RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA NEGERI 1 KADUGEDE Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester : XI / Ganjil Materi Pokok : Inflasi Alokasi Waktu : 90 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta Didik dapat menganalisis secara kritis informasi dan data-data yang diperoleh serta membuat kesimpulan tentang inflasi melalui kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
B. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar
Media : Lembar kerja siswa, Lembar penilaian Alat/Bahan : Spidol, papan tulis, Laptop & infokus
Sumber Belajar : Buku Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI kurikulum 2013 yang disempurnakan, Eralngga, Tahun 2016
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi selanjutnya.
Menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi : Pengertian, sebab dan cara mengatasi, dampak serta contoh menghitung laju inflasi.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh,
Kegiatan Inti ( 70 Menit ) Kegiatan
Literasi
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan terkait
materi Pengertian, sebab dan cara mengatasi, dampak serta contoh menghitung laju inflasi.
Critical Thinking
Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik yang berkaitan dengan materi Pengertian, sebab dan cara mengatasi, dampak serta contoh menghitung laju inflasi.
Collaboration Peserta didik dibentuk dalam 6 kelompok. Masing-masing ahli dari kelompok diberikan tanggungjawab untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai yang pada nantinya akan dijelaskan Kembali ke anggota kelompok asal.
Communication Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok pada kelompok ahli. Perwakilan kelompok mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Pengertian, sebab dan cara mengatasi, dampak serta contoh menghitung laju inflasi. Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan pelajaran.tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
D. Penilaian Hasil Pembelajaran
- Penilaian Pengetahuan berupa tes tertulis pilihan ganda & tertulis uraian, dan observasi terhadap diskusi tanya
jawab dan percakapan serta penugasan
- Penilaian Keterampilan berupa penilaian unjuk kerja siswa.
Kadugede, Juli 2022
Mengetahui
Kepala SMAN 1 Kadugede Guru Mata Pelajaran
Rhida Jaya Bbuana, S.Pd., M.Pd. Kamus Hidayat, M.Pd.
NIP. 198401092009021001 NIP. 197606042007011008
Materi Pokok
Salah satu faktor penyebab kegoncangan perekonomian dalam suatu negara adalah inflasi. Inflasi dialami oleh setiap negara, baik negara maju maupun negara berkembang.
1. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga umum yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Hal ini menunjukan bahwa suatu keadaan dikatakan terjadi inflasi jika terjadi kenaikan harga-harga pada semua jenis barang dan berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu inflasi menyebabkan nilai tukar uang menjadi turun. Kenaikan harga umum yang terjadi sekali waktu atau tidak terjadi secara terus menerus tidak dapat dikatakan sebagai inflasi. Berdasarkan definisi dan penjelasan tersebut maka terdapat tiga ciri terjadinya inflasi, yaitu:
1. terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga 2. berlaku secara umum
3. berlangsung secara terus menerus dalan jangka panjang
Tingkat harga yang dimaksud dalam inflasi adalah tingkat harga umum, artinya tingkat harga yang mengalami kenaikan bukan hanya pada satu komoditi, tetapi harga-harga secara umum.
2. Macam-macam inflasi
Inflasi dapat dibedakan menurut tingkat keparahannya, penyebab timbulnya inflasi, dan asal/sumber inflasi.
a. Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
1) Inflasi ringan (10% per tahun) 2) Inflasi sedang (10%-30% per tahun) 3) Inflasi berat (30%-100%)
4) Inflasi sangat berat (diatas 100% per tahun) b. Inflasi berdasarkan penyebabnya.
Inflasi berdasarkan penyebabnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1) Inflasi karena tarikan permintaan (Demand pull inflation)
Inflasi permintaan biasanya terjadi karena adanya asumsi dari masyarakat bahwa harga
barang-barang di masyarakat akan naik atau akan terjadi kenaikan harga. Hal ini
menyebabkan masyarakat melakukan pembelian barang secara besar-besaran sehingga
mendorong kenaikan harga-harga barang di pasaran.
2)Inflasi karena dorongan penawaran/Kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation)
Inflasi penawaran terjadi karena berubahnya penawaran barang dan jasa di masyarakat.
Perubahan ini terjadi karena naiknya upah (wage cost push inflation) dan karena naiknya harga (price push inflation).
3) Inflasi struktural (Structural Inflation)
Inflasi struktural yaitu inflasi yang terjadi dari adanya berbagai kendala atau kekakuan struktural.
c. Inflasi berdasarkan asal/sumbernya
Inflasi ini disebabkan karena adanya pengaruh keadaan ekonomi yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
1) Inflasi dari dalam negeri
Inflasi ini karena beberapa faktor dari dalam negeri. Misalnya program pemerintah mencetak uang baru, adanya kebijakan uang longgar dari pemerintah, kegagalan panen dan lain-lain.
2) Inflasi dari luar negeri
Inflasi dari luar negeri biasanya terjadi karena kenaikan harga barang-barang impor baik bahan baku maupun barang jadi, adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga barang di dalam negeri untuk mengimbangi harga barang-barang impor.
3. Penyebab Inflasi
Secara umum, ada dua teori yang dapat menjelaskan tentang terjadinya inflasi, yaitu inflasi karena kenaikan permintaan (Demand pull inflation) dan inflasi karena kenaikan biaya produksi (Cost push inflation).
a. Inflasi karena kenaikan permintaan (Demand pull inflation)
Inflasi ini terjadi karena permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa melebihi penawarannya sehingga terjadi ketidakseimbangan penawaran dan permintaan barang. Hal ini mendorong terjadinya kenaikan harga. Inflasi karena kenaikan permintaan dapat disebabkan karena banyaknya aliran uang dari Bank Sentral, meningkatnya anggaran belanja pemerintah, dan ekspansi bisnis. Disamping itu, penurunan atau pemotongan pajak dan perilaku konsumen yang cenderung tidak mau menabung lebih suka membeli barang lebih banyak akan mendorong permintaan barang secara.
b. Inflasi karena kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation)
Inflasi ini timbul karena adanya tuntutan kenaikan upah atau gaji sehingga mendorong kenaikan biaya produksi yang pada gilirannya produsen akan menaikkan harga barang.
Penyebab lainnya motif produsen yang ingin meningkatkan keuntungannya sehingga harga- harga dinaikkan. Atau karena faktor hubungan kedua-duanya, karena adanya tuntutan kenaikan upah sehingga biaya produksi meningkat sedangkan produsen ingin keuntungan yang diperolehnya tetap maka perusahaan menaikkan harga.
4. Teori Inflasi
Ada beberapa teori yang mempelajari tentang inflasi. Teori-teori ini melihat aspek-aspek tertentu dalam proses inflasi, diantara sebagai berikut:
a. Teori Kuantitas Uang
Menurut teori ini, inflasi disebabkan bertambahnya jumlah (kuantitas) uang yang beredar dan harapan masyarakat mengenai kenaikan harga barang di masa yang akan datang.
Jika masyarakat berharap harga tidak naik, maka uang yang diterimanya akan disimpan
dalam bentuk tabungan. Akibatnya, permintaan berkuarang dan harga tidak naik. Akan tetapi jika masyarakat mengira bahwa harga barang di masa yang akan datang akan mengalami kenaikan maka masyarakat akan segera melakukan pembelian. Jika terjadi keadaan seperti ini, maka akan mendorong meningkatnya permintaan akan barang sehingga harga barang- barang meningkat.
Bila kenaikan harga ini secara terus menerus, atau sampai terjadi hyperinflasi maka kepercayaan orang terhadap mata uang akan menurun. Hal ini menyebabkan orang ingin cepat membelanjakan uang yang dimilikinya karena takut nilai uang semakin turun.
b. Teori Keynes
Menurut teori Keynes, inflasi terjadi ketika ada sekelompok masyarakat yang hidup di luar kemampuannya ekonominya. Contohnya ketika pemerintah menjalankan kebijkan anggaran defisit yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, para pengusaha yang melakukan ekspansi usahanya dengan cara meminjam kredit ke bank. Atau bahkan ketika serikat buruh menuntut kenaikan upah yang melebihi kemampuan produktivitasnya.
Keadaan semacam ini akan mendorong permintaan terhadap barang barang semakin besar dari barang yang tersedia sehingga akan mendorong terjadinya kenaikan harga-harga barang secara umum.
c. Teori Strukturalis
Menurut teori strukturalis, inflasis disebabkan oleh ketidakelastisan penerimaan ekspor. Pada umumnya, pertumbuhan nilai ekspor negara berkembang lambat karena harga barang ekspor permintaan berkembang ekspor
5. Cara Menghitung Inflasi
Laju inflasi merupakan persentase kenaikan dalam beberapa indeks harga dari satu waktu ke waktu lainnya.
a. Metode pengukuran indeks harga
Ada dua metode dasar yang digunakan untuk menghitung indeks harga, yaitu indeks Laspeyres dan indeks Paasche yang menggunakan jumlah barang pada tahun sekarang sebagai tahun dasar.
b. Cara Pengukuran laju inflasi 1) GNP Deflator
GNP Deflator merupakan suatu indeks harga yang digunakan untuk penyesuaikan nilai uang dalam GNP guna mendapatkan nilai riil GNP. Nilai riil GNP sangat penting karena menggambarkan out put dari barang dan jasa secara fisik, bukan lainnya. Hal ini penting karena suatu perekonomian kelihatannya memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
Karena GNP meningkat tetapi hal ini disebabkan adanya inflasi tanpa adanya peningkatan output secara fisik.
GNP Deflator digunakan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga dan mencatat perubahan yang sebenarnya. Misalnya suatu negara dalam sepuluh tahun terakhir (1999-2008) memproduksi dua jenis barang, yaitu pakaian dan sepatu. Pada tahun 1999 jumlah pakaian dan sepatu yang diproduksi masing-masing 20 unit dan 30 pasang. Harga pakaian Rp 20.000 per potong dan harga sepatu Rp 10.000 per pasang. Pada tahun 2008
jumlah pakaian dan sepatu yang diproduksi masing-masing 30 unit dan 40 pasang. Harga pakaian Rp 40.000 per potong dan harga sepatu Rp 15.000 per pasang. Maka GNP deflator dapat dihitung sebagai berikut.
Tahun
Pakaian Sepatu
GNP Out Put Harga Out Put Harga
Q P Q P
1999
(To) 20 20.000 30 40.000 (20x20.000)
+(30x10.000)=1.000.000 2008
(T1) 30 10.000 40 15.000 (30x10.000) + (40x15.000) = 1.800.000
Indeks Harga Tahun 2008 = 100%
Dengan menggunaka Indeks Paasche, maka GNP Deflator dapat ditentukan sebagai berikut.
IP =
) (
) (
PoxQn PnxQn
x 100%
IP =
+ +
) 30 000 . 10 ( ) 20 000 . 20 (
) 30 000 . 15 ( ) 20 000 . 40 (
x x
x
x x 100% =180
GNP Deflator tahun 2008 = 180, artinya kenaikan harga pada periode tahun 1999-2008 adalah 180-100 = 80% atau rata-rata pertahun = 80%/10 = 8 %
6. Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi, dalam batas-batas tertentu yang masih terkendali akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, jika tingkat inflasi sudah dalam taraf yang membahayakan maka inflasi harus segera di atasi. Oleh karena itu inflasi dapat dikendalikan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah di bidang keuangan melalui bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Bentuk kebijakannya antara lain kebijakan oprasi pasar terbuka, kebijakan diskonto (suku bunga), dan kebijakan kas rasio.
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan pemerintah yang mengatur pengeluaran pemerintah dan perpajakan. Kebijakannya dilakukan dengan cara:
1) Menurunkan pengeluaran pemerintah sehingga jumlah uang beredar di masyarakat dapat berkurang.
2) Menaikkan pajak sehingga uang yang dibelanjakan masyarakat berkurang karena sebagian digunakan untuk membayar pajak.
c. Kebijakan Non-Moneter atau Kebijakan riil
Kebijakan ini merupakan kebijakan di luar kebijakan moneter dan fiskal. Bentuk kebijakan riil dalam mengatasi inflasi adalah:
1) Menaikkan hasil produksi
Inflasi bisa terjadi karena ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, dimana permintaan lebih besar dari pada penawaran sehingga mendorong terjadinya kenaikan harga. Oleh karena itu, inflasi dapat di atasi dengan meningkatkan jumlah hasil produksi sehingga permintaan masyarakat terpenuhi.
2) Mengendalikan harga
Untuk mencegah kenaikan harga, pemerintah dapat mengendalikan harga dengan cara pengawasan. Pemerintah ikut menentukan harga tertinggi yang boleh dijual kepada konsumen.
1. Dampak Terjadinya Inflasi
Inflasi menyebabkan nilai mata uang turun sehingga daya beli masyarakat menurun Dalam keadaan inflasi bisa merugikan dan menguntungkan
a. Dampak inflasi bagi orang yang berpendapatan tetap dan tidak tetap
Bagi masyarakat berpenghasilan tetap seperti pegawai negeri, karyawan, pensiunan dan para penerima penghasilan tetap lainnya, inflasi sangat merugikan karena nilai tukarnya turun sehingga pendapatan yang diterimanya kemungkinan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sementara bagi pemilik pendapatan tidak tetap, inflasi tidak akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Para pengusaha dengan keuntungan usaha yang terus meningkat, dan tingkat keuntungan yang diperoleh lebih besar dari biaya produksi yang dikeluarkan juga tidak mengalami masalah dengan adanya inflasi. Begitu juga dengan para pegawai atau karyawan yang memperoleh pendapatan yang terus disesuaikan dengan angka inflasi tidak akan merasa dirugikan. Hal ini karena tingkat inflasi diikuti dengan kenaikan upah atau gaji yang sebanding.
b. Dampak Inflasi bagi Penabung
Inflasi merugikan penabung karena nilai uang yang disimpan semakin menurun sehingga orang malas untuk menabung.
c. Dampak Inflasi bagi Debitur dan Kreditur
Jika dalam transaksi kredit tingkat inflasi tidak diperhitungkan maka bagi debitur atau peminjam, inflasi menguntungkan karena pada saat pengembalian nilai uang yang dikembalikan lebih rendah. Sementara, bagi kreditur justru merugikan karena nilai uang yang diterima kembali lebih rendah.
Akan tetapi jika dalam transaksi kredit tingkat inflasi telah diperhitungkan dengan cermat maka baik pihak debitur maupun kreditur tidak akan merasa diuntungkan atau dirugikan dengan adanya inflasi.
d. Dampak Inflasi bagi Produsen
Dalam kondisi inflasi, produsen bisa memperoleh tingkat keuntungan yang besar jika pendapatan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya produksi yang dikeluarkan. Sebaliknya jika pendapatan yang diperoleh lebih kecil dari pada biaya produksi yang dikeluarkan maka inflasi akan sangat merugikan.