• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PEMBELAJARAN AKSELERASI DAN PEMBELAJARAN REGULER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PEMBELAJARAN AKSELERASI DAN PEMBELAJARAN REGULER."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM

PADA PEMBELAJARAN AKSELERASI DAN

PEMBELAJARAN REGULER

(Kajian pada Kelas XI CI+BI IPA dan Kelas XI IPA di SMAN 1 Padang)

TESIS

Oleh

YESSI RIFMASARI

1101198

PROGRAM STUDI

PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

(Kajian pada Kelas XI CI+BI dan Kelas XI IPA di SMAN 1 Padang)

Oleh Yessi Rifmasari

S.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia, 2010

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar MagisterPendidikan (M.Pd.) pada Program Studi PengembanganKurikulum

© Yessi Rifmasari. 2014 UniversitasPendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

YESSI RIFMASARI

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PEMBELAJARAN AKSELERASI DAN PEMBELAJARAN REGULER

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd. NIP. 19520607 197603 1 003

Pembimbing II

Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 19591121 198503 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah... 4

D.Rumusan Masalah Umum ... 4

E. Rumusan Masalah Khusus ... 4

F. Tujuan Penelitian Umum ... 5

G.Tujuan Penelitian Khusus ... 5

H.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II DESKRIPSI IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PEMBELAJARAN AKSELERASI DAN PEMBELAJARAN REGULER A. Pembelajaran Akselerasi 1. Konsep Pembelajaran Akselerasi ... 7

2. Sejarah Singkat Pembelajaran Akselerasi ... 8

3. Pengertian Akselerasi ... 9

4. Landasan Hukum Pembelajaran Akselerasi ... 10

5. Pendekatan Accelerated Learning ... 11

6. Tahap – Tahap Belajar ... 12

7. Manfaat Implementasi Accelerated Learning ... 13

8. Proses Pembelajaran Akselerasi ... 14

B. Pembelajaran Reguler 1. Konsep Pembelajaran Reguler... 15

2. Pengertian Pembelajaran Reguler ... 16

(5)

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pendekatan Pembelajaran Reguler ... 18

5. Proses Pembelajaran Reguler ... 18

C. Implementasi Kurikulum 1. Kebijakan Kurikulum ... 22

2. Prosedur Pengembangan Desain Kurikulum ... 23

3. Pebetapan Tujuan Kurikulum ... 24

4. Pengembangan Bahan Ajar ... 25

5. Implementasi Kurikulum ... 26

6. Hasil Belajar ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 28

B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29

C.Lokasi Penelitian ... 31

D.Definisi Operasional ... 31

E. Jenis dan Sumber Data ... 33

1. Jenis Data ... 33

2. Sumber Data ... 33

F. Instrumen Penelitian ... 33

G.Teknik Pengumpulan Data ... 33

H.Teknik Pengolahan Data ... 38

I. Teknik Analisis Data ... 38

J. Prosedur Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Perbedaan Kebijakan Kurikulum pada pembelajaran Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 43

2. Perbedaan Prosedur Pengembangan Desain Kurikulum Pada Pembelajaran Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 45

(6)

4. Perbedaan Pengembangan Bahan Ajar pada

Pembelajaran Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 49 5. Perbedaan Implementasi Kurikulum pada Pembelajaran

Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 50 6. Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik pada

Pembelajaran Akselerasi dan Reguler ... 53

B.Pembahasan

1. Perbedaan Kebijakan Kurikulum pada

Pembelajaran Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 58 2. Perbedaan Prosedur Pengembangan Desain Kurikulum

Pada Pembelajaran Akselerasi dan Pembelajaran

Reguler ... 59 3. Perbedaan Penetapan Tujuan Kurikulum pada Pembelajaran

Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 60 4. Perbedaan Pengembangan Bahan Ajar pada Pembelajaran

Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 61 5. Perbedaan Implementasi Kurikulum pada Pembelajaran

Akselerasi dan Pembelajaran Reguler ... 62 6. Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik pada

Pembelajaran Akselerasi dan Reguler ... 65

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 72 B. Rekomendasi ... 74

(7)

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PEMBELAJARAN AKSELERASI DAN PEMBELAJARAN REGULER (Kajian pada Kelas XI CI+BI IPA dan Kelas XI IPA di SMAN 1 Padang)

