• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN COST DAN TARIF KAMAR HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL D MALEO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN COST DAN TARIF KAMAR HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL D MALEO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

PENENTUAN COST DAN TARIF KAMAR HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

PADA HOTEL D’MALEO

Oleh : Novi Lestari

Email : Novilestariakuntansi@gmail.com Pembimbing I :

Firman Menne

Email : Firman@universitasbosowa.co.id Pembimbing II :

Muhlis Ruslan

Email : Muhlisruslan@universitasbosowa.co.id Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Bosowa Makassar ABSTRACT

Novi Lestari.2018.Skripsi. The determination of cost and hotel room rates by using the activity based costing method at d’maleo hotel. Guided by firmn menne, SE., M.Si.,Ak.,CA dan Muhlis Ruslan SE.,M.,Si.

The aim of the researcher is to know that the determination of the cost and hotel room rates by using the activity based costing method.

The object of the research is the hotel d’maleo Makassar. The analysis used is activity based costing method by identifying the cost driver, determining the cost of the driver’s fees, and charging the products using the cost drivers and activities.

The results of the study show that there is a price difference due to the activity based costing method overhead costs for each product are given to many cots of drivers. So that the activity based costing method is able to allocate activity costs to each room appropriately based on the consumption of each activity.

---

Keywords : Cost, Room rate, Activity Based Costing, Basic Room Rate.

(2)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

PENDAHULUAN

Misi suatu perusahaan adalah untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, menicptakan pembaharuan atau inovasi meningkatankan profitbilitas dari tahun ke tahun. Demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan, sebagai visi pengembangaan usahanya. Saat ini semakin menjamurnya perusahaan jasa terutama yang bergerak dibidang pariwisata dan perhotelan, menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar hotel. Untuk dapat bersaing menekankan dalam pasar bebas, maka manajem hotel memerlukan suatu strategis yang dapat membantu meningkatkannya daya saing yang unggul dan dapat melakukan efesiensi dalam melakukan aktivitasnya.

Salah satu solusi untuk memenangkan persaingan adalah dengan cara menentukan harga lebih rendah dan kualitas atau jasa yang lebih tinggi dapipada pesaing. Sehingga diperlu diterapkannya sistem penentuan harga pokok produk berdasarkan ativitasnya activity based costing (ABC). Activity Based Costing merupakan sebuah sistem informasi akuntansi yang mengdentifikasikan bermacam – macam aktivitas yang dikerjakan di dalam suatu organisasi dan mengumpulkan biaya dangan dasar sifat yang ada aktivitas tersebut.

Konsep sistem activity based costing merupakan alternative solusi yang dtempuh oleh perusahaa untuk mendapatkan informasi akuntansi yang relevan dalam keragaman kondisi dan sistem ABC ini menurt harapan, dapat diterapkan pada Hotel D’maleo tentenya disesuaikan dengan situasi dan kondisi manajemen perusahaan. Manajemen memerlukan informasi untuk memungkinkan mereka melakukan pengelolahn terhadap berbagai aktivitas dalam menghasilkan cost object. oleh karena itu manajemen harus mampu mengelola sumber daya daengan melakukan perancangan kembali sistem akuntansi manajemn yang mampu mencerminkan sumber daya dalam aktivitas produk/jasa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penenlitian ini penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “ Penentuan Cost dan Tarif Kamar Hotel Dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing pada Hotel D’Maleo”

(3)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Biaya

Biaya adalah pengeluaran yang dikorbankan untuk memperoleh manfaat ekonomis dimasa yang akan datang. Seperti halnya yang dijelaskan oleh beberapa para ahli mengenail definisi biaya. Menurut Va. Wiratna Sujarweni (2015:9) penegrtian biaya mempunyai dua penegrtian yaitu pengetian secara luas dan secara sempit. Baiaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur daam satuan uang dalam usahanya untuk mendapatkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu baik yang sudah terjadi dan belum terjadi/baru direncanakan. Biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomis dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva.

Pengertian Activity Based Costing

Sistem Activity Based Costing (ABC) merupakan salah satu upaya meningkatkan akurasi informasi biaya dari sstem akuntansi biaya konversional.

Menurut Hasen dan Mowen (2012) mengedefinisikan Metode Activity Based Costing adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri biaya dari aktivitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas produk.

Klasifikasi Aktivitas

Menurut V.Wiratna Surjarweni (2015) aktivitas dari Activity Based Costing, yaitu :

1. Aktivitas Berlevel Unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali 1 unit produk diproduksi.

2. Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yng besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah batch yang diproduksi.

3. Aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan.

4. Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas yang mendorong proses manufaktur secara umum yang menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik.

