SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MARGAHAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
oleh
Zico Prasetya Aldrine
0802639
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH AKTIVITAS JASMANI DALAM PERMAINAN AKTIVITAS LUAR SEKOLAH TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL
SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MARGAHAYU
Oleh : Zico Prasetya Aldrine
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Zico Prasetya Aldrine 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
NAMA : ZICO PRASETYA ALDRINE
NIM : 0802639
JUDUL :PENGARUH AKTIVITAS JASMANI DALAM
PERMAINAN AKTIVITAS LUAR SEKOLAH TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MARGAHAYU
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Bambang Abdul Jabar. M.Pd NIP. 196509091991021001
Pembimbing II
Supyar Mudjianto M.Pd NIP. 1975503222008011005
Mengetahui : Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS JASMANI DALAM PERMAINAN AKTIVITAS LUAR SEKOLAH TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL
SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MARGAHAYU
Pembimbing 1 : Dr. Bambang Abdul Jabar, M.Pd Pembimbing 2 : Supyar Mudjianto, M.Pd
Zico Prasetya A*
Peneletian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas permainan
outbound terhadap sikap kepedulian siswa. Metode penelitian yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian
The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dan sampel
penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Margahayu dengan sample siswa kelas X 80 orang. Sampel diperoleh melalui teknik random sampling yang terbagi atas dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menjawab masalah dan menguji hipotesis, penulis menggunakan tes dan pengukuran sebagai alat pengumpul data dengan menggunakan instrumen tes berupa angket dan dibantu dengan observasi. Data-data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan uji t. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, Tehnik analisis hasil penelitian dengan menggunakan uji-t rata-rata pada taraf kepercayaan (a) = 5%. Hasil pengambilan data ini diperoleh bahwa nilai thitung 4,99, nilai ttabel pada (dk) =
(N1+N2) -2 = (40+40) – 2 = 78 pada taraf kepercayaan 5% = 1,70 jadi thitung lebih
besar dari ttabel. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……… i
UCAPAN TERIMA KASIH ……… ii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Batasan Penelitian ... 6
F. Anggapan Dasar... 7
G. Metode Penelitian ... 8
H. Populasi Sampel ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Jasmani………... 12
1. Konsep Pendidikan Jasmani ………. 12
2. Pengertian Aktivitas Jasmani..………... 13
B. Aktivitas Alam Terbuka………... 14
1. Aktivitas Alam Terbuka ……… 14
2. Pengertian Outbound ……… 16
3. Metode Outbound ………….………. 18
4. Manfaat Outbound ... 20
5. Tujuan Outbound ……… 22
C. Sikap kepedulian sosial……... 23
2. Indikator Sikap Kepedulian Sosial ……… 27
3. Komponen Sikap ………..………. 27
D. Teori Kognitif Sosial... 29
E. Hubungan Outbound Activity dengan Kepedulian Sosial…….….. 31
F. Hipotesis... 34
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35
B. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 37
C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... 48
D. Definisi Operasional ………. 42
D. Instrumen Penelitian ... 43
E. Teknik Pengolahan data ... 45
1. Observasi ……… 45
2. Angket/kuesioner ……….. 45
F. Proses pengembangan instrument ……….. 45
1. uji validitas ………. 45
2. uji reabilitas ……… 49
G. Teknik Pengolahan data ……….. 50
1. Identifikasi Data………. 50
2. Analisis Data... 50
3. Menguji normalitas ……….……….. 51
4. Uji homogenitas ... 51
5. Uji hipotesis ... 51
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 53
B. Uji Prasyarat Analisis ... 54
C. Uji Signifikasi ………. 55
dan eksperimen pada Saat Pretest ………... 55
2. Uji Perbedaan Sikap Kepedulian Sosial Siswa kelas kontrol dan eksperimen pada Saat Post-test ………. 56
3. Uji Pretest dan Posttest Pada Kelompok Eksperimen ……. 57
4. Uji Pretest dan Posttest Pada Kelompok kontrol ………… 58
C. Diskusi Penemuan ... 59
1 Proses Belajar ………. 59
2. Pembahasan ……… 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
RIWAYAT HIDUP ... xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Contoh pernyataan dalam skala likert………... 10
Tabel 2.1 tujuan permainan outbound ……… 32
Table 3.1 Karakteristik sampel ……….. 38
Tabel 3.2 program perlakuan kelas eksperimen ……….. 40
Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 41
Tabel : 3.4 Kisi-kisi/indikator sikap kepedulian sosial peserta didik ……… 43
Tabel 3.5 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ………. 44
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Butir Angket Kepedulian Sosial Siswa ……… 47
Tabel 4.1 Nilai perhitungan rata-rata dan hasil Simpangan baku pre-test……… 53
Tabel 4.2 Nilai perhitungan rata-rata dan hasil Simpangan baku post-test……… 53
Tabel 4.3. Hasil pengujian distribusi normal variabel penelitian ... 54
Tabel 4.4. Uji homogenitas ... 54
Tabel 4.5.Pengujian Pretest Sikap Kepedulian Sosial Siswa Kedua Kelompok... 55
Tabel 4.6 Pengujian Post-test Sikap Kepedulian Sosial Siswa Kedua Kelompok... 56
Tabel 4.7 Pengujian Sikap Kepedulian Sosial Siswa Kelompok Eksperimen Pada Saat Pretest dan Posttest………. 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design... 9
Gambar 2.1 fase observational learning... 30
Gambar 2.2 hubungan fase observational learning dengan
kepedulian sosial... 32
Gambar 3.1. Desain penelitian ... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat ……….. 68
Lampiran 2. Hasil Perhitungan ……… 77
Lampiran 3. Daftar Tabel ……….. 92
Lampiran 4. Angket Kepedulian Sosial ………. 96
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….. 100
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU NO. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani
adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan
olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif
sepanjang hayat.
Pendidikan Jasmani merupakan bagian penting dari sistem pendidikan
untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik,
pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai
(sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang dan menyeluruh. Pendidikan
Jasmani pada siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya
dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif,
inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan
memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan
dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain)
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Dalam hal
ini sebagaimana yang dikemukakan Abdul Gafur yang dikutip oleh Lutan dan
Cholik (1997:14) yaitu:
“Pembelajaran olahraga adalah sesuatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, keerdasan, dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia indonesia seutuhnya dan berkualitas berdasarkan pancasila”.
Proses belajar mengajar (PBM) merupakan interaksi berkelanjutan antara
perilaku guru dan perilaku siswa (Moston dan asworth,
1994,http://pjhyperx.blogspot.com/2010/10/kaedah-pengajaran-pendidikan-jasmani.html). Salah satu prinsip penting dalam pendidikan jasmani adalah
partisipasi siswa secara penuh dan merata. Oleh karena itu guru pendidikan
jasmani harus memperhatikan kepentingan siswa. Persiapan siswa untuk
mendapatkan pengalaman belajar adalah berupa pengantar yang merujuk pada
komponen antisipasi. Dalam membuka pelajaran guru mempersiapkan siswa
dengan mengembangkan minat mereka pada mata pelajaran tersebut. Dalam
mempersiapkan siswa guru menyampaikan apa yang akan dipelajari dan
hubungannya dengan pelajaran sebelumnya dan aktivitas saat ini atau yang akan
datang.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran padagogis, dan tidak
ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak atau
aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya
Proses belajar mengajar (PBM) pendidikan jasmani memanfaatkan aktivitas
jasmani yaitu terjadinya belajar siswa menyentuh pula aspek sosial siswa. Belajar
sosial siswa bias terjadi manakala guru penjas merancang aktivitas jasmaninya
mengutamakan pada terjadinya interaksi diantara siswa. Pendidikan jasmani
selalu mengutamakan gerak, tetapi gerak itu sendiri menyentuh aspek sosial
siswa. Dampak sosial dari belajar gerak ini dapat dimanfaatkan guru untuk
mempengaruhi aspek sosial siswa. (http://widhoy.multiply.com/journal/item/15)
Banyaknya jumlah anak yang mengalami gangguan perilaku perlu
mendapat perhatian yang serius untuk segera diberikan intervensi yang tepat.
Penelitian menunjukkan bahwa gangguan perilaku ini berdampak sangat
merugikan, tidak hanya bagi anak-anak dan remaja yang mengalaminya, tetapi
juga bagi masyarakat. Meskipun anak dengan masalah perilaku tidak selalu
menjadi dewasa yang antisosial, namun sebagian besar diantara mereka setelah
dewasa cenderung terlibat dengan tindakan kriminal dan mengembangkan
perilaku antisosial, serta bermasalah dengan obat-obatan.
Dalam beberapa harian media cetak disebutkan bahwa sering terjadinya
tawuran antar pelajar, pemakaian obat-obat terlarang, pergaulan bebas, dan sedang
marak kasus pada saat ini adalah kasus geng motor. Pada beberapa media cetak
disebutkan bahwa kebanyakan anggota geng motor tersebut adalah pelajar tingkat
menengah atas. Anak-anak tersebut juga cenderung memiliki masalah psikologis,
sulit menyesuaikan diri dengan pendidikan dan pekerjaan, memiliki perkawinan
yang tidak stabil, resisten terhadap upaya penyembuhan, serta cenderung akan
bersikap keras dalam mengasuh anak-anaknya yang pada akhirnya akan membuat
anak-anak mereka mengalami gangguan perilaku juga. Gangguan perilaku
merupakan gangguan yang bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang saling berinteraksi. Faktor-faktor keluarga seperti pola asuh orang tua
dan stabilitas keluarga, dan faktor lingkungan seperti kualitas hubungan dengan
sebaya.
Salah satu dampak dari interaksi beberapa faktor di atas yang cukup
penting mempengaruhi munculnya gangguan perilaku adalah rendahnya
untuk menjalin interaksi yang efektif dengan orang lain atau lingkungan.
Rendahnya kepedulian sosial ini membuat anak kurang mampu menjalin interaksi
secara efektif dengan lingkungannya dan memilih tindakan agresif. Anak-anak
tersebut cenderung mengganggap tindakan agresif merupakan cara yang paling
tepat utnuk mengatasi permasalahan sosial dan mendapatkan apa yang diinginkan.
Akibatnya, anak-anak tersebut sering ditolak oleh orang tua, teman sebaya, dan
lingkungan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMA 1 Negeri
Margahayu, terdapat siswa-siswa yang masih kesulitan dalam berhubungan
dengan teman sebayanya, seperti tidak mau bekerjasama dengan teman yang tidak
dekat dengan siswa tersebut dan hanya mau bermain dengan teman yang sudah
dekat dengannya saja, terkadang terjadi konflik yang menyebabkan suatu
kekerasan, perasaan benci, amarah, dan menyebabkan timbulnya keinginan untuk
menghancurkan lawan.
Secara sosiologis, hal itu terjadi tatkala individu atau kelompok yang
beriteraksi mengabaikan norma dan nilai-nilai sosial dalam mencapai tujuannya
masing-masing. Dengan diabaikannya norma dan nilai-nilai sosial ini akan terjadi
tindakan-tindakan irasional yang cenderung merugikan pihak lain namun
mengguntungkan diri sendiri. Akibatnya terjadi konflik yang bermuara pada
kekerasan. Nilai-nilai sosial sangat penting bagi anak, karena berfungsi sebagai
acuan bertingkah laku terhadap sesama, sehingga dapat diterima di masyarakat.
Kepedulian sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan
yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain.
Mengingat pentingnya kepedulian sosial bagi siswa, maka penelitian
menitikberatkan pada bagaimana meningkatkan kepedulian sosial kepada siswa.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepedulian
sosial kepada siswa yaitu melalui aktivitas luar sekolah yaitu outbound activity.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut, penulis ingin mencoba untuk
melakukan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh aktivitas jasmani dalam
permainan aktivitas luar sekolah terhadap kepedulian sosial siswa kelas X di
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini akan membahas mengenain kepedulian sosial yang dimana
dapat ditumbuh kembangkannya melalui penerapan kegiatan aktivitas jasmani
diluar sekolah (alam terbuka). Kepedulian sosial yang dimaksud adalah perilaku
peduli sesama siswa. Artinya siswa menunjukan sikap tolong menolong,
menerima siswa lainnya, dan menunjukan sikap simpati serta empati sesama
siswa. Aktivitas luar sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah psikal
berupa aktivitas permainan untuk menjalin kebersamaan sesama siswa. besarnya
harapan aktivitas permainan dapat menggugah kepedulian siswa.
Atas uraian pernyataan masalah-masalah diatas, maka dapat dinyatakan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh signifikan dari aktivitas jasmani luar sekolah terhadap
kepedulian sosial siswa?
2. Apakah ada pengaruh signifikan pada siswa yang tidak menjalani aktivitas
jasmani luar sekolah terhadap kepedulian sosial siswa?
3. Apakah ada perbedaan kepedulian sosial siswa yang signifikan diantara siswa
yang menjalani aktivitas luar sekolah dalam hal yang sama pada siswa yang
tidak menjalani perlakuan aktivitas luar sekolah ?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kepedulian
sosial siswa dalam proses pembelajaran penjas, secara khusus tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh signifikan dari aktivitas jasmani luar sekolah terhadap kepedulian
sosial siswa.
2. Pengaruh signifikan pada siswa yang tidak menjalani aktivitas jasmani luar
sekolah terhadap kepedulian sosial siswa.
3. Perbedaan kepedulian sosial siswa yang signifikan diantara siswa yang
menjalani aktivitas luar sekolah dalam hal yang sama pada siswa yang tidak
D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penelitian ini adalah:
1. Bagi guru dapat dimanfaatkan sebagai salah satu altenatif didalam memilih
pembelajaran aktivitas permainan bukan hanya untuk pembelajaran permainan
yang berkaitan dengan cabang olahraga.
2. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat meningkatkan kerja sama,toleransi,saling
menghargai dan disiplin siswa dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
penjas.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran penjas disekolah.
4. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan
dalam menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kerja sama,
toleransi, saling menghargai, displin dan keaktifan siswa.
E. Batasan Penelitian
Supaya penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup
penelitian agar tidak terlalu luas dan untuk menghindari kesalahan tafsiran
khususnya istilah-istilah yang tertera dalam penelitian ini. Adapun batasan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menyadari atas keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan
penulis, maka penelitian ini penulis tujukan pada pengaruh aktivitas
jasmani dalam permainan aktivitas luas sekolah (outbound activity/soft
games) terhadap kepedulian sosial.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepedulian sosial siswa akan
tetapi yang akan diteliti meliputi tolong menolong, peduli, empati, simpati,
toleransi, dan kerjasama.
3. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas jasmani luar sekolah.
Dalam hal ini peneliti menerapkan fun outbound seperti sap-sip-sup, how
long you can go, moving bom, salome, water volcano, spider web dan
4. Sumber data atau populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa
SMA 1 Negeri margahayu sesuai untuk kebutuhan penelitian ini.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar diperlukan sebagai pegangan dalam pelaksanakan proses
penelitian, anggapan dasar merupakan suatu titik tolak pendapat dalam menilai
suatu bahasan dengan menelusuri gejala yang akan diamati dalam suatu penelitian
atau sebagai titik tolak dari proses yang dilakukan dalam penelitian dan harus
didasarkan atas kebenaran yang telah diyakini oleh para peneliti. Dalam hal ini
Arikunto (2006:24) menjelaskan bahwa ”anggapan dasar adalah sesuatu yang
diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang
dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya.”
Pada dasarnya manusia dalam menjalankan hidupnya tidak terlepas dari apa
yang dinamakan dengan aktivitas, karena aktivitas merupakan salah satu ciri
hakiki dari manusia sebagai makhluk hidup. Dengan beraktivitas manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan fisik ataupun kebutuhan rohani.
Aktivitas jasmani merupakan suatu kegiatan yang melibatkan jasmani
bergerak, dengan kata lain aktivitas jasmani berarti gerak badan. Seperti menurut
Abduljabar (2008:2) yang menyatakan bahwa “Aktivitas jasmani adalah semua bentuk menggerakan badan, termasuk gerak berjalan kaki, berlari, melempar,
menangkap, merayap, merangkak, berlompat, berloncat, dan bentuk gerak dasar
lainnya.” Berdasarkan pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
aktivitas jasmani merupakan kegiatan mengerakkan anggota badan seperti berlari,
melompat, merayap, melempar, mengayun, menangkap dan bentuk gerak lainnya.
Aktivitas jasmani atau gerak badan yang selama ini juga terkait dangan
istilah human movement yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan menjadi
gerak insani atau gerak manusiawi. Gerak insani merupakan inti dari semua
bentuk istilah seperti olahraga pendidikan, olahraga kesehatan, olahraga
rehabilitatif, olahraga adaptif, termasuk pula pendidikan jasmani dan pendidikan
maknanya, mencangkup semua tema yang terkait dengan menggerakan badan.
Menurut Sunarya (2007:41) menyatakan bahwa:
Aktivitas jasmani dipaparkan sebagai kegiatan pelaku gerak untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif dan sosial. Aktivitas ini harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan pelaku.
Berdasarkan pendapat di atas aktivitas jasmani berfungsi untuk
meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup
aspek kognitif, afektif dan sosial. Sebaiknya aktivitas jasmani yang dilakukan
sesuai dengan tingkat perkembangan, selain itu aktivitas jasmani bisa dilakukan
kapan saja tergantung kebutuhan dan dapat dilakukan di dalam ruangan (indoor).
G.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh
data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam
pelaksanaan sangat penting, karena dengan menggunakan metode penelitian yang
tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan yaitu untuk menguji
apakah aktivitas jasmani dalam permainan outbound dapat berpengaruh terhadap
sikap kepedulian siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperiment atau eksperimen semu.
Penelitian kuasi eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik
(Sukardi 2003:183). Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variabel
yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat
dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam
eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi
laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk
ini adalah eksperimen semu (kuasi eksperimen). Jenis desain dalam penelitian ini
berbentuk desain The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design
(Sukardi 2003:185).
Subjek dalam penelitian ini dipilih secara acak, tetapi diterima apa adanya
subjek untuk diteliti. Subjek penelitian dibagi dalam dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, yaitu pembelajaran permainan
outbound dengan pendekatan analisis nilai, sedang kelompok kontrol tidak
mendapatkan perlakuan pembelajaran permainan outbound dengan pendekatan
analisis nilai tapi menggunakan metode konvensional. Perlakuan yang diberikan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kedua tipe pembelajaran yang
diterapkan terhadap sikap kepedulian sosial. Gambaran dari random desain
pretes-postes grup atau randomized, pretes-pretes-postest control group design dapat dilihat
pada gambar berikut ini:
Treatment Group R Y1 X Y2
Control Group R Y1 - Y2
Gambar 1.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Sukardi
2003:185).
Keterangan:
R : Random assignment untuk kelas eksperimen dan kelas control
- : Control tidak diberi perlakuan khusus (penerapan konvensional),
merupakan perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas control yang
diasumsikan merupakan efek dari treatment atau perlakuan yang diberikan
sewaktu eksperimen
Y : prates dan pascates yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol
X : perlakuan pembelajaran kelas eksperimen aktivitas permainan outbound
Y : perlakuan pembelajaran kelas kontrol dengan model konvensional (model
guru)
Di penelitian pendidikan, komponen konstruk yang terkait dengan variable
subjek yang hendak diteliti, sering diidentifikasi sebagai variable penting dalam
kemampuan, sikap, hubungan manusia dengan manusia lainnya dan interes
individu maupun kelompok. Variable selalu menjadi objek perhatian yang
menarik bagi peneliti pendidikan.
Tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang dites
direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat
menunjukan kedalam angka. Subjek dalam hal ini, harus bersedia mengisi
item-item dalam tes yang sudah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran
guna menggambarkan respons subjek terhadap item yang diberikan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert guna mengukur
persepsepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap atau tingkah laku yang
diinginkan oleh peneliti dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada
responden. Responden dianjurkan memilih katagori jawaban yang telah diatur
oleh peneliti, misalnya sering dilakukan (SD), dilakukan (D), pernah dilakukan
(PD), dan tidak pernah dilakukan (TPD).
Tabel 1.1 Contoh pernyataan dalam skala likert.
Pernyataan (SD) (D) (PD) (TPD)
Saya akan menolong teman yang kecelakaan dalam perjalanan walaupun saya harus tidak masuk sekolah
Saya selalu mengabaikan jika teman saya itu miskin
Selain dengan tes peneliti juga menggunakan instrument lain yaitu
observasi. Dalam penelitian ini, instrument observasi digunakan sebagai alat
pelengkap. Dalam observasi ini peneliti lebih banyak menggunakan salah satu
dari pancainderanya yaitu indra penglihatan. Observasi akan lebih efektif jika
informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku, dan
H. Populasi dan Sampel
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Margahayu Kab. Bandung.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar pada kelas X di SMAN
1 Margahayu pada tahun ajaran 2012/2013, jumlah populasi keseluruhan adalah
438 orang.
Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil sebagian dari populasi
untuk dijadikan sampel. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:131)
bahwa “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti.” Tentang jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada pendapat Arikunto (2006:134) sebagai berikut “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”
Sampel penelitian diperoleh untuk menentukan kelas eksperimen yaitu kelas
yang akan dikenai perlakuan dengan menggunakan aktivitas permainan outbound/soft
games, dan kelas kontrol yaitu kelas yang tidak dikenai perlakuan. Dari sepuluh kelas
yang ada pada kelas X peneliti hanya mengambil dua kelas saja, satu kelas sebagai
kelas kontrol dan satu kelas lagi sebagai kelas eksperimen.
Pertimbangan penetapan siswa kelas X (sepuluh) dalam penelitian ini,
karena siswa di kelas XII (sebelas) sudah terjadinya penjurusan bidang akademik,
sedangkan siswa kelas XII (duabelas) dalam persiapan menghadapi Ujian
Nasional. Karakteristik gerak siswa kelas X (sepuluh) disini cenderung hampir
sama kecuali beberapa siswa yang ikut dalam jalur prestasi olahraga pada saat
penerimaan siswa baru. Oleh karena itu kelas X (sepuluh) dianggap paling ideal
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Suatu hasil dari penelitian harus diuji
melalui metode yang diterapkan. Sehingga dari penerapan metode akan diketahui
apakah tujuan penelitian berhasil atau gagal. Seperti yang dijelaskan oleh Sudjana
(2005:25) bahwa “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan
telaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandanganpandangan
filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Hal ini diperkuat
dengan adanya teori dari para ahli yang mengemukakan metode sebagai suatu cara
untuk mengetahui pencapaian tujuan penelitian kita, yang diungkapkan oleh
Surakahmad (1990) yang dikutip dari Darsono (2011:52), sebagai berikut:
Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk
mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan
teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidikan,
perhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian
Dalam suatu penelitian terdapat banyaknya metode penelitian yang berbeda
satu sama lain. Hal ini dipengaruhi oleh tujuan hingga rumusan masalah yang akan
diteliti. Maka perlu adanya perbandingan lurus antara rumusan masalah yang hendak
diteliti dengan metode penelitian yang digunakan. Ada beberapa jenis metode
penelitian yang sering digunakan, metode tersebut adalah metode historis, deskriptif
dan eksperimen.
Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh data,
menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam
pelaksanaan sangat penting, karena dengan menggunakan metode penelitian yang
aktivitas jasmani dalam permainan outbound dapat berpengaruh terhadap sikap
kepedulian sosial siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuasi eksperiment atau eksperimen semu. Penelitian kuasi
eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Untuk melaksanakan eksperimen secara murni maka variabel yang mungkin berpengaruh dan
mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang
ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat
penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari
sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variabel bebas dan terikat
secara ketat, maka bentuk penelitian ini adalah eksperimen semu (kuasi eksperimen).
Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain The Randomized
Pretest-Posttest Control Group Design. Dengan demikan penelitian ini akan menguji aspek
perilaku siswa melalui aktivitas outbound kepada salah satu kelompok siswa. Satu
kelompok akan diberikan sebuah bentuk perlakuan khusus melalui aktivitas
outbound, sedangkan kelompok satunya tidak akan menerima perlakuan aktivitas
outbound dan digunakan sebagai pembanding dilakukan melalui randomize sampling.
Yaitu kelompok eksperimen dengan sengaja diberi sebuah perlakuan dengan aktivitas
outbound melalui permainan-permainan yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku siswa. Sebelum melakukan sebuah bentuk perlakuan peneliti terlebih
dahulu melakukan prates yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kepedulian
sosial siswa melalui tes sikap yaitu menggunakan skala likert. setelah prates
dilakukan lalu diberikan sebuah perlakuan pada kelompok eksperimen dengan
sengaja agar siswa mengalami sebuah perubahan sikap dan perilaku seperti apa yang
diharapkan peneliti. Setelah beberapa kali kelompok eksperimen diberikan perlakuan
aktivitas outbound peneliti memberikan post-test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol guna untuk mengetahui seberapa besar perubahan kepedulian sosial
uji dan lalu dibandingkan nilai pra-tes dan post-test dan dilihat sebarapa besar
perbandingannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan secara sengaja melalui
didaktik dan metodik pembelajaran penjas dengan pembelajaran aktivitas outbound
untuk mengetahui perubahan sikap dan perilaku kepedulian sosial siswa.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Margahayu Kab. Bandung.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang terdaftar pada kelas X di SMAN 1
Margahayu pada tahun ajaran 2012/2013, jumlah populasi keseluruhan adalah 438
orang.
b. Sampel
Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil sebagian dari populasi untuk
dijadikan sampel. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:131) bahwa “Jika
kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”
Tentang jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada pendapat Arikunto
(2006:134) sebagai berikut “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih.” Sampel penelitian diperoleh untuk menentukan kelas eksperimen yaitu kelas yang akan dikenai perlakuan dengan aktivitas permainan outbound, dan kelas
kontrol yaitu kelas yang tidak dikenai perlakuan. Dari sepuluh kelas yang ada pada kelas
X peneliti hanya mengambil dua kelas saja, satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu
kelas lagi sebagai kelas eksperimen. Pertimbangan penetapan siswa kelas X (sepuluh)
dalam penelitian ini, karena siswa di kelas XII (sebelas) sudah terjadinya penjurusan
bidang akademik, sedangkan siswa kelas XII (duabelas) dalam persiapan menghadapi
sama kecuali beberapa siswa yang ikut dalam jalur prestasi olahraga pada saat
penerimaan siswa baru. Oleh karena itu kelas X (sepuluh) dianggap paling ideal
untuk penelitian ini. Adapun karakteristik sampel sebagai berikut:
Table 3.1
Karakteristik sampel
Sampel Kelas
Eksperimen Kontrol
Laki-laki 18 19
Perempuan 22 21
Usia 16 tahun 16 tahun
C.Desain Penelitian dan langkah-langkah Penelitian
Desain yang dinilai sesuai untuk penelitian yang dapat mengkontrol perlakuan
dalam eksperimen adalah kuasi eksperimen. Adapun desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah eksperimen dengan desain The Randomized Pretest-Posttest
Control Group Design. Rancangan penelitian yang dimaksud dapat dilihat dalam
diagram berikut:
Treatment Group R Y1 X Y2
Control Group R Y1 - Y2
Gambar 3.1 The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Sukardi
2003:185).
Keterangan:
R : Random assignment untuk kelas eksperimen dan kelas control
- : Control tidak diberi perlakuan khusus (penerapan konvensional), merupakan
perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas control yang diasumsikan merupakan
efek dari treatment atau perlakuan yang diberikan sewaktu eksperimen
Y : prates dan pascates yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
X : perlakuan pembelajaran kelas eksperimen aktivitas permainan outbound
Y : perlakuan pembelajaran kelas kontrol dengan model konvensional (model
Selanjutnya dalam penelitian ini penulis menggambarkan rancangan atau
langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut :
Gambar 3.2 Bagan rancangan penelitian
Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut di atas dari sebelum
penelitian sampai akhir penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tahapan I
a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian Kelompok
Eksprimen
Studi Pendahuluan
Persiapan penelitian
Penyusunan materi, membuat rancangan media,instrument, uji
coba. Menentukan Sampel penelitian
Kelompok Kontrol
Aktivitas permainan outbound
Pre-test
Post-test
Pembelajaran konvensional
Pengolahan & Analisis data Laporan penelitian/ skripsi Wawancara
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian.
c. Menghubungi pihak sekolah dan menghubungi guru mata pelajaran
bersangkutan.
d. Membuat surat izin penelitian
e. Menentukan sampel penelitian.
f. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Tahapan II
a. Memberikan pretest pada sampel penelitian untuk mengetahui keadaan awal..
b. Memberikan perlakuan pada sampel penelitian yaitu dengan menerapkan
aktivitas permainan outbound
c. Memberikan post test pada sampel penelitian untuk mengetahui apakah ada
peningkatan hasil belajar terhadap materi yang disampaikan setelah diberikan
perlakuan.
3. Tahapan III
a. Mengolah dan menganalisis data hasil post test
b. Menganalisis hasil penelitian
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data
untuk menjawab permasalahan penelitian.
Selain membuat tahapan-tahapan bentuk penelitian peneliti membuat program
perlakuan untuk kelas eksperimen sebagai berikut:
Tabel 3.2 program perlakuan kelas eksperimen
Perlakuan Tanggal Alokasi waktu Jenis permainan
1 10 nopember 2x45 menit Pre-test
2 17 nopember 2x45 menit Sap-sip-sup
Bola gila
3 24 nopember 2x45 menit Salome
Pohon Tumbang
4 1 desember 2x45 menit How long you can go
Dragon war
5 8 desember 2x45 menit Pralon bolong
Moving bom
Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan
dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
merupakan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium,
dan/atau lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam
RPP membuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya
pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar (Depdiknas, 2006 : 17).
Dalam menyusun RPP, guru harus mencantumkan Standar Kompetensi (SK) yang
memayungi Kompetensi Dasar (KD) yang akan disusun dalam RPPnya. RPP harus memuat
secara rinci tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian.
Dalam menyusun RPP, guru harus berpedoman pada kurikulum dan silabus. RPP
harus dapat menggambarkan kegiatan belajar mengajar yang diharapkan guru. Dalam
terminologi kurikulum 2004 disebut skenario pembelajaran. Dengan demikian, RPP
merupakan pedoman guru melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
sebagai berikut:
1) mencantumkan Identitas;
2) mencantumkan Tujuan Pembelajaran;
3) mencantumkan Materi Pembelajaran;
4) mencantumkan Metode Pembelajaran;
5) mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran;
6) mencantumkan Sumber Belajar.
Untuk memudahkan penyusunan program pembelajaran, peneliti menampilkan
format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut.
Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : ...
Kelas/Semester : ...
Standar Kompetensi : ...
Kompetensi Dasar : ...
Indikator : ...
Alokasi Waktu : ... x 40 menit ( ... pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
dst
E. Sumber Belajar
F. Penelitian
D.Definisi Operasional
1. Definisi outbound ditinjau dari sudut pandang psikososial adalah Suatu proses
pembelajaran yang berlangsung di alam terbuka, dengan cakupan materi meliputi
pendidikan lingkugan hidup seperti konservasi, pelatihan mengenai petualangan,
terapi dan rekreasi di alam terbuka.
2. Aktivitas permainan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh beberapa anak
untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan
membantu anak untuk mencapai perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral
dan emosional. Aktivitas permainan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
aktivitas permainan yang dilakukan oleh siswa Siswa adalah objek belajar dan
anak didik yang terlibat dalam proses belajar mengajar di sekolah dalam rangka
3. Kepedulian sosial berarti sikap memerhatikan atau menghiraukan urusan orang
lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang di maksud bukanlah
untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan
permasalahan yang di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian.
Merujuk kepada pendapat Raven (1977: 221-227), yang meliputi nilai: (1) kasih
sayang (tolong menolong, dan kepedulian); (2) tanggung jawab (disiplin, dan
empati ); dan (3) keserasian hidup (toleransi dan kerjasama).
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes sikap
dalam bentuk pernyataan atau kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti dibawah
bimbingan ahli. Tes sikap dikembangkan untuk mendapatkan pemahaman tentang
sikap kepedulian sosial peserta didik. Berikut disajikan kisi-kisi instrumen penelitian,
dimana nilai-nilai kepedulian sosial yang dikembangkan dalam penelitian ini
berdasarkan pendapat Raven (1977: 221-227), yang meliputi nilai: (1) kasih sayang
(tolong menolong, dan kepedulian); (2) tanggung jawab (disiplin, dan empati ); dan
(3) keserasian hidup (toleransi dan kerjasama).
Tabel : 3.4 Kisi-kisi/indikator sikap kepedulian sosial peserta didik
Variable Sub Variabel Indikator No. pernyataan
Sikap kepedulian
sosial
Kasih sayang Tolong menolong 1,2,3,4,5,6,7,8
Peduli 9,10,11,12,13,14,15,16 Tanggung jawab Disiplin 17,18,19,20,21,22,23,24
Empati 24,25,26,27,28,29,30,31,32 Keserasian hidup Toleransi 33,34,35,36,37,38,39,40,
Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut
di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal
dalam skala. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk
pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai
alternatif jawaban dalam skala, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert.
Sudjana dan Ibrahim (2004:107) menjelaskan sebagai berikut:
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setujudan sangat tidak setuju.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam skala, penulis menetapkan
kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif,
yaitu Sangat Sering Dilakukan = 5, Sering Dilakukan = 4, dilakukan = 3, Pernah
Dilakukan = 2 dan Tidak Pernah Dilakukan = 1. Kategori untuk setiap butir
pernyataan negatif, yaitu Sangat Sering Dilakukan = 5, Sering Dilakukan = 4,
dilakukan = 3, Pernah Dilakukan = 2 dan Tidak Pernah Dilakukan = 1. Kategori
pemberian skor tampak dalam Tabel 3.5
Tabel 3.5
Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif jawaban Skor alternatife jawaban Positif Negatif Sangat Sering Dilakukan (SSD) 5 1
Sering Dilakukan (SD) 4 2
Dilakukan (D) 3 3
Pernah Dilakukan (PD) 2 4
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, dan angket/ kuesioner.
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas
pembelajaran permainan outbound dengan Menggunakan model pembelajaran
kooperatif learning di kelas eksperimen yang meliputi kegiatan awal, inti dan akhir.
2. Angket/ Kuesioner
Angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi
dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti (Nasution,
2004: 129)
Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup
karena jawaban pertanyaan dalam angket telah disertakan atau disediakan. Angket
diberikan sesudah perlakuan pembelajaran permaianan aktivitas outbound
dilaksanakan. Tujuan penyebaran angket adalah untuk mengetahui respon siswa dan
guru terhadap model dan metode yang telah diterapkan.
F. Proses pengembangan instrumen
1. Uji Validitas
Suharsimi Arikunto (2006: 168) menjelaskan definisi validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat ukur ini mengukur apa yang seharusnya
diukur. Adapun daya beda butir juga dihitung dari hubungan atau korelasi item tes
terhadap skor total tes. Untuk menentukan daya beda butirdapat dilakukan dengan
digunakanrumus korelasi Product Moment dariPearson. Rumus korelasi Product
Nilairxy yang diperoleh akan kemudian dilanjutkan taraf signifikasi korelasi
dengan menggunakan t student yaitu,
√
Selanjutnya membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dalam taraf
nyata 0.05 atau dengan tingkat kepercayaan 95%. Instrumen penelitian ini memiliki
tingkat kebebasan n1 + n2 – 2 maka dapat dinilai t-tabel menunjukkan harga 1.71.
Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan
pendekatan signifikansi, yaitu jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel maka
dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data (valid),
tetapi jika sebaliknya, jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel maka pernyataan tersebut
tidak signifikan, dengan kata lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai
alat pengumpul data (tidak valid). Adapun hasil uji validitas angket dapat dilihat pada
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Butir Angket Kepedulian Sosial Siswa
No T- Tabel T- Hitung Keterangan
1 1.71 2.331 Valid
2 1.71 2.349 Valid
3 1.71 3.225 Valid
4 1.71 1.595 Tidak valid
5 1.71 2.629 Valid
6 1.71 2.658 Valid
7 1.71 0.032 Tidak valid
8 1.71 2.954 Valid
9 1.71 2.055 Valid
10 1.71 2.537 Valid
11 1.71 3.524 Valid
12 1.71 1.759 Valid
13 1.71 1.605 Tidak valid
14 1.71 3.087 Valid
15 1.71 1.701 Tidak valid
16 1.71 2.775 Valid
17 1.71 2.285 Valid
18 1.71 3.283 Valid
19 1.71 3.234 Valid
20 1.71 1.909 Valid
21 1.71 -0.075 Tidak valid
22 1.71 0.938 Tidak valid
23 1.71 2.733 Valid
25 1.71 2.487 Valid
26 1.71 2.506 Valid
27 1.71 1.695 Tidak valid
28 1.71 2.252 Valid
29 1.71 1.937 Valid
30 1.71 2.319 Valid
31 1.71 0.612 Tidak valid
32 1.71 2.538 Valid
33 1.71 1.093 Valid
34 1.71 2.066 Valid
35 1.71 1.897 Valid
36 1.71 1.479 Valid
37 1.71 2.573 Valid
38 1.71 2.127 Valid
39 1.71 1.494 Tidak valid
40 1.71 0.612 Tidak valid
41 1.71 3.289 Valid
42 1.71 3.275 Valid
43 1.71 2.054 Valid
44 1.71 2.841 Valid
45 1.71 1.617 Tidak valid
46 1.71 2.944 Valid
47 1.71 1.506 Tidak valid
Berdasarkan perhitungan validitas terhadap perilaku sosial siswa angket yang
berjumalh 48 butir pertanyaan setelah diolah ternyata terdapat 36 butir pertanyaan
tersebut mmenuhi syarat untuk digunakan atau mampu mengukur apa yang hendak
diukur.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk kepada keajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes
adalah apabila dengan tes yang sama diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda,
atau tes yang berbeda diberikan pada kelompok yang sama akan memberikan hasil
yang sama. Jadi, berapa kalipun dilakukan tes dengan instrumen yang reliabel akan
memberikan data yang sama. Untuk memperoleh reliabilitas soal sikap kepedulian
sosial digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu (Suharsimi Arikunto, 2006: 178-196):
r11 =
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b = Jumlah variansi skor butir soal ke-i i = 1, 2, 3, 4, …n
2 t
= Variansi total
Nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach
kemudian akan dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan = 0,05 dan dk = N-2
(N = banyaknya siswa). Bila rhit> rtab maka instrumen dinyatakan reliabel. Sedangkan
untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen digunakan kategori sebagai
1. 0,800 – 1,000 : sangat tinggi 2. 0,600 – 0,799 : tinggi
3. 0,400 – 0,599 : cukup 4. 0,200 – 0,399 : rendah 5. 0,000 – 0,199 : sangat rendah
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program
exceldiperoleh rhitung = 0.963 >0,423 = rtabeldengan = 0,05 dan dk = 23. Dalam hal
ini koefisien reliabilitas instrumen termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.
G. Teknik Pengolahan Data
1. Identifikasi Data
Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa kemampuan
siswa dalam pembelajaran menulis cerpen yang dihasilkan dari nilai pada tes awal
dan tes akhir. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik
statistik sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Statistik diperlakukan sebagai
alat bantu dalam memahami data penelitian.
Peneliti melakukan pengidentifikasian data agar dalam pengolahannya tidak
mengalami kesulitan. Data kualitatif untuk angket, peneliti menentukan penskoran
berskala positif. Data tersebut dianalisis berdasarkan aspek-aspek yang dinilai.
Penggunaan skala penilaian ini dilakukan untuk menghindari subjektivitas penilaian
yang mungkin terjadi. Hasil analisis tersebut diberi komentar berdasarkan kriteria
teoretik.
2. Analisis Data
Sebagaimana telah diuraikan di atas, analisis data kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik. Data yang diolah menghasilkan selisih antara skor
3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai
berikut Oi : frekuensi yang tampak
Ei : frekuensi yang diharapkan
4. Uji Homogenitas
Teknik pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut:
Untuk mendapatkan perbedaan dua rata-rata untuk n (sampel) lebih dari 30
menggunakan rumus uji t sebagai berikut:
2
Keterangan : M1 = mean sampel kelompok eksperimen M2 = mean sampel kelompok kontrol
n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah sampel kelompok kontrol
S12 = variansi sampel kelompok eksperimen
S22 = variansi sampel kelompok kontrol
untuk mengalisis data nilai kemampuan menulis dilakukan dua tahap pengujian
1. Uji kesamaan dua rata-rata dengan uji dua pihak. Uji dua pihak ini dilakukan
untuk melihat perbedaan hasil yang didapat antara kelas kontrol dengan kelas
eksperimen. Hipotesis yang diuji, yaitu:
HO = (µ1=µ2). Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas kontrol
dan eksperimen sama)
H1 = (µ1≠µ2). Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas
kontrol dan eksperimen berbeda)
Kriteria pengujian yaitu:
- H0 diterima jika –t 1-1/2-α< t < t 1-1/2-α
- H0 ditolak jika t ≤ –t 1-1/2-α atau t ≥ t 1-1/2-α
Di mana t 1-1/2-α didapatkan dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2 – 2) dan
peluang 1-1/2α ( Sudjana, 2002:239).
2. Uji kesamaan rata-rata dengan uji satu pihak. Hasil ujian kesamaan dua rata-rata
di atas adalah uji kesamaan rata-rata yang menguji apakah ada perbedaan hasil
nilai yang didapat antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, tetapi belum
diketahui secara pasti apakah kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Untuk mengetahui lebih lanjut apakah hasil yang diperoleh kelas eksperimen lebih
baik dari pada kelas kontrol, maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji kesamaan dua
rata-rata satu pihak. Untuk keperluan uji satu rumus yang dipergunakan masih
sama dengan uji rata-rata dua pihak, yang membedakan hanya dalam hipotesis
yang diuji dan kriteria pengujian saja.
Hipotesis yang diuji adalah
HO = (µ1=µ2). Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas kontrol
dan eksperimen sama)
H1 = (µ1≠µ2). Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas
kontrol dan eksperimen berbeda)
Kriteria pengujian yaitu:
Berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan t tabel:
- H0 ditolak jika statistik hitung > statistik tabel atau ( t > t1-α)
Di mana t1-α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2– 2) dan peluang 1-α (
Sudjana, 1996:242).
Pengujian rata-rata dengan mengujikan uji t di atas dilakukan jika data diasumsikan
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homongen. Jika data tidak berdistribusi
normal maka pengujian kesamaan dua rata-rata untuk dua sampel bebas menggunakan uji U
Mann – Whitney. Menurut Ruseffendi (1998:308) menyatakan bahwa uji U Mann–Whitney
adalah uji nonparametrik yang cukup kuat sebagai pengganti uji-t, dalam hal ini asumsi
distribusi t tidak terpenuhi. Rumus yang digunakan dalam uji U Mann–Whitney, yaitu:
∑
∑
Keterangan:
= jumlah sampel a = jumlah sampel b = peringkat sampel a = peringkat sampel b
Hipotesis yang diuji adalah:
HO = (µ1=µ2). Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata kelas kontrol
dan eksperimen sama)
H1 = (µ1≠µ2). Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata kelas
kontrol dan eksperimen berbeda)
Kriteria pengujiannya yaitu:
- HO terima jika harga U hitung > U tabel
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara umum penelitian ini menyimpulkan bahwa : aktivitas permainan
outbound memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan sikap
kepedulian Sosial Peserta didik Pada pembelajaran pendidikan jasmani di SMAN 1
Margahayu Kabupaten Bandung.
Kesimpulan khusus yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan sikap kepedulian sosial antara kelas eksperimen yang
menggunakan aktivitas permainan outbound dibandingkan kelas kontrol
yang tidak aktivitas permainan outbound pada saat post-test.
2. Terdapat perbedaan sikap kepedulian sosial yang signifikan antara
pengukuran awal (pre test) dengan pengukuran akhir (post test) pada kelas
eksperimen dengan menggunakan Pendekatan aktivitas permainan
outbound.
3. Tidak terdapat perbedaan sikap kepedulian sosial peserta didik antara
pengukuran awal (pre test) dengan pengukuran akhir (post test) pada kelas
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang diberikan yaitu:
1. Melihat semakin banyaknya masalah yang terjadi dikalangan remaja
danpelajar, maka pembelajaran aktivitas permainan outbound dapat
dijadikan model dalam pembelajaran, karena model ini terbukti memberi
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan sikap
kepedulian sosial peserta didik.
2. Bagi guru yang ingin mengimplementasikan model ini sebaiknya
memahami prinsip-prinsip penting yang mendukung keberhasilan
pembelajaran aktivitas permainan outbound, diantaranya yaitu:
menentukan target nilai yang akan dicapai sebelum pembelajaran
dilaksanakan, mempersiapkan media stimulus pembelajaran, Memberikan
pertanyaan, pernyataan dan tugas gerak yang menggugah emosi
siswa,selanjutnya melaksanakan tahap pembelajaran dengan urutan;
penyajian stimulus, perumusan masalah, identifikasi masalah, penentuan
masalah yangakan dipecahkan, klarifikasi masalah, pemecahan masalah
dan terahir tindak lanjut kegiatan pembelajaran .
3. Dalam memberikan isu masalah sosial sebaiknya dimulai dengan
isu-isu masalah sosial yang ada di lingkungan siswa, membangun pengetahuan
4. Implementasi pembelajaran hendaknya mengacu kepada RPP yang telah
dibuat, dengan tujuan agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
skenario yang telah dibuat.
5. Agar pembelajaran aktivitas permainan outbound dapat berjalan dengan
lancar, hendaknya siswa harus berpartisipasi aktif selama pembelajaran,
mengembangkan kemampuan logisnya dalam proses menentukan
nilai-nilai, membuat keputusan serta menentukan sikap.
6. Untuk mendukung pembelajaran aktivitas permainan outbound, hendaknya
guru membekali diri dengan kemampuan dalam bidang IPTEK.
7. Aktivitas permainan outbound dapat digunakan peneliti lain untuk
menjajaki pengembangan kemampuan afektif dan berpikir lainnya, seperti
berfikir kreatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani maupun
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. 2008. Manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga. Bandung: FPOK
Ancok, D. (2003). Outbound Manajemen Training. Yogyakarta : Uli Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Azwar. S.(2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Gani, N. (2007). Dampak Pendekatan outdoor Education Dalam Pengajaran
Pendidikan Jasmani Terhadap Proses Sosialisasi Siswa SMA. Tesis, UPI
Bandung : Tidak Diterbitkan.
Ghufron & Risnawita. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Jajat. (2006). Pengaruh Outbound Terhadap Kecemasan. Skripsi, UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Kohlberg, Lawrence. (1993). Tahap-tahap Perkembangan Moral. Yogyakarta: Kanisius
Muhammad, A. (2009). The Power of Outbound Training. Jogjakarta : Power Books (IHDINA).
Murniati, Baiq. 2011. Pengaruh Pendekatan Analisis Nilai Dalam Pembelajaran Ips Terhadap Sikap Kepedulian Sosial Peserta Didik.Tesis. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Pandit. (1986). Perjalanan Alam Terbuka. Jakarta: CV Tambak Kusuma.
Prastiwi, Valentina R. 2010. Outbound. Jakarta : Nobel Edumedia
Rahmat, M .(2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta
Raven, J. (1977). Pendidikan, Nilai dan Masyarakat: Tujuan Pendidikan alam
dan pengembangan Kompetensi. London: Hk Lewis & Co.Ltd
Raven, J. (1994). Mengelola pendidikan sekolah efektif: Masalah paling penting
adalah berdamai dengan nilai. New York: Trillium Tekan
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung : CV. Alfabeta.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetisi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Susanta, A. (2010). Outbound Profesional Pengertian, Prinsip Perencanaan, dan
Panduan pelaksanaan. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Dari Internet
Adrianus dan Yufiarti. (2006). Memupuk Karakter Siswa melalui Kegiatan
Outbound. http://widhoy.multiply.com/journal/item/15 Diakses tanggal 20 juni
2012.
Definisi Pendidikan. http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_20_Tahun_2003 diakses tanggal 1 maret 2012
Iwan. 2007. http://www.peloporadventure.co.id/manfaat.html Diakses tangggal 20 juni 2012.
Kusumowidagdo, J. 2002. www.outwardboundindo.org Diakses tanggga 20 juni 2012.
Masalah sosial. http://organisasi.org/definisi-pengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macam-masalah-sosial-dalam-masyarakat. Diakses tanggal 1 maret 2012
Woolfolk, 2009. (http://menatappagi.blogspot.com/2011/11/teori-sosial-kognitif.html). Diakses tanggal 25 juni 2012.
Rizal, http://fpok.upi.edu./outdoor_and_adventure_article.htm Diakses Tanggal 20 Juni 2012.
Teori belajar sosial Bandura. http://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/. Diakses tanggal 24 juni 2012
Teori belajar sosial Bandura http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura-346947.html Diakses tanggal 24 juni 2012