Terdahulu ... 31

4.1 Penggolongan Pinjaman ... 51

4.2 Jenis Pembukuan Anggota Koperasi ... 55

4.3 Jumlah Anggota Koperasi... 56

4.4 Alasan Anggota Lebih Memilih Koperasi ... 59

4.5 Perkembangan Usaha anggota Koperasi ... 62

4.6 Kredit yang di Salurkan Koperasi ... 63

4.7 Peningkataan Omset Anggota Setelah Meminjam... 64

4.8 Karakteristik Responden Terhadap Usia... 65

4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelaminan ... 66

4.10 Karakteristik Responden Berdasarakan Pendidikan ... 66

4.11 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Quesioner ... 67

4.12 Uji Normalitas ... 70

4.13 Uji Multikolinearitas ... 72

4.14 Uji Regresi Linear Berganda Dummy ... 73

4.15 Uji Simultan (Uji F) ... 75

4.16 Uji Parsial (Uji T) ... 75

(13)

2.3 Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Struktur Organisasi ... 49

4.2 Skala Perusahaan Tenaga Kerja ... 52

4.3 Bentuk Badan Hukum Koperasi ... 54

4.4 Lembaga yang Berperan dalam UMKM ... 61

4.5 Uji Heteroskedastisitas ... 71

(14)

3 Pengkodingan Jawaban Responden

(15)

mapan, karena pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha multidimensional dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengusahakan kesempatan kerja serta mengurangi ketimpangan kesejahteraan dan distribusi pendapatan. Terdapat tiga sifat penting dari pembangunan ekonomi, yaitu suatu proses terjadinya perubahan secara terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarat, dan kenaikan pendapatan perkapita masyarakat dalam jangka panjang.

Pembayaran Ekonomi di topang oleh aktivitas ekonomi masyarakat khususnya UMKM, di Indonesia 87,4% penduduk Indonesia bergerak dalam Usaha Mikro dan Kecil dan Menengah (UMKM), maka pemberdayaan ekonomi rakyat dapat diidentikkan dengan pemberdayaan UMKM. UMKM dianggap masyarakat sebagai alat untuk mencapai kesejahteraan ekonominya sedangkan bagi pemerintah sendiri UMKM merupakan alat untuk membangun kesejahteraan semua masyarakat.(Subandi, 2007). Penduduk yang bergerak di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) umumnya merupakan penduduk miskin.

Jumlah UMKM sebanyak 57,8 juta. (BPS,2013). Oleh karena itu pengembangan UMKM dalam dimensi pembangunan nasional yang berlandaskan sistem ekonomi kerakyatan, hendaknya ditujukan untuk mengurangi masalah kesenjangan antar golongan pendapatan dan antar pelaku, ataupun penyerapan tenaga kerja.

(16)

Pengembangan UMKM juga diharapkan mampu memperluas basis ekonomi dan dapat memberikan konstribusi yang signifikan dalam mempercepat peubahan struktural, yaitu meningkatnya perekonomian daerah dan ketahanan ekonomi daerah.Pada tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia terhenti, bahkan taraf hidup rakyat Indonesia merosot tajam.Krisis ekonomi tahun 1997 ini telah memberi banyak perubahan terhadap perekonomian Indonesia.Dimana ketahanan perokonomian para pengusaha jauh melemah dibanding sebelum krisis.Banyak usaha – usaha yang dimiliki masyarakat mengalami penurunan bahkan terpaksa gulung tikar dikarenakan faktor modal.

UMKM merupakan posisi yang strategis untuk mempercepat perubahan struktural dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen yang berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan konstribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan memeratakan peningkatan pendapatan.

UMKM kembali mulai mengalami perbaikan pada tahun 2000 – an seiring juga dengan mulai sedikit membaiknya perekonomian Indonesia. Perkembangan ini mulai terasa pada tahun 2004, dimana sumbangan Usaha Mikro Kecil Menengah semakin jelas pangsanya terhadap penciptaan nilai tambah nasional, karena lebih dari separuhnya diciptakan oleh UMKM (55,88 persen) sekaligus mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga dapat menekan tingkat pengangguran. Tetapi kendala kembali terjadi dimana kenaikan BBM pada 1 Oktober 2005 berdampak terhadap peningkatan biaya produksi Usaha Mikro,

(17)

Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 28,1 persen sehingga memangkas keuntungan sebesar 18,4 persen (BPS, 2005). Keadaan tersebut tidak terlalu lama berlarut karena pada tahun 2006 UMKM kembali bangkit dengan menyumbang sebesar Rp1.778,7 triliun dari total Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2006 yang mencapai Rp3.338,2 triliun. (Suryadharma , 2007).

Sehubungan dengan peningkatan pendapatan dan perbaikan modal setelah pasca krisis dalam peningkatan UMKM ini diperlukan suatu Badan Usaha seperti Koperasi yang dapat membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan usahanya.Koperasi merupakan perkumpulan kepentingan ekonomi yang diawasi secara demokratis.Pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa dalam rangka pembangunan nasional, koperasi harus menjadi sokoguru dan wadah utama. Bagi perekonomian rakyat, kebijakan tersebut benar – benar sesuai dengan isi dan jiwa UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Perkembangan UMKM dan Koperasi tetap menjadi perhatian dan sorotan dalam meningkatkan perekonomian negara. Secara umum UMKM masih menghadapi rendahnya kualitas sumberdaya manusia seperti kurang terampilnya SDM dan kurangnya jiwa kewirausahaan, rendahnya penguasaan teknologi serta manajemen dan informasi pasar. Namun meski demikian UMKM dan koperasi perkembangannya tetap relatif baik dimana UMKM masih mampu bertahan dan memberi kontribusi terhadap pendapatan nasional. Di Kabupaten Serdang Berdagai keberadaan koperasi sebagai suatu badan usaha sangat membantu

(18)

terhadap peningkatan pendapatan dan pengembangan potensi suatu usaha khususnya terhadap usaha mikro, dan kecil. Dari beberapa pengelompokan jenis – jenis koperasi, salah satu Koperasi yang sangat memberi peranan penting terhadap pengembangan usaha mikro, dan kecil adalah Koperasi Simpan Pinjam.Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 pasal 1, bahwa Koperasi Simpan Pinjam merupakan Koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam.

Keanggotaan Koperasi Simpan Pinjam padanya prinsipnya bebas bagi semua orang yang memenuhi untuk menjadi anggota koperasi dan orang – orang tersebut mempunyai kegiatan usaha atau mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.

Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Serdang Bedagai kebanyakan berupa koperasi simpan pinjam yang memberi bantuan terhadap UMK yang ada di daerah pasar dan masyarakat yang dibantu oleh koperasi juga umumnya merupakan pedagang yang ada di daerah pasar tersebut. Salah satu dari koperasi yang berbentuk demikian adalah “Koperasi Simpan Pinjam Sadar

Pada Koperasi ini peminjam dikenakan jasa pinjaman sebesar 2% dalam jangka waktu paling lama 50 bulan dan maksimal pinjaman sebesar Rp.50.000.000,00. Dalam Koperasi Simpan Pinjam ini juga diadakan pemberian bimbingan dan pelatihan terhadap anggota koperasi agar dapat memberdayakan usahanya dengan sebaik mungkin sehingga usahanya tersebut mengalami “. Keberadaan koperasi simpan pinjam ini sangat jauh memberi bantuan pada pengusaha – pengusaha kecil dan menengah dalam meningkatkan usahanya dan meningkatkan taraf hidupnya. Bantuan yang diberikan oleh Koperasi tersebut pada pengusaha adalah dengan melalui pinjaman produktif dan pinjaman kesejahteraan.

(19)

peningkatan dan berjalan dengan lancar. Jika terjadi peningkatan usaha dan taraf hidup dari pengusaha tersebut maka ini juga memberi peluang terhadap penciptaan lapangan kerja.

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Pinjaman yang Disalurkan Koperasi (2015-2016)

No Uraian Tahun Buku Persentese

pertumbuhan

2015 2016

1 Pinjaman yang disalurkan

Rp.

2.462.183.000

Rp.

2.929.783.000

19%

Sumber : Laporan koperasi simpan pinjam SADAR

Jumlah pencairan dana pinjaman dari pembentukan sampai tahun 2015 sebesar Rp. 2.462.183.000, sedangkan pencairan dari pembentukan sampai tahun 2016 sebesar Rp. 2.929.783.000. Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan penelitian yang diberi judul :“ Analisis Peran Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Usaha Mikro dan Kecil di Serdang Bedagai ”

1.2. Perumusan Masalah

Dari Latar Belakang yang diuraikan di atas, maka perlu dibuat rumusan masalah agar pelaksanaan penelitian dapat terlaksana secara terarah. Adapun masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Sadar dalam pembiayaan UMKM di Kabupaten Serdang Berdagai?

2. Bagaimana dampak pemberian kredit Koperasi Simpan Pinjam terhadap peningkatan omset?

(20)

3. Bagaimana peranan pendamping Koperasi Simpan Pinjam terhadap peningkatan kesejahteraan umum yang meminjam ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis bagaimana perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Sadar dalam pembiayaan UMKM Kabupaten Serdang Bedagai

2. Untuk menganalisis bagaimana dampak pemberian kredit Koperasi Simpan Pinjam terhadap peningkatan omset.

3. Untuk menganalisis bagaimana peranan pendamping Koperasi Simpan Pinjam terhadap peningkatan kesejahteraan umum yang meminjam.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil –hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.

2. Sebagai Referensi dan informasi bagi peneliti – penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.

3. Hasil pemikiran ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasisiwa Ekonomi, khususnya mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

4. Bagi Koperasi Simpan Pinjam penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk mendukung kemajuan dan kelancaran kegiatan usaha Koperasi Simpan Pinjam.

(21)

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada kawan “ seorang buat semua dan semua buat seorang. Organisasi koperasi terdapat hampir di semua Negara industry dan Negara berkembang dikarenakan koperasi berbeda dengan lembaga lain dimana koperasi merupakan badan usaha yang tidak mencari laba semata namun lebih memperhatikan kesejahteraan anggotanya.

Pada Undang – Undang No.25 tahun 1992, koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Pengertian ini disusun tidak hanya berdasar pada konsep koperasi sebagai organisasi ekonomi dan social tetapi secara lengkap telah mencerminkan norma – norma atau kaidah – kaidah yang berlaku bagi bangsa Indonesia.

Selain dari definisi diatas ada juga pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar tentang koperasi seperti:

a. Menurut Arifinal Chaniago (1984), koperasi adalah sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan

(22)

bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

b. Menurut Dr. C.R fay koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa. Sehingga masing – masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan tingkat hubungan mereka dengan perserikatan itu.

c. Menurut Dr.G. Mladenata koperasi adalah produsen –produsen kecil yang tergabung secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama dengan saling bertukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko bersama dengan mengerjakan sumber – sumber yang disumbangkan oleh anggota.

d. Menurut Said Hamid Hasan koperasi adalah kumpulan dari orang – orang yang sebagai manusia secara bersama – sama bergotong royong berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan kepentingan – kepentingan ekonomi mereka dan kepentingan masyarakat

Berdasarkan semua definisi koperasi diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan organisasi yang anggotanya bersifat sukarela yang mengarah untuk memajukan kesejahteraan bersama dengan di dasarkan asas kekeluargaan dan jiwa tolong – menolong.

(23)

2.1.2 Fungsi Koperasi

Menurut undang – undang No. 25 tahun 1992 pasal 4, koperasi Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.2 Peranan Koperasi

Koperasi mempunyai peranan mensejaterahkan dan mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Peran koperasi dapat ditinjau dari :

2.2.1 Peranan Ekonomi

a. Alat untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Alat untuk mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Alat untuk memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan

(24)

d. Alat untuk mengwujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaandan demokrasi ekonomi.

2.2.2 Peranan Sosial

Watak sosial koperasi memberikan arti yang penting bagi usaha untuk mengembangkan kegiatan koperasi dengan membuka seluas-luasnya bagi warga masyarakat yang belum menjadi anggota untuk ikut berpartisipasi. Watak sosial koperasi seperti itu menciptakan suatu kesempatan bagi koperasi untuk menampilkan peranan sosialnya dalam masyaraat sebagai berikut:

a. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dalam membangun tatanan sosial masyarakat yang lebih baik.

b. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis, melindungi hak dan kewajiban setiap orang.

c. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram dan damai.

