• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2021"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

EVALUASI LAJU ASIMILASI BERSIH, LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN, DAN INDEKS PANEN PADA F6 HASIL PERSILANGAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DENGAN CABAI KERITING

(Capsicum annum L.) SEBAGAI KRITERIA SELEKSI

THE EVALUATION OF NET ASSIMILATION RATE, CROP GROWT RATE, AND HARVEST INDEX ON F6 CROSSING OF CAYENNE PEPPER (Capsicum frutescens L.) WITH CURLY PEPPER (Capsicum annum L.) AS

SELECTION CRITERIA

Syahrul Muhammad Attanzil 05091181722028

PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

(2)

ii SUMMARY

SYAHRUL MUHAMMAD ATTANZIL. The Evaluation of Net Assimilation Rate, Crop Growt Rate, and Harvest Index on F6 Crossing of Cayenne Pepper (Capsicum frutescens L.) With Curly Pepper (Capsicum annum L.) As Selection Criteria (Supervised by MUHAMMAD AMMAR).

This study was conducted to evaluate the growth and physiological characteristics of F6 progeny which is the expectation of the result of crossbreeding cayenne pepper and curly chilly to obtain a high yield potential, resistance to disease, and a high harvest index. This research was conducted in March 2021 – August 2021 at the Research Station of Agriculture college of Sriwijaya University. The selected F6 progeny lines of cayyene pepper X curly chilli crossing and two check cultivar were grown in RCBD with 3 replications.

Variables measured were plant fresh weight, leaf area, plant dry weight, fruit fresh weight, fruit dry weight, and plant total dry weight. The three variables were calculated to measure NAR, CHR, and HI. The results of the study indicate that crop growth rate and harvest index can be used as a determinant of the potential yield of F6 from crosses of cayenne pepper and curly chili as selection criteria by looking at the fresh weight and dry weight of the planted fruit and some growth characters. .G1 had growth and physiological characters that were quite good with almost equal to the average value of the comparison variety G4. This indicate by the average value of several parameters, namely Plant Fresh Weight (15 DAP), Leaf Area (15 DAP), Plant Dry Weight (15 DAP), Fruit Fresh Weight, Fruit Dry Weight, and NAR. Meanwhile, the G2 had the physiological characteristics of good growth by exceeding the average value of G4 on fruit fresh weight and fruit dry weight, but had not been able to go beyond the G3 as varieties. However,the G2 had the highest NAR.

Keywords: Curly Chili, Cayenne Pepper, Yields, Selected Genotype

(3)

iii

RINGKASAN

SYAHRUL MUHAMMAD ATTANZIL Evaluasi Laju Asimilasi Bersih, Laju Pertumbuhan Tanaman, dan Indeks Panen Pada F6 Hasil Persilangan Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) dengan Cabai Keriting (Capsicum Annum L.) Sebagai Kriteria Seleksi (Dibimbing oleh MUHAMMAD AMMAR).

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pertumbuhan dan karakter fisiologis F6 yang merupakan genotipe terseleksi dari hasil persilangan cabai rawit dan cabai keriting untuk mendapatkan potensi hasil yang tinggi, tahan terhadap penyakit, dan indeks panen yang tinggi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021 – Agustus 2021 di Lahan Penelitian dan Praktikum Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Perlakuan yang digunakan berupa 2 galur cabai terbaik berdasarkan karakter agronomi dari penelitian sebelumnya yaitu G1 (P2.7) dan G2 (P2.23), dan dengan 2 varietas pembanding yaitu G3 (cabai keriting hibrida varietas Laju F1) dan G4 (cabai rawit hibrida varietas Dewata 43 F1). Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Analysis of variance pada 6 parameter yaitu bobot segar tanaman, luas daun dan bobot kering tanaman, bobot segar buah pertanaman, bobot kering buah pertanaman, dan bobot kering total tanaman dan diuji lanjut dengan BNT taraf 5%. Tiga parameter lainnya yaitu laju asimilasi bersih (LAB), laju pertumbuhan tanaman (LPT), dan indeks panen di ukur berdasarkan rumus hitung masing-masing parameter tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan tanaman dan indeks panen dapat digunakan sebagai penentu potensi daya hasil galur-galur F6