(4)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

Sistem Perhitungan Cost Berdasarkan Aktivitas

Menurut Tunggal (2009), perancangan Activity Based Costing memerlukan 3 (tiga) tahap yaitu:

a. Mengidentifikasikan biaya asumber daya dan aktivitas b. Mebebankan biaya sumber daya ke aktivitas

c. Mebebankan biaya ke objek biaya Cost Driver

Cost driver adalah setiap aktivitas yang menimbulkan biaya cost driver merupakan faktor yang dapat menerrangkan konsumsi biaya-biaya overhead.

Faktor ini menujukakan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktvitas-aktivitas selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Activity Based Costing. Langkah – langkah analisis dalam penelitian ini antara lain:

1. Mengidentifikasikan biaya dan aktivitas yang terjadi

2. Pengaklifikasikan aktivitas biaya tidak langsung dan level aktivitasnya 3. Mengidentifikasikan cost driver

4. Menentukan tarif perunit cost driver

5. Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tariff cost driver dan ukuran aktivitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Besaran Tarif Kamar Hotel dengan Menggunakan Metode Tradisional

Penentuan tariff kamar hotel d’maleo dilakukan untuk setiap bagian atau unit yang menghasilkan jasa. Biaya – biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok kamar merupakan biaya-biaya yang terjadi pada bagian atau unit penghasian jasa maupun biaya hasil alokasi dari bagain atau unit yang bersifat umum.

(5)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

Jenis kamar di Hotel D’maleo, antara lain:

1. Superior room berjumlah 25 kamar 2. Deluxe room berjumlah 59 kamar 3. Junior suite room berjumlah 6 kamar Room Rate Hotel D’maleo

Jenis kamar Room Rate

Superior Rp. 400.000

Deluxe Rp. 450.000

Junior Suite Rp. 900.000

Sumber: D’maleo Hotel Makassar Tahun 2017

Jumlah Kamar tersedia untuk di Jual

Jenis Kamar Jumlah Kamar Jumlah kamar setahun 1 x 365 Hari Superior

Deluxe Junior Suite

25 59 6

9.125 21.535

2.190

Jumlah 90 32.850

Sumber: D’maleo Hotel Makassar Tahun 2017

Jumlah Hari Hunian Kamar Pada Hotel D’maleo Jenis Kamar Hari Hunia

Superior Deluxe Junior Suite

7.395 16.425

1.460

Jumlah 25.280

Sumber: D’maleo Hotel Makassar Tahun 2017

Berdasarkan kedua tabel d atas perhitungan dari proses pembebanan biaya dan penentuan harag jual jasa untuk masiang – masing jenis kamar Hotel D’maleo dapat dijelaskan melalui perhitungan sebagai berikut:

a. Tingkat pengisian kamar atau tingkat hunian kamar masing – masing jenis kamar (accoupancy rate) selama taahun 2017.

(6)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

Accoupancy Rate Hotel D’maleo Jenis Kamar Jumlah kamar

Terjual

Jumlah kamar Tersedia

Accoupancy Rate (1) : (2) x 100%

Superior Deluxe Junior Suite

7.395 16.425

1.460

9.125 21.535

2.190

81%

76%

66%

Jumlah 25.280 32.850 76%

Sumber: D’maleo Hotel Makassar Tahun 2017

Pendapatan Penjualan Kamar Hotel D’Maleo

Tipe Kamar Jumlah Kamar Terjual

(Rp) (1)

Tarif Kamar (Rp)

(2)

Pendapatan Jasa Kamar

(Rp) (1) x (2) Superior 7.935 Rp. 400.000 Rp. 2.958.000.000

Deluxe 16.425 Rp. 450.000 Rp. 7.391.250.000 Junior Suite 1.460 Rp. 900.000 Rp. 1.314.000.000 Jumlah 25.280 Rp. 1.750.000 Rp.10.044.700.000 Sumber : D’Maleo Hotel Makassar Tahun 2017

Presentase Pendapatan Penjualan Jenis Kamar pada Hotel D’Maleo Makassar

Tipe Kamar Pendapatan Kamar

(1)

Total Pendapatan Jasa Kamar

(Rp) (2)

Persentase pendapatan

(Rp) (1) : (2) x 100%

Superior Rp. 2.958.000.000 25%

Deluxe Rp. 7.391.250.000 Rp.11.690.250.000 63%

Junior Suite Rp . 1.314.000.000 12%

Jumlah Rp.11.690.250.000 Rp.11.690.250.000 100%

Sumber : D’Maleo Hotel Makassar Tahun 2017

Penentuan Harga Pokok Produk/Jasa dengan Dasar Pendapatan

Elemen Biaya Superior Deluxe Junior Suite

Biaya Langsung (Rp)

