• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL ESTIMASI BANGKITAN LALU LINTAS UNTUK KAWASAN RESTORAN DI KOTA PADANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL ESTIMASI BANGKITAN LALU LINTAS UNTUK KAWASAN RESTORAN DI KOTA PADANG."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL ESTIMASI BANGKITAN

LALU LINTAS UNTUK KAWASAN RESTORAN DI KOTA

PADANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program Strata-1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Andalas Padang

Oleh

LIDYA TRI SETIAWATI 1010922044

Pembimbing:

Ir. HENDRA GUNAWAN, M.T. NIP. 196301051989011001

YOSSYAFRA, Ph.D NIP. 197102111996031001

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

ABSTRAK

Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land development) saling kait mengkait. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah diiringi dengan meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat, mengakibatkan pertumbuhan pembangunan meningkat terus menerus pada sebuah kota. Hal ini mempengaruhi perubahan dalam pola tata guna lahan yang diiringi dengan perubahan pada sistem lalu lintas.

Penelitian ini menjelaskan tentang pengembangan model estimasi bangkitan lalu lintas untuk restoran di Kota Padang. Objek yang diteliti ialah 15 buah restoran yang tersebar di Kota Padang dengan data karakteristik kawasan yang digunakan sebagai variabel bebas dalam uji model ialah JP (jumlah pegawai), JK (jumlah kursi), LB (luas bangunan), LT (luas tanah) dan LP (luas parkir) yang didapatkan dari setiap restoran. Data jumlah mobil dan jumlah sepeda motor yang masuk dan keluar dari restoran, didapatkan dari survey pencacahan lalu lintas.

Model bangkitan lalu lintas diperoleh dengan cara analisis regresi dengan metoda coba-coba. Kemudian dipilih model yang terbaik dari semua persamaan model untuk masing-masing produksi dan tarikan perjalanan. Model yang terbaik ialah model yang lolos semua uji statistik dan memiliki nilai koefisien determinasi (R2) yang besar. Model terbaik untuk produksi perjalanan berupa fungsi kuadrat dengan LT (luas tanah) sebagai variabel bebas dan mobil sebagai variabel terikat (JM = 27,35552 – 4,22449LT + 0,26024LT2 danR2=0,79947) dan model terbaik untuk tarikan perjalanan berupa fungsi kuadrat, yaitu jumlah mobil dengan JK (jumlah kursi) sebagai variable bebas (JM = 39,56195 – 0,39046JK + 0,00119JK2dan R2=0,76984), serta untuk sepeda motor dengan jumlah kursi (JK) sebagai variabel bebas (JSM = 50,444 – 0,368JK + 0,001JK2 dan R2=0,352)

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi adalah proses perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya yang dapat dilakukan dengan kendaraan atau tanpa kendaraan. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan kegitan sehari-hari. Tujuan transportasi adalah untuk mewujudkan penyelanggaraan pelayanan transportasi yang selamat, aman, cepat, tertib dan nyaman serta menunjang pemerataan pertumbuhan dan stabilitas, sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional serta mempererat hubungan antar bangsa (Warpani, 1990).

Perkembangan ekonomi, sosial dan politik yang semakin baik akan mempengaruhi besarnya volume lalu lintas sehingga pada akhirnya mempengaruhi dan mengakibatkan makin besarnya tuntutan akan kebutuhan saran transportasi yang mudah, aman dan cepat ( Morlok, 1991).

(4)

2

berjalan kaki atau naik bus). Hal itu menimbulkan pergerakan arus manusia, kendaraan dan barang sehingga hampir semua interaksi memerlukan perjalanan, oleh sebab itu menghasilkan pergerakan arus lalu lintas (Tamin, 2000).

Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land development)

saling kait mengkait. Di dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di sisi pengembangan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan.

(5)

3

Gambar 1.1 Hubungan Antara Fasilitas Transportasi dengan Pengembangan Lahan

Hubungan ini memperlihatkan bahwa setiap upaya peningkatan fasilitas transportasi akan berdampak terhadap perubahan tataguna lahan apabila tidak ada upaya pengendalian. Pengendalian ini sangat penting agar upaya peningkatan fasilitas transportasi dapat bermanfaat dan berdayaguna seoptimal mungkin. Aksesibilitas memegang peran penting bagi para pengembang lahan.

(6)

4

Tidak hanya itu, jumlah penduduk yang terus bertambah diiringi dengan meningkatnya perekonomian masyarakat, mengakibatkan pertumbuhan pembangunan meningkat terus menerus pada sebuah kota. Hal ini turut mempengaruhi perubahan dalam pola tata guna lahan.

Sebagai kota yang terus berkembang, kota Padang juga mengalami perubahan tata guna lahan yang disebabkan jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi yang terus menigkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data Badan Statistik Nasional, jumlah penduduk Kota Padang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yaitu pada tahun 2010 (833.562 jiwa), tahun 2011 (844.316 jiwa) dan pada tahun 2012 (854.336 jiwa), sedangkan infrastruktur jalan tidak mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini tentu saja menyebabkan tarjadi prubahan tata guna lahan, karena akses ke kawasan yang lain tidak tersedia akibat minimnya infrastruktur jalan.

Sebuah kawasan restoran perlu dibangun pada wilayah yang tadinya merupakan kawasan pertanian, dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pangan. Perubahan pola tata guna tanah ini akan menyebabkan perubahan pada jumlah lalu lintas yang berasal dan meuju kawasan tersebut.

(7)

5

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi parameter tata guna lahan yang mempengaruhi besarnya bangkitan lalu lintas pada kawasan restoran di Kota Padang.

2. Mengembangkan model yang digunakan untuk menentukan besarnya jumlah lalu lintas yang timbul bila suatu daerah dimanfaatkan sebagai kawasan restoran.

Manfaat dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkirakan dampak lalu lintas yang timbul jika suatu kawasan diubah peruntukannya menjadi kawasan restoran.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari penelitian terlalu luas, maka pembatasan masalah dalam penelitian akan berkonsentrasi pada beberapa hal yaitu:

1. Penelitian hanya dilakukan di kawasan restoran Kota Padang. 2. Penelitian terdiri dari 15 restoran/rumah makan, dimana

pemilihannya dengan mempertimbangkan ketersebaran sampel.

(8)

6

Gambar

Gambar 1.1 Hubungan Antara Fasilitas Transportasi dengan Pengembangan Lahan

Referensi

Dokumen terkait

Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke dokter praktik umum atas perintah atasannya karena sering tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.. Pasien menyebutkan bahwa

Aset, liabilitas, penghasilan dan beban dari entitas anak yang diakuisisi pada tahun tertentu disertakan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal Perusahaan

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang merupakan kawasan kabupaten yang fungsinya melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.Terdapatnya dua Kecamatan di

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan pemberitaan dilihat dari kategori isi, kategori penampilan fisik dan isu-isu utama yang ditampilkan, yang dimuat di surat

Dari hasil pengujian proses kompresi didapat bahwa rasio kompresi untuk 20 file audio mempunyai range antara 25% untuk nilai terendah dan tertinggi 48.86% dengan

dimana hasilnya adalah Variabel Debt to Equity Ratio (DER), secara simultan berpengaruh secara positif terhadap return Saham Pada Perusahaan Properti di

Untuk menguji pengaruh Jumlah Anggota Dewan Komisaris, Jumlah Anggota Komite Audit, Struktur Kepemilikian, dan Struktur Institusional secara simultan terhadap Tingkat

Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap 10 siswi Kelas IV, V, VI SDN Mangkujayan 1 Kabupaten Ponorogo awal September 2012 lalu, diperoleh data