• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT (STUDI KASUS PADA USAHA ZALACCA ICE CREAM) TUGAS SARJANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT (STUDI KASUS PADA USAHA ZALACCA ICE CREAM) TUGAS SARJANA"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT (STUDI KASUS PADA USAHA ZALACCA ICE CREAM)

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

HARRY TUSUCCESS NIM. 150403026

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2020

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Zalacca Ice Cream merupakan salah satu usaha es krim di Kota Medan yang memiliki 6 varian rasa yaitu salak, chocolate, vanilla, durian, strawberry, dan alpokat.

Zalacca Ice Cream. Zalacca Ice Cream dalam pemasaran dengan mengikuti event, orderan partai besar dan partai kecil. Permasalahan yang diteliti berhubungan dengan pemasaran Zalacca Ice Cream yang belum maksimal. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan menentukan strategi-strategi dalam pengembangan bisnis Zalacca Ice Cream. Data yang dikumpulkan menggunakan instrumen berupa kuesioner Fishbein dengan menilai sikap Belief dan sikap Evaluation terhadap atribut kelezatan rasa, kekhasan rasa, buah yang berkualitas, varian rasa, varian kemasan, kemudahan ditemukan dipasar, brand / merk, dan harga . Responden penyebaran kuisioner ditentukan dengan metode STP yang telah diuji validitas dan reliabilitas data. Setelah dinyatakan valid kemudian disebar kepada 50 responden untuk memberikan sikap dan penilaian terhadapat Zalacca Ice Cream. Nilai rata-rata tersebut diurutkan berdasarkan nilai terbesar. Penilaian dari pihak internal perusahaan dilakukan dengan metode SWOT yang menunjukkan posisi berada di kuadran pertama dengan strategi Strength-Opportunity dan matriks IE berada di posisi kuadran ke V dengan kondisi stabil dan pertumbuhan. Hasilnya berupa strategi – strategi yang akan dilakukan perusahaan Zalacca Ice Cream dalam mengembangkan pemasaran bisnisnya antara lain 1) menjaga kualitas bahan dan buah yang dipilih disetiap produk sehingga dapat menjadi konsumsi masyarakat yang bergaya hidup sehat, 2) menawarkan harga yang terjangkau dan promo yang menarik, 3) membuat inovasi varian rasa yang belum dimiliki yang berdiskusi dengan komunitas UKME Medan, 4) meluaskan kesempatan promosi baik media sosial, event, dan lainnya, 5) membuka stand event tetap dikarenakan meningkatnya permintaan es krim serta mangsa pasar perekonomiannya kian meningkat

Kata Kunci: Zalacca Ice Cream, Fishbein, STP, SWOT

(5)

iv

ABSTRACT

Zalacca Ice Cream is one of the ice cream businesses in Medan that has 6 flavors, namely salak, chocolate, vanilla, durian, strawberry, and avocado. Zalacca Ice Cream. Zalacca Ice Cream in marketing by participating in events, large party orders and small parties. The problems studied are related to the marketing of Zalacca Ice Cream which has not been maximized. The purpose of this study is to analyze and determine strategies in developing Zalacca Ice Cream business. Data collected using an instrument in the form of a Fishbein questionnaire by assessing Belief's attitude and Evaluation attitude towards the attributes of delicious taste, distinctiveness of taste, quality fruit, flavor variants, packaging variants, ease of being found in the market, brands, and prices. Respondents distributing questionnaires were determined by the STP method that had been tested for validity and reliability of the data. After being declared valid then distributed to 50 respondents to give an attitude and assessment of Zalacca Ice Cream. The average value is sorted by the largest value. Assessment from the company's internal parties is carried out by the SWOT method which shows the position is in the first quadrant with the Strength-Opportunity strategy and the IE matrix is in the position of the quadrant to V with stable conditions and growth. From these results, strategies for the Zalacca Ice Cream company will be developed in developing their business marketing, among others: 1) maintaining the quality of the selected ingredients and fruit in each product so that it can be consumed by a healthy lifestyle community, 2) offering affordable prices and promos interesting, 3) innovating a taste variant that is not yet owned by discussing with the UKME Medan community, 4) expanding the opportunities for promotion of social media, events, etc. 5) opening a permanent stand event due to the increasing demand for ice cream as well as the prey of the increasing economic market

Keywords : Zalacca Ice Cream, Fishbein, STP, SWOT

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat Kasih-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tugas Akhir dan menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas Sarjana ini merupakan salah satu persyaratan yang diajukan kepada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri). Adapun Tugas Sarjana ini berjudul Kajian Analisis Strategi Pengembangan Pemasaran dengan Menggunakan Pendekatan Metode SWOT (Studi Kasus pada Usaha Zalacca Ice Cream)

Tugas sarjana ini dibuat berdasarkan hasil penelitian Penulis pada bulan Juli hingga Desember 2019 pada Zalacca Ice Cream. Data-data, pembahasan, dan usulan pada tugas sarjana ini diharapkan dapat dijadikan sebagai literatur terkait strategi untuk mengembangkan bisnis usaha Zalacca Ice Cream di Kota Medan untuk perusahaan, pembaca, kalangan akademis maupun diluar dari kalangan akademis.

Penulis mengharapkan agar tugas sarjana ini dapat memberikan manfaat kepada Pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS,

MEDAN, JANUARI 2020 HARRY TUSUCCESS

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan Syukur atas Kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan segala rahmat, nikmat, dan karunia-Nya yang memberikan kekuatan serta kesehatan serta Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam ibn Abdullah yang menjadi sosok motivasi dan inspirasi Penulis dalam proses penulisan Tugas Sarjana ini kepada penulis.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada ibunda saya Herlina Syamsi dan abang kandung saya Gemadana Irza telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas sarjana ini. Tidak lupa kepada berbagai pihak yang telah membimbing dan memberi bantuan, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin Matondang, M.T., selaku Dosen Pembimbing, atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukkan yang diberikan kepada Penulis dalam penyusunan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, M.S.I.E., dan Bapak Buchari, S.T., M.Kes, selaku dosen pembanding Tugas Akhir yang telah memberikan masukan sebagai penyelesaian tugas akhir ini..

3. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, S.T., M.T., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

(8)

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, M.S.I.E., Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Rahim Matondang, MSIE, dan Bapak Ir. Mangara Mangapul Tambunan, M.Sc. selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah memberikan wejangan terkait topik Tugas Akhir Penulis.

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal penulis dalam meyelesaikan penulisan tugas sarjana ini.

6. Seluruh Pegawai Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, Bapak Nurmansyah, Bapak Eddy, Bapak Turmijo, Ibu Ester Samosir, Kak Rahmaini, Bang Awaluddin, dan Kak Neneng, atas bantuannya dalam hal penyelesaian administrasi untuk melaksanakan Tugas Sarjana ini.

