• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak Berkebutuhan Khusus

N/A
N/A
Diah Rahmawati

Academic year: 2023

Membagikan "Anak Berkebutuhan Khusus"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Anak Berkebutuhan Khusus Topik 2

A. Sekolah segresi

Sekolah segregasi merupakan sistem layanan yang terpisah dari pendidikan umum dan dilaksanakan secara khusus. Sekolah Luar Biasa (SLB)/Sekolah Khusus merupakan lembaga pendidikan khusus yang memberikan layanan pada ABK. Dalam satu unit sekolah terdapat satu kepala sekolah dan diselenggarakan mulai dari tingkat persiapan hingga tingkat lanjutan. Layanan segregasi yang diberikan oleh sekolah dikategorikan sebagai berikut:

1. Sekolah Luar Biasa (SLB)/Sekolah Khusus

 Sistem pada sekolah khusus lebih mengarah ke pendidikan individualisasi.

 Setiap SLB memiliki tingkat persiapan, tingkat dasar, dan tingkat lanjut.

 Pada awalnya SLB disesuaikan dengan satu disabilitas saja pada ABK, sehingga SLB untuk tunanetra (SLB-A), SLB untuk tunarungu (SLB-B), SLB untuk

tunagrahita (SLB-C), SLB untuk tunadaksa (SLB-D), dan SLB untuk tunalaras (SLB-E)

2. SLB berasrama

 SLB Berasrama merupakan SLB dengan fasilitas penginapan bagi ABK.

 Penginapan dikelola oleh sekolah sehingga SLB tersebut memiliki tingkatan yaitu tingkat persiapan, tingkat dasar, dan tingkat lanjut.

 Layanan pendidikan yang diberikan sama dengan SLB. Pada SLB berasrama terdapat keterkaitan dengan layanan pendidikan yang diberikan di sekolah sehingga anak akan diberikan bimbingan setelah sekolah.

 ABK yang memiliki keterbatasan dalam akses ke sekolah dapat memilih SLB berasrama, khususnya yang berasal dari luar daerah.

3. SLB Kelas Jauh

 SLB dengan kelas jauh diperuntukkan bagi ABK yang memiliki tempat tinggal jauh dari SLB.

 Terbatasnya SLB sedangkan ABK memiliki persebaran di seluruh indonesia,SLB terdekat bertanggung jawab terhadap kelas jauh tersebut. SLB terdekat sebagai sekolah induk memberikan tugas kepada tenaga guru untuk melakukan kelas jauh.

4. SLB dengan Guru Kunjung

 SLB dengan guru kunjung merupakan suatu layanan pendidikan khusus bagi ABK yang memiliki hambatan untuk mengikuti proses pembelajaran di SLB terdekat.

 Guru kunjung( intinerant teacher) datang ke rumah PDBK dan memberikan pembelajaran. Administrasi tetap dilakukan di SLB terdekat yang merupakan naungan dari guru kunjung.

(2)

Sekolah segregasi memiliki kelebihan yaitu

(1) adanya sifat rendah diri diharapkan mampu dihilangkan karena memiliki teman dengan kemampuan yang hampir sama,

(2) kemampuan yang sama menjadikan anak mudah beradaptasi,

(3) lebih mudahnya bersosiasilasi menjadikan anak tanpa dibayangi rasa takut dan dapat bersaing secara sehat dengan temannya.

Adapun kekurangannya yaitu

(1) kemampuan berkomunikasi anak terhambat dibanding anak anak lainnya, (2) adanya rasa terbatasi dalam pergaulan,

(3) adanya rasa ketidakadilan dalam kehidupan sekolah yang terbatas bagi mereka.

B. Sekolah Inklusif

 Sekolah Inklusif merupakan layanan pendidikan yang dilaksanakan dalam sekolah reguler/umum yang terdapat peserta didik dengan beragam kemampuan.

 Sekolah inklusi dilaksanakan menggunakan kurikulum yang berlaku di sekolah dan guru dapat merubah dengan kondisi ABK. Perbedaan kemampuan individu, memungkinkan guru untuk memodifikasi dan mengadaptasi kurikulum sesuai dengan kemampuan in dividu.

 Kurikulum yang berlaku disebut kurikulum akomodati atau juga kurikulum yang fleksibel.

 Guru kelas memegang tanggung jawab penuh terhadap pembelajaran di kelas dan dibantu oleh Guru Pembimbing Khusus (GPK) untuk merancang program pembelajaran.

 GPK membantu kesulitan dalam memberikan pelayanan pendidikan khusus. GPK dapat menjadi sarana konsultasi bagi guru kelas, kepala sekolah ataupun ABK itu sendiri. GPK memberikan program pembelajaran pada ABK yang bertempat di ruang bimbingan khusus atau bagi guru kelas pada kelas khusus .

