• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki peran yang pokok dalam pembelajaran termasuk dalam pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran dibutuhkan beberapa sumber belajar yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Bahan ajar yang digunakan dapat berbentuk sumber utama maupun buku penunjang lainnya. Seorang guru dikatakan berhasil dengan melaksanakan pembelajaran tematik tergantung pada wawasan, pengetahuan dan pemahaman dalam mengelola bahan ajar.

Menurut Widodo dan Jasmadi (2008) dalam Ika Lestari mendefinisikan bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan – batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. Menurut Praswoto (2014:138) bahan ajar merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

(2)

pembelajaran. Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan sebagainya.

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai pengertian bahan ajar dapatdisimpulkan bahwa bahan ajar merupakan suatu alat bantu yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun secara sistematis sehingga memudahkan peserta didik dalam memperoleh informasi yang disampaikan dan mendorong peserta didik untuk mengetahui dan melakukan dengan tujuan untuk perencanaan implementasi pembelajaran. Contoh bahan ajar yaitu buku pelajaran, modul, LKS bahan ajar audio/visual dan bahan ajar interaktif.

Pembelajaran tersebut akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan menjadikan pembelajaran yang efektif dengan tercapainya tujuan pembelajaran dan menciptakan pembelajaran yang berkualitas.

Pembelajaran berkualitas dapat menumbuhkan minat peserta didik untuk memperoleh suatu hasil yang dicapai.

b. Klasifikasi Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki bentuk dan ciri tersendiridari masing – masing jenis. Adapun beberapa klasifikasi macam bahan ajar yang selama ini digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu: (1) Bahan ajar cetak, (2) Bahan ajar audio, (3) Bahan ajar audiovisual dan, (4) Bahan ajar interaktif. Berikut penjelasan dari macam – macam bahan ajar :

(3)

1. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disajikan dalam bentuk kertas, untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: buku modul, LKPD, model/maket, handout, foto/gambar.

2. Bahan ajar audio adalah sejumlah bahan yang menggunakan sinyal radio secara langsung yang dapat dimainkan atau didengar.

Contohnya: radio, mp3.

3. Bahan ajar audiovisual adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak.

Contohnya: Video, Televisi.

4. Bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang dapat dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya:

Compact disk interaktif.

c. Fungsi bahan ajar

Bahan ajar memiliki fungsi untuk kegiatan pembelajaran.

Menurut Opera dan Oguzor (2011: 70) bahwa fungsi bahan ajar, diantaranya: (a) sebagai intruksi yang tersusun secara sistematis untuk memfasilitasi proses pembelajaran, (b) membantu peserta didik untuk berinteraksi secara individual maupun kelompok, (c) memudahkan guru dalam mentransfer pelajaran, (d) membantu peserta didik untuk belajar dengan kecepatannya mereka sendiri dan memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa.

(4)

Dapat disimpulkan bahwa fungsi bahan ajar sebagai sumber belajar yang penting dalam pembelajaran. Bahan ajar sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang harus di pelajari sehingga membantu peserta didik untuk belajar dan memperluas pengetahuan.

d. Tujuan Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki beberapa tujuan. Menurut Praswoto (2014:141) bahan ajar memiliki tujuan yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. (a) menyediakan bahan ajar yang sesuatu dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan lingkungan social siswa, (b) membantu siswa dalam memperoleh alternative bahan ajar disamping buku – buku teks yang terkadang sulit diperoleh, (c) memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Berdasarkan paparan diatas, bahan ajar memiliki tujuan dapat membantu dan memudahkan siswa untuk mempelajari materi. Bahan ajar juga memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran semakin menarik dan menyenangkan.

2. Komik

a. Pengertian Komik

Komik adalah sebuah media cerita bergambar yang tersusun berurutan untuk menyampaikan informasi yang dapat dipergunakan

(5)

sebagai media dan bersifat mudah di pahami. Media komik merupakan media bergambar dan berwarna yang menceritakan suatu kejadia baik fiksi maupun nonfiksi. Media komik yang akan dikembangkan oleh peneliti menyesuaikan materi tentang Peninggalan Sejarah memuat mata pelajaran IPS dan SBdP yang disajikan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Komik menurut Daryanto (2013:127) didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca. Sedangkan menurut Denise (2016:191), penggunaan komik dalam pembelajaran mampu menarik peserta didik yang enggan membaca buku biasa yang penuh dengan tulisan. Penggunaan komik merupakan cara baru dalam memotivasi peserta didik dalam mengembangkan potensi dalam dirinya.