2.3 Arti dan Partisipasi bagi Koperasi 2.3.1 Arti Anggota Bagi Koperasi

Keberadaan anggota ditengah-tengah koperasi merupakan jadi titik tolak untuk kemajuan koperasi dan merupakan inti dalam pendirian koperasi. Semakin banyak jumlah anggota maka semakin kokoh kedudukan koperasi sebagai suatu badan usaha, baik ditinjau dari segi organisasi maupun dari segi ekonomis. Sebab badan usaha koperasi dikelola dan dibiayai oleh para anggota. Sesuai pasal 17 ayat 1 UURI No.25/1992 dinyatakan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan

(25)

sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi. Ketentuan yang terdapat pada pasal 19 ayat 1 menunjukkan bahwa faktor kesamaan kepentingan dalam usaha koperasi merupakan tolak ukur untuk menentukan diterima atau tidaknya seseorang atau badan hukum koperasi menjadi anggota koperasi.

Keanggotaan koperasi pada dasarnya tidak dapat dipindahtangankan karena persyaratan untuk menjadi anggota koperasi adalah kepentingan ekonomi yang melekat pada anggota yang bersangkutan. Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaannya dapat diteruskan oleh ahli waris yang memenuhi kepentingan ahli waris dan mempermudah proses mereka untuk menjadi anggota.

Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak setiap anggota jika menurut pasal 20UURI No.25 tahun 1992 adalah:

Setiap anggota mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1. Mematuhi AD (Anggaran Dasar) dan ART (Anggaran Rumah Tangga) serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota.

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang telah diselenggarakan oleh koperasi.

3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Sedangkan hak anggota adalah:

a. Menghadirkan, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.

b. Memilih dan / atau dipilih menjadi anggota pengurus dan pengawas.

c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD.

(26)

d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik diminta maupun tidak diminta.

e. Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama anggota.

2.3.2 Partisipasi Anggota pada Koperasi

Koperasi merupakan alat yang digunakan oleh para anggota untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang telah disepakati bersama. Di sini dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya, dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat tergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya. Sesuai seperti yang dikatakan diatas pada pasal 17 ayat 1 bahwa anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi.

Partisipasi memang memegang peranan yang penting dalam perkembangan koperasi. tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan dapat bekerja secara efisien dan efektif dan tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada koperasi. Dilain hal koperasi juga harus mengikuti tes komparatif agar pihak manajemen koperasi tahu apa yang menjadi kepentingan anggotanya dan untuk mengetahui pelayanan yang bagaimana yang diinginkan anggota.

Manajemen membutuhkan informasi yang cukup banyak untuk pengambilan keputusan, dan penentuan kebijaksanaan koperasi. Kendatipun informasi dari luar organisasi juga penting untuk pengambilan keputusan, tetapi informasi yang relevan sebagian besar berasal dari anggota koperasi itu sendiri (Kusnadi, 2005).

(27)

Dalam hal ini manajemen koperasi mempunyai keterbatasan kemampuan dalam mengumpulkan informasi. Setiap manajemen koperasi tidak mungkin mengetahui informasi yang diperlukan setiap waktu. Informasi itu harus ditemukan dan mekanisme untuk menemukan informasi baru bersesuaian dengan pelayanan yang diiberikan oleh perusahaan koperasi dalam hal kepentingan anggota melalui partisipasi.

Gambar 2.1 Arti Partisipasi

Pada gambar ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya. Pertama adalah adanya tekanan persaingan dari organisasi lain terutama organisasi non koperasi, dan kedua adalah perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengonsumsi produk-produk yang ditawarkan oleh koperasi. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar

(28)

daripada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan maka koperasi harus tetap mancari informasi yang datangnya dari anggota koperasi. Namun keperluan seseorang menjadi anggota juga perlu diketahui karenahubungan antara manfaat dengan pengorbanan bisa berbeda persentasenya.

Khususnya pada Koperasi Simpan Pinjam hal ini dapat terlihat nyata, pada koperasi Simpan Pinjam dimana salah satu yang dikhawatirkan oleh koperasi tersebut dimana pengusaha hanya memanfaatkan keadaan koperasi tersebut sebagai tempat melakukan pinjaman saja tanpa mau cenderung untuk masuk ke dalam aktivitas yang ada padakoperasi dan jika hal ini terjadi maka tujuan utama dari koperasi tidak akan terealisir atau terjalankan. Maka yang terjadi akan menyebabkan koperasi tersebut vakum dikarenakan anggotanya tidak mau berpartisipasi aktif dalam pengolahan koperasi.

Gambar 2.2

Kurva “Nilai Manfaat dan Partisipasi

Pada Kurva “Nilai Manfaat dan Partisipasi” menjelaskan bahwa sepanjang nilai manfaat masih lebih besar dari pada nilai pengorbanan, maka

(29)

anggota maupun non anggota akan tetap berpartisipasi dalam koperasi. Nilai Manfaat dapat diukur dari berbagai variabel seperti berupa SHU yang dibagi, bunga simpanan yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih cepat, jaminan simpanan yang pasti dan hak hak lain. Seperti dikatakan diatas bahwa partisipasi berupa pelayanan yang baik, yang diberi oleh koperasi merupakan alat untuk memuaskan kebutuhan para stakeholders (anggota, non anggota, dan pemerintah), maka dengan kata lain hubungan antara partisipasi dengan nilai manfaat dapat berjalan positif jika anggota baik sebagai si pemilik maupun sebagai pengguna merasa terpuaskan oleh pelayanan koperasi.

2.4 Sumber Modal Koperasi

Meskipun koperasi Indonesia bukan merupakan bentuk kumpulan modal namun sebagai suatu badan usaha maka di dalam menjalankan usahanya koperasi memerlukan modal. Tetapi, pengaruh modal dan penggunaaanya dalam koperasi tidak boleh mengaburkan dan mengurangi makna koperasi, yang lebih menekankan kepentingan kemanusiaan dibanding kebendaan. Jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi harus ditentukan dalam proses pengorganisasian atau pada waktu pendiriannya dengan rincian berapa modal tetap dan berapa modal kerja yang diperlukan. Modal tetap disebut juga modal jangka panjang yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas fisik koperasi, seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin dan kenderaan.. Sedangkan Modal Kerja yang disebut juga modal jangka pendek diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional koperasi seperti gaji, pembelian bahan baku, pembayaran pajak, dan

(30)

sebagainya. Khusus pada Koperasi Simpan Pinjam maka modal diperlukan untuk pemberian pinjaman kepada para anggota.

Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992, Pasal 41 dinyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

1. Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal ekuiti, Moda l sendiri besaral dari:

a. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota.Simpanan pokok tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.

b. Simpanan Wajib

Konsekwensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi yang dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana yang hendak dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan wajib para anggota harus diarahkan mencapai jumlah tertentu agar dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan menjalankan usaha koperasi.

c. Dana Cadangan

Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggota; tujuannya adalah untuk

(31)

memupuk modal sendiri yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam usaha.

d. Hibah

Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tidak mengharapkan pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun.