1. Kelas Biasa

 Pada kelas biasa, ABK melakukan kegiatan pembelajaran bersama peserta didik pada umumnya dan menggunakan kurikulum yang berlaku pada sekolah tersebut.

 Pendekatan, metode dan cara penilaian menggunakan kurikulum umum dan jika terdapat kasus ringan atau sangat memungkinkan dilakukan oleh guru kelas. Seperti contohnya pada mata pelajaran kesenian dan bahasa bagi anak tunarungu penilaian yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan wicara pada anak . Keterpaduan antara kurikulum umum dan ABK disebut sebagai keterpaduan penuh.

2. Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus.

 ABK menggunakan kurikulum umun dan mendapatkan pelayanan pendidikan khusus sesuai dengan kemampuan ABK

(3)

 GPK memberikan pelayanan pendidikan khusus dan dilaksanakan di ruang bimbingan khusus.

 Pelayanan pendidikan khusus menggunakan pendekatan individual dengan menyesuaikan metode sesuai dengan karakteristik ABK.

3. Kelas khusus

 Pelaksanaan pendidikan khusus mengikuti kurikulum SLB dan dilaksanakan pada ruang bimbingan khusus.

 GPK melaksanakan program pada ruang bimbingan khusus dengan

menggunakan pendekatan, metode dan cara penilaian sama seperti kurikulum yang berlaku di SLB.

 Keterpaduan pada kelas ini merupakan keterpaduan lokal/bangunan atau keterpaduan yang bersifat sosialisasi.

 Keterpaduan pada tingkat ini hanya bersifat fisik dan sosial, Keterpaduan ABK dan peserta didik reguler hanya dilakukan pada kegiatan non akademik seperti pada saat pembelajaran olahraga, kesenian, dan diarahkan agar bersosialisasi pada jam istirahat.

 Perbedaan kemampuan ABK di kelas khusus maka diberikan pembelajaran individual (individualizes instruction) sesuai dengan kemampuan setiap individu. Pembentukan kelas khusus bertujuan agar membantu ABK tidak tertinggal jauh ataupun drop out.

Sekolah inklusif memiliki kelebihan yaitu

(1) dapat meningkatkan pertumbuhan sikap pada ABK dikarenakan dapat bermain dengan peserta didik reguler pada umumnya,

(2) Pada sekolah reguler memiliki lebih banyak peserta didik dibanding SLB sehingga menciptakan suasana positif ,

(3) ABK mendapatkan kurikulum seperti peserta didik reguler sehingga memiliki peningkatan dalam kemampuan akademik dibanding di SLB,

(4) pemberian program khusus dapat meningkatkan potensi anak karena menggunakan pendekatan individual.

C. Kurikulum untuk layanan pendidikan ABK

 Kurikulum reguler yang dimaksud adalah kurikulum yang menjadi acuan pendidikan kelas reguler yaitu Kurikulum 2013.

 Kurikulum pendidikan khusus yang dimaksud dijelaskan pada Permendikbud Nomor 157 Tahun 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus. Pasal 8 Ayat 4 yaitu program umum, program kebutuhan khusus, program kemandirian.

Mulai dari diri

1. Disekolah khusus (SLB), sekolah inklusif, pendidikan luar sekolah 2. Tidak. Memiliki sarana dan prasarana yang menunjang

(4)

Video

Video 1 Video 2

Sekolah inklusif

Nerissa terdiagnosa autism Komunikasi, sosial, psikomotorik

Sekolah menolak karena Nerissa berbeda dengan yang lainnya

Akhirnya meneumakan sekolah inklusif Case conference untuk menentukan kebutuhan belajar anak

Pemberian terapi seminggu sekali untuk mengurangi hambatannya guna

mengembangkan kemampuan motoricnya Terdapat Kerjasama antara guru bidang studi dengan guru pendamping khusus efektif memberikan pembelajaran bagi ABK Di jenjang SMA, para siswa antusiias mendiskusikan teks narrative dalam bhs inggris. Pembelajaran Bahasa akan efektif jika anak-anak diberi kebebasan

berkomunikasi

Komunikasi isyrat Signalong Indonesia di aplikasikan dalam proses pembelajaran

Dijenjang college (Post School trantition) Praktik keterampilan menjahit, praktik tata boga,

Karakteristik

Terdapat GPK dan guru bidang studi yang bekerja sama

Sekolah Luar Biasa

Karakteristik

Pembelajaran secara motoric

(5)

LK 2

 Jelaskan pembeda utama layanan pendidikan segregatif dan layanan pendidikan inklusif!