Yessi Rifmasari

ABSTRAK

Penelitian ini didasarkan pada perbedaan karakteristik peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler dalam kegiatan pembelajaran. Dimana, peserta didik yang berkemampuan jauh di atas rata-rata ini, biasanya sering terkesan santai dan tampak kurang memperhatikan pelajaran. Hal yang lebih buruk lagi, peserta didik tersebut cenderung mengganggu temannya sehingga kegiatan belajar mengajar dalam kelas menjadi kurang lancar. Oleh karena itu, untuk melayani peserta didik tersebut dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan implementasi kurikulum yang berbeda pada kedua pembelajaran agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rapor pembelajaran XI CI+BI dan nilai rapor pembelajaran XI IPA pada mata pelajaran IPA. Pendekatan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu terdapat perbedaan penilaian guru hal penyampaian, minat dan motivasi pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler. terdapat perbedaan antara pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler yang meliputi: kebijakan, prosedur pengembangan desain kurikulum, penetapan tujuan, pengembangan bahan ajar, implementasi kurikulum. Sedangkan hasil penelitian hasil belajar menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rapor pembelajaran akselerasi kelas XI CI+BI dengan nilai rapor pembelajaran reguler kelas XI IPA pada mata pelajaran IPA.

(8)

iii

COMPARATIVE STUDY OF CURRICULUM IMPLEMENTATION ON ACCELERATION LEARNING AND REGULAR LEARNING (Studies in Class XI CI+BI IPA and Class XI IPA SMAN 1 Padang)

Yessi Rifmasari

ABSTRACTION

The study was based on differences in the characteristics of accelerated learners and regular learnes in learning activites. Where, learners are capable of far above this average, usually often seemed relaxed and seemed less attention to the lesson. What is even worse, learners tend to disturb her so that teaching and learning activities in the classroom becomes less smooth. Therefore, to serve the students in learning activities required different curriculum implementation at both learning in order to achieve the expected competencies. This study aimed to describe whether there are significant differences between the grades XI CI + BI learning and learning XI IPA grades in science subjects. This research approach that uses qualitative and quantitative approaches. The results using qualitative approach, there are differences in terms of the delivery of teacher assessment, interest and motivation in accelerated learning and regular learning. There is a difference between the accelerated learning and regular learning include: policies, procedures curriculum design development, goal setting, development of teaching materials, curriculum implementation. While the results of learning outcomes research using quantitative approach that is no significant difference between the grades of accelerated learning XI CI + BI with grades of regular learning XI IPA in science subjects.

(9)

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, kompetisi pendidikan berlangsung sangat cepat, hampir tidak ada batas. Sekolah dituntut untuk dapat berpacu mengimbangi kompetisi tersebut agar tidak ketinggalan dengan sekolah-sekolah lain. Hal ini akan berdampak pada program-program yang dilakukan di sekolah, terutama dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pemerintah telah menetapkan suatu pembelajaran pendidikan yang bersifat reguler yaitu penyelenggaraan pendidikan yang bersifat massal yakni berorientasi pada kuantitas/ jumlah untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya peserta didik usia sekolah. Namun, pada kenyataannya pembelajaran reguler ini tidak dapat memenuhi semua kebutuhan peserta didik dan mempunyai kelemahan yakni tidak terakomodasinya kebutuhan individual peserta didik. Peserta didik yang relatif lebih cepat nalarnya daripada peserta didik yang lainnya, tidak terlayani secara baik, sehingga potensi yang dimilikinya tidak dapat berkembang secara optimal.

(11)

2

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melayani peserta didik tersebut, diperlukan pembelajaran khusus yang lebih cepat atau lebih luas dari pembelajaran reguler.

Upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa telah dilakukan sejak tahun 1974 dalam bentuk kebijakan atau program.

Berdasarkan hasil penelitian dalam CGIS-Net Assessment System (2008) disebutkan bahwa

Terdapat 2,2% anak usia sekolah yang memiliki kualifikasi CI+BI ( Cerdas Istimewa dan/ atau Berbakat Istimewa). Dalam data BPS Tahun 2006 disebutkan terdapat 52.989.800 anak usia sekolah. Artinya, terdapat sekitar 1.059.796 anak usia sekolah yang memiliki kualifikasi CI+BI. Berdasarkan data Asosiasi CI+BI Nasional, baru sekitar 9551 anak CI+BI yang dapat mengikuti program akselerasi. Ditinjau dari segi kelembagaan, dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program layanan bagi anak CI+BI, sedangkan di madrasah, dari 42.756 madrasah, baru 7 madrasah yang menyelenggarakan program akselerasi. Ini berarti masih sedikit sekolah/madrasah yang memberikan layanan pendidikan kepada peserta didik CI+BI.

Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa secara keseluruhan, masih sedikit sekolah yang memberikan pelayanan pada peserta didik yang memiliki potensi dan bakat istimewa. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pembelajaran akselerasi.

Berdasarkan data di lapangan, kurikulum SMAN 1 Padang merupakan kumpulan suatu produk yang dikembangkan di dalam

(12)

serta berpedoman kepada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ).

Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki pedoman atau acuan yang ditetapkan pemerintah dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Untuk itu, guru harus berpedoman pada kurikulum.

Kurikulum yang digunakan pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler pada umumnya sama. Akan tetapi, pada implementasi kurikulum, memiliki perbedaan. Implementasi kurikulum salah satunya dapat dilihat pada proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler harus memperhatikan perbedaan karakteristik peserta didik. Perbedaan proses pembelajaran ini juga berpengaruh pada model pembelajaran yang diterapkan.

Pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler dalam penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Atas unggulan SMAN 1 Padang.

Pembelajaran akselerasi di SMAN 1 Padang memiliki tiga kelas yaitu kelas sepuluh (X), sebelas (XI) dan kelas XII (dua belas).

Pembelajaran akselerasi dalam penelitian ini terdiri dari kelas XI saja, karena kelas X telah menyelesaikan studinya dan sudah naik ke kelas XI. Sementara kelas XII pada saat dilakukan penelitian, telah melaksanakan UN, sehingga hanya tinggal kelas XI saja.

(13)

4

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran reguler merupakan suatu program sekolah, pada pembelajaran ini, peserta didik menamatkan pendidikannya selama tiga tahun. Pembelajaran reguler dulunya merupakan pembelajaran RSBI. Pembelajaran ini juga memiliki tes tersendiri, sama seperti akselerasi dan memiliki tiga kelas, dua kelas untuk jurusan IPA, dan satu kelas untuk jurusan IPS. Pembelajaran reguler ini memiliki 22 orang peserta didik per kelasnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah, teridentifikasi beberapa masalah terkait dengan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di SMA, yaitu:

1. Dalam pelaksanaannya, guru yang mengajar di kelas akselerasi sama dengan guru yang mengajar di kelas reguler

2. Kurangnya modifikasi model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini terdapat pembatasan masalah mengenai implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di SMAN 1 Padang dalam hal kebijakan kurikulum, prosedur pengembangan desain kurikulum, penetapan tujuan kurikulum, pengembangan bahan ajar, implementasi kurikulum, dan hasil belajar.

D. Rumusan Masalah Umum

(14)

E. Rumusan Masalah Khusus

Adapun rumusan masalah khusus sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kebijakan kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas? 2. Apakah terdapat perbedaan prosedur pengembangan desain kurikulum

pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas?

3. Apakah terdapat perbedaan penetapan tujuan kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas?

4. Apakah terdapat perbedaan pengembangan bahan ajar pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas?

5. Apakah terdapat perbedaan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah

Menengah Atas?

6. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas?

F. Tujuan Penelitian Umum

Merujuk pada rumusan masalah umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas.

G. Tujuan Penelitian Khusus

(15)

6

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan kebijakan kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas;

2. untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan prosedur pengembangan desain kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas;

3. untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan penetapan tujuan pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas;

4. untuk mendeskripsikan apakah terdapat pengembangan bahan ajar pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas;

5. untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas ;

6. untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan hasil belajar peserta

didik pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di Sekolah Menengah Atas.

H. Manfaat Penelitian

Berpijak pada latar belakang masalah di atas, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan pendidikan, pengembang kurikulum, dan peneliti selanjutnya. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. kepala sekolah

Melalui penelitian ini, diharapkan kepala sekolah dapat mendeskripsikan perbedaan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

(16)

Adanya penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk mendesain kurikulum yang sesuai dengan program yang digulirkan pemerintah sehingga terlihat gambaran dari pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler .

3. peneliti selanjutnya

(17)

28

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan pedoman yang disusun secara sistematis dan logis tentang apa yang dilakukan dalam penelitian. Menurut Sukmadinata (2008, hlm. 52) bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian deskriptif menurut Nazir (2005:54) mengatakan bahwa “Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran mengenai

fenomena, fakta – fakta, sifat yang sedang diselidiki. Dalam metode deskriptif pada penelitian iniyaitu membandingkan fenomena – fenomena tertentu sehingga merupakan studi komparatif.

Penelitian komparatif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan perbedaan antara dua atau lebih kelompok pada fenomena yang sedang dipelajari. Salah satu ciri pokok penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung/ lewat” (Suharsaputra (2012, hlm. 42).

(18)

mendeskripsikan rata – rata nilai rapor pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler.

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data yang digunakan. Sugiyono (2010: 117) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI jurusan IPA dan seluruh peserta didik kelas XI akselerasi yang berjumlah 280 orang peserta didik terdiri dari 250 orang peserta didik kelas XI jurusan IPA dan 30 orang peserta didik XI akselerasi serta delapan orang guru kelas XI akselerasi dan reguler.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sugiyono (2010, hlm. 118) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Tujuan dari pengambilan sampel adalah menggunakan sebagian objek penelitian untuk memperoleh informasi tentang populasi”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler. Alreck dan Seetle (dalam Notoatmodjo, 2005) mengemukakan bahwa

(19)

30

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

per kelompok untuk studi kausal komparatif. L.R Gay dalam bukunya Educational Research menyatakan bahwa untuk riset deskriptif besarnya sampel 10% dari populasi, riset korelasi 30 subjek, riset kausal komparatif 30 subjek per kelompok, dan riset eksperimental 50 subjek per kelompok. Terkait dengan hal tersebut, besar sampel kelas akselerasi yang akan diambil adalah 30 orang peserta didik yang ditentukan berdasarkan metode total sampling atau seluruh populasi (hlm. 70)

Adapun untuk menentukan besar sampel untuk kelas reguler digunakan rumus Slovin. Suharsaputra (2012, hlm. 119) mengemukakan formula untuk penentuan besarnya sampel yaitu sebagai berikut:

dimana: n adalah jumlah sampel, N adalah populasi, e2 adalah toleransi kesalahan yang akan diambil oleh peneliti misalnya 5%.

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel kelas reguler adalah 154 orang peserta didik, sampel diambil dari seluruh kelas XI IPA yang

berjumlah tujuh kelas dengan masing-masing sampel per kelas berjumlah 22 orang peserta didik. Notoatmodjo, (2005, hlm. 70) mengungkapkan bahwa

(20)

Rumus besar sampel berdasarkan metode Stratified Random Sampling untuk reguler sebagai berikut:

Keterangan: F1 adalah jumlah sampel

N1 adalah jumlah sub populasi N adalah jumlah populasi

Pembelajaran akselerasi ini hanya difokuskan pada jurusan IPA, sedangkan untuk pembelajaran reguler ada jurusan IPA dan jurusan IPS. Oleh karena itu, mata pelajaran IPA menjadi fokus penelitian agar bisa dikomparasikan antara pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler.

Mata pelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah seluruh mata pelajaran IPA yaitu Kimia, Fisika, Biologi, dan

Matematika.

C.Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Padang. Sekolah ini dipilih karena sekolah tersebut merupakan sekolah unggulan pertama di Kota Padang dan merupakan sekolah pertama melaksanakan pembelajaran akselerasi pada tahun ajaran 2006/ 2007.

D.Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Komparasi

(21)

32

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok pada fenomena yang sedang dipelajari. Komparasi dalam penelitian ini adalah penelitian yang mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler pada implementasi kurikulum di SMAN 1 Padang.

2. Pembelajaran Akselerasi

Menurut Ahmadi, dkk. (2011, hlm. 53) menyatakan bahwa “akselerasi merupakan program percepatan pembelajaran yang disajikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan lebih atau istimewa dengan materi-materi atau kurikulum yang padat, sehingga dalam waktu lebih pendek para peserta didik dapat menyelesaikan pendidikannya.” Pembelajaran akselerasi dalam penelitian ini adalah percepatan belajar yang ditujukan kepada peserta didik percepatan belajar dengan kemampuan belajar yang lebih melalui tahapan-tahapan seleksi, sehingga dapat mempersingkat waktu belajarnya di sekolah. Pembelajaran akselerasi dalam penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI CI+BI di SMAN 1 Padang.

3. Pembelajaran reguler

Menurut Supriyantini (2010, hlm. 18) “pembelajaran reguler adalah suatu program pendidikan nasional yang penyelenggaraan pendidikannya bersifat massal, yaitu berorientasi pada kualitas/jumlah untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya peserta didik usia sekolah.” Pembelajaran reguler pada penelitian ini adalah program pendidikan nasional yang penyelenggaraan pendidikannya bersifat massal dan lebih heterogen dalam hal potensi, bakat, dan IQ yang di rancang, dilaksanakan, dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan nasional. Pembelajaran reguler dalam penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI IPA di SMAN 1 Padang.

4. Implementasi kurikulum

(22)

pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Salah satu bentuk implementasi kurikulum pada penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler salah satunya dengan penerapan model pembelajaran pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler.

E.Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diambil dari sekolah, baik berupa arsip, dokumen yang berkaitan dengan penelitian, serta nilai rapor peserta didik akselerasi dan

reguler. 2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI CI+BI dan peserta didik kelas X IPA serta guru kelas XI CI+BI dan XI reguler.

F. Instrumen Penelitian

(23)

34

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik akselerasi (XI CI+BI) dan peserta didik reguler (XI IPA) pada mata pelajaran IPA (Biologi,Fisika, Kimia, Matematika).

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Menurut Nazir (2005, hlm. 157) menjelaskan bahwa “Penelitian kepustakaan (library research) yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari, mengkaji, dan memahami sumber – sumber data yang ada pada beberapa buku yang terkait dalam penelitian”.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Menurut Nazir (2005, hlm. 195) menjelaskan bahwa “Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang menjadi objek penelitian”.

Penelitian ini dilakukan dengan teknik: 1) Pengamatan (Observation)

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu (Arifin, 2009, hlm. 153).

(24)

yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skills).”

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan kepada guru kelas XI akselerasi dan guru kelas XI reguler mengenai penilaian guru dalam hal minat mengajar guru pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, penyampaian materi pelajaran guru pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, dan motivasi guru pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler.

Dilihat dari kerangka kerjanya, menurut Arifin (2009, hlm. 154) observasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor – faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas.

b. Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan observer hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi tak terstruktur. Observer hanya mengamati untaian peristiwa dan sejumlah tingkah laku guru, kemudian mencatat dan menyimpulkannya tanpa menggunakan alat – alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar observasi sebagai pedoman pun dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar pedoman tanpa suatu rancangan yang kompleks.

Apabila dilihat dari teknis pelaksanaannya, Arifin (2009, hlm. 154) mengatakan bahwa observasi dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu

(25)

36

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik teknik maupun alat tertentu,

c. observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melilbatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.

Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan secara langsung terhadap objek yang diteliti tanpa ada perantara.

2) Dokumentasi

Metode dokumentasi menurut Arikunto (2002, hlm. 206) adalah mencari data berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari dokumen KTSP sekolah mengenai kebijakan pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, desain pengembangan kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, penetapan tujuan pada pembelajaran akselerasi dan reguler, pengembangan

bahan ajar pada pembelajaran akselerasi dan reguler, dan arsip guru kelas XI mengenai implementasi kurikulum pada

pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler di SMAN 1 Padang.

3) Uji t

Uji t dipakai untuk membandingkan mean dua kelompok data (Hastono, 2006, hlm. 91). Uji t dalam penelitian ini merupakan uji t independen karena data kelompok yang satu tidak tergantung dengan kelompok kedua. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kategorik dan data numerik. Data kategorik berupa nilai dari KKM yaitu ≤ KKM dan > KKM. Sedangkan data numerik berupa nilai rapor XI IPA.

(26)

dalam dua kelompok, yaitu: uji beda mean independen (uji t independen) dan uji beda mean dependen (uji t dependen).

(1) Uji beda dua mean independen

Tujuan uji beda dua mean independen adalah untuk mengetahui perbedaam mean kedua kelompok data independen, syarat yang harus dipenuhi:

a. data berdistribusi normal/simetris, b. kedua kelompok data independen,

c. variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik.

Prinsip pengujian dua mean adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data. Oleh karena itu, dalam pengujian ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak. Bentuk varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya.

a) Uji untuk varian sama

Uji beda dua mean dapat dilakukan dengan menggunakan uji z dan uji t. Uji z digunakan bila standar deviasi populasi (σ) diketahui dan jumlah sampel besar ( > 30). Apabila kedua syarat terpenuhi maka dilakukan uji. Pada umumnya nilai σ sulit diketahui, sehingga uji beda dua mean biasanya menggunakan uji t. Untuk varian yang sama maka bentuk ujianya sebagai berikut:

(27)

38

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Uji untuk varian berbeda

T =

(2) Uji beda dua mean dependen (paired sample)

Tujuan uji ini untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok sata yang dependen.

Syarat yang harus dipenuhi: a. Distribusi data normal

b. Kedua kelompok dependen / pair

c. Jenis variabel yaitu numerik dan kategorik

Rumus uji beda dua mean dependen:

T =

Keterangan:

d = rata – rata deviasi / selisih sampel 1 dengan sampel 2

S_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel sampel 1

dengan sampel 2

H.Teknik Pengolahan Data

(28)

pembelajaran reguler. Masing-masing komponen kelompok tersebut diantaranya adalah data observasi dan data dokumentasi mengenai implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler. Data observasi berupa data mengenai penilaian guru dalam hal minat mengajar guru pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, penyampaian materi pelajaran guru pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, dan motivasi guru pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler. Sedangkan data dokumentasi berupa data sekolah mengenai kebijakan kurikulum, prosedur pengembangan desain kurikulum, penetapan tujuan kurikulum, pengembangan bahan ajar, dan implementasi kurikulum. Selanjutnya, untuk hasil belajar peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler, diambil dari nilai rapor masing – masing kelas pada mata pelajaran IPA (Biologi, Fisika, Kimia, Matematika). Data tersebut diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya, nilai rapor peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler pada mata pelajaran IPA diolah dengan menggunakan software SPSS 15.0.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif untuk observasi menggunakan pedoman observasi dan untuk data dokumentasi mengelompokkan data yang diperoleh dari sekolah antara pembelajaran akselerasi dengan pembelajaran reguler.

Analisis data penelitian kuantitatif untuk nilai rapor peserta didik akselerasi dan peserta didik reguler pada mata pelajaran IPA diolah dengan SPSS 15.0 (Statistical Product And Service Solution).

(29)

40

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian pililh sub menu compare means, lalu pilih independen sampel t test. Pada layar tampak kota yang di dalamnya ada kotak test variable dan

grouping variable. Kotak test variabel tempat memasukan variabel

numeriknya (nilai rapor IPA 1-7), sedangkan kotak grouping variable untuk memasukan variabel kategoriknya (≤ KKM; > KKM). Klik Biologi IPA 1, dan masukan ke kotak test variable. Klik variabel Biologi akselerasi dan masukan ke kotak grouping variable. Klik define group dan isikan kode variabel untuk grup 1 ≤ KKM dan untuk grup 2 >KKM. Klik continue. Klik OK untuk menjalankan prosedur perintahnya.