Siapa pun dapat memberikan hibah kepada koperasi dalam bentuk apapun sepanjang memiliki pengertian seperti itu; untuk menghindarkan koperasi menjadi tergantung dengan pemberi hibah sehingga dapat mengganggu prinsip-prisnsip dan asas koperasi.

2. Modal Pinjaman

Untuk pengembangan usahanya koperasi dapat juga menggunakan modal pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya.

Modal pinjaman dapat berasal dari:

a. Pinjaman dari anggota

Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota .Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota.

Sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.

b. Pinjaman dari Koperasi Lain

Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang

(32)

kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.

c. Pinjaman dari Lembaga Keuangan

Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.

d. Obligasi dan Surat Hutang

Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.

e. Sumber lain yang sah

Sumber lain yang sah adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum. Contoh: pemberian saham kepada koperasi oleh perusahaan berbadan hukum.

Sumber permodalan dari anggota tampaknya sulit diharapkan oleh koperasi – koperasi primer karena keterbatasan kemampuan para anggotanya.

Demikian juga halnya dengan sumber permodalan dari koperasi lain, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa koperasi skunder dari jenis koperasi yang

(33)

bersangkutan bisa menjadi sumber permodalan bagi koperasi primer, meskipun dalam jumlah yang terbatas sebagaimana dalam kenyataan kehidupan koperasi dewasa ini. Jika kita menyinggung permodalan maka hal ini juga berkaitan dengan perkembangan permodalan koperasi di Indonesia pada tahun 1997, karena pada tahun 1997 merupakan masa dimana Indonesia mengalami krisis dan yang perlu jadi perhatian juga yaitu mengenai perkembangan koperasi setelah pasca krisis atau beberapa tahun berikutnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Kinerja Permodalan Koperasi Indonesia

No Indikator 1997 1998 1999 2000 2001

1 Jumlah Koperasi

52.456 59.441 89.939 103.077 109.632 2 Anggota 19.286.992 20.128.23 22.529.1 27.295.893 27.660.905

3 Modal

Sendiri

4.644.526 5.121.962 5.270.45 6.816.950 7.161.921 4 Modal Luar 4.610.046 4.330.986 12.466.651 12.473.404 12.739.847

5 E Per Kop 88,54 86,17 58,60 66,13 65,33

Sumber: BPS, Koperasi dan UKM (2002)

Secara absolut, jumlah lembaga koperasi, anggota modal sendiri dan modal luar setelah terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia tetap mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dengan signifikan yaitu dengan jumlah koperasi, anggota, pertumbuhan modal sendiri, dan modal luar yang terus meningkat. Berdasar data pada table diatas mengindikasikan bahwa keinginan masyarakat untuk berkoperasi masih tergolong cukup baik. Namun jika dilihat dari kinerja permodalan koperasi menunjukkan penurunan yang kurang menyenangkan karena pertumbuhan rata-rata Equity per koperasi per tahun sebesar cenderung menurun setiap tahunnya. Hal ini mengidinkasikan bahwa

(34)

koperasi kurang mampu menggali modal dari anggota koperasi sendiri atau bisa juga animo masyarakat untuk menyimpan dikoperasi menurun. Kalaupun data menunjukkan ada peningkatan anggota koperasi setiap tahunnya, hal ini diduga dapat terjadi karena ada niat tersembunyi dari anggota untuk mendapatkan fasilitas atau bantuan yang lebih besar dari koperasinya.

Pertumbuhan struktur permodalan koperasi pertahunnya juga cukup memprihatinkan, ini dapat dilihat rasio perbedaan antara modal sendiri dengan modal luar. Data Sturuktur permodalan ini sedikit banyaknya menggambarkan tingkat ketergantungan koperasi terhadap eksternal. Jika semakin kecil rasio modal sendiri dibanding modal luar maka inilah yang dapat menjauhkan hubungan antara pengelola koperasi dengan para anggota, karena dapat saja pengelola koperasi lebih mengutamakan kepentingan non anggota ketimbang kepentingan anggota.

2.5 Pinjaman atau Kredit

Pinjaman atau Kredit Berasal dari bahasa latin yaitu ”Credere” yang berarti “percaya” karena itu dasar pemberian kredit kepada orang atau badan usaha adalah kepercayaan. Bila arti kredit dikaitkan dengan bidang usaha, maka pengertian kredit adalah: memberikan nilai ekonomi kepada seseorang (badan usaha) atas dasar kepercayaan pada saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada pemberi kredit setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.

Pengertian Pinjaman atau Kredit di atas mengandung unsur – unsur sebagai berikut:

(35)

1. Kepercayaan

Keyakinan adalah suatu keyakinan terhadap pemberi kredit untuk diberikan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai dalam jangka waktu kredit. Koperasi memberikan kepercayaan atas dasar melandasi mengapa suatu kredit dapat berani di kucurkan.

2. Kesepatakan

Kesepakatan dalam suatu perjanjian yang setiap pihak (si pemberi kredit kepada si penerima kredit) menandatangani hak dan kewajibannya masing- masing. Kesepakatan berada dalam suatu akad kredit dan ditandatangani oleh kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.

3. Jangka Waktu

Dari jangka waktu yang telah disepakati bersama mengenai dari pemberian kredit oleh pihak Koperasi dan pelunasan kredit oleh pihak nasabah debitur.

4. Resiko

Dalam menghindari resiko buruk dalam perjanjian kredit, sebelumnya telah dilakukan perjanjian pengikatakan angunan atau jaminan yang dibebankan kepada pihak nasabah debitur atau peminjam.

5. Prestasi

Prestasi merupakan objek yang berupa bunga atua imbalan yang telah disepakati oleh Koperasi dan nasabah debitur.

Dari berbagai kegiatan ekonomi dan berdasarkan berbagai aspek, maka timbul bermacam-macam jenis pinjaman atau kredit, antara lain:

(36)

a) Secara umum kredit dibedakan menjadi kredit komersial dan kredit konsumsi.

b) Menurut tujuan penggunaannya dikenal kredit modal kerja dan kredit investasi.

c) Dilihat dari jangka waktu pengembaliannya: jangka pendek (kurang dari 1 tahun), jangka menengah (1 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).

d) Dilihat dari jenis pembiayaan: perdagangan, industri, pertanian, jasa, dll.

e) Dari segi jaminan: kredit dengan jaminan dan tanpa jaminan.

f) Dilihat dari segi pemakaiannya ada kredit perorangan, badan usaha, koperasi, dan kredit yayasan.

g) Dilihat dari segi profesi: ada kredit dokter, notaris, guru, dll.

