• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA SMPN SATU ATAP-1 JABIREN RAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI PADA SMPN SATU ATAP-1 JABIREN RAYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

413 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN BUDI PEKERTI PADA SMPN SATU ATAP-1 JABIREN RAYA

SAPNAH

Pendidikan Profesi Guru,IAIN Palangka Raya Emailsapnah2906@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri Satu Atap-1 Jabiren Raya tahun ajaran 2022/2023 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti melalui penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA yang terdiri dari 10 siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara tes,observasi,dan dokumentasi.Proses penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan siklus I sudah dirancang sebelumnya.

Pelaksanaan siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I.

Pengelolaan data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari pengolahan data digunakan untuk menggambarkan ketercapaian tindakan terhadap peningkatan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian siklus I ketuntasan belajar mencapai 50% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70. Pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 100% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 88 dan hasil penelitian yang diperoleh berarti terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan ketuntasan 50%.

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti siswa kelas VIIA SMP Negeri Satu Atap-1 Jabiren Raya.

Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Problem Based Learning (PBL),Hasil Belajar

(2)

414 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENDAHULUAN

Dewasa ini, proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-center) masih banyak diterapkan oleh para guru di kelas. Pembelajaran yang demikian lebih mementingkan hasil daripada proses pembelajaran itu sendiri, sehingga pembelajaran terkesan monoton. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru sebenarnya tidak ada salahnya asalkan dalam penerapannya, guru tetap melibatkan siswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran baik itu bertanya jawab maupun menyampaikan pendapat. Yang menjadi permasalahan adalah ketika dalam menyampaikan materi di kelas, guru selalu menerapkan metode pembelajaran yang seperti itu secara terus menerus dan menjadi kebiasaan sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Oleh karena itu proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sudah seharusnya di ubah menjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Untuk memulai perubahan tersebut, guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Namun lebih dari itu, pendidikan akan sangat menentukan kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Ruseffendi menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat (Susanto, 2016:14).

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VIIA SMP Negeri Satu Atap-1 Jabiren Raya, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran di kelas tersebut, diantaranya guru hanya melakukan metode ceramah dengan memanfaatkan buku LKS sepanjang pembelajaran berlangsung, dan banyak siswa yang masih sulit memahami materi pelajaran PAI Dan Budi Pekerti. Hal ini dapat terlihat saat siswa diberikan pertanyaan oleh guru, hanya beberapa siswa saja yang mampu

(3)

415 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

menjawab pertanyaan, jawabannya pun masih terkesan seadanya dengan membaca kembali tulisan atau penjelasan yang ada di buku LKS tanpa menggunakan analisis ataupun pendapat pribadi. Adanya permasalahan tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Adanya beberapa permasalahan yang terlihat di kelas VIIA SMP Negeri Satu Atap-1 Jabiren Raya tersebut memerlukan sebuah solusi yaitu dengan mengadakan sebuah penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang timbul. Berdasarkan identifikasi melakukan refleksi mengenai permasalahan yang dianggap paling penting dan harus segera diatasi. Masih banyak siswa yang belum memahami konsep atau materi PAI dan Budi Pekerti sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah, terbukti dengan banyaknya siswa yang mempunyai nilai di bawah KKM 70. Oleh sebab itu, peneliti memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai pilihan tindakan yang diharapkan mampu membantu siswa dalam memahami konsep ataupun materi PAI dan Budi Pekerti yang diajarkan dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Model pembelajaran problem based learning (PBL) adalah Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang mengajarkan siswa bagaimana menggunakan konsep dan proses interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan secara kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan. (Ni Made ,2008:76)

Pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa akan dibentuk dalam suatu kelompok-kelompok kecil dan siswa saling bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru yang berkaitan dengan materi pelajaran. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membuat siswa aktif berdiskusi bersama anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan dan menemukan konsepnya sendiri. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam prosedur pemecahan masalah. Oleh sebab itu, mau tidak mau siswa dituntut untuk aktif membaca dan menjelaskan penjelasan materi dari guru. Selain itu, mereka harus aktif mencari informasi tambahan dari berbagai sumber untuk memecahkan masalah dalam soal diskusi.

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian ini memilih judul “Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Pada SMPN Satu Atap-1 Jabiren Raya.”

(4)

416 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahap diantaranya perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan dan refleksi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif yaitu dengan observasi atau pengamatan proses pembelajaran yang berlangsung dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan analisis data secara kuantitatif yaitu dengan melakukan pre-test dan post-tes untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa.

Penggunaan pendekatan kualitaif, khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati (Kunandar, 2008:47) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata, dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes sebagai teknik pengumpulan data utama. Sedangkan, teknik pengumpulan data pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi.

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIIA yang beragama Islam di SMPN Satu Atap-1 Jabiren Raya,Desa Henda, Kecamatan Pulang Pisau yang berjumlah 10 orang terdiri dari 3 laki-laki dan 7 perempuan. Adapun nama-nama siswa kelas VIIA yang beragama Islam di SMPN Satu Atap-1 Jabiren Raya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 Daftar nama siswa kelas VIIA yang beragama Islam

No. Nama Siswa Jenis kelamin Keterangan

1. Amelia Sari Perempuan Aktif

2. Avizah Perempuan Aktif

3. Gesya Perempuan Aktif

4. Kessa Tiara Putri Perempuan Aktif

5. Meldino Laki-laki Aktif

6. M.Arif Saputra Laki-laki Aktif

7. M.Riduansah Laki-laki Aktif

8. Salbella Perempuan Aktif

9. Selvi Perempuan Aktif

10 Siska Perempuan Aktif

(5)

417 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENGAMATAN

SIKLUS 1

SIKLUS 2

PENGAMATAN

Pengukuran sangat ditentukan oleh kualitas alat ukur (tes) yang digunakan. Karena itu, guru perlu menaruh perhatian besar dalam membuat tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa untuk dimensi pengetahuan (Nurmawati, 2016:105).

Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70 % atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

P = f x 100 N

Ket: f = Frekuensi yang sedang dicari frekuensinya

N = Number of Class (Jumlah Frekuensi/banyaknya individu) P = Angka Presentase

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap- tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1 Alur PTK

(6)

418 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Observasi dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan 2 dimana masing - masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing siklus. Dibuat dalam dua siklus dimaksudkan untuk

memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN

Tahapan penelitian ini meliputi dua siklus, setiap siklus dilengkapi dengan masing - masing satu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai perangkat dalam proses belajar mengajar yaitu RPP Siklus I dan RPP Siklus II.

Hasil penelitian dan pembahasan diuraikan secara bertahap sesuai dengan pelaksanaannya dalam proses belajar mengajar dikelas.

Data kondisi awal dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh setelah peneliti melakukan observasi dan tes pada pratindakan. Kemudian dari hasil pratindakan diketahui beberapa permasalahan dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di kelas VIIA, permasalahan yang harus segera diatasi adalah masih rendahnya hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata kelas 48. Dari data pratindakan tersebut, kemudian dilaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I dan siklus II.

Deskripsi Siklus I dan Siklus II Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, pada hasil belajar siswa kelas VIIA, dapat diketahui hasil belajar siswa yang dapat digambarkan pada tabel berikut ini :

Tabel 2 Analisis Hasil Belajar Siklus I

No. Hasil belajar Pretest Post tes

1. Nilai rata- rata 48 70

2. Nilai Terendah 20 40

3. Nilai Tertinggi 70 100

4. Jumlah Peserta Didik Tuntas 2 5

5. Persentase Ketuntasan 20% 50%.

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat terlihat bahwa terdapat peningkatan rata-rata nilai hasil belajar mulai dari pratindakan, siklus I, hingga siklus II.

Pada pratindakan, nilai rata-rata siswa hanya mencapai 48 hal ini masih jauh dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan di SMPN Satu Atap-1 Jabiren Raya yaitu 70. Kemudian, dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I yang menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa menjadi 70, hal ini sebenarnya sudah mencapai indikator capaian penelitian ≥70. Namun peneliti

(7)

419 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

merasa bahwa hal tersebut masih dapat ditingkatkan, kemudian dilaksanakan siklus II.

Tabel 3 Analisis Hasil Belajar Siklus II

No. Hasil belajar Tes siklus I Tes siklus II

1. Nilai rata- rata 70 88

2. Nilai Terendah 40 80

3. Nilai Tertinggi 100 100

4. Jumlah Peserta Didik Tuntas 5 10

5. Persentase Ketuntasan 50% 100%

Rata-rata = Jlh Nilai Banyak Data

Dari data pada tabel 3 diperoleh fakta bahwa nilai rata-rata Test siklus I adalah 70 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 100, serta persentase ketuntasan klasikal Test Siklus I mencapai 50 % sebanyak 5 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Setelah dilaksanakan tindakan siklus II dengan menggunakan Problem Based Learning pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang diikuti oleh 10 orang siswa kelas VIIa terjadi peningkatan kemampuan siswa berupa kenaikan nilai rata-rata menjadi 88 dengan nilai terendah 80, nilai tertinggi 100,serta ketuntasan klasikal Tes Siklus II mencapai 100 %, atau sebanyak 10 dari 10 siswa didik yang mengikuti siklus II sudah tuntas belajar dengan mendapatkan nilai di atas KKM.

Adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa juga didukung dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar.

Dari 10 siswa, pada saat pratindakan yang mengalami ketuntasan hasil belajar hanya berjumlah 2 orang siswa dengan presentase 20%, kemudian pada siklus I jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 5 orang siswa dengan presentase 50%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar meningkat kembali menjadi 10 orang siswa dengan presentase 100%.

Peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus dapat dilihat pada grafik berikut:

(8)

420 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwasannya pembelajaran PAI dan Budi Pekerti materi Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman dengan penggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas VIIA SMPN Satu Atap-1 Jabiren Raya mengalami peningkatan.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih paham tentang materi Semua Hidup Bersih Jadi Nyaman yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sehingga berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa, terbukti dengan nilai rata-rata kelas VIIA yang mengalami peningkatan tiap siklusnya. Pada tahap pratindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 48, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata hasil belajar 70, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 88. Hasil ini telah mencapai target skor yang ditetapkan ≥70. Hal ini terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 50%, pada siklus II 100%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Depdiknas. 2003.UU RI No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional.

Jakarta: Depdikdas. 2004

0 20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II

Grafik 1

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Per Siklus

Nilai Rata-rata

Persentase Ketuntasan Belajar %

(9)

421 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Ni, Made. 2008. Penerapan Model Problem Base Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi .Undiksha. Laporan Penelitian.

Nurmawati. 2016. Evaluasi Pendidikan Islam. Bandung: Cita pustaka Media.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan,Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenadamedia Group

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil dari penelitian ini adalah: bahwa penerapan model pembelajaran Blended Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Dari teori yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat bahwa pergantian merek yang biasa terjadi konsumen merupakan bentuk keputusan kedua setelah pemakian yang

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning pada kelas eksperimen dan kegitan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajarn

Penelitian tindakan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II dengan menggunakan Model Discovery Learning pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang diikuti oleh 15 orang peserta

Dari hasil analisis data pada hasil belajar siswa yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan di siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II dengan menggunakan model discovery learning pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti yang diikuti oleh 23 orang peserta didik kelas VI

Kegiatan penutup pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Al-Muttaqin Patrang jember guru merefleksi rangkaian kegiatan pembelajaran dan hasil yang