• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesulitan Belajar Kemampuan Pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Kesulitan Belajar Kemampuan Pen"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN : 978

602

14432

2

4

PROCEEDING

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA,

SAINS, DAN TIK STKIP SURYA 2014

“Integrasi Keterampilan Abad 21 Dalam Kurikulum 2013

Untuk Mewujudkan Indonesia Jaya”

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KEMAMPUAN PENALARAN

MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI LUAS PERMUKAAN

DAN VOLUME LIMAS

Sulistiawati

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Surya, sulistiawati@stkipsurya.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam matematika. Siswa mengalami kesulitan pembelajaran materi geometri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar (learning osbtacle) siswa berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis siswa SMP pada materi luas permukaan dan volume limas. Sampel yang diambil adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 29 Bandung sebanyak 35 orang, siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Lembang sebanyak 41 orang dan mahasiswa STKIP Siliwangi Bandung semester 6 sebanyak 49 orang untuk mendapatkan data kesulitan belajar (learning obstacle) siswa. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menganalisis kesulitan-kesulitan siswa dari instrumen yang diberikan. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk tes tertulis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa soal-soal penalaran matematis belum dikuasai oleh siswa (siswa). Hal ini terlihat bahwa jawaban siswa yang mampu menjawab dengan benar untuk siswa SMP Negeri 29 Bandung sebesar 14,29%, siswa SMA Negeri 1 Lembang sebesar 36,75%, dan mahasiswa STKIP Siliwangi sebesar 20,68%. Rata-rata keseluruhan siswa yang mampu menjawab soal-soal penalaran matematis berkaitan dengan luas dan volume limas dengan benar adalah sebesar 23,90%.

Kata Kunci: penalaran matematis, kesulitan belajar (learning obstacle), luas permukaan

limas, volume limas

PENDAHULUAN

Menurut Herman (2007), rendahnya kemampuan siswa SMP dalam memahami matematika sudah dirasakan sebagai masalah yang cukup pelik dalam pengajaran matematika di sekolah. Permasalahan ini muncul sudah cukup lama dan agak terabaikan karena kebanyakan guru matematika dalam kegiatan pembelajaran berkonsentrasi mengejar skor Ujian Akhir Nasional (UAN) setinggi mungkin. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran biasanya difokuskan untuk melatih siswa terampil menjawab soal matematika, sehingga penguasaan dan pemahaman matematika siswa masih terabaikan.

(2)

--- SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

206

berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan mekanistik, pembelajaran berpusat pada guru, konsep matematika disampaikan secara informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang mendalam. Akibatnya, kemampuan penalaran dan kompetensi strategis siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya.

Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa, salah satunya disebabkan oleh pembelajaran matematika yang kurang melibatkan siswa. Apabila dilihat dari kenyataan di lapangan, metode mengajar yang digunakan oleh guru secara umum cenderung guru yang lebih aktif dan siswa pasif menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Sumarmo (dalam Rofingatun, 2006:5) bahwa proses pembelajaran pada umumnya kurang melibatkan aktivitas siswa secara optimal sehingga siswa jarang aktif dalam pembelajaran. Pendapat ini juga didukung oleh Sutiarso (2000) yang menyatakan bahwa kenyataan di lapangan justru menunjukkan siswa pasif dalam proses pembelajaran dan siswa pada umumnya hanya menerima transfer pengetahuan dari guru.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Brueckner, dkk. (1975) mengelompokkan sumber kesulitan belajar siswa ke dalam lima faktor yakni: faktor fisiologis, faktos sosial, faktor emosional, faktor intelektual, dan faktor pedagogis. Di sisi lain, menurut Natawijaya (1980) siswa mengalami kesulitan belajar dalam mencapai konsep belajar sebagaimana yang diharapkan,

1. siswa jarang bertanya karena kebanyakan siswa tidak tahu dan tidak memahami yang ditanyakan,

2. siswa jarang memberikan tanggapan, karena belum mampu menjelaskan ide-ide matematika,

3. beberapa siswa mampu menyelesaikan soal matematika, tetapi kurang memahami apa yang terkandung dalam soal tersebut (tidak meaningful),

4. banyak siswa yang tidak mampu membuat suatu kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Kesulitan-kesulitan belajar yang disebabkan oleh faktor-faktor di atas harus didiagnosa, terutama kesulitan belajar yang berkaitan dengan kesulitan intelektual. Diagnosa kesulitan belajar ini sebagai usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Selain itu, juga mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar serta cara menetapkan dan kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan ) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyek mungkin, dengan memperhatikan apa yang siswa ketahui dan apa yang perlu dipelajari oleh siswa.

Para peneliti mencatat bahwa siswa mengalami kesulitan dan menunjukkan kinerja yang buruk dalam pembelajaran geometri. Usiskin (Halat, 2008) menyatakan bahwa banyak siswa yang gagal dalam memahami konsep-konsep kunci dalam geometri, dan meninggalkan pelajaran geometri tanpa belajar terminologi dasar. Burger dan Shaughnessy (1986) menyatakan bahwa siswa sering salah mengidentifikasi gambar dalam pembelajaran geometri, dan kesulitan pada masalah pembuktian suatu teorema pada bangun geometri. Demikian pula halnya dengan hasil survey Programme for International Students Assesment (PISA) 2000/2001 (Suwaji, 2008) yang menunjukkan bahwa siswa lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk. Penelitian bermaksud untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami oleh siswa dalam pembelajaran geometri khususnya untuk materi luas permukaan dan volume limas yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis siswa. Oleh karena itu pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kesulitan-kesulitan belajar

(learning obstacle) siswa terkait penalaran matematis pada materi luas dan volume limas?

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan analisa data secara deskriptif. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data tentang kesulitan belajar (learning

obstacle) pada siswa berkaitan dengan materi luas dan volume limas. Subyek dalam penelitian

(3)

ISBN : 978

602

14432

2

4

Sampel yang diambil adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 29 Bandung sebanyak 35 orang, siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Lembang sebanyak 41 orang dan mahasiswa STKIP Siliwangi Bandung semester 6 sebanyak 49 orang. Jawaban-jawaban dari siswa selanjutnya dianalisis untuk melihat kesulitan belajar (learning obstacle).

Dalam penelitian ini, indikator penalaran matematis yang akan diukur dan aspek yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Indikator dan aspek penalaran matematis Indikator Penalaran Matematis Aspek Penalaran Matematis

1. Memperkirakan jawaban dan proses solusi

1. Siswa dapat menduga volume air di dalam kubus yang di dalamnya dimasukkan piramida dengan ukuran tertentu.

2. Menganalisis pernyataan-pernyataan dan memberikan penjelasan/alasan yang dapat mendukung atau bertolak belakang

2. Siswa dapat memeriksa jawaban atau pendapat atas pernyataan yang berkaitan dengan jaring-jaring limas.

3. Siswa dapat memeriksa pernyataan berkaitan dengan volume limas yang merupakan bagian dari limas yang lain.

3. Mempertimbangkan validitas dari argumen yang menggunakan berpikir deduktif atau induktif

4. Siswa dapat merancang pola suatu masalah tertentu berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan volume limas, kemudian dapat menunjukkan bukti

kebenaran dari jawaban yang diberikan. 5. Siswa dapat menunjukkan bukti

kebenaran/ketidakbenaran tentang selisih volume limas sebelum dan sesudah mengalami

perpanjangan, jika panjang rusuk alas mengalami perubahan.

4. Menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan serta jawaban adalah benar; dan

memberikan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.

6. Siswa dapat menyajikan alasan dari pernyataan tentang kesamaan volume dari 3 buah limas yang diberikan.

Penskoran terhadap kemampuan penalaran matematis digunakan rubrik penilaian kemampuan penalaran matematis yang dikembangkan oleh Thomson (2006):

Tabel 2. Kriteria Penilaian Penalaran Matematis

Skor Kriteria

4 Jawaban secara substansi benar dan lengkap

3 Jawaban memuat satu kesalahan atau kelalaian yang signifikan

2 Sebagian jawaban benar dengan satu atau lebih kesalahan atau kelalaian yang

signifikan

1 Sebagian besar jawaban tidak lengkap tetapi paling tidak memuat satu

argumen yang benar

0 Jawaban tidak benar berdasarkan proses atau argumen, atau tidak ada respon

sama sekali

(4)

--- SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

208

Tabel 3. Langkah-langkah jawaban tes penalaran matematis luas dan volume limas Nomor

Soal

Aspek Penalaran Matematis

Langkah

Jawaban Kriteria Deskripsi Langkah Jawaban

1 piramida dengan alas 30 cm dan tinggi 40 cm, dan menentukan volume kubus dengan rusuk 40 cm

Alternatif 1 Alternatif 2

Volume kubus

Jadi, air yang ada di dalam kubus setelah piramida di dalamnya dikeluarkan merupakan selisih antara volume kubus dengan volume piramida, sehingga:

Volume air = volume kubus – volume piramida = 64.000 cm3 - 12.000 cm3

(5)

Nomor Soal

Aspek Penalaran Matematis

Langkah

Jawaban Kriteria Deskripsi Langkah Jawaban

2

Salah, limas tersebut dapat digambarkan seperti berikut:

2

Mendeskripsikan posisi

sisi-sisi pada limas Alternatif 1 Alternatif 2

Karena sisi C merupakan sisi samping dan berhadapan dengan sisi A, sedangkan sisi B

merupakan alas limas.

Sisi yang belakang adalah D

3

Alternatif 1 Alternatif 2

(6)

--- SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Jawaban Kriteria Deskripsi Langkah Jawaban

Volume limas T.KLMN

Jika setiap pagi Akbar dapat mengisi akuarium yang berbentuk limas sebanyak 1 m3 namun berkurang sebanyak 0,25 m3 maka air yang tersisa dalam akuarium setiap harinya adalah 0,75 m3. Dengan demikian kita dapat menentukan banyak hari agar akuarium tersebut penuh adalah:

hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3 ... hari ke-n

0,75 m3 1,5 m3 2,25 m3 ... 6 m3

(7)

ISBN : 978

602

14432

2

4

Jawaban Kriteria Deskripsi Langkah Jawaban

Pada hari ke-1 air yang masuk akuarium = 0,75 m3 diperoleh dari 1 x 0,75 m3

Pada hari ke-2 air yang masuk akuarium = 1,5 m3 diperoleh dari 2 x 0,75 m3

Pada hari ke-3 air yang masuk akuarium = 2,25 m3 diperoleh dari 3 x 0,75 m3

Sehingga untuk hari dimana akuarium penuh = 6 m3 diperoleh dari ... x 0,75 m3

Dengan demikian, dapat diduga bahwa agar akuarium penuh banyak hari yang dibutuhkan adalah

= hari dan banyak air dengan volume akuarium dan volume air bocor

Jawaban di atas adalah benar, karena memenuhi persamaan di bawah ini:

Volume limas sebelum alas diperpanjang =

3

Volume limas setelah diperpanjang

(8)

--- SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Jawaban Kriteria Deskripsi Langkah Jawaban

diperpanjang dari 3 buah limas yang diberikan.

1

Menunjukkan bahwa volume limas L.ABC = limas A.KLM

Perhatikan limas L.ABC dan limas A.KLM Limas L.ABC alasnya ABC dan tingginya LB Limas A.KLM alasnya KLM dan tingginya AK

Karena alas ABC = alas KLM dan tinggi LB = AK maka: Volume limas L.ABC = Volume limas A.KLM

2

Menunjukkan bahwa volume limas L.AMK = volume limas L.ACM

Perhatikan limas L.ACMK

Limas L.ACMK alasnya berbentuk persegi panjang dengan titik puncak L.

Jika AM adalah diagonal persegi panjang ACMK maka ACM = AMK

Karena limas L.AMK dan limas L.ACM mempunyai titik puncak yang sama di L maka:

(9)

Nomor Soal

Aspek Penalaran Matematis

Langkah

Jawaban Kriteria Deskripsi Langkah Jawaban

3

Membuktikan bahwa volume limas L.ABC = Volume limas L.AMK = Volume limas L.ACM.

Karena limas L.AMK = limas A.KLM Dengan demikian,

Volume limas L.ABC = Volume limas L.AMK = Volume limas L.ACM.

(10)

---

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

214

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini merupakan kesulitan-kesulitan yang dijumpai pada saat siswa

a. Kesulitan Siswa dalam Penalaran Matematis pada Luas dan Volume Limas

Analisis tentang kesulitan–kesulitan ini disajikan sesuai dengan indikator penalaran matematis, diantaranya memperkirakan jawaban dan proses solusi, menganalisis pernyataan-pernyataan dan memberikan penjelasan/alasan yang dapat mendukung atau bertolak belakang, mempertimbangkan validitas argumen yang menggunakan berpikiri deduktif atau induktif, dan menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan serta jawaban adalah benar dan memberikan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.

Berikut ini kesulitan–kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal penalaran matematis pada materi luas dan volume limas.

1) Kemampuan dalam memperkirakan jawaban dan solusi Soal Nomor 1

Sebuah benda padat berbentuk piramida mempunyai tinggi 40 cm dan alasnya berbentuk persegi yang rusuknya 30 cm. Piramida tersebut dimasukkan ke dalam kubus berukuran 40 cm, kemudian kubus diisi air sampai penuh. Saat piramida dikeluarkan dari kubus, apa yang terjadi dengan volume air didalamnya? Jelaskan!

Soal yang diberikan berkaitan dengan kemampuan memperkirakan jawaban dan solusi volume limas. Terdapat dua langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menentukan volume piramida dengan alas 30 cm dan tinggi 40 cm dan menentukan volume kubus, dan (2) mencari kaitan bahwa yang ada didalam kubus setelah piramida diambil memiliki volume yang merupakan selisih antara kubus dengan piramida. Berikut ini adalah contoh jawaban siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab.

Gambar 1. Jawaban siswa yang salah dalam memperkirakan jawaban dan solusi

Gambar 1 sebelah menunjukkan siswa memberikan jawaban yang kurang matematis, dan tidak dapat melihat bahwa air yang ada di dalam kubus memiliki volume yang merupakan selisih antara kubus dengan piramida. Gambar 1 sebelah kanan menunjukkan jawaban siswa dapat memberikan alasan secara deskriptif tentang perubahan volume air, namun tidak memberikan alasan secara matematis. Berikut ini adalah contoh siswa yang dapat menjawab dengan benar.

Gambar 2. Jawaban siswa benar dan tidak sepenuhnya benar dalam

memperkirakan jawaban dan solusi

(11)

ISBN : 978

602

14432

2

4

Tabel 4. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 1

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 82,86%, SMA sebanyak 53,66% dan STKIP sebanyak 83,67% tidak dapat menjawab langkah ini dengan benar . Hal ini menunjukkan bahwa baik siswa SMP, SMA maupun STKIP mengalami kesulitan dalam menentukan volume piramida dengan alas 30 cm dan tinggi 40 cm dan menentukan volume kubus dengan rusuk 40 cm.

Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 97,14%, SMA sebanyak 53,66%, dan STKIP sebanyak 87,76% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa baik siswa SMP, SMA maupun STKIP mengalami kesulitan dalam mencari kaitan bahwa air yang ada di dalam kubus setelah piramida diambil memiliki volume yang merupakan selisih antara volume kubus dengan volume piramida.

Dengan demikian dapat disimpulkan untuk kasus soal nomor 1 siswa mengalami kesulitan dalam menduga volume air didalam kubus yang didalamnya dimasukkan piramida dengan ukuran tertentu. Hal ini juga berarti siswa mengalami kesulitan dalam memperkirakan jawaban dan solusi.

2) Kemampuan dalam Menganalisis Pernyataan-Pernyataan dan Memberikan Penjelasan/Alasan yang dapat Mendukung atau Bertolak Belakang

Indikator penalaran matematis initerdiri dari dua soal, yaitu soal nomor 2 dan soal nomor 3. Uraian untuk masing-masing soal disajikan sebagai berikut:

Soal Nomor 2

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar 3. Jaring-jaring limas

Soal yang diberikan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menganalisis pernyataan-pernyataan dan memberikan alasan yang dapat mendukung atau bertolak belakang. Terdapat dua langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menjustifikasi benar atau salah argumen pada soal dan (2) mendeskripsikan posisi sisi-sisi pada limas. Berikut ini adalah contoh jawaban siswa yang disajikan dalam dua alternatif jawaban.

Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 1

%

(12)

---

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

216

Gambar 5. Siswa dapat menjawab soal dengan benar alternatif 2

Dari beberapa contoh jawaban sampel di atas, dapat dikatakan bahwa siswa sudah

menjawab dengan benar karena mampu memberikan deskripsi alasan untuk

memperkuat jawabannya. Selain itu juga dijumpai s

iswa yang tidak dapat memahami maksud dari soal.

Untuk kasus ini dilihat dari siswa yang tidak menuliskan jawaban

pada lembar jawaban, dengan artian lembar jawaban mereka kosong.

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 5. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 2

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 2,86%, SMA sebanyak 4,88% dan STKIP sebanyak 18,37% tidak dapat menjawab langkah ini dengan benar. Dari sini dapat kita lihat bahwa hanya sebagian kecil siswa yang tidak dapat menyelesaikan langkah ini, meskipun demikian masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan langkah 1 ini.

Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa sebanyak SMP 22,86%, SMA sebanyak 7,32%, dan STKIP sebanyak 28,57% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Sama halnya seperti langkah 1, hanya sebagian kecil siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan langkah 2 ini. Hal ini menujukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan langkah 2. Sehingga kita dapat menyimpulkan juga bahwa sebagian kecil siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 2.

Soal Nomor 3

Gambar 6. Limas segiempat

Perhatikan gambar disamping!, diketahui sebuah limas

persegi T.KLMN, dengan panjang rusuk alas 10 cm

dan tinggi limas TO = 12 cm. Jika S adalah titik tengah

dari rusuk TL (lihat gambar), volume limas S.KNT

adalah 100 cm

3

. Benar atau salah pernyataan ini?

Uraikan jawaban Anda!

S

O T

N

M

L K

Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 2

(13)

ISBN : 978

602

14432

2

4

Soal yang diberikan masih berkaitan kemampuan siswa dalam menganalisis

pernyataan-pernyataan dan memberikan alasan yang dapat mendukung atau bertolak

belakang. Terdapat dua langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menentukan

volume limas T.KLMN, menunjukkan bahwa tinggi limas S.KLMN adalah setengah

dari limas T.KLMN, dan menentukan volume limas S.KLMN dan (2) menghitung

volume S.KNT yang merupakan setengah dari volume limas S.KNTM dan

menjustifikasi benar atau salah argumen pada soal. Berikut ini adalah contoh

jawaban siswa.

Gambar 7. Siswa tidak memahami maksud soal sehingga melakukan

kesalahan terhadap ide yang harus dimunculkan

Dari jawaban di atas, siswa memahami bahwa volume limas S.KNT = 1/3 x

luas alas x tinggi, namun melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi tinggi.

Sehingga menyebabkan perhitungan aljabar menjadi salah.

Gambar 8. Siswa dapat memahami soal namun melakukan kesalahan

untuk beberapa konsep tertentu

Jawaban di atas menunjukkan bahwa siswa melakukan kesalahan dalam penggunaan

rusuk alas limas S.KNT dan tingginya. Siswa menentukan rusuk alas limas S.KNT

merupakan ½ dari sisi alas persegi dan tinggi limas S.KNT = tinggi limas T.KLMN.

Hal ini menyebabkan alasan penghitungan volume menjadi salah, meskipun

justifikasi argumen pada soal benar. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di bawah

ini .

Tabel 6. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 3

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang dialami siswa. Langkah 1 didapatkan bahwa siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 97,56% dan STKIP sebanyak 93,88% tidak dapat menjawab langkah ini dengan benar. Jelas

Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 3

(14)

---

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

218

sehingga dapat disimpulkan respon mengalami kesulitan dalam menentukan volume limas T.KLMN dan volume limas S.KLMN.

Untuk langkah 2 diperoleh hasil bahwa siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 97,56% dan STKIP sebanyak 93,88% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Sama seperti pada langkah 1, hampir semua siswa tidak dapat menyelesaikan langkah penyelesaian yang kedua ini dengan benar, sehinga dapat dikatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menghitung volume S.KNT yang merupakan setengahnya bangun ruang S.KNTM. Oleh karena itu siswa tidak dapat menjustifikasi benar atau salahnya argumen pada soal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa baik siswa SMP, SMA maupun STKIP mengalami kesulitan dalam menyelesaikan kasus yang berkaitan dalam memeriksa pernyataan berkaitan dengan volume limas yan merupakan bagian dari limas yang lain.

Dari deskripsi soal nomor 2 siswa masih memiliki kesulitan dalam memeriksa jawaban atau pendapat atas pernyataan yang berkaitan dengan jaring-jaring limas. Selain itu, untuk nomor 3 siswa mengalami kesulitan dalam memeriksa pernyataan berkaitan dengan volume limas yang merupakan bagian limas yang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menganalisis pernyataan-pernyataan dan memberikan penjelasan/alasan yang dapat mendukung atau bertolak belakang.

3) Kemampuan dalam Mempertimbangkan Validitas dari Argumen yang Menggunakan Berpikir Deduktif atau Induktif

Soal Nomor 4

Akbar membeli sebuah akuarium baru yang berbentuk limas dengan alas persegi berukuran 3 m sedangkan tingginya

3

2 dari ukuran alas, seperti pada gambar di bawah

ini:

Gambar 8. Limas segiempat

Setiap pagi Akbar mengisi akuarium tersebut. Akbar mengisi akuarium tersebut 1m3 dan air yang bocor sebanyak 250 dm3 dalam sehari semalam. Pada pagi yang keberapa akuarium tersebut akan penuh? Bagaimanakah hubungan antara volume air yang dimasukkan ke dalam akuarium, volume akuarium, dan volume air yang bocor dengan jumlah hari?

(15)

ISBN : 978

602

14432

2

4

Gambar 9. Siswa tidak dapat memahami soal sepenuhnya

Dari jawaban di atas, siswa salah memahami volume air yang tersisa di dalam

akuarium, seharusnya volume air yang tersisa = 1000dm

3

250dm

3

= 750dm

3

.

Dengan demikian, pola yang berkaitan untuk menentukan banyaknya menjadi salah.

Untuk selanjutnya, siswa juga tidak dapat menemukan

konsep a

ntara banyaknya hari,

volume akuarium dengan volume air yang bocor.

Gambar 10. Siswa tidak dapat membuat konsep hubungan dalam persamaan antara

banyak hari, volume akuarium, dan volume air yang bocor

Jawaban di atas menunjukkan siswa dapat menentukan volume akuarium, mengidentifikasi banyak air yang tersisa di dalam akuarium, memahami pola yang berkaitan dengan banyaknya hari, dan dapat menentukan banyaknya hari pengisian akuarium sampai penuh. Namun, siswa tidak dapat menemukan hubungan dalam persamaan antara jumlah hari dan banyak air dengan volume akuarium dan volume air yang bocor. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 4

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 91,43%, SMA sebanyak 36,59%, dan STKIP sebanyak 75,51% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Terlihat bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar namun untuk siswa SMA hanya sebagain kecil. Akan tetapi dapat dilihat

Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 4

(16)

---

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

220

dapat dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam menentukan volume akuarium dengan ukuran alas 3 meter.

Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 97,14%, SMA sebanyak 39,02%, dan STKIP sebanyak 75,51% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Terlihat bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar namun untuk siswa SMA hanya sebagain kecil. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar sehingga dapat dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi banyak air yang tersisa di dalam akuarium selama sehari semalam, mencari pola yang berkaitan dengan banyaknya hari, menentukan banyaknya hari untuk pengisian akuarium sampai penuh.

Untuk langkah 3 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 100%, dan STKIP sebanyak 97,96% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam membuat hubungan dalam persamaan antara jumlah hari dan banyak air dengan volume akuarium dan volume air yang bocor. Berdasarkan kesulitan yang dialami dari langkah 1 sampai langkah 3, kita dapat menyimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam merancang pola suatu masalah tertentu berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan volume limas, kemudian dapat menunjukkan bukti kebenaran dari jawaban yang diberikan.

Soal Nomor 5

Sebuah limas tegak T.ABCD alasnya berbentuk persegi panjang dengan panjang p cm dan lebar l cm, sedangkan tinggi limas t cm. Jika alas limas tersebut diperpanjang 2 cm, tunjukkan bahwa selisih volume limas antara sebelum dan sesudah rusuk alasnya

diperpanjang adalah

3

2

(pt + lt + 2t)!

Soal yang diberikan masih berkaitan dengan kemampuan mempertimbangkan validitas dari argumen yang menggunakan berpikir deduktif atau induktif. Terdapat tiga langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menentukan volume awal limas dengan panjang p, lebar l dan tinggi t, (2) menentukan luas alas limas setelah alasnya diperpanjang

p+2 dan l+2 dan menentukan volume limas setelah ukuran alas diperpanjang, dan (3) membuktikan selisih volume limas sebelum dan setelah ukuran diperpanjang adalah

)

2

(

3

2

t lt

pt

. Berikut ini contoh jawaban-jawaban siswa.

Gambar 11. Siswa tidak dapat memahami maksud soal

Dari jawaban di atas tampak bahwa siswa tidak mengerti apa yang harus dikerjakan sehingga tidak ada ide yang muncul.

Gambar 12. Siswa dapat memahami dan menjawab soal, namun mengalami kekeliruan

(17)

ISBN : 978

602

14432

2

4

Dari gambar 12 sebelah kiri terlihat bahwa siswa mampu memahami maksud soal dengan baik dan dapat menentukan volume limas awal (sebelum alas mengalami perpanjangan) dan volume limas setelah mengalami perpanjangan. Akan tetapi pada saat pemfaktoran persamaan volume setelah alas diperpanjang terdapat kekeliruan yaitu

menjadi . Meskipun jawaban akhir siswa benar tetapi dapat dilihat siswa memiliki kelemahan dalam penghitungan aljabar. Pada gambar 12 sebelah kanan siswa mampu menentukan volume limas awal dan volume limas setelah alasnya di perpanjang, setelah itu siswa tidak melakukan penghitungan lebih lanjut. Hal ini dapat disebabkan siswa bingung tentang bagaimana harus mencari seleisih dari kedua persamaan tersebut. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 5

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 91,43%, SMA sebanyak 31,71%, dan STKIP sebanyak 63,27% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP mengalami kesulitan dalam menentukan volume awal limas dengan panjang p, lebar l dan tinggi t, sedangkan siswa SMA hanya sebagian kecil. Akan tetapi, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar sehingga dapat dikatakan siswa mengalami kesulitan dalam dalam menentukan volume awal limas dengan panjang p, lebar l

dan tinggi t.

Untuk langkah 2 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 48,78%, dan STKIP sebanyak 81,63% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP dan STKIP mengalami kesulitan dalam menentukan luas alas limas setelah alasnya diperpanjang p+2 dan l+2 dan menentukan volume limas setelah ukuran alas diperpanjang, sedangkan siswa SMA hanya sebagian kecil. Namun, dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam dalam menentukan menentukan luas alas limas setelah alasnya diperpanjang p+2 dan

l+2 dan menentukan volume limas setelah ukuran alas diperpanjang.

Untuk langkah 3 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 87,80%, dan STKIP sebanyak 89,80% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan langkah ini. Dari kesulitan-kesulitan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan bukti kebenaran/ketidakbenaran tentang selisih volume limas sebelum dan setelah mengalami perpanjangan, jika panjang rusuk dan alas mengalami perubahan.

Dari analisis soal nomor 4 ternyata siswa mengalami kesulitan dalam mempertimbangkan validitas dari argumen yang menggunakan berpikir deduktif atau induktif, demikian juga untuk soal nomor 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,

Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 5

(18)

---

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

222

siswa mengalami kesulitan dalam mempertimbangkan validitas dari argumen yang menggunakan berpikir deduktif atau induktif.

4) Kemampuan dalam Menggunakan Data yang Mendukung untuk Menjelaskan Mengapa Cara yang Digunakan serta Jawaban adalah Benar dan Memberikan Penjelasan dengan Menggunakan Model, Fakta, Sifat-Sifat dan Hubungan.

Soal Nomor 6

Perhatikan gambar di bawah ini! .

Gambar 13. Prisma segitiga

Soal yang diberikan berkaitan dengan kemampuan dalam menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan serta jawaban adalah benar dan memberikan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat dan

hubungan.

Terdapat tiga langkah penyelesaian yang dianalisis, yaitu: (1) menunjukkan bahwa

volume limas L.ABC = limas A.KLM, (2) menunjukkan bahwa volume limas

L.AMK = volume limas L.ACM dan menentukan volume limas setelah ukuran alas

diperpanjang, dan (3) membuktikan bahwa volume limas L.ABC = volume limas

L.AMK = volume limas L.ACM. Berikut adalah contoh jawaban-jawaban siswa.

Gambar 14. Siswa tidak memahami maksud soal dan menyajikan jawaban salah

Dari jawaban di atas, terlihat bahwa siswa tidak memahami maksud soal

dengan baik karena tidak menjawab pertanyaan yang diminta dengan argumen

bahwa tidak ditunjukkan bahwa volume ketiga limas tersebut sama. Padahal dari

perintah sudah jelas diminta untuk menunjukkan bahwa ketiga limas L.ABC, limas

L.AKM, dan limas L.ACM memiliki volume yang sama.

Gambar 15. Siswa tidak dapat mendeksripsikan jawaban secara deduktif

K M

L

C

B A

(19)

ISBN : 978

602

14432

2

4

Dari jawaban di atas terlihat siswa tidak dapat memberikan alasan-alan yang

cukup untuk menjelaskan ketiga gambar limas yang diberikan sehingga dapat diduga

bahwa siswa tidak dapat mendeskripsikan argumen secara deduktif.

Gambar 16. Siswa dapat mendeskripsikan jawaban namun argumen yang diberikan salah

Gambar 16 sebelah kiri memperlihatkan bahwa siswa memandang semua rusuk alas pada ketiga limas adalah sama. Hal ini tidak dapat dibenarkan karena segitiga ABC

segitiga AKM

segitiga ACM. Untuk limas L.ABC dan A.KLM seharusnya dapat melihat alas yang sama adalah segitiga ABC dengan segitiga KLM. Dengan demikikan argumen yang diberikan menjadi salah. Gambar 16 sebelah kanan menunjukkan siswa melakukan kekeliruan dalam menunjukkan tinggi limas L.ABC, A.KLM dan L.ACM, dan juga tidak mejelaskan alas-alas dari ketiga bangun limas tersebut. Dari sini dapat diduga siswa kurang mampu mengidentifikasi usur-unsur limas dengan baik, sehingga menyebabkan argumen yang diberikan menjadi salah. Tabel di bawah ini adalah hasil jawaban siswa.

Tabel 9. Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 6

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diperoleh informasi tentang kesulitan yang dialami siswa. Langkah 1 diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 90,24%, dan STKIP sebanyak 100% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP, SMA dan STKIP mengalami kesulitan dalam menunjukkan bahwa volume limas L.ABC = limas A.KLM.

Untuk langkah 2, diperoleh hasil siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 100%, dan STKIP sebanyak 100% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan bahwa volume limas L.AMK = volume limas L.ACM.

Untuk langkah 3 diperoleh bahwa siswa SMP sebanyak 100%, SMA sebanyak 100%, dan STKIP sebanyak 100% tidak dapat menyelesaikan langkah ini dengan benar. Hal ini menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam menunjukkan bahwa volume limas L.ABC = volume limas L.AMK = volume limas L.ACM. Dari kesulitan-kesulitan ini dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyajikan alasan dari pernyataan

Persentase Kesulitan Siswa pada Soal Nomor 6

(20)

---

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN STKIP SURYA

Tangerang, 15 Februari 2014

224

tentang kesamaan volume dari tiga buah limas yang diberikan pada sebuah prisma. Hal ini juga berarti bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan serta jawaban adalah benar, dan memebrikan penejelasan dengan menggunakan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesalahan jawaban siswa pada soal-soal di atas kebanyakan salah dalam menentukan langkah-langkah pengerjaan sehingga berakibat pada jawaban yang dihasilkan menjadi salah. Hal ini disebabkan siswa kurang terbiasa mengerjakan soal-soal penalaran matematis, terlebih lagi untuk soal-soal bangun ruang seperti limas.

Tabel 10. Persentase Kesulitan Belajar Siswa pada Penalaran Matematis Materi Luas dan Volume Limas

No. Soal Langkah Persentase Kesulitan (%)

Rata-rata Persentase Kesulitan

SMP SMA STKIP Per-langkah Per-nomor

1 1 82,86 53,66 83,67 73,40 76,46

2 97,14 53,66 87,76 79,52

2 1 2,86 4,88 18,37 8,70 14,14

2 5,71 9,76 22,45 19,58

3 1 100,00 97,56 93,88 97,15 97,15

2 100,00 97,56 93,88 97,15

4

1 91,43 36,59 75,51 67,84

79,24

2 97,14 39,02 75,51 70,56

3 100,00 100,00 97,96 99,32

5

1 91,43 31,71 63,27 62,14

77,16

2 100,00 48,78 81,63 76,80

3 100,00 87,80 89,80 96,75

6

1 100,00 90,24 100,00 96,75

98,92

2 100,00 100,00 100,00 100,00

3 100,00 100,00 100,00 100,00

Rata-rata 85,71 63,25 79,32 76,10

Dari tabel di atas terlihat bahwa siswa baik siswa SMP, siswa SMA, maupun mahasiswa masih memiliki kesulitan dalam mengerjakan soal-soal penalaran matematis terkait luas dan volume limas. Rata-rata kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan untuk tingkat SMP sebesar 85,71%, tingkat SMA sebesar 63,25%, dan tingkat PT sebesar 79,32%. Persentase kesulitan belajar yang muncul ternyata masih cukup besar. Rata-rata keseluruhan siswa yang mampu menjawab soal-soal penalaran matematis berkaitan dengan luas dan volume limas dengan benar adalah sebesar 23,90%.

(21)

ISBN : 978

602

14432

2

4

DAFTAR PUSTAKA

Brueckner, Cooney, dkk. (1975).

Dynamics of Teaching Secondary School

Mathematics

. Boston: Hougton Mifflin Company

Burger, W.F & Shaugnessy, J.M. (1986). Characterizing the van Hiele Levels of

Development in Geometry.

Journal for Research in Mathematics Education, Vol. 17, No.1. (Jan., 1986, pp. 31-48)

Halat, E. (2008). Reform-Based Curriculum and Motivation in Geometry.

Eurasia Journal of Mathematics, Science & Tecnology Education

, 2008, 4(3),

285-292

Herman, T. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah

Pertama.

Jurnal Educationist, Vol. 1 No.1 Januari 2007

.

Natawijaya, R. (1991).

P sikologi Pendidikan

. Jakarta: Depdikbud

Rofingatun, S. (2006).

Penggunaan Metode penemuan dalam P embelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP

. Skripsi UPI Bandung: tidak dipublikasikan

Sumarmo, U. (1987).

Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa SMA dikaitkan dengan Kemampuan P enalaran Logis Siswa dan Beberapa

Unsur Proses Belajar Mengajar

. Disertasi PPs IKIP Bandung: tidak

dipublikasikan

Sutiarso, S.(2000).

Problem Posing, Strategi Efektif Meningkatkan Aktivitas Siswa

dalam Pembelajaran Matematika

. Makalah pada Seminar di Bandung: tidak

diterbitkan

Suwaji, U.T. (2008).

Permasalahan Pembela jaran Geometri Ruang SMP dan

Alternatif Pemecahannya

. P4TKM Yogyakarta: Depdiknas

Thompson, J. 2006.

Assesing Mathematical Reasoning; An Action Research Project

.

http://www.msu.edu/

thomp603/asses%20reasoning.pdf. diakses pada tanggal

Gambar

Tabel 1.  Indikator dan aspek penalaran matematis Aspek Penalaran Matematis Siswa dapat menduga volume air di dalam kubus
Tabel 3. Aspek Penalaran Langkah-langkah jawaban tes penalaran matematis luas dan volume limas Langkah
Gambar 1 sebelah menunjukkan siswa memberikan jawaban yang kurang matematis, dan tidak dapat melihat bahwa air yang ada di dalam kubus memiliki volume yang merupakan selisih antara kubus dengan piramida
Gambar 4. Siswa dapat menjawab soal dengan benar alternatif 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi Dasar Pembelajaran Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Tehnik Bentuk Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Instrumen Contoh Instrumen. 10.4

Studi korelasi intensitas menonton tayangan yang mengandung kekerasan di televisi dengan perilaku agresif pada anak.. Bandung: Simbiosa

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep

Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan atau diterima untuk memperoleh atau atas kehilangan pengendalian entitas anak atau bisnis lain dilaporkan dalam laporan arus kas,

Peningkatan pemahaman matematik siswa paket c Pada pokok bahasan barisan dan deret Melalui pendekatan keterampilan proses. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penelitian Pemanfaatan Limbah Perikanan Udang Untuk produksi Turunan Kitosan dan Aplikasinya Untuk Mendukung Industri Pangan. 1995.Analisis dan

Untuk mengetahui nilai validitas atau r hitung dari setiap butir pernyataan yang diuji dapat dilihat melalui SPSS (Corected Item Total Corelation) dalam

In addition, the assessment rubric which was given to the expert in the development phase, the result showed that the english teacher strongly agreed that the