• Tidak ada hasil yang ditemukan

PK3L 3.1.1 Manajemen Risiko Rev 03

N/A
N/A
Guruh Saputra

Academic year: 2022

Membagikan "PK3L 3.1.1 Manajemen Risiko Rev 03"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Risiko K3 dan Lingkungan

1. TUJUAN

Memberikan pedoman, panduan dan metode pelaksanaan identifikasi bahaya dan aspek lingkungan, analisis risiko dan penetapan pengendalian terhadap bahaya kerja dan aspek lingkungan sebelum melakukan suatu kegiatan di perusahaan.

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk pelaksanaan kegiatan produk dan/atau jasa dan fasilitas pada semua bagian termasuk kontraktor, sub kontraktor, dan pengunjung yang berada di lingkungan kerja PT ISM Bogasari Flour Mills, Jakarta.

3. DEFINISI

Bahaya Sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya.

Aspek Lingkungan Unsur kegiatan atau produk atau jasa organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan

Lingkungan Keadaan sekeliling dimana organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan interaksinya.

Dampak Lingkungan Perubahan lingkungan, yang menguntungkan maupun yang merugikan, sebagian ataupun seluruhnya, sebagai akibat dari kegiatan, produk, ataupun pelayanan.

Identifikasi bahaya Proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan menentukan karakteristiknya.

Risiko Kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian

berbahaya atau paparan dengan keparahan suatu cidera atau sakit penyakit yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut.

Sakit penyakit Kondisi kelainan fisik atau mental yang teridentifikasi berasal dari dan/atau bertambah buruk karena kegiatan kerja dan/atau situasi yang terkait pekerjaan.

Risiko yang dapat diterima Risiko yang telah diturunkan sampai ke tingkat yang dapat ditolerir oleh organisasi untuk memenuhi peraturan perundangan dan kebijakan K3L organisasi.

(2)

4. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

4.1. Area Supervisor Bertanggung jawab untuk melakukan identifikasi bahaya dan aspek lingkungan secara terus-menerus di lingkungan kerjanya.

Bertanggung jawab untuk memberikan analisis risiko terhadap identifikasi yang telah dilakukan dan menetapkan kendali risiko pada daerah kerja yang bersangkutan.

4.2. Security & Safety Dept. Bertanggung jawab melakukan verifikasi atas identifikasi bahaya dan aspek lingkungan, analisis risiko dan penetapan pengendalian yang telah dilakukan oleh Area Supervisor.

5. PROSEDUR

5.1. Area Supervisor Melakukan identifikasi bahaya dan aspek lingkungan pada daerah kerja masing-masing sesuai dengan jenis kegiatan dan potensi kegaiatan terhadap kondisi dan cara kerja untuk kondisi normal, abnormal dan darurat.

Identifikasi bahaya, analisis risiko dan penetapan pengendalian dilakukan menggunakan Lembar SHE Plan (FR.03/3.1.1.1/JF)

Identifikasi bahaya dan aspek lingkungan dilakukan terhadap :

 aktivitas rutin dan tidak rutin;

 aktivitas seluruh personel yang mempunyai akses ke tempat kerja (termasuk kontraktor dan tamu);

 perilaku manusia, kemampuan dan faktor-faktor manusia lainnya;

 bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan personel di dalam kendali organsisasi di lingkungan tempat kerja;

 bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktivitas kerja yang terkait di dalam kendali organisasi;

 prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yang disediakan baik oleh organisasi ataupun pihak lain.

 perubahan-perubahan atau usulan perubahan di dalam organisasi, aktivitas-aktivitas atau material;

 modifikasi sistem manajemen K3L, termasuk perubahan sementara, dan dampaknya kepada operasional, proses-proses dan aktivitas-aktivitas;

 adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian risiko dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan

(3)

 rancangan area-area kerja, proses-proses, instalasi- instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasional dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada kemampuan manusia.

Melakukan penilaian risiko awal sesuai dengan matriks yang tertera pada Lampiran 1. Safety, Health and Environment Plan (SHE Plan).

Menetapkan kendali risiko yang akan diterapkan. Ada lima (5) jenis kendali risiko yang dapat dipergunakan baik secara mandiri maupun kombinasi di antara kendali-kendali risiko tersebut.

Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan risiko berdasarkan hirarki berikut ini yaitu :

 Kendali risiko dengan menghilangkan bahaya. Kendali risiko ini dapat diterapkan dengan cara menganalisis kemungkinan proses (cara kerja), alat maupun bahan yang berbahaya untuk tidak dilakukan atau dipergunakan dalam kegiatan kerja.

 Kendali risiko dengan mengganti bahan/alat kerja.

Kendali risiko ini dapat diterapkan dengan cara menganalisis kemungkinan adanya proses (cara kerja), alat maupun bahan pengganti/substitusi yang dapat dilakukan untuk menghilangkan risiko dalam kegiatan kerja.

 Kendali risiko dengan kendali rekayasa. Kendali risiko ini dapat diterapkan dengan cara menganalisis kemungkinan perubahan/proteksi secara fisik/bentuk terhadap proses, alat kerja maupun bahan baku yang berbahaya tersebut.

 Kendali risiko dengan kendali administratif. Kendali risiko ini dapat diterapkan dengan cara menganalisis kemungkinan proses (cara kerja), alat maupun bahan yang berbahaya tersebut dengan bantuan prosedur- prosedur administratif, work instruction, mengurangi frekwensi pekerjaan/keterlibatan pekerja, dll.

 Kendali risiko dengan alat pelindung diri. Kendali risiko ini dapat diterapkan dengan cara menganalisis kemungkinan penggunaan alat pelindung diri pada proses (cara kerja), maupun penanganan bahan yang berbahaya tersebut dalam kegiatan kerja. Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) dilakukan sesuai prosedur PK.03/3.1.4/JF tentang Pengadaan Alat Pelindung Diri.

(4)

Melakukan penilaian risiko akhir sesuai dengan matriks yang tertera pada Lampiran 1. Safety, Health and Environment Plan (SHE Plan). Penilaian risiko akhir ditetapkan untuk mengetahui risiko terkecil setelah pengendalian dilakukan dan menetapkan risiko yang dapat diterima dari jenis kegiatan dan/atau potensi kejadian yang telah teridentifikasi.

Apabila dalam penilaian akhir risiko, sebuah jenis kegiatan dan/atau potensi kejadian masih memberikan dampak, maka Area Supervisor dapat memberikan rekomendasi pengendalian untuk sebuah jenis kegiatan dan/atau potensi kejadian untuk memastikan risiko yang diterima secara konsisten dapat dikendalikan atau diturunkan secara maksimal.

Apabila pengendalian bahaya hasil penilaian resiko tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar maka pelaksanaan pengendalian tersebut dimasukkan dalam Program Manajemen K3L perusahaan.

5.2. Area Supervisor Data identifikasi bahaya dan aspek lingkungan, analisis risiko dan penetapan pengendalian yang telah diidentifikasi diserahkan kepada Departemen Security & Safety untuk dilakukan verifikasi.

5.3. Security & Safety Dept. Berdasarkan data yang terkumpul melakukan verifikasi lapangan terhadap identifikasi tersebut, termasuk evaluasi terhadap pengendalian yang sudah dilakukan dan pengendalian yang direkomendasikan, untuk memastikan risiko yang diterima secara konsisten dapat dikendalikan atau diturunkan secara maksimal.

Memberikan informasi Referensi Peraturan sesuai dengan jenis kegiatan dan/atau potensi kejadian yang telah diidentifikasi.

Hasil verifikasi diinformasikan dengan Area Supervisor terkait untuk kesesuaiannya.

5.4. Area Supervisor Jika data tersebut tidak sesuai, akan didiskusikan dengan Area Supervisor untuk perbaikan data tersebut.

Apabila kendali risiko sudah sesuai dilakukan tinjauan berkala dan apabila kendali risiko belum sesuai dilakukan perbaikan 5.5. Proses review Area Supervisor bekerjasama dengan Security & Safety Dept.

melakukan proses review terhadap SHE Plan apabila terjadi kecelakaan, untuk melihat pengendalian yang sudah ditetapkan dan/atau menambahkan jenis kegiatan tersebut dalam SHE Plan sesuai dengan prosedur ini.

Jangka waktu perubahan SHE Plan dilakukan sesuai dengan Prosedur tentang Pelaporan dan Penyelidikan Kejadian.

(5)

6. REFERENSI

Prosedur ini disusun berdasarkan referensi:

6.1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Nomor:PER.05/MEN/1996, Tanggal : 12 Desember 1996, Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lampiran 1. Pasal 2.1 tentang Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Penetapan pengendalian.

6.2. OHSAS 18001:2007 butir 4.3.1. Hazard identification, risk assessment and determining controls.

6.3. ISO 14001:2004 butir 4.3.1. Environmental Aspects

7. LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Safety, Health and Environment Plan (SHE Plan)

Lampiran 2 Kategori bahaya kritis dan aspek lingkungan penting dan Kondisi potensi kejadian

8. DOKUMEN TERKAIT

Prosedur – PK3L.03/3.1.3/JF tentang Pengelolaan Kontraktor.

Prosedur – PK.05/5.2.1/JF tentang Pelaporan dan Penyelidikan Kejadian.

Prosedur – PK3L.03/3.2.1/JF tentang Peraturan dan Evaluasi Penaatan.

Prosedur – PK.03/3.1.4/JF tentang Pengadaan Alat Pelindung Diri.

Prepared by, Acknowledged by, Approved by,

MR Security & Safety Mgr SVP Human Resources Deputy Division Head Manufacturing

(6)

Lampiran 1. Form Safety, Health and Environment Plan (SHE Plan)

(7)

Lampiran 2. Kategori bahaya kritis dan aspek lingkungan penting dan Kondisi potensi kejadian

Bahaya kritis dan aspek lingkungan disebut penting apabila memenuhi salah satu atau lebih kriteria dibawah ini. Kriteria tersebut adalah :

1. Terdapat peraturan dan/atau persyaratan yang diterapkan perusahaan terkait dengan jenis kegiatan dan/atau potensi kejadian tersebut.

2. Hasil pengukuran menunjukkan kondisi melebihi Nilai Ambang Batas atau kriteria yang ditentukan dalam Undang-undang, Peraturan dan Persyaratan lain, yang berhubungan dengan K3 dan Lingkungan, dan/atau.

3. Menimbulkan dampak K3 dan Lingkungan yang besar (seperti potensial menimbulkan kematian, cacat permanent dan/atau pencemaran lingkungan) secara langsung atau tidak langsung.

Kondisi Potensi Kejadian

Normal (N) Abnormal (A) Darurat (D)

Kondisi yang seharusnya terjadi dan memang terjadi dalam suatu kegiatan, produk dan pelayanan

Kondisi yang jarang terjadi, tetapi terjadi dalam suatu kegiatan, produk

dan pelayanan

Kondisi yang membahayakan dan tidak seharusnya memang terjadi dalam suatu kegiatan, produk dan

pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan indeks nilai penting (INP), ternyata Nepenthes ampullaria merupakan jenis dominan yang terdapat di Kawasan Hutan Lindung Gunung

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk

Tepung daun katuk selama ini belum dimanfaatkan sebagi pakan tambahan pada ternak dan bungkil inti sawit selama ini hanya digunakan sebagai ransum ternak sapi

Melalui pernyataan visi dan misi BPS tersebut, BPS memiliki aspirasi untuk mencapai sejumlah tujuan strategis, yaitu: (1) peningkatan kualitas data statistik; (2) peningkatan

Syukur Al-hamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Data dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan model regresi berganda, dengan pengujian tersebut diperoleh hasil sebesar 0.495 sehingga dapat disimpulkan

Proses pembuatan bets-bets yang digunakan dalam uji stabilitas hendaklah identik dengan bets skala komersial , mempunyai kualitas yang sama dalam hal spesifikasi dengan bets yang

(2012), menunjukkan bahwa setiap pasien kanker anak dapat mengalami efek samping pengobatan yang berbeda, tergantung pada kondisi tubuh mereka masing-masing. Dampak