Menurut Darmawan (2012 : 38) definisi lain yang dipaparkan oleh McClouds secara lebih sederhana komik mengandung (1) Imaji (umumnya berupa gambar ) yang disusun secara sengaja, (2) Imaji – imaji berada dalam sebuah ruang diberi garis batas yang berbentuk kotak atau biasa disebut dengan panil, (3) Imaji – imaji mengandung informasi disusun agar membentuk sebuah cerita. Cerita tak harus fiksi tapi lebih berarti susunan kejadin yang menarik, (4) Imaji – imaji bukan hanya gambar, tapi bisa jadi symbol – symbol lain dan kadang sangat khas untuk komik, seperti balon kata, balon pikiran, caption, efek bunyi, (5) Susunan imaji atau susunan panil adalah tuturan khas komik.

(6)

Komik merupakan gambar yang mengungkapkan suatu karakter yang memerankan suatu cerita yang dimana cerita tersebut mempunyai urutan dengan tujuan untuk sumber belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Jenis – jenis Komik

Komik memiliki beberapa jenis, menurut Munadi (dalam Silvi N.A, 2020:15) yang menyatakan bahwa bahasa verbal dan non verbal yang dipadukan dapat membantu pembaca untuk mempercepat memahami isi pesan yang dimaksud. Berikut berbagai penjelasan dari jenis – jenis bahan ajar komik:

1. Kartun/Karikatur adalah yang didalamnya berisi beberapa gambar tokoh yang digabungkan dengan tulisan – tulisan. Komik ini bertujuan berupa unsur kritikan, sindiran dan humor.

2. Komik potongan merupakan komik yang berupa penggalan gambar yang digabungkan menjadi satu bagian kedalam suatu alur cerita pendek.

3. Buku komik merupakan cerita yang berisi gambar – gambar, tulisan serta cerita yang dikemas dalam sebuah buku.

4. Komik tahunan merupakan komik yang terbit setiap satu bulan sekali bahkan satu tahun sekali.

5. Komik ringan merupakan komik yang biasanya terbuat dari hasil karya sendiri yang di fotokopi atau dijilid sehingga menjadi sebuah komik.

(7)

Berdasarkan paparan diatas, setiap komik memiliki jenis yang berbeda. Komik mempunyai isi yang memiliki makna sehingga komik dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang digunakan untuk peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

c. Ciri – Ciri Komik

Komik juga memiliki ciri – ciri, adapun ciri-ciri komik menurut Arsyad (2014) terdapat lima ciri yaitu:

1. Bersifat Proposional yaitu dengan membaca komik sanggup membawa pembacanya untuk terlibat secara emosional dengan pelaku utama dalam cerita komik tersebut.

2. Humor yang Kasar yaitu penggunaan bahasa lisan dan mudah dimengerti oleh orang awam.

3. Bahasa Percakapan (Bahasa Pasaran) yaitu dengan digunakannya bahasa percakapan sehari-hari akan lebih mengena bagi pembaca.

4. Penyederhanaan Perilaku yang Menggambarkan Moral atau Jiwa Pelaku Pola perilaku dalam cerita komik cenderung untuk disederhanakan dan mudah diterka.

5. Bersifat Kepahlawanan yaitu isi komik cenderung membawa pembaca untuk memuja pahlawannya.

3. Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah identitas suatu daerah yang dikenalkan kepada peserta didik untuk mengenal keunggulan budaya daerah setempat.

Menurut Sibarani (2012) pengertian kearifan lokal adalah suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya

(8)

masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal. Sedangkan menurut Al Musafiri, Utaya dan Astina kearifan lokal adalah peran untuk mengurangi dampak globalisasi dengan cara menanamkan nilai – nilai positif kepada remaja. Penaman nilai tersebut didasarkan pada nilai, norma serta adat istiadat yang dimiliki setiap daerah.

Menurut Rahyono kearifan lokal merupakan kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Kearifan lokal merupakan hasil dari masyarakat tertentu yang diperoleh melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami masyarakat lain.Berdasarkan paparan diatas kearifan lokal dapat disimpulkan tradisi atau budaya yang diwariskan dan dilestarikan kepada masyarakat daerah. Kearifan lokal juga dapat dikemas sebagai suatu pembelajaran dengan menerapkan kearifan lokal ke dalam pembelajaran tersebut.

Pembelajaran dengan menerapkan kearifan lokal kepada peserta didik dapat menanamkan nilai kebudayaan yang akan dikembangkan di daerah tersebut. Sejak kecil nilai budaya harus dikenalkan dan menanamkan nilai budaya setempat, agar perserta didik mengenal budaya. Pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat dikembangkan dalam bentuk media dengan tujuan agar mudah dipahami oleh peserta didik. Dengan menggunakan media berbasis kearifan lokal dapat memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi. Selain itu media juga dapat menanamkan karakter nilai dan melestarikan budaya lokal.

(9)

4. Kearifan Lokal Blitar

Kearifan lokal Blitar memiliki beberapa budaya dan peninggalan sejarah. Kearifan lokal Blitar yang diambil berupa peninggalan sejarah bercorak Hindu berupa Candi. Adapun beberapa kearifan lokal Blitar yang diambil dari Identifikasi Kearifan Lokal (Gresi : 2015) kearifan lokal blitar diantaranya, yaitu :

a. Candi Penataran

Candi Penataran ditemukan pada tahun 1815 yang ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826). Keunikan dari Candi Penataran adalah kompleks percandian terbesar dan paling terawat di Jawa Timur. Candi ini memiliki berbagai macam corak relief, arca dan bangunan yang bergaya Hindu.

b. Candi Simping

Candi Simping terletak di Desa Sumberjati, Kademangan, Jawa Timur. Candi ini merupakan makam Raden Wijaya. Candi ini hanya berupa lantai pondasinya saja, sementara bangunan utuh telah runtuh.

Keberadaan Candi ini tertulis dalam kitab Negarakertagama yang berbunyi :

“..tahun Saka surya mengitari bulan (1231 Saka atau 1309 M), Sang Prabu wafat, disemayamkan di dalam pura Antahpura, begitu nama makam dia dan makam Simping ditegakkan arca Siwa..”

c. Candi Sawentar

Candi Sawentar terletak di Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Candi Sawentar ditemukan pada tahun 1999 oleh

(10)

Sugeng Ahmadi ketika menggali sumur. Bangunan candi ini dahulunya merupakan sebuah kompleks percandian, karena disekitarnya masih ditemukan sejumlah pondasi yang terbuat dari bata dan candi ini diduga didikrikan pada awal berdirinya Kerajaan Majapahit.

d. Lagu Blitar

Lagu Blitar Kawentar merupakan lagu khas masyarakat Blitar.

Lagu ini menggambarkan semangat masyarakat selain itu lagu tersebut menggambarkan sejarah perlawanan rakyat Kabupaten Blitar pada masa penjajahan Jepang yang bergabung dalam PETA. Lagu Bitar juga menceritakan keadaan geografis Blitar yang terdapat Gunung Kelud.

Lagu yang diimplementasikan kepada peserta didik yaitu tentang peninggalan sejarah bercorak Hindu berupa Candi yang ada di BlitarNilai – nilai yang terkandung dalam lagu Blitar Kawentar : (1) Nilai sejarah, (2) Nilai patriotisme, (3) Nilai nasionalisme, (4) Nilai religi.

5. Indikator Pengembangan

Indikator adalah ciri perilaku bukti terukur yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah mencapai kompetensi dasar. Indikator sebagai penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Depdiknas, 2008).

(11)

Tabel 2.1 Indikator Pengembangan Bahan Ajar Komik Berbasis Kearifan Lokal Blitar

Kompetensi Dasar &

Indikator

Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial Kompetensi Dasar 3.4 Mengidentifikasi

kerajaan Hindu dan/atau Buddha dan/atau Islam di lingkungan daerah setempat, serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini.

Indikator

3.4.1 Menguraikan

peristiwa penting kerajaan Hindu di Blitar.

3.4.2 Menjelaskan manfaat peninggalan sejarah

Hindu pada

kehidupan masyarakat.

Guru menjelaskan mengenai

materi tentang peninggalan sejarah di Indonesia melalui metode ceramah.

Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi peninggalan sejarah.

Guru menyajikan bahan ajar komik berbasis kearifan lokal Blitar untuk di baca.

Siswa melakukan perintah yang diberikan oleh guru untuk membaca komik yang telah disajikan oleh guru.

Guru menjelaskan peristiwa penting peninggalan sejarah bercorak hindu yang disajikan dalam komik berbasis kearifan lokal.

Siswa mengetahui peninggalan sejarah yang ada di Blitar.

Guru memberikan pengetahuan tentang manfaat peninggalan sejarah bagi masyarakat dan memberikan pertanyaan mengenai materi yang dipelajari.

Siswa menjawab

pertanyaan yang telah diajukan oleh guru mengenai materi peninggalan sejarah

Guru memberikan soal mengenai materi peninggalan sejarah bercorak hindu.

Siswa mengerjakan soal yang telah disajikan oleh guru.

SBdP

Kompetensi Dasar 3.2 Memahami tanda

tempo dan tinggi rendah nada.

Indikator 3.2.1 Menjelaskan

pengertian tanda tempo dan tinggi rendah nada.

3.2.2 Mengamati video lagu peninggalan sejarah Kerajaan Hindu.

Guru menyajikan materi tentang tanda tempu dan tinggi rendah nada yang menggunakan metode ceramah.

Siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai mteri tanda tempo dan tinggi rendah nada.

Guru memberikan beberapa contoh lagu Blitar untuk menerapkan jenis jenis tempo dalam bernyanyi.

Siswa mencoba untuk mempraktikkan

bernyanyi bersama sama.

Guru mengulas kembali dan memberikan kesimpulan tentang materi yang telah

Siswa menyimak

penjelasan dari guru dipelajari.

Siswa dan guru melalukan tanya jawab agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan.

(12)

B. Kajian Penelitian yang relevan

Pengembangan bahan ajar komik berbasis kearifan lokal Blitar pada pembelajaran tematik digunakan untuk sekolah dasar. Penelitian ini pernah dilakukan oleh penelitian yang relevan dari peneliti terdahulu. Penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Komik Berbasis Kearifan Lokal Blitar Pada Tema 5 Pahlawanku Untuk Kelas IV Sekolah Dasar” penelitian yang akan dikembangkan oleh peneliti memiliki perbedaan dan persamaan.

Tabel 2.2 Penelitian Relevan

Pengarang Tahun Judul Hasil Penelitian

Silvia Nur Aini

2020 Pengembangan Bahan Ajar Komik Tematik Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran 2 Kelas III SD

Pengembangan bahan ajar komik ini digunakan untuk kelas III dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dan menyediakan jenis pilihan bahan ajar salah satunya adalah komik.

Lili Armina 2019 Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Tema Indahnya Persahabatan Kelas III SD/MI

Pengembangan media pembelajaran berbasisi komik digunakan karena dapat memecahkan masalah minat baca pada peserta didik. Media komik dipiih karena anak – anak pada umumnya gemar membaca komik. Selain itu

sekolah belum

menggunakan media pembelajaran komik.

D. Yulianti, S.

Khanafiyah, S.

Sulistyorini

2016 Inquiry-Based Science Comic Physics Series Integrated With Character Education

Pengembangan ini bertujuan untuk melatih peserta didik dimulai dari umur 7-11 tahun membaca komik. Komik ini dikembangkan dengan materi IPA.

Berdasarkan tabel diatas ada beberapa penelitian terdahulu, terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dari peneliti relevan. Diantaranya, penelitian pertama yang dilakukan oleh Silvia Nur Aini dengan judul

(13)

“Pengembangan Bahan Ajar Komik Tematik Tema 3 Subtema 3 Pembelajaran 2 Kelas III SD” memiliki beberapa perbedaan pada produk yang dikembangkan diantaranya kelas yang menggunakan adalah kelas III sedangkan peneliti menggunakan kelas IV dan peneliti relevan tidak menggunakan kearifan lokal. Sedangkan persamaannya adalah produk yang dikembangkan berupa bahan ajar komik, materi yang digunakan menggunakan pembelajaran tematik dan menggunakan metode ADDIE.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Lili Armina dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada Tema Indahnya Persahabatan Kelas III SD/MI” memiliki beberapa perbedaan yaitu kelas yang menggunakan adalah kelas III sedangkan peneliti menggunakan kelas IV dan pada penelitian relevan tidak menggunakan kearifan lokal, dan peneltian ini menggunakan model R&D. Sedangkan persamaannya terletak pada materi yang digunakan adalah pembelajaran tematik dan produk yang dikembangkan berupa komik.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh D. Yulianti, S. Khanafiyah, S.

Sulistyorini dengan judul “Inquiry-Based Science Comic Physics Series Integrated Wth Character Education” memiliki perbedaan yaitu terletak pada materi, mata pelajaran, tidak menggunakan kearifan lokal dan menggunakan jenis penelitian PTK. Sedangkan persamaannya menggunakan produk berupa komik dan digunakan untuk siswa Sekolah Dasar.

(14)

C. Kerangka Pikir

Kondisi Ideal :

1. Penggunaan bahan ajar sangat penting dalam pembelajaran karena sangat berpengaruh pada proses pembelajaran.

2. Bahan ajar merupakan bahan informasi yang disusun secara sistematis yang akan dikuasai peserta didik.

Kondisi Lapang :

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 15 Oktober 2020, ada beberapa informasi yang didapatkan sebagai berikut.

1. Guru belum menerapkan bahan ajar berbasis kearifan lokal.

2. Bahan ajar yang digunakan yaitu buku tematik dan video.

Analisis Kebutuhan :

Keterbatasan bahan ajar yang digunakan selama pembelajaran daring dan luring dengan mengambil wawasan kearifan lokal Blitar pada siswa kelas IV SDI Aisyiyah Jatinom.

Model Pengembangan :

Model penelitian dan pengembangan menggunakan Model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan:

(1)Analyze, (2)Design, (3)Development, (4)Implementation, (5)Evaluation.

Teknik Pengumpulan Data :

1. Observasi 2. Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi

Intrumen Penelitiaan : 1. Observasi

2. Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi

Teknik Analisis Data :

1. Kualitatif (kritik dan saran) 2. Kuantitatif

(angket penilaian materi dan respon siswa)

Hasil yang diharapkan :

Menghasilkan produk berupa bahan ajar komik berbasis kearifan lokal Blitar menjadi sarana pada pembelajaran tematik bagi siswa kelas IV SD.

Referensi

Dokumen terkait

bergerak melewati medium, gelombang yang dihasilkan adalah penjumlahan masing-masing perpindahan dari tiap gelombang pada setiap titik.  Sebenarnya hanya berlaku

c. Manusia adalah he#an berakal budi d. Manusia tahu bah#a dia tidak tahu.. ristoteles menolak dualisme plato yang mempertentangkan &i#a dan tubuh> dan

Uspešno opravljeno delo je ustrezno nagrajeno Neposredni vodje ocenjujejo količino in ne kvalitete dela Podjetje potrebuje korenite spremembe Obveščenost zaposlenih je dobra Odnosi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil Estimasi fungsi survival Kaplan Meier dan fungsi hazard kumulatif Nelson Aalen menunjukan bahwa semakin lama pasien

Untuk itu pada penelitian kali ini akan mencoba membangun Portal sebagai wadah aplikasi Flash sehingga dapat menjadi Portal E-learning Interaktif.. Diharapkan dengan adanya

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya serta atas segala rahmat-Nya berupa ketekunan dan kemampuan serta

Perkembangan Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Ruang Notariat 1 (Lt.3, Gedung C).. Moderator: Desak Putu Dewi Kasih

Voltage Converter agar nada yang dihasilkan oleh VCO terdengar linear di telinga manusia.. IC VCO CEM3340 banyak digunakan ada alat musik synthesizer ternama karena pada 1