E-PAPER
PERPUSTAKAAN DPR RI
Telepon : (021) 5715876, 5715817, 5715887 Fax : (021) 5715846
e-mail: [email protected]
Follow us @perpustakaandpr Become a Fan Perpustakaan DPR RI
http://perpustakaan.dpr.go.id http://epaper.dpr.go.id
Kamis 03 Juni 2021
No. Judul Surat Kabar Hal.
1. Kaji Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Kompas 0
2. Kaji Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Kompas 0
3. Mencermati Merger Gojek dan Tokopedia Kompas 0
4. TRANSPORTASI. Kaji Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Kompas 0 5. Wapres: Potensi dan Ruang untuk Menghimpun Zakat Masih Luas Kompas -
6. Wapres: Zakat Punya Peran Penting di Masa Pandemi Kompas -
7. Wapres: Zakat Punya Peran Penting di Masa Pandemi Kompas -
8. Pancasila dalam Perbuatan Kompas 1
9. VAKSIN NASIONAL Melecut Kibar Vaksin Merah Putih Kompas 6
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. 0
Presiden berpesan agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dilanjutkan sampai Surabaya. Perusahaan yang membuat dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji ini.
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan yang membangun dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji kemungkinan pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Mereka menjadikan pengalaman membuat kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai pembelajaran. Sekretaris Perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya menjelaskan, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja di lokasi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Selasa (18/5/2021), memberi arahan untuk meneruskan pembangunan kereta cepat sampai Surabaya. ”Beliau berpesan agar ini dilanjutkan sampai Surabaya. Harapannya saat pembangunan KCJB selesai, ada transfer pengetahuan sehingga kita sudah ada pengalaman dan bisa membangun sampai Surabaya,” ujar Mirza, Kamis (3/6/2021). Mirza menjelaskan, ketika sudah diputuskan pemerintah dan pemegang saham, pihaknya akan membuat studi jalur pembangunan kereta cepat hingga Surabaya tersebut. Menurut dia, pembangunan bisa saja pararel dengan penyelesaian KCJB. Ini semua tergantung dari pemerintah dan pemegang saham. ”Sementara ini kami fokus menyelesaikan KCJB,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, pembangunan kereta cepat memang idealnya untuk jarak jauh. Sebab, kereta cepat untuk jarak pendek tidak efisien dari segi anggaran dan pembangunan. Haryadi menambahkan, pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya juga perlu kajian mendalam terlebih dahulu mengenai sejauh mana masyarakat membutuhkannya. Sebab, saat ini sudah ada berbagai alternatif moda transportasi dari Jakarta menuju Surabaya, seperti pesawat, mobil via jalan tol, hingga kereta api konvensional. ”Jangan sampai muatan yang diharapkan malah tidak tercapai karena kebutuhan penumpangnya tidak sesuai (target),” ucap Haryadi. Haryadi berpendapat bahwa momentum membangun jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya kurang tepat untuk saat ini. Pemerintah sebaiknya lebih dulu berfokus menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Proses pembangunan Sampai akhir Mei 2021, pembangunan KCJB sudah mencapai 74 persen. Mirza menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan penyelesaian konstruksi dan merampungkan pembangunan 13 terowongan. Selain itu, pihaknya juga segera memulai pemasangan peralatan sistem perkeretaapian. Dengan berbagai proses pembangunan tersebut, KCJB diharapkan bisa beroperasi pada Desember 2022. Adapun uji coba akan dimulai pada November 2022. Pengoperasian ini sejatinya terlambat dari jadwal semula, yakni pada 2019. Adapun peletakan batu pertama dilakukan pada Januari 2016. Keterlambatan tersebut dikarenakan masalah pembebasan lahan yang tak mudah. Selain itu, pandemi juga menghambat kecepatan pembangunan. ”Saat membuat jalur, kami memakai sudut pandang luas. Ternyata, setelah pembangunan di lapangan, ada fasilitas umum dan fasilitas sosial yang harus dibebaskan. (Itu membuat) kami merelokasi dan membangun ulang,” kata Mirza. Apabila sudah beroperasi, kereta cepat Jakarta-Bandung dengan jenis CR400AF ini memiliki kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Dengan kecepatan itu, jarak Jakarta-Bandung sejauh 142,3 kilometer dapat ditempuh dengan durasi 36-45 menit. Satu rangkaian terdiri atas delapan kereta dengan total kapasitas angkut seluruhnya sebanyak 601 orang. Adapun jumlah keberangkatan dan selisih kedatangan per rangkaian kereta masih dikaji lebih lanjut. Megaproyek ini diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 70 triliun.
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. 0
Presiden berpesan agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dilanjutkan sampai Surabaya. Perusahaan yang membuat dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji ini.
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan yang membangun dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji kemungkinan pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Mereka menjadikan pengalaman membuat kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai pembelajaran. Sekretaris Perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya menjelaskan, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja di lokasi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Selasa (18/5/2021), memberi arahan untuk meneruskan pembangunan kereta cepat sampai Surabaya. ”Beliau berpesan agar ini dilanjutkan sampai Surabaya. Harapannya saat pembangunan KCJB selesai, ada transfer pengetahuan sehingga kita sudah ada pengalaman dan bisa membangun sampai Surabaya,” ujar Mirza, Kamis (3/6/2021). Mirza menjelaskan, ketika sudah diputuskan pemerintah dan pemegang saham, pihaknya akan membuat studi jalur pembangunan kereta cepat hingga Surabaya tersebut. Menurut dia, pembangunan bisa saja pararel dengan penyelesaian KCJB. Ini semua tergantung dari pemerintah dan pemegang saham. ”Sementara ini kami fokus menyelesaikan KCJB,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, pembangunan kereta cepat memang idealnya untuk jarak jauh. Sebab, kereta cepat untuk jarak pendek tidak efisien dari segi anggaran dan pembangunan. Haryadi menambahkan, pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya juga perlu kajian mendalam terlebih dahulu mengenai sejauh mana masyarakat membutuhkannya. Sebab, saat ini sudah ada berbagai alternatif moda transportasi dari Jakarta menuju Surabaya, seperti pesawat, mobil via jalan tol, hingga kereta api konvensional. ”Jangan sampai muatan yang diharapkan malah tidak tercapai karena kebutuhan penumpangnya tidak sesuai (target),” ucap Haryadi. Haryadi berpendapat bahwa momentum membangun jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya kurang tepat untuk saat ini. Pemerintah sebaiknya lebih dulu berfokus menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Proses pembangunan Sampai akhir Mei 2021, pembangunan KCJB sudah mencapai 74 persen. Mirza menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan penyelesaian konstruksi dan merampungkan pembangunan 13 terowongan. Selain itu, pihaknya juga segera memulai pemasangan peralatan sistem perkeretaapian. Dengan berbagai proses pembangunan tersebut, KCJB diharapkan bisa beroperasi pada Desember 2022. Adapun uji coba akan dimulai pada November 2022. Pengoperasian ini sejatinya terlambat dari jadwal semula, yakni pada 2019. Adapun peletakan batu pertama dilakukan pada Januari 2016. Keterlambatan tersebut dikarenakan masalah pembebasan lahan yang tak mudah. Selain itu, pandemi juga menghambat kecepatan pembangunan. ”Saat membuat jalur, kami memakai sudut pandang luas. Ternyata, setelah pembangunan di lapangan, ada fasilitas umum dan fasilitas sosial yang harus dibebaskan. (Itu membuat) kami merelokasi dan membangun ulang,” kata Mirza. Apabila sudah beroperasi, kereta cepat Jakarta-Bandung dengan jenis CR400AF ini memiliki kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Dengan kecepatan itu, jarak Jakarta-Bandung sejauh 142,3 kilometer dapat ditempuh dengan durasi 36-45 menit. Satu rangkaian terdiri atas delapan kereta dengan total kapasitas angkut seluruhnya sebanyak 601 orang. Adapun jumlah keberangkatan dan selisih kedatangan per rangkaian kereta masih dikaji lebih lanjut. Megaproyek ini diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 70 triliun.
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. 0
Merger Gojek dan Tokopedia, GoTo, mengguncang lanskap bisnis Indonesia. Bukan hanya berkontribusi 2 persen pada PDB Indonesia, integrasi model bisnis Gojek dan Tokopedia ini akan membantu banyak hal pada UMKM. Oleh AM LILIK AGUNG
”Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!” Begitu pekik Bung Karno yang melegenda. Senin, 17 Mei 2021, empat pemuda Indonesia mengguncangkan korporasi Indonesia. Mereka adalah Andre Soelistyo, Patrick Cao, dan Kevin Aluwi dari Gojek serta William Tanuwijaya mewakili Tokopedia. Gojek dan Tokopedia melakukan proses merger. Lahirlah GoTo.
Bagaimana GoTo bisa mengguncang lanskap bisnis Indonesia? Valuasi GoTo yang dikelola empat pemuda berumur 30-an tahun ini sebesar 18 miliar dollar AS atau setara Rp 261 triliun. Di lantai bursa, perusahaan yang memiliki valuasi sebesar ini di antaranya adalah Astra International sebesar Rp 211 triliun dan Unilever Indonesia dengan banderol Rp 214,5 triliun (Kompas, 18/5/2021). Tokopedia berdiri tahun 2009, sementara Gojek setahun berikutnya, 2010. Dalam waktu singkat, valuasi dari hasil merger mereka melampaui perusahaan-perusahaan raksasa di Indonesia yang sudah mapan dan berdiri puluhan tahun. GoTo dalam angka, tersaji data seperti berikut. Ada lebih dari 100 juta pengguna aktif setiap bulan. Mereka bermitra dengan lebih dari dua juta pengemudi dan lebih dari 11 juta UMKM. Selama tahun 2020, ada 1,8 miliar transaksi dengan uang berputar sebanyak 22 miliar dollar AS atau Rp 319 triliun. Perputaran bisnis jumbo ini berakibat Gojek dan Tokopedia memberi kontribusi 2 persen pada PDB Indonesia. Untuk ukuran global, pada Mei 2020 tersua data perusahaan rintisan nomor satu di dunia adalah Bytedance dari China dengan valuasi pasar sebanyak 75 miliar dollar AS. Di urutan lima dan enam dihuni oleh Airbnb (AS) dan Kuaishou (China) yang nilai pasarnya sebesar 18 miliar dollar AS. GoTo dengan valuasi pasar 18 miliar dollar AS bisa dipastikan berada di nomor tujuh atau delapan perusahaan rintisan terbesar dunia. Menyalip tetangganya dari Malaysia, Grab, yang mengantongi valuasi pasar 14,3 miliar dollar AS. Dalam sejarah Republik, baru kali ini ada perusahaan lokal yang masuk sepuluh besar perusahaan dunia walaupun di ranah perusahaan rintisan. Visi GoTo Gojek dan Tokopedia dibesarkan dalam era yang sama. Pun perkakas teknologi yang digunakan bisa dikatakan sama walaupun aplikasinya berbeda. Termasuk seluruh karyawan yang bekerja di dalamnya memiliki pola pikir dan pola tindak sama. Alhasil dua entitas perusahaan ini tidak mengalami kesulitan dalam menyatukan budaya perusahaan. Menjadi wajar apabila petinggi dari dua perusahaan ini mengatakan bahwa proses merger mereka bisa berlangsung cepat dan berjalan mulus. Hanya saja, visi kedua perusahaan ini berbeda. Visi dipengaruhi bahkan dibentuk oleh pendirinya. Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, di mana ia tumbuh dan besar di berbagai negara. Pun sekolahnya hingga master diperoleh di mancanegara. Ini yang membentuk pola pikir dan pola tindak Nadiem Makarim. Alhasil, seiring dengan pertumbuhan eksponensial dari Gojek, Nadiem memiliki visi untuk menjadikan perusahaannya pemain global nan tangguh. GoTo dalam angka, tersaji data seperti berikut. Ada lebih dari 100 juta pengguna aktif setiap bulan. Mereka bermitra dengan lebih dari dua juta pengemudi dan lebih dari 11 juta UMKM. Selama tahun 2020, ada 1,8 miliar transaksi dengan uang berputar sebanyak 22 miliar dollar AS atau Rp 319 triliun. Perputaran bisnis jumbo ini berakibat Gojek dan Tokopedia memberi kontribusi 2 persen pada PDB Indonesia. Baca juga : Masa Depan GoTo, Hasil Merger Gojek dengan Tokopedia Untuk ukuran global, pada Mei 2020 tersua data perusahaan rintisan nomor satu di dunia adalah Bytedance dari China dengan valuasi pasar sebanyak 75 miliar dollar AS. Di urutan lima dan enam dihuni oleh Airbnb (AS) dan Kuaishou (China) yang nilai pasarnya sebesar 18 miliar dollar AS. GoTo dengan valuasi pasar 18 miliar dollar AS bisa dipastikan berada di nomor tujuh atau delapan perusahaan rintisan terbesar dunia. Menyalip tetangganya dari Malaysia, Grab, yang mengantongi valuasi pasar 14,3 miliar dollar AS. Dalam sejarah Republik, baru kali ini ada perusahaan lokal yang masuk sepuluh besar perusahaan dunia walaupun di ranah perusahaan rintisan. Visi GoTo Gojek dan Tokopedia dibesarkan dalam era yang sama. Pun perkakas teknologi yang digunakan bisa dikatakan sama walaupun aplikasinya berbeda. Termasuk seluruh karyawan yang bekerja di dalamnya memiliki pola pikir dan pola tindak sama. Alhasil dua entitas perusahaan ini tidak mengalami kesulitan dalam menyatukan budaya perusahaan. Menjadi wajar apabila petinggi dari dua perusahaan ini mengatakan bahwa proses merger mereka bisa berlangsung cepat dan berjalan mulus. Hanya saja, visi kedua perusahaan ini berbeda. Visi dipengaruhi bahkan dibentuk oleh pendirinya. Gojek didirikan oleh Nadiem Makarim, di mana ia tumbuh dan besar di berbagai negara. Pun sekolahnya hingga master diperoleh di mancanegara. Ini yang membentuk pola pikir dan pola tindak Nadiem Makarim. Alhasil, seiring dengan pertumbuhan eksponensial dari Gojek, Nadiem memiliki visi untuk menjadikan perusahaannya pemain global nan tangguh. Nilai-nilai inti dari Astra International sedari mula didirikan oleh William Soeryajaya salah satunya adalah ”Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara”, Artinya, tidak peduli siapa pemegang mayoritas saham perusahaan, Astra ada dan berkarya untuk bangsa dan negara Indonesia. GoTo memang tidak mencantumkan secara provokatif nilai-nilai inti perusahaan seperti dilakukan Astra. Namun, melihat rekam jejak Gojek dan Tokopedia, dapat disimpulkan bahwa GoTo merupakan aset bangsa, tidak peduli dari mana para pemegang sahamnya. GoTo akan memberi manfaat optimal bagi bangsa dan negara Indonesia. Hari ini dan masa depan Hari ini dan masa depan, bisnis akan digerakkan oleh dua entitas, konvensional dan digital. Bisnis konvensional dengan rekam jejak panjangnya sudah menjadi bagian pokok kehidupan. Pun tidak semua bisnis bisa divirtualkan. Dengan demikian, bisnis konvensional akan tetap bertumbuh dan terus berkolaborasi dengan teknologi digital untuk memperkuat lini bisnisnya. GoTo adalah anak kandung digital. Bisnis berbasis digital semakin bertumbuh secara eksponensial. Beruntung ekosistem digital yang dikembangkan oleh Gojek dan Tokopedia sudah terbentuk dan semakin matang. GoTo sebagai entitas bisnis baru dengan ekosistem matang akan menjadi lokomotif bagi bisnis rintisan lainnya yang bertumbuh pesat di Indonesia. GoTo bersama gerbong-gerbong bisnis rintisan lainnya akan memberi pengaruh signifikan pada percepatan ekonomi nasional. Aset jumbo, jaringan lokal sekaligus global, dan didukung SDM pilihan akan memberi nilai lebih pada mitra kerja GoTo, terutama pada pelaku UMKM. Integrasi model bisnis Gojek dan Tokopedia akan membantu banyak hal pada UMKM. Produk dan jasa UMKM semakin mudah diakses konsumennya. Pun dengan pelaku bisnis konvensional, GoTo akan banyak melakukan kolaborasi. Kita tunggu kiprah GoTo untuk Indonesia. AM Lilik Agung, Mitra Pengelola Galeri HC, Lembaga Pengembangan SDM
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. 0
Presiden berpesan agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dilanjutkan sampai Surabaya. Perusahaan yang membuat dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji ini.
OlehBENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan yang membangun dan mengoperasikan kereta cepat Jakarta-Bandung, PT Kereta Cepat Indonesia China, tengah mengkaji kemungkinan pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Mereka menjadikan pengalaman membuat kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai pembelajaran. Sekretaris Perusahaan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Mirza Soraya menjelaskan, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja di lokasi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB), Selasa (18/5/2021), memberi arahan untuk meneruskan pembangunan kereta cepat sampai Surabaya. ”Beliau berpesan agar ini dilanjutkan sampai Surabaya. Harapannya saat pembangunan KCJB selesai, ada transfer pengetahuan sehingga kita sudah ada pengalaman dan bisa membangun sampai Surabaya,” ujar Mirza, Kamis (3/6/2021). Mirza menjelaskan, ketika sudah diputuskan pemerintah dan pemegang saham, pihaknya akan membuat studi jalur pembangunan kereta cepat hingga Surabaya tersebut. Menurut dia, pembangunan bisa saja pararel dengan penyelesaian KCJB. Ini semua tergantung dari pemerintah dan pemegang saham. ”Sementara ini kami fokus menyelesaikan KCJB,” katanya. Dihubungi secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, pembangunan kereta cepat memang idealnya untuk jarak jauh. Sebab, kereta cepat untuk jarak pendek tidak efisien dari segi anggaran dan pembangunan. Haryadi menambahkan, pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya juga perlu kajian mendalam terlebih dahulu mengenai sejauh mana masyarakat membutuhkannya. Sebab, saat ini sudah ada berbagai alternatif moda transportasi dari Jakarta menuju Surabaya, seperti pesawat, mobil via jalan tol, hingga kereta api konvensional.
”Jangan sampai muatan yang diharapkan malah tidak tercapai karena kebutuhan penumpangnya tidak sesuai (target),” ucap Haryadi. Haryadi berpendapat bahwa momentum membangun jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya kurang tepat untuk saat ini.
Pemerintah sebaiknya lebih dulu berfokus menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Proses pembangunan Sampai akhir Mei 2021, pembangunan KCJB sudah mencapai 74 persen. Mirza menjelaskan, tahun ini pihaknya menargetkan penyelesaian konstruksi dan merampungkan pembangunan 13 terowongan. Selain itu, pihaknya juga segera memulai pemasangan peralatan sistem perkeretaapian. Dengan berbagai proses pembangunan tersebut, KCJB diharapkan bisa beroperasi pada Desember 2022. Adapun uji coba akan dimulai pada November 2022. Pengoperasian ini sejatinya terlambat dari jadwal semula, yakni pada 2019. Adapun peletakan batu pertama dilakukan pada Januari 2016. Keterlambatan tersebut dikarenakan masalah pembebasan lahan yang tak mudah. Selain itu, pandemi juga menghambat kecepatan pembangunan.
”Saat membuat jalur, kami memakai sudut pandang luas. Ternyata, setelah pembangunan di lapangan, ada fasilitas umum dan fasilitas sosial yang harus dibebaskan. (Itu membuat) kami merelokasi dan membangun ulang,” kata Mirza. Apabila sudah beroperasi, kereta cepat Jakarta-Bandung dengan jenis CR400AF ini memiliki kecepatan maksimal 350 kilometer per jam.
Dengan kecepatan itu, jarak Jakarta-Bandung sejauh 142,3 kilometer dapat ditempuh dengan durasi 36-45 menit. Satu rangkaian terdiri atas delapan kereta dengan total kapasitas angkut seluruhnya sebanyak 601 orang. Adapun jumlah keberangkatan dan selisih kedatangan per rangkaian kereta masih dikaji lebih lanjut. Megaproyek ini diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp 70 triliun.
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. -
Wapres: Potensi dan Ruang untuk Menghimpun Zakat Masih Luas Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi zakat Rp 233,8 triliun, tetapi yang berhasil dihimpun baru 3,5 persen. Untuk mengoptimalkan penghimpunan, dibutuhkan sinergi. Oleh CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO 3 Juni 2021 19:30 WIB·5 menit baca TEKS TANGKAPAN LAYAR Tangkapan layar video dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden saat Wapres Ma’ruf Amin memberikan sambutan kunci dan membuka acara Musyarawah Nasional ke-9 Forum Zakat, Kamis (3/6/2021). JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menuturkan, masih terdapat potensi dan ruang yang luas untuk penghimpunan zakat di Indonesia yang tergolong negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Badan Amil Zakat Nasional menyebutkan, pada 2019, potensi zakat di Indonesia Rp 233,8 triliun, tetapi realisasi penerimaan zakat yang berhasil dihimpun baru 3,5 persen dari nilai potensi tersebut. Selain itu, berdasarkan laporan tahunan World Giving Index (WGI), Indonesia juga merupakan salah satu negara paling dermawan di dunia. Hal ini menandakan tingkat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sesama cukup tinggi. Di sisi lain, setidaknya terdapat tiga tantangan besar yang mungkin dihadapi lembaga amil zakat ke depan. ”Pertama, kemampuan untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan program-program pemerintah, khususnya terkait isu pengentasan rakyat dari kemiskinan dan kesenjangan sosial. Terlebih lagi dalam rangka pemulihan ekonomi sebagai akibat pandemi Covid-19,” kata Wapres Amin saat memberikan sambutan dan membuka acara Musyarawah Nasional (Munas) ke-9 Forum Zakat, Kamis (3/6/2021). Kedua, pengelolaan zakat yang akuntabel dan tepat sasaran serta memperhatikan standardisasi pengelolaan zakat secara global. Ketiga, pemberdayaan zakat terhadap mustahik (delapan golongan asnaf), baik individu maupun pelaku usaha mikro, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mustahik atau penerima zakat. Baca juga: Begini Tips Berzakat di Era Digital Menghadapi tantangan tersebut, lanjut Wapres Amin, tidak cukup hanya dilakukan oleh pengelola zakat. Seluruh pemangku kepentingan mesti dilibatkan, baik asosiasi, pemerintah, lembaga otoritas, masyarakat, maupun akademisi.
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA Petugas memberikan tanda bukti pembayaran zakat kepada warga di pos pelayanan zakat drive thru dari Pusat Zakat Umat (PZU), Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/5/2021). Seperti diketahui bersama, pemerintah tidak secara langsung memungut dan mengelola zakat. Pengelolaan zakat dilakukan oleh lembaga pengelola zakat dimulai dari penghimpunan, pengelolaan, hingga pendistribusiannya. Munas ke-9 Forum Zakat pun diharapkan dapat memperkuat lagi tali silaturahmi antarlembaga pengelola zakat agar menghasilkan program-program perbaikan pengelolaan dan pemberdayaan zakat secara berkelanjutan. Wapres Amin mengapresiasi pemilihan tema munas yang diangkat, yaitu ”Menguatkan Komitmen Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat”. ”(Hal ini) karena sangat tepat dan sesuai dengan kondisi aktual serta kebutuhan kita saat ini,” ujarnya. Munas ke-9 Forum Zakat pun diharapkan dapat memperkuat lagi tali silaturahmi antarlembaga pengelola zakat agar menghasilkan program-program perbaikan pengelolaan dan pemberdayaan zakat secara berkelanjutan. Dampak pandemi Menurut Wapres, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung satu tahun lebih tidak hanya berdampak pada penurunan kesehatan dan keselamatan jiwa. Pandemi juga menurunkan kesejahteraan dan menambah angka kemiskinan. Selama pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat terpukul dan mengalami kontraksi atau pertumbuhan minus 5,32 persen pada 2020. Di awal 2021, tren pembaikan ekonomi semakin meningkat walau pertumbuhan masih terkontraksi, yakni minus 0,74 persen. KOMPAS/RIZA FATHONI Warga membayar zakat di tenda pelayanan penyaluran zakat fitrah Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (7/5/2021). Masjid Agung Al-Azhar membuka layanan pembayaran zakat fitrah sistem lantatur selama pandemi Covid-19 dengan memberlakukan protokol kesehatan untuk memudahkan pengendara mobil, motor, ataupun pejalan kaki yang melintas di kawasan tersebut. Pandemi Covid-19 juga meningkatkan angka kemiskinan nasional dari 9,78 persen pada Maret 2020 menjadi 10,19 persen pada September 2020. ”Permasalahan kemiskinan bersifat multidimensional yang penanganannya membutuhkan waktu dan peran dari berbagai pihak,” kata Wapres Amin. Baca juga: Penduduk Miskin RI Bertambah 2,76 Juta Orang Kemiskinan tidak hanya mengenai persoalan ekonomi, tetapi juga melibatkan sektor lain, seperti akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja. Selain itu, kemampuan setiap individu untuk dapat pulih dan keluar dari kemiskinan juga berbeda-beda. Kemiskinan, lanjut Wapres, juga menjadi isu global. Negara-negara di dunia telah bersepakat menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai target prioritas dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs). ”Menindaklanjuti kesepakatan tersebut, Presiden Jokowi juga telah mengamanatkan agar kemiskinan ekstrem di Indonesia, yakni masyarakat dengan pendapatan kurang dari 1,9 dollar AS per hari, dapat diturunkan mencapai nol persen pada akhir 2024,” kata Wapres Amin. KOMPAS/AGUS SUSANTO Kereta api melintasi kawasan padat penduduk di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Selasa (22/9/2020). Tahun itu, Indonesia menyelenggarakan Sensus Penduduk 2020, sensus ketujuh yang dilaksanakan sejak era kemerdekaan. Tujuan pelaksanaan SP2020 adalah menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk menuju satu data kependudukan Indonesia, juga parameter demografi serta proyeksi penduduk dan karakteristik penduduk lainnya untuk keperluan proyeksi penduduk dan indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Strategi Terdapat dua strategi utama Pemerintah Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan. Pertama, mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin dan rentan melalui program perlindungan sosial dan subsidi. Kedua, melakukan pemberdayaan dalam rangka peningkatan produktivitas kelompok miskin dan rentan untuk meningkatkan kapasitas ekonominya. Baca juga: Demi Rakyat Sejahtera, Presiden Ingatkan Pentingnya Perubahan secara Cepat Wapres menuturkan, upaya pemerintah lainnya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah melalui Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dengan empat agenda besar utama.
Agenda dimaksud, yakni pengembangan industri produk halal, pengembangan industri keuangan syariah, pengembangan dana sosial syariah, serta pengembangan dan perluasan usaha syariah. Sejak turunnya perintah menunaikan zakat pada masa Nabi Muhammad SAW, zakat telah difungsikan sebagai instrumen negara untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi.
(Ma’ruf Amin) Zakat merupakan bagian dari program pengembangan dana sosial syariah yang berdampak langsung terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. ”Sejak turunnya perintah menunaikan zakat pada masa Nabi Muhammad SAW, zakat telah difungsikan sebagai instrumen negara untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi,” ujar Wapres Amin. Menurut Wapres, dalam kondisi perekonomian yang sedang menurun akibat pandemi Covid-19, peran zakat dapat menjadi salah satu alat untuk menahan tingkat penurunan daya beli masyarakat. Peran ini seiring dengan berbagai bantuan sosial yang telah dikucurkan pemerintah selama masa pandemi. TANGKAPAN LAYAR Tangkapan layar dari akun Youtube Bank Indonesia saat Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan sambutan pada peluncuran Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2020, beberapa waktu lalu. Laporan tersebut bertajuk ”Bersinergi Membangun Ekonomi dan Keuangan Syariah”. Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, saat meluncurkan publikasi laporan ekonomi dan keuangan syariah 2020, beberapa waktu lalu, menuturkan, transformasi ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan baru dilakukan secara optimal untuk berkontribusi nyata bagi perekonomian nasional. Penciptaan ekosistem yang kondusif bagi industri halal dan penguatan sektor keuangan syariah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan di sektor ekonomi menjadi hal yang sangat strategis ke depan. ”Di samping itu, periode pandemi Covid-19 juga membuktikan peran penting sektor keuangan mikro dan sosial syariah untuk
memitigasi peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan serta mendorong akselerasi aktivitas ekonomi,” kata Perry.
Optimalisasi teknologi digital di balik hikmah pandemi Covid-19, lanjut Perry, memberikan jalan untuk mengatasi keterbatasan mobilitas akibat pandemi dalam memajukan ekonomi Indonesia. Tren pemulihan ekonomi terus meningkat pada akhir 2020.
Optimisme pun dikembangkan untuk pemulihan ekonomi yang akan lebih baik pada 2021 didukung akselerasi program vaksinasi, keberlanjutan stimulus fiskal dan moneter, serta upaya bersama untuk tumbuh lebih baik.
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. -
Wapres: Zakat Punya Peran Penting di Masa Pandemi Potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp 233,8 triliun, tetapi realisasi yang sudah dihimpun baru 3,5 persen. Oleh DEFRI WERDIONO 3 Juni 2021 17:59 WIB·4 menit baca TEKS KOMPAS/DEFRI WERDIONO Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan pidato kunci secara virtual pada Musyawarah Nasional Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). BATU, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, dalam kondisi perekonomian yang sedang turun akibat pandemi, peran zakat menjadi salah satu alat untuk menahan penurunan daya beli masyarakat. Peran tersebut seiring dengan berbagai program bantuan sosial yang dikucurkan oleh pemerintah selama pandemi. Hal itu dikatakan Wakil Presiden (Wapres) saat memberikan pidato kunci secara virtual pada Musyawarah Nasional Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). Dengan tema ”Menguatkan Komitmen Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat”, munas yang berlangsung 3-4 Juni ini diikuti 130 pimpinan anggota Forum Zakat dari seluruh Indonesia. Menurut Wapres, Indonesia dengan keunggulan jumlah pendudukan Muslim terbesar di dunia punya potensi zakat besar. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebutkan, tahun 2019 potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 233,8 triliun, tetapi realisasi yang berhasil dihimpun baru mencapai 3,5 persen. ”Selain jumlah penduduk, berdasarkan data tahun World Giving Index, Indonesia merupakan salah satu negara paling dermawan di dunia. Hal ini menandakan tingkat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sesama cukup tinggi,” ujarnya. KOMPAS/RIZA FATHONI Warga membayar zakat di tenda pelayanan penyaluran zakat fitrah Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (7/5/2021). Menurut Wapres, pengelolaan zakat, mulai dari menghimpun sampai mendistribusikan, dilakukan oleh lembaga pengelola zakat. Saat ini masih terdapat potensi dan ruang yang luas untuk menghimpunnya. Wapres Amin pun mengingatkan, ada tiga tantangan yang dihadapi lembaga amil zakat ke depan, yakni kemampuan untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan program pemerintah—terutama terkait isu program pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial—terlebih lagi dalam pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi. Selain jumlah penduduk, berdasarkan data tahun <i>World Giving Index,</i> Indonesia merupakan salah satu negara paling dermawan di dunia. Kedua, pengelolaan zakat yang akuntabel dan tepat sasaran serta memperhatikan standardisasi pengelolaan zakat secara global. Ketiga, pemberdayaan zakat terhadap mustahik (penerima) sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup si penerima. KOMPAS/DEFRI WERDIONO Suasana Munas Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari setahun, menurut Wapres, dampaknya bukan saja pada penurunan kesehatan dan keselamatan jiwa, melainkan juga pada penurunan kesejahteraan dan bertambahnya angka kemiskinan. Selama pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat terpukul dan mengalami kontraksi minus 5,32 persen pada 2020 dan di awal 2021 tren perbaikan ekonomi semakin meningkat walaupun masih bernilai minus 0,74 persen. Pandemi juga menyebabkan peningkatan angka kemiskinan nasional dari 9,78 persen pada Maret 2020 menjadi 10,19 persen pada September 2020. Peningkatan kemiskinan bersifat multidimensi yang penanganannya membutuhkan waktu dan peran dari berbagai pihak. Baca juga : Kedermawanan Sosial Jadi Asa Bangkit dari Pandemi Munas Ke-9 Forum Zakat diharapkan bisa menjadi momentum untuk membicarakan arah gerakan zakat ke depan, yakni melalui penguatan komitmen kolaborasi pemberdayaan masyarakat. Forum Zakat merupakan organisasi pengelola zakat se-Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 1997 dan memiliki 166 organisasi pengelola zakat (OPZ). KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Registrasi pembayaran zakat fitrah di Masjid Jami Atthoharoh, Sawah Lama, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (16/5/2020). Ketua Umum Forum Zakat Bambang Suherman mengatakan, perlu kolaborasi dan integrasi program antarberbagai pihak, salah satunya kolaborasi antarpegiat (lembaga) zakat dengan negara. Menurut Bambang, ke depan model kolaborasi akan dikembangkan. Isu yang akan dibangun bukan lagi sekadar target-target penghimpunan potensi zakat, melainkan juga bagaimana mengaplikasikan zakat dalam bentuk program-program yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena Indonesia luas, dibutuhkan banyak pihak untuk terlibat. Dengan demikian, pola intervensi program akan dikembangkan dalam format yang lebih tematik, misalnya konsorsium program pemberdayaan berbasis desa, konsorsium program pengelolaan nelayan pesisir, serta konsorsium pemberdayaan petani. ”Ini sudah mulai dibangun berdasarkan sebaran wilayah dan keberadaan lembaga zakat di Indonesia. Nah, ini insyaallah kita targetkan akan menguatkan kampanye-kampanye komunikasi zakat kita, terutama untuk meyakinkan masyarakat bahwa zakat itu bermanfaat sehingga ajakan untuk mengeluarkan zakat menjadi lebih masif,” tuturnya. KOMPAS/DEFRI WERDIONO Jumpa pers terkait Munas Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). Selama pandemi, sebagai gambaran, Forum Zakat berhasil menghimpun Rp 567 miliar dari OPZ. Dana ini disalurkan, salah satunya, untuk membantu penanganan Covid-19, mulai dari pembelian masker hingga penanganan ambulans dan mobil jenazah. Wakil Ketua Umum Baznas Mukhammad Mahdum mengatakan, apa yang telah dihasilkan oleh gerakan zakat sejak 1997 sampai sekarang cukup luar biasa. Berapa banyak zakat sudah diraih, pada akhirnya orang juga bertanya apa dampaknya buat masyarakat. Pada kesempatan ini, Mahdum juga mengingatkan Forum Zakat untuk siap dengan perubahan zaman dan disrupsi. ”Hari ini zakat-zakat konvensional agak turun, tetapi zakat digital naik. Sama, kira-kira ke depan cara-cara apa sehingga masyarakat tertarik untuk berkolaborasi (dalam menangani kemiskinan),” ucapnya. Baca juga : Begini Tips Berzakat di Era Digital Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir menyampaikan, pemanfaatan teknologi digital dan sinergi antarsesama anggota Forum Zakat dan MES perlu terus didorong, khususnya untuk mengedukasi soal zakat, infak, dan sodaqoh, dan wakaf (ziswaf) berikut pembayarannya. Di sektor wakaf, Erick mencontohkan, kolaborasi Badan Wakaf Indonesia dan MES dalam kampanye dan simulasi wakaf secara virtual kemarin berhasil baik. Sinergi ini perlu didorong dan ditingkatkan sehingga ekosistem ziswaf dapat terakomodasi dan terjaga dengan baik. ”Di sisi lain, keberlangsungan dari organisasi pengelola zakat, khususnya yang belum memiliki standar tata kelola yang baik, perlu menjadi perhatian. Agar bisa mensiarkan dan menghimpun zakat sebagai ibadah fundamental bagi umat Islam,” kata Erick secara virtual.
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. -
Wapres: Zakat Punya Peran Penting di Masa Pandemi Potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp 233,8 triliun, tetapi realisasi yang sudah dihimpun baru 3,5 persen. Oleh DEFRI WERDIONO 3 Juni 2021 17:59 WIB·4 menit baca TEKS KOMPAS/DEFRI WERDIONO Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan pidato kunci secara virtual pada Musyawarah Nasional Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). BATU, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, dalam kondisi perekonomian yang sedang turun akibat pandemi, peran zakat menjadi salah satu alat untuk menahan penurunan daya beli masyarakat. Peran tersebut seiring dengan berbagai program bantuan sosial yang dikucurkan oleh pemerintah selama pandemi. Hal itu dikatakan Wakil Presiden (Wapres) saat memberikan pidato kunci secara virtual pada Musyawarah Nasional Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). Dengan tema ”Menguatkan Komitmen Kolaborasi Pemberdayaan Masyarakat”, munas yang berlangsung 3-4 Juni ini diikuti 130 pimpinan anggota Forum Zakat dari seluruh Indonesia. Menurut Wapres, Indonesia dengan keunggulan jumlah pendudukan Muslim terbesar di dunia punya potensi zakat besar. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyebutkan, tahun 2019 potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 233,8 triliun, tetapi realisasi yang berhasil dihimpun baru mencapai 3,5 persen. ”Selain jumlah penduduk, berdasarkan data tahun World Giving Index, Indonesia merupakan salah satu negara paling dermawan di dunia. Hal ini menandakan tingkat kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sesama cukup tinggi,” ujarnya. KOMPAS/RIZA FATHONI Warga membayar zakat di tenda pelayanan penyaluran zakat fitrah Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (7/5/2021). Menurut Wapres, pengelolaan zakat, mulai dari menghimpun sampai mendistribusikan, dilakukan oleh lembaga pengelola zakat. Saat ini masih terdapat potensi dan ruang yang luas untuk menghimpunnya. Wapres Amin pun mengingatkan, ada tiga tantangan yang dihadapi lembaga amil zakat ke depan, yakni kemampuan untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan program pemerintah—terutama terkait isu program pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial—terlebih lagi dalam pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi. Selain jumlah penduduk, berdasarkan data tahun <i>World Giving Index,</i> Indonesia merupakan salah satu negara paling dermawan di dunia. Kedua, pengelolaan zakat yang akuntabel dan tepat sasaran serta memperhatikan standardisasi pengelolaan zakat secara global. Ketiga, pemberdayaan zakat terhadap mustahik (penerima) sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup si penerima. KOMPAS/DEFRI WERDIONO Suasana Munas Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). Pandemi yang sudah berlangsung lebih dari setahun, menurut Wapres, dampaknya bukan saja pada penurunan kesehatan dan keselamatan jiwa, melainkan juga pada penurunan kesejahteraan dan bertambahnya angka kemiskinan. Selama pandemi, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat terpukul dan mengalami kontraksi minus 5,32 persen pada 2020 dan di awal 2021 tren perbaikan ekonomi semakin meningkat walaupun masih bernilai minus 0,74 persen. Pandemi juga menyebabkan peningkatan angka kemiskinan nasional dari 9,78 persen pada Maret 2020 menjadi 10,19 persen pada September 2020. Peningkatan kemiskinan bersifat multidimensi yang penanganannya membutuhkan waktu dan peran dari berbagai pihak. Baca juga : Kedermawanan Sosial Jadi Asa Bangkit dari Pandemi Munas Ke-9 Forum Zakat diharapkan bisa menjadi momentum untuk membicarakan arah gerakan zakat ke depan, yakni melalui penguatan komitmen kolaborasi pemberdayaan masyarakat. Forum Zakat merupakan organisasi pengelola zakat se-Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 1997 dan memiliki 166 organisasi pengelola zakat (OPZ). KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Registrasi pembayaran zakat fitrah di Masjid Jami Atthoharoh, Sawah Lama, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (16/5/2020). Ketua Umum Forum Zakat Bambang Suherman mengatakan, perlu kolaborasi dan integrasi program antarberbagai pihak, salah satunya kolaborasi antarpegiat (lembaga) zakat dengan negara. Menurut Bambang, ke depan model kolaborasi akan dikembangkan. Isu yang akan dibangun bukan lagi sekadar target-target penghimpunan potensi zakat, melainkan juga bagaimana mengaplikasikan zakat dalam bentuk program-program yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena Indonesia luas, dibutuhkan banyak pihak untuk terlibat. Dengan demikian, pola intervensi program akan dikembangkan dalam format yang lebih tematik, misalnya konsorsium program pemberdayaan berbasis desa, konsorsium program pengelolaan nelayan pesisir, serta konsorsium pemberdayaan petani. ”Ini sudah mulai dibangun berdasarkan sebaran wilayah dan keberadaan lembaga zakat di Indonesia. Nah, ini insyaallah kita targetkan akan menguatkan kampanye-kampanye komunikasi zakat kita, terutama untuk meyakinkan masyarakat bahwa zakat itu bermanfaat sehingga ajakan untuk mengeluarkan zakat menjadi lebih masif,” tuturnya. KOMPAS/DEFRI WERDIONO Jumpa pers terkait Munas Ke-9 Forum Zakat di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). Selama pandemi, sebagai gambaran, Forum Zakat berhasil menghimpun Rp 567 miliar dari OPZ. Dana ini disalurkan, salah satunya, untuk membantu penanganan Covid-19, mulai dari pembelian masker hingga penanganan ambulans dan mobil jenazah. Wakil Ketua Umum Baznas Mukhammad Mahdum mengatakan, apa yang telah dihasilkan oleh gerakan zakat sejak 1997 sampai sekarang cukup luar biasa. Berapa banyak zakat sudah diraih, pada akhirnya orang juga bertanya apa dampaknya buat masyarakat. Pada kesempatan ini, Mahdum juga mengingatkan Forum Zakat untuk siap dengan perubahan zaman dan disrupsi. ”Hari ini zakat-zakat konvensional agak turun, tetapi zakat digital naik. Sama, kira-kira ke depan cara-cara apa sehingga masyarakat tertarik untuk berkolaborasi (dalam menangani kemiskinan),” ucapnya. Baca juga : Begini Tips Berzakat di Era Digital Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir menyampaikan, pemanfaatan teknologi digital dan sinergi antarsesama anggota Forum Zakat dan MES perlu terus didorong, khususnya untuk mengedukasi soal zakat, infak, dan sodaqoh, dan wakaf (ziswaf) berikut pembayarannya. Di sektor wakaf, Erick mencontohkan, kolaborasi Badan Wakaf Indonesia dan MES dalam kampanye dan simulasi wakaf secara virtual kemarin berhasil baik. Sinergi ini perlu didorong dan ditingkatkan sehingga ekosistem ziswaf dapat terakomodasi dan terjaga dengan baik. ”Di sisi lain, keberlangsungan dari organisasi pengelola zakat, khususnya yang belum memiliki standar tata kelola yang baik, perlu menjadi perhatian. Agar bisa mensiarkan dan menghimpun zakat sebagai ibadah fundamental bagi umat Islam,” kata Erick secara virtual.
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. 1
Peringatan Hari Lahir Pancasila semestinya tak berhenti sekadar menangkap abunya, tetapi harus bisa menggali apinya.
Menghayati visi dan misi negara berdasar Pancasila dan menjadikan Pancasila sebagai ”ideologi kerja”. Oleh YUDI LATIF Memperingati momen kelahiran Pancasila seperti mengenakan baju kebesaran secara terbalik. Bangsa Indonesia boleh bangga memiliki konsepsi ideologi Pancasila dengan visi dan relevansi yang senantiasa aktual dengan perkembangan zaman.
Namun, operasionalisasi konsepsi Pancasila itu dalam penyelenggaraan negara dan kehidupan berbangsa sepertinya kian jauh panggang dari api. Gerak politik kita ke masa depan sekadar mengikuti irama rutinitas. Tak ada kejelasan visi, peta jalan, dan haluan. Tak terbangun keandalan tata nilai, tata kelola, dan tata sejahtera. Setiap saat kapal republik bisa dicegat dan dibelokkan arahnya. Diskusi publik dilumpuhkan fiksi politik, perwakilan bermutu disisihkan keterpilihan semu, pemerintahan hukum dilumpuhkan oleh personalisasi kekuasaan. Untuk mengeluarkan bahtera republik dari situasi limbung, sebuah negara memerlukan strategi yang dapat menghubungkan secara proporsional antara tujuan (ends) dan sarana (means), antara aspirasi dan kapabilitas. Dalam usaha itu, kita perlu memulihkan kembali kejelasan dan keajekan visi, yang memberi prinsip dan haluan direktif berjangka panjang, tanpa kehilangan daya fleksibilitas untuk dapat merespons berbagai ancaman dan perkembangan yang terus berubah. Jalan ke arah itu harus dimulai dari kejujuran untuk menerima kenyataan. Kita tidak bisa menutup mata akan kebenaran dan kenyataan adanya berbagai krisis yang merongrong kehidupan bangsa. Kita tidak bisa bersikap tenang-tenang saja, seolah-olah keadaan bangsa ini baik-baik saja, tak ada masalah yang merisaukan. Selain krisis perekonomian, kita juga dihadapkan pada ancaman lima macam krisis yang ditengarai oleh Bung Karno pada tahun 1952.
Pertama, krisis politik, yang membuat banyak orang tidak percaya lagi pada demokrasi. Kedua, krisis alat-alat kekuasaan negara. Ketiga, krisis cara berpikir dan cara meninjau. Keempat, krisis moral. Kelima, krisis gejag (kewibawaan otoritas). Kelima macam krisis itu seakan berdaur ulang mengancam kehidupan demokrasi saat ini. Bertahun-tahun pemerintahan demokratis diperjuangkan oleh gerakan reformasi dengan keringat dan darah. Namun, ketika kesempatan itu diraih, politik dirasa kurang berkhidmat bagi kepentingan orang banyak; aparatur negara sejauh ini belum mampu menegakkan hukum dan ketertiban;
politisi dan pejabat negara kurang memperhatikan visi dan wawasan perjuangan; perilaku politik dan birokrasi tercerabut dari etika seperti terpisahnya air dengan minyak. Adapun orang-orang yang menggenggam otoritas justru bertikai, berlomba menghancurkan pencapaian dan kewibawaan negara. Yang lebih buruk lagi, pada titik genting krisis multidimensi ini, para penyelenggara negara dan masyarakat politik seakan kehilangan rasa krisis dan rasa tanggung jawab. Kepemimpinan negara dan elite politik hidup dalam penjara narsisme dengan perhatian yang lebih tertuju pada memanipulasi pencitraan ketimbang mengelola kenyataan. Tatkala republik dirundung banyak masalah, pemilihan dan penempatan pejabat negara lebih memperhitungkan urusan bagi-bagi kekuasaan. Bahkan, belakangan, indikasi pertarungan kepentingan pun mulai merobek solidaritas internal kekuasaan. Padahal, dalam situasi krisis yang melemahkan negara-bangsa, usaha demokrasi memperjuangkan harapan kebahagiaan bersama menuntut semangat gotong royong dalam memikul tanggung jawab
”negara-pelayan” dengan memenuhi empat jenis responsibilitas: perlindungan, kesejahteraan, pengetahuan, dan keadilan.
Negara-pelayan memiliki legitimasi sejauh melindungi warganya dari bahaya karena ketertiban dan keselamatan sangat esensial tidak saja bagi kehidupan, tetapi juga untuk meraih kebahagiaan. Terbukti, negara-negara dengan pencapaian tertinggi dalam Indeks Kebahagiaan, seperti Finlandia, Norwegia, Swiss, dan Denmark, umumnya adalah negara demokrasi stabil yang mampu menegakkan hukum, keamanan, dan ketertiban. Legitimasi kedua adalah responsibilitas negara untuk mempromosikan kesejahteraan. Peran pemerintah dalam memfasilitasi kesejahteraan sangat penting. Seperti ditunjukkan Amartya Sen, kelaparan di sejumlah negara bukanlah karena kekurangan makanan, melainkan karena rakyat tak memiliki hak milik dan daya beli sebagai akibat buruknya layanan pemerintahan. Legitimasi ketiga ialah kemampuan negara mempromosikan pengetahuan dan kebenaran yang sangat vital bagi kelangsungan komunitas bangsa. Tak ada perbantahan antara rezim demokratis dan nondemokratis atas pentingnya pengetahuan. Bahkan, Mao dalam Revolusi Kebudayaannya meyakini, ”Sebanyak apa pun mimpi kita, alam akan memberikannya sejauh ada pengetahuan.” Legitimasi pamungkas ialah kemampuan negara menegakkan keadilan. Menurut Aristoteles, yang membedakan manusia dan binatang adalah kemampuan membedakan yang baik dan buruk, adil dan zalim, yang memperoleh puncak ekspresinya pada negara yang dapat membedakan antara kebaikan dan keburukan. Keadilan negara ini sangat vital bagi resolusi konflik dalam masyarakat multikultur. Banyaknya pendatang miskin yang mencoba mencari perubahan hidup di Jakarta menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi.
Pemenuhan keempat basis legitimasi negara pelayan itu merupakan prasyarat bagi pemenuhan cita-cita kebahagiaan bersama, yang secara genius telah diantisipasi oleh para pendiri bangsa sebagaimana terkandung pada (misi negara) alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Tinggal masalahnya, bagaimana strategi implementasi tata nilai, tata kelola, dan tata sejahtera untuk mendekatkan idealitas tersebut pada realitas kehidupan. Peringatan Hari Lahir Pancasila semestinya tak berhenti sekadar menangkap abunya, tetapi harus bisa menggali apinya. Menghayati secara mendalam visi dan misi negara berdasarkan Pancasila disertai komitmen bersama untuk secara sungguh-sungguh menjadikan Pancasila sebagai ”ideologi kerja” (bukan verbalisme ”pepesan kosong”), yang dapat memformulasikan dan menggerakkan paradigma pembangunan di berbagai ranah dan lapis kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kamis, 03 Juni 2021 Kompas Hal. 6
Tentu mengherankan, enam lembaga dan universitas papan atas kita yang sedang meriset calon vaksin dengan platform yang berbeda tadi sama sekali tak tercatat di laman WHO ini. Mengapa ini bisa terjadi? Oleh DJOKO SANTOSO Riset menuju vaksin nasional, yakni vaksin Merah Putih, terus mengalami kemajuan. Agar nanti mulus dalam pengakuan internasional, upaya membangun vaksin Merah Putih ini perlu segera dimasukkan ke dalam laman WHO. Saat ini calon vaksin kita belum termasuk 284 calon vaksin di sana. Isu kemandirian vaksin mencuat seiring tragedi India. Gelombang kedua Covid-19 yang melanda India tak hanya melumpuhkan sistem kesehatan di sana, tapi juga membuat banyak negara lain ketakutan. Tragedi India ini langsung menebarkan dua ancaman, yaitu mengekspor varian mutan ganas ke banyak negara lewat perjalanan warga negaranya; dan tak kalah penting, membatalkan rencana ekspor vaksin ke negara-negara yang membutuhkannya. Sebelumnya, India berkomitmen akan mengekspor vaksin produksinya ke negara-negara yang membutuhkan, terutama yang belum mampu memproduksi vaksin.
Namun, setelah kejadian ritual Kumbh Mela (The Great Pitcher) di Sungai Gangga yang mengakibatkan gelombang infeksi baru, sempat lebih dari 400.000 kasus per hari dengan kematian lebih dari 4.000 orang per hari, Pemerintah India langsung membatalkan rencana ekspor vaksin. Akibatnya, banyak negara yang belum mampu memproduksi, atau masih dalam proses riset dan pengembangan, jadi kelabakan. Indonesia termasuk beruntung karena sudah menjalin kontrak impor dengan enam produsen vaksin luar negeri, seperti Sinovac, Moderna, AstraZeneca, Pfizer, Sinopharm, dan Novavax, seperti tertuang dalam Keputusan Menkes 28 Desember 2020. Namun, semua negara di dunia antre untuk mendapatkan vaksin sehingga kapasitas produksi semua produsen itu belum bisa untuk memenuhi kebutuhan global, apalagi dengan kejadian tragedi India. Perkembangan calon vaksin Syukurlah, Indonesia termasuk dalam salah satu negara yang ikut dalam perlombaan riset pengembangan vaksin Covid-19. Indonesia tak terlalu terlambat karena sejak Maret 2020 atau tiga bulan setelah Pemerintah China mengumumkan munculnya virus SARS-CoV-2 di Wuhan, Kemenristek sudah menyiapkan konsorsium riset vaksin nasional yang beranggotakan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Unair, UI, ITB, UGM, dan Universitas Udayana. April atau sebulan setelah dibentuk konsorsium, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI dan Eijkman langsung start meriset dengan target membuat vaksin. Sama-sama menggunakan metode protein rekombinan. Pada riset Eijkman, gen yang meng-kode kapsul protein dari sekuens RNA virus SARS-CoV-2 diambil dan disisipkan ke dalam vektor atau pembawa gen yang disebut plasmid, kemudian dimasukkan ke dalam sel bakteri. Dengan cara ini, vaksin bisa melatih antibodi untuk mengenali virus yang hendak menginfeksi sel. Riset LIPI menggunakan gen yang meng-kode protein spike secara utuh, mengambil berbagai bagian dari spike, termasuk receptor-binding-domain (RBD). Tujuannya, menciptakan variasi antibodi penetral yang mampu melumpuhkan virus.
Jika bisa mengikat RBD, bagian-bagian RBD dan sekitarnya, virus tak akan mampu lagi menginfeksi sel. Ini untuk menjawab ancaman bahwa vaksin kurang ampuh melawan varian mutasi virus terbaru. Unair dan ITB menggunakan metode berbeda, yaitu dengan memodifikasi adenovirus sehingga tak bisa memperbanyak diri dan tak berbahaya di tubuh manusia. Adenovirus hasil modifikasi ini digunakan sebagai vektor atau pembawa gen yang meng-kode protein spike pada SARS CoV-2. Ketika vaksin adenovirus dimasukkan ke tubuh, ia akan memasukkan gen itu ke dalam sel. Kemudian, sel tubuh kita sendirilah yang akan memproduksi antigen virus korona sehingga akan memicu respons sistem pertahanan tubuh. Jika virus korona masuk ke tubuh, sistem pertahanan kita sudah terlatih untuk melawannya. Riset di Unair menggunakan gen yang diisolasi dari virus yang menginfeksi pasien Indonesia. Artinya, isolat virusnya berasal dari pasien lokal, bukan impor. Unair juga mendesain vaksin dari gen varian mutasi dan subunit. Jadi, ada tiga desain vaksin: desain protein utuh, protein mutannya, dan bagian dari protein.
Dengan demikian, nanti bisa dibandingkan antara galur asli, mutan, dan subunitnya. Saat ini telah memasuki tahap kloning gen, ditargetkan konstruksi gen siap dimasukkan ke dalam vektor adenovirus pada akhir September, dan uji praklinis pada hewan ditargetkan November. Riset Unud mengembangkan prototipe m-RNA, gen yang membawa instruksi ke dalam sel yang memproduksi protein. Metode ini berpotensi untuk mengembangkan vaksin secara lebih cepat dengan kemurnian tinggi. Untuk uji praklinis, Unud bekerja sama dengan Unair yang memiliki fasilitas lab BSL3 (Bio Safety Level-3). Sementara UI menggunakan platform DNA, yang hampir sama dengan metode m-RNA dalam memunculkan respons imun. Bedanya, vaksin DNA harus dimasukkan sampai ke dalam inti sel, menembus dinding sel. Saat sel kita sedang membelah, DNA bisa masuk ke dalam inti sel.
Namun, problemnya sebagian besar sel kita tak sedang membelah sehingga dinding inti sel masih utuh. Untuk bisa menembus dinding inti sel dan memasukkan DNA ke inti sel, inilah tantangan terbesarnya. Vaksin DNA yang dikembangkan UI dikabarkan sudah memasuki tahap praklinis. Semangat dalam keterbatasan Riset pengembangan vaksin adalah pekerjaan rumit, tetapi proses produksi massalnya juga tak kalah kompleks. Mulai dari penyediaan bahan vaksin, proses produksinya, pembotolan, pengemasan, pelabelan, dan distribusinya yang perlu tempat khusus, administrasi pencacatannya, semuanya harus dijaga dan dijamin bisa berlangsung dalam kondisi yang aman. Diperlukan tak kurang dari 200 item jenis barang dan pekerjaan hingga vaksin siap disuntikkan. Karena itulah, tahapan produksi massal ini diserahkan ke lembaga yang punya fasilitas produksi hingga distribusi, SDM, legalitas, dan pengalaman. Dalam hal ini, Bio Farma, BUMN yang sudah lama dikenal sebagai produsen vaksin kelas dunia dan diakui WHO. Namun, dalam perjalanannya ada keterlibatan PT Biotis yang bekerja sama dengan Unair. Domain LIPI, Eijkman, Unair, UI, ITB, UGM, dan Unud adalah riset sampai pada tahap uji praklinis. Selanjutnya memasuki tahap uji klinis yang melibatkan banyak sukarelawan, dikerjakan bersama Bio Farma, yang akan memproduksi vaksin secara massal. Eijkman dan Bio Farma sejak akhir Februari 2021 sudah memulai proses transisi vaksin. Dalam masa transisi ini, ahli dari Eijkman bekerja di Bio Farma, dan ahli Bio Farma bekerja di Eijkman. Tujuannya, agar proses transisi mulus. Ahli Bio Farma mempelajari proses pengembangan bibit vaksin di Eijkman, dan ahli Eijkman memastikan sistem di Bio Farma siap untuk melanjutkan proses produksi massal atau hilirisasinya, agar tidak berangkat dari nol. Menurut target awal, ada bibit vaksin tahap pertama seharusnya sudah jadi sekarang. Baca juga : Vaksin Merah Putih Mulai Digunakan pada 2022 Menurut berita, vaksin Merah Putih baru bisa digunakan awal 2022. Memang termasuk lambat dibandingkan vaksin lain yang sudah digunakan beberapa negara. Namun, terlambat sedikit tak apa, yang penting mampu memproduksi vaksin nasional sehingga mengurangi ketergantungan pada impor.
Tahun lalu Kemenristek mengumumkan menyediakan dana Rp 300 miliar untuk menunjang program riset vaksin Merah Putih ini.
Hanya Rp 300 miliar, jelas tak mencukupi. Belum lama Menkeu menyatakan menyediakan Rp 73,3 triliun untuk memenuhi target impor 663,6 juta dosis vaksin di 2021. Tentu dengan catatan harga tidak naik karena negara- negara kaya mulai memborong vaksin sejak tragedi gelombang kedua di India. Membandingkan dana riset vaksin Merah Putih yang hanya Rp 300 miliar dengan dana impor vaksin Rp 73,3 triliun jelas tak berimbang. Bagaikan setitik susu di tengah kubangan nila sebelanga. Meski begitu, semangat membuat vaksin Merah Putih terus menyala, demi membuat vaksin nasional dan berkontribusi dalam solusi pandemi global. Tak masuk daftar WHO Ada soal lain, yaitu transparansi pengembangan vaksin Merah Putih di panggung global. Di laman WHO (who.int), di kanal Health Topics, ada Overview: The Covid-19 candidate vaccine landscape and tracker. Di sana disajikan file matriks excel berisi daftar semua riset pengembangan vaksin SARS-CoV-2 di seluruh dunia. Di laman itu, semua negara di dunia, baik negara maju maupun berkembang, mencatatkan riset vaksinnya agar bisa dilihat perkembangannya secara terbuka kepada semua warga dunia. Tercatat jelas lembaga riset, metode, atau platform vaksin, hingga penjelasan platformnya.
Kemudian, dipisahkan berdasar mana yang baru sampai tahap praklinis, mana yang sudah uji klinis, dan mana yang sudah dapat izin penggunaan darurat atau sudah digunakan. Daftar dimutakhirkan tiap minggu. Dalam publikasi 21 Mei 2021, ada 101 calon vaksin fase klinis, dan 183 praklinis. Total 284 calon. Lengkap dengan akronim platform, penjelasan, tipe, dosis, jadwal, dan lembaga riset pengembangnya. Developer vaksin terkenal ada di sana, seperti Sinovac, Novavax, Sinopharm, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer. Thailand mencatatkan setidaknya tiga calon vaksin yang sudah tahap praklinis: calon vaksin berbasis DNA dengan elektroporasi (kejutan listrik) yang dikembangkan Chula Vaccine Research Center; calon vaksin berbasis protein subunit yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi pemerintah bersama Universitas Chulalongkorn; dan calon vaksin berbasis virus like particle yang dikembangkan Universitas Mahidol bersama perusahaan farmasi pemerintah. Turki mencatatkan enam calon yang semua menggunakan platform protein subunit, masing-masing dikembangkan lima lembaga riset perguruan tinggi dan satu perusahaan farmasi Turki. Baca juga : Bibit Vaksin Covid-19 dari Eijkman Mendekati Tahap Akhir Mengherankan, di daftar ini sama sekali tak tercatat ada riset calon vaksin dari Indonesia. Enam lembaga dan universitas papan atas yang sedang meriset calon vaksin dengan platform yang berbeda tadi sama sekali tak tercatat di laman WHO ini.
Mengapa ini bisa terjadi? Apakah pemerintah, Kemenkes, atau universitas dan lembaga ini tak berinisiatif untuk mencatatkan riset vaksinnya masing-masing di WHO? Buat apa keenam lembaga kita bersusah payah riset mengembangkan vaksin, tetapi tidak tercatat di WHO? Yang jelas, jika riset vaksin oleh enam lembaga kita ini tercantum di laman WHO, pasti akan menambah rasa bangga kita kepada para ilmuwan yang ikut berjuang untuk menghasilkan vaksin ini. Dan ketika upaya pembuatan vaksin Merah Putih nanti betul betul gol, tak sulit mendapat pengakuan internasional sehingga vaksin Merah Putih lebih cepat
”berkibar” tanpa keraguan. Ayo, segera masukkan calon vaksin Merah Putih ke daftar WHO. Djoko Santoso Guru Besar Kedokteran Unair, Ketua Badan Kesehatan MUI Jatim