• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA LULUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA KAMPUS BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA LULUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA KAMPUS BANDUNG."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA LULUSAN

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

KAMPUS BANDUNG

TESIS

Diajukan Kepacla Panitia Ujian Tesis

Institut Keguruan dan llmu Pendidikan

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Program Pasca Sarjana

Biclang Studi Adtninistrasi Pendidikan

Oleh:

Sedarmayanti

NPM. 9232012

PROGRAM PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

ABSTRAK

KINERJA LULUSAN

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

KAMPUS BANDUNG

Oleh

Sedarmayanti

Pengembangan sumber daya manusia, agar dapat

mewujudkan kinerja yang baik dan produktif, memerlukan

suatu tahapan proses pengembangan melalui tenaga kerja

terdidik, terlatih, profesional, mandiri dan kreatif

serta inovatif.

Usaha untuk mewujudkan manusia yang mampu

menun-jukkan kinerja yang baik dan produktif, tidak dapat

lepas dari peran pendidikan, terutama jenjang pendidian

tinggi. Jenjang pendidikan tinggi berorientasi pada

penyiapan tenaga kerja yang berkemampuan akademis dan

atau profesional. Dengan demikian pendidikan tinggi

menjadi sarana kunci bagi pembangunan bangsa, sehingga

kepeduliar. terhadap peningkatan kualitas jenjang pen

didikan tinggi menjadi tuntutan yang sangat mendesak

agar keluaran yang dihasilkan menjadi investasi sumber

daya manusia yang benar-benar dapat menunjukkar, kinerja

yang baik dan produktif.

(3)

Pada kenyataannya, pendidikan tinggi menghadapi

berbagai

masalah

yang

pada

dasarnya

berfocus

pada

produktivitas pendidikan yang masih rendah.

Dalam rangka merealisasikan keluaran pendidikan

tinggi yang berkualitias, maka pendidikan tinggi dengan

berbagai unsur didalamnya mempunyai peran yang

strate-gis.

Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik

untuk meneliti tentang kinerja lulusan STIA-LAN Kampus

Bandung.

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitis,

dengan

menggunakan pendekatan

kualitatif.

Pengumpulan

data dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan,

melakukan wawancara, dan mengadakan studi dokumentasi.

Dari hasil analisis data ditemukan bahwa, kinerja

lulusan STIA-LAN Kampus Bandung baik secara kuantitatif maupun kualitatif dalam melaksanakan pekerjaan ditempat kerjanya, cangat bervariasi dan secara keseluruhan,

pengembangannya lebih banyak tergantung pada pribadi

masing- masing lulusan. Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil jawaban daftar pertanyaan penelitian mengenai

tambahan ilmu pengetahuan, kelancaran pelaksanaan tugas,

pemahaman terhadap situasi/lingkungan kerja, motivasi

untuk lebih berprestasi, rencana pengembangan

organisa-si, dan faktor lain yang mempengaruhi kinerja, serta

ditunjang oleh wawancara yang telah penulis lakukan.

(4)

Hasil penelitian terhadap tambahan ilmu

pengeta-huan,

memberi arti bahwa para lulusan menguasai dan

dapat

menyerap

segala

ilmu

pengetahuan

yang

telah

diberikan sewaktu masih kuliah, sehingga mendapatkan

nilai tambah yang cukup memadai.

Hasil penelitian ditinjau dari segi kelancaran

pelaksanaan

tugas mendeskripsikan

bahwa

tidak

selalu

setiap lulusan langsung dapat menunjukkan peningkatan

terhadap kelancaran pelaksanaan tugas yang lebih atau

kinerja yang lebih dibandingkan dengan pada vaktu raereka

belum lulus. Hal tersebut disebabkan karcna lulusan

tersebut untuk beberapa lama memerlukan waktu untuk

beradaptasi. Disamping itu juga tergantung dari kesempa tan dan wtwinang yang diberikan dan tergantung pula dari

kemampuan pribadi untuk dapat segera menerapkan atau

mengembangkan dalam melaksanakan tugasnya.

Bagi lulusan yang telah mulai diberi kesempatan

untuk menerapkan ilmu/kemampuannya, nampak banyak upaya

yang telah dilakukan oleh para lulusan untuk

meningkat-kan kinerjanya agar dapat lebih baik.

Ditinjau dari segi rencana pengembangan organisasi,

dipersepsik'an cukup positif karena dengan lulusnya

pegawai dari STIA, diharapkan akan berdampak kepada cara

berfikir dan bekerja yang akan lebih sistematis dan

lebih baik, kesempatan untuk memperoleh golongan

(5)

katan yang lebih sesuai atau lebih tinggi. Namun

kenya-taannya pada Instansi yang penulis teliti, masih belum

ada kejelasan tentang: penyesuaian golongan kepangkatan

lulusan,

tolok

ukur

sebagai

standar

kinerja,

pedoman/petunjuk, dan uraian kerja,

evaluasi hasil

kerja, relevansi antara perencanaan pengembangan dan

penempatan pegawai lulusan.

Apabila segala kebutuhan pada waktu proses belajar

diupayakan untuk dipenuhi dan berjalan baik serta lancar

terutama terhadap penentuan kurikulum tenaga edukatif,

dan

metoda

mengajar

yang

dipersiapkan

untuk

proses

belajar bagi orang dewasa, maka diharapkan akan

mening-katkan kualitas lulusan.

Bila lulusan sudah dikatakan

berkualitas maka hal tersebut akan berpengaruh kepada

kinerja lulusan yang dapat dilihat pada waktu bekerja.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

i

PERSETUJUAN DAN PENSAHAN

iv

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH v

ABSTRAK

vii

DAFTAR ISI

xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR BAGAN xvi

DAFTAR LAMPIRAN *vi i

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Permasalahan 1

1. Latar Belakang Masalah 1

2. Rumusan Masalah 8

B. Tujuan dan Kriteria Keberhasilan

Kinerja 12

C. Pentingnya Penelitian 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17

A. Konsep Dasar Sistem Pendidikan 17 1. Pengertian dan Pentingnya Pendidi

kan 17

2. Peran Pendidikan 24

3. Peran Pendidikan Tinggi Dalam Pem

bangunan 27

B. Administrasi Pendidikan dan Pengemba

-ngan Sumber Daya Manusia 32

1. Administrasi Pendidikan 32 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia .. 36

3. Pengembangan Pegawai Negeri 40

(8)

C. Kinerja dan Produktivitas

43

1. Kinerja

43

2. Produktivitas 51

a. Konsep Produktivitas Secara

Umum 51

b. Produktivitas Pendidikan 61

c. Produktivitas Kerja dan Motivasi

66

d. Faktor yang Mempengaruhi Produk

tivitas Kerja 76

e. Pegawai yang Produktif 84

D. Peran STIA Dalam Mengembangkan Pegawai 90 1. Jenjang Pendidikan dan Batas Kesem

patan Belajar 93

2. Pola Kurikulum .... 94

3. Perkuliahan 95

4 . Evaluasi 9 8

5. Penyusunan Skripsi 102

6. Ijazah 103

7. Penasehat Akademik 104

8. Administrasi Pendidikan 105

9. Penerimaan Mahasiswa 106

10. Pendaftaran 106

11. Sanksi Akademik 107

12. Tenaga Pengajar 108

13. Kurikulum Sekolah Tinggi Ilmu Ad

ministrasi Lembaga Administrasi

Negara 109

14. Pengembangan Program Kegiatan 109

15. Jumlah Penerimaan dan Lulusan STIA 113

E. Hasil Penelitian Sebelumnya 116

F. Kesimpulan Tinjauan Pustaka 124

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 132

A. Metode Penelitian 132

B. Teknik Pengumpulan Data 134

C. Instrumen Penelitian 137

D. Validilitas dan Reliabilitas Instru

-men 141

(9)

E. Langkah-langkah Penelitian 142

F. Prosedur Analisis Data 146

BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN 148

A. Hasil Pengumpulan Data 148

B. Pembahasan Hasil Penelitian 150 1. Tambahan Ilmu Pengetahuan 151

2. Kelancaran Pelaksanaan Tugas 159

3. Pemahaman Terhadap Situasi/Lingku

-ngan Kerja 162

4. Motivasi Untuk Lebih Berprestasi .. 166 5. Rencana Pengembangan Pegawai dan

Organisasi 170

6. Faktor Lain yang Mempengaruhi

Kinerja 172

C. Kesimpulan Hasil Penelitian 191

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 193

A. Kesimpulan Umum 193

B. Kesimpulan Khusus 195

C. Saran 198

DAFTAR PUSTAKA 2 07

LAMPIRAN 212

RIWAYAT HIDUP PENULIS 256

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Beberapa Faktor untuk Mengetahui Tingkat

Kinerja (Personnel yang tidak Efektif) ... 47

2. Sumber-sumber Utama Kinerja yang tidak

Efektif 48

3. Ikhtisar Perpaduan Pemenuhan Kepuasan

Karyawan dan Organisasi 74

4. Jumlah SKS Yang Boleh Diambil Berdasarkan

Indeks Prestasi 101

5. Rekapitulasi Jumlah Penerimaan dan Lulusan STIA-LAN Kampus Bandung Tahun 1981/1982

1993/1994 114

6. Kisi-kisi Penelitian Kinerja

140

7. Jawaban Responden Terhadap Tambahan Ilmu

Pengetahuan 156

8. Jawaban Responden Terhadap Kelancaran

Pelaksanaan Tugas 160

9. Jawaban Responden Terhadap Pemahaman Ter

hadap Situasi/Lingkungan Kerja

163

10. Jawaban Responden Terhadap Motivasi Untuk

Lebih Berprestasi 166

11. Jawaban Responden Terhadap Rencana Pe

ngembangan Pegawai dan Organisasi

171

12. Jawaban Responden Terhadap Faktor Lain

-Yang Mempengaruhi Kinerja

174

13. Jawaban Responden Terhadap Kurikulum dan

Silabus yang Diterapkan

176

14. Jawaban Responden Terhadap Buku-buku yang

Disediakan di Perpustakaan

178

(11)

15. Jawaban Responden Terhadap Tenaga Penga

-jar/Dosen 179

16. Jawaban Responden Terhadap Metode Menga

-jar yang Digunakan 182

17. Jawaban Responden Terhadap Fasilitas

Ruang Kuliah dan Alat Bantu Mengajar .... 184

18. Jawaban Responden Terhadap Ujian dan

Sis-tem Penilian 185

19. Jawaban Responden Terhadap Disiplin yang

Diterapkan Dalam Proses Belajar Mengajar. 191

20. Jawaban Responden Terhadap Pelayanan Pi

hak Sekretariat 187

21. Rekapitulasi Akhir Jawaban Responden Ter hadap Pertanyaan Penelitian Kinerja

Lulusan STIA-LAN Kampus Bandung 191

(12)

DAFTAR BAGAN

Bagan :

1. Ruang Lingkup Permasalahan Penelitian ..

2. Proses Pendidikan

3. Kerangka Pikir Penerapan Sistem

Manajem-en untuk Keberhasilan Misi PManajem-endidikan ..

4. Wilayah Kerja Administrasi Pendidikan ..

5. Efisiensi, Efektivitas, Kualitas dan Pro

duktivitas 57

6. Manfaat Peningkatan Produktivitas Pada

Tingkat Individu 60

7. Kriteria Keberhasilan Pendidikan 63

8. Kebutuhan Individual dan Organisasi .... 73

9. Permasalahan Pendidikan 118

xvi

Halaman

10

19

22

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Halaman

1. Struktur Organisasi LAN Perwakilan Jawa

Barat Berdasarkan SK Ketua LAN RI No.

-1202/IX/6/4/1990 212

2. Kurikulum STIA-LAN RI 213

3. Daftar Pertanyaan Untuk Penelitian (Eva

luasi Terhadap Kinerja Lulusan STIA-LAN

Kampus Bandung 215

4. Daftar Pertanyaan Untuk Wawancara Tsr -sturkur Dengan Para Atasan/Pimpinan

dari Lulusan STIA 228

5. T^ulasi Pengisian Daftar Pertanyaan .. 231

6. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap

Daftar Pertanyaan 237

7. Rekapitulasi Akhir Jawaban Responden

Terhadap Daftar Pertanyaan 240

(14)

^\0\KAA/

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. PERMASALAHAN

1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional suatu bangsa

tidak hanya

perlu dilandasi oleh investasi fisik,

tetapi harus

pula dilandasi oleh investasi sumber daya manusia

melalui proses pendidikan,

latihan dan pengembangan

yang dikaitkan dan sesuai dengan program dalam

peren-canaan tenaga kerja.

Selain itu perlu pula didorong

oleh perubahan sistem nilai pendukung produktivitas,

yaitu:

etos kerja,

disiplin dan motivasi serta

orien-tasi ke masa depan.

Dalam pengembangan sumber daya manusia produktif

diperlukan suatu tahapan proses pengembangan melalui

tenaga kerja terdidik,

terlatih,

profesional,

mandiri

dan kreatif serta inovatif.

Profil, peranan dan tantangan sumber daya manusia

yang berkualitas merupakan suatu masalah yang perlu

dikaji,

terutama dilihat dari perencanaan tenaga

kerja.

Bertitik tolak pada asumsi bahwa untuk mampu

(16)

Indonesia dalam pidato kenegaraan, tanggal 16 Agustus

1984 yaitu sebagai berikut:

Yang menjadi andalan utama pembangunan

nasional kita bukanlah kekayaan yang berlimpah

ruah, melainkan kualitas manusia indonesia.

Kualitas manusia Indonesia itulah yang akan

menentukan

berhasil

atau

tidaknya

usaha

kita

untuk tinggal landas nanti.

Terlepas dari pandangan hidup,

latar belakang

budaya, perkembangan sejarahnya, banyak bangsa

yang maju karena berhasil meningkatkan kualitas

manusia, walaupun mereka miskin dengan kekayaan

alam.

Dari pidato tersebut, semakin jelaslah kiranya

bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

kunci untuk mampu tinggal landas.

Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber

daya manusia untuk tinggal landas dalam kurun waktu

Jangka Panjang Duapuluh Lima Tahun Kedua,

adalah

merupakan sasaran strategis yang harus dapat dicapai.

GBHN/TAP MPR 11/1988 mengisyaratkan bahwa:

"Jumlah penduduk yang sangat besar, apabila dapat

dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efek

tif, akan merupakan modal pembangunan yang besar dan

sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembagunan

disegala bidang".

GBHN/TAP MPR 11/1993, mengisyaratkan pula bahwa:

Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah

(17)

manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan

nasional".

Dengan memperhatikan GBHN tahun 1983 dan tahun

1993 tersebut, maka jelaslah bahwa : Apabila sumber

daya manusia tidak dibina dan dikembangkan

kualitas-nya, maka sumber daya manusia dalam jumlah besar tidak

akan menjadi modal pembangunan atau aset nasional,

tetapi akan menjadi beban dan penghambat pembangunan.

Kualitas sumber daya manusia, sangat tergantung

dari kemampuan pengembangan sumber daya manusia, dan

pengembangan sumber daya manusia akan tergantung pada

pendidikan, pelatihan dan pengembangan yang diperoleh.

Kinerja dan produktivitas tenaga kerja akan

sangat ditentukan oleh program pendidikan dan latihan

serta pengembangan.

Pendidikan dan latihan dilingkungan pegawai

negeri sampai saat ini dirasakan masih belum sempurna

dan belum luas daya jangkaunya sehingga belum

menjadi-kan pegawai negeri mencapai mutu kerja yang tinggi dan

belum tanggap menyerap perkembangan-perkembangan

mutakhir.

Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1993 (Bab

VI bagian F butir 41) memberi arahan yang jelas, yaitu

(18)

"Pembangunan aparatur negara diarahkan untuk

mewujudkan aparatur negara yang handal serta

mampu melaksanakan keseluruhan penyelenggaraan

tugas pemerintahan umum dan pembangunan dengan

efisien, efektif dan terpadu, yang didukung oleh

aparat negara yang profesional, bertanggung

jawab, bersih dan berwibawa serta menjunjung

tinggi keadilan. Pendayagunaan aparatur negara

terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan

kualitas, efesiensi pelayanan dan pengayoman

kepada masyarakat serta kemampuan profesional dan

kesejahteraan aparatnya.

Hal tersebut merupakan

tantangan dan pekerjaan yang harus ditangani.

Pembangunan Nasional Jangka Panjang (PJP II) yang

menekankan kepada pengembangan sumber daya manusia,

memerlukan pegawai yang berkualitas dan profesional.

Sementara itu masih dirasakan adanya kesenjangan

antara kemampuan profesional aparatur/ pegawai yang

ada pada saat ini, dengan kemampuan profesional yang

diharapkan/diantisipasi untuk melaksanakan PJP n.

Kesenjangan tersebut perlu segera diatasi dengan jalan

meningkatkan kemampuan profesional dan/atau menyiapkan

kader melalui pendidikan yang variatif termasuk

pendidikan tinggi yang secara khusus diselenggarakan

untuk menunjang/mempersiapkan hal tersebut.

Adanya arus globalisasi yang menimbulkan peruba

han lingkungan secara global, regional dan nasional

yang sangat cepat, menjadikan masyarakat antar bangsa

(19)

adanya saling ketergantungan satu sama lain senantiasa

dapat menimbulkan masalah yang kompleks dan rumit

sehingga memerlukan wawasan yang luas dalam melakukan

pendekatan dan pemecahannya. Ini menuntut adanya

orientasi baru dalam penyelenggaraan pelayanan atau

layanan administrasi pemerintah dan bisnis, dewasa ini

maupun dimasa yang akan datang.

Belum tercapainya layanan administrasi yang

diperlihatkan/diberikan oleh pegawai negeri secara

optimal, menuntut peningkatan kinerja pegawai negeri

termaksud agar mempunyai wawasan luas dengan tetap

didasarkan oleh nilai-nilai luhur kehidupan bangsa.

Kecenderungan tersebut akan masih berlangsung

lama dimasa depan.

Usaha untuk mewujudkan manusia produktif, tidak

dapat lepas dari peran pendidikan, terutama jenjang

pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan tinggi

berorien-tasi pada penyiapan tenaga kerja yang

berkemampuan

akademis dan atau profesional (P.P No. 30/ 1990 Bab II

Pasal 2 ayat 1).

Dengan demikian pendidikan tinggi menjadi sarana

kunci bagi pembangunan bangsa, sehingga kepedulian

terhadap peningkatan kualitas jenjang pendidikan

tinggi menjadi keharusan yang mendesak agar keluaran

(20)

yang benar-benar produktif.

Dalam rangka merealisasikan keluaran pendidikan

tinggi yang berkualitas, perguruan tinggi dengan

berbagai unsur didalamnya mempunyai peran yang

strate-gis. Namun pada kenyataannya, perguruan tinggi

mengha-dapi berbagai masalah yang intinya berfocus pada

produktivitas pendidikan yang masih rendah.

Rendahnya produktivitas pendidikan antara lain

dibuktikan dengan:

1. Kualitas pendidikan yang masii rendah

2. Pendidikan yang belun relevan dengan kebutuhan

pembangunan akan tenaga terampil

3. Manajemen pendidikan yang belum tertata secara

efisien ( Tilaar, 1991 : 5 )

Permasalahan pokok pendidikan di Indonesic

dewasa mi dan masa mendatang berkisar pad

kualitas produktivitas pendidikan nasional van

masih harus ditingkatkan, baik dari segi prestasi

b"TnH K^1 Segl Pr°SeS atau kemampuan untuk

bertumbuh yang belum mantap ( Engkoswara, 1992 :

i- ~ £. ) .

Disamping itu, dilingkungan perguruan tinggi

terdapat beberapa hal yang harus dilaksanakan, seperti

yang terdapat dalam ketetapan MPR Nomor ll/MPR/1983,

yaitu sebagai berikut:

1. Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat

a

a

yang

(21)

pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab

yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3. Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai

masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia.

Dengan adanya perubahan aspirasi dan kebutuhan

masyarakat, maka agar lulusan perguruan tinggi dapat

semakin produktif dalam bekerja, mengisyaratkan kepada

perguruan tinggi agar dapat selalu mengantisipasi

aspirasi dan kebutuhan tersebut. Kemauan dan kemampuan

mengantisipasi termaksud, salah satu upayanya

diwujud-kan dalam kesediaan untuk mengadadiwujud-kan studi evaluatif

terhadap lulusan dalam melaksanakan tugas ( bekerja ).

Perlu disadari bahwa dengan kondisi jumlah

penduduk yang besar, apabila kualitas sumber daya

manusia rendah dan tidak optimal pemanfaatannya, maka

hal termaksud bukan lagi menjadi "aset negara" tetapi

justru menjadi "beban negara". oleh sebab itu maka

Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta dan

Perguruan Tinggi Kedinasan diharapkan dapat lebih

berperan guna mempersiapkan tenaga pembangunan yang

lebih berkualitas.

Dalam rangka mempersiapkan tenaga pembangunan

yang berkualitas tersebut maka berdasarkan Keputusan

Presiden nomor 34 tahun 1972 tentang pembagian tanggung

(22)

"Ketua Lembaga Administrasi Negara bert.ugas dan

bertanggung jawab atas pembinaan pendidikem dan lati

han khusus pegawai negeri "

Untuk melaksanakan Keputusan Presiden tersebut,

maka Lembaga Administrasi Negara telah mendirikan

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi

Negara Republik Indonesia (STIA LAN-RI), yang salah

satu kampusnya berada di Bandung.

STIA sebagai salah satu Perguruan Tinggi Kedina-.

san dihadapkan pada tantangan yang sama,

yaitu pembi

naan aparatur negara melalui pendidikan.

Kondisi obyektif yang ada dewasa ini menjadi

tantangan sekaligus membuka peluang bagi STIA untuk

mempersiapkan para

lulusannya yang perlu memiliki

wawasan yang luas dan kemampuan profesional dalam

bidang administrasi dan manajemen.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan,

yang salah satunya adalah adanya isu

tentang rendahnya produktivitas pendidikan tinggi,

menunjukkan

adanya

sesuatu

yang

kurang

dalam

penyelenggaraan/pengelolaan perguruan tinggi.

Pada

dasarnya, walaupun hasil pendidikan di STIA mempunyai

(23)

riel bagi Instansi pengguna/tempat lulusan bekerja,

asih perlu untuk diketahui/diteliti . Untuk

mem-buktikannya, salah satu upayanya adalah dengan cara

mengadakan evaluasi terhadap kualitas lulusan yang

dapat dilihat atau salah satu caranya dinilai melalui

kinerjanya.

Secara skematis, ruang lingkup permasalahan

m

m

a yang tertera pada bagan

dapat digambarkan sebagaiman

(24)

Jinaanl Peng ingan >er t -> Pendidikan|-> L BAGAN 1

RUANG LINGKUP PERMASALAHAN PENELITIAN

I 1 Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan

Pembinaan pendidik-|

an umum & kejuruan I

Ketua LAM-RI Pembinaan Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri LAN-RI L_ | Sekolah 'I Tinggi jIlmu | Adminis I trasi | Jakarta Bandung h-Ujung Pandang Input

1 Pegawai Negeri

• Pegawai

Negeri Sipit - ABRI

2 Pegawai Negeri

Sipil (PNS)

- PNS Pusat • PNS Daerah - PNS Menurut

UU No.8/1974

Proses

Pengalaman

Kerja

Kuliah C Teori &

Praktek) Bimbingan Peneli tian Skripsi Uj ian Sidang 1 1

| Mpnfpri T^nngR | 1 Kerja |

| Pembinaan Latihan|

| Keahlian dan Ke- j

| juruan tenaga 1

1 kerja bukan pega-1

| wai negeri [

1 i

10

(25)

11

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya

identifikasi dengan mengacu kepada pertanyaan pokok

penelitian yang dirumuskan sebagai berikut:

"Sejauh manakah kinerja lulusan STIA-LAN Kampus

Bandung".

Pertanyaan pokok tersebut menyangkut beberapa

permasalahan, yang penulis jabarkan dalam beberapa

pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat

mempero-leh tambahan ilmu pengetahuan.

2. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat melaksa

nakan tugas/pekerjaan dengan lebih lancar (dapat

lebih produktif dalam bekerja).

3. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat lebih

memahami situasi/lingkungan kerja.

4. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat

termo-tivasi untuk lebih berprestasi ditempat kerjanya.

5. Apakah ada manfaat penugasan atau pemberian ijin

mengikuti pendidikan di STIA dengan pembinaan dan

rencana pengembangan organisasi ditempat kerja

(26)

12

6. Faktor lain apakah yang selama proses belajar,

berpengaruh terhadap keberhasilan program pendidi

kan dalam kaitan/guna menunjang kinerja lulusan

STIA.

Permasalahan tersebut merupakan acuan penelitian

yang perlu dibahas secara rinci, agar dapat memberi

gambaran tentang kinerja lulusan STIA-LAN Kampus

Bandung ditempat kerjanya masing-masing.

B.

TUJUAN DAN KRITERIA KEBERHASILAN KINERJA

Tujuan penelitian ini, antara lain adalah:

1. Untuk dapat mengetahui lebih

Ianjut

tentang apakah

para lulusan STIA merasakan adanya nilai tambah

berupa ilmu pengetahuan, sehingga berpengaruh

terhadap kelancaran pelaksanaan tugas yang pada

akhirnya diharapkan dapat berpengaruh pula terhadap

kinerja di Instansi masing-masing.

2. Untuk dapat mengetahui tentang bagaiinana cara yang

baik dan tepat dalam mengadakan penyempurnaan

konsep pendidikan di STIA pada m;.sa yang akan

datang, agar para lulusan STIA merasa dapat lebih

>mpu (lebih berkualitas), sehingga kinerjanya

leningkat, dapat lebih berprestasi, dan pada akhir

nya dapat meningkatkan produktivitas kerja individu

dan Instansi tempat kerjanya.

(27)

13

Kriteria Keberhasilan Kinerja:

Dalam menentukan kriteria keberhasilan kinerja,

perlu diperhatikan adanya faktor yang mempengaruhi

kinerja, yaitu sebagai berikut:

1. Ability

2. Capacity

3. Help

4. Incentive 5. Environment 6. Validity 7. Evaluation

(Notoatmodjo, 1992 : 33)

Dari ketujuh faktor yang mempengaruhi kinerja

tersebut maka dapat ditentukan bahwa kriteria keberha

silan kinerja adalah sebagai berikut:

1. Adanya kemampuan mengaplikasikan ilmu pengetahuan

dan keterampilan.

2. Adanya sistem dan prosedur, yang dapat berupa

bantuan/pembinaan dan evaluasi.

3. Adanya lingkungan kerja, termasuk di dalamnya

kepuasan kerja.

4. Motivasi untuk lebih berprestasi.

Keseluruhannya tersebut, tertuang pada berbagai

aspek, dan khususnya dalam penelitian ini meliputi

yaitu sebagai berikut:

1. Kaitannya dengan adanya kemampuan untuk memahami

pengetahuan dan keterampilan, maka khusus bagi

STIA mengacu pada upaya mewujudkan lulusan yang

(28)

Hal termaksud dituangkan pada pertanyaan penelitian

nomor 1 yaitu tambahan ilmu pengetahuan,

pembekalan

selama proses belajar mengajar yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan keberhasilan lulusan,

dituangkan pada pertanyaan penelitian nomor 6, yaitu

faktor lain yang mempengaruhi kinerja.

2. Kaitannya dengan adanya sistem dan prosedur, maka

selain pengalaman lulusan,

bantuan/pembinaan dan

evaluasi hasil kerja perlu dilaksanakan. Hal ter maksud dituangkan pada pertanyaan penelitian nomor

2 yaitu kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Kaitannya dengan adanya lingkungan kerja yang baik,

akan

menciptakan

ketertiban/disiplin,

kepuasan

kerja

dan

keberhasilan

kinerja,

hal

termaksud

tertuang pada pertanyaan penelitian nomor 3 dan nomor 5, yaitu pemahaman terhadap situasi/lingku

ngan kerja, dan rencana pengembangan

pegawai/orga-nisasi.

4. Kaitannya dengan motivasi untuk lebih berprestasi

tertuang pada pertanyaan penelitian nomor 4. Dengan lebih berkualitasnya lulusan, maka di harapkan lulusan akan menunjukkan kinerja yang baik di

tempat kerjanya masing-masing. Di samping bekal ilmu

pengetahuan,

keterampilan dan pengalaman yang

ada,

(29)

15

dipenuhi guna mewujudkan kinerja yang baik.

C. PENTINGNYA PENELITIAN

Penelitian ini berhubungan dengan pembinaan dan

pengembangan pegawai negeri, terutama dalam atau

melalui pendidikan di STIA. Pendidikan sangat diperlu

kan (dalam hal ini khususnya bagi pegawai negeri),

agar supaya pegawai negeri dapat lebih terampil dan

mampu melaksanakan tugas sesuai dengan peranan yang

diberikan kepadanya. Sampai saat ini masih belum

pernah dilakukan suatu penelitian yang menyangkut

kinerja lulusan, setelah mengikuti pendidikan di STIA

dan kembali bekerja di Instansinya. Oleh sebab itu

penelitian tentang evaluasi hasil pendidikan di STIA

perlu dilakukan.

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena

beberapa alasan, yaitu:

1. Program pendidikan khususnya pendidikan bagi peg

awai negeri, merupakan upaya pembinaan dan pengem

bangan sumber daya manusia. Salah satu wujud dari

pembinaan dan pengembangan termaksud adalah melalui pendi^xkan di STIA, dimana lulusannya dipersiapkan

untuk menduduki golongan pangkat III A/Penata Muda

atau yang setingkat dalam suatu instansi. Disamping

(30)

16

kembali tentang konsep atau program penyempurnaan

sistem pendidikan khususnya di STIA, agar dapat

mengupayakan konsep yang lebih terarah, sempurna

dan _^rmanfaat, agar menghasilkan lulusan yang

lebih berkualitas.

2. Apabila diadakan penghitungan secara kuantitatif,

maka program pendidikan di STIA telah cukup banyak

menghasilkan/mengeluarkan lulusan sejak berdirinya

STIA LAN Kampus Bandung tahun 1973. Sejak tahun

1983 sampai April 1994, jumlah lulusan adalah 2.871

orang, oleh sebab itu sudah waktunya untuk

mengada-kan pengkajian efektivitasnya dengan cara mengada

kan evaluasi tentang kinerja lulusan, ditempat

kerjanya masing-masing.

3. Bila diperhatikan dari segi ilmu pegetahuan, maka

keberadaan pendidikan kedinasan pegawai negeri,

merupakan salah satu bidang garapan administrasi

pendidikan yang belum banyak dibahas secara khusus,

sehingga dengan demikian diharapkan penelitian ini

dapat lebih menarik untuk dikaji lebih lanjut.

4. Dari penelitian ini, nantinya diharapkan dapat

menemukan konsep untuk perbaikan/penyempurnaan

pendi "i;kan, khusv ;:nya bagi Perguruan Tinggi

Kedinasan yang sampai saat ini masih perlu dibina

(31)

16

dengan tugas pokok Lembaga Administrasi Negara, ini

akan bermanfaat guna penyempurnaan dan pengembangan

kebijaksanaan lebihi lanjut, khususnya yang

ber-kaitan dengan pembinaan perguruan tinggi kedinasan

(32)
(33)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode kualitatif/ natural, walaupun nantinya juga akan menggunakan sajian statistik deskriptif, untuk memperjelas data. Metode kualitatif'meliputi sejumlah

metode penelitian. "Tiap metode bertindihan dengan lain nya, namun semua mengandung ciri kualitatif dengan

mengu-tamakan aspek tertentu" Nasution (Burgess 1985) Dalam

penelitian yang dilakukan ini aspek tertentu ditujukan pada perilaku manusia dalam organisasi.

Berdasarkan pendapat tersebut, berkaitan dengan metode ini yang bersifat natural, maka produktivitas kerja lulusan STIA LAN Kampus Bandung beserta faktor lain yang mempengaruhinya, akan dilihat sebagaimana adanya

wajar tanpa dimanipulasi atau tanpa diatur oleh

eksperi-men atau test.

Nasution (1988 : 9 - 11), mengutarakan bahwa

karak-teristik penelitian kualitatif meliputi:

1. Sumber data

adalah situasi yang wajar atau natural setting

2. Penelitian sebagai instrumen utama 3. Sangat deskriptif

4. Mementingkan proses maupun produk 5. Mencari makna

6. Mengutamakan data langsung atau "first hand"

7. Triangulasi

8. Menonjolkan rincian kontekstual

9. Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama

dengan peneliti.

(34)

10. Mengutamakan perspektif err.ic

11. Verifikasi

12. Sampling yag purposif 13. Menggunakan audit trail

14. Partisipasi tanpa menggancgu

15. Mengadakan analisis sejak awal peneli ticin.

16. Desain penelitian tampil dalam proses

penelitian.

Penelitian mengumpulkan data berdasarkan observasi

situasi yang wajar, sebagaimana adanya tanpa dipengaruhi.

Peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian. Peneliti disini tidak mengutamakan

angka-angka dan statistik walau tidak menolak data kuantitatif,

tetapi yang banyak dituangkan dalam bentuk laporan dan

uraian.

Metode ini berusaha memahami kelakuan manusia dalam

konteks yang lebih luas, dipandang dari kerangka pemiki ran dan perasaan responden, dan peneliti terjun

ke-lapangan untuk mengadakan wawancara.

Triangulasi dilakukan untuk membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Penel

iti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat terinci

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Peneliti tidak menganggap dirinya lebih tinggi

atau lebih tahu dari yag diteliti, mementingkan pandangan

responden.

Peneliti mencari kasus yang berbeda dengan yang

telah ditemukan, untuk memperoleh hasil yang lebih

(35)

kesesu-aian.

Metode natura1istik, biasanya menggunakan sampel

sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian, sehingga sering berupa studi kasus atau multi kasus. Hal terebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah laporan penelitian

sesuai dengan data yang dikumpulkan, serta terbuka untuk

dikritik.

Untuk memperoleh situasi yang wajar, peneliti dalam

melakukan observasi hendaknya tidak menonjolkan diri agar

tidak mengganggu kewajaran situasi.

Jadi penelitian naturalistik tujuannya menemukan pola yang mungkin dapat dikembangkan menjadi teori yang

didasarkan atas data dan disain penelitian baru, yang akan muncul dalam proses penelitian.

Dengan memperhatikan ciri-ciri penelitian natu

ralistik seperti telah diuraikan tersebut, maka penulis mengimplementasikannya didalam penelitian.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Guna memperoleh data yang akurat, maka penulis

mengumpulkan data yang sesuai dengan karakteristik pene

litian kualitatif.

Metode penelitian lainnya yang terka it , adalah

metode evaluasi, yaitu merupakan penelitian yang dilaku

kan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Oleh

(36)

yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan

cara melakukan studi dokumentasi, menggunakan instrumen

dalam bentuk pertanyaan penelitian, dan mengadakan

wawancara.

Ketiga teknik tesebut dipergunakan guna mendapat data agar saling dapat melengkapi dan saling menunjang.

Studi dokumentasi dimaksudkan untuk dapat

mengeta-hui/memahami berbagai aspek yang erat kaitannya dengan sarana, prasarana, tata tertib dan aturan lain yang diberlakukan atau ditetapkan oleh pihak STIA.

Misal : - Perkembangan kebijaksanaan yang ada.

- Buku pedoman pelaksanaan program pendidikan

STIA.

- Beberapa pidato dan Kertas Kerja Ketua LAN,

Ketua STIA, serta Deputi Ketua STIA.

- Laporan kerja (berkala) tentang kegiatan STIA

- Buletin dan penerbitan majalah ilmiah serta

buku lainnya

Studi dokumentasi ini sangat penting artinya, untuk

memberikan gambaran lebih jelas, dalam situasi dan

kondisi seperti itu, sampai sejauh mana tingkat produkti

vitas yang dapat dicapai oleh lulusan STIA.

Instrumen dalam bentuk angket disampaikan kepada

para lulusan STIA, yang penulis manfaatkan untuk mendapat

gambaran tentang produktivitas kerja lulusan ditempat

(37)

STIA (menurut persepsinya).

Pedoman wawancara telah dipersiapkan secara seksama

dan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh data atau

informasi selengkap mungkin, dan sekaligus untuk menga

dakan pengecekan terhadap kebenaran dari keterangan yang telah diperoleh dari responden, yang dalam hal ini adalah

lulusan STIA.

Populasi yang tersedia dalam rangka pengambilan

sampel adalah terdiri dari sejum.'.ah alumni, yang telah

lulus dan setelah 3 (tiga) tahun diwisuda can bekerja

kembali di instansinya. Lulusan termaksud berasa] dari

Instansi-instansi yang terdiri dari Departemen, Lembaga

Pemerintah Non Departemen (LPND), Badan Usaha Milik

Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah

Daerah (PEMDA), sebagai dasar pengambilan sampel.

Karena masing-masing instansi mempunyai tugas pokok dan fungsi secara spesifik, maka setiap instansi ter

maksud akan diwakili oleh instansi itu sendiri (bersifat

heterogen).

Sampel diambil dari seluruh Instansi yang memiliki

lulusan STIA, oleh karena itu maka dari masing-masing

Instansi, diambil dua sampel untuk mewakili lulusan STIA.

(38)

INSTRUMEN PENELITIAN

Upaya meneliti dalam rangka memberi gambaran tentang

produktivitas kerja lulusan STIA, dilakukan dengan cara

melakukan evaluasi tehadap para lulusan. Evaluasi

dilakukan dengan disertai wawancara terstruktur. sehingga

dengan demikian diharapkan akan didapatkan hasil yang

seobyektif mungkin.

Evaluasi dinyatakan dalam bentuk angket yang disam

paikan kepada para lulusan STIA. Diharapkan para lulusan

dapat mengutarakan tentang ada atau tidak adanya manfaat atau tambahan kemampuan setelah mengikuti pendidikan di STIA, sehingga berpengaruh terhadap kinerja di tempat

kerjanya masing-masing.

Angket yang berisi beberapa faktor dan terdiri dari item-item pertanyaan, merupakan instrumen yang penulis menfaatkan untuk mengukur kinerja lulusan ditempat kerja nya masing-masing setelah mengikuti pendidikan di STIA.

D i samping penulis m e n y e b a r k a n po rt a n ya an

penelitian, penulis juga melakukan wawancara dengan pimpinan dari lulusan STIA, sehingga diharapkan hasil

wawancara tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengontrol jawaban dari para lulusan STIA yang diperoleh dari perta

nyaan penelitian yang sudah diisi, dan sekaligus dapat

merupakan data baru yang kemungkinan tidak dapat dipero

leh melalui angket.

(39)

1. Manfaat bagi pribadi lulusan, dalam arti tambahan

ilmu pengetahuan.

2. Kinerja di tempat kerja masing-masing.

Pengukuran kinerja diawali dengan mengukur manfaat setelah mengikuti pendidikan di STIA bagi pribadi lulu san, yang diukur melalui faktor tambahan ilmu pengeta

huan .

Dari tambahan ilmu pengetahuan yang diperoleh,

penerapannya akan nampak dalam pelaksanaan pekerjaan/ kemampuan di tempat kerja masing-masing, yang kemudian

dapat diukur melalui kinerjanya.

Dengan demikian kinerja lulusan di tempat kerja

masing-masing dapat diukur melalui beberapa faktor, yang

meliputi kelancaran pelaksanaan tugas, pemahaman terhadap

situasi/1ingkungan kerja, motivasi untuk lebih berpresta

si, rencana pengembangan organisasi, dan faktor lain yang

mempengaruhi kinerja termaksud.

Pada dasarnya, instrumen penelitian yang digunakan

dijabarkan dalam faktor-faktor tersebut.

Guna memudahkan penyusunan item-item, yang terdapat didalam instrumen, maka diperlukan kisi-kisi instrumen.

Kisi-kisi instrumen penelitian untuk mendeskripsikan

kinerja lulusan STIA, dapat dilihat pada tabel 4.

Setiap item didalam instrumen diberi skala 1 sampai

(40)

kinerjanya kecil atau sama dengan 25% dari skor

ideal,

angka

2 menunjukkan

tingkat

penambahan

atau

tingk.t

kinerjanya kurang/sedikit, atau sama dengan 50% dari skor

ideal, angka 3 menunjukkan tingkat penambahan atau ting

kat kinerjanya cukup, atau sama dengan 75% dari skor

ideal, dan angka 4 menunjukkan tingkat penambahan atau

tingkat kinerjanya sangat besar, atau sama dengan 100%.

Instrumen untuk para lulusan STIA yang berupa

angket, dan untuk para pimpinan lulusan yang berupa

(41)

TABEL : 6

KISI-KISI PENELITIAN KINERJA

i 1 No.I Variabel Kinerja lulus an STIA Faktor 1. Tambahan IImu Penge tnhuan 2. Kelancaran pelaksana an tugas 3. Pemahaman terhadap si tuasi/ Iingkungan kerja 4. Motivasi untuk le bih berpre stasi

5. Rencana pe ngembnngan

Organi sasi

Aspek-Aspek Materi I Nomor Item]

• Administrasi, Organisasi |

& Manajemen |

• Kepegawaian, keuangan & |

materiiI |

Komunikasi S, Hubungan kerja | 1 -- Sistem Administrasi Negara | • Koordinasi dan penjabaran |

kebijaksanaan | I

- Menyusun laporan & telaahan j 11

staff |

- Mengolah data & memahami | instruksi | - Berkomunikasi, hubungan kerj[

- Mengelola pekerjaan, barang,|

personiI |

- Memecahkan masalah & mengam- | bil keputusan j • Pengendalian, pengawasan & | mengevaluasi kegiatan j

10

21

- Pemahaman terhadap kebijaksa|

naan, peraturan dinas, organ)

sasi, tugas pokok, lingkungaj

kerja, tata kerja, rincian j 22-29 tugas, rencana dan program j

tahunan j

i

I

- Semangat dalam tugas j 30-37 - Menghadapi rcsiko |

- Bekerja ccrmnt [ - Mencari alter nnt i f j - Mcnge jai pic1, r ,r. i '

- Inovasi ' - Mcngorc?k -;l kcmlvt I I '

Mendapat knrck-.i | °

I

- Jabatan yang sr>..Kii j 3f> '••'. - Kaitan pond lcf ikm dengan : 1

- Formasi |

(42)

i r

1

I L

6. Fakor lain

yang mem

-pengaruhi kinerja

- Kurikulum & silabus

- Buku diperpustakaan

- Tenaga pengajar & Satuan

Acara Perkuliahan

- Metode mengajar

- Ruang kuliah f. alat bantu mengajar

- Ujian & sistem penilaian - Disilin dalam proses belajar

mengajar

- Pelayanan Sekretariat

45 - 52

. VALIDILITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Sehubungan dengan validilitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian ini, maka penulis menganggap validilitas adalah sebagai bukti bahwa apa yang diamati

melalui penelitian sesuai dengan apa yang sesungguhnya

ada dalam fakta yang terjadi.

Disamping itu, penulis menganggap reliabilitas

instrumen adalah sebagai sesuatu yag menunjukkan

konsis-tensi pada beberapa periode proses penelitian yang menun jukkan hasil sama walaupun validnya atau reliabi1itasnya masih mempunyai kelemahan secara teoritis.

Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian,

adalah untuk mengukur tingkat kinerja lulusan STIA yang

terdiri dari pegawai negeri.

Dari instrumen yang diberikan kepada pihak yang

terkait atau pihak yang mempunyai kepentingan dan ahli

(berpengalaman), maka item instrumen masih perlu

di-tambah, dikurangi, bahkan dipertimbangkan kembali. Dari

(43)

lulusan STIA, ternyata

akhirnya hanya dapat

digunakan

sebanyak 52 item. Pedoman wawancara untuk

pimpinan para

lulusan STIA,

setelah mengalami penyempurnaan,

dapat

disetujui untuk digunakan.

Setelah instrumen diuji va1 idi1itasnya kepada 1 )

orang lulusan STIA, yang pengambilannya secara random,

maka hasil uji coba tersebut telah dianggap sebagai uji

validilitas dan reliabilitas instrumen.

Berdasarkan hal tersebut maka dari 52 item yang

digunakan untuk mengukur kinerja lulusan STIA, dapat

dinyatakan valid dan reliabel.

B. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Banyak pendapat yang mengutarakan tentang

langkah-langkah atau tahapan dalam melaksanakan penelitian kuali

tatif.

Diantara pendapat pakar yang ada, Nasution (1991 :

3) mengemukakan 3 tahap penelitian, yaitu:

1. Tahap Orientasi

2. Tahap Eksplorasi

3. Tahap member check

Tahap Orientasi merupakan penelitian awa 1 guna

mendapat gambaran permasalahan yang lengkap untuk meman

tapkan fokus penelitian.

Sambil mengadakan konsultasi dengan

pembimbing, dan

(44)

disetujui, penulis juga mengadakan wawancara informal

dengan lulusan STIA maupun dengan pimpinan lulusan

tersebut dan juga dengan lulusan yang sudah berada pada

tingkat pimpinan. Hal tersebut dilakukan sejak bulan

Januari 1994 sampai bulan Mei 1994, disertai dengan

melakukan diskusi dengan pihak-pihak yang erat kaitannya

sehingga dapat memberikan masukkan yang searah dengan

penelitian ini.

Berikutnya, pada tahap Eksplorasi, penulis melakukan

penelitian yang sebenarnya, yaitu mengumpulkan data yang

berkenaan dengan fokus penelitian.

Setelah seluruh persyaratan dapat diselesaikan, maxa sejak akhir bulan April penulis mulai menye.bark.-in din

menarik kembali hasil angket dan aktif mengumpulkan data,

mulai mengolah data, serta mengatur waktu guna mengadakan

wawancara dengan pihak yang terkait, yaitu pimpinan dari

lulusan STIA dan lulusan yang telah menduduki jabatan

pimpinan di beberapa Instansi.

Wawancara dengan pihak pimpinan dari lulusan STIA, penulis lakukan untuk memperkuat kebenaran data yang diberikan oleh responden, dan untuk mendapatkan data barn yang mungkin tidak dapat diperoleh dari responden.

(45)

Disamping hal tersebut, guna melengkapi data yang telah dikumpulkan, serta untuk mengadakan triangulasi

atau pengecekan, maka penulis mengadakan observasi dan

studi dokumentasi. Sedangkan untuk merekam data dan

informasi, penulis memanfaatkan buku catatan.

Setiap jawaban pertanyaan dari hasil wawancara, penulis buatkan deskripsinya untuk mempermudah membuat

analisis dan menemukan pola jawaban yang disimpulkan dari

hasil mereduksi data atau informasi. Berikutnya penulis

membuat laporan secara deskriptif berdasarkan jawaban dari responden (Ernie).

Langkah selajutnya penulis melakukan member check

(penelitian tahap terakhir), yaitu memverifikasi dengan

mengadakan pengecekkan validilitas data, maksudnya menga

dakan pegecekkan terhadap kebenaran segala informasi yang

telah dikumpulkan, supaya hasil penelitian dapat

diper-caya.

Dan untuk lebih memantapkan hasil penelitian yang

telah diperoleh maka penulis juga melakukan observasi dan

studi dokumentasi serta triangulasi kepada pihak respon

den dan nara sumber yang berkepentingan.

Secara sistematis, langkah-langkah penelitian yang

dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Setelah selesai menyusun disain penelitian, maka

langkah berikutnya adalah membuat instrumen penelitian

(46)

kerjanya masing-masing.

2. Dengan melalui beberapa kali proses diskusi dengan

pihak yang terkait atau pihak yang berkepentingan dan dianggap ahli atau berpenga1aman , maka instrumen

penelitian mengalami beberapa penyempurnaan untuk

kemudian diajukan guna pengujian validilitasnya.

3. Dari instrumen penelitian yang telah diuji validili

tasnya tersebut, maka diajukan untuk dikonsultasikan dengan kedua pembimbing, yang kemudian penulis menda

pat arahan untuk penyempurnaan lebih lanjut.

4. Setelah instrumen penelitian disetujui, maka instrumen

•tersebut diuji cobakan kepada 10 responden, guna dapat

diketahui validilitas dan reliabilitasnya. Penetapan

10 responden tersebut dilakukan secara random, dan

tabulasi dilakukan untuk persiapan pengujian.

5. Item-item yang sudah dianggap valid tersebut digunakan

untuk penelitian yang sesungguhnya. Instrumen yang

berupa angket tersebut diberikan kepada 64 responden.

6. Tabulasi data dari jumlah periode/proses yang terakhir

yaitu sebanyak 64 responden, yang terdiri dari data

kinerja lulusan STIA sebanyak 6 faktor dan terinci

menjadi 52 item. Semua data hasil penelitian ini

disertakan dalam lampiran tesis ini.

7. Analisis data, dilakukan penulis dengan cara membuat

kesimpulan dari

jawaban pertanyaan penelitian yang

(47)

pembuatan kesimpulan diutarakan pada bab berikutnya

dan data penunjang tertera pula pada lampiran tesis

i n i .

PROSEDUR ANALISIS DATA

Analisis data penelitian kualitatif ini

dilaksana

kan melalui

suatu proses.

Dikatakan melalui

suatu

proses,

berarti pelaksanaannya telah mulai dilakukan

sejak pengumpulan data dan dikerjakan secara lebih

seksa-ma,

baik sejak atau selama dilapangan maupun setelah

penulis tidak berada di lapangan lagi.

Sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Nasution

(1988

: 129-130)

bahwa analisis data dilakukan dengan

c a r a :

1. Reduksi data

2. Display data

3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi

Pada reduksi data, penulis mengadakan penelaahan

kembali seluruh catatan yang diperoleh dari hasil wa

wancara, observasi dan studi dokumentasi.

Penelaahan termaksud dilakukan guna dapat ditemukan-nya hal-hal penting yang erat kaitannya dengan kinerja

lulusan STIA-LAN Kampus Bandung.

Selanjutnya penulis melakukan display data, dengan

(48)

dapat lebih mudah untuk difahami.

Dari' display data yang telah dibuat, selanjutnya

dapat ditarik suatu kesimpulan yang lebih bermakna.

Pada akhirnya dilakukan verifikasi untuk lebih

memantapkan kesimpulan, dengan cara member check atau

triangulasi yang dilakukan selama dan sesudah data di

(49)

5£?

UJ i«S

C-i—

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah memperhatikan berbagai teori, kebijaksanaan

dan pengembangannya, studi data empirik, deskripsi serta masalah tentang kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung,

maka berikut ini adalah beberapa kesimpulan dan saran

yang penulis coba untuk utarakan, yaitu sebagai berikut:

A. KESIMPULAN UMUM

1. Dari pengkajian berupa penelitian, telah dapat

disimpulkan bahwa lulusan STIA-LAN Kampus Bandung,

melalui 6 faktor yang diteliti, secara umum menun jukkan bahwa kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Ban

dung dinyatakan cukup baik, bahkan mendekati baik.

Hal i..i berarti bahwa dengan kurikulum, tenaga

edukatif, tenaga non edukatif, sarana dan prasarana yang ada, menghasilkan lulusan STIA dengan menun

jukkan kinerja yang cukup baik setelah mereka

kembali bekerja di Instansinya masing-masing.

2. Kaitannya dengan kriteria keberhasilan kinerja maka

pada kenyataannya belum ada kejelasan tentang: penyesuaian golongan kepangkatan lulusan dan syarat

1

pegawa'i untuk menduduki golongan III, tolok ukur sebagai standar kinerja, pedoraan/petunjuk dan

uraian kerja, evaluasi hasil kerja, sehingga belum dapat diketahui secara pasti antara kinerja yang

ada dengan kinerja yang diharapkan. Di samping itu

(51)

194

belum ada kejelasan relevansi antara perencanaan,

pengembangan dan penempatan pegawai, khususnya bagi

lulusan STIA. Hal tersebut menyebabkan tidak

jelasnya jenjang karier, sehingga mengurangi moti

(52)

195

B. KESIMPULAN KHUSUS

1. Kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung ditinjau

dari

segi

tambahan

ilmu

pengetahuan

atau

dapat

diterapkannya

tambahan

ilmu

pengetahuan

oleh

lulusan dinyatakan cukup menambah, bahkan mendekati

pernyataan sangat menambah. Hal tersebut merupakan

suatu deskripsi yang dapat diartikan sebagai gam

baran bahwa disatu pihak para lulusan memang sangat

membucuhkan

pengetahuan

yang

telah

diberikan

(khusus bagi

mereka yang bekerjanya berkaitan

langsung dengan materi bersangkutan). Dilain pihak

dapat ditafsirkan sebagai pengetahuan akan adanya

nilai tambah yang cukup memadai khususnya bagi

lulusan yang mempunyai kemampuan yang dapat dikem

bangkan.

Bagi mereka yang bekerjanya tidak atau

kurang berkaitan dengan bidang administrasi, menya

takan kurang atau tidak menambah pengetahuan.

2. Kinerja

lulusan STIA-LAN Kampus Bandung dilihat

dari

segi

kelancaran

pelaksanaan

tugas,

dapat

dinyatakan menambah kelancaran pelaksanaan tugas.

Hal tersebut dapat diartikan bahwa:

Tidak selalu setiap lulusan langsung dapat menun

jukkan peningkatan terhadap kelancaran pelak sanaan

tugas yang lebih dibandingkan dengan pada waktu

mereka belum lulus. Hal tersebut disebabkan karena

(53)

196

waktu untuk beradaptasi. Disamping itu juga tergan

tung dari kesempatan dan wewenang yang diberikan

dan tergantung pula dari upaya kemampuan pribadi

untuk dapat segera menerapkan atau mengembangkannya

dalam pelaksanaan pekerjaan.

3. Kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung ditinjau

dari segi pemahaman situasi/lingkungan kerja menun

jukkan cukup tanggap, dan bahkan mendekati sangat

tanggap terhadap

pemahaman

situasi

lingkungan

kerja.

Ini merupakan suatu deskripsi yang dapat diartikan

sebagai gambaran bahwa walaupun pemahaman situasi/

lingkungan kerja lulusan sulit diukur, namun hal

tersebut dapat terbukti dari kinerja yang nampak

pada masing-masing pribadi lulusan. Bagi para

lulusan yang telah mulai diberi kesempatan untuk

menerapkan ilmu/kemampuannya, nampak banyak

upaya

yang telah dilakukan para lulusan, untuk bekerja

dengan lebih baik dalam rangka menghadapi tantangan

yang ada atau situasi yang baru baginya.

4. Kiner-ja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung dilihat

dari segi motivasi untuk lebih berprestasi menun

jukkan cukup menambah, dan mendekati sangat menam

bah motivasi untuk lebih berprestasi.

Hal tersebut merupakan deskripsi yang dapat diarti

(54)

197

individu adalah untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan guna mengembangkan/memajukan pribadinya.

Kepuasan yang telah diperoleh lulusan STIA, berupa

telah '•ulus, dan dapat menerapkan ilmu atau telah

dapat disesuaikannya golongan kepangkatan, yang

pada akhirnya akan menambah motivasi untuk lebih

berprestasi dan mempunyai pengaruh besar dan

posi-tif pada pertumbuhan dalam organisasi/ lingkungan

kerjanya.

5. Kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung ditinjau

dari

segi

rencana

pengembangan

pegawai

dan

pengembangan organisasi menunjukkan bahwa, cukup

berkaitan.

Hal ini dipersepsikan cukup positif, karena dengan

lulusnya pegawai dari pendidikan di STIA, akan

berdampak kepada kesempatan untuk memperoleh

golongan kepangkatan yang lebih sesuai atau lebih

tinggi,

terutama pada instansi yang sudah jelas

rencana pengembangan pegawai dan pengembangan organisasinya. Dengan demikian akan ada kejelasan

bagi lulusan STIA terhadap pengembangan kariernya.

6. Kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung ditinjau

dari ^egi faktor l^in yang mempengaruhi kinerja,

khususnya dalam hal ini ditinjau dari sewaktu

lulusan masih mengikuti proses belajar.

(55)

dengan harapan.

Faktor yang mempengaruhi kinerja lulusan pada waktu

proses belajar diupayakan untuk dipenuhi dan ber

jalan dengan baik dan lancar, sehingga menghasilkan

lulusan yang cukup berkualitas, yang akhirnya

menunjukkan kinerja yang baik.

Seluruh faktor termaksud adalah yang berkaitan

dengan kurikulum dan silabus, buku di perpustakaan,

tenaga pengajar/dosen, metode mengajar, fasilitas

ruang kuliah dan alat bantu mengajar, ujian dan

sistem penilaian, disiplin dan pelayanan pihak

sekretariat. Dengan sarana dan prasarana yang

tersedia, STIA menghasilkan lulusan yang cukup

baik, sehingga diharapkan akan menunjukkan kinerja

yang dapat dikatakan cukup baik. Hal tersebut akan

berpengaruh terhadap produktivitas kerja individu

dan produktivitas organisasi.

C. SARAN

1. Kaitannya dengan kesimpulan umum nomor 1, maka

diharapkan dari

hasil penelitian

ini

dapat

dijadikan bahan untuk mengadakan penyempurnaan

dalam segi pengelolaan STIA secara menyeluruh, agar

dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas,

sehingga kinerjanya akan lebih baik.

2. sehubungan dengan kesimpulan umum butir 2, yaitu

(56)

199

disarankan:

a. Ada kejelasan aturan tentang penyesuaian go

longan kepangkatan dan syarat untuk menjadi

golongan III, bagi pegawai yang lulus sarjana, agar dapat menambah motivasi untuk lebih ber

prestasi .

b. Perlu adanya tolok ukur kinerja,

pedoman/petun-ju._ dan uraian kerja, serta evaluasi hasil

kerja.

c. Perlu difikirkan adanya relevansi antara peren

canaan, pengembangan, dan penempatan pegawai,

agar ada kejelasan jenjang karier, terutama bagi

lulusan STIA.

3. Sehubungan dengan kesimpulan khusus yang diutarakan

pada butir 1, yaitu tentang tambahan ilmu pengeta

huan maka perlu disadari bahwa masalah kinerja individu, telah banyak menarik perhatian para ahli

dalam berbagai bidang. Untuk mengarah kepada

kepri-badian yang produktif, tingkah laku atau kebiasaan,

seseorang harus dibentuk melalui pendidikan.

Disamping itu, perlu dikaji ulang tentang setiap

individu yang diterima untuk mengikuti program

pendidikan di STIA, dengan pembawaan tingkah laku yang berlainan guna mendapatkan pembinaan lebih

lanjut. Untuk masa yang akan datang, diharapkan

(57)

pendi-200

dikan di STIA dapat melalui seleksi yang cukup

ketat agar didapat calon yang berkualitas, sehingga

nantinya dapat lulus dari STIA dengan lebih berkua litas pula, dan akhirnya dapat menjadi tenaga yang

produktif di tempat kerjanya.

Dengan demikian khusus yang erat kaitannya dengan

tambahan ilmu pengetahuan, diperlukan pula adanya

suatu tim khusus yang secara periodik mengadakan

pengkajian terhadap kurikulum, silabi dan

keterkai-tanny^ dengan materi yang akan diberikan yang telah disesuaikan dengan perkembangan/kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

lingkun

gan kerja. Dengan demikian ilmu pengetahuan yang

diserap oleh mahasiswa merupakan sari ilmu yang

terpenting untuk diperoleh mahasiswa sesuai hasil

kajian.

4. Erat kaitannya dengan kesimpulan khusus butir 2,

yaitu kelancaran pelaksanaan tugas maka STIA telah menghasilkan keluaran berupa lulusan yang berhasil

menyelesaikan program pendidikannya, hasil peneli

tian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menda patkan keluaran termaksud, STIA sebagai suatu

sistem, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor

termaksud, dapat berupa : faktor lingkungan atau

masyarakat dengan berbagai macam karakteristiknya,

(58)

201

dan Iain-lain. Sistem pendidikan yang diterapkan,

juga tidak terlepas dari pengaruh lingkungan terse but. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembinaan hendaknya dilakukan tidak hanya terhadap mahasiswa

yang mengikuti pendidikan saja, akan tetapi pembi

naan perlu juga dilakukan terhadap seluruh faktor

yang mempengaruhi kualitas lulusan STIA.

Lingkungan kerja di kantor dapat memberikan kesem patan untuk lebih mempercepat proses kematangan

pribadi lulusan, dan mempunyai pengaruh yang cukup

besar dalam kelancaran pelaksanaan tugas dengan

atau canpa adanya pembinaan khusus. Dengan demikian

seorang lulusan hendaknya diperdalam kesadaran

secara terus menerus, dan harus melatih pribadinya

melalui kesempatan yang ada, guna melancarkan pelaksanaan tugas, sehingga selalu berfikiran untuk

mempersiapkan atau memantapkan sebagai tenaga yang

produktif.

5. Kaitannya dengan kesimpulan khusus nomor 3, yakni kinerja lulusan ditinjau dari segi pemahaman situa si/lingkungan kerja, maka disarankan pada waktu pembekalan materi di kelas, agar mahasiswa dapat cepat paham akan situasi/lingkungan kerja, diharap

kan diberikan materi yang erat kaitannya dengan

keadaan dan situasi/lingkungan kerja.

(59)

202

seminar dengan topik yang erat kaitannya dengan

situasi/lingkungan kerja.

6. Hubungannya dengan kesimpulan khusus nomor 4, yaitu

kinerja lulusan ditinjau dari segi motivasi untuk

lebih berprestasi maka perlu adanya aturan yang

jelas dan diberlakukan seragam dilingkungan Instan

si pemerintah bahwa dengan lulusnya seorang dari

perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi kedi

nasan, dapat segera diperhatikan untuk disesuaikan

golongan kepangkatannya. Di samping itu perlu

adanya aturan yang jelas tentang persyaratan pega

wai golongan III, uraian tugas sebagai standar

kinerja, pengadaan evaluasi hasil kerja, sehingga

jelas pula kriteria yang harus dipenuhi oleh lulu

san, guna memacu motivasi untuk lebih berprestasi

guna mewujudkan iklim kerja yang maksimal, produk

tivitas individu dan produktivitas organisasi.

7. Berk^tan dengan kesimpulan khusus nomor 5, yaitu

kinerja lulusan ditinjau dari segi rencana pengem

bangan pegawai/organisasi, maka disarankan setiap

instansi pemerintah mengadakan perencanaan tenaga

kerja yang mantap yang dikaitkan dengan

kemungki-nan pengembangan pegawai dan pengembangan organisa

si, sehingga ada kejelasan penghitungan, dari

sekian banyak yang diberi kesempatan untuk melaksa

(60)

203

mereka selesai/berhasil lulus dan kembali bekerja

di Instansinya masing- masing mendapat perhatian

dan kesempatan sesuai dengan apa yang telah diren

canakan.

8. Sehubungan dengan kesimpulan khusus nomor 6, yaitu

kinerja lulusan, ditinjau dari faktor lain yang

mempengaruhi, khususnya dalam hal ini ditinjau dari

sewak'~- lulusan masih mengikuti proses belajar,

maka diharapkan:

a. Kurikulum dan Silabus

Karena kurikulum dan silabus merupakan

pembekalan yang sangat menentukan kualitas

lulusan, maka kurikulum, silabus, dan materi

yang diberikan perlu dievaluasi secara periodik.

Demikian pula penggunaan/pemberian kasus yang

sesuai perlu dikaji lebih lanjut, keterkaitannya

syarat pembuatan kasus dan dengan materi yang

diberikan, agar dikemudian hari dapat selalu

disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta tuntutan kebutuhan lingkungan

(61)

204

b. Buku-buku yang disediakan di Perpustakaan

Hendaknya pengadaan/penambahan koleksi

buku

sesuai dengan kebutuhan,

dan perlu dilakukan

secara terus menerus agar dapat membantu mem

bekali mahasiswa semaksimal mungkin, guna menun

jang keberhasilan proses belajar. Demikian pula

pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa secara

maksimal perlu diupayakan, karena besar penga

ruhnya terhadap kualitas lulusan.

c. Tfc..aga Pengajar/Dosen

Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi maka diharapkan tenaga pengajar/

dosen hendaknya dapat mengikutinya. Selain itu

perlu memahami karakteristik orang dewasa dan

cara belajar orang dewasa.

Untuk menjamin konsistensi dan kontinuitas

kehadiran

dan kesiapan/kemampuan

dosen,

maka

sudah waktunya bagi STIA saat ini perlu

merenca-nakan dan mengadakan dosen tetap.

d. Metode Mengajar yang Diperlukan

Karena mahasiswa STIA pada umumnya adalah

pegawai maka dalam proses belajar perlu menggu

nakan dan bahkan mengembangkan metode mengajar

"andragogy", yaitu menggunakan prinsip membantu

(62)

205

e. Fasilitas Ruang Kuliah dan Alat Bantu Mengajar

Supaya proses belajar dapat berlangsung dengan

lebih lancar dan lebih baik, maka fasilitas dan

alat bantu mengajar dalam segi jumlah dan mutu

yang relevan perlu disediakan dan bahkan

diting-katkan secara terus menerus penyediaan, pemeli

haraan, dan peningkatannya.

f. Ujian dan Sistem Penilaian

Karena pengadaan ujian dan sistem penilaian yang

diberlakukan

di

STIA

pada

akhirnya

akan

mencerminkan kualitas lulusan maka pengkajian

dan penyempurnaan terhadap pengadaan ujian dan

sirtem penilaian perlu diadakan secara terus

menerus guna meningkatkan kualitas lulusan.

g. Disiplin Yang Diterapkan Dalam Proses Belajar

Mengajar.

Penerapan disiplin yang baik, akan berdampak

terhadap teraturnya pelaksanaan proses belajar

mengajar.

Oleh sebab itu perlu ditingkatkan

adanya

disiplin

yang

tinggi

agar

diperoleh

keteraturan,

sehingga menjamin adanya lulusan

(63)

206

h. Pelayanan Pihak Sekretariat

Pelayanan pihak sekretariat hendaknya diupayakan

untuk ditingkatkan secara terus menerus, agar

mahasiswa memperoleh kemudahan disegala bidang,

sehingga menunjang keberhasilan proses belajar

(64)
(65)

207

DAFTAR PUSTAKA

A. Peraturan perundang-undangan

Pancasila, Undang-undang Dasar dan GBHN,

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok

kepegawaian.

Undang-undang Nomor 2Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidi-kan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendid

ikan Tinggi.

Nomor 14 Tahun 1994 tentang

Pendidi-karVdan' Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Sipil-.. Nomor 15 Tahun 1994 tentang

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan

Struktura1.

Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Fungsional Pegawai Negeri Sipil.

•j M,-vm^v- ta Tahun 1Q72 tentang Tanggung

Keputusan Presiden Nomor 34 lanun ^-/z -—

y

Jawab Fungsional Pendidikan dan Latihan.

Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1989 tentang Pelaksa

naan Keppres Nomor 34 Tahun 1972.

Keputusan Ketua LAN Nomor 1202/IX/6/4/1990 tentang

P susunan Organisasi dan Tata Ker.a Lembaga

Admims-trasi Negara.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departe

men Pendidikan dan Kebudayaan Nomoi 22/DJ/Kep/1983

tentang Kurikulum Inti Program Sarjana Sidang So

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR RESIKO MELIPUTI : merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, kegemukan, stress, tekanan darah tingi, kadar gula darah tinggi, kadar kholesterol tingi,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Secara serempak faktor kemandirian, modal, emosional dan pendidikan berpengaruh

Untuk dinding, pada beberapa tempat tertentu pada area public, menggunakan bentuk ragam hias betawi yang sudah ditransformasi kedalam bentuk modern yang dijadikan

mikoriza terhadap pertumbuhan dan hasil tomat. Percobaan dilakukan dengan rancangan RAKL dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas yang diuji

Langkah kedua dengan menggunakan data Survival Banten dan metode Maximum Likelihood, dilakukan pendugaan parameter terhadap sebaran eksponensial, Weibull, log- normal,

Perhitungan debit banjir rancangan dihitung dengan menggunakan persamaan yang telah tersedia dalam software.. Hidrograf aliran model TR-55 kala

Daun yang berwarna hijau mengandung klorofil lebih banyak yang diperkirakan akan berhasil tumbuh baik di lapangan pada saat aklimatisasi, karena asimilat

Menaati dan melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan dan keputusan Kongres, keputusan