hasil persilangan cabai rawit dengan cabai keriting sebagai kriteria seleksi dengan melihat bobot segar dan bobot kering buah pertanaman dan beberapa karakter pertumbuhan. G1 memiliki pertumbuhan dan karakter fisiologis yang lebih baik dengan melebihi nilai rerata varietas pembanding G4. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rerata beberapa parameter yaitu bobot segar tanaman (15 HST), luas daun (15 HST), bobot kering tanaman (15 HST), bobot segar buah pertanaman, bobot kering buah pertanaman, dan laju asimilasi bersih. Sementara itu, G2 memiliki pertumbuhan karakter fisiologis yang baik dengan melebihi nilai rerata G4 pada parameter bobot segar buah pertanaman dan bobot kering buah pertanaman, namun belum mampu melampaui G3 sebagai varietas pembanding. Di sisi lain, G2

menjadi genotipe terbaik pada parameter laju asimilasi bersih dibanding genotipe lainnya.

Kata kunci : Cabai Keriting, Cabai Rawit, Daya Hasil, Genotipe Terseleksi

(4)

iv SKRIPSI

EVALUASI LAJU ASIMILASI BERSIH, LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN, DAN INDEKS PANEN PADA F6 HASIL PERSILANGAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DENGAN CABAI KERITING

(Capsicum annum L.) SEBAGAI KRITERIA SELEKSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Syahrul Muhammad Attanzil 05091181722028

PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Syahrul Muhammad Attanzil, lahir pada tanggal 10 Desember 1998 di Cirebon, Jawa Barat. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Abdul Gani dan ibu Ma’rifah.

Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar negeri di SD Negeri 2 Klayan, Kabupaten Cirebon Utara dan lulus pada tahun 2011, kemudian menyelesaikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 6 Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2014 dan menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Kayu Agung pada tahun 2017. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Agronomi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya melalui jalur SNMPTN pada tahun 2017.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sriwijaya, penulis ikut serta di beberapa organisasi fakultas maupun jurusan. Penulis pernah menjadi Kepala departemen Keprofesian di Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON) periode 2018-2019. Pada periode yang sama, penulis juga merangkap menjadi wakil ketua umum di Himpunan Mahasiswa Bende Seguguk OKI (HMBS OKI).

Pada tahun 2017 akhir hingga pertengahan 2018, penulis menjadi sekretaris manager departemen Kompetisi dan Prestasi di BO KURMA Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Selain aktif di organisasi, penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Botani pada tahun 2018 dan di semester berikutnya yang sama penulis juga menjadi asisten praktikum Dasar-dasar Agronomi. Tahun 2019 penulis menjadi asisten praktikum Budidaya Tanaman Hortikultura.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Evaluasi Laju Asimilasi Bersih, Laju Pertumbuhan Tanaman, dan Indeks Panen pada F6 Hasil Persilangan Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) dengan Cabai Keriting (Capsicum annum L.) Sebagai Kriteria Seleksi”. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada suri tauladan terbaik yakni Nabi Muhammad SAW karena beliaulah sosok panutan terbaik dalam setiap aspek kehidupan manusia dan semoga penulis dan pembaca termasuk orang – orang yang mendapat syafaatnya diakhir zaman.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis ucapkan beribu terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Muhammad Ammar, M.P dan Bapak Dr. Ir. Dwi Putro Priadi, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan penuh perhatian memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Entis Sutisna Halimi, M. Sc. dan Ibu Dr. Ir. Susilawati, M.Si. selaku dosen pembahas dan penguji. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada karyawan dan Jurusan Budidaya Pertanian yang telah memberikan dukungan dan fasilitas demi terlaksananya penelitian ini. Tak lupa ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman- teman Agronomi 2017 dan Bapak Handoko beserta keluarga di ATC Unsri yang telah banyak membantu dalam proses pelaksanaan penelitian ini. Terkhusus penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kakak (Adji Abdul Halim) yang telah membantu dalam memberikan saran dan masukkan pada skripsi ini dan adik (Rizka Diah Putri Magdayana) yang telah membantu memberikkan semangat dan doa serta Ibunda Ma’rifah dan Ayahanda Abdul Gani yang selalu memberikan bantuan moral dan moril serta selalu mendoakan dan memberikan dukungan terbaik. Semoga Allah Swt. selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita semua.

(10)

x

Terakhir penulis ucapkan permohonan maaf karena masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih.

Wassalaamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Indralaya, 1 Desember 2021

Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 3

1.3. Hipotesis ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Tinjauan Umum Tanaman Cabai ... 4

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai ... 5

2.3. Pemuliaan Tanaman Cabai ... 5

2.4. Fisiologi Tanaman ... 7

BAB 3 PELAKSANAAN PENELITIAN ... 10

3.1. Tempat dan Waktu ... 10

3.2. Alat dan Bahan ... 10

3.3. Metode Penelitian... 10

3.4. Cara Kerja ... 11

3.4.1. Penyemaian Benih ... 11

3.4.2. Persiapan Lahan Tanam ... 11

3.4.3. Pemindahan Bibit ke Lahan Tanam ... 12

3.4.4. Pemeliharaan ... 12

3.4.5. Pengambilan Sampel ... 13

3.4.6. Panen ... 13

3.5. Parameter yang diamati ... 13

3.5.1. Bobot Segar Tanaman ... 13

3.5.2. Luas Daun ... 13

3.5.3. Bobot Kering Tanaman ... 13

3.5.4. Bobot Segar Buah Pertanaman ... 13

(12)

xii

3.5.5. Bobot Kering Buah Pertanaman ... 14

3.5.6. Bobot Kering Total Tanaman ... 14

3.5.7. Laju Asimilasi Bersih ... 14

3.5.8. Laju Pertumbuhan Tanaman ... 15

3.5.9. Indeks Panen ... 15

3.5.10. Daya Hasil ... 15

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 16

4.1. Hasil ... 16

4.1.1. Bobot Kering Tanaman ... 16

4.1.2. Luas Daun ... 18

4.1.3. Bobot Kering Tanaman ... 19

4.1.4. Bobot Segar Buah Pertanaman ... 20

4.1.5. Bobot Kering Buah Pertanaman ... 20

4.1.6. Bobot Kering Total Tanaman ... 21

4.1.7. Laju Asimilasi Bersih ... 22

4.1.8. Laju Pertumbuhan Tanaman ... 22

4.1.9. Indeks Panen ... 23

4.1.10. Daya Hasil ... 23

4.2. Pembahasan ... 24

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1. Kesimpulan ... 30

5.2. Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

LAMPIRAN ... 36

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Rata-rata bobot segar tanaman pada umur 15 HST... 17

Gambar 4.2. Rata-rata bobot segar tanaman pada umur 30 HST... 17

Gambar 4.3. Rata-rata luas daun pada umur 15 HST ... 18

Gambar 4.4. Rata-rata luas daun pada umur 30 HST ... 18

Gambar 4.5. Rata-rata bobot kering tanaman pada umur 15 HST ... 19

Gambar 4.6. Rata-rata bobot kering tanaman pada umur 30 HST ... 19

Gambar 4.7. Rata-rata bobot kering total tanaman ... 21

Gambar 4.8. Rata-rata nilai laju asimilasi bersih ... 22

Gambar 4.9. Rata-rata nilai laju pertumbuhan tanaman ... 22

Gambar 4.10. Nilai indeks panen ... 23

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1. Nilai F hitung dan koefisien keragaman pengaruh

perbedaan genotipe terhadap parameter

yang diamati ... 16

Tabel 4.2. Bobot Segar Buah Pertanaman berdasarkan uji lanjut BNT 5% ... 20

Tabel 4.3. Bobot Kering Buah Pertanaman berdasarkan uji lanjut BNT 5% ... 21

Tabel 4.4. Daya hasil berdasarkan uji lanjut BNT 5% ... 23

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Denah Penelitian ... 36

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 37

Lampiran 3. Deskripsi Varietas Pembanding... 42

Lampiran 4. Contoh Perhitungan LPT, LAB dan, Indeks Panen ... 44

(16)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman cabai merupakan salah satu kelompok sayuran hortikultura yang cukup strategis dan bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Menurut Lukmana (2001) tanaman cabai memiliki peranan yang cukup luas untuk memenuhi kebutuhan domestik, ekspor, dan industri pangan maupun industri farmasi.

Perkembangan ekspor dan impor cabai di Indonesia terus berfluktuasi, pada Oktober 2020 ekspor cabai mencapai 274.732 kg. Namun, jumlah impor cabai pada Oktober 2020 menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor yaitu mencapai 2.333.791 kg (Kemendag, 2020).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2020) jumlah produksi cabai di Indonesia (cabai rawit dan cabai besar) yaitu sebesar 2.772.594 ton dengan luas panen sebesar 312.104 ha (132.652 ha cabai besar dan 179.452 ha cabai rawit).

