LAPORAN PRAKTIKUM
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI I MODUL I
PERBAIKAN CARA KERJA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 11
1. MUHAMMAD ARDI (2070031001)
2. ADAM SAIFUL ISLAM (2070031020)
3. DIMAS NIHE (2070031008)
4. MUHAMAD IQBAL (2070031003)
5. DZAKI RAIFUDIN (2070031018)
6. SONYA DIALNALDO SAPUTRA (2070031011)
7. NUR FITRI AMIEN (1970032018)
LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INSDUSTRI
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Laporan Akhir Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Modul 1 “Pebaikan Cara Kerja” Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana.
KELOMPOK 11
NAMA NIM
1. MUHAMMAD ARDI (2070031001)
2. ADAM SAIFUL ISLAM (2070031020)
3. DIMAS NIHE (2070031008)
4. MUHAMAD IQBAL (2070031003)
5. DZAKI RAIFUDIN (2070031018)
6. SONYA DIALNALDO SAPUTRA (2070031011)
7. NUR FITRI AMIEN (1970032018)
DITERIMA/DITOLAK
Menyetujui, Mengetahui,
Kepala Laboratorium Asisten Laboratorium
Ir. Aries Abbas,ST.,MM Akmal Ilham Hermana ( NIDN 03290565505 ) ( NIM 1870031083 )
ii
KATA PENGANTAR
Terimakasih kepada ALLAH SWT yang telah membantu penyusun untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa pertolongan tuhan yang maha esa penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini sengaja di buat penyusun untuk menambah pengetahuan pembaca perancangan sistem kerja dan ergonomi, mengenai perbaikan cara kerja.
Penyusun mengambil isi pokok pembahasan dalam makalah ini dari berbagai sumber. Tetapi yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menambah pengetahuan pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada asisten dosen yang telah memberikan tugas kepada penyusun karena dengan tugas tersebut penyusun jadi lebih mengetahui mengenai perbaikan cara kerja.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada pembaca, meskipun makalah ini ada kelebihannya dan kekurangannya penyusun mohon kritik dan saranya agar penyusun bisa memperbaikiya.
Jakarta, 11 Desember 2021
Kelompok 11
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB 1 ... 1
1.1 Maksud dan Tujuan ... 1
1.2 Latar Belakang ... 1
1.3 Rumusan Masalah ... 2
1.4 Pembatasan Masalah ... 2
1.5 Sistematika Pembahasan ... 2
BAB II ... 4
2.1. Pengertian Ergonomi ... 4
2.2 Pengertian Antropometri ... 4
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi ... 5
2.3.1 Umur/Usia ... 5
2.3.2 Jenis kelamin (sex) ... 5
2.4 Jenis pengukuran antropometri ... 6
2.5 Cara mengukur antropometri tubuh manusia ... 6
2.5.1. Kursi antropometri ... 6
2.5.2 Portable Antropometri / Anthropometer Kit ... 7
2.6 Kegunaan Portable Antropometri dalam Bidang Kesehatan ... 8
2.6.1 Fungsi dan Keunggulan dari Portable Antropometri ... 9
2.7 Antropometri Kit Stunting Edition ... 10
2.7.1 Pengukuran Antropometri secara Berkala Pasca Kelahiran ... 10
2.7.2 Alat Ukur Antropometri Kit Untuk Stunting ... 11
2.8 Jenis pengukuran antropometri statis dan dinamis ... 12
2.8.1 ANTROPOMETRI STATIS ... 12
2.8.2 ANTROPOMETRI DINAMIS ... 13
2.8.3 Terdapat tiga bentuk pengukuran dinamis yaitu: ... 13
BAB III ... 14
3.1. Rekapitulasi Data Antropometri Seluruh Praktikan Dalam Satu Tabel... 14
3.2. Uji Kenormalan, Uji Keseragaman, dan Uji Kecukupan Data ... 17
3.2.1. Uji Kenormalan ... 17
iv
3.3. Perhitungan Nilai P5, P10, P50, P90, P95 ... 70
BAB IV ... 104
4.1 Analisis data antropometri ... 104
4.2 Analisis uji kenormalan data ... 104
4.3 Analisis Uji keseragaman Data ... 106
4.4 Analisis uji kecukupan data ... 108
4.5 Analisi Perhitungan Persentil ... 109
4.6 Analisis Sumber Variabilitas Antara Dimensi Tubuh Pria dan Wanita ... 111
4.7 Analisis dan rancang : ... 113
BAB V ... 114
5.1 KESIMPULAN ... 114
5.2 SARAN ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum ini adalah agar praktikan mampu :
1. Melakukan pengukuran dimensi tubuh manusia menggunakan alat ukur antropometri untuk pengambilan data dimensi antropometri
2. Melakukan uji statistik berupa uji kenormalan, uji keseragaman dan kecukupan pada data hasil pengukuran untuk mendapatkan data antropometri yang valid.