7. Rekan-rekan presidum HIMTI periode 2018-2019, kepada seluruh stambuk 2015 yang telah memberi dukungan dan membantu Penulis dalam proses penyelesaian Tugas Sarjana.

8. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, hanya Tuhan yang dapat membalas kalian semua, Amin.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan ridho dan karunia-Nya kepada kita semua.

HARRY TUSUCCESS

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SERTIFIKAT EVALUASI ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah... I-6 1.3. Tujuan Penelitian ... I-6 1.4. Manfaat Penelitian... I-7 1.5. Asumsi dan Batasan Masalah ... I-8 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-8

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Lokasi Perusahaan ... II-5

III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1 3.1. Konsep Strategi ... III-1 3.2. Penelitian Survei ... III-2 3.3. Kuisioner ... III-2 3.4. Kuisioner Fishbein ... III-3 3.5. Skala Penelitian ... III-3 3.6. Uji Validitas ... III-5 3.7. Strategi Pemasaran ... III-7 3.7.1. Segmentasi... III-7 3.7.2. Target (Targetting) ... III-9 3.7.3. Posisi (Positioning) ... III-10 3.8. Konsep Pemasaran ... III-12 3.8.1. Product ... III-12 3.8.2. Price ... III-13 3.8.3. Placement ... III-13 3.8.4. Promotion ... III-13

(11)

xii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.9. Identifikasi SWOT ... III-14 3.10. Benchmarking... III-23 3.11. Multidimensional Scalling... III-24

IV METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-1 4.5. Kerangka Berpikir ... IV-2 4.6. Tahapan Penelitian ... IV-3 4.7. Metode Pengumpulan Data ... IV-5 4.8. Metode Pengolahan Data ... IV-5 4.9. Metode Analisis dan Pembahasan ... IV-5 4.10. Metode Kesimpulan dan Saran ... IV-6

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Lingkungan Internal ... V-1 5.2. Data Zalacca Ice Cream ... V-1 5.3. Teknologi ... V-1

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.3.1. Teknologi Mesin... V-1 5.3.2. Teknologi Peralatan ... V-4 5.4. Data Penjualan... V-6 5.4.1. Pasar ... V-8 5.4.2. Data Potensi Penjualan Ice Cream di Kota Medan ... V-8 5.4.3. Data Interview dengan Owner Zalacca Ice Cream ... V-9 5.4.3.1. Data Peluang Pasar (Market Share) ... V-9 5.4.3.2. Segmentasi... V-9 5.4.3.3. Targetting ... V-10 5.4.3.4. Positioning ... V-11 5.5. Pengujian Validitas Instrument Kuisioner Fishbein ... V-13 5.5.1. Uji Validitas Instrument Belief Zalacca Ice Cream ... V-14 5.5.2. Uji Validitas Instrument Evaluation Zalacca Ice

Cream ... V-17 5.6. Tabulasi Kuisioner Kuisioner Fishbein... V-20 5.6.1. Spesifikasi Responden Fishbein ... V-22 5.6.2. Hasil Rata-Rata Terbanyak Belief ... V-22 5.6.3. Hasil Rata-Rata Terbanyak Evaluation ... V-23 5.7. Membuat Strategi Pengembangan Usaha ... V-25 5.7.1. Landasan Hukum ... V-25

(13)

xiv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.8. Struktur Organisasi ... V-27 5.9. Visi dan Misi Perusahaan ... V-28 5.9.1. Visi Zalacca Ice Cream ... V-28 5.9.2. Misi Zalacca Ice Cream ... V-29 5.10. Melakukan Identifikasi SWOT ... V-29 5.11. Pendekatan Kuantitatif SWOT ... V-31 5.12. Pendekatan Benchmarking pada Produk Lain ... V-38 5.13. MDS (Multidimensional Scalling) ... V-41

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... VI-1 6.1. Analisis Target Pasar ... VI-1 6.2. Analisis Fishbein ... VI-1 6.3. Analisis SWOT ... VI-3 6.4. Analisis Multidimensional Scalling (MDS) ... VI-3 6.5. Strategi- Strategi dalam Pengembangan Zalacca Ice Cream .. VI-4 6.6. Analisis Pendekatan Benchmarking ... VI-5

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-3

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Pertumbuhan Pasar Es Krim di Asia Tenggara ... I-3 1.2. Konsumsi Es Krim per Kapita di Asia Tenggara ... I-4 1.3. Data Pemenuhan Order Zalacca Ice Cream Tahun 2018 ... I-5 3.1. EFAS ... III-20 3.2. IFAS ... III-21 5.1. Penjualan Zalacca Ice Cream Tahun 2018 ... V-6 5.2. Varian Kemasan dan Harga Zalacca Ice Cream ... V-7 5.3. Cara Pemasaran Zalacca Ice Cream ... V-8 5.4. Rekapitulasi Responden Instrument Kuisioner Fishbein ... V-14 5.5. Uji Validitas Belief pada Zalacca Ice Cream ... V-15 5.6. Hasil Pengujian Validitas Belief Atribut Zalacca

Ice Cream ... V-17 5.7. Uji Validitas Evaluation pada Zalacca Ice Cream ... V-17 5.8. Hasil Pengujian Validitas Evaluation Atribut Zalacca

Ice Cream ... V-19 5.9. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Fishbein ... V-21 5.10. Urutan Skala Belief ... V-23 5.11. Urutan Skala Evaluation... V-24 5.12. Faktor Strength ... V-29 5.13. Faktor Weakness ... V-30

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.14. Faktor Oppurtunity ... V-30 5.15. Faktor Threat ... V-30 5.16. Faktor Internal ... V-31 5.17. Faktor Eksternal... V-32 5.18. Strategi SWOT ... V-35 5.19. Perbandingan Produk Ice Cream ... V-39 5.20. Rekapitulasi Rata-Rata Penilaian Ice Cream ... V-41 6.1. Urutan Skala Belief ... VI-1 6.2. Urutan Skala Evaluation... VI-2

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Logo Zalacca Ice Cream ... II-2 2.2. Zalacca Ice Cream Original ... II-2 2.3. Zalacca Ice Cream Alpokat ... II-3 2.4. Zalacca Ice Cream Strawberry ... II-3 2.5. Zalacca Ice Cream Chocolatechips ... II-4 2.6. Zalacca Ice Cream Vanilla ... II-4 2.7. Zalacca Ice Cream Durian ... II-5 2.8. Lokasi Zalacca Ice Cream ... II-5 3.1. Diagram SWOT ... III-15 3.2. Analisis SWOT untuk Insenerasi Sebuah Produk Toilet .. III-17 3.3. Contoh Matriks Internal Faktor Analysis Summary

(IFAS) ... III-18 3.4. Contoh Matriks Ekternal Faktor Analysis Summary

(EFAS) ... III-20 3.5. Matriks SWOT Kearus ... III-22 4.1. Kerangka Berpikir... IV-3 4.2. Tahapan Penelitian ... IV-4 4.3. Konsep Pengolahan Data ... IV-5 5.1. Mesin Pembuat Cone ... V-2 5.2. Mesin Mixer Zalacca Ice Cream ... V-2