25% x 1.841.081.952 460.270.488

63% x 1.841.081.952 1.159.881.629

12% x 1.841.081.952 220.929.834

(7)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

Biaya Tidak Langsung (Rp)

25% x 12.828.412.698 3.207.103.174

63% x 12.828.412.698 8.081.899.999

12% x 12.828.412.698 1.539.409.523

HPP (Rp) 3.667.373.662 9.214.781.628 3.024.769.806

Jumlah Kamar Terjual 7.295 16.425 1.460

Harga Pokok Kamar (Rp) 502.724 562.665 1.205.711

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Penentuan Tarif Kamar Hotel menggunakan Metode Activity Based Costing 1. Mengindentifikasikan biaya dan aktivitas yang terjadi

Persentase Jumlah Kamar Jenis Kamar Jumlah Kamar Total Jumlah

Kamar

Persentase Jumlah Kamar (%)

Superior Deluxe Junior Suite

25 59 6

90

28%

66%

7%

Tota; 90 90 100%

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Perincian Biaya Langsung Yang Dialokasikan ke Tiap Jenis Kamar

Biaya Langsung Room Dept

Superior Deluxe Junior Suite

Pendapatan

Alokasi Unit Pendapatan

Alokasi Unit

Pendapatan

Alokasi Unit

28% 25 66% 59 7% 6

Gaji Karyawan

(868.971.020) 243.311.885 9.732.475 573.520.873 9.720.692 60.877.971 10.146.328 Makan

Karyawan

(232.803.674) 65.185.028 2.607.401 153.650.424 2.604.244 16.296.257 2.716.042 Seragam

Karyawan

(34.363.638) 9.621.818 384.872 22.680.001 384.406 2.405.454 400.909 Total Biaya

Langsung 318.118.731 12.724.748 749.859.298 12.709.342 79.579.682 13.263.279

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

(8)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

2. Mengidentifikasikan aktivitas biaya tidak langsung dan level aktivitasnya Mengindetifikasi Aktivitas dan Level Aktivitas

No Aktivitas Level Aktivitas

1 Aktivitas Penginapan Unit level

2 Aktivitas Laundry Unit level

3 Aktivitas Pemberian Makan Pagi Unit level

4 Aktivitas Listrik Facility level

5 Aktivitas Air Facility level

6 Aktivitas Penyusutan Facility level

7 Aktivitas Pemasaran Facility level

8 Aktivitas Penggajian Facility level

9 Aktivitas pemeliharaan Facility level

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

3. Mengidentikasikan cost driver

Cost Pool Dan Cost Driver

Cost Pool Cost Driver

Unit lever Activity : Pool I

Aktivitas penginapan Aktivitas laundry Aktivitas listrik Aktivitas air Pool II

Aktivitas pemberian makan pagi

Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah tamu menginap Facility Level Activity

Pool III

Aktivitas pemasaran Pool IV

Aktivitas pemeliharaan Aktivitas penyusutan Pool V

Aktivitas penggajian karyawan

Jumlah kamar tersedia Jumlah luas lantai Jumlah luas lantai Jumlah jam kerja

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

(9)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

4. Membebankan biaya overhead

Cost Pool I

Aktivitas Biaya (Rp)

Aktivitas Penginapan : Guest Supplies

Room amenities Cleaning Supplies Printing and Stationary Telephone and facsmile Aktivitas Laundry Laundry linen Aktivitas Listrik :

Listrik (65% x 1.982.243.104)

Bahan Bakar Generaton (65% x 1.800.000.000) Aktivitas Air

(Air 65% x 360.000.000)

63.935.308 192.000.000 178.245.312 40.200.000 14.400.000 216.000.000 1.288.458.017 1.170.000.000 234.000.000

Total Cost Pool I 3.397.238.637

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Cost Pool II

Aktivitas Biaya (Rp)

Aktivitas Pemberian Makan Pagi

Full breakfast buffet (30.000 x 24.079) 722.370.000

Total 722.370.000

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Cost Pool III

Aktivitas Biaya (Rp)

Aktivitas Pemasaran:

Advertising & Promotion (65% x 312.000.000) 202.800.000

Total 202.800.000

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Cost Pool IV

Aktivitas Biaya (Rp)

Aktivitas Penyusutan :

Penyusutan gedung (65% x 2.859.200.000) Penyusutan peralatan (65% x 1.416.588.546) Aktivitas Pemeliharaan :

1.858.480.000 920.782.554

(10)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

Bulbs & lamps (65% x 15.600.000)