3. Melakukan penghitungan persentil dari data antropometri yang didapat.
1.2 Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh.
pergerakantubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, serta pertumbuhan dan pergantian selyang rusak. Masalah nutrisi merupakan hal yang sangat berhubungan denganintake makanan yang diberikan pada tubuh. Pengkajian dan penilaian kecukupan gizi atau nutrisi diperlukan untukmengetahui keseimbangan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan kegunaannya.Keseimbangan kebutuhan nutrisi pada seseorang dikatakan baik apabila asupannutrisinya seimbang dengan kegunaannya. Keseimbangan nutrisi dipengaruhi oleh2 hal yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan tubuh.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengkaji dan menilai angka kecukupannutrisi adalah dengan antopometri.
Antropometri merupakan pengetahuan mengenai pengukuran dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lainbahwajntubuh yang relevan dengan perancangan alat alat atau benda benda yang digunakan oleh manusia. Dalam dunia industri pendekatan Antropometri sangat dibutuhkan misalnya saja dalam perancangan alat dan perlengkapan. Tujuan pendekatan Antropometri dalam perancangan alat dan perlengkapan adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man-machine system), sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik, dan efisien.
2
Untuk dapat merancang tempat kerja maupun peralatan yang serasi dengan manusia dibutuhkan database Antropometri dari manusia tersebut, dimana database Antropometri badan tersebut dapat diperoleh dengan melakukan suatu pengumpulan data dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh pada suatu populasi manusia. Pengukuran Antropometri biasanya dilakukan dengan menggunakan alat anthropolometer.
1.3 Rumusan Masalah 1. Apa itu Antropometri?
2. Bagamimana cara untuk mengalisis indeks masa tubuh?
3. Apa saja jenis-jenis Antropometri?
1.4 Pembatasan Masalah
1. Pengumpulan data Antropometri menggunakan data dari hasil praktikum yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
2. Pengerjaan laporan ini menggunakan software yang telah direkomendasikan saat praktikum berlangsung.
1.5 Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan laporan penelitian Tugas Akhir dengan judul “Ergonomi Antropometri” penulis membahas pemahaman tentang Antropometri yang berisikan mengenai pengertian, konsep, dan metodelogi dari permasalahan yang sedang dibahas. Lalu bagaimana cara menganalisis indeks masa tubuh yang datanya sudah dikumpulkan dari hasil praktikum sebelumnya.
3 Pengumpulan Data
Mulai
Pengolahan Data
Asistensi
Pengumpulan Laporan Akhir
Responsi
SELESAI
Ya / Diterima
Ditolak
4
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ergonomi
Secara etiomologi, ergonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomo yang berarti peraturan atau hukum. Pengertian ergonomi adalah peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk sikap kerja.
Pengertian ergonomi sebagai salah satu cabang keilmuan yang sistematis untuk memanfaatkan informasiinformasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja yang baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan yang efektif, efisien, aman dan nyaman
(Ginting, 2010).
2.2 Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos yang artinya manusiadan metri yang berarti ukuran. Jadi antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.
Antropometri menurut Stevenson ( 1989 ) dan Nurmianto ( 1991 ) adalah suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-rata ) dan standar deviasinya dari satu distribusi normal Antropometri mengkaji masalah tubuh manusia.
Informasi ini diperlukan untuk merancang suatu sistem kerja agar menunjang kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga antropometri dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi tubuh ( termasuk bentuk dan ukuran tubuh ) dengan disain alat – alat yang digunakan manusia. Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang
5
distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri.
2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Manusia pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu:
2.3.1 Umur/Usia
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
Manusia dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu : a. Balita
b. Anak-anak c. Remaja d. Dewasa, dan e. Lanjut usia.
2.3.2 Jenis kelamin (sex)
Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
1. Suku bangsa (etnik),
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
6 2. Sosio ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.
3. Posisi tubuh (posture)
Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.
2.4 Jenis pengukuran antropometri
Antropometri memiliki peran penting dalam beberapa bidang, misalkan dalam bidang perancangan industri, desain pakaian, ergonomi, dan arsitektur.
Dalam bidang-bidang tersebut, data mengenai distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal, nyaman dan aman digunakan. Selain itu, antropometri akan terus digunakan karena perubahan dimensi tubuh manusia yang bersifat terus menerus.Perubahan ini didorong karena perkembangan gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), sehingga kemudian dibutuhkan perhitungan berkala mengenai data antropometri yang diperlukan.
2.5 Cara mengukur antropometri tubuh manusia
Dalam melakukan pengukuran antropometri, terdapat dua alat yang digunakan.