(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.3. Freezer ... V-3 5.4. Kompor Gas ... V-4 5.5. Mixer Kecil ... V-4 5.6. Ember ... V-5 5.7. Ice Bucket ... V-5 5.8. Scope ... V-5 5.9. Peralatan Masak dan Dapur ... V-6 5.10. Struktur Organisasi Usaha Zalacca Ice Cream ... V-28 5.11. Peta Posisi SWOT Zalacca Ice Cream ... V-33 5.12. Matriks Internal Eksternal SWOT Zalacca Ice Cream ... V-34 5.13. Lembar Kerja SPSS 20 ... V-41 5.14. Input Data ... V-42 5.15. Kotak Dialog Multidimensional Scaling... V-42 5.16. Kolom Variables ... V-43 5.17. Kotak Dialog Multidimensional Scaling: Model ... V-43 5.18. Kotak Dialog Multidimensional Scaling: Options... V-44 5.19. Output SPSS ... V-45 5.20. Peta Multidimensional Scaling ... V-45 6.1. Gantt Chart Program Zalacca Ice Cream... VI-8

(19)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1Suatu bisnis dalam perusahaan membutuhkan kecepatan inovasi yang didukung oleh kompetensi inti untuk mampu mengarahkan perusahaan melintasi lingkungan persaingan yang kompleks dan rumit. Hal tersebut akan menggambarkan bahwa setiap perusahaan harus memiliki pengetahuan serta strategi pemasaran yang sesuai dengan jenis usaha yang dikelolanya agar perusahaan tersebut dapat dikendalikan. Pada era industri 4.0. ini persaingan dunia industri semakin meningkat pesat. Pertumbuhan ekonomi nasional tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis yang dilakukan di Indonesia. Menurut data statistik 2015, tingkat persepsi kewirausahaan orang Indonesia mencapai 3,3 persen dari penduduk Indonesia dengan produk yang beragam.

2Sebuah bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana orgnaisasi atau perusahaan menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai.

Kunci bisnis dalam pengetahuan ekonomi adalah bagaimana sebuah nilai yang diciptakan. Banyaknya produk baru yang bermunculan, menyebabkan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan produk. Dalam persaingan bisnis, perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dapat melakukan suatu langkah inovasi sebagai langkah strategis dalam

1 Nuraeni Kadir.2018. Analysis of entrepreneurship perception and business developmental strategy of silk and Wajo Regency, South Sulawesi, Indonesia. Makasar : Universitas Hasanuddin

2 Andi Agustiadi. 2017. Strategi pengembangan bisnis rental mobil wiralodra 27 dengan pendekatan model bisnis kanvas. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

(20)

I-2

mempertahankan keberadaan perusahaan. Perusahaan dapat mengembangkan strategi bersaing dengan cara mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan eksternal perusahaan. Maka dari itu, salah satu industri yang perlu dikembangkan pada saat ini adalah industri skala kecil dan rumah tangga.

Penentuan strategi pengembangan bisnis dapat dilakukan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, and Threat). Analisis SWOT merupakan analisis kondisi internal dan eksternal suatu organisasi yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan program kerja.. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan didalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya (Rangkuti, 2012).

Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk susu seperti krim atau sejenisnya, digabungkan dengan ekstrak, perasa dan pemanis. Campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan kristal besar. Es krim merupakan produk olahan susu yang dibuat dengan cara membekukan dan mencampur bahan baku secara bersama-sama.

Bahan yang digunakan adalah kombinasi susu dengan bahan tambahan seperti gula dan madu atau tanpa bahan perasa dan warna, dan stabilizer, bahan campuran es krim disebut ice cream mix (ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan es krim dengan kualitas baik (Susilorini dan Sawitri, 2007).

(21)

I-3

3Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, diikuti dengan pesatnya perkembangan teknologi yang menyebabkan kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Perdagangan usaha es krim salah satu usaha yang berpotensi mendapatkan pendapatan. Seperti yang kita ketahui tercatat penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa yang akan menjadi market potensial dengan 50% penduduknya berusia 30 tahun ke bawah. Selain itu, pendapatan per kapita terus melaju yang saat ini menembus US$ 11.900. Perdagangan es krim di Indonesia semakin berpotensi yang nyatanya Indonesia termasuk negara beriklim tropis sehingga es krim sangat cocok dikonsumsi ketika panas. Tidak hanya itu, Indonesia juga terdiri dari berbagai kota dan kabupaten yang tersebar diseluruh nusantara.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Pasar Es Krim di Asia Tenggara

Negara

2013 2018 % Pertumbuhan Juta

(Liter)

Juta

(Liter) 2013-2018

Indonesia 158 240 51,9

Vietnam 51 71 39,2

Thailand 57 72 26,3

Malaysia 62 72 16,1

Filipina 73 82 12,3

Singapura 30 33 10,0

Sumber: (Euromonitor, 2017)

Sebagai salah satu produk consumer goods, daya beli konsumen sangat mempengaruhi pangsa pasar es krim. Es krim bukan makanan pokok dan merupakan salah satu jenis makanan selingan atau tambahan untuk dinikmati pada

3 Retno Fuji Oktaviani.2018. Capital budgeting for the feasibility of SMEs food and beverage.

Indonesia : Universitas Budi Luhur

(22)

I-4

saat santai dan sekedar makanan penutup. Ketika daya beli konsumen turun, otomotis industri es krim juga ikut turun.

Tabel 1.2 Konsumsi Es Krim per Kapita di Asia Tenggara

Negara Populasi Konsumsi Es Krim 2017 (Liter)

Konsumsi / Kapita (Liters) Indonesia 250.000.000 158.000.000 0,63

Singapura 5.600.000 30.000.000 5,36

Malaysia 30.000.000 62.000.000 2,07

Thailand 67.000.000 57.000.000 0,85

Filipina 107.000.000 73.000.000 0,68

Sumber: (Euromonitor,2017)

Terkait dengan ice cream yang merupakan suatu bisnis kuliner, tentu itu bukan ide baru khususnya di Kota Medan. Sejak lama Kota Medan memang sudah terkenal dengan ciri khas kulinernya. Namun bisnis kuliner menjadi salah satu sektor favorit yang dikembangkan oleh investor besar maupun kecil disebabkan oleh pertumbuhan pembangunan di Kota Medan yang bergerak cepat.

Sehingga bisnis kuliner di Kota Medan yang sebelumnya berbasis pada kuliner dengan gaya dan metode tradisional hadir kembali menjadi gaya dan metode yang lebih modern.

Perkembangan dan percepatan bisnis di sektor kuliner telah menjadikan Medan sebagai kota yang multikultural memiliki trademark sebagai kota tujuan kuliner di Indonesia, sering juga disebut sebagai kota wisata kuliner.