Ciri- Ciri pinjaman atau kredit yang baik adalah:

a) Angsuran pinjaman/kredit lebih kecil dari keuntungan usaha.

b) Tingkat suku bunga yang serendah-rendahnya.

c) Periode pembayaran sependek-pendeknya, sesuai dengan perputaran produksi usahanya dan peraturan pihak pemberi pinjaman/kredit.

d) Jangka waktu pinjaman selama-lamanya sesuai dengan peraturan yang ada.

e) Pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan yang disepakat atau dengan kata lain tidak disalah gunakan).

(37)

2.6 Pengertian dan Ciri-ciri Usaha Mikro dan Kecil 2.6.1 Usaha Mikro

Usaha Mikro sebagaimana berdasarkan Keputusan Menteri KeuanganNo\40/ KMK.06/2003 yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.

Ciri-ciri Usaha Mikro adalah:

a) Jenis barang/komoditi yang usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti.

b) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat.

c) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

d) Sumber daya manusianya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.

e) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.

f) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.

g) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Contoh Usaha Mikro:

a) Usaha tani pemilik penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;

(38)

b) Industri Makanan dan Minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat;

c) Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll;

d) Peternak ayam, itik dan perikanan;

e) Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

Dilihat dari kepentingan perbankan usaha mikro merupakan suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasinya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain:

a) Perputaran usaha cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan dan terus berkembang.

b) Dapat tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.

c) Pada umumnya dapat menerima bimbingan asal dilakukan dangan pendekatan yang tepat.

2.6.2 Usaha Kecil

Berdasarkan Undang-Undang No.9 Tahun 1995, usaha kecil didefenisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria – kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagai berikut:

(39)

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

c) Milik warga negara Indonesia

d) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki dan dikuasai baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah ataupun usaha besar.

e) Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Ciri-ciri Usaha kecil adalah:

a) Jenis barang/komiditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah.

b) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.

c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.

d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

e) Sumber daya manusia memiliki pengalaman dalam berwira usaha.

f) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal.

g) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik.

(40)

Contoh usaha kecil:

a) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja.

b) Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya.

c) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan.

d) Peternakan ayam, itik dan perikanan;

e) Koperasi berskala kecil.

Selain itu kriteria jumlah karyawan berdasarkan tenaga kerja atau jumlah karyawan juga merupakan tolak ukur dalam menilai usaha itu termasuk usaha mikro, kecil, usaha menengah. Adapun kriteria itu sebagai berikut:

Tabel 2.2

Kriteria Usaha Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Usaha Mikro Usaha

kecil

Usaha Menengah Jumlah

Tenaga Kerja

1-2 Orang 5-19 Orang

20-99 Orang

Pada jumlah tenaga kerja sebanyak 1-2 orang ini adalah termasuk golongan usahanya masih sederhana sekali. Pada jumlah tenaga kerja mencapai 4 sampai dengan 19 orang merupakan golongan usaha kecil dimana usaha ini pemilik atau pekerja yang bergerak dalam wirausaha tersebut sudah lebih mengerti kepentingan dalam berdagang, sedangkan pada jumlah tenaga kerja 20 sampai 45 orang merupakan usaha menengah yang telah termasuk usaha yang yang bergerak lebih maju dibanding usaha kecil dan mengarah pada usaha besar.

(41)

2.7 Sumber Pembiyaan Usaha Mikro dan Kecil

Usaha Mikro di Indonesia memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan usaha mikro dan kecil yang mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Peran usaha mikro dan kecil ini ditunjukkan oleh kontribusinya pada produksi nasional, jumlah unit usaha dan pengusaha serta penyerapan tenga kerja. Kontribusi usaha mikro dan kecil ini pada tahun 2003 sebesar 41,1% serta sebanyak 70,3 juta tenaga kerja, ini berarti usaha mikro dan kecil sangatberperan serta dalam penyediaan lapangan kerja.

Namun demikian Usaha Mikro dan kecil mempunyai tantangan dalam pengembangan usahanya khususnya pada modal awal dan akses ke modal kerja serta financial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber dari modal (tabungan sendiri) atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber ini sering tidak cukup untuk kegiatan produksi. Walaupun pada saat ini banyak kredit-kredit dari perbankan dan BUMN, sumber-sumber informal tetap menjadi hal yang dominaan bagi pembiayaan kegiaatan usaha mikro dan kecil. Hal ini disebabkan lokasi bank yang terlalu jauh bagi pengusaha yang tinggal di daerah terpencil, persyaratan yang terlalu berat, urusan administrasi yang susah, dan kurangnya informasi mengenai kredit-kredit dengan prosedur yang mudah dan cepat.

Karena kerap sulitnya untuk akses permodalan ini maka dengan tidak punya pilihan lain akhirnya pengusaha meminjam dari rentenir dengan bunga

(42)

yang mencekik leher bisa mencapai 15-20% per bulan. Alternatif ini juga terpaksa dipakai pencairannya mudah dan sangat cepat. Hampir 80% usaha mikro dan kecil sumber pembiayaannya masih dari modal sendiri dan rentenir atau tengkulak yang membebankan bunga yang cukup tinggi, jauh diatas suku bunga perbankan maupunnon lembaga perbankan. Untuk mengatasi masalah finansial maka diperlukan sebuah lembaga keuangan yang khusus melayani pengusaha skala mikro dan kecil, dengan sistem administrasi lebih sederhana daripada perbankan.

Lembaga-lembaga keuangan yang membantu pembiayaan mikro dan kecil dapat berbentuk lembaga swadaya masyarakat, koperasi simpan pinjam, bank umum (unit), bank perkreditan rakyat (BPR), pegadaian, dan sebagainya.