Alat ini mampu membantu seseorang untuk mengukur dimensi tubuh dengan lebih cermat. Saat ini, ada dua alat yang digunakan untuk mengukur dimensi tubuh manusia, yakni:
2.5.1. Kursi antropometri
Alat ukur lain yang biasanya digunakan dalam mengukur ruang lingkup dimensi tubuh manusia adalah Kursi Antropometri. Beberapa tahun yang lalu, kursi antropometri terbuat dari bahan kayu yang sangat konvensional. Sehingga
7
terkadang bisa terjadi kesalahan dalam perhitungan. Kendati demikian, saat ini telah dibuat kursi antropometri yang lebih modern dengan menggabungkan teknologi listrik dalam perhitungannya. Sehingga meskipun pengukuran dilakukan secara manual. Namun, perhitungan yang dihasilkan akan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan.
2.5.2 Portable Antropometri / Anthropometer Kit
Selain kursi antropometri, dalam melakukan pengukuran antropometri tubuh manusia, kita juga bisa menggunakan alat antropometri portable. Biasanya alat portable antropometri atau yang dikenal pula dengan anthropometry measurement kit, merupakan alat alat yang terdiri dari antropometer, sliding caliper, spreading caliper dan juga jangka sorong. Alat ini sangat praktis untuk digunakan dan dapat digunakan kapanpun dan dimanapun. Portable Antropometri biasanya digunakan untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan kerja.
Pengukuran dimensi tubuh manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai macam instrument. Salah satu alat ukur antropometri yang populer digunakan adalah portable antropometri. Portable antropometri merupakan alat ukur antropometri yang terdiri dari beberapa bagian didalamnya. Beberapa bagian tersebut adalah:
a. Satu Set Alat Antropometer b. Branches Measurement Curve c. Small Spreading Calliper d. Sliding Calliper
Alat di atas memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing. Dan yang terpenting, alat ini digunakan untuk kepentingan pengukuran dimensi tubuh manusia yang lebih efektif dan modern. Alat ini juga dikenal dengan Antropometri Kit jenis GPM Martin. Karena alat ini ditemukan oleh Rudolf Martin. Portable Antropometri sendiri memiliki fungsi dan kegunaan yang beragam. Selain itu, instrument ini juga seringkali digunakan dalam Bidang Kesehatan.
8
2.6 Kegunaan Portable Antropometri dalam Bidang Kesehatan
Pengukuran antropometri dalam bidang kesehatan merupakan sebuah keharusan dan menjadi urgensi yang penting. Dalam bidang kesehatan, pengukuran antropometri dilakukan secara berkala. Seringkali, pengukuran antropometri digunakan dalam penelitian secara berkala. Selain ini digunakan untuk mengetahui data dari suatu populasi dengan syarat tertentu.
Fungsi dari pengukuran antropometri dalam bidang kesehatan adalah :
• Mengetahui perkembangan tubuh populasi yang diteliti
• Data yang dapat digunakan dapat dianalisis terkait dengan status gizi yang mempengaruhi pertumbuhan atau berkembangan
• Digunakan sebagai acuan dalam pembuatan produk massal yang ergonomis
• Membantu menemukan variable-variable yang berhubungan dengan perkembangan atau pertumbuhan dimensi manusia.
Beberapa fungsi di atas dapat tercapai dengan baik apabila pengukuran antropometri tersebut digunakan dengan menggunakan antropometri kit atau portable antropometri. Hal ini karena dalam satu set Portable Antropometri, terdapat beberapa alat yang ada didalamnya. Alat alat ini dapat mewakili seluruh pengukuran yang dibutuhkan, seperti pengukuran tinggi tubuh, pengukuran pada kepala dan pengukuran pada bagian yang melintang. Beberapa foto dibawah ini adalah pengukuran yang dilakukan menggunakan alat-alat dalam Portable Antropometri Set.
9
2.6.1 Fungsi dan Keunggulan dari Portable Antropometri
• Dapat mengukur tiggi, lebar, panjang, dan kedalaman pada dimesi tubuh manusia.Dalam set alat ukur antropometri, tidak hanya tinggi maupun lebar yang bisa diukur. Namun juga kedalaman dari suatu objek. Selain itu, alat ini tidak hanya bisa mengukur dimensi tubuh yang berbentuk lurus namun melengkung atau melintang.
• Terdapat 4 instrument yang dapat menunjang pengukuranSeperti yang telah disebutkan, alat ini terdiri dari empat instrument yang saling melengkapi satu sama lain. Alat-alat ini dibuat dengan mementingkan presisi yang sesuai. Selain itu, bahan masing-masing alat adalah stainless steel.
• Mudah digunakan karena pengukuran yang digunakan sederhana.Instrumen Portable Antropometri merupakan istrumen yang dapat digunakan oleh siapapun. Hal ini karena pengguaannya yang memang dibuat untuk lebih friendly. Selain itu, koper yang melengkapi alat ini membuat pengukuran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Alat ini akan sangat pas digunakan dalam pengukuran terutama dalam bidang penelitian kesehatan.