Kemajemukan ciri sosial dan budaya lokal penduduk kota turut membentuk berbagai cita rasa masakan khas daerah yang didukung sumber daya alam yang melimpah. Artinya keterpaduan dan kombinasi kekayaan khasanah budaya lokal tersebut tentunya mempengaruhi warna warni cita rasa khas daerah dalam bisnis kuliner di Kota Medan (Eldin, 2016).

(23)

I-5

Zalacca Ice Cream merupakan salah satu usaha ice cream yang didirikan pada tahun 2012 Zalacca Ice Cream mulai beroperasi pada event, partai besar, dan partai kecil hingga saat ini. Zalacca Ice Cream yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara mempunyai produk unggulan dari Zalacca Ice Cream yaitu es krim dengan varian rasa salak dan 5 rasa lainnya yang ditawarkan kepada konsumen. Pada tahun 2018 Zalacca Ice Cream memenuhi orderan es krim yang dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Data Pemenuhan Order Zalacca Ice Cream Tahun 2018 Bulan Penjualan (L)

Januari 391

Februari 417

Maret 446

April 485

Mei 494

Juni 502

Juli 515

Agustus 598

September 622

Oktober 624

November 665

Desember 693

Sumber: Pengumpulan Data

Zalacca Ice Cream pada tahun 2018 setiap bulannya mengalami peningkatan permintaan orderan, hal ini menjadi positif adanya peluang pertumbuhan order pada periode seterusnya. Namun, saat ini Zalacca Ice Cream masih memiliki kekurangan dan belum berkembang seutuhnya, khususnya di Kota Medan. Maka dari itu, dibutuhkan analisis SWOT yang akan menilai faktor yang mempengaruhi internal dan eksternal perusahaan. Perkembangan bisnis produk

(24)

I-6

melibatkan aspek pemasaran seperti produk dan harga. Melalui analisis tersebut diharapkan mendapatkan strategi pengembangan usaha Zalacca Ice Cream agar dapat memanfaatkan pertumbuhan yang akan memberikan keuntungan yang lebih maksimal dan mampu bersaing dengan brand ice cream yang lainnya, yaitu melalui strategi-strategi dengan visi, misi terbaik yang akan diterapkan untuk memajukan usaha Zalacca Ice Cream.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Zalacca Ice Cream belum maksimal dalam strategi pemasarannya yang masih menggunakan sistem orderan partai kecil, partai besar, dan event . Dalam per minggu Zalacca Ice Cream tidak setiap hari mendapatkan orderan, hal ini menyebabkan kesulitan meluaskan brand Zalacca Ice Cream sehingga diperlukan kajian yang menganalisa strategi-strategi yang akan digunakan untuk pengembangan usaha agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal dan menjadi usaha bisnis yang terkenal di Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Mendapatkan strategi –strategi yang akan digunakan untuk pengembangan usaha Zalacca Ice Cream

2. Tujuan Khusus.

(25)

I-7

a. Membuat visi dan misi perusahaan

b. Identifikasi perusahaan Zalacca Ice Cream menggunakan SWOT..

c. Mendapatkan stategi – strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha Zalacca Ice Cream.

d. Mendapatkan program kerja yang akan dilakukan sebagai perkembangan Zalacca Ice Cream

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Memberikan manfaat bagi peneliti untuk memperdalam ilmu pengetahuan, menambah wawasan serta kemampuan untuk mengaplikasikan strategi pengembangan bisnis yang akan dimulainya.

2. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan informasi dan rekomendasi kepada pemilik perusahaan sebagai bahan pertimbangan atau masukan tentang nilai yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas.

3. Bagi institusi

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan bagi civitas akademika Jurusan Teknik Industri dan tambahan literatur bagi perpustakaan.

(26)

I-8

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan yaitu:

1. Penelitian ini mengeneai strategi pengenmbangan pemasaran usaha Zalacca Ice Cream

2. Responden dari penelitian ialah konsumen yang pernah membeli / merasakan Zalacca Ice Cream.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan keenam variasi produk pemasaran Zalacca Ice Cream.

2. Target terhadap produsen dan konsumen adalah mahasiswa dan masyarakat Kota Medan.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari dilakukannya penelitian, perumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari perusahaan, visi dan misi, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, organisasi dan manajemen,

Bab III Tinjauan Pustaka, berisi teori-teori yang mendukung pemecahan permasalahan penelitian. Teori yang digunakan berhubungan dengan strategi

(27)

I-9

pengembangan brand dan marketing produk, metode tentang aspek manajemen dan organisasi, aspek marketing, dan aspek finansial, serta 5 referensi penelitian terdahulu yang berkenaan.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian seperti penentuan tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan analisis pemecahan masalah serta kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan Data dan Pengolahan Data, memuat data-data yang dikumpulkan.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, memaparkan analisis terhadap hasil dari pengolahan data yaitu menerapkan hasil rancangan serta penerapan yang layak.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, serta memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan dan pengembangan penelitian selanjutnya.

(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Zalacca Ice Cream merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang penjualan es krim dengan varian rasa utama adalah rasa salak. Zalacca Ice Cream dibentuk oleh Gemadana Irza dan Alyefi Asrar dari bantuan Program Kreatifitas Mahasiswa yang diselenggarakan Dikti tahun 2012. Alasan utama memilih buah salak sebagai varian rasa dikarenakan pemilik berasal dari daerah Padangsidimpuan yang khas dengan sebutan kota salak dan salah satu daerah yang banyak terdapat buah salak.

Zalacca Ice Cream memasarkan produknya melalui event, partai besar, dan partai kecil yang pasarnya di sekitaran daerah Kota Medan. Zalacca Ice Cream setiap tahun melakukan pengembangan produk yang masih berfokuskan pada pengembangan variasi buah untuk rasa es krimnya. Sudah 7 tahun berdiri yang hingga saat ini Zalacca Ice Cream sudah memiliki 6 varian rasa yaitu Salak, Chocolatechips, Vanilla, Durian, Alpokat, dan Strawberry.

Adapun Logo dari Zalacca Ice Cream dapat dilihat pada Gambar 2.1.

berikut ini.

(29)

II-2

Sumber: Zalacca Ice Cream

Gambar 2.1. Logo Zalacca Ice Cream

Selain dari logo Zalacca Ice Cream, dibawah ini juga akan ditampilkan beberapa gambar dari produk Zalacca Ice Cream yang telah dipasarkan di wilayah Kota Medan melalui beberapa event atau acara lainnya.