Namun, dengan adanya pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan cabai di Indonesia pun kian meningkat sehingga produksi cabai masih belum mampu memenuhi n permintaan pasar (Soelaiman dan Ernawati, 2013). Hal ini disebabkan karena belum ada jenis sayuran lain yang dapat menggantikan banyaknya manfaat cabai yang dapat digunakan.

Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan industri makanan yang membutuhkan bahan baku cabai semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan masyarakat terhadap komoditas hortikultura ini. Hal ini menyebabkan komoditas cabai menjadi komoditas yang sangat dibutuhkan masyarakat (Andoko, 2004).

Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman cabai. Hingga saat ini kegiatan budidaya tanaman cabai masih sering mengalami kendala. Kendala tersebut antara lain kurang baiknya kualitas buah, produktivitas yang rendah, kurangnya kultivar unggul yang berumur genjah, serta kemampuan adaptasi yang rendah terhadap serangan hama dan penyakit. Salah satu penyebab rendahnya produksi cabai adalah penggunaan benih unggul cabai yang masih rendah sehingga menyebabkan pertanaman cabai lebih mudah teserang hama penyakit dan produktivitasnya yang tidak optimal (Sujiprihati et al., 2007).

(17)

2

Menurut Soetiarso et al., (2011), ketersediaan varietas unggul masih terbatas, sehingga penting untuk dikembangkan. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut ialah melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

Pemuliaan tanaman dilakukan untuk memperbaiki sifat dan keragaman genetik atau merakit suatu varietas yang unggul dengan potensi hasil yang tinggi (Setiawan et al., 2019). Persilangan yang dilakukan pada cabai rawit (Capsicum frutescens) dengan cabai keriting (Capsicum annum) merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman yang dinamakan hibridisasi, tujuannya adalah untuk menghasilkan varietas cabai hibrida yang memiliki fenotipe unggul dari tetuanya.

Hasil tanaman merupakan produk dari interaksi antara genetik dengan lingkungan yang diwujudkan dalam proses atau fungsi fisiologi (Tricker, 2007).

Fungsi fisiologi adalah target akhir perbaikan dalam upaya peningkatan hasil melalui pendekatan genetik (hibridisasi dan rekayasa genetik) maupun pendekatan lingkungan (manajemen produksi atau pertanaman). Fungsi fisiologi yang banyak mendapat perhatian dalam upaya peningkatan hasil dari suatu jenis tanaman adalah penyediaan fotosintat dan kapasitas tempat penyimpanan fotosintat.

Peningkatan fotosintesis berkontribusi positif pada peningkatan akumulasi biomassa dan indeks panen (Jin et al., 2010). Daun memiliki peranan penting dalam proses fotosintesis. Kemampuan tanaman dalam berfotosintesis sangat bergantung oleh luas daunnya karena luas daun yang semakin besar akan semakin besar pula cahaya yang dapat diterima oleh tanaman. Rasio antara luas permukaan daun dengan luas permukaan tanah yang ditumbuhi tanaman disebut dengan indeks luas daun (Yoshida, 1981; Gardner, 1985; Sitompul dan Guritno, 1995 dalam Aziez 2014).

Berdasarkan hasil penelitian Aziez (2014), proses fotosintesis yang baik akan diikuti oleh kenaikan produksi assimilat. Assimilat tersebut kemudian digunakan pada metabolisme di dalam tanaman. Laju Asimilasi Bersih merupakan produksi bahan kering tiap satuan luas daun per satuan waktu. Nilai LAB akan optimal apabila seluruh daun dapat mengintersepsi cahaya dan tidak ternaungi.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun nilai luas daun yang diproduksi tinggi namun dengan ternaunginya tajuk tanaman maka jumlah daun yang dapat menerima cahaya semakin sedikit, yang berakibat LAB akan berkurang.

(18)

3

Potensi fisiologi pada penelitian ini ialah untuk mengetahui efisiensi produksi biomassa yang dihasilkan oleh tanaman (source) dengan produktivitas daya hasil yang diproduksi oleh tanaman (sink). Source adalah organ atau jaringan tanaman penghasil fotosintat, sedangkan sink merupakan organ penerima fotosintat (Mastur, 2015). Dua genotipe cabai terbaik dari generasi F6 diharapkan mampu bersaing dengan varietas pembanding yang telah diresmikan oleh Kementrian Pertanian dari segi daya hasil yang optimal, frekuensi panen yang panjang, rasa yang lebih pedas, dan memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit agar dapat memberikan manfaat bagi petani dan masyarakat pada umumnya.

