• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengembangan Produk

Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa. Pengembangan produk adalah strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang Tjiptono (2010).

Dari berbagai pengertian pengembangan produk tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.

2. Metode Pengembangan Produk

Produk baru sebuah perusahaan membutuhkan beberapa tahap pengenalan pada konsumen untuk bisa diminati oleh kebanyakan konsumen di pasaran. Artinya dalam hal ini perusahaan membutuhkan analisis situasi untuk merumuskan pemasaran produk baru tersebut secara optimal. Penilaian terhadap

(2)

7

kompetitor barang sebaiknya juga dipertimbangkan oleh perusahaan agar produk yang dihasilkannya sesuai dengan harapan bersama.

Metode untuk mengembangkan kualitas desain yang bertujuan untuk memuaskan konsumen dan kemudian menerjemahkan permintaan konsumen menjadi target desain dan poin utama kualitas jaminan untuk digunakan di seluruh tahap produksi. Quality Function Deployment adalah cara untuk menjamin kualitas desain sedangkan produk yang masih dalam tahap desain merupakan sisi yang sangat penting. Manfaat produk ditunjukan ketika tepat diterapkannya Quality Function Deployment yang telah menunjukkan pengurangan pembangunan waktu dengan satu-setengah sampai sepertiga. Fokus utama Quality Function Deployment adalah melibatkan pelanggan dalam proses pengembangan produk sedini mungkin, karena pelnggan tidak akan pus dengan suatu produk, meskipun suatu produk telah dihasilkan secara sempurna. (Kotler, 2009)

Untuk melakukan pengembangan dan peningkatan produk ataupun jasa, di perlukan Obyek pembangding sebagai tolak ukur produk atau jasa yang nantinya akan di lakukan perbaikan atau mana yang tidak pelu di lakukan perbaikan. Jadi perbaikan atau peningkatan produk dan jasa diukur dari kepuasan konsumen dan juga pembanding atau pesaing dari perusahaan yang sama (sejenis).

(3)

8

3. Faktor – faktor yang mempengarunghi pengembangan produk baru

Proses pengembangan produk harus dilakukan oleh suatu pengusaha jika menginginkan produknya dapat bertahan dalam persaingan pasar, hal ini lah salah satu faktor dari proses atau tahap pengembangan produk baru. Menurut Swastha dalam Admin (2009).

beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan produk, adalah:

1. Tidak stabilnya posisi persaingan

Dengan semakin banyaknya produk sejenis yang ditawarkan maka situasi persaingan semakin tajam, apalagi para pengusaha sejenis yang telah memperbaiki produk untuk lebih disesuaikan.

2. Munculnya persaingan

Suatu barang yang terjual dengan baik di pasaran dan dapat menghasilkan keuntungan, akan mendorong pengusaha lain untuk memproduksi barang yang sedang laku tersebut bahkan dengan kualitas yang lebih baik.

3. Banyaknya variasi penggunaan barang

Dengan makin banyaknya variasi penggunaan suatu produk maka hal ini akan mendorong perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya,sehingga produk tersebut akan mempunyai bermacam-macam kegunaan.

4. Pemanfaatan kapasitas produksi yang efektif

(4)

9

Faktor lain melaksanakan pengembangan produk adalah memanfaatkan kapasitas produksi, karena pada umumnya perusahaan belum berproduksi pada kapasitas penuh.

4. Tujuan Pengeembangan produk

Menurut Buchari Alma (2010) tujuan pengembangan produk adalah 1. Untuk memenuhi keinginan konsumen yang belum puas

2. Untuk menambah omzet penjualan 3. Untuk memenangkan persaingan

4. Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi

5. Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama 6. Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan

7. Untuk mencegah kebosanan konsumen

5. Strategi Pengembangan Produk

Dalam melakukan pengembangan produk baru, perusahaan menghadapi berbagai kendala. Untuk menghadapi kendala-kendala tersebut maka perusahaan harus mempunyai seperangkat startegi dalam menghadapi setiap perubahan bisnis yang mungkin terjadi. Menurut Philip Kotler ada tiga macam strategi di dalam pengembangan produk:

1. Strategi peningkatan kwalitas (quality improvement) Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja fungsional produk, 25 daya tahan, keandalan, kecepatan, rasa.

(5)

10

2. Strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) Strategi ini bertujuan untuk menambah keistimewaan baru (seperti ukuran, berat, bahan, kelengkapan tambahan, aksesoris) yang mempeluas keanekaragaman, keamanan atau kenyamanan produk.

3. Strategi peningkatan gaya (style improvement) Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik astetis suatu produk, seperti perusahaan memperkenalkan variasi warna, dan tekstur serta sering merubah gaya kemasan.

6. Quality Function Development

a. Pengertian Quality Function Deployment

Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan suara-suara konsumen ke dalam proses perancangannya. QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Menurut Subagyo dalam Marimin 2010, QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas dengan memahami kebutuhan konsumen, alau menghubungkan dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan barang atau jasa di tiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.

Quality Function Deployment (QFD) adalah Tugas menerjemahkan permintaan-permintaan pelanggan sasaran menajadi prototype yang berfungsi

(6)

11

dibantu beberapa metode yang dikenal sebagai penyebaran fungsi mutu Quality Function Deployment (QFD). Metodologi ini mengambil daftar atribut pelanggan Customer Atribut (CA) yang diinginkan, yang dihasilkan riset pasar, dan mengubahnya menjadi daftar atribut rekayasa Enginering Attrribute (EA) yang dapat digunakan oleh para insinyur. (Kotler 2009).

b. Manfaat Quality Function Deployment

Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen.

Manfaat lain yang diperoleh dari penerapan metode QFD menurut Hepi Risenasari (2011) meliputi:

1. Fokus pada pelanggan (Costumer Focused) Yaitu dengan mendapatkan input dan feedback dari para pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal ini begitu penting karena performasi suatu organisasi tidak dapat lepas dari para pelanggan.

2. Efisiensi waktu (Time Efficient) Dengan penerapan QFD maka program pengembangan akan memfokuskan paa kebutuhan dan harapan pelanggan sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi efisien.

3. Orientasi kerjasama (Cooperations Oriented) QFD menggunakan pendekatan yang berorientasi pada kelompok. Semua keputusan yang

(7)

12

diambil didasarkan pada konsesus dan keterlibatan semua orang dalam diskusi pengambilan keputusan.

4. Orientasi pada dokumentasi (Documentation Oriented) Salah satu produk ayng dihasilkan dari proses QFD adalah dokumen yang komprehensif mengenai segala proses yang ada dan perbandingannya dengan persyaratan pelanggan.

7. House Of Quality (HoQ)

House of Quality merupakan suatu alat yang membantu QFD dalam membuat peta atribut yang perlu ditambahkan pada produk selanjutnya.

Pembuatan HoQ dilakukan dalam tahap pertama pada proses QFD. Secara umum langkah-langkah dalam membuat HoQ, menurut Toni Wijaya (2011):

a. Melakukan identifikasi kebutuhan konsumen.

b. Melakukan identifikasi produk dan kebutuhan dalam desain teknik.

c. Menggambarkan hubungan matrix.

d. Merencanakan dan menerapkan kualitas yang diinginkan.

e. Melakukan perbandingan karakteristik teknik.

f. Melakukan hubungan antara berbagai macam karakteristik.

Toni Wijaya, 2011 menjelaskan, bentuk matriks dari HoQ terdiri dari :

a. WHATs, meru pakan bagian kiri dari HoQ yang berisi daftar keinginan atau kebutuhan pelanggan (Customer Requirements)

(8)

13

b. WHYs, merupakan bagian kanan dari HoQ yang disebut juga dengan Planning Matrix yang berisi : prioritas keinginan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan maupun persaingan (Competitive Benchmarking).

c. HOWs, merupakan lantai dua HoQ yang mengidentifikasikan karakteristik dari produk yang dapat diukur untuk memenuhi keinginan dari pelanggan (Technical Response atau Technical Requirements).

d. Relationship Matrixm (matrik hubungan), merupakan bagian tengah dari HoQ yang berkaitan dengan bentuk hubungan Technical Response dengan Voice of Customer/Custumer Requirements.

e. Correlation Matrix (matrik korelasi), merupakan atap dari HoQ yang mengidentifikasi pelaksanaan desain dari HOWs.

8. Matriks House of Quality (HOQ)

Wijaya (2011)mendefinisikan bahwa matrik HOQ atau rumah kualitas sebagai alat yang digunakan untuk menggunakan struktur QFD. Hasil akhir dalam penerapan metode QFD adalah matriks HOQ. Wicaksono (2013) berpendapat bahwa HOQ adalah rumah pertama dan bagian dari pengembangan QFD. Pada HOQ terdapat whats (merupakan kebutuhan konsumen atau voice of customer), hows (merupakan technical requirement), dan matrik hubungan competitive assesment (konsumen dan teknis).

(9)

14 B. Penelitian Terdahulu

Landasan penelitian terdahulu dijadikan sebagai pertimbangan dan acuan dalam membandingkan pengaruh suatu variabel. Beberapa penelitian terdahulu mengenai Quality Function Deployment menunjukkan hasil sebagai berikut:

Penelitian Marito Magdalena, Ir. Sugiarto dan Ir. Rosnani Ginting untuk peningkatan kualitas pelayanan dapat di ukur dari beberapa metode untuk perbaikan kualitas pelayanan di rumah sakit, peningkatan kualitas pelayan dengan menggunakan metode Quality function development (QFD) Tujuan penelitian in adalah mengetahui tingkat kualitas pelayana pada rumah sakit. dan hasil penelitian tersebut untuk memperoleh atribut maupusn karakteristik apa saja yang di butuhkan untuk penigkatan kualitas di Rumah Sakit tersebut.

Hasil penyebaran kuesioner pendahuluan menggunakan 16 variabel pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien rawat inap. Pembentukan matriks House of Quality (HOQ) diketahui bahwa karakteristik pelayanan “daya tanggap staf rumah sakit”, memiliki nilai Tingkat Kepentingan Relatif (TKR) sebesar 16,435% sehingga kemampuan staf rumah sakit dalam merespon pasien dengan cepat menjadi prioritas untuk perbaikan pelayanan.

Gharakhani dan Eslami melakukan penelitian dengan judul

“Determining Customer Needs Priorities for Improving Service Quality Using QFD” yang dilakukan pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatlan model QFD untuk meningkatkan kualitas layanan dengan

(10)

15

menggunakan prioritas kebutuhan pelanggan. Pada penelitian ini menggunakan variabel berupa service quality yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy dengan analisis data menggunakan metode quality function deployment. Pada penelitian ini menghasilkan 20 kebutuhan konsumen.

Penelitian yang di lakukan oleh Yuliastuti Ramadhani dengan tujuan didapatkan Voice of Customer yang berguna untuk memperoleh informasi mengenai atribut-atribut apa saja yang diinginkan dan dipentingkan oleh konsumen, serta respon teknis apa saja yang diprioritaskan oleh pihak pengelola gedung cineplek dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil analisis dari penelitian ini berupa House Of Quality dan digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanan di gedung cineplek yaitu dengan menjaga kebersihan secara rutin, menyediakan fasilitas lighting,audio visual, dan tempat duduk yang nyaman di studio film, pengecekan kondisi AC dan sound system secara rutin.

Penelitian oleh Deny Wibisono di tahun 2018, tujuan QFD menerjemahkan keinginan pelanggan menjadi respon teknis yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen sekolah. Didapatkan sebanyak 11 atribut pelayanan pendidikan yang harus diperbaiki dari 32 atribut pelayanan pendidikan yang ada dengan dua atribut yang menjadi prioritas perbaikan, yaitu guru membantu siswa memilih jurusan perguruan tinggi yang sesuai dengan

(11)

16

bakat dan minat siswa dan adanya pelatihan dalam menghadapi seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Pada House of Quality Level 2 diperoleh 4 teknikal respon yang menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh pihak manajemen sekolah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan, yaitu mengadakan pelatihan, workshop, dan seminar pendidikan, kerjasama sekolah dengan lembaga psikologi, sistem pembelajaran moving class, dan menyusun buku program kegiatan sekolah selama satu tahun.

Penelitian selanjutnya di lakukan oleh Hot Pangihutan dan Moses Laksono menggunakan Quality Funvion Development di unit Instalasi Rawat Jalan DR. Ramelan Surabaya. Hasil dari penelitian gap menunjukkan adanya kesenjangan yang negatif pada semua dimensi layanan kesehatan. Secara keseluruhan terdapat gap sebesar - 1.01 dan hal ini berarti bahwa harapan pasien melebihi daripada kenyataan layanan yang diterimanya.

Hasil analisis House of Quality (HoQ) merekomendasikan beberapa usulan perbaikan kualitas pelayanan untuk dilakukan pihak manajemen IRJ RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya, dimana perbaikan tersebut antara lain memberikan pelatihan akan pelaksanaan tindakan medis diawal pada pasien;

melakukan pemeriksaan fungsi-fungsi organ dengan lebih intensif lagi;

memperbanyak kegiatan pengobatan dan pengoperasian secara gratis kepada masyarakat yang memang kurang mampu; menambah tenaga medis ahli di

(12)

17

setiap unit layanan IRJ; dan melakukan pemeriksaan dan perawatan fasilitas secara berkala.

Beberapa jurnal yang telah di jelaskan dia atas adalah hasil penelitian terdahulu yang di jadikan referensi dalam penulisan. Dapat di tarik kesimpulan bahwa penelitian yang di lakukan untuk memperoleh prbaikan kualitas pelayana dan atribut aapa saja yang mempengaruhi kualitas pelayan dengan menggunakan metode Quality Function Development.

Dari beberapa jurnal diatas yang telah di jadikan referensi , dapata di ketahui persamaan dan perbedaan dalam beberapa jurnal. Persamaan penelitian terdahulu adalah dengan penelotian saat ini adalah sama – sama menggunaka metode Quality Function Development dan juga menggunakan House Of Quality untuk mencari atribut.

(13)

18 C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Komponen House of Quality (HOQ)

Sumber : Diolah dari jay heizer (2009)

Gambar

Gambar 2.1 Komponen House of Quality (HOQ)

Referensi

Dokumen terkait

Yang disebut sebagai penyakit trofoblas adalah penyakit yang mengenai sel – sel trofoblas. Di dalam tubuh wanita, sel trofoblas hanya ditemukan bila wanita itu hamil. Seringkali

Keempat risk level tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti jenis kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi sebuah link berbeda-beda, menggunakan mesin atau alat yang

Mengingat pentingnya peran pendidikan orang tua, pengetahuan gizi, pengeluaran pangan dan non pangan keluarga dalam menunjang status gizi anak, maka peneliti tertarik

Pentol telah biasa beredar dipasaran seperti pentol isi telur, pentol berbahan daging sapi dan lain-lain. Yang hanya terkesan sebagai makanan ringan sajakurang

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Dilihat dari pemikiran-pemikiran beliau yang sesuai dengan konsep yang masih diimplementasikan yaitu pendidikan dan pengajaran di Indonesia saat ini mengenai budi

moratorium pengiriman TKI yang diberlakukan pemerintah Indonesia semenjak tahun 2009, untuk negara Malaysia dan Saudi Arabia, berdampak terhadap perkembangan jumlah