Sumber: Zalacca Ice Cream

Gambar 2.2. Zalacca Ice Cream Original

(30)

II-3

Sumber: Zalacca Ice Cream

Gambar 2.3. Zalacca Ice Cream Alpokat

Sumber: Zalacca Ice Cream

Gambar 2.4. Zalacca Ice Cream Strawberry

(31)

II-4

Sumber: Zalacca Ice Cream

Gambar 2.5. Zalacca Ice Cream Chocolatechips

Sumber: Zalacca Ice Cream

Gambar 2.6. Zalacca Ice Cream Vanillachips

(32)

II-5

Sumber: Zalacca Ice Cream

Gambar 2.7. Zalacca Ice Cream Durian

2.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi dari Zalacca Ice Cream berada di Jl. Pembangunan USU, Gang Pribadi Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. Lokasi Zalacca Ice Cream dengan menggunakan aplikasi Google Maps dapat dilihat pada Gambar 2.8. dibawah ini.

Sumber: Google Maps

Gambar 2.8. Lokasi Zalacca Ice Cream

(33)

III-1

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Konsep Strategi

Strategi berasal dari kata Yunani strategos, yang berarti jendral, secara harafiah berarti "seni para jendral". Kata ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai (Steiner dan Miner, 1997).

Konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perfektif yang berbeda, yaitu (1) perfektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends todo) dan (2) perfektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (aventually does). Berdasarkan perfektif pertama, strategi didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Sedangkan perfektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.

Strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi bisnis dapat termasuk perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi dan usaha patungan.

Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang dan berorientasi ke

(34)

III-2

masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan (Stoner, Freeman dan Gilbert, Jr dalam Tjiptono, 2001).

3.2. Penelitian Survei1

Penelitian survei ialah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran. Flink dan Kosecoff secara lebih tegas mendefinisikan penelitian survei sebagai suatu metode pengumpulan data dan informasi secara langsung dari orang-orang tertentu yang dijadikan objek penelitian tentang perasaan, motivasi, rencana, keyakinan, personalitas, pendidikan dan latar belakang finansial mereka tergantung dari sasaran penelitian.

Metode survei pada umunya menggunakan instrumen kuisioner yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang ditetapkan dengan metode tertentu.

Pengisian kuisioner dilakukan dengan atau tanpa bantuan surveyor tergantung kebutuhannya. Metode pengumpulan data dan informasi dalam survei juga sering menggunakan teknik wawancara baik dalam jarak dekat ataupun jarak jauh.

Beberapa sumber informasi lain yang juga tidak jarang digunakan dalam penelitian survei ialah: observasi langsung terhadap objek, uji kinerja (performance test) terhadap objek, test tertulis tentang kemampuan, pengetahuan, atau sikap dari objek, review terhadap catatan, dokumen diri tentang kesehatan, pendidikan objek, dan lain-lain.

3.3. Kuesioner2

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Pada penelitian survei, penggunaan kuesioner merupakan hal yang sangat pokok dalam pengumpulan data. Tujuan pokok pembuatan

1 Sinulingga, Sukaria. 2014. Metode Penelitian. Medan: USU Press. Hal: 31-32

2 Rosnani Ginting., Rancangan Teknik Industri (Medan: USU Press, 2015), hlm. 11-12.

(35)

III-3

kuesioner untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei dengan cara mengisi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti terhadap responden yang dipilih. Syarat pengisian kuesioner adalah pertanyaan harus jelas dan mengarah ke tujuan penelitian.

Ada empat komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu :

1. Adanya subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian.

2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti untuk turut serta mengisi secara aktif dan objektif pertanyaan maupun pertanyaan yang tersedia.

3. Adanya petunjuk pengisian kuesioner, dimana petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti.

4. Adanya pertanyaan maupun pertanyaan beserta tempat mengisi jawaban baik secara terbuka, semi tertutup ataupun tertutup. Dalam membuat pertanyaan ini juga disertakan dengan isian untuk identitas responden.

3.4. Kuisioner Fishbein3

Model Fishbein digunakan untuk mengukur sikap terhadap atribut produk dengan keputusan akhir untuk membeli atau tidak. Elemen utama dari model ini yaitu kekuatan kepercayaan / keyakninan (belief/strength), dimana kemungkinan diyakini dari hubungan antara suatu objek dengan ciri-ciri yang relevan dan evaluasi (belief/evaluation), yaitu mencerminkan seberapa baik konsumen menilai suatu ciri.

3.5. Skala Penilaian4

Tujuan dari skala penilaian adalah untuk mengetahui karakteristik sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu, sehingga dapat membedakan, menggolongkan, bahkan mengurutkan karakteristik tersebut.

Skala pengukuran ini diklasifikasikan berdasarkan empat karakteristik sistem bilangan, yaitu :

3 Farah Kamila. 2019. “Analisis Sikap Konsumen pada Pembelian Beras di Kota Salatiga”.http://journal2.undip.ac.id Diakses pada 2 November 2019 pukul 20.58 WIB.

4 Rosnansi Ginting., Perancangan Produk (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 69-71.

(36)

III-4

1. Skala nominal, skala ini hanya sekedar membedakan suatu kategori dengan kategori lainnya dari suatu variabel. Angka-angka yang diberikan kepada objek merupakan label yang tidak diasumsikan adanya tingkatan antara satu kategori lainnya dari satu variabel.

2. Skala ordinal, skala yang bertujuan untuk membedakan antara kategori- kategori dalam suatu variabel dengan asumsi bahwa ada urutan atau tingkatan skala. Angka-angka ordinal lebih menunjukkan urutan peringkatan.

3. Skala interval adala skala suatu variabel yang selain dibedakan dan mempunyai tingkatan, juga diasumsikan mempunyai jarak yang pasti antara satu kategori yang lain dalam satu variabel.

4. Skala rasio adalah skala suatu variabel yang mempunyai tingkat serta jarak antara satu nilai dengan nilai yang lain, juga diasumsikan bahwa setiap nilai variabel diukur dari suatu keadaan atau titik yang sama. Angka-angka pada skala menunjukkan besaran sesungguhnya dari sifat yang kita ukur.

5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

a. Sangat Penting (SP) b. Penting (P)

c. Ragu-ragu (R) d. Tidak Penting (TP)

e. Sangat Tidak Penting (STP)

Untuk penilaian ekspektasi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :

1. Sangat Penting (SP) = 5 2. Penting (P) = 4

3. Ragu-ragu (R) = 3

(37)

III-5

4. Tidak Penting (TP) = 2

5. Sangat Tidak Penting (STP) = 1

Untuk penilaian persepsi pelanggan, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :

1. Sangat Baik (SB) = 5 2. Baik (B) = 4

3. Ragu-ragu (R) = 3 4. Tidak Baik (TB) = 2

5. Sangat Tidak Baik (STB) = 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Keuntungan likert adalah

1. Mudah dibuat dan diterapkan.

2. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyan, asalkan masih sesuai dengan konteks permasalahan.

3. Jawaban suatu item dapat berupa alternatif, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas.

4. Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas.