2.8 Kendala Usaha Mikro dan Kecil

Usaha Mikro dan Kecil sampai ini masih menghadapi kendala, secara umum dan eksternal, masalah yang dihadapi usaha mikro dan kecil yaitu:

1. Secara Umum

Masalah Usaha Mikro dan Kecil secara umum adalah:

a) Rendahnya kualitas SDM

Rendahnya SDM dari Usaha Mikro dan Kecil ini dapat terlihat dimana masih lemahnya penguasaan pemilik usaha mikro dan kecil terhadap pengelolaan manajemen usahanya dikarenakan rendahnya pengalaman manajerial dalam menghadapi tantangan yang datang pada usahanya. Di lain hal pengelolaan manajemen yang rendah dapat juga terlihat pada pengelolaan administrasi keuanganyang masih sederhana yaitu masih banyaknya pengusaha mikro dan kecil yang belum membuat pembukuan mengenai baik

(43)

itu jumlah barang yang masuk dan keluar, jumlah pendapatan dan pengeluaran yang ada terjadi pada usahanya. Rendahnya penguasaaan manajemen dapat juga menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas sehingga perkembangan usahanya juga berjalan lambat.

b) Lemahnya rata-rata kompetensi jiwa kewirausahaan.

Jiwa Kewirausahaan pada usaha mikro dan kecil masih rendah hal ini terlihat pada saat para pengusaha mikro dan kecil usahanya mengalami sedikit kemajuan akan menggunakan hasil yang didapatnya tersebut diutamakan pada peningkatan pada kehidupan sehari-hari sehingga untuk peningkatan usaha diabaikan. Hal ini menyebabkan usahanya tidak mengalami perkembangan.

c) Keterbatasan Sumber Dana

Dana merupakan hal yang penting bagi usaha mikro dan kecil, bukan saja hanya untuk aktivitasnya tetapi juga menjadi komoditas utama sebagai lembaga pembiayaannya. Lemahnya sistem pembiyaan dikarenakan kurangya komitmen pemerintah bersama lembaga legislatif terhadap dukungan permodalan usaha mikro dan kecil sehingga keberpihakan lembaga-lembaga keuangan dan perbankan masih belum seperti yang diharapkan.

d) Rendahnya penguasaan tekhnologi

Masih rendahnya minat pengusaha mikro dan kecil untuk memasuki dunia tekhnologi yang berkembang sekarang karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan para pengusaha tentang penggunaaan tekhnologi, padahal jika pengusaha mikro dan kecil mau mendalami penguasaan

(44)

tekhnologi, maka usaha mereka juga dapat berkembang seperti peningkatan penguasaan tekhnologi dalam rangka pengembangan mutu desain produk dan proses mengelolah produk-produk yang cepatsehingga produk yang ditawarkan dapat menjangkau semua golongan masyarakat.

e) Lemahnya Penguasaan Informasi pasar

Kurangnya kemampuan usaha mikro dan kecil untuk meningkatkan akses pasar, ini karena rendahnya informasi yang diketahui para pengusaha seperti informasi sumber bahan baku dan informasi pendistribusian hasil-hasil produk.

1. Secara Eksternal

Masalah Usaha Mikro dan Kecil yang masih akan dihadapi adalah seperti:

a) Kelancaran prosedur perizinan, persaingan usaha yang sehat, penataan lokasi usaha dan kelancaran arus barang.

b) Masih terbatasnya penyediaan produk jasa lembaga keuangan.

c) Terbatasnya ketersediaan dan kualitas jasa pengembangan usaha bagi usaha mikro dan kecil.

d) Keterbatasan sumberdaya financial untuk usaha mikro dan kecil.

2.9 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian dapat dilihat dalam table dibawah ini:

(45)

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu No Nama, Tahun,

Judul

Metode analisis Hasil Penelitian

1 Fitria Sari, 2011, Peran Koperasi Simpan Pinjam Dalam

Perkembangan UMKM Agribisnis di Bogor

Analisis Kualitatif Sistem penyaluran kredit yang diterapkan oleh Pihak Kospin Jasa sejauh ini bisa dijalankan oleh tiap – tiap anggota yang mengajukan kredit. Dimana calon peminjam hanya membuat Surat Permohonan Kredit (SPK) yang dilengkapi berkas yang harus dipersiapkan seperti fotocopy identitas diri, fotocopy kartu keluarga, fotocopy keterangan jumlah pendapatan, dan fotocopy surat keterangan usaha.

2 Sari Harahap, 2008, Analisis Peranan Koperasi Ssimpan Pinjam Terhadap pengembangan Usaha Mikro dan Kecil Di Kota Padangsidempuan

Metode Deskriptif Metode Induktif Metode Dedutif

Perkembangan Koperasi Bersatu meskipun pernah mengalami kendala, namun koperasi ini tidak hanya tinggal diam dimana koperasi ini tetap berusaha memperbaiki kondisi koperasi tersebut. Koperasi memberikan bantuan non financial yaitu berupa

pembinaan kewirausahaan, manajemen keuangan, manajemen

produksi dan manajemen pemasaran yang sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha anggota.

3 Nora, 2008,

“Evaluasi Program Pemberdayaan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) Garda Emas” di Kecamatan Bogor

Selatan

Metode Linear Berganda

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan UMKM penghasil sandal adalah penerimaan, jumlah tenaga kerja, jarak ke tempat penjualan, usia, lama usaha, pendidikan, dan skala usaha. Sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah jumlah mesin jahit, jumlah

tanggungan, sumber modal,pelatihan dan jenis UMKM.

(46)

Lanjutan Tabel 2.3

No Nama, Tahun, Judul Metode analisis Hasil Penelitian

4 Fatimah dan Darna.

(2011). Peranan koperasi dalam mendukung

permodalan usaha kecil dan mikro (UKM). Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Vol.10 No.2.

Metode deskriptif kuantitatif

Berdasarkan hasil penelitian kelompok dan jenis usaha responden, dari 65 responden yang disurvei diperoleh data bahwa jenis usaha dagang merupakan jenis usaha yang paling banyak dijalani oleh pelaku UKM baik kelompok usaha kecil maupun oleh kelompok usaha makro (33,8%). Sedangkan berdasarkan sumber permodalan usaha UKM, dari 65 responden tersebut, 80% dari mereka yang menjalankan usahanya dengan modal sendiri, dan 20%

sisanya memanfaatkan dana pinjaman.

Selanjutnya, dari mereka yang merupakan anggota yang tergabung dalam wadah koperasi baru 50% yang memperoleh bantuan modal bersumber dari koperasi tersebut dan 60% mendapatkan layanan berbentuk konsultasi usaha. Dari hasil wawancara dengan para pelaku UKM 49% dari mereka menyatakan berminat untuk membentuk koperasi maupun menjadi anggota koperasi, adapun kendalanya adalah masalah waktu usaha mereka dan masih sedikitnya koperasi yang melayani simpan pinjam atau masih langkanya koperasi yang mewadahi para pelaku UKM yang jenis usahanya beragam.

5 Analisis Likuiditas Koperasi Simpan Pinjam

Kamangtawaya Desa Sendangan

Kecamatan Remboken

Kabupaten Minahasa (2014)

Analisis Kualitatif

Rasio likuiditas pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 yang diukur dengan Current Ratio mengalami peningkatan setiap tahunnya, baik dari jumlah anggota maupun aktiva lancar yang ada dalam koperasi tersebut

(47)

2.10 Kerangka Konseptual

Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi dan juga untuk mengetahui perkembangan.

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.11 Hipotesis

1. Variabel Penyaluran kredit, dan Pendampingan secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Omset debitur.

2. Variabel Penyaluran kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Omset debitur

3. Variabel Pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Omset debitur

KOPERASI

Penyaluran Kredit Pendampingan

Omset

(48)

Penelitian tentang Analisis Peran Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Usaha Mikro dan Kecil Di Serdang Bedagai ini menggunakan penelitian deskriptif, dan induktif. Penelitian deskriptif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik mengunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa. Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini akan dilakukan di Dusun XIII Desa Firdaus Kecamatan Sei Rampah. Tahapan penelitian ini dilakukan mulai Mei 2017 sampai dengan selesai. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpodoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber – sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung. Data yang dijadikan referensi diperoleh melalui Badan Pusat Statistik dan Koperasi Simpan Pinjam di kabupaten Serdang Bedagai.

(49)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2003), populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh nasabah yang meminjam di Koperasi Simpan Pinjam Sadar.

Sedangkan penggunaan sampel bertujuan agar peniliti mudah memperoleh data yang dapat mencerminkan keadaan populasi dengan pertimbangan biaya lebih murah dan waktu penelitian lebih cepat. Populasi homogen yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi memiliki sifat – sifat yang relatif sama antara yang satu dengan yang lain. Populasi yang homogen cenderung memudahkan penarikan sampel dan semakin homogen populasi maka memungkinkan penggunaan sampel penelitian yang kecil. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota yang meninjam di Koperasi Simpan Pinjam Sadar di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai dengan jumlah 168 orang.Dapat dilihat pada skala usaha anggota Dari 30 anggota koperasi yang diteliti, para anggota tersebut bergerak pada jenis usaha mikro dan kecil, karena salah satu tujuan utama berdirinya koperasi ini untuk membantu para pedagang yang sulit mencari tempat untuk berdagang dan sulit untuk mendapatkan pinjaman, namun hal ini tidak menutupi agar pengusaha menengah dan besar untuk masuk pada koperasi tersebut. Peneliti menggunakan teknil accidential sampling yaitu teknik yang sesuai dengan kriteria peneliti yaitu dari dari 168 orang kecamatan sei rempah yang pengusaha menengah dan keatas sebesar 138 orang sedangkan usaha mikro dan kecil yakni sebesar 30 orang maka dari itu penulis membuat sampel 30.

(50)

3.4 Jenis Data 1. Data Primer

Data Primer adalah penulisan skripsi ini adalah data – data yang diperoleh langsung dari Koperasi Simpan Pinjam Sadar Serdang Bedagai dan juga diperoleh dari responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan pertanyaan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, buku literatur, internet, serta bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data a) Observasi

Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, dalam hal ini anggota / nasabah.

b) Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan mewawancarai pimpinan atau pejabat – pejabat yang berwenang di Koperasi Simpan Pinjam Bersatu Serdang Berdagai dan anggotanya / nasabahnya.

c) Kuesioner (Daftar pertanyaan)

Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara menyebarkan angket (daftar pertanyaan) kepada responden yang dijadikan sampel penelitian. Dalam hal ini responden ditentukan secara acak.

(51)

d) Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui telahaan berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku – buku,majalah, koran, brosur, internet dan lain –lain.

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian

• Omset UMKM per Tahun

Omset adalah jumlah penghasilan umkm per tahun mempunyai peran melihat pendapatan anggota karena dengan melihat pendapatan akan dapat dinilai benar tidaknya koperasi tersebut besar manfaatnya bagi pengusaha mikro dan kecil.

• Jumlah Kredit Yang disalurkan KSP (X1)

Adalah jumlah maksimum yang dapat dipinjamkan KSP yang telah ditentukan sebelumnya. Koperasi simpan Pinjam memiliki peran dalam pemenuhan permodalan UMKM di Kabupaten Serdang Bedagai, karena semakin Tingginya kemampuan Koperasi simpan pinjam dalam penyaluran kredit menunjukkan semakin meningkatnya peran Koperasi Simpan Pinjam dalam pemberdayaan ekonomi rakyat.

• Mendapat atau Tidak Mendapat Pendampingan Dari KSP (X2)

Pendampingan yang dimaksud adalah pemberian pembelajaran bagi anggota koperasi yang menjalankan usaha. Dalam menganalisis variable pendampingan menggunakan variable dummy karena variable

(52)

pendampingan dalam penelitian ini bersifat kualitatif, maka perlu dibuat kuantifikasi agar memudahkan dalam persamaan regresi. Nilai dalam variable dummy dalam peneltian ini adalah:

a) 1, mendapat pendampingan b) 0, tidak mendapat pendampingan.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Sujarweni (2014), analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis terhadap, dengan tujuan mengolah data tersebut untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis data yang digunakan : 3.7.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis, serta menginterprestasikan data dengan melalui gambaran- gambaran sehingga mendapatkan kesimpulan. Analisis desktritif bertujuan untuk mengumpulkan dan menyimpulkan bagaimana perkembangan, peranan dan peningkatan kesejahteraan Koperasi Simpan Pinjam Sadar.

Adapun langkah-langkah melakukan analisis deskriptif adalah:

1. Analisis Omset kepada UMKM selama 1 tahun terakhir (2015-2016)

2. Analisis perkembangan besarnya penyaluran kredit kepada UMKM selama 1 tahun terakhir (2015-2016)

3. Analisis adanya pendampingan kepada UMKM selama 1 tahun terakhir (2015-2016)

(53)

3.7.2 Analisis Induktif

Metode analisis untuk melihat pengaruh sebelum dan sesudah mendapat kredit. Metode yang digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh sebelum dan sesudah meminjam di Koperasi Simpan Pinjam Sadar terhadap pendapatan anggota Koperasi Simpan Pinjam Sadar.

Langkah-Langkah Analisis Induktif:

i. Melakukan pada pengamatan dahulu

ii. lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.

3.8 Metode AnalisisRegresi Linier Berganda

Dimana data yang dikumpulkan melalui hasil wawancara, kemudian dianalisis menggunakan indikator yang digunakan. Metode yang digunakan dengan rumus :

Y = αo + α1x1 +α2x2+e Keterangan :

Y : Omset umkm per tahun

α0 : Intersep/konstanta α1,α2 : Koefisien regresi

x1 : Jumlah kredit yang disalurkan KSP

x2 : Pendampingan → Dummy variable Mendapatkan pendampingan dari KSP = 1 Tidak mendapat pendampingan dari KSP = 0

e : Kesalahan (error)

3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.9.1 Multikolinieritas

Multikolinieritas timbul karena satu atau lebih variabel bebas (penjelas)

(54)

variabel penjelas lainnya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansnya bernilai takterhingga. Jika multikonilinieritas kurang sempurna, koefisien regresi dapat ditentukan, namun variansnya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien secara akurat. Dalam model regresi linier, diasumsikan tidak terdapat multikolinieritas di antara variabel-variabel penjelas, untuk itu perlu dideteksi dengan mengamati besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu :

1. Interval tingkat kepercayaan lebar (karena varians besar maka standar error besar sehingga interval kepercayaan lebar);

2. Koefisien determinasi tinggi dan signifikasi nitai t statistik rendah;

3. Koefisien korelasi antar variable bebas tinggi;

4. Nilai koefisien korelasi parsial tinggi.

Dasar pengambilan keputusan uji multikolonieritas:

1. Jika nilai VIF > 10,00 atau nilai tolerance < 0,10 maka terjadi multikolonieritas.

2. Jika nilai VIF < 10,00 atau nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas.

3.9.2 Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homokedastisitas tidak terjadi Heteroskedastisitas.

(55)

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini deteksi dengan menggunakan analisis grafik dan varian tak bersyarat. Analisis grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan untuk Heteroskedastisitas dengan analisis grafik, jika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang terbentuk (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas.

3.10 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian secara simultan dan parsial yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi software pengolahan data dengan SPSS dengan analisis tersebut:

3.10.1. Uji T (secara parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen (jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat atau tidak mendapat pendampingan dari KSP) secara parsial terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis statistik pengujian sebagai berikut:

 Nilai T

1. thitung> ttable maka berpengaruh signifikan (ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

(56)

2. thitung<ttable maka berpengaruh tidak signifikan (tidak ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

a. Nilai Sig

1. Nilai Sig < 0,05 maka berpengaruh signifikan (ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

2. Nilai Sig > 0,05 maka berpengaruh signifikan (ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

3.10.2. Uji F (Uji secara simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada pengaruh dari variabel bebas (jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat atau tidak mendapat pendampingan dari KSP.)

Model hipotesis yang dilakukan dalam uji F ini adalah:

 Nilai F

1. Fhitung > Ftable maka berpengaruh signifikan (ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

2. Fhitung < Ftable maka berpengaruh tidak signifikan (tidak ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

(57)

 Nilai Sig

1. Nilai Sig < 0,05 maka berpengaruh signifikan (ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

2. Nilai Sig > 0,05 maka berpengaruh signifikan (ada pengaruh jumlah kredit yang disalurkan KSP, mendapat pendampingan dari KSP atau tidak mendapat pendampingan dari KSP terhadap omset).

(58)

4.1 Deskripsi Penelitian 4.1.1 Sejarah Koperasi

Berawal dari Peraturan Daerah (Perda) kota Serdang Bedagai mengenai tidak dibenarkannya bagi pedagang kaki lima untuk berjualan di bahu jalan atau trotoar pertokoan, sejalan dengan hal tersebut maka dibuat suatu rencana untuk mendirikan pasar swasta tepatnya pada tanggal 8 Februari 1999.

Dengan rencana tersebut akhirnya pada tanggal 11 Februari 1999. pasar tersebut pun berdiri. Pasar ini resmi terbentuk menjadi suatu pasar yang bernama Pasar Raya Kodok dengan status kepemilikan individu. Pasar ini terletak di Dusun XIII Desa Firdaus Sei Rempah.

Keberadaan pasar tersebut sangat memberi keuntungan bagi para pedagang di karenakan adanya penyedian tempat bagi mereka untuk melakukan aktivitas usaha mereka. Dilain hal selain membantu dalam keberadaan tempat pada waktu itu para pedagang di pasar tersebut juga sangat berharap terhadap adanya suatu badan usaha yang mendukung kemajuan aktivitas mereka, maka beberapa waktu kemudian didirikanlah suatu badan usaha yaitu berupa koperasi.

Koperasi ini didirikan oleh Fahdriansyah Siregar yang selaku ketua dari koperasi tersebut. Koperasi ini dinamakan Koperasi Simpan Pinjam Sadar disahkan oleh pemerintah daerah pada tanggal 10 September 2004 dengan nomor badan hukum : 5 / BH / Nakerkop / IX / 2004. Keanggotaan dari koperasi ini yaitu pedagang yang berusaha atau berkedudukan di di Dusun XIII Desa Firdaus Sei Rempah.

Gambar

Gambar 2.1  Arti Partisipasi
Tabel 2.3  Penelitian Terdahulu  No  Nama, Tahun,
Gambar 2.3                                       Kerangka Konseptual
Tabel 4.12  Uji Normalitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Karya ... Profil Singkat Koperasi Simpan Pinjam Karya ... Visi dan Misi Koperasi Simpan Pinjam Karya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MULTI USAHA. PESANGGARAN

Penelitian dengan judul analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Simpan.. Pinjam Multi Usaha Pesanggaran – Banyuwangi ini bertujuan untuk

- Izin ini berlaku u ntuk melakukan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota Koperasi, calon anggota koperasi yang bersangkutan, Koperasi lain dan anggota koperasi lain sesuai

Dari hasil analisis data dapat dilihat ROA pada Koperasi Simpan Pinjam GIMA Cabang Mamuju tahun 2019 - 2021 sebagai berikut : (1) Pada tahun 2019 ROA pada Koperasi Simpan Pinjam

Selain itu peranan yang ada di dalam Koperasi Simpan Pinjam Al-Azhar juga merupakan konsep yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai suatu organisasi

Koperasi Simpan Pinjam Menurut Peraturan Pemerintah ialah kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui

Dari analisa permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi Simpan Pinjam Paguyuban Dusun Plalar di Jakarta maka penyelesaiannya adalah dengan membuat Aplikasi Sistem Informasi