(Gambar 1,1)
Pengukuran Kepala Menggunakan Spreading Calliper
(Gambar 1,2) Pengukuran Kepala
Menggunakan Sliding Calliper
(Gambar 1,3)
Pengukuran tubuh Menggunakan Antropometri dan Branches
Measurement Curve
(Gambar 1,3)
Pengukuran tubuh Menggunakan Antropometer
10
• Telah teruji ketepatan, daya tahan dan kemudahan penggunaan.Portable Antropometri telah teruji ketahanan dan daya tahan pula. Bahan pembuatan dari instrument ini sendiri merupakan stainless steel mulai dari antropometer, branches measurement curves, sliding calliper dan spreading calliper. Selain itu, penggunaanya juga lebih mudah dibanding alat lain karena bentuknya yang sederhana dan simple.
2.7 Antropometri Kit Stunting Edition
Stunting merupakan permasalahan yang berhubungan dengan kondisi tubuh anak kerdil. Untuk mencegah stunting, maka dilakukan pengukuran antropometri secara berkala. Untuk itu, alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran pun berbeda dengan alat yang ada di atas. Karena alat ini digunakan untuk bayi, anak hingga dewasa, maka alat yang digunakan sangat diperhatikan keamanannya.
2.7.1 Pengukuran Antropometri secara Berkala Pasca Kelahiran
Selain melakukan hal-hal yang sudah kami jelaskan di atas, sebagai orang tua mereka harus rutin melakukan pengecekan antropometri secara berkala, bisa di posyandu atau melakukannya secara mandiri di rumah.
Orang tua harus mengajak anak mereka mengikuti program posyandu agar sang anak memperoleh imunisasi serta perkembangannya dapat dicek dan dipantau; apakah tinggi dan berat badannya sudah sesuai dengan umurnya.
11
2.7.2 Alat Ukur Antropometri Kit Untuk Stunting
(Gambar 2.1) Antropometri Kit SK – 92
(Gambar 2.2) Antropometri Kit SK – 95
(Gambar 2.3) Antropometri Kit SK – 95
(Gambar 2.4) Antropometri Kit SK – 95
12
2.8 Jenis pengukuran antropometri statis dan dinamis 2.8.1 ANTROPOMETRI STATIS
Antropometri statis dapat diartikan dengan perhitungan dimensi struktur tubuh.
Antropometri statis merupakan pengukuran tubuh dalam posisi diam atau posisi statis. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi badan, ukuran kepala, panjang lengan dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :
o Umur
o Jenis kelamin o Suku bangsa o Pekerjaan
Beberapa cara pengukuran Antrometri Statis yaitu dengan Uji kenormalan data dan Uji keseragaman data.
A. Uji kenormalan data
Uji kenormalan data dilakukan agar data yang didapat benar-benar mewakili populasi yang diteliti sehingga data yang didapatkan bersifat akurat dan valid. Uji kenormalan data biasa dilakukan dengan menggunakan software SPSS 25 dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Masukkan semua data yang telah dikumpulkan pada apllikasi SPSS 2. Klik Analyze → Nonparametric Test → Legacy Dialogs → 1-sample K-S 3. Masukkan data yang ingin diuji kenormalannya pada Test Variable
List→centang tanda Normal pada kolom bawah → Klik OK
B. Uji keseragaman data
Uji keseragaman data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 25 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Masukan semua data yang telah dikumpulkan pada aplikasi SPSS
13
2. Klik Analysze → Quality Control → Control Chart → Individual Movinf Range
3. Masukkan data yang ingin diuji keseragamannya pada pada proses measurement → Klik OK.
2.8.2 ANTROPOMETRI DINAMIS
Bila antropometri statis berhubungan dengan perhitungan dengan bentuk tubuh ketika diam. Maka sesuai dengan namanya, antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan maupun ciri-ciri fisik seseorang dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
2.8.3 Terdapat tiga bentuk pengukuran dinamis yaitu:
o Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti bagaimana keadaan mengenai cara kerja dari suatu aktivitas dalam pekerjaan dan lain sebagainya.
o Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja. Hal ini berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan dalam pekerjaan.
Misalkan bagi pegawai pabrik, tentunya jangkauan karyawan ke alat mesin akan sangat berpengaruh.
o Pengukuran variabilitas kerja, yang didasarkan pada aktivitas apa saja yang dilakukan dalam mekanisme kerja seseorang.
Pengukuran Antropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia, agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta menyenangkan. Selain itu, hal ini berpengaruh dengan upaya manusia untuk membuat produk massal. Di mana selain itu, produk diharapkan dapat memiliki nilai ergonomi yang tinggi.
14
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1.Rekapitulasi Data Antropometri Seluruh Praktikan Dalam Satu Tabel.
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12
ttt tm tb ts tp ttr tuj tpd tmd tbd tsd tp
1 172 160 147 103 100 66 64 59 57 50 30 18
2 171 165 148 108 105 71 69 64 62 55 33 16
3 177 164 152 107 104 70 68 63 61 54 32 15
4 176 163 151 106 103 69 67 62 60 53 34 17
5 175 162 150 105 102 68 66 61 59 52 35 19
6 174 161 149 104 101 67 65 60 58 51 25 21
7 173 160 148 103 100 66 64 59 57 50 26 20
8 177 159 147 102 99 65 63 58 56 49 28 22
9 171 158 146 101 98 64 62 57 55 48 26 23
10 170 157 145 100 97 63 61 56 54 47 27 16
11 169 156 144 99 96 62 60 55 53 46 29 18
12 168 155 143 98 95 61 59 54 52 45 31 15
13 167 156 142 99 96 62 60 55 53 46 30 17
14 167 157 142 100 97 63 61 56 54 47 32 19
15 168 158 143 101 98 64 62 57 55 48 34 21
16 169 159 144 102 99 65 63 58 56 49 33 20
17 170 160 145 103 100 66 64 59 57 50 25 23
18 171 161 146 104 101 67 65 60 58 51 35 18
19 172 162 147 105 102 68 66 61 59 52 62 16
20 173 163 148 106 103 69 67 62 60 53 28 15
21 174 164 149 107 104 70 68 63 61 54 25 17
22 175 165 150 108 105 71 69 64 62 55 27 19
23 176 160 151 100 104 70 60 62 61 54 29 21
24 177 164 152 98 103 68 62 60 60 53 31 20
25 170 163 150 99 102 66 64 58 59 52 30 15
26 166 162 148 102 101 64 66 56 58 51 34 17
27 170 161 146 100 100 62 68 54 57 50 33 23
28 168 160 142 104 98 70 61 60 56 49 25 22
29 168 158 144 108 96 61 60 54 55 48 35 14
30 172 156 144 100 98 62 64 56 54 47 62 13
31 174 155 50 98 102 61 68 60 53 46 28 22
32 176 158 152 102 104 64 60 58 52 45 25 20
NO
ANTROPOMETRI STATIS
15
D13 D14 D15 D16 D17 D18 D19 D20 D21 D22 D23 D24
pl ppl tl ttl lsb lba lp td tp pla plb ptrd
1 67 42 55 37 45 44 36 56 38 32 35 76
2 70 37 50 32 40 49 31 51 33 37 38 81
3 63 47 60 42 50 48 41 61 43 36 34 80
4 65 38 52 41 42 47 33 53 34 35 30 79
5 62 39 54 39 47 46 32 52 35 34 32 78
6 72 40 56 32 45 45 40 53 36 33 33 77
7 71 47 59 38 42 44 39 54 37 32 31 76
8 70 46 51 40 41 43 37 55 38 31 36 75
9 69 45 53 37 46 42 36 56 39 30 34 74
10 68 44 54 34 43 41 32 57 40 29 35 73
11 66 43 52 32 44 40 34 58 41 28 38 72
12 65 42 60 37 49 39 38 59 42 27 39 71
13 64 45 59 35 42 39 40 60 43 28 40 76
14 63 46 57 33 50 40 40 61 43 29 35 75
15 62 38 56 42 49 41 31 60 42 30 30 74
16 70 42 54 40 47 42 40 59 41 31 40 73
17 68 38 53 35 43 43 43 58 40 32 32 72
18 72 41 57 36 41 44 40 57 39 33 31 71
19 69 43 59 34 48 41 36 56 38 34 34 81
20 67 39 60 35 40 43 32 55 37 35 38 80
21 65 37 54 33 42 39 40 54 36 36 35 79
22 66 39 53 32 47 42 33 53 35 37 32 78
23 70 38 52 33 43 41 31 52 34 36 37 77
24 65 42 51 34 49 44 41 51 33 34 31 76
25 71 45 57 35 43 42 40 55 34 30 36 80
26 68 47 56 36 41 38 32 60 38 32 39 74
27 70 41 54 37 48 39 33 53 40 28 32 72
28 72 38 55 38 46 44 34 55 43 27 40 81
29 71 37 58 39 44 42 35 58 41 30 32 80
30 62 42 51 40 41 41 36 60 38 32 31 81
31 67 43 59 41 40 42 37 61 43 34 40 80
32 64 44 56 42 40 39 40 52 42 36 30 78
NO
ANTROPOMETRI STATIS
16
D25 D26 D27 D28 D29 D30 D31 D32 D33 D34 D35 D36
pbtd pk ik pt it prts prs tgtb tgtd pgtd spl sppk
1 56 38 20 20 10 171 87 200 127 60 205 30
2 55 27 29 19 9 170 86 119 126 129 202 31
3 53 25 26 17 6 167 83 116 123 56 207 32
4 52 24 25 15 5 166 82 195 122 55 200 33
5 52 24 26 16 6 167 83 196 123 54 203 35
6 57 29 31 21 11 172 88 201 128 61 201 29
7 58 30 32 22 12 173 89 202 129 62 204 28
8 59 32 33 23 13 174 98 203 130 63 209 26
9 60 26 34 24 14 175 91 204 131 64 210 25
10 61 33 35 25 15 176 93 205 132 65 208 27
11 54 30 28 18 8 169 85 198 125 58 206 25
12 56 38 20 20 10 171 87 200 127 60 202 33
13 55 27 29 19 9 170 86 119 126 129 205 31
14 53 25 26 17 6 167 83 116 123 56 207 32
15 52 24 25 15 6 166 82 195 122 55 200 30
16 52 24 26 16 6 167 83 196 123 54 203 27
17 57 29 31 21 11 172 88 201 128 61 201 25
18 58 30 32 22 12 173 89 202 129 62 204 26
19 59 32 33 23 13 174 98 203 130 63 209 28
20 60 26 34 24 14 175 91 204 131 64 210 29
21 61 33 35 25 15 176 93 205 132 65 208 35
22 54 30 28 18 8 169 85 198 125 58 206 30
23 56 28 29 19 10 171 86 200 127 60 202 31
24 55 27 26 17 9 170 86 199 126 59 205 31
25 53 25 25 15 6 167 83 196 123 56 207 33
26 51 23 26 21 5 166 88 195 128 55 200 28
27 57 24 31 22 6 167 89 196 119 54 203 29
28 58 29 32 23 11 172 90 201 130 61 201 26
29 59 30 33 24 12 173 91 202 129 62 204 25
30 60 32 34 25 13 174 93 203 136 63 209 27
31 61 26 35 25 14 175 85 204 131 64 210 32
32 54 33 28 18 15 176 93 205 131 65 208 31
No
ANTROPOMETRI STATIS DATA DINAMIS
17
3.2.Uji Kenormalan, Uji Keseragaman, dan Uji Kecukupan Data 3.2.1. Uji Kenormalan
D1. TINGGI TUBUH POSISI TEGAK Tabel 3.2.1.1 TINGGI TUBUH POSISI TE GAK
D1
N 32
Normal Parametersa,b Mean 171.75 Std.
Deviation
3.312
Most Extreme Differences
Absolute .108
Positive .108
Negative -.095
Test Statistic .108
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D2. TINGGI MATA
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D2
N 32
Normal Parametersa,b Mean 160.06
Std. Deviation 2.972 Most Extreme Differences Absolute .100
Positive .100
Negative -.088
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
18
D3. TINGGI BAHU
D3
N 32
Normal Parametersa,b Mean 147.03
Std. Deviation 3.157 Most Extreme Differences Absolute .113
Positive .113
Negative -.108
Test Statistic .113
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D4. TINGGI SIKU
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D4
N 32
Normal Parametersa,b Mean 102.56 Std.
Deviation
3.162
Most Extreme Differences
Absolute .135
Positive .135
Negative -.080
Test Statistic .135
Asymp. Sig. (2-tailed) .147c
19
D5. TINGGI PINGGUL
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D6. TINGGI TULANG RUAS D6
N 32
Normal Parametersa,b Mean 65.78 Std.
Deviation
3.210
Most Extreme Differences
Absolute .117
Positive .117
Negative -.099
Test Statistic .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05.
sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 dite D5
N 32
Normal Parametersa,b Mean 100.41 Std.
Deviation
2.917
Most Extreme Differences
Absolute .114
Positive .108
Negative -.114
Test Statistic .114
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
20
D7. TINGGI UJUNG JARI D7
N 32
Normal Parametersa,b Mean 63.94 Std.
Deviation
3.068
Most Extreme Differences
Absolute .112
Positive .112
Negative -.095
Test Statistic .112
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D8. TINGGI DALAM POSISI DUDUK D8
N 32
Normal Parametersa,b Mean 58.78 Std.
Deviation
2.981
Most Extreme Differences
Absolute .106
Positive .106
Negative -.096
Test Statistic .106
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
21
D9. TINGGI MATA DALAM POSISI DUDUK
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D10. TINGGI BAH DALAM POSISI DUDUK D10
N 32
Normal Parametersa,b Mean 50.00 Std.
Deviation
3.005
Most Extreme Differences
Absolute .091
Positive .091
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D9
N 32
Normal Parametersa,b Mean 57.00 Std.
Deviation
3.005
Most Extreme Differences
Absolute .091
Positive .091
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
22
D11. TINGGI SIKU DALAM POSISI DUDUK
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima.
D12. TEBAL PAHA
D12
N 32
Normal Parametersa,b Mean 18.50 Std.
Deviation
2.862
Most Extreme Differences
Absolute .106
Positive .106
Negative -.106
Test Statistic .106
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D11
N 32
Normal Parametersa,b Mean 31.84 Std.
Deviation
8.591
Most Extreme Differences
Absolute .294
Positive .294
Negative -.213
Test Statistic .294
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
23
D13. PANJANG LUTUT
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D14. PANJANG POPLITEAL
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D13
N 32
Normal Parametersa,b Mean 67.31 Std.
Deviation
3.207
Most Extreme Differences
Absolute .143
Positive .108
Negative -.143
Test Statistic .143
Asymp. Sig. (2-tailed) .096c
D14
N 32
Normal Parametersa,b Mean 41.72 Std.
Deviation
3.265
Most Extreme Differences
Absolute .141
Positive .141
Negative -.097
Test Statistic .141
Asymp. Sig. (2-tailed) .105c
24
D15. TINGGI LUTUT
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D16. TINGGI POPLITEAL D16
N 32
Normal Parametersa,b Mean 36.59 Std.
Deviation
3.271
Most Extreme Differences
Absolute .124
Positive .124
Negative -.101
Test Statistic .124
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D15
N 32
Normal Parametersa,b Mean 55.22 Std.
Deviation
3.003
Most Extreme Differences
Absolute .126
Positive .126
Negative -.115
Test Statistic .126
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
25
D17. LEBAR SISI BAHU D17
N 32
Normal Parametersa,b Mean 44.31 Std.
Deviation
3.277
Most Extreme Differences
Absolute .156
Positive .156
Negative -.106
Test Statistic .156
Asymp. Sig. (2-tailed) .047c
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima.
D18. LEBAR BAHU BAGIA ATAS
D18
N 32
Normal Parametersa,b Mean 42.31 Std.
Deviation
2.717
Most Extreme Differences
Absolute .140
Positive .140
Negative -.080
Test Statistic .140
Asymp. Sig. (2-tailed) .116c
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
26
D19. LEBAR PINGGUL
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima.
D20. TEBAL DADA
D20
N 32
Normal Parametersa,b Mean 56.09 Std.
Deviation
3.196
Most Extreme Differences
Absolute .115
Positive .115
Negative -.108
Test Statistic .115
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D19
N 32
Normal Parametersa,b Mean 36.34 Std.
Deviation
3.651
Most Extreme Differences
Absolute .185
Positive .133
Negative -.185
Test Statistic .185
Asymp. Sig. (2-tailed) .007c
27
D21. TEBAL PERUT
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima
D22. PANJANG LENGAN ATAS
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D21
N 32
Normal Parametersa,b Mean 38.63 Std.
Deviation
3.250
Most Extreme Differences
Absolute .111
Positive .089
Negative -.111
Test Statistic .111
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
D22
N 32
Normal Parametersa,b Mean 32.13 Std.
Deviation
3.024
Most Extreme Differences
Absolute .107
Positive .103
Negative -.107
Test Statistic .107
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
28
D23. PANJANG LENGAN BAWAH D23
N 32
Normal Parametersa,b Mean 34.69 Std.
Deviation
3.374
Most Extreme Differences
Absolute .162
Positive .162
Negative -.118
Test Statistic .162
Asymp. Sig. (2-tailed) .032c
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima.
D24. PANJANG RENTANG TANGAN KE DEPAN
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D24
N 32
Normal Parametersa,b Mean 76.56 Std.
Deviation
3.272
Most Extreme Differences
Absolute .135
Positive .096
Negative -.135
Test Statistic .135
Asymp. Sig. (2-tailed) .149c
29
D25. PANJANG BAHU GENGGAMAN TANGAN KE DEPAN D25
N 32
Normal Parametersa,b Mean 56.19 Std.
Deviation
3.084
Most Extreme Differences
Absolute .105
Positive .105
Negative -.100
Test Statistic .105
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D26. PANJANG KEPALA D26
N 32
Normal Parametersa,b Mean 28.53 Std.
Deviation
3.951
Most Extreme Differences
Absolute .120
Positive .120
Negative -.094
Test Statistic .120
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
30
D27. LEBAR KEPALA D27
N 32
Normal Parametersa,b Mean 29.28 Std.
Deviation
4.152
Most Extreme Differences
Absolute .129
Positive .129
Negative -.129
Test Statistic .129
Asymp. Sig. (2-tailed) .189c
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D28. PANJANG TANGAN
D28
N 32
Normal Parametersa,b Mean 20.28
Std. Deviation 3.295 Most Extreme Differences Absolute .108
Positive .099
Negative -.108
Test Statistic .108
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
31
D29. LEBAR TANGAN D29
N 32
Normal Parametersa,b Mean 10.00 Std.
Deviation
3.302
Most Extreme Differences
Absolute .168
Positive .168
Negative -.103
Test Statistic .168
Asymp. Sig. (2-tailed) .022c
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima.
D30. PANJANG RENTANGAN TANGAN KE SAMPING D30
N 32
Normal Parametersa,b Mean 170.97 Std.
Deviation
3.346
Most Extreme Differences
Absolute .163
Positive .163
Negative -.103
Test Statistic .163
Asymp. Sig. (2-tailed) .029c
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima
32
D31. PANJANG RENTANGAN SIKU D31
N 32
Normal Parametersa,b Mean 87.94 Std.
Deviation
4.310
Most Extreme Differences
Absolute .111
Positive .111
Negative -.084
Test Statistic .111
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D32. TINGGI GENGGAMAN TANGAN KE ATAS DALAM POSISI BERDIRI
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima.
D32
N 32
Normal Parametersa,b Mean 189.97 Std.
Deviation
28.013
Most Extreme Differences
Absolute .446
Positive .296
Negative -.446
Test Statistic .446
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
33
D33. TINGGI GENGGAMAN TANGAN KEATAS DALAM POISI DUDUK D33
N 32
Normal Parametersa,b Mean 127.25 Std.
Deviation
3.767
Most Extreme Differences
Absolute .120
Positive .120
Negative -.085
Test Statistic .120
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D34. PANJANG GENGGAMAN TANGAN KE DEPAN
Data dinyatakan tidak normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) < 0.05. sehingga data dapat dikatakan tidak berdistribusi normal dan H0 tidak diterima.
D34
N 32
Normal Parametersa,b Mean 64.16 Std.
Deviation
17.389
Most Extreme Differences
Absolute .418
Positive .418
Negative -.280
Test Statistic .418
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
34
D35. SUDUT PUTARAN LENGAN D35
N 32
Normal Parametersa,b Mean 204.97 Std.
Deviation
3.258
Most Extreme Differences
Absolute .109
Positive .102
Negative -.109
Test Statistic .109
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
D36. SUDUT PUTARAN PERGELANGAN TANGAN D36
N 32
Normal Parametersa,b Mean 29.38 Std.
Deviation
2.959
Most Extreme Differences
Absolute .115
Positive .101
Negative -.115
Test Statistic .115
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Data dinyatakan normal, karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05. sehingga data dapat dikatakan berdistribusi normal dan H0 diterima.
35 3.2.2 UJI KESERAGAMAN
D1. Tinggi Tubuh Posisi Gerak
D2. Tinggi Mata
Data D1 dinyatakan tidak Seragam dikarenakan melewati garis atas (UCL) dan garis bawah (LCL)
Data D2 dinyatakan tidak Seragam dikarenakan melewati Batas Garis atas (UCL) dan garis bawah (LCL)
36
D3. Tinggi Bahu
D4. Tinggi Siku
Data D4 tidak Seragam dikarenakan melewati Batas garis Atas ( UCL ) dan melewati garis bawah ( LCL )
Data D3 dinyatakan dinyatakan tidak Seragam dikarenakan melewati Batas Garis atas (UCL) dan garis bawah (LCL)
37
D5. Tinggi Pinggul
D6. Tinggi Tulang Ruas
Data D5 tidak Seragam dikarenakan melewati Batas garis Atas ( UCL ) dan Batas garis Bawah ( LCL )
Data D6 tidak Seragam dikarenakan melewati Batas Garis Atas ( UCL )
38
D7. Tinggi Ujung Jari
Data D7 dinyatakan Seragam karna tidak melewati garis Atas (UCL ) dan Bawah ( LCL )
D8. Tinggi Dalam Posisi Duduk
Data D8 dinyatakan Seragam karna tidak melewati garis Atas ( UCL) dan Bawah ( LCL )
39
D9. Tinggi Mata Dalam Posisi Duduk
D10. Tinggi Bahu Dalam Posisi Duduk
Data D9 tidak Seragam dikarenakan melewati batas Garis Atas ( UCL )
Data D10 dinyatakan Seragam karna tidak melewati garis Atas ( UCL ) dan garis Bawah ( LCL )
40
D11. Tinggi Siku Dalam Posisi Duduk
D12. Tebal Paha
Data D11 dinyatakan Seragam karna tidak melewati garis Atas ( UCL ) dan Bawah ( LCL )
Data D12 dinyatakan Seragam karena tidak melewati Garis Atas ( UCL ) dan Garis Bawah ( LCL )
41
D13. Panjang Lutut
D14. Panjang Popliteal
Data D13 dinyatakan Seragam dikarenakan garis tidak melewati Batas garis Atas ( UCL ) dan Bawah ( LCL )
Data D14 dinyatakan Seragam dikarenakan garis tidak melewati Batas garis Atas ( UCL ) dan Bawah ( LCL )
42
D15. Tinggi Lutut
D16. Tinggi Popliteal
Data D15 dinyatakan Seragam dikarenakan garis tidak melewati Batas garis Atas ( UCL ) dan Bawah ( LCL )
Data D16 dinyatakan Seragam dikarenakan garis tidak melewati Batas garis Atas ( UCL ) dan Bawah ( LCL )