3.6. Uji Validitas

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena itu, untuk menguji validitas data maka pengujian dilakukan terhadap instrumen pengumpulan data. Analisis korelasi adalah salah satu cara pengujian validitas yang umum digunakan. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson yaitu sebagai berikut:

rxy =

Dimana, rxy = koefisien korelasi antara X dan Y Xi = skor variabel independen X

(38)

III-6

Yi = skor variabel independen Y

Untuk memudahkan pemahaman terhadap pengujian validitas instrumen pengumpul data, maka diberikan contoh dengan menggunakan data penelitian tentang kondusivitas iklim kerja dalam organisasi. Konsepsi iklim kerja dalam organisasi berdasarkan teori dan pandangan para pakar memiliki 3 dimensi yaitu keterbukaan, penghargaan terhadap prestasi kerja dan otonomi. Seluruhnya ada 7 variabel operasional yang masing-masing harus diamati dan diukur dengan menggunakan skala pengukur yang tepat. Sumber data dalam penelitian ini ialah para karyawan secara individu, berjumlah 15 orang yang dipilih secara simple random sampling sebagai sampel untuk mewakili 40 orang tenaga mekanik.

Pengukuran ketujuh variabel tersebut dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden dalam bentuk kuisioner sebanyak 20 butir pertanyaan tertutup. Jawaban responden diukur dengan skala interval 5 poin, yaitu 1 (sangat tidak setuju), 2 ( tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju), dan 5 ( sangat setuju). Misalkan seluruh responden yang berjumlah 15 orang itu berhasil mengisi kuisioner tersebut sesuai ketentuan. Seluruh kuisioner dikumpulkan dan ditabulasi. Hasil tabulasi persepsi karyawan mendapatkan total skor dimensi 1 ( ) = 123, total skor dimensi 2 ( ) = 174, total skor dimensi 1 ( ) = 125, dan skor total (Y) yaitu 422. Hasil tabulasi skor setiap pertanyaan untuk masing-masing responden kemudian dilakukan perhitungan koefisien korelasi antar faktor dan antara faktor dan total faktor.

1. Menghitung koefisien korelasi antar masing-masing faktor a. rX1X2 =

=

= -0,006628 b. rX1X3 = 0,3724 c. rX2X3 = -0,5473

2. Menghitung koefisien korelasi antara setiap faktor dan faktor total

(39)

III-7

a. rX1Y =

=

= 0,3849 b. rX1X3 = 0,4099 c. rX2X3 = 0,2160

3.7. Strategi Pemasaran5

Ada tiga elemen dalam strategi pemasaran yaitu segmentation, targeting dan positioning. Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning. Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama barang-barang yang tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu banyak dan persaingan belum menjadi sesuatu yang penting. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah sangat sengit.

3.7.1. Segmentasi

Kotler mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses untuk membagi pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang lebih homogen, dimana tiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar untuk dicapai perusahaan dengan strategi bauran pemasarannya, sedangkan Murphy, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses membagi keseluruhan pasar (lingkungan) yang heterogen menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan

5 Erdiasa Nursaman. 2012. “Strategi Pemasaran (STP)”.http://erdiasa38e.blogstudent.ipb.ac.id Diakses pada 2 November 2019 pukul 21.15 WIB.

(40)

III-8

homogen dengan kebutuhan yang relatif serupa yang diharapkan dapat dipenuhi oleh suatu perusahaan dengan baik.

Segmentasi pasar membantu perusahaan untuk membuat suatu produk yang spesifik dan memenuhi kebutuhan sebagian pasar yang menjadi targetnya, sehingga kegunaan segmentasi pasar untuk desain strategi pemasaran adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh posisi bersaing yang lebih efektif bagi merek-merek yang ada.

2. Lebih mengefektifkan lagi posisi merek saat ini dengan bertumpu pada pasar yang terbatas.

3. Memisahkan posisi dua atau lebih merek dari perusahaan yang sama untuk meminimalisasi kanibalisme.

4. Mengidentifikasi gap dalam pasar yang menunjukkan peluang untuk mengembangkan produk baru.

Segmentasi pasar yang efektif harus memenuhi persyaratan berikut : 1. Dapat diukur (measureability) : menunjukkan bahwa besar daya beli setiap

segmen harus dapat diukur dengan tingkat tertentu, meskipun pada kenyataannya beberapa variabel tertentu tidak mudah diukur.

2. Dapat dicapai (accessibility) : menunjukkan seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani dengan efektif.

3. Berarti (substantially) : suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar dan atau cukup menguntungkan

4. Layak (feasibility) : menunjukkan seberapa jauh program-program efektif dapat disusun untuk menarik minat segmen

Dalam melakukan segmentasi pasar terdapat prosedur yang biasa dilakukan dalam riset pemasaran, dimana tediri dari tiga tahap yaitu :

1. Tahap survey

Para peneliti akan mengadakan wawancara dan membentuk tim fokus untuk menambah pengetahuan tentang motivasi, sikap dan perilaku konsumen dan untuk melakukan hal tersebut peneliti menyiapkan kuesioner formal untuk mengumpulkan data tentang atribut-atribut produk dan tingkat kepentingannya, seperti perhatian merek (brand awareness) dan rating merek (brand ratings),

(41)

III-9

pola penggunaan produk, sikap berdasarkan kategori produk, demografik psikografik dan mediagrafik dari responden.

2. Tahap Analisis

Peneliti akan menggunakan analisis faktor terhadap data untuk memisahkan variabel yang berkorelasi tinggi, lalu dilakukan analisis pengelompokkan untuk menghasilkan segmen-segmen pasar.

3. Tahap Pemberian Profil

Masing-masing kelompok akan diberikan profil yang berhubungan dengan sikap, perilaku, demografik, psikografik dan kebiasaan konsumsi media.

Jenis-Jenis dari segmentasi adalah sebagai berikut:6

1. Segmentasi geografi: Segmentasi geografi membagi pasar menjadi beberapa unit geografi seperti bangsa, Negara, daerah, profinsi, kota atau sekitarnya.

Misalnya ketika sebuah perusahaan yang memproduksi dupa, mereka menjualnya ke China karena budaya masyarakat disana yang rutin mengkonsumsi dupa untuk melakukan ritual berdoa mereka.

2. Segmentasi demografi: Segmentasi demografi membagi membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan faktor demografi seperto umur, jenis kelamin, pendapatan, okupasi, pendidikan, religi, ras dan kebangsaan.

3. Segmentasi psikografis: Segmentasi psikografis membagi pasar menjadi kelompok konsumen berdasarkan kelas sosial, gaya hidup dan kepribadianya.

Orang yang berada dikelompok yang sama bisa membuat profil psikografis yang berbeda.

4. Segmentasi perilaku: Segmentasi perilaku membagi kelompok konsumen berdasarkan pengetahuan, sikap dan respon mereka terhadap suatu produk.