Bentuk hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah two tail (dua sisi) merupakan “hipotesis alternatif yang hanya menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah hal satu lebih tinggi/rendah dari hal lain” Sutanto (2006, hlm.84). Batas tingkat kemaknaan, sering juga disebut dengan nilai alpha (α). Penggunaann nilai alpha tergantung tujuan penelitian yang dilakukan, untuk bidang pendidikan biasanya menggunakan nilai alpha 5%. Menurut Sutanto (2006, hlm 88-89) “Hasil pengujian statistik akan

menghasilkan dua kemungkinan keputusan yaitu menolak hipotesis nol (H0) dan gagal menolak hipotesis nol. Nilai p value digunakan untuk

keputusan uji statistik dengan cara membandingkan nilai p dengan α. Ketentuan yang berlaku adalah:

(a) Bila nilai p ≤ α, maka keputusannya adalah H0 ditolak

(b) Bila nilai p ≥ α, maka keputusannya adalah H0 gagal ditolak

J. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang dilaksanakan dari sebelum penelitian sampai penelitian itu terlaksana.

(30)

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran Penelitian komparatif dilakukan dalam lima tahap, yaitu sebagai berikut: (1) merumuskan masalah; (2) menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti; (3) pemilihan kelompok pembanding; (4) pengumpulan data; (5) analisis data. Adapun langkah-langkah dalam penelitiannya sebagai berikut:

1. merumuskan masalah. Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Peneliti merumuskan hal-hal apa saja yang akan diteliti yang nantinya akan dipecahkan permasalahannya;

2. menentukan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti. Peneliti mengelompokkan kelompok berdasarkan karakteristik yang akan diteliti. Dalam hal ini, mengenai implementasi kurikulum;

3. pemilihan kelompok pembanding. Peneliti mengelompokan kelompok yang akan menjadi pembandingnya, lalu memilih kelompok tersebut. Kelompok yang dipilih sebagai pembanding dalam penelitian ini adalah implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler;

4. pengumpulan data yang dilakukan melalui teknik observasi, dokumentasi dan uji t mengenai implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler;

5. analisis data. Analisis data ini dilakukan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler.

Identifikasi Masalah

(31)

42

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Alur Penelitian Komparasi

Merumuskan Masalah

Menentukan Kelompok

Pemilihan Kelompok Pembanding

Pengumpulan

Data

(32)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa studi komparasi pembelajaran akselerasi dengan pembelajaran reguler memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan antara pembelajaran akselerasi dengan pembelajaran reguler terletak pada

1. kurikulum yang digunakan sama – sama menggunakan kurikulum nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. penetapan tujuan kurikulum skala mikro pembelajaran akselerasi sama dengan penetapan tujuan skala mikro pembelajaran reguler.

3. guru yang mengajar pada kelas akselerasi adalah guru – guru biasa yang mengajar pada kelas reguler.

4. implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler dalam proses belajar mengajar sama – sama menerapkan model pembelajaran.

5. pada dasarnya, laporan hasil belajar atau rapor untuk peserta didik akselerasi sama dengan peserta didik reguler. Nilai / angka pada buku laporan tetap terisi untuk enam semester. Pembagian rapor untuk akselerasi dilakukan sesuai dengan kalender pendidikan yang berlaku khusus untuk akselerasi.

Adapun perbedaan antara pembelajaran akselerasi dengan pembelajaran reguler antara lain

(33)

73

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah yang diberikan untuk sekolah unggulan yang melaksanakan pembelajaran akselerasi (penambahan kelas), sedangkan pembelajaran reguler menggunakan kebijakan dan dasar hukum pengelolaan pendidikan pada umumnya.

2. penyusunan kembali struktur pembelajaran pengajaran dalam alokasi waktu.

3. Bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran akselerasi menggunakan modul dan LKS, sedangkan pada pembelajaran reguler menggunakan bahan ajar buku teks, dan LKS.

4. Implementasi kurikulum yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran akselerasi menerapkan model pembelajaran berdasarkan teori belajar yaitu model pemrosesan informasi dan model modifikasi tingkah laku. Berdasarkan para ahli, model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran akselerasi yaitu menekankan pada model pembelajaran tematik dan model pembelajaran berbasis komputer. Sedangkan model pembelajaran

pada pembelajaran reguler berdasarkan teori belajar yaitu model interaksi sosial dan model personal. Berdasarkan para ahli, model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran reguler yaitu model PAKEM dan model pembelajaran berbasis komputer.

Dari data hasil penelitian yang diperoleh secara keseluruhan mengenai hasil belajar peserta didik kelas XI CI+BI dan peserta didik kelas XI IPA pada mata pelajaran IPA maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rapor pembelajaran akselerasi kelas XI CI+BI dengan nilai rapor pembelajaran reguler kelas XI IPA pada mata pelajaran IPA.

(34)

melainkan keseluruhan kemampuan yang dimiliki seorang manusia yaitu berhubungan dengan pikiran, moral, sosial, dan belajar secara komprehensif.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler dapat dijadikan rekomendasi untuk beberapa pihak berikut

1. bagi kepala sekolah, adanya implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, diharapkan kepala sekolah dapat memahami implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler dan mampu membimbing guru pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler dalam mengimplementasikan kurikulum terutama dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan membimbing guru dalam menerapkan model pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan.

2. bagi pengembang kurikulum, dengan adanya implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler, diharapkan pengembang kurikulum dapat mendesain kurikulum sesuai kebutuhan dan tantangan saat ini sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.

(35)

75

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khooiru, dkk. (2011). Pembelajaran Akselerasi Analisis Teori dan Praktek Serta Pengaruhnya Terhadap Mekanisme Pembelajaran dalam Kelas Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustaka

Akbar,Reni dan Hawadi. (2006). Akselerasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: Grasindo

Arifin, Zaenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

CGIS-Net Assessment System (2008) dalam kumpulan makalah Konferensi Nasional ke-1 Pengembangan pendidikan Khusus untuk peserta didik Cerdas/Berbakat Istimewa, Malang, 5-8 Februari 2010).

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar ( SD, SMP, dan SMA). Jakarta:Direktorat PLB Ditjen Dikdasmen

(2003). Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA-Suatu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

____________(2003). Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Dokumen 1 Kurikulum SMA Negeri 1 Padang Tahun Ajaran 2012/ 2013

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press

Gintings, Abdorrakhman. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora

Hadi, Sutrisno. (2000). Methodology Research Book I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM

(37)

Yessi Rifmasari, 2014

Studi komparasi implementasi kurikulum pada pembelajaran akselerasi dan pembelajaran reguler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Leo Agustino (2008:7) (http://jeckprodeswijaya.blogspot.com)

Nazir, Moh.(2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nikawati. (2013). Pengembangan Isi Kurikulum. [Online].

Tersedia:http://gianikawanti87.blogspot.com/2013/01/pengembangan-isi-kurikulum_3870.html?m=1..[23 Oktober 2014]

Notoatmojo. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4

Rakhmawati, Indiani. (2013). Implementasi Kebijakan pendidikan. [Online]. Tersedia: http:www. Indrycantiq84.wordpress.com. [ 23 Oktober 2014]

Rusman.(2008). Manajemen Kurikulum Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press

Sanjaya, Wina.(2008). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Supriyantini. (2010). Perbedaan Kecemasan dalam Menghadapi Ujian antara Siswa Program Reguler dengan Siswa Program Akselerasi. (Tesis). Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Sugiyono. (2010).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rhineka Cipta

Sukmadinata. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. (2012). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan FIP UPI

Referensi

Dokumen terkait

Pada penulisan ilmiah ini penulis mencoba membuat suatu aplikasi secara komputerisasi pada Toko Mega Cellular Bekasi yang digunakan dalam pencatatan penjualan. Penulis

PENGARUH POTENSI DAYA TARIK AMORPHOPHALLUS TITANUM TERHADAP KEPUTUSAN WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis deskriptif ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang tidak dihipotesiskan, dalam penelitian ini adalah rumusan masalah satu dan dua, yaitu akan

Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SMP-RUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh. PA/ Kuasa PA karena kebutuhan dananya

Kontribusi Usahatani Ternak Ruminansia Kecil Terhadap Pendapatan Rumah Tangga dan Prospek Pengembangannya Dalam Pemanfaatan Peluang Pasar Pada Masa Mendatang (Kajian di

ini sedikit memberikan sumbangan pengaruh terhadap wisatawan yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor, sehingga pengelola disarankan lebih fokus untuk mengembangkan faktor

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII.D SMP Negeri 4 Bandung Tahun Ajar

Dengan penggunaan bit rate dan spectrum yang besar, IMT-2000 akan dapat memberikan layanan yang jauh lebih banyak daripada sistem komunikasi bergerak