Segregatif (khusus) inklusif

merupakan sistem layanan yang terpisah dari pendidikan umum dan dilaksanakan secara khusus.

Penanganan secara khusus

Sekolah Inklusif merupakan layanan pendidikan yang dilaksanakan dalam sekolah reguler/umum yang terdapat peserta didik dengan beragam kemampuan.

 Jelaskan jenis-jenis layanan pendidikan segregatif!

 Sekolah Luar Biasa (SLB)/Sekolah Khusus

 SLB berasrama

 SLB Kelas Jauh

 SLB dengan Guru Kunjung

Jelaskan karakteristik utama layanan pendidikan inklusif!

 Karakteristiknya welcome

 Guru kelas memegang tanggung jawab penuh terhadap pembelajaran di kelas dan dibantu oleh Guru Pembimbing Khusus (GPK) untuk merancang program pembelajaran.

 Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari sekolah khusus!

Sekolah segregasi memiliki kelebihan yaitu

(1) adanya sifat rendah diri diharapkan mampu dihilangkan karena memiliki teman dengan kemampuan yang hampir sama,

(2) kemampuan yang sama menjadikan anak mudah beradaptasi,

(3) lebih mudahnya bersosiasilasi menjadikan anak tanpa dibayangi rasa takut dan dapat bersaing secara sehat dengan temannya.

Adapun kekurangannya yaitu

(1) kemampuan berkomunikasi anak terhambat dibanding anak anak lainnya, (2) adanya rasa terbatasi dalam pergaulan,

(3) adanya rasa ketidakadilan dalam kehidupan sekolah yang terbatas bagi mereka.

 Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari sekolah inklusif!

Sekolah inklusif memiliki kelebihan yaitu

(6)

(1) dapat meningkatkan pertumbuhan sikap pada ABK dikarenakan dapat bermain dengan peserta didik reguler pada umumnya,

(2) Pada sekolah reguler memiliki lebih banyak peserta didik dibanding SLB sehingga menciptakan suasana positif ,

(3) ABK mendapatkan kurikulum seperti peserta didik reguler sehingga memiliki peningkatan dalam kemampuan akademik dibanding di SLB,

(4) pemberian program khusus dapat meningkatkan potensi anak karena menggunakan pendekatan individual.

Ruang Kolaborasi Petunjuk :

1. Buatlah kelompok berisikan 2-3 orang

2. Analisislah kasus di bawah ini dan diskusikan soalnya!

3. Buatlah bahan presentasi untuk hasil kerja Anda!

Lalita merupakan anak berusia 7 tahun yang belum bersekolah. Lalita belum mampu mengucap kata dan artikulasi masih belum jelas. Dari hasil wawancara dengan orang tua Lalita, Lalita cukup mandiri dan mampu mengikuti instruksi verbal sederhana. Kemampuan kognitif Lalita sedikit tertinggal dibanding teman sebayanya. Lalita sering mengusili orang sekitar dan tidak malu dengan orang baru. Orangtua ingin mendaftarkan anak agar mampu mendapatkan layanan yang tepat.

 Belum mampu mengucapkan kata dan artikulasi masih belum jelas

 Mandiri dan mampu mengikuti instruktsi verbal sederhana

 Kognitif tertinggal

 Jahil

 Tidak malu dengan orang baru

1. Apakah disabilitas yang kemungkinan dialami Lalita?

Autism, ADHD,

2. Apakah layanan pendidikan yang tepat bagi Lalita?

Sekolah inklusif

3. Mengapa layanan tersebut menurut kalian tepat bagi Lalita?

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: 1) perencanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus, 2) pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus , 3) evaluasi

Sistem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem segregasi

Dari landasan yuridis diatas, menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama dengan anak pada umumnya, diantaranya; hak

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam proses pertumbuhan / perkembangannya secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (fisik,

Layanan diberikan dengan berorientasi pada prinsip mempertimbangkan kesamaan masing-masing tipe anak berkebutuhan khusus dan juga perbedaan individual dari masing-masing

Terlihat bahwasanya penyesuaian diri anak berkebutuhan khusus di sekolah telah berada dalam kategori cukup baik, berarti anak berkebutuhan khusus telah dapat menyesuaikan diri dengan

Pendidikan Inklusif: Anak berkebutuhan khusus memerlukan akses terhadap pendidikan yang inklusif, di mana mereka dapat belajar bersama dengan anak-anak biasa.. Ini memungkinkan mereka

Penelitian yang dilakukan oleh Arsani, dkk pada tahun 2021 menyimpulkan bahwa pembelajaran siswa pada umumnya berbeda dengan anak berkebutuhan khusus, karena anak berkebutuhan khusus