3.7.2. Target (Targeting)

Target (targeting) adalah memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau cara perusahaan mengoptimalkan suatu pasar dan dalam penentuan target pasar perusahaan harus menggunakan konsep prioritas, variabilitas dan

6 Angga Sandy Susanto. 2013. “Membuat segmentasi berdasarkan lifestyle( gaya hidup)

”.journalibekavol7pdfjjikagn.ac.id”. Diakses pada 22 September 2016 pukul 20.55 WIB

(42)

III-10

fleksibilitas. Konsep prioritas dipakai karena perusahaan tidak bisa melayani semua orang dalam satu pasar. Konsep variabilitas digunakan untuk menghadapi situasi persaingan yang sudah semakin meningkat, karena perusahaan tidak bisa memberikan pelayanan yang sama kepada semua orang yang usah diprioritaskan.

Semakin sama akan semakin tidak optimal, dan perusahaan dapat optimal dalam melayani orang jika bisa memberikan lebih banyak variasi. Konsep feksibilitas ada hubungannya dengan variasi tadi karena semakin fleksibel, suatu perusahaan bisa memberikan variasi tangpa banyak keluar ongkos tambah.

3.7.3. Posisi (Positioning)

Pengertian positioning diberikan oleh beberapa ahli sebagai berikut : 1. Menurut Don E. Schwitz

Positioning adalah bagaimana untuk meningkatkan sekaligus menempatkan produk yang kita buat terhadap pesaing kita dalam pikiran konsumen, dengan kata lain positioning dipakai untuk mengisi dan memenuhi keinginan konsumen dalam kategori tertentu.

2. Menurut Kotler

Sebuah tindakan dalam mendesain penawaran perusahaan dan image sehingga menciptakan tempat dan nilai tersendiri dalam pikiran konsumen.

3. Menurut Al Ries dan Jack Trout

Positioning adalah segala sesuatu yang anda lakukan terhadap pikiran dari prospek, dengan kata lain anda menempatkan produk ke dalam alam pikiran proses anda

4. Menurut David A. Aaker

Positioning merupakan kata lain dari “kesan” dan kesan itu ditujukan kepada sejumlah obyek yang membentuk persaingan satu sama lain.

Jadi dapat disimpulkan positioning merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain produk-produk mereka sehingga dapat menciptakan kesan dan image tersendiri dalam pikiran konsumennya sesuai dengan yang diharapkan.

(43)

III-11

Beberapa strategi penentuan posisi (positioning) untuk menghadapi dunia persaingan adalah sebagai berikut :

1. Penentuan posisi menurut atribut : Perusahaan memposisikan diri menurut atribut seperti ukuran, lama keberadaannya dan seterusnya

2. Penentuan posisi menurut manfaat : Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu.

3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan : Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah penggunaan atau penerapan

4. Penentuan posisi menurut pemakai : Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai.

5. Penentuan posisi menurut pesaing : Produk memposisikan diri lebih baik daripada pesaing yang disebutkan namanya atau tersirat

6. Penentuan posisi menurut kategori produk : Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk

7. Penentuan posisi kualitas atau harga : Produk diposisikan menawarkan nilai terbaik

Menurut Kotler terdapat 4 klasifikasi posisi perusahaan menurut peranannya dalam pasar sasaran, yaitu :

1. Pemimpin pasar

Perusahaan ini memiliki pangsa pasar terbesar dan biasanya memimpin dalam perubahan harga, peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan intensitas promosi.

2. Penantang pasar

Posisi perusahaan ini berada setelah pemimpin pasar atau berada pada posisi kedua. Perusahaan ini dapat melakukan dua hal, mereka dapat menyerang si pemimpin pasar secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar (penantang pasar) atau mereka dapat tenang dan tidak menimbulkan gejolak (pengikut pasar).

3. Pengikut pasar

Perusahaan model ini lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin pasar. Adapun hal-hal yang ditiru biasanya pada produk, distribusi dan iklan si

(44)

III-12

pemimpin, tetapi meskipun strategi pemasarannya mengikuti si pemimpin pasar biasanya masih terdapat perbedaan dibanding si pemimpin pasar seperti harga, kemasan atau selain mengadaptasi kadang-kadang memperbaikinya.

4. Penceruk Pasar

Alternatif dari pengikut pasar besar adalah pemimpin dalam pasar kecil atau ceruk (niche). Perusahaan kecil umumnya menghindari persaingan melawan perusahaan besar dan mengarah pasar kecil yang tidak menarik perusahaan besar dan ide dasar penceruk adalah spesialisasi.

3.8. Konsep Pemasaran7

Dalam mengidentifikas pemasaran, konsep 4P dapat digunakan sebagai parameter pengendali perusahaan untuk memengaruhi proses pembelian konsumen. Konsep 4P yaitu: Product, Price, Placement, and Promotion. Konsep ini dapat diterapkan oleh seorang wirausaha dalam memulai suatu bisnis.

3.8.1. Product8

Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya menjadi langkah paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber. Cara termudah adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang ingin dijual, dan melakukan riset kecil-kecilan ke target pasar mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Hasil dari riset tersebut diharapkan memberikan informasi yang lebih akurat bagi wirausaha mengenai prospek pasar yang akan dimasukinya dan produk macam mana yang diharapkan oleh target pasar.

7Yukti Sharma. 2018. “Impact of Marketing-Mix for Core-Food Items on Purchase Behavior at Subsistence Marketplace. An Empirical Study of Urban Subsitence Market of Delhi”.

Diakses pada 2 November 2019 pukul 23.07 WIB.

8Wirausahacom. 2011. “Konsep Pemasaran 4P dalam Memulai Bisnis”. http://wirausaha.net.

Diakses pada 2 November 2019 pukul 23.15 WIB.

(45)

III-13

3.8.2. Price

Menentukan harga produk tidak semudah yang dibayangkan. Pertanyaan utamanya adalah, bilamanakah harga produk atau jasa dapat diterima oleh pasar?

Cara yang umum digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari awal disiapkan hingga siap jual. Setiap produk memiliki berbagai komponen biayanya sendiri, dari awal produksi hingga produk tersebut dipajang di rak-rak display penjualan. Menentukan harga berdasarkan biaya dilakukan dengan menambahkan presentase margin tertentu ke biaya produk, dan presentase tersebut dianggap sebagai keuntungan. Persentase didapatkan sesuai dengan rata-rata margin di pasaran. Menggunakan metode ini memiliki kelemahan sendiri. Produk akan mengalami krisis keunikan (uniqueness) dimana keunikan yang memiliki daya pembeda produk dari saingannya luput diperhitungkan. Keunikan justru mampu membantu produk agar memiliki harga premium di pasar.

3.8.3. Placement

Tidak kalah penting adalah mengenai dimana produk tersebut yang akan ditawarkan tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pada beberapa industri, misalnya ritel atau restoran, masalah penempatan berarti sangat penting. Ungkapan “Lokasi, Lokasi, Lokasi” sebaiknya sangat diperhatikan oleh wirausaha, karena bisa jadi pemilihan lokasi tempat usaha yang buruk dapat berakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang dijalankan.

3.8.4. Promotion

Aspek penting lainnya adalah mengenai promosi dari produk. Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar pelanggan tergerak untuk membelinya. Salah satu cara berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Bagi wirausaha yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi-nya. Untuk mendapatkan efektifitas beriklan sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan karakter target pasar dari produk. Mungkin tidak diperlukan untuk memasang iklan di segala

(46)

III-14

media/tempat karena belum tentu berpengaruh kepada peningkatan penjualan.

Selain itu pemasangan iklan juga berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan.

Pada tahap-tahap awal memulai bisnis, sebaiknya masalah biaya mendapat perhatian khusus agar tidak menjadi ganjalan dalam operasional usaha. Tentukan juga tujuan dari promosi, apakah untuk menciptakan kesadaran merek atau dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. Jangan lupa untuk mengukur hasil dari setiap kegiatan promosi yang dilakukan, apakah sesuai dengan harapan atau masih perlu perbaikan untuk kegiatan promosi berikutnya.

Ke-4 aspek pemasaran dapat menjadi pemikiran awal bagi seorang wirausaha sehingga dia dapat memiliki perhitungan yang matang sebelum menanamkan investasinya.

3.9. Identifikasi SWOT9

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opputunities), namun secara bersamaan dapat meminim alkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk menganalisis situasi adalah analisis SWOT.

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan Treath yang dihadapi dunia bisnis. Diagram SWOT ditunjukkan pada Gambar 3.1.

9 Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. (Jakarta: Kompas Gramedia, 1999), hlm. 198-203.

(47)

III-15

Sumber: Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis

Gambar 3.1. Diagram SWOT

Keterangan Gambar 3.1. sebagai berikut : 1. Kuadran 1

Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijikan pertumbuhan yang agresif.

2. Kuadran 2

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

3. Kuadran 3

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran tiga mirip dengan question mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

4. Kuadran 4

Berbagai Peluang

Kekuatan Internal

Berbagai Ancaman Kelemahan Internal

1. Mendukung Strategi Agresif

2. Mendukung Strategi Diversifikasi 3. Mendukung

Strategi Turn- around

4. Mendukung Strategi Defensif

(48)

III-16

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Ada empat set kemungkinan alternative yang strategis dalam analisis SWOT, diantaranya :

1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

3. Strategi WO adalah strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tahapan analisis SWOT sebagai formulasi/ perumusan strategis terdiri dari tiga tahap yaitu:

1. Tahap evaluasi data internal dan eksternal perusahaan 2. Tahap pembuatan Matriks TOWS

3. Tahap pengambilan keputusan

Berikut adalah contoh analisis SWOT untuk insenerasi toilet

(49)

III-17

Sumber: J. Nagy dan A. Zseni. 2016. Swot analysis of dry toilets Aplikasi. (Hungaria: Széchenyi István University), hlm. 266

Gambar 3.2. Analisis SWOT untuk Insenerasi Sebuah Produk Toilet

Analisis SWOT terdiri dari dua macam yaitu metode kuantitatif dan kualitatif.

1. Metode kuantitatif10

Metode kuantitatif berguna mendapatkan perumusan strategi yang efektif.

Strategi matriks IFAS (internal factor analysis Summary) merupakan rumusan analisis lingkungan internal. Matriks ini memberikan rangkuman dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional suatu unit usaha di lingkungan industrinya. Matriks IFAS juga memberikan dasar pengenalan dan evaluasi hubungan antar bidang-bidang fungsional tersebut.

Matriks EFAS (Eksternal factor analysis Summary) digunakan untuk merangkum peluang dan ancaman pada suatu unit usaha. Analisis matriks EFAS dilakukan perhitungan yang sama dengan cara menemukan matriks IFAS.

Berikut adalah contoh analisis SWOT menggunakan metode kuantitatif.

10 Gamaliel Fernandez Suranta dan Ade Titi Nifita. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Menghadapi Pesaing (The Analysis of Service Marketing Strategy on Challanging The Competirior). (Jambi: Universitas Jambi, Diakses pada tanggal 2 November 2019), hlm. 25-31.

(50)

III-18

Sumber: Gamaliel Fernandez Suranta dan Ade Titi Nifita. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Menghadapi Pesaing (The Analysis of Service Marketing Strategy on Challanging The Competirior), hlm. 27.

Gambar 3.3. Contoh Matriks Internal Faktor Analysis Summary (IFAS)

Sumber: Gamaliel Fernandez Suranta dan Ade Titi Nifita. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Menghadapi Pesaing (The Analysis of Service Marketing Strategy on Challanging The Competirior), hlm. 29.

Gambar 3.4. Contoh Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

11Sebelum membuat matrik fakor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS):

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

11 Opcit., Freddy Rangkuti, hlm. 22-25.

(51)

III-19

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluang kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.

Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, rating-nya adalah 1.

Sebaliknya, jika nilai ancaman sedikit rating-nya 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasil berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan kenapa faktor- faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor- faktor strategis eksternal. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Jika manajer strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis eksternalnya (peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. Agar lebih jelas, lihat Tabel 3.1 dibawah ini. Jadi, sebelum strategi diterapkan, perencana strategi harus menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman.

Gambar

Gambar 2.2.  Zalacca Ice Cream Original
Gambar 2.3.  Zalacca Ice Cream Alpokat
Gambar 2.5.  Zalacca Ice Cream Chocolatechips
Gambar 2.7.  Zalacca Ice Cream Durian
+7

Referensi

Dokumen terkait

15 Saya ingin menyelesaikan semua masalah yang ada dengan melakukan bunuh diri.i. N SOAL STS TS S

Teknik analisis data penelitian adalah diskriptif dan persentase dengan perhitungan pada masing-masing tahap dan digunakan analisis sistem perangkat lunak Dartfish Prosuite

5) Lembaga Pembiayaan / Leasing  badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung

(Swissre), (Http/www.jasaraharja_putera.com). Fenomena yang terjadi pada saat ini di PT. Asuransi Jasaraharja Putera Surabaya tidak terlepas dari permasalahan yang berhubungan

• Dari hasil diskusi melalui focus group discussion didapatkan akar permasalahanya adalah kemampuan vendor/ bidder untuk menyediakan material sesuai dengan spesifikasi dari PT

From the analysis of tweet sentiment using Naïve Bayes algorithm which has been obtained, the next process is determining the priority of public policy by using Analytical

Pengujian sistem pencatat keluar masuk personel di penjagaan STTAL berbasis RFID ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan sistem yang telah dibangun

KEDUA :Unit Pelaksana Teknis Dinas tersebut pada diktum PERTAMA di atas dipimpin oleh seorang Kepala PANTI yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas