• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMPURAN BULGE: KAJIAN MENGENAI KEGAGALAN OFENSIF MILITER JERMAN DI ARDENNES PADA TAHUN 1944.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERTEMPURAN BULGE: KAJIAN MENGENAI KEGAGALAN OFENSIF MILITER JERMAN DI ARDENNES PADA TAHUN 1944."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMPURAN BULGE: KAJIAN MENGENAI KEGAGALAN OFENSIF MILITER JERMAN DI ARDENNES PADA TAHUN 1944

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

oleh

Mochammad Iqbal Rafsanjani 1000606

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERTEMPURAN BULGE: KAJIAN MENGENAI KEGAGALAN OFENSIF MILITER JERMAN DI ARDENNES PADA TAHUN 1944

Oleh:

Mochammad Iqbal Rafsanjani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Mochammad Iqbal Rafsanjani (2014)

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PERTEMPURAN BULGE: KAJIAN MENGENAI KEGAGALAN OFENSIF MILITER JERMAN DI ARDENNES PADA TAHUN 1944

Oleh:

Mochammad Iqbal Rafsanjani 1000606

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

Pembimbing II

Drs. R. H. Achmad Iriyadi NIP. 19611219 198803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

(4)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pertempuran Bulge: Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman di Ardennes Pada Tahun 1944”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah “Mengapa Jerman mengalami kegagalan dalam

melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944?”. Masalah utama tersebut dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Apa latar belakang Jerman melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944?; 2) Bagaimana perbedaan strategi antara ofensif Jerman pada tahun 1940 dengan ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944?; 3) Bagaimana kesenjangan antara perencanaan dengan realita Jerman dalam melakukan ofensif terhadap

Sekutu di Ardennes pada tahun 1944?”; 4) Bagaimana dampak atas kegagalan Jerman dalam melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944? Pertanyaan tersebut menjadi landasan utama penelitian dan pokok permasalahan dalam penulisan skripsi. Metode yang digunakan adalah metode historis dengan melakukan empat langkah penelitian, yaitu heuristik sebagai upaya untuk pencarian sumber, kritik terhadap sumber, interpretasi terhadap sumber, dan historiografi. Teknik yang digunakan adalah studi literatur, yakni mengkaji sumber-sumber literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan interdisipliner dengan menggunakan teori dari ilmu politik dan ilmu sosiologi untuk mempertajam analisis penelitian. Teori dari ilmu politik yang digunakan adalah teori perang, geopolitik, dan pertempuran. Sedangkan teori dari ilmu sosiologi menggunakan teori konflik. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan beberapa temuan.

Pertama, ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944 dilatarbelakangi oleh

(5)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

(6)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Setiap peperangan pasti terdapat beberapa pertempuran-pertempuran

penting yang walaupun betapa singkatnya, mengandung arti penting dan

berpengaruh terhadap jalannya keseluruhan perang, begitu juga dalam Perang

Dunia II. Salah satunya adalah Pertempuran Bulge yang terjadi pada bulan

Desember 1944 di Ardennes, wilayah pegunungan di Belgia bagian tenggara.

Pertempuran Bulge ini menarik untuk diangkat karena pertempuran ini adalah

pertempuran terbesar dalam Perang Dunia II yang dialami oleh pasukan

Angkatan Darat Amerika Serikat (AS). Dalam hal ini pihak Sekutu Barat,

melawan tentara Jerman di front Eropa Barat. Hal lain yang menarik perhatian

penulis adalah bahwa dalam pertempuran ini pihak Sekutu Barat menjadi

pihak yang defensif, sedangkan bagi pihak Jerman pertempuran ini menjadi

ofensif militer yang terakhir dilakukan dalam Perang Dunia II. Setelah

pertempuran ini dan hingga Jerman menyerah pada bulan Mei 1945, Jerman

tidak pernah lagi memegang inisiatif serangan terhadap lawan-lawannya.

Sejak pendaratan Sekutu Barat di Normandia pada bulan Juni 1944,

Jerman terus-menerus berada dalam posisi defensif. Begitu pula ketika di

Arnhem walaupun pasukan Jerman pada akhirnya mampu memukul mundur

pasukan Sekutu Barat pada suatu operasi militer yang bernama Market

Garden. Baru pada akhirnya Jerman pada pertengahan bulan Desember tahun

1944 melakukan ofensif terhadap Sekutu Barat setelah berbulan-bulan

menjadi pihak yang defensif. Fokus perhatian penulis pada penulisan skripsi

ini juga terletak pada perbandingan antara ofensif yang dilakukan Jerman pada

tahun 1940 dengan yang dilakukannya kembali pada tahun 1944 di tempat

yang sama. Perbandingan ini menjadi hal yang menarik dan menjadi salah satu

(7)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahun 1940 untuk menguasai wilayah Perancis melalui Ardennes ini tidak

dapat diulanginya lagi pada tahun 1944.

Berbagai permasalahan di atas perlu diteliti karena peristiwa tersebut

merupakan salah satu pertempuran yang penting dalam Perang Dunia II,

khususnya di front Eropa Barat. Pertempuran Bulge adalah ofensif terakhir

Jerman dan merupakan pertempuran terbesar yang dialami oleh tentara

Angkatan Darat (AD) AS di Eropa Barat pada Perang Dunia II. Pertempuran

di Ardennes ini bukan hanya sebagai salah satu peristiwa tunggal yang terjadi

selama Perang Dunia II, tetapi merupakan mata rantai berlangsungnya

pertempuran-pertempuran di Eropa dan berpengaruh terhadap

keberlangsungan Perang Dunia II. Beberapa sejarawan telah mengangkat

mengenai pertempuran Bulge ini, namun para sejarawan tersebut lebih banyak

melihat dari sudut pandang Sekutu, sedangkan dari sudut pandang Jerman

lebih minim. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba untuk lebih

seimbang dalam mengkaji mengenai pertempuran Bulge ini, baik dari sudut

pandang Sekutu maupun sudut pandang Jerman.

Pada awal bulan Desember 1944, Adolf Hitler memerintahkan

dilancarkannya serangan terhadap Sekutu untuk mengambil alih inisiatif dan

memaksa Sekutu Barat menyerah. Pada pertengahan bulan itu pula, 30 divisi

tentara Jerman melancarkan serangan besar-besaran terhadap kedudukan

Sekutu Barat di daerah Ardennes. Dari sini Hitler bermaksud bergerak ke

Antwerpen “...dan memotong Group Army ke-21 Inggris serta Army ke-Satu

dan ke-Sembilan AS di sebelah utara Ardennes yang ternyata pasukan Sekutu

di wilayah ini sebagian besar telah ditarik” (Iskandar, 1971: 183).

Hal tersebut juga diungkapkan Giarusso (1986: 6) bahwa:

(8)

3

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hitler tahu bahwa Jerman tidak akan pernah memenangkan perang dengan

jalan mempertahankan Siegfried Line dan sungai Rhine (orang Jerman

menyebutnya „Rhein‟). Satu-satunya kesempatannya adalah dengan jalan

meraih suatu kemenangan kilat di front Eropa Barat. Hal itu sudah pasti tidak

akan tercapai, namun apabila dilakukan dengan kejutan siapa tahu bisa

dicapai suatu kemenangan yang menentukan (Ambrose, 2004: 208).

Giarusso menjelaskan antusias Hitler akan rencananya tersebut dalam

tesisnya bahwa “..when looking at situation maps, he would call on divisions that did not exist and would make battle plans that may have been possible in

1940 but were far out of the German military capabilitiesin 1914..” (1998:

4).

Ungkapan serupa juga diungkapkan Dominique (2003: 66) bahwa:

On December 16, Hitler unleashed an offensive in the Ardennes forest with twentyfive divisions along aisty-miles front. Operasi Autumn Fog, as he called it, took advantage of the inclement weather to attack 80.000 American soldiers in a “quiet” sector. His goal was to seize the port of Antwerp in Belgium, almost a hundred miles away, split the Allied armies,

and somehow force a political settlement in the West. The “Battle of the

Bulge” was the biggest confrontation of the European war for the United States. The 317th would be one of the first regiments to arrive in the area and would assist in correcting the line during the next month and a half.

Kejutan itu dapat dicapai, sama halnya dengan kejutan-kejutan lain dalam

peperangan, karena pihak yang mempertahankannya melakukan kesalahan

besar karena terlalu percaya diri. Bahkan setelah gagalnya operasi Market

Garden, pihak Sekutu percaya bahwa pasukan Jerman sudah melakukan

upaya yang terakhir. Hal yang terkesan meremehkan Jerman tersebut

diungkapkan pula oleh Ambrose (2007: 223) yang mengatakan bahwa:

(9)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hitler hampir membuat pihak Sekutu Barat kembali mundur dari garis

ofensif sebelumnya sejak pendaratannya di Normandia dan membuat keadaan

perang berubah. Sebagaimana dikemukakan oleh Lee (2000: 233) bahwa:

Hitler did manage two minute successes. Hitler did manage two last-minute successes. He defeated in September 1944 a British Airborne invasion at Arnhem which attempted to capture the bridgeheads of the lower Rhine. He also come close in December 1944 to breaking through the Allied lines at the Ardennes in what usually called the Battle of the Bulge. But these did not more than slow down the Anglo-American advance.

Pihak Sekutu Barat telah keliru tentang keadaan semangat pasukan Jerman

dalam bertempur, situasi materi pasukan Jerman, ketegasan Hitler, dan

keterampilan para perwira Jerman dalam manuver-manuver serangan,

sedangkan para petinggi militer Sekutu di kamp Sekutu Barat tidak memiliki

pengalaman yang cukup dalam bertahan menghadapi serangan pasukan

Jerman. Akibat dari salah perkiraan ini, maka terjadilah salah satu

pertempuran terbesar di front Eropa Barat dalam Perang Dunia II.

Pertarungan paling besar yang pernah dilakukan Angkatan Darat AS.

Pertempuran Bulge adalah ofensif terakhir Jerman dalam Perang Dunia II.

Pada ofensif ini, Jerman berusaha mengulangi keberhasilan mereka ketika

menyerang Perancis pada musim semi bulan Mei tahun 1940. Pada tahun

tersebut Jerman berhasil menguasai dengan cepat wilayah Perancis dengan

taktik blitzkrieg melalui pegunungan Ardennes. Akan tetapi, hal tersebut

tidak terulang kembali pada bulan Desember 1944 ketika Jerman menyerang

melalui tempat yang sama. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk

mengangkat kajian mengenai pertempuran di Ardennes pada tahun 1944

tersebut.

Ofensif Jerman ini dikenal dengan nama Pertempuran Bulge. Bulge dalam

bahasa Inggris berarti „tonjol‟. Nama julukan ini desebabkan oleh kuatnya ofensif pasukan Jerman yang begitu mendadak, sehingga pihak Sekutu Barat

(10)

5

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekutu tersebut mengakibatkan wilayah yang dikuasai tentara Jerman

mendadak seperti tonjolan” (Ojong, 2008: 196). Sedangkan nama kode

Wehrmacht (Angkatan Perang Jerman) untuk ofensif di Ardennes ini adalah Unternehmen Wacht am Rhein (operasi Wacht am Rhein). Hal tersebut

terinspirasi dari lagu patriotik Jerman, yaitu Die Wacht am Rhein. Hitler

mengatakan bahwa serangan Jerman itu nantinya akan membelah kekuatan

Inggris dan AS dari pihak Sekutu Barat. Apabila Jerman telah menguasai

Antwerpen, maka Inggris terpaksa mundur dengan cara Dunkirk kedua,

“...lalu Hitler dapat mengambil beberapa divisi dari Barat untuk memperkuat front Timur” (Ambrose, 2004: 208).

Hal-hal yang telah disebutkan di atas kemudian dijadikan dasar oleh

penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai pertempuran di wilayah

Ardennes pada tahun 1944 ini. Dengan demikian penulis memilih untuk

mengangkat judul “Pertempuran Bulge: Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman di Ardennes Pada Tahun 1944”.

1.2Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan pokok pikiran di atas, terdapat beberapa permasalahan yang

akan menjadi kajian dalam skripsi ini. Adapun permasalahan intinya adalah

“Mengapa Jerman mengalami kegagalan dalam melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944?”

Sementara untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa

rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:

1. Apa latar belakang Jerman melakukan ofensif terhadap Sekutu di

Ardennes pada tahun 1944?

2. Bagaimana perbedaan strategi antara ofensif Jerman pada tahun 1940

(11)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana kesenjangan antara perencanaan dengan realita Jerman

dalam melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun

1944?

4. Bagaimana dampak atas kegagalan Jerman dalam melakukan ofensif

terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui tujuan yang hendak dicapai oleh Jerman dengan

melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944.

2. Menjelaskan perbedaan strategi antara ofensif Jerman pada tahun 1940

dengan ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944.

3. Mendeskripsikan kesenjangan antara perencanaan yang dilakukan

Jerman dengan realita yang terjadi pada ofensif terhadap Sekutu di

Ardennes pada tahun 1944.

4. Menjelaskan dampak atas kegagalan Jerman dalam melakukan ofensif

terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Memperkaya penulisan mengenai sejarah Eropa, khususnya mengenai

Perang Dunia II yang berlangsung di Eropa.

2. Menambah perluasan materi pelajaran sejarah yang akan

dikembangkan penulis sebagai calon pengajar peserta didik.

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi disesuaikan dengan buku Pedoman Penulisan

(12)

7

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia (UPI). Bagian ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap

bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai bab pertama hingga bab akhir (UPI,

2013: 20). Struktur organisasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang masalah penelitian.

Bab ini disertai mengenai ketertarikan penulis dalam memilih permasalahan

yang diangkat mengenai ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944. Untuk

memperinci dan membatasi masalah agar fokus maka dicantumkan perumusan

masalah dan pembatasan masalah sehingga permasalahan dapat dikaji dalam

penulisan skripsi. Pada bagian akhir dari bab ini akan dimuat mengenai

struktur organisasi skripsi yang akan menjadi kerangka dan pedoman di dalam

penyusunan skripsi ini.

Bab II Landasan Teori. Bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan

penulis untuk mengkaji sesuai dengan topik yang diteliti mengenai ofensif

Jerman di Ardennes pada tahun 1944. Teori-teori yang digunakan berasal dari

ilmu politik dan sosiologi, yaitu teori perang, teori konflik, teori geopolitik,

dan teori pertempuran. Penggunaan landasan teori diperlukan agar penulisan

dalam skripsi ini tidak hanya bersifat naratif, melainkan berdasarkan analisis

yang akan memperjelas suatu peristiwa historis untuk peningkatan mutu

historiografi.

Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini diuraikan mengenai

kegiatan-kegiatan dan cara-cara yang dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang

digunakan adalah metode penelitian sejarah. Langkah-langkah penelitiannya

meliputi heuristik atau proses pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber

yang telah dikumpulkan, interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan atau

historiografi. Setiap langkah-langkah tersebut nantinya akan dijelaskan lebih

rinci lagi. Metode yang digunakan adalah metode historis dan teknik yang

digunakan adalah studi literatur.

Bab IV Pembahasan. Bab ini merupakan pembahasan dari penelitian

(13)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembatasan masalah. Akan dijelaskan pada bab ini mengapa Jerman

mengalami kegagalan dalam melakukan ofensif terhadap Sekutu Barat di

Ardennes pada tahun 1944. Kemudian pembahasan dimulai dengan apa latar

belakang Jerman melakukan ofensif di Ardennes, bagaimana perbedaan

strategi antara ofensif Jerman pada tahun 1940 dengan ofensif Jerman di

Ardennes pada tahun 1944, bagaimana kesenjangan antara perencanaan

dengan realita Jerman ketika melakukan ofensif di Ardennes pada tahun 1944,

dan bagaimana dampak atas kegagalan Jerman dalam melakukan ofensif

terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini merupakan bab terakhir dari

rangkaian penulisan skripsi ini. Bab ini mengemukakan kesimpulan sebagai

hasil dari pembahasan atas pertanyaan penelitian. Pada bab ini terdapat

(14)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan

dalam mengkaji permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Menurut Abdurrahman

(2007: 16), penulisan sejarah merupakan bentuk dan proses pengisahan atas

peristiwa-peristiwa masa lalu umat manusia. Metode penelitian yang digunakan

dalam skripsi ini adalah metode historis. Metode ini digunakan oleh penulis

karena penulisan ini merupakan kajian sejarah yang data-datanya diperoleh dari

jejak-jejak yang ditinggalkan dari suatu peristiwa masa lampau. Metode historis

menurut Gottschalk (1986: 32) adalah “proses menguji dan menganalisis secara

kritis rekaman dan peninggalan, kemudian menuliskannya berdasarkan fakta yang

diperoleh”. Menurut Wood Gray yang dikutip oleh Sjamsuddin (2007: 96)

dikemukakan bahwa terdapat enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian

sejarah, yaitu:

1. Memilih satu topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung.

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber).

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti, yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Sedangkan menurut Ismaun (2005: 34), metode historis terdiri dari empat langkah

sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu “pencarian dan pengumpulan sumber sejarah yang relevan”

(Ismaun, 2005: 49). Sedangkan menurut Lucey yang dikutip oleh Sjamsuddin

(2007: 96) mengatakan bahwa “heuristik adalah kajian atau pengetahuan

(15)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seringkali merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan

memerinci bibliografi, atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan.

2. Kritik, yaitu “suatu usaha menilai sumber-sumber sejarah yang didasari etos

ilmiah yang menginginkan, menemukan, atau mendekati kebenaran” (Ismaun,

2005: 50). Sumber-sumber yang digunakan dipilih melalui kritik internal dan

eksternal sehingga diperoleh fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahan

penelitian. Menurut Sjamsuddin (2007: 132) fungsi kritik berguna sehingga

“...karya sejarah merupakan produk dari suatu proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan”. Dalam metode sejarah dikenal terdapat dua macam

kritik, yaitu kritik eksternal dan internal.

3. Interpretasi, yaitu menafsirkan keterangan-keterangan sumber secara logis

dan rasional dari fakta dan data yang telah terkumpul dengan cara

dihubungkan sehingga menjadi kesatuan yang utuh.

4. Historiografi, yaitu proses penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh

sehingga menjadi kesatuan yang utuh dalam menyajikan gambaran sejarah

dalam bentuk skripsi, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenaran

ilmiahnya.

Selanjutnya penulis membagi langkah-langkah penelitian tersebut kedalam tiga

pembahasan, yaitu pembahasan mengenai persiapan penelitian, pelaksanaan

penelitian, dan laporan penelitian.

3.1. Persiapan Penelitian

Pada tahap ini awalnya dilakukan proses penentuan metode serta teknik

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan studi

literatur, yakni mencari sumber tertulis yang relevan dan terdapat hubungan

dengan permasalahan-permasalahan yang dikaji, baik itu berupa buku, artikel,

maupun hasil karya ilmiah seperti skripsi. Tahapan persiapan penelitian antara

lain:

(16)

23

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap ini merupakan tahap yang paling awal dalam melaksanakan suatu

penelitian. Pada tahap ini penulis penulis melakukan proses memilih dan

menentukan topik penelitian. Penentuan topik penelitian dari skripsi ini berawal

dari ketertarikan penulis terhadap mata kuliah Sejarah Peradaban Barat yang

pernah diikuti oleh penulis pada semester empat perkuliahan di Jurusan

Pendidikan Sejarah. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menulis

sebuah skripsi yang bertemakan mengenai sejarah kawasan, terutama wilayah

Eropa.

Pada semester enam penulis mengikuti mata kuliah Seminar Penulisan Karya

Ilmiah yang mewajibkan penulis untuk membuat proposal skripsi. Pembuatan

proposal skripsi pada semester enam ini bertujuan untuk mempercepat masa studi

penulis. Pertama kali penulis mendapatkan ide untuk menulis mengenai

pertempuran Bulge ini ketika penulis mengikuti mata perkuliahan Sejarah

Peradaban Barat yang diampu oleh Bapak Drs. R. H. Achmad Iriyadi. Pada saat

itu beliau menjelaskan mengenai keberhasilan invasi Jerman ke Perancis melalui

Ardennes pada tahun 1940. Setelah itu karena ketertarikan penulis kepada sejarah

kawasan Eropa, maka penulis mulai banyak membaca buku-buku mengenai

pertempuran-pertempuran di Eropa pada saat Perang Dunia II. Kemudian

perhatian penulis mulai tertuju kepada pertempuran Bulge yang terjadi pada akhir

tahun 1944. Pertempuran tersebut seolah menjadi pengulangan dengan peristiwa

invasi Jerman ke Perancis melalui Ardennes pada tahun 1940. Timbul pertanyaan

besar setelah itu, mengapa Jerman mengalami kegagalan pada serangan di

Ardennes pada tahun 1944, sedangkan pada tahun 1940 mereka berhasil

melakukannya di tempat yang sama.

Penulis kemudian mencoba membuat proposal mengenai pertempuran Bulge

tersebut berdasarkan referensi yang penulis temukan di Perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI) dan dari beberapa buku yang penulis miliki. Proposal

penulis dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Bapak Drs. R. H. Achmad Iriyadi,

kemudian beliau menyetujui tema yang diajukan oleh penulis dan menyarankan

(17)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

asing mengenai topik yang akan penulis kaji. Proposal penulis kemudian

diajukan untuk dipresentasikan pada perkuliahan Seminar Penulisan Karya

Ilmiah. Proposal yang penulis ajukan mendapat mendapar apresiasi dari Bapak

Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si yang hadir untuk memberi masukan terhadap

proposal yang dipresentasikan. Masukan tersebut antara lain mengenai latar

belakang ketertarikan penulis lebih ditambah serta untuk mengubah rumusan

masalah yang terlalu luas menjadi dipersempit ruang lingkupnya agar penulis

lebih fokus pada topik kajian. Setelah penulis merevisi proposal skripsi hasil dari

mata kuliah Seminar Penulisan Karya Ilmiah, kemudian proposal skripsi tersebut

diajukan kembali kepada Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Si selaku ketua

Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Pada akhir bulan November 2013,

penulis disetujui untuk mengajukan judul tersebut untuk dipresentasikan dalam

seminar proposal skripsi.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Penulis melakukan seminar proposal skripsi pada hari Kamis, 5 Desember

2013. Rancangan penelitian yang diajukan meliputi (1) Judul Penelitian, (2) Latar

Belakang Penelitian, (3) Rumusan dan Batasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian,

(5) Manfaat Penelitian, (6) Tinjauan Kepustakaan, (7) Metode Penelitian, (8)

Struktur Organisasi Skripsi. Dalam seminar proposal tersebut penulis mendapat

masukan dari Bapak Drs. R. H. Achmad Iriyadi selaku calon pembimbing II,

diantaranya mengenai penggunaan dan tambahan landasan teori yang digunakan

harus sesuai dan relevan dengan kajian yang akan dikaji. Adapun judul yang

diajukan penulis masih tetap berjudul “Pertempuran Bulge: Kajian Mengenai

Kegagalan Ofensif Militer Jerman di Ardennes Pada Tahun 1944”

Setelah disetujui, maka pengesahan penelitian ditetapkan melalui Surat

Keputusan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung No.

013/TPPS/JPS/PEM/ 2013. Dalam surat keputusan itu, ditentukan pembimbing I,

yaitu Dr. Nana Supriatna, M. Ed dan Drs. R. H. Achmad Iriyadi sebagai

pembimbing II.

(18)

25

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bimbingan merupakan suatu kegiatan konsultasi yang dilakukan oleh penulis

dengan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II. Proses bimbingan sangat

diperlukan oleh penulis untuk membantu dalam menentukan kegiatan penelitian,

fokus penelitian, serta proses penelitian skripsi ini. Selain itu, proses bimbingan

ini membuka jalan penulis untuk berdiskusi dengan Bapak Dr. Nana Supriatna,

M. Ed selaku pembimbing I dan Drs. R. H. Achmad Iriyadi selaku pembimbing

II mengenai permasalahan yang dihadapi selama penelitian ini dilakukan.

Proses bimbingan dilakukan bab demi bab secara intensif sehingga penulis

dan dosen pembimbing dapat berkomunikasi dengan baik. Kegiatan bimbingan

ini dilakukan setelah sebelumnya penulis menghubungi pembimbing dan dibuat

kesepakatan jadwal pertemuan antara penulis dengan pembimbing. Kegiatan

pertama bimbingan dilakukan pada tanggal 18 Desember 2013, dua minggu

setelah penulis mengikuti seminar proposal skripsi. Proses bimbingan ini sangat

berperan dalam penyusunan skripsi karena dengan adanya bimbingan tersebut

penulis memperoleh banyak pengetahuan mengenai kekurangan dan kelemahan

dalam penelitian skripsi ini.

3.2Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini, penulis melakukan empat tahap penelitian, yakni

sebagai berikut:

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Berkaitan dengan tahap penelitian ini, penulis mencari dan mengumpulkan

sumber yang sesuai dan relevan. Jenis-jenis sumber yang digunakan penulis

adalah buku, tesis, jurnal, majalah, dan sumber internet. Adapun dalam

pengumpulan sumber ini penulis menggunakan teknik studi literatur.

Tempat pertama yang penulis kunjungi adalah perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI). Buku-buku yang ditemukan berhubungan dengan

sejarah Perang Dunia II dan tentang ilmu sosial dan militer, diantaranya adalah

(19)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salib di Eropah” karya Dwight D. Eisenhower yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Nugroho Notosusanto (1986), “Hukum

Internasional Bagian Perang” karya G. P. H. Djatikoesoemo (1956), “European

Armies and The Conduct of War” karya Hew Strachan (1985), “European

Dictatorship 1918-1945” karya S. J. Lee (2000), “Politics Among Nations” karya

H. J. Morgenthau (1954), “Teori Sosiologi Modern” karya Bernard Raho (2007), “Teori Sosiologi Modern” karya George Ritzer dan Douglas J. Goodman (2010), “Geopolitik” karya I. Hidayat dan Mardiono (1983), “Metodologi Penelitian

Sejarah” karya D. Abdurrahman (2007), “Mengerti Sejarah” karya Louis

Gottschalk yang sudah diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto (1986).

Perpustakaan lain yang dikunjungi adalah Perpustakaan Daerah Kota

Sukabumi. Dari perpustakaan ini penulis mendapatkan sumber buku antara lain

buku “Citizen Soldiers-Tentara Sukarela: Tentara Amerika Serikat dari Pantai-pantai Normandia ke Bulge sampai Menyerahnya Jerman, 7 Juni 1944-7 Mei

1945” dan “Band of Brothers-Ikatan Persaudaraan: Kompi E, Resimen 506,

Lintas Udara 101 dari Normandia sampai ke Sarang Hitler” karya Stephen E. Ambrose (2004 dan 2007), “Dasar-dasar Geografi Politik” karya N. Daldjoeni (1991), “Clausewitz: Mahaguru Strategi Perang Modern” karya Michael

Howard (1993). Selain mengunjungi perpustakaan, penulis juga melengkapi

sumber dengan mencari dibeberapa toko buku seperti di Gramedia. Di toko buku

ini penulis mendapatkan buku “Das Panzer: Strategi dan Taktik Lapis Baja

Jerman” karya Fernando Rahadian Srivanto (2007).

Penulis juga mendapatkan sumber yang relevan dari internet berupa

buku-buku, tesis, publikasi departemen serta jurnal berbahasa asing yang sudah

berbentuk file pdf sehingga dapat diunduh oleh penulis. Sumber-sumber yang

berhasil didapat antara lain buku “Bodenplatte The Luftwaffe’s Last Hope The Attack on Allied Airfields New Year’s Day 1945” karya J. Manrho dan Ron Putz (2004), buku “Strategy and Tactics Tank Warfare” karya C Jorgensen dan C.

Mann (2001), buku “The Art of War: Restored Edition (2008) karya Henri de

(20)

27

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku “Battle of Bulge 1944 (2) Bastogne” karya S. J. Zaloga (2004), buku “Patton and The Battle of Bulge” karya M. Green dan G. Green (1999), tesis “Beginning of The End: The Leadership of SS Obersturmbanfuhrer Jochen Peiper” karya H. Bouwnmeester (2004), tesis “The Attack Will Go On The 317th Infantry Regiment in World War II” karya D. J. Dominique (2003), tesis “Against All Odds: The Story of The 106th Infantry Division in The Battle Of

Bulge” karya J. M. Giarusso (1998), jurnal “Airpower in The Battle of Bulge: A Case for Effects Based Operations” karya H. R. Winton (2001), publikasi departemen “The Ardennes: The Battle of Bulge: Winter Defense and

Counterattack” oleh CSI Battlebook (1986).

Penulis juga mempunyai beberapa koleksi buku pribadi yang relevan, yaitu “Sedjarah Perkembangan Perang dari Zaman Klasik-Modern” karya Arief Iskandar (1971), “Napoleon dan Strategi Perang Modern” karya C. H. Lanza

(2010), “Sejarah Sebagai Ilmu” karya Ismaun (2005), “Metodologi Sejarah”

karya Helius Sjamsuddin (2007), “Pengantar Ilmu Sosial” karya Dadang

Supardan (2011).

Buku utama yang digunakan penulis yang pertama adalah buku karya

Dwight. D. Eisenhower yang berjudul Perang Salib di Eropah (1968). Buku ini

diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto dan penulis menggunakan buku ini

sebagai sumber yang utama karena buku ini merupakan sumber primer dalam

penulisan skripsi ini. Eisenhower ini adalah seorang Supreme Commander dari

pihak Sekutu Barat pada saat terjadinya pertempuran Bulge ini.

Buku Perang Eropa Jilid I (2005) karya P.K Ojong membahas mengenai

awal terjadinya Perang Dunia II di Eropa hingga pendaratan Sekutu Barat di

Afrika Utara. Penulis menggunakan buku ini sebagai literatur mengenai

serangan ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1940 yang akan penulis

bandingkan dengan fokus penelitian penulis dalam skripsi ini, yaitu serangan

Jerman di Ardennes pada tahun 1944. Buku Perang Eropa Jilid III (2008) karya

P.K Ojong membahas mengenai suasana Perang Dunia II di wilayah Eropa dari

(21)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hingga menyerahnya Jerman pada bulan Mei 1945 yang menandai berakhirnya

Perang Dunia II di wilayah Eropa.

Citizen Soldiers-Tentara Sukarela: Tentara Amerika Serikat dari Pantai-pantai Normandia ke Bulge Sampai Menyerahnya Jerman, 7 Juni 1944-7 Mei 1945 (2004), karya Stephen E. Ambrose ini mengkaji mengenai peran tentara

sukarela Amerika Serikat dalam keterlibatannya pada Perang Dunia II di

wilayah Eropa dari pendaratannya di Normandia pada saat D-Day hingga

menyerahnya Jerman pada 7 Mei 1945. Tentara sukarela ini terlibat pertempuran

dengan pasukan Jerman dalam pertempuran Bulge. Selain itu, penulis juga

menggunakan buku Band of Brothers-Ikatan Persaudaraan Persaudaraan:

Kompi E, Resimen 506, Lintas Udara 101 dari Normandia sampai ke Sarang Hitler (2007), karya Stephen E. Ambrose. Buku ini menjelaskan mengenai

kesaksian para veteran tentara perang pasukan Amerika Serikat Kompi E,

Resimen 506, Lintas Udara (Airborne) 101 yang terlibat langsung dalam

berbagai pertempuran di Eropa Barat pada saat berlangsungnya Perang Dunia II

dari pendaratan di Normandia hingga menyerahnya Jerman pada bulan Mei

1945. Penulis menggunakan pula buku karya B. G. Wallace yang berjudul

Patton and His Third Army (1951) dan buku karya M. Green dan G. Green yang

berjudul Patton and The Battle of Bulge (1999). Penulis menggunakan ini untuk

melihat bagaimana sudut pandang tentara Amerika Serikat ketika terlibat dalam

pertempuran di Ardennes pada tahun 1944 tersebut.

Against All Odds: The Story of the 106th Infantry Division in the Battle of the Bulge (1998), sebuah tesis oleh Joseph Martin Giarrusso ini mendeskripsikan

pengalaman Divisi 106 Amerika Serikat yang terlibat dalam pertempuran di

Ardennes dan pengalaman beberapa pasukannya yang menjadi tahanan perang

Jerman saat berlangsungnya pertempuran di Ardennes tersebut. The Attack Will

Go On The 317th Infantry Regiment In World War II (2003), sebuah tesis oleh

Dean James Dominique mendeskripsikan mengenai pasukan infanteri Amerika

Serikat Resimen 317 yang merupakan bagian dari Divisi Infanteri 80. Dalam

(22)

29

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting di Eropa pada masa Perang Dunia II sejak pertempurannya di Nancy

pada Agustus 1944 hingga unit ini dinonaktifkan pada Januari 1946, sesudah

Perang Dunia II berakhir.

Beginning Of The End: The Leadership Of SS Obersturmbanfuhrer Jochen Peiper (2004), sebuah tesis oleh Major Han Bouwenmeester ini menjelaskan

peran pemimpin divisi pasukan SS Obersturmbanfuhrer, Jochen Peiper yang

terkenal karena reputasinya dalam memimpin sebuah penyerangan ofensif pada

pertempuran Bulge di Ardennes tahun 1944. Bodenplatte The Luftwaffe’s Last Hope The Attack on Allied Airfields New Year’s Day 1945 (2004), karya John Manrho dan Ron Putz menjelaskan secara terpisah mengenai peran Luftwaffe,

angkatan udara Jerman dalam operasi Bodenplatte. Bagian dalam buku ini juga

terdapat peran Luftwaffe ketika terjadinya serangan ofensif Jerman di Ardennes

pada tahun 1944. Kedua sumber ini penulis jadikan sebagai sumber untuk

mengetahui sudut pandang Jerman dalam pertempuran di Ardennes pada tahun

1944 ini. Selain itu, penulis juga menggunakan buku yang berjudul Das Panzer:

Strategi dan Taktik Baja Jerman 1939-1945 (2007) karya Fernando Rahadian

Srivanto untuk mengetahui bagaimana strategi dan taktik lapis baja Jerman pada

saat Perang Dunia II. Buku ini membahas peranan panzer dengan penerapan

konsep blitzkrieg dan berbagai kendaraan lapis baja yang digunakan Jerman

dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Airpower in the Battle of The Bulge: A Case for Effects-Based Operations

(2001) oleh Harold R. Winton dalam Journal of Military And Strategis Studies

mengkaji mengenai peran kekuatan militer udara dalam pertempuran di

Ardennes yang dapat mengubah keadaan pertempuran begitu cepatnya. The

Ardennes: The Battle of Bulge: Winter Defense and Counterattack (1986) dalam

publikasi departemen CSI Battlebook secara khusus dalam publikasi ini lebih

terfokus mengenai pertempuran antara tentara Amerika Serikat Divisi Infanteri

ke-4 dengan pasukan Jerman Divisi Volksgrenadier ke-212 dalam pertempuran

Bulge dari 16 Desember 1944 - 3 Januari 1945. Kemudian penulis juga

(23)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bastogne (2004) yang mengkaji mengenai pertempuran di salah satu wilayah

Ardennes, yaitu Bastogne pada tahun 1944.

Penulis juga menggunakan buku European Dictatorship 1918-1945 (2000),

karya Stephen J. Lee. Buku ini menjelaskan mengenai kebijakan-kebijakan yang

diambil oleh diktator negara-negara Eropa dalam kurun waktu 1918-1945,

seperti Adolf Hitler di Jerman dan Benito Musollini di Italia yang

mempengaruhi kebijakan dan strategi perang negara-negara pihak Poros dalam

Perang Dunia II. Penulis juga menggunakan buku Sedjarah Perkembangan

Perang dari Zaman Klasik-Modern (1971) karya Arief Iskandar yang membahas

mengenai proses perkembangan perang dari zaman klasik (Perang bangsa Mesir

Purba) hingga zaman modern (Perang Vietnam). Buku ini membagi

perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam perang menjadi empat bagian,

yaitu perang sebelum modern, awal perang modern, perang-perang total, dan

perang-perang terbatas. Buku berjudul Strategy and Tactics Tank Warfare

(2001) karya C. Jorgensen dan C. Mann berisi mengenai perkembangan strategi

dan taktik serta peran tank dalam peperangan dari Perang Dunia I hingga tahun

2000.

Setelah semua sumber diperoleh selanjutnya penulis membaca, memahami,

mengkaji, dan membandingkan antara sumber yang satu dengan yang lainnya.

Hal ini dilakukan agar penulis memperoleh pemahaman yang benar-benar jelas

dan rinci. Selain itu, hal tersebut juga bertujuan agar penulis menjadi lebih

mudah di dalam proses penulisan skripsi ini.

3.2.2 Kritik Sumber

Pada tahap ini penulis melakukan upaya penilaian dan mengkritik

sumber-sumber yang ditemukan, baik dari buku, tesis, jurnal, internet, maupun sumber-sumber

tertulis lainnya yang relevan dengan bahasan yang dikaji. Sumber-sumber ini

dipilih melalui kritik eksternal, yaitu cara pengujian dari aspek-aspek luar dari

sumber sejarah tersebut yang digunakan, dan menggunakan kritik internal, yaitu

pengkajian terhadap isi dari sumber sejarah tersebut.

(24)

31

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kritik eksternal adalah cara untuk menilai keaslian sumber yang didapat

oleh penulis. Menurut Sjamsuddin (2007: 134) kritik eksternal harus

menegakkan fakta dari kesaksian bahwa kesaksian benar-benar diberikan oleh

orang yang bersangkutan pada waktu itu (authenticity), telah bertahan tanpa ada

perubahan (uncorupted), tanpa ada suatu tambahan-tambahan atau

penghilangan-penghilangan yang substansial (integrity).

Kritik eksternal terhadap sumber tertulis bertujuan untuk menilai kelayakan

sumber sebelum mengkaji isi sumbernya itu sendiri dari aspek luar. Penulis

merasa sulit untuk melakukan kritik eksternal karena sebagian besar

sumber-sumber yang penulis dapatkan merupakan sumber-sumber sekunder dikarenakan karena

keterbatasan dana yang menjadi kendala penulis untuk mendapatkan sumber

primer. Oleh karena itu, penulis tidak melakukan kritik eksternal dalam

penelitan skripsi ini.

3.2.2.2 Kritik Internal

Kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal. Pada tahap ini

penulis membaca seluruh sumber-sumber yang yang telah diperoleh pada tahap

heuristik, melakukan penilaian terhadap sumber-sumber, dan kemudian

dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya yang didapat penulis. Menurut

Sjamsuddin (2007: 143) kritik internal menekankan aspek “dalam”, yaitu isi dari

sumber kesaksian (testimoni).

Dalam hal ini penulis melakukan kaji banding terhadap isi buku yang ditulis

oleh B. G. Wallace yang berjudul Patton And His Third Army (1951) dengan

buku yang ditulis oleh P. K. Ojong yang berjudul Perang Eropa Jilid III (2008).

Penulis menemukan dalam buku B. G. Wallace bahwa rencana Von Rundstedt

dalam melakukan serangan di Ardennes pada tahun 1944 ini adalah untuk

menguasai Liege dan Antwerpen, pelabuhan yang dijadikan suplai logistik untuk

pihak Sekutu. Sedangkan dalam buku yang ditulis oleh P.K Ojong menyebutkan

bahwa Jerman berencana menyeberangi sungai Meuse dan dengan sekali pukul

terus menerjang sampai Antwerpen. Setelah melakukan kaji banding terhadap

(25)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rencana Jerman di Ardennes pada tahun 1944 adalah sama, yaitu untuk

menguasai Antwerpen sebagai pelabuhan yang menjadi pasokan logistik bagi

pasukan Sekutu. Kota Liege sendiri yang disebutkan oleh B. G. Wallace ternyata

letaknya berdekatan dengan sungai Meuse seperti yang disebutkan oleh P. K

Ojong. Ini semua mempunyai maksud yang sama dengan tujuan Jerman dalam

pertempuran di Ardennes pada tahun 1944 ini yang akan penulis bahas dalam

penulisan skripsi ini, sehingga penulis dapat menggunakan kedua sumber

tersebut dalam penelitian skripsi ini.

3.2.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)

Interpretasi merupakan penafsiran terhadap fakta-fakta yang penulis

dapatkan dari sumber-sumber sehingga tercipta penafsiran yang relevan dengan

permasalahan yang dikaji oleh penulis. Menurut Gottschalk (1986: 23-24)

“penafsiran sejarah itu mempunyai tiga aspek penting, yaitu analitis-kritis, historis-substantif, dan sosial-budaya”. Aspek analitis-kritis menganalisis

struktur internal, pola-pola hubungan antara fakta yang satu dengan fakta

lainnya, dan gerak dinamika dalam sejarah. Historis-substantif menyajikan suatu

uraian dengan dukungan fakta yang cukup sebagai ilustrasi suatu perkembangan.

Sedangkan yang terakhir aspek sosial-budaya lebih memperhatikan menifestasi

insani dalam interaksi dan hubungan sosial-budaya.

Penulis menggunakan pemikiran sejarah yang deterministik dalam

melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah. Pemikiran sejarah yang

deterministik ini menolak semua penyebab yang berdasarkan kebebasan manusia

dalam menentukan dan mengambil keputusan sendiri. Pemikiran ini lebih

berpendapat bahwa sebenarnya manusia ditentukan oleh kekuatan yang berada

di luar dirinya seperti yang diungkapkan oleh Romein dan Lucey dalam

Sjamsuddin (2007: 163) bahwa “tenaga-tenaga atau kekuatan yang berada di

luar diri manusia berasal dari dunia fisik seperti faktor-faktor geografi, etnologi,

faktor-faktor dalam lingkungan sosial budaya manusia seperti sistem ekonomi

(26)

33

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam bentuk-bentuk pemikiran sejarah deterministik tersebut, penulis

menggunakan penafsiran sintesis. Penafsiran ini mencoba untuk

menggabungkan semua faktor yang menjadi penggerak sejarah. Menurut Barnes

yang dikutip oleh Sjamsuddin (2007: 170) mengatakan bahwa “...dalam

penafsiran sintesis tidak ada satu kategori „sebab-sebab‟ tunggal yang cukup

untuk menjelaskan semua fase dan periode perkembangan sejarah”. Manusia

tetap menjadi peran utama, namun perkembangan dan jalannya sejarah

digerakkan oleh berbagai faktor dan tenaga bersama-sama. Penggunaan

pemilihan sintesis dilakukan karena pertempuran Bulge ini tidak lepas dari

faktor-faktor pendorong lain, seperti misalnya politik Lebensraum yang

dijalankan oleh Jerman pada saat itu.

3.2.3.1Pendekatan

Penulis menggunakan pendekatan interdisipliner dalam melakukan

interpretasi. Pendekatan ini menggunakan bantuan dari berbagai disiplin ilmu

yang serumpun, yaitu ilmu-ilmu sosial. Penggunaan ilmu bantu ini dimaksudkan

untuk mempertajam hasil analisis. Dalam pendekatan interdisipliner ini penulis

menggunakan ilmu bantu, berupa ilmu politik dan sosiologi. Ilmu politik yang

penulis gunakan antara lain teori perang, teori pertempuran, dan teori geopolitik.

Sedangkan ilmu sosiologi yang digunakan adalah teori konflik.

3.2.4 Historiografi

Historiografi adalah “pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa

yang terjadi pada waktu yang lalu” (Ismaun, 2005: 28). Tahap ini merupakan

tahap terakhir dari penelitian yang memaparkan dan melaporkan seluruh hasil

penelitian dalam bentuk tulis ilmiah. Sjamsuddin (2007: 156) mengatakan

bahwa “historiografi adalah penulisan yang utuh berupa suatu sintesis hasil

penelitian atau penemuan sejarah”. Bukan hanya keterampilan teknis

penggunaan kutipan dan catatan, akan tetapi dengan penggunaan pikiran-pikiran

(27)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Historiografi merupakan penulisan sejarah yang telah menggunakan

langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang sesuai dengan metodologi

penelitian. Pada tahap terakhir ini seluruh hasil penelitian dituangkan oleh

penulis dalam sebuah tulisan yang ilmiah dan sesuai kaidah keilmuan. Tahap

historiografi ini pula akan peneliti laporkan dalam sebuah tulisan berbentuk

skripsi dan disusun berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah yang berlaku

di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2013.

3.3 Laporan Penelitian

Berdasarkan ketentuan penulisan karya ilmiah di lingkungan UPI, maka

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Pendahuluan berisi latar belakang masalah penelitian. Bab ini disertai

mengenai ketertarikan penulis dalam memilih permasalahan yang diangkat

mengenai ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944. Untuk memperinci dan

membatasi masalah agar fokus maka dicantumkan perumusan masalah dan

pembatasan masalah sehingga permasalahan dapat dikaji dalam penulisan

skripsi. Pada bagian akhir dari bab ini akan dimuat mengenai struktur organisasi

skripsi yang akan menjadi kerangka dan pedoman di dalam penyusunan skripsi

ini.

2. Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi mengenai teori-teori yang digunakan penulis untuk mengkaji

sesuai dengan topik yang diteliti mengenai ofensif Jerman di Ardennes pada

tahun 1944. Teori-teori yang digunakan berasal dari ilmu politik dan sosiologi,

yaitu teori perang, teori konflik, teori geopolitik, dan teori pertempuran.

Penggunaan landasan teori diperlukan agar penulisan dalam skripsi ini tidak

hanya bersifat naratif, melainkan berdasarkan analisis yang akan memperjelas

suatu peristiwa historis untuk peningkatan mutu historiografi.

(28)

35

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini diuraikan mengenai kegiatan-kegiatan dan cara-cara yang

dilakukan dalam penelitian skripsi. Metode yang digunakan adalah metode

penelitian sejarah. Langkah-langkah penelitiannya meliputi heuristik atau proses

pengumpulan sumber, kritik terhadap sumber yang telah dikumpulkan,

interpretasi sumber, hingga ke tahap penulisan atau historiografi. Setiap

langkah-langkah tersebut nantinya akan dijelaskan lebih rinci lagi. Metode yang

digunakan adalah metode historis dan teknik yang digunakan adalah studi

literatur.

4. Bab IV Pembahasan

Bab ini merupakan pembahasan dari penelitian sebagai jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan dan pembatasan masalah.

Akan dijelaskan pada bab ini mengapa Jerman mengalami kegagalan dalam

melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944. Kemudian

pembahasan dimulai dengan apa latar belakang Jerman melakukan ofensif di

Ardennes, bagaimana perbedaan strategi antara ofensif Jerman pada tahun 1940

dengan ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944, bagaimana kesenjangan

antara perencanaan dengan realita Jerman ketika melakukan ofensif di Ardennes

pada tahun 1944, dan bagaimana dampak atas kegagalan Jerman dalam

melakukan ofensif terhadap Sekutu di Ardennes pada tahun 1944.

5. Bab IV Kesimpulan

Bab ini merupakan bab terakhir dari rangkaian penulisan skripsi ini. Bab ini

mengemukakan kesimpulan sebagai hasil dari pembahasan atas pertanyaan

penelitian. Pada bab ini terdapat penafsiran penulis dari hasil analisis dan

temuan yang didapatkan mengenai kegagalan ofensif Jerman di Ardennes pada

(29)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.1Kesimpulan

Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi yang berjudul

Pertempuran Bulge: Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman di

Ardennes Pada Tahun 1944”. Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban atas

permasalahan penelitian yang telah ditemukakan oleh penulis pada bab

sebelumnya. Terdapat empat hal yang penulis simpulkan berdasarkan

permasalahan yang dibahas, yaitu:

Pertama, ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944 dilatarbelakangi oleh

situasi perang di front Eropa Barat pada awal Desember 1944. Semenjak

pendaratan pasukan Sekutu Barat di Normandia pada awal Juni 1944, Jerman

terus mundur dalam berbagai pertempuran hingga terdesak sampai ke perbatasan

negara Jerman dekat Siegfried Line. Namun ketika Sekutu Barat mendekati tapal

batas Jerman, Sekutu mengalami masalah kendala mengenai jalur logistik yang

panjang dari wilayah Perancis hingga Ardennes. Selain itu, panjangngnya garis

depan Sekutu Barat membuat Eisenhower selaku Supreme Commander dari

pihak Sekutu Barat harus menyebarkan tentaranya dari utara di Nijmegen hingga

Strasbourg di sebelah selatan, sehingga beberapa wilayah dijaga secara tipis.

Wilayah yang dijaga secara tipis tersebut adalah wilayah di pegunungan

Ardennes karena dianggap pegunungan Ardennes ini tidak cocok untuk dijadikan

medan pertempuran dengan menggunakan lapis baja. Hitler dengan segera

melakukan inisiatif strategis dengan melihat front pertempuran yang sedang

berlangsung di front Eropa Barat. Dipilihnya wilayah Ardennes untuk melakukan

ofensif selain disebabkan oleh tipisnya pertahanan Sekutu Barat di wilayah

tersebut, juga disebabkan untuk memotivasi dan menaikkan semangat pasukan

Jerman karena pada tahun 1940 Jerman berhasil melakukan ofensif ke Perancis

(30)

85

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut dengan melakukan ofensif kembali di wilayah Ardennes pada tanggal 16

Desember 1944 terhadap garis depan Sekutu Barat yang dijaga secara tipis.

Kedua, perbedaan strategi antara ofensif Jerman pada tahun 1940 dengan

ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944 adalah ruang wilayah yang

dijadikan titik awal serangan. Pada tahun 1940, Jerman menyerang melalui dua

wilayah yang berbeda, yaitu melalui pegunungan Ardennes dan wilayah utara

Belanda. Hal tersebut dilakukan untuk mengecoh pasukan gabungan

Inggris-Perancis menuju utara. Tujuan dari ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1940

adalah mengepung pasukan gabungan Perancis-Inggris yang terkecoh menuju

Belanda. Sedangkan pada tahun 1944, Jerman lebih fokus memusatkan wilayah

ofensifnya di pegunungan Ardennes. Hal ini disebabkan karena Jerman

kekurangan pasukan karena terlibat pertempuran di dua front. Situasi pada tahun

1944 cukup berbeda dengan tahun 1940 dengan dikepungnya Jerman dari arah

utara dan selatan dari wilayah Ardennes oleh pasukan Sekutu Barat, sehingga

tidak ada cara lain bagi Jerman apabila ingin melakukan sebuah ofensif di front

Eropa Barat maka wilayah yang dijaga tipis oleh Sekutu Barat adalah wilayah

Ardennes. Tujuan dari ofensif Jerman di Ardennes pada tahun 1944 adalah untuk

menyeberangi sungai Meuse dan kemudian maju terus hingga Antwerpen yang

merupakan pelabuhan pasokan logistik bagi Sekutu.

Ketiga, tujuan Jerman dalam ofensif di Ardennes ini adalah menyeberangi

sungai Meuse, merebut Antwerpen, dan kemudian mengepung pasukan Sekutu

Barat yang berada di sebelah utara Ardennes. Sungai Meuse yang dijadikan

patokan dalam ofensif ini tidak dapat dikuasai oleh Jerman karena kekurangan

pasokan bahan bakar bagi kendaraan lapis baja yang digunakan untuk terus

melaju melakukan ofensif. Kegagalan Jerman dalam menyeberangi sungai Meuse

membuat tujuan lain tidak dapat terlaksana walaupun serangan Jerman ini

membuat wilayah yang dikuasai Jerman mendadak seperti sebuah tonjolan

(bulge) sehingga pihak Sekutu Barat harus mundur dari posisi awalnya pada

(31)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalan menguasai jalan-jalan yang vital dalam jalur ofensifnya, seperti jalan di St.

Vith dan Bastogne.

Keempat, dampak bagi Jerman dalam kegagalan ofensif di Ardennes pada

tahun 1944 ini adalah tidak adanya cadangan tentara untuk mempertahankan

wilayah Jerman dari dua front bersamaan. Kerugian Jerman tidak hanya dari

jumlah personel, tetapi juga dari bentuk panzer, artileri, pesawat terbang, bahan

bakar kendaraan, dan logistik makanan. Kerugian-kerugian tersebut menjadi

masalah yang vital bagi Jerman karena Jerman kesulitan untuk mendapatkan

pengganti atas kerugian-kerugian tersebut. Kegagalan ini juga berdampak pada

hal politik bagi Jerman. Keputusan Hitler untuk mengosongkan front Eropa

Timur untuk dipindahkan ke front Eropa Barat menghancurkan kekuatan Jerman

yang kosong di front Eropa Timur karena tanggal 12 Januari 1945 tentara Uni

Soviet menyerbu wilayah Jerman bagian timur dan Eropa Tengah yang

merupakan awal dari penyebaran pengaruh komunis untuk beberapa puluh tahun

ke depan di wilayah tersebut. Bagi Sekutu Barat, dampak dari pertempuran Bulge

ini adalah Sekutu Barat mengalami kerugian sehingga kekuatan Sekutu Barat

menurun sepuluh persen untuk di wilayah front Eropa Barat. Kerugian yang

dialami oleh Sekutu Barat di Ardennes tersebut mengakibatkan Sekutu harus

menunda serangannya ke wilayah Jerman selama enam minggu untuk

memulihkan kekuatan. Tertundanya serangan Sekutu Barat ke wilayah Jerman

tersebut memunculkan dampak dari aspek politik. Pada bulan Januari 1945 Uni

Soviet memulai ofensif musim seminya menuju wilayah Jerman bagian timur dan

Eropa Tengah dengan sukses karena Jerman kekurangan tenaga akibat

pertempuran sebelumnya di Ardennes. Kesuksesan Uni Soviet tersebut membuat

posisinya kuat di Konferensi Yalta pada bulan Februari 1945.

5.2Saran dan Rekomendasi

Penulisan skripsi yang dikaji oleh penulis mengenai pertempuran Bulge

hanya merupakan rangkaian kecil dari peristiwa Perang Dunia II, khususnya

(32)

87

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ardennes pada tahun 1944 semoga bermanfaat untuk menambah wawasan

pembaca mengenai peristiwa Perang Dunia II serta memperkaya pengetahuan

mengenai sejarah Eropa. Pertempuran Bulge juga dapat dijadikan referensi bagi

siapapun, khusus bagi pengajar dalam dunia pendidikan karena kajian ini terdapat

dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di Sekolah

Menengah Atas (SMA). Kajian ini dapat dimasukkan ke dalam SK dan KD kelas

XII program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yaitu SK 3. Menganalisis

perkembangan sejarah dunia sejak Perang Dunia II sampai dengan perkembangan

mutakhir, serta KD 3.1 Menganalisis perkembangan sejarah dunia dan posisi

Indonesia di tengah perubahan politik dan ekonomi internasional setelah Perang

Dunia II sampai dengan berakhirnya Perang Dingin. Di Kurikulum 2013, kajian

ini terdapat dalam KD 3.6. Menganalisis pengaruh PD I dan PD II terhadap

kehidupan politik, sosial-ekonomi, dan hubungan internasional (LBB, PBB),

(33)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ambrose, S. E. (2004). Citizen Soldiers-Tentara Sukarela: Tentara Amerika

Serikat dari Pantai-pantai Normandia ke Bulge sampai Menyerahnya Jerman, 7 Juni 1944-7 Mei 1945. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ambrose, S. E. (2007). Band of Brothers-Ikatan Persaudaraan: Kompi E,

Resimen 506, Lintas Udara 101 dari Normandia sampai ke Sarang Hitler.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Daldjoeni, N. (1991). Dasar-Dasar Geografi Politik. Bandung: Citra Aditya Bakti

Djatikoesoemo, G. P. H. (1956). Hukum Internasional Bagian Perang. Jakarta: N.V. Pemandangan

Eisenhower, Dwight. D. (1968). Perang Salib di Eropah. Terjemahan Notosusanto. Jakarta: Yayasan Dana Buku Indonesia

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit UI.

Green, M dan Green, G. (1999). Patton and The Battle of Bulge. Osceola: MBI Publishing Company

Hidayat, I dan Mardiyono. (1983). Geopolitik. Surabaya: Usaha Nasional.

Howard, Michael. (1993). Clausewitz: Mahaguru Strategi Perang Modern. Jakarta: PT. Pusaka Utama Grafiti.

Iskandar, Arief. (1971). Sedjarah Perkembangan Perang dari Zaman

Klasik-Modern. Jakarta: Pusat Sedjarah ABRI.

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press

Jomini, Henri de. (2008). The Art of War: Restored Edition. John Allen Price. Kingston Ontario: Legacy Books Press Classic

(34)

89

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanza, C. H. (2010). Napoleon dan Strategi Perang Modern. Jakarta: Komunitas Bambu

Lee, S. J. (2000). European Dictatorship 1918-1945. London: Routledge.

Manrho, J dan Ron Putz. (2004). Bodenplatte The Luftwaffe’s Last Hope The

Attack on Allied Airfields New Year’s Day 194. Crowborough: Hikoki Publication Limited.

Morgenthau, H. J. (1954). Politics Among Nations. New York: Alfred A. Knopf, Inc

Ojong, P. K. (2005). Perang Eropa Jilid I. Jakarta: Buku Kompas.

Ojong, P. K. (2008). Perang Eropa Jilid III. Jakarta: Buku Kompas.

Raho, Bernard. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Pustakakarya

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2010). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Srivanto, F. R. (2007). Das Panzer: Strategi dan Taktik Lapis Baja Jerman. Yogyakarta: Narasi

Strachan, H. (1985). European Armies and The Conduct of War. London: Bern Convention

Supardan, D. (2011). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

UPI. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wallace, B. G. (1951). Patton And His Third Army. Harrisburg: Military Service Publishing Company

Zaloga, S.J. (2004). Battle Of Bulge 1944 (2) Bastogne. Oxford: Osprey Publishing

Sumber Jurnal:

Winton, H. R. (2001). “Airpower in the Battle of the Bulge: A Case for Effects

Based Operations”. Journal of Military and Strategic Studies. 14, (1),

(35)

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Publikasi Departemen:

CSI Battlebook. (1986). The Ardennes: The Battle of The Bulge: Winter Defense

and Counterattack. Kansas: Combat Studies Institute Fort Leavenworth.

Sumber Tesis:

Bouwmeester, H. (2004). Beginning Of The End: The Leadership Of SS

Obersturmbanfuhrer Jochen Peiper. Tesis pada Faculty of The U.S Army

Command and General Staff College di University Of Amsterdam: Kansas, Fort Leavonwerth.

Dominique, D. J. (2003). The Attack Will Go On The 317th Infantry Regiment In

World War II. Tesis pada Graduate Faculty of the Louisiana State

University and Agriculture and Mechanical College: tidak diterbitkan.

Giarusso, J. M. (1998). Against All Odds: The Story of The 106th Infantry

Division in The Battle of The Bulge. Tesis pada Fakultas Sejarah San Jose

State University: Tidak Diterbitkan.

Sumber Internet:

Axis and Allies. (2014). Battle of The Bulge History [Online]. Tersedia: www.axisandallies.org/wp-content/.../battle-of-the bulge_history.pdf.

[Diakses 14 Mei 2014].

Britannica. (2014). Brigadier General Dwight Eisenhower [Online]. Tersedia: http://www.britannica.com/EBchecked/media/74169/Brigadier-General-Dwight-D-Eisenhower-1941-42. [Diakses 2 Mei 2014].

Britannica. (2014). George S Patton [Online]. Tersedia: http://www.britannica.com/EBchecked/media/13390/George-S-Patton-1945. [Diakses 2 Mei 2014].

Defense Gov. (2014). Battle of The Bulge [Online]. Tersedia: http://www.defense.gov/home/specials/bulge/. [2 Mei 2014]

Schewe Panzer. (2014). Erich Bradenberger [Online]. Tersedia: http://schwerpanzerabt.narod.ru/GerGeneralbIFOTOButpuHa.html.

(36)

91

Mochammad Iqbal Rafsanjani, 2014

Pertempuran Bulge : Kajian Mengenai Kegagalan Ofensif Militer Jerman Di Ardennes Pada Tahun 1944

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

United States Army Center of Military History. (2013). The Ardennes: 15

December 1944 [Online]. Tersedia:

http://ww2db.com/image.php?image_id=6892. [Diakses 3 Mei 2014].

Wehrmacht-Award. (2014). Walter Model [Online]. Tersedia: http://www.wehrmacht-awards.com/forums/showthread.php?t=584785

Referensi

Dokumen terkait

BM07.14/POKJA~KONSULTAN/V/2013, tanggal 28 Mei 2013 untuk Paket Pekerjaaan Jasa Konsultansi Perencanaan Jembatan Air Uram Kota Agung, Jembatan Bukit Harapan, Jembatan Air

Berdasarkan selisih antara permintaan dan produksi bahan bakar minyak pada tahun dimulai beroperasinya pabrik yaitu pada tahun 2010, maka diambil sekitar 0.25% dari selisih

Sahabat MQ/ Jumlah warga keturunan Yahudi di Indonesia/ diperkirakan mencapai 3.000 orang/ saat Perang Dunia II pada 1940-1945/ dari total jumlah penduduk

[r]

WAKTU LALU BERLANGSUNG MERIAH // KEDUA TIM SALING ADU BERTAHAN DALAM MEMPEREBUTKAN POINT // TIDAK JARANG SUPPORTER DARI KEDUA BELAH TIM SALING ADU OMONGAN DAN BERSORAK

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian dan analisis data yang disajikan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik dua kesimpulan dari penelitian ini, yakni

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Perancangan Sistem Informasi Penjualan kaset di Toko Sagita, menjelaskan bagaimana tahapan proses penjualan, mulai dari pemesanan barang,

gaji karyawan pusat, bayar telp, listrik, sewa kantor pusat, dsb, yang terjadi di Pusat, maka pencatatan akuntansi dilakukan di Pusat saja....