Pemeliharaan kendaraan (65% x 80.000.000) Pemeliharaan AC (65% x 16.800.000)

Perbaikan & pemeliharaan (65% x 42.000.000)

10.140.000 52.000.000 10.920.000 27.300.000

Total 2.879.622.554

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Cost Pool V

Aktivitas Biaya (Rp)

Aktivitas lainnya :

Laundry & Dry Cleaning (65% x 103.200.000) Cleaning Supplies (65% x 181.658.688)

Guest Supplies (65% x 56.064.692) Printing & Stationary (65% x 66.600.000) Internet (65% x 15.200.000)

Telephone & Facsmile (65% x 63.000.000) New Paper & Magazine (65% x 116.800.000) Decoration (65% x 33.600.000)

Transportation (65% x 80.000.000) Kitchen fuel ( 65% x 1.414.000.000

67.080.000 118.078.147

36.442.049 43.290.000 9.880.000 40.950.000 75.920.000 21.840.000 52.000.000 919.100.000

Total 1.384.580.000

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Pengalokasian Data Cost Driver

No Cost Driver Jumlah

1 Alokasi jumlah kamar terjual Superior

Deluxe Junior Suite

7.395 16.425 1.460

Total 25.280

2 Alokasi jumlah tamu menginap Superior

Deluxe Junior Suite

9.359 14.454 230

Total 24.079

3 Alokasi Jumlah Kamar tersedia Superior

Deluxe Junior Suite

9.125 21.535 2.190

Total 32.850

4 Alokasi Jumlah Luas lantai Superior

Deluxe

774 568

(11)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

Junior Suite 165

Total 1.507

5 Alokasi Persentase Pendapatan Superior

Deluxe Junior Suite

25%

63%

12%

Total 100%

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Tarif Cost Pool Cost Poll Total Cost Pool (Rp)

(Tabel 4.x) (1)

Cost Driver (tabel 4.x)

(2)

Tarif Cost Pool (Rp) (1) : (2) Cost Poll I

Cost Poll II Cost Poll III Cost Poll IV Cost Poll V

3.397.238.637 722.370.000 202.800.000 2.879.622.554 1.384.580.000

25.280 24.079 32.850 1.507 100%

157.248,36 30.000 6.173,51 1.910.831 1.384.580.000 Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Biaya yang melekat pada aktivitas dibebankan ke kamar berdasarkan konsumsi atau muatan aktivitas, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Harga Pokok Kamar Superior No Cost Pool Tarif Cost Pool

Cost

Driver Total (Rp)

1 Cost Pool I 157.248,36 7.395 1.162.851.622,2

2 Cost Pool II 30.000 9.359 280.770.000

3 Cost Pool III 6.173,51 9.125 56.333.278,75

4 Cost Pool IV 1.910.831 774 1.478.983.194

5 Cost Pool V 1.384.580.000 25% 346.145.000

Total Biaya Tidak Langsung 3.325.083.095

Total Biaya Langsung 318.118.731

Total Biaya Untuk Kamar Superior 3.643.203.189,95

Jumlah Kamar Terjual 7.395

Harga Pokok Kamar Superior 492.657

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Harga Pokok Kamar Deluxe No Cost Pool Tarif Cost Pool

Cost

Driver Total (Rp)

1 Cost Pool I 157.248,36 16.425 2.582.804.313

2 Cost Pool II 30.000 14.454 433.620.000

3 Cost Pool III 6.173,51 21.535 132.946.537,85

4 Cost Pool IV 1.910.831 568 1.085.352.008

(12)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

5 Cost Pool V 1.384.580.000 63% 872.455.500

Total Biaya Tidak Langsung 5.107.178.359

Total Biaya Langsung 749.859.298

Total Biaya Untuk Kamar Deluxe 5.857.073.657

Jumlah Kamar Terjual 16.425

Harga Pokok Kamar Deluxe 356.595

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Harga Pokok Kamar Junior Suite No Cost Pool Tarif Cost Pool

Cost

Driver Total (Rp)

1 Cost Pool I 157.248,36 1.460 229.852.605,6

2 Cost Pool II 30.000 14.454 433.620.000

3 Cost Pool III 6.173,51 2.190 13.519.986,9

4 Cost Pool IV 1.910.831 168 321.019.608

5 Cost Pool V 1.384.580.000 12% 166.149.600

Total Biaya Tidak Langsung 1.150.316.000,50

Total Biaya Langsung 79.579.682

Total Biaya Untuk Kamar Junior Suite 1.229.895.682,5

Jumlah Kamar Terjual 1.460

Harga Pokok Kamar Junior Suite 842.395

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Perbandingan Harga Pokok Kamar

Sistem Konversional dan Sistem Activity Based Costing Jenis Kamar Harga Pokok kamar

sistem Konversional

Harga Pokok kamar Activity Based Costing

Selisih

Superior 502.724 492.657 10.049

Deluxe 562.665 357.595 205.070

Junior Suite 1.105.235 842.395 262.840

Sumber : Hasil Pengelohan Data 2018

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil penentuan tariff kamar hotel menggunakan metode Activity Based Costing terjadi salisih harga dikarenakan pada metode Activity Based Costing biaya overhead pada masing – masing produk diberikan pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode Activity Based Costing mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing – masing aktivitas.

(13)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukam oleh penulis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan metode Activity Based Costing dalam perhitungan harga pokok kamar akan menghasilkan harga pokok kamar yang akurat, karena biaya- biaya yang terjadi dibebankan pada produk atas dasar aktivitas dan sumber daya yang di konsumsikan oleh produk dan juga menggunakan dasar lebih dari satu cost driver.

2. Hasil dari perhitungan harga pokok kamar dengan menggunakan metode Activity Based Costing yaitu untuk harga kamar superior sebesar 492.657, untuk kamar deluxe 357.595. untuk kamar Junior Suite sebesar 842.395.

Terdapat selisih harga yang lebih rendah dari penetapan oleh manajemen Hotel D’Maleo.

(14)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXXI JULI S/D SEPTEMBER 2019

DAFTAR PUSTAKA

Bastian Bustami Nurlela, (2009). Akuntansi Biaya Melalui Pendekatan Manajerial, edisi pertama, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Cooper dan Kaplan, 2012, Akuntansi Biaya Konversional, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., dan Brewer, peter C., 2011, Activity Based Costing system, buku 1 edisi kesebelas, Salemba Empat.

Hansen dan Women, 2014, Akuntansi Biaya, buku 1. s.I. : Salemba Empat.

Hansen dan Women, 2014, Akuntansi Management, edisi keempat, Yogyakarta:

BPFE,

Hansen dan Women, 2014, Management Biaya; Akuntansi dan pengendalian, buku 1. s.I.: Salemba Empat.

Hansen, Don R, dan Maryane M. Mowen. 2007, Manajemen Biaya, Salemba Empat, Jakarta.

Lilik Pirmaningsih, (2016). Akuntansi biaya, Cetakan Pertama, Yogyakarta:

Idomedia Pustaka.

Mursyidi, 2010, Akuntansi Biaya Conventional Costing Juts Time, dan Activity Based Costing, Cetakan pertama, Bandung: PT Refika Aditama.

Rahmawati, 2012, Akuntansi Biaya 1 DC, Cetakan pertama, Makassar: Pustaka Refleksi.

Supriyono, R.A, (2002) Akuntansi Manajemen; Proses Pengendalian manajemn.

Yogyakarta: STIE YKPN.

Tunggal, Amin Widjaja. (2009). Pengantar Activity Based Costing dan Activity Based Management. Jakarta: Harvarindo.

V. Wiratna Sujarweni, (2015), Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya, Cetakan pertama, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru press.

Wiwik Lestari, Dhyka Bagus Permana. (2017). Akuntansi Biaya Dalam Perspektif Manajerial. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Daerah diberi kewenangan untuk menuntut 5 (lima)

Tingkat Kebisingan yang terjadi pada malam hari dengan tingkat tekanan bunyi selama 8 jam malam hari yaitu antara pukul 22.00  –   06.00 dengan minimal pengambilan data selama 3

Kandungan serat pangan dalam tepung kelapa secara signifikan lebih besar dibandingkan pada sumber serat lainnya seperti tepung gandum, kasava, kentang, beras, dan

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa produk hukum ataupun undang-undang di Indonesia yang mengatur tentang aturan dalam berinteraksi dengan media sosial

Adalah sebagian dari tegangan elektroda pembumian yang dapat dijembatani oleh orang dengan langkah sebesar kira-kira 1 meter, atau tegangan antara dua titik di bumi yang berjarak

Model kadar air kritis atau persamaan Labuza (1982) merupakan permodelan berdasarkan perubahan fisik, yaitu untuk produk pangan yang sensitif terhadap perubahan kadar air.

ketiga bulan tersebut terkadang tidak dapat melakukannya pada hari dan tanggal yang sama disebabkan perbedaan dalam penetapan awal bulan-bulan tersebut; (b) bahwa

Realitas perbedaan kalender Hijriyah di kalangan umat Islam, pada umumnya, terjadi antar-negara.Tetapi tidak demikian yang terjadi di Indonesia.Di Indonesia