1.2. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi daya hasil terbaik dari galur-galur F6 hasil persilangan cabai rawit dan cabai keriting sebagai kriteria untuk seleksi lebih lanjut.

1.3.Hipotesis

Diduga galur-galur F6 progeni hasil persilangan cabai rawit dengan cabai keriting memiliki nilai Laju Asimilai Bersih, Laju Pertumbuhan Tanaman dan Indeks Panen terbaik dan memiliki potensi daya hasil tinggi.

(19)

32

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, K.K. 2017. Agron 604 Advances In Crop Growth and Development.

Departement of agronomy, College of Agriculture. Jabalpur.

Alif, S.M. 2017. Kiat Sukses Budidaya Cabai Keriting. Yogyakarta. Bio genesis Cet 1. Hal: 6-7.

Andoko, A. 2004. Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik. Jakarta.

Penebar Swadaya.

Arifin, I. 2010. Pengaruh Cara dan Lama penyimpanan Terhadap Mutu Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. var. Cengek) [skripsi]. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim-Malang.

Ariyanti, N.A. 2012. Mekanisme Infeksi Virus Kuning Cabai (Pepper Yellow Leaf Curl Virus) dan Pengaruhnya Terhadap Proses Fisiologi Tanaman Cabai.

Jurnal UNS. Hal 684-685.

Asnijar, K. Elly, dan Syammiyah. 2013. Pengaruh Varietas dan konsentrasi Pupuk Bayfolan Terhadap pertumbuhan dan Hasil tanaman Cabai. Jurnal Agrista.

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 17 (2): 60-62.

Astutik, W., D. Rahmawati dan Sjamsijah. 2017. Uji Daya Hasil Galur MG1012 dengan Tiga Varietas Pembanding Tanaman Cabai Keriting (Capsicum annum L.) Journal of Applied Agricultural Sciences 1 (2). 163-173.

Aziez, A.F., D. Indradewa, P. Yudono dan E. Hanudin. 2014. Analisis Pertumbuhan Varietas Lokal dan Unggul Padi Sawah pada Budidaya Secara Organik. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Berke, T., dan S.C. Shieh. 2000. Chilli peppers in Asia. Capsicum and Eggplant Nwsl. (19): 38- 41.

Badan Pusat Statistik. 2020. Distribusi Perdagangan Komoditas Cabai Merah Indonesia 2020. BPS RI.

Collins, W. K., dan S. N. Hawks. 1993. Principles of fluecured tobacco production. N. C.27695. (316 p).

Fahn, A. l995. Anatomi Tumbuhan. PT Gramedia Jakarta.

Fatmawati, S. 2008. Evaluasi Daya Hasil Sembilan Hibrida Cabai (Capsicum annum L.) Di Subang [skripsi]. Institut Pertanian Bogor-Bogor.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Richell. 1985. Physiotogt o.f crop prant.lowa State Univ Press.

Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.

Jakarta. Universitas Indonesia Press.

(20)

33

Ginting, R.B. 2010. Laju Tumbuh Dan Asimilasi Bersih Pada Tanaman Jagung Dan Kedelai. Makalah Program studi teknik sumber daya air dan lingkungan jurusan teknologi pertanian. Universitas Andalas.

Hadirochmat, N. 2004. Karakteristika efisiensi kompetisi gulma dengan tanaman pada sistem tumpangsari kedelai-jagung dan kedelai-padi gogo. Jurnal Stigma 12 (5): 559-564.

Hakim, L. 2012. Komponen Hasil dan Karakter Morfologi Penentu Hasil Kedelai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor 31 (3). 177-178.

Hapsari, D.T. 2011. Panduan Budidaya Cabai Sepanjang Musim di Sawah dan Pot. Yogyakarta: Trimedia Pustaka.

Haris, A. 1999. Karakteristik Iklim Mikro Dan Respon Tanaman Padi Gogo Pada Pola Tanam Sela Dengan Tanaman Karet. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Indrawati. 1999. Pengaturan pola penanaman kedelai dalam modifikasi iklim mikro. Dalam R. Krisdiana, Trustinah, A. Taufiq dan A. Winarto (Eds).

Perbaikan komponen teknologi untuk meningkatkan produktivitas tanaman kacang- kacangan dan umbi-umbian. Balai Penelitian Kacang- kacangan dan Umbi-umbian, Malang. Hal. 170-187.

Jin. J., X.Liu, G. Wang, M. Liang. 2010. Agronomic and physiological contributions to the yield improvement of Soybean cultivar released from 1950 to 2006 in Northeast China. Field Crops Research (115): 116 – 123.

Jumin, H.B. 2010. Dasar-Dasar Agronomi. Edisi Revisi. Rajawali Pers, Jakarta. 250h. Dalam Simanjuntak, Y, R,P., dan A.W., Setiawan. 2021.

Pengaruh Substitusi Nutrisi AB Mix dengan Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L .) Varietas Tosakan. Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Salatiga Jawa Tengah.

Kemala, S. 2005. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. Proyek/Bagian Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif/PAATP; Laporan Akhir.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2020. Analisis Perkembangan Harga Bahan Pangan Pokok di Pasar Domestik dan Internasional. Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri. Hal. 11-15.

Lakitan, B. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Pertama. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lukmana, A. 2001. Agroindustri cabai selain untuk keperluan pangan, hal 2-13.

dalam Santika A. Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

(21)

34

Marliah, A., M. Nasution dan Armin. 2011. Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Cabai Merah Pada Media Tumbuh Yang Berbeda, J.Floratek (6):84-91.

Mastur. 2015. Sinkronisasi Source dan Sink untuk Peningkatan Produktivitas Biji pada Tanaman Jarak Pagar. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak I ndustri 7(1): 52-68.

Maulana, M.R. 2018. Analisis Karakteristik Fisiologi Dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L) Terhadap Perimbangan Pupuk dan Populasi Tanaman Pada Sistem Tumpang sari Tebu Kedelai. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jember. Jember.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.

ISBN: 978- 979-493-325-1.

Nawangsih, A. 1999. Cabai Hot Beauty. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nurlenawati, N., J. Asmanur, dan Nimih. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Varietas Prabu Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Fosfat dan Bokashi Jerami Limbah Jamur Merang.

Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).

Prajnanta, F. 2007. Agribisnis Cabai Hibrida. Jakarta: Penebar Swadaya.

Putri, H.M., I. Didik, dan G. Nikardi. 2012. Pengaruh Pengurangan Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Dua Varietas Paprika (Capsicum annum var. Grossum) Hidroponik. Fakultas Pertanian Gadjah Mada, Yogyakarta.

Scully, B.T dan D.H. Wallace. 1990. Variation in and relationship of biomass, growth rate, harvest index, and phenology to yield of common bean, Journal American Society Horticulture Science, 115 (2):218–225.

Sari, W.P., Damanhuri, dan Respatijatri. 2014. Keragaman Dan Heritabilitas 10 Genotip pada Cabai Besar (Capsicum annum L.). Jurnal Produksi Tanaman 2 (4): 301-307.

Seftayanti, Y.H., S.Anwar, dan W. Slamet. 2013. Karakteristik Fotosintetik dan Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) Pada Tinggi Pemotongan dan Pemupukan Nitrogen Yang Berbeda. Animal Agriculture Journal 2 (1):86-96.

Setiawan, A.B , S. Purwanti , Toekidjo. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Benih Lima Varietas Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) di Dataran Menengah.

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Setiawan, K. Indra, B. Waluyo, dan S. Darmawan. 2019. Uji Daya Hasil 6 Genotip Tanaman Cabai Besar (Capsicum annuum L.) di Dataran Tinggi.

Jurnal Produksi Tanaman 7 (12). ISSN: 2527-8452.

Shon, T. K., Haryanto, T. A. D., & Yoshida, T. (1997). Dry matter production and utilization of solar energy in one year old Bupleurum falcatum. Journal Faculty of Agriculture Kyushu University, 41, 133-140.

(22)

35

Siboro, E.B. 2020. Evaluasi Sifat dan Keragaman Morfogenetik F4 Hasil Persilangan Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) dengan Cabai Keriting (Capsicum annum L.). Skripsi. Indralaya: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Sirait, J. 2008. Luas Daun, Kandungan Klorofil dan Laju Pertumbuhan Rumput pada Naungan dan Pemupukan yang Berbeda. JITV Sumatera Utara 13(2):

109-116.

Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press.

Soelaiman, V dan A. Ernawati 2013. Pertumbuhan dan perkembangan cabai keriting (Capsicum annum l.) secara in vitro pada beberapa konsetrasi BAP dan IAA. Bul.Aghorti 1(1):62-66.

Soetiarso, A.T., W. Setiawati, dan D. Musaddad. 2011. Keragaan Pertumbuhan, Kualitas Buah, dan Kelayakan Finansial Dua Varietas Cabai Merah. Jurnal Hortikultura. 21 (1): 77-88.

Sudarka, W., I. Sarwadana , I. Wijana, dan N. Pradnyawati. 2009. Pemuliaan Tanaman. Bali (ID): Universitas Udayana.

Sujiprihati, S., R.Yunianti, M. Syukur, dan Undang. 2007. Pendugaan nilai heterosis hasil kacang hijau berumur genjah. Buletin Plasma Nutfah.

20(2):51-58.

Sumarsono, S. 2008. Analisis kuantitatif pertumbuhan Tanaman kedelai (Soy beans)(Growth Quantitaive Analysis of Soy beans).Project Report.Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro.

Suprapto dan N. Kairudin. 2007. Variasi Genetik. Heritabilitas. Tindak Gen dan Kemajuan Genetik Kedelai (Glysine max Merrill) pada Ultisol. ISSN 1411- 0067. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 9(2):183-190.

Supriyanti, A. 2013. Perakitan dan Seleksi Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Tahan CMV (Cucumber Mozaik Virus). Makalah disajikan dalam Seminar mata kuliah semester I. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sutoro, D. Nurwita, dan S. Mamik. 2008. Hubungan Sifat Morfofisiologis Tanaman dengan Hasil Kedelai. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor 27 (3):1-6.

Sutoro dan M. Setyowati. 2014. Model Pendugaan Luas Daun Tanaman Koro Pedang (Canavalia ensiformis). Informatika Pertanian, 23 (1), Juni 2014 : 1 – 6.

(23)

36

Tjandra, E. 2011. Panen Cabai Rawit Di Polybag. Cahaya Atma Pustaka.

Yogyakarta.

Tricker, P. 2007. Lingking physiology with molecular biology. University of Reading 2006. www.reading.ac.uk.

Umah, K. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati (Biofertilizer) Dan Media Tanam Yang Berbeda Pada Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Di Polybag. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.

Widiastuti, E., dan E. Latifah. 2016. Keragaan Pertumbuhan dan Biomassa Varietas Kedelai (Glycine max (L)) di Lahan Sawah dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.

http://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI. 21 (2): 90-97 (online) diakses pada 6 September 2021: 00.20.

Wiryanta, B.T.W. 2002. Bertanam Cabai Musim Hujan. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. The Intemational Rice Research Institute. Los Banos, Laguna, Philippines.

Yusuf, M.N. 2016. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Dan Kalium Terhadap Laju Tumbuh Relatif dan Laju Asimilasi Bersih Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Agrium 13 (1) :20-23.

Zulfitri. 2005. Analisis Varietas dan Polybag Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Cabai (Capsicum annum L.) Sistem Hidroponik. Universitas Mercubuana;

Buletin penelitian. Jakarta Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Komunikasi,

Napsu badan jeung sagala panga- jakna teh ku jelema anu geus jadi kagungan Kristus Yesus mah geus Ka pan urang teh geus maot tina dosa, piraku bisa keneh hirup dina

Model pembelajaran ini menjadikan mahasiswa aktif baik secara mental maupun fisik dalam mengikuti perkuliahan dan sekitar 50 % mahasiswa pengikut mata kuliah Struktur

Sebuah layout dalam desain komunikasi visual adalah menuangkan pengolahan bahan tulisan dan seni (foto, ilustrasi, atau elemen lain) pada suatu bidang kerja. Layout yang baik

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan metode eksperimen untuk pembelajaran pelajaran IPA materi energi panas dan bunyi dapat meningkatkan prestasi belajar

- Guru memberikan contoh ekspresi untuk bertanya jawab dengan siswa yaitu contoh- contoh pertanyaan yang menanyakan like dan dislike.. - Siswa secara berpasangan

Lebih lanjut berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), stimulasi verbal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan bicara

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN