• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Samosir Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Samosir Chapter III V"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

LOKASI DAN KEGIATAN WISATA SAMOSIR

Pendeskripsian mengenai keberagaman bentuk kegiatan wisata dan lokasi

wisata yang terdapat di Samosir adalah dasar dalam melakukan kegiatan

pengembangan pariwisata, beragam lokasi wisata di Samosir akan dijelaskan dan

dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai proses pengembangan secara

lanjutan agar dapat menjadikan kegiatan dan lokasi wisata tersebut memiliki nilai

wisata yang tinggi serta mengikutsertakan aspek sosio-kultural yang terkait dengan

hal tersebut.

3.1 Kegiatan Wisata

Secara sederhana kegiatan wisata dapat diartikan sebagai proses interaksi

antara wisatawan dengan objek wisata yang ada, baik berupa proses interaksi antara

wisatawan dengan objek materi wisata (bangunan, lanskap, pertunjukan seni budaya)

maupun interaksi antara wisatawan dengan kehidupan masyarakat setempat.

Konsepsi ini bertujuan mendudukkan pemahaman mengenai kegiatan wisata secara

(2)

Berdasarkan konsepsi tersebut, kegiatan wisata di Samosir dapat dibagi atas

kategorisasi :

1. Kegiatan wisata lanskap

2. Kegiatan wisata air

3. Kegiatan wisata budaya atau atraksi seni budaya, dan

4. Kegiatan wisata sejarah.

Keempat kategorisasi kegiatan wisata ini bertujuan untuk mempermudah

proses identifikasi kegiatan wisata yang akan masuk dalam strategi pengembangan

wisata Samosir secara menyeluruh.

Samosir sebagai wilayah yang terdapat ditengah keberadaan Danau Toba

menyimpan beragam kekayaan bentuk kegiatan wisata, hal ini sejalan dengan istilah

wisata Samosir, yakni “Negeri Indah Kepingan Surga.” Pernyataan ini tidak

berlebihan mengingat banyaknya lokasi dan kegiatan wisata di Samosir serta

menawarkan suatu pengalaman wisata yang tidak terdapat di wilayah lainnya.

Selain itu, pengembangan wisata nasional yang terfokus pada pengembangan

wilayah Danau Toba turut mencakup wilayah Samosir dalam proses

pengembangannya sehingga kegiatan-kegiatan wisata yang sudah ada ditingkatkan

dan juga mendorong masyarakat untuk memunculkan kegiatan wisata kreatif lainnya

untuk menambah daya saing kegiatan wisata di Samosir.

Sejalan dengan itu, Sitor Silalahi, S.Pd (50 Tahun) Camat Ronggurnihuta

(3)

“. . . Samosir ini erat kaitannya dengan Danau Toba, satu kawasan. Sekarang ini pemerintah memasukkan wilayah Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata nasional sehingga diperlukan pembangunan untuk mendukung hal itu, Samosir masuk dalam hal ini, kemarin pesta kemerdekaan Republik Indonesia, Samosir menjadi penyelenggaranya.”

Pendapat ini mendukung proses pengembangan kegiatan wisata di Samosir

melalui cara pembangunan infrastruktur transportasi, aksesbiliti hinggaaspek yang

mendukung kenyamanan wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata di Samosir.

Selain itu, Dapot Simbolon (51 Tahun) informan penelitian yang juga Camat

Simanindo mengatakan :

“Pariwisata Samosir itu kegiatan utama disini selain pertanian, usaha wisata yang menggerakkan kehidupan disini . . . banyak pembangunan dilakukan sekarang ini untuk mendukung kegiatan wisata itu, misalnya pelatihan masyarakat menjadi pemandu wisata, perbaikan jalan, pembebasan lahan.”

Hal ini menggambarkan suatu proses peningkatan kegiatan wisata sedang

berjalan di Samosir, meliputi pelatihan masyarakat menjadi pemandu wisata, usaha

perbaikan jalan menuju lokasi wisata, pembebasan lahan untuk mendukung usaha

wisata hingga pada perbaikan fasilitas lainnya yang terdapat di daerah tujuan wisata

Samosir.

Kegiatan wisata yang dilakukan di Samosir juga merupakan suatu bentuk

kegiatan wisata yang harus dibangun dengan dasar pemikiran keterhubungan antar

(4)

Samosir dengan beragam bentuk kegiatan wisata yang telah ada, maupun bentuk

kegiatan wisata lainnya yang dilakukan masyarakat di Samosir.

3.1.1 Kegiatan Wisata Lanskap

Kegiatan wisata lanskap dalam penelitian ini merujuk pada pengertian

kegiatan wisata berbasis alam; mencakup pemandangan dan kontur wilayah Samosir

yang berada di tengah Danau Toba serta hamparan pemandangan hijau yang alami.

Kegiatan wisata lanskap di Samosir ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki,

naik sepeda, kendaraan roda dua maupun roda empat. Fasilitas penunjang kegiatan

wisata lanskap tersebut hingga saat ini dilakukan oleh pengelola kegiatan wisata

secara swasta.

Rolas Naibaho (25 Tahun) pengelola kegiatan wisata secara swasta

mengatakan bahwa :

“pengelolaan wisata disini banyak secara swasta, kalaupun ada pemerintah hanya mendukung kegiatan tersebut . . . misalnya penyewaan sepeda, kereta itu dari kami (swasta).”

Kalau di sini syarat untuk menyewa alat transportasi hanya menggunakan KTP, dan biayanya tidak terlalu mahal, untuk menyewa sepeda motor Rp. 70.000,- , sepeda Rp.25.000,- , dan mobil Rp.250.000,- / hari .”

Pendapat tersebut didukung oleh keterangan informan Martha Sinaga (22

(5)

“keindahan Samosir yang berada di pinggir Danau Toba adalah karunia Tuhan untuk kehidupan masyarakat Samosir, untuk itu kegiatan wisata yang ada adalah bagian kehidupan masyarakat Samosir, perlu kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah untuk mendukung wisata disini.

Pendapat kedua informan tersebut menguatkan keterangan mengenai kegiatan

wisata di Samosir yang merupakan kegiatan utama dalam kehidupan masyarakat

Samosir sehari-hari selain kegiatan pertanian maupun sektor perikanan atau tambak.

Kegiatan wisata yang berdasar pada pemandangan alam dan hamparan Danau Toba

adalah bagian penting dalam menggerakkan usaha kegiatan wisata lanskap di

Samosir, selain itu juga kehidupan masyarakat dengan segala atribusi kehidupan

kulturalnya membuka peluang mengisi bentuk kegiatan wisata lainnya dan

memberikan suasana kegiatan wisata dengan beragam pilihan

3.1.2 Kegiatan Wisata Air

Kegiatan wisata air didefinisikan sebagai suatu bentuk kegiatan wisata yang

berkaitan dengan penggunaan air, dan juga hubungan interaksi antara wisatawan

dengan aspek alamiah berupa air; baik itu sungai yang mengalir, air danau, air terjun,

sumber mata air panas).

Kegiatan wisata air yang dilakukan di Samosir merupakan unsur utama dalam

kegiatan wisata di wilayah tersebut, dikelilingi oleh Danau Toba menjadikan kegiatan

wisata air dapat dilakukan dengan beragam cara, seperti berenang, melintasi dengan

(6)

Kekayaan hamparan Danau Toba yang luas dan keberadaan Samosir yang

tepat berada ditengah Danau Toba memberikan keuntungan secara letak terhadap

Samosir dengan segala kegiatan wisata air yang dapat dilakukan.

Rolas Naibaho (25 Tahun) seorang informan mengatakan :

“Danau Toba memberikan keuntungan bagi kegiatan wisata di Samosir, letak Samosir yang berada ditengah Danau Toba memberikan beragam pengalaman wisata, walau kebersihan danau faktor utama bagi kenyamanan wisatawan.”

Aspek kebersihan dalam kegiatan wisata air adalah bagian penting, hal ini

memberikan dukungan terhadap kenyamanan wisatawan yang melakukan kegiatan

wisata dalam konteks berinteraksi dengan air Danau Toba, kebersihan Danau Toba

adalah tanggungjawab bersama masyarakat Samosir, pemerintah, pengelola wisata

hingga wisatawan untuk bersama menjaga kebersihan lingkungan Danau Toba dan

Samosir.

Roni (34 Tahun) wisatawan yang berkunjung ke Samosir mengungkapkan

bahwa :

“Kebersihan Danau Toba penting, 'kan orang kemari untuk berlibur, pokoknya kegiatan dengan air, jadi paling tidak air harus bersih, gak buat gatal-gatal . . . lingkungan disini pun lumayan bersih, gak ada sampah berserakan, jadi suasananya enak, misalnya menaiki Banana but, Zet sky dan itu ada di Pantai Pasir Putih, biaya menyewa banana bout Rp.30.000,- dan zet sky Rp.50.000,-”

Aspek kebersihan lingkungan adalah hal utama dalam setiap kegiatan wsiata,

tidak terkecuali kegiatan wisata air, dimana air adalah elemen utama yang menjadi

(7)

yang diperhatikan untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi wisatawan

yang berlibur di Samosir, selain itu kebersihan lingkungan juga perlu diperhatikan

untuk mendukung kegiatan wisata di Samosir secara luas.

3.1.3 Wisata dan Atraksi Budaya

Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang memanfaatkan

perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai objek daya tariknya. Jenis

wisata ini dapat memberikan manfaat dalam bidang sosial budaya karena dapat

membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri masyarakat lokal yang

memiliki kebudayaan tersebut. Dewasa ini, pariwisata budaya berkembang dengan

cepat karena adanya tren baru di kalangan wisatawan yaitu kecenderungan untuk

mencari sesuatu yang unik dan autentik dari suatu kebudayaan.

Museum Batak di Desa Tomok, Kecamatan Simanindo merupakan salah satu

museum di Indonesia yang menyimpan benda-benda warisan kebudayaan masyarakat

Batak. Museum ini sangat unik karena memiliki bentuk bangunan yang sama dengan

rumah adat tradisional Batak yaitu Rumah Bolon. Selain itu, museum ini juga

menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat Batak pada

zaman dahulu kala. Potensi yang terdapat di museum ini dinilai dapat memenuhi

kriteria kebutuhan tren wisata yang ada sekarang karena museum ini memiliki

bangunan yang unik dan menarik serta koleksi bersifat autentik (asli) yang layak

(8)

untuk dikembangkan sebagai salah satu atraksi wisata budaya yang unik di kawasan

Desa Tomok.

Mida Simbolon (45 Tahun) mengatakan bahwa :

“museum Batak menjadi bagian kegiatan wisata, selain melihat Sigale-gale ataupun keindahan Danau Toba . . . wisatawan bisa melihat informasi mengenai budaya Batak disitu secara lengkap.”

Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan dengan keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara melakukan kunjungan ke

tempat lain atau luar negeri, mempelajari keadaan, kebiasaan dan adat istiadat

masyarakat, cara hidup, budaya serta seni yang dimiliki oleh mereka. Perjalanan ini

biasanya dilakukan wisatawan untuk mengambil kesempatan mengambil bagian

dalam kegiatan-kegiatan budaya seperti seni tari, seni drama, seni musik dan seni

suara atau kegiatan yang memiliki motif sejarah dan sebagainya, kegiatan ini

dilakukan biasanya dalam pesta Danau Toba setiap tahunnya.

Keberadaan budaya sebagai bagian dari kegiatan wisata memiliki arti penting,

selain sebagai menjaga kesinambungan kebudayaan, juga memberikan pengalaman

dan pengetahuan yang menarik bagi wisatawan. Ratih Sitanggang (21 Tahun)

menuturkan :

(9)

Gambar 1 Even pembukaan HORAS SAMOSIR FIESTA 2017

Even HORAS SAMOSIR FIESTA merupakan kegiatan atraksi budaya yang

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Samosir guna untuk melestarikan budaya

Batak dan juga untuk menarik minat pengunjung wisata. Berbagai kegiatan dilakukan

dalam even ini seperti : lomba manortor, lomba mengarang lagu batak, festival

gondang naposo. Even ini dilakukan mulai dari bulan februari sampai desember.

Even HORAS SAMSOIR FIESTA sudah dilakukan mulai dari tahun 2014 dan

sampai sekarang.

Wisata budaya menurut Pendit (1994:41) adalah jenis wisata yang paling

populer di negeri kita. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa wisata jenis inilah yang

menjadi aspek penarik bagi wisatawan mancanegara yang ingin mengetahui

kebudayaan dan kesenian kita serta segala sesuatu yang berhubungan dengan adat

(10)

Mengutip pendapat Spillane (1987) yang mengatakan bahwa atraksi wisata

merupakan suatu bentuk daya tarik derah tujuan wisata, termasuk juga hasil

seni-budaya dan kreatifitas suatu daeah yang dapat menarik minat kunjungan wisata ke

daerah tersebut.

Kegiatan atraksi budaya menjadi bagian penting dalam kegiatan wisata yang

tidak hanya mengandalkan satu bentuk kegiatan wisata saja, wisatawan memiliki

beragam pilihan kegiatan wisata dan memiliki nilai daya tarik tersendiri bagi

wisatawan, sebagaimana dikemukakan oleh Munawaroh (1999:93-94) yang

mengatakan :

“Dalam perspektif budaya, aktivitas kepariwisataan merangsang tumbuh kembangnya kreasi seni budaya yang dapat diperkenalkan kepada para wisatawan. Untuk itu, perlu digali kebudayaan daerah (lokal), dikembangkan, bahkan dilestarikan.”

Kegiatan wisata dan atraksi budaya adalah dua hal yang saling melengkapi

suatu daya tarik wisata, selain sebagai bentuk identitas kebudayaan juga merupakan

menjaga kesinambungan kebudayaan yang ada. Kegiatan wisata budaya menjadi

pendukung keberlangsungan dan menjaga kelestarian suatu kebudayaan, serta

memberikan ruang bagi berkembanganya seni kreatif yang berakar pada kehidupan

budaya suatu masyarakat.

3.1.4 Kegiatan Wisata Sejarah

Seperti halnya kegiatan wisata dan atraksi budaya, kegiatan wisata sejarah

(11)

memberikan pengalaman mengenai asal-mula dan perkembangan yang mencakup

lokasi wisata, masyarakat, dan mengenai lokasi-lokasi wisata dengan nilai sejarah.

Kegiatan wisata sejarah di Samosir terdapat diberagam lokasi yang tersebar di

wilayah Kabupaten Samosir. Kegiatan wisata sejarah yang dapatdilakukan di Samosir

mencakup sejarah asal-mula masyarakat Batak Toba dan sejarah perkembangan

masyarakat Batak Samosir.

Kegiatan wisata sejarah di Samosir tidak hanya sebatas kunjungan pada

museum Batak yang terdapat di Simanindo, melainkan juga wisata sejarah yang dapat

dilakukan di Gunung Pusuk Buhit dan Batu Hobon yang memiliki keterkaitan

terhadap sejarah penciptaan dan asal mula masyarakat Batak, Makam Raja Sidabutar,

Batu Parsidangan, Permandian Aek Sipitu Dai(permandian air tujuh rasa), Batu

Hobon juga menjadi objek wisata dengan konten sejarah.

Bagi wisatawan, aspek sejarah memiliki nuansa sendiri bagi pengalaman

wisata yang mereka lakukan. Agus (28 Tahun) seorang wisatawan dan informan

penelitian ini mengatakan :

“. . . sejarah hal menarik dalam berwisata, ada pengalaman baru dan pengetahuan baru yang didapat dari cerita-cerita tempat sejarah, lagian kan sejarah masing-masing tempat beda-beda.”

Apek sejarah menjadi daya tarik wisata sebagaimana diungkapkan oleh

informan Agus (28 Tahun) tersebut merupakan bagian dari kegiatan wisata yang

(12)

pengetahuan baru yang didapat dari kisah suatu tempat dan sejarah kehidupan

masyarakat setempat adalah bagian dari kegiatan menarik berwisata.

Pengalaman berbeda yang dimiliki oleh setiap wisatawan dapat menjadi daya

tarik kegiatan wisata sejarah yang dilakukan, selain itu kegiatan wisata sejarah juga

dapat menjadi sarana edukasi bagi wisatawan mengenai sejarah dan budaya

masyarakat setempat.

3.2 Lokasi Wisata

Secara sederhana, suatu wilayah menjadi daerah tujuan wisata dikarenakan

memiliki lokasi wisata. Kabupaten Samosir memiliki beragam lokasi wisata dan

beragam kegiatan wisata, hal ini menjadikan Kabupaten Samosir menjadi wilayah

wisata yang menjanjikanuntuk dikunjungi oleh wisatawan.

Adapun lokasi wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Samosir meliputi :

(13)

Gambar 2 Lokasi wisata Makam Raja Sidabutar

Makam Raja yang terbuat daru batu utuh tanpa ada persambungan yang di pahat

untuk tempat peristirahatan Raja marga Sidabutar

(14)

Tempat penyimpanan benda-benda kuno/pusaka orang Batak dan juga

terdapat perkampungan Rumah Batak yang masih asli dengan atap Ijuk dan

tatanan rumah Batak asli.

Gambar 4 Lokasi wisata Museum Huta Bolon

(15)

Batu yang disusun sedemikian pada masa Pemerintahan Raja Siallagan untuk

mengadili/eksekusi para penjahat/kriminal.

Keberagaman lokasi wisata pada Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir

terdiri atas lokasi wisata alam/lanskap, wisata sejarah budaya, dan atraksi seni

budaya. Keberagaman lokasi ini memberikan pilihan kepada wisatawan untuk dapat

menentukan lokasi wisata yang sesuai dengan keinginan wisatawan.

Seorang informan, E Silalahi (52 Tahun) menuturkan bahwa :

“banyak lokasi wisata disini (Kecamatan Simanindo), letaknya pun dekat-dekat gak jauh kali, kadang wisatawan datang kesini karena memang kesini tujuannya, kadang juga ada yang udah masuk paket wisata dari hotel.”

Lebih lanjut Anna Gurning (48 Tahun) seorang informan memberikan

keterangan tambahan :

“. . . dari ujung ke ujung disini (Kecamatan Simanindo, Samosir) semuanya jadi wisata, disini saja banyak pilihan wisata, dari lihat Sigale-gale sampai ke Goa Marlakkop, kadang gak siap juga dijalani semua dalam seharian.

Keterangan informan tersebut menguatkan tentang keberagaman lokasi wisata

yang terdapat disalah satu wilayah di Samosir, yang terentang dari situs wisata

sejarah hingga pada situs wisata alam/lanskap yang kesemuanya menawarkan

(16)

3.2.2 Kecamatan Pangururan

Gambar 6 Lokasi wisata Pasir Putih

Hamparan pasir luas, berwarna putih halus dan bersih yang membuat kita

nyaman untuk rekreasi,berenang, serta olahraga air.

Gambar 7 Lokasi wisata Permandian Air Panas

Permandian Air Panas yang bersumber dari Gunung Pucuk Buhit dan terletak

(17)

Gambar 8 Lokasi wisata Pasir Putih

Sebagaimana lokasi wisata yang terdapat di Kecamatan Simanindo, lokasi

wisata di Kecamatan Pangunguran menawarkan keberagaman lokasi wisata dari

lokasi wisata alam/lanskap berupa Pantai Pasir Putih Parbaba hingga pada keberadaan

Kampung Tenun Ulos Batak.

Keberadaan Pantai Pasir Putih Parbaba yang terletak di pinggiran Danau Toba

menawarkan pengalaman wisata yang menarik, dan juga didukung oleh keberadaan

Kampung Tenun Ulos Batak yang terdapat disekitar Pantai Pasir Putih Parbaba.

Anggi (32 Tahun) seorang informan yang tinggal di Kampung Tenun Ulos

Batak mengatakan bahwa :

(18)

menyatukan Partonun agar mudah wisatawan mencari Ulos buat oleh-oleh sewaktu berkunjung ke Pasir Putih Parbaba.

Seorang wisatawan bernama Yuni (30 Tahun) dari Jakarta yang datang

berkunjung ke Kampung Tenun Ulos Batak ketika penelitian ini dilakukan

mengatakan :

“Kami datang kesini mau ke Kampung Ulos Batak . . . 'kan beritanya ada di media makanya kami datang kemari, bagus juga ada oleh-oleh yang masih kental nilai budayanya, setelah kami lihat ada juga lokasi wisata bagus disini seperti Pantai Pasir Putih (Parbaba).”

Keterangan informan ini memberikan gambaran mengenai pemenuhan

keinginan wisatawan terhadap lokasi wisata yang saling mendukung untuk

menjadikan wilayah tersebut sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki

keberagaman tujuan wisata, selain itu minimnya informasi juga menjadi perhatian

penting terhadap usaha pengembangan kegiatan wisata.

Tujuan wisatawan ke Kampung Ulos Batak di Kecamatan Pangunguran tidak

disertai dengan informasi dan promosi keberagaman wisata di wilayah tersebut,

sehingga wisatawan mengalami kesulitan untuk mendapatkan keberagaman objek

(19)

3.2.3 Kecamatan Sianjur Mula Mula

Gambar 9 Lokasi wisata Sopo Guru Tatea Bulan (patung Raja-raja besar suku

Batak)

(20)

Lokasi wisata Aek Sipitu Dai ini memiliki tuuh mata air yang tiap sumber

mata airnya memiliki rasa air yang berbeda-beda.

Lokasi objek wisata di Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir

didominasi oleh lokasi objek wisata alam/lanskap yang menawarkan pemandangan

alam berupa Gunung Pusuk Buhit, selain itu bagi wisatawan keberadaan Gunung

Pusuk Buhit juga menjadi daerah tujuan wisata yang memberikan informasi

mengenai kebudayaan masyarakat Toba dengan cerita folklor tentang asal-mula

keberadaan masyarakat Batak-Toba yang berasal dari Si Boru Deak Parujar yang

turun dari langit ke bumi dan kemudian menurunkan generasi Batak selanjutnya.

Untuk menempuh perjalanan ke lokasi wisata ini dibutuhkan waktu 25 menit dari

kota Pangururan dan menggunakan angkutan umum.

Informasi mengenai folklor Gunung Pusuk Buhit beserta dengan atribusi

lainnya yang berada di wilayah tersebut, seperti Batu Hobon adalah bagian dari

promosi wisata.

Agus (28 Tahun) seorang wisatawan dari Medan, mengatakan bahwa :

“Awalnya sering kudengar tentang legenda Pusuk Buhit dengan Batu Hobon, baru ini aku pertama kemari . . . sebagai tujuan wisata hal ini sudah bagus, namun infrastrukturnya yang belum memadai, jalan dan minimnya informasi mengenai Pusuk Buhit dan Batu Hobon.”

Sama halnya dengan Deni (26 Tahun) wisatawan asal Bandung yang

(21)

“. . . minim informasi mengenai folklor Pusuk Buhit dan Batu Hobon, selain cerita-cerita foklor . . . akses jalan juga menjadi persoalan, lelah juga harus mendaki menuju keatas, aksesnya terbatas, harusnya dilengkapi fasilitas untuk disabilitas.”

Keterangan informan tersebut mendeksripsikan lokasi objek wisata Gunung

Pusuk Buhit dan Batu Hobon yang terdapat di Kecamatan Sianjur Mula-mula adalah

daerah tujuan wisata utama di wilayah tersebut, namun terdapat beberapa aspek

pendukung kegiatan wisata belum mendukung, seperti akses infrastruktur jalan

menuju wilaayah tersebut, minimnya informasi hingga menjadi lokasi wisata yang

ramah terhadap kaum disabilitas.

Masyarakat setempat, Pak Manik (40 Tahun) mengatakan bahwa saat ini

proses pengembangan wisata di wilayah Kecamatan Sianjur Mula-mula dan

Kabupaten Samosir secara umum sedang dilakukan untuk mendukung kawasan

Danau Toba sebagai destinasi wisata nasional, secara lengkap Pak Manik (40 Tahun)

menjelaskan :

“. . . Samosir termasuk bagian dari pengembangan destinasi wisata nasional, proses pembangunan sedang berlangsung, banyak lokasi wisata yang diperbaiki infrastrukturnya untuk mendukung kegiatan wisata disini, seperti pembangunan jalan lintas dan keikutsertaan masyarakat sebagai pemandu wisata, prosesnya lagi berjalan saat ini.”

Keterangan informan tersebut memberikan gambaran proses pembangunan

yang sedang berlangsung dalam konteks pengembangan kegiatan wisata dan juga

pemeliharaan objek wisata di Kabupaten Samosir sebagai bagian dari destinasi wisata

(22)

baik, seperti akses jalan lintas, pengadaan sumber informasi wisata yang bekerja

sama dengan masyarakat setempat melalui pelatihan pemandu wisata serta fasilitas

pendukung lainnya yang mendukung kegiatan wisata.

3.2.4 Kecamatan Onan Runggu

Gambar 11 Lokasi wisata Hariara Na Bolon (Pohon Besar)

Lokasi wisata di Kecamatan Onan Runggu merupakan kombinasi antara objek

wisata alam/lanskap dan juga objek wisata kultural-sejarah, keberadaan Pantai Bebas

Sukkean dan Hariara Na Bolon adalah aspek penarik wisatawan untuk berkunjung ke

wilayah ini. Lokasi wisata ini berjarak 20 km dari kota Pangururan , untuk

(23)

sekarang belom ada angkutan khusus untuk para wisatawan yag datang, jadi untuk

sampai ke lokasi wisata harus menggunakan angkutan umum dengan ongkos Rp.

15.000,-.

Siti Sihombing (30 Tahun) informan penelitian mengatakan bahwa :

“Orang (wisatawan) kalau datang kemari liat Hariara Na Bolon, pohon besar dengan akar-akarnya yang sudah lama tumbuh disini, orang bilang sudah jarang liat pohon kek gitu, tapi banyak orang kesini foto-foto di pohon itu . . . disini banyaknya tempat wisata tapi masih tradisional jadi belum kek tempat lain, mungkin kalau dikelola bisa jadi tempat wisata.

Keberadaaan Kecamatan Onan Runggu apabila dikembangkan secara lebih

lanjut memiliki nilai wisata yang menarik, Kecamatan Onan Runggu adalah pusat

kegiatan ekonomi masyarakat setempat yang telah ada sejak dahulu, proses transaksi

pada masyarakat Batak dilakukan seminggu sekali di pasar atau disebut Onan. Hal ini

(24)

3.2.5 Kecamatan Harian Boho

Gambar 12 Lokasi wisata Air Terjun Sampuran Efrata Sosor Dolok

Aspek penyampaian informasi dan promosi tempat wisata yang terdapat di

Kecamatan Harian Boho menjadi perhatian penting untuk memunculkan objek wisata

laternatif selain menara pandangan Tele, hal ini mendukung kegiatan wisata sebagai

bagian kehidupan masyarakat setempat.

Kegiatan wisata di Kecamatan Harian Boho memiliki beragam objek

kunjungan wisata yang beragam, namun pada umumnya wisatawan yang berkunjung

ke wilayah ini akan mendatangi menara pandangan Tele sebagai tujuan wisata utama.

Keberadaan menara pandangan Tele merupakan titik pandang tertinggi untuk dapat

(25)

Gambar 13 Lokasi wisata Menara Pandang Tele

Kecamatan Harian Boho selain memiliki objek wisata menara pandangan Tele

juga memiliki objek wisata lainnya yang juga menarik untuk dikunjungi, seperti

Partukko Naginjang, Air Terjun Sampuran Efrata Sosor Dolok dan Mata Air Pohan

Pokki, selain itu keberadaan makam Sitor Situmorang seorang sastrawan besar

Indonesia di Kecamatan Harian Boho juga menjadi aspek penarik kegiatan wisata di

(26)

3.2.6 Kecamatan Nainggolan

Gambar 14 Lokasi wisata Pantai Maria Raja

Objek wisata yang terdapat di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir

hingga saat ini terinventarisir sebanyak dua daerah tujuan wisata, yakni Batu Guru

dan Pantai Maria yang berada di pesisir hamparan Danau Toba. Proses kreatif

kehidupan masyarakat di Kecamatan Nainggolan dapat menjadi bentuk dukungan

terhadap munculnya objek dan kegiatan wisata lainnya yang dapat menambah

perbendaharaan wisata di wilayah tersebut.

Aspek garapan pengembangan kegiatan wisata di Pantai Maria Raja menjadi

fokus pengembangan kegiatan wisata Kecamatan Nainggolan, untuk dapat

memunculkan garapan objek wisata yang menarik dan memiliki perbedaan dengan

(27)

Selain itu, kegiatan wisata dan atraksi budaya serta sejarah dapat menjadi nilai

wisata yang baru dan menarik selain objek wisata yang telah ada sebelumnya. Dalam

program pengembangan kegiatan wisata Kabupaten Samosir, pengembangan unsur

wisata budaya dan sejarah beserta dengan atraksi budaya dapat menjadi pilihan

dikarenakan wisata budaya dan sejarah memiliki nilai yang berbeda dengan kegiatan

wisata alam, sehingga pembentukan citra wisata yang berbasis budaya dan sejarah

mampu menjadi daya tarik wisata dan menarik wisatawan untuk berkunjung ke

Kecamatan Nainggolan.

3.2.7 Kecamatan Sitio Tio

(28)

Lokasi wilayah Kecamatan Sitio Tio yang berbatasan dengan Kabupaten

Humbang Hasundutan memiliki ciri khas kegiatan wisata tersendiri dibandingkan

dengan lokasi wisata lainnya di Kabupaten Samosir, hal ini didasarkan pada kontur

alam dan geografis Kecamatan Sitio Tio yang berada dipinggir Danau Toba dan juga

daratan yang terpisah dari geografis Pulau Samosir.

Daerah tujuan wisata di Samosir, tepatnya di Kecamatan Sitio Tio memiliki

dua lokasi wisata utama, yakni Mata Air Datu Parngongo dan Pemandian Boru

Saruding. Kedua lokasi wisata tersebut didukung oleh kondisi bentang alam

Kecamatan Sitio Tio yang memiliki hamparan hutan hijau.

Berbeda dengan lokasi wisata lainnya di Kabupaten Samosir yang pada

umumnya mengandalkan lokasi yang berada di pinggir Danau Toba dan juga

kegiatan wisata air yang berkaitan dengan pemanfaatan Danau Toba, lokasiwisata air

di Kecamatan Sitio Tio ini tidak bergantung pada aliran air Danau Toba, melainkan

sumber mata air alami yang muncul dari dalam tanah.

Kegiatan wisata Mata Air Datu Parngongo berkorelasi dengan Pemandian

Boru Saruding, kedua kegiatan wisata ini dapat menjadi satu kesatuan kegiatan wisata

air dengan kegiatan wisata alam, seperti trekking ooutdoor (perjalanan luar ruang)

sambil menikmati keindahan panorama alam yang terdapat di wilayah Kecamatan

(29)

Keberadaan lokasi wisata Mata Air Datu Parngongo dan Pemandian Boru

Saruding juga memiliki potensi sebagai lokasi wisata sejarah budaya terkait dengan

asal-usul dan cerita yang meliputi lokasi wisata tersebut.

3.2.8 Kecamatan Ronggurnihuta

Gambar 16 Lokasi wisata Danau Sidihoni

Kecamatan Ronggurnihuta yang secara geografis wilayah berada dibawah

Kabupaten Samosir merupakan suatu wilayah dengan keistimewaan tersendiri,

dimana Kecamatan Ronggurnihuta berada tepat ditengah Pulau Samosir yang

terbentuk oleh aktivitas vulkanik Toba pada masa silam.

Lokasi wisata di Kecamatan Ronggurnihuta memiliki beragam pilihan lokasi

(30)

trekking outdoor dan wisata lanskap dan juga lokasi wisata Danau Sidihoni yang

merupakan kegiatan wisata alam dan wisata air.

Pengembangan kegiatan wisata di Kecamatan Ronggurnihuta pada saat

sekarang ini memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan wisata,

seperti akses jalan dan juga akses informasi terhadap lokasi-lokasi wisata yang

terdapat di Kecamatan Ronggurnihuta.

Lokasi wisata danau diatas danau, yakni keberadaan Danau Sidihoni yang

berada diatas Danau Toba menjadi lokasi wisata primadona di Kecamatan

Ronggurnihuta. Lebih Lanjut Sitor Silalahi (50 Tahun) mengatakan :

“. . . dulunya jarang orang kemari tapi semenjak adanya geopark dan cerita gunung vulkanis Toba banyak yang datang berkunjung . . . kabarnya Danau Sidihoni adalah danau yang terbentuk akibat vulkanis Toba ribuan tahun lalu, ada peningkatan kedatangan wisatawan ke Danau Sidihoni dalam dua tahun terakhir, dan terus mengalami peningkatan hingga sekarang.”

Pendapat informan tersebut didukung oleh keterangan Tipo Marbun (24

Tahun) yang menuturkan bahwa :

“Danau Sidihoni ini kecil sebenarnya, masih lebih luas Danau Toba namun keberadaannya diatas Danau Toba menjadi cerita tersendiri dan menarik untuk dikunjungi . . . ada banyak wisatawan kemari, kadang ada juga mahasiswa yang berlibur kesini . . . tapi itu tadi, promosi masih kurang, akses jalan pun belum terlalu bagus.”

Kurangnya pengenalan mengenai objek wisata di Kecamatan Ronggurnihuta

menjadi permasalahan tersendiri dalam melakukan pengembangan pariwisata di

(31)

Kecamatan Ronggurnihuta yang belum masuk dalam kategori jalan negara sehingga

menyulitkan kegiatan pengembangan wisata, namun hal ini menjadi bagian proses

pengembangan kegiatan wisata nasional yang mencakup wilayah Kabupaten Samosir.

Jarak lokasi ini sekitar 5 km dari Kota Pangururran dan membutuhkan waktu 20

menit, akses menuju ke lokasi masih kurang bagus.

3.3 Wisatawan

Wisatawan adalah unsur penting dalam suatu kegiatan pariwisata, karena

wisatawan adalah individu maupun kelompok yang mengunjungi lokasi wisata dan

memberikan penilaian terhadap lokasi wisata beradasarkan kunjungan mereka.

Usaha pertama kali untuk memberikan definisi mengenai pariwisata dan

wisatawan dilakukan di forum internasional pada tahun 1937 oleh Komisi Ekonomi

Liga Bangsa-Bangsa (Economic Commission of the League of Nations). Formula

batasan definisi wsiatawan yang diterima secara internasional pada saat itu adalah :

tourist is any person travelling for a period of 24 hours or more in a country ather than that in which be usually resides “.

Batasan definisi wisatawan ini dianggap kurang jelas sehingga menganggap

komisi untuk menyempurnakannya dengan mengkategorikan orang-orang yang

(32)

Selanjutnya, Komisi Liga Bangsa-Bangsa menyempurnakan pengertian

wisatawan dengan mengelompokkan orang-orang yang dapat disebut wisatawan dan

bukan wisatawan. Komisi merumuskan bahwa yang dianggap wisatawan adalah :

1. Wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan

karena alan keluarga, kesehatan, dan lain-lain.

2. Wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan

pertemuan-pertemuan atau tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas

pemerintah diplomasi, agama, olahraga, dan lain-lain).

3. Wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan

usaha.

4. Wisatawan adalah mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan

kapal laut walaupun berada di suatu negara kurang dari 24 jam.

Konsepsi mengenai wisatawan tersebut menjadi fokus perhatian dalam

penelitian ini untuk dapat mengidentifikasi mengenai definisi wisatawan yang

melakukan kunjungan ke Kabupaten Samosir.

Sedangkan yang tidak bisa digolongkan sebagai wisatawan adalah :

1. Mereka yang datang baik dengan maupun tanpa kontrak kerja, dengan tujuan

mencari kerja ataupun mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.

2. Mereka yang datang untuk mengusahakan tempat tinggal tetap di suatu

(33)

3. Penduduk di suatu tapal batas negara dan mereka bekerja di negara yang

berdekatan.

4. Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu negara tanpa tinggal, walaupun

perjalanan tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komisi Fasilitas International Civil

Aviation Organization (ICAO) tidak dapat menerima batasan pengertian wisatawan

menurut Liga Bangsa-Bangsa sehingga mereka menyiapkan batasan sendiri. Batasan

baru tersebut bukan lagi menggunakan pengertian tourist atau wisatawan, tetapi

foreign visitor atau pengunjung asing.

Pengertian pengunjung atau visitor menurut The International Union of Office

Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO) adalah

seseorang yang melakukan perjalanan ke negara lain selain negaranya di luar tempat

kediamannya dengan tujuan utama kunjungan selain alasan untuk melakukan

kegiatan yang menghasilkan upah. Termasuk dalam definisi ini adalah penumpang

kapal pesiar yang kembali ke kapal pesiarnya untuk menginap walaupun kapal

tersebut berlabuh di pelabuhan untuk jangka waktu beberapa hari.

IUOTO dan WTO juga memberikan definisi pelancong sebagai pegunjung

sementara, tinggal satu hari di negara atau tempat yang dikunjungi tanpa menginap,

termasuk di dalamnya penumpang kapal pesiar.

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan,

(34)

pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan perjalanan

tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

objek dan daya tarik wisata.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,

Pengertian wisatawan masih sama dengan pengertian sebelumnya, sedangkan

pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi

dalam jangka waktu sementara.

Wisatawan dapat dibedakan lagi menjadi:

1. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah orang yang melakukan

perjalanan wisata diluar negerinya dan wisatawan didalam negerinya.

2. Wisatawan Nasional (Domestic) adalah penduduk Indonesia yang melakukan

perjalanan di wilayah Indonesia diluar tempatnya berdomisili, dalam jangka

waktu sekurang-kurangya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang

mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi.

3.3.1 Pengunjung dan Karakteristiknya

Pengunjung atau wisatawan yang melakukan kegiatan wisata di Kabupaten

(35)

yang datang berkunjung disuatu tempat atau negara, biasanya mereka disebut sebagai

pengunjung yang terdiri dari beberapa orang dengan bermacam-macam motivasi

kunjungan termasuk didalamnya adalah wisatawan, sehingga tidak semua

pengunjung termasuk wisatawan.

Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Samosir, secara sederhana dapat

dibagi menjadi dua bagian besar, yakni wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara.

Kedua jenis wisatawan ini memiliki kontribusi terhadap perkembangan kegiatan

wisata yang dilakukan di Kabupaten Samosir.

Menurut International Union of Official Travel Organization (IUOTO),

pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain

dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang

menerima upah.

Pengunjung digolongkan dalam dua kategori, yaitu:

1. Wisatawan (tourist)

Pengunjung yang tinggal sementara sekurang-kurangnya selama 24 jam di

negara yang kunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam

klasifikasi sebagai berikut:

a. Pesiar (leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,

keagamaan dan olahraga.

b. Hubungan dagang (business), keluarga, konferensi, misi, dan lain

(36)

2. Pelancong (exursionist)

Pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam

waktu kurang dari 24 jam.

Berdasarkan konsepsi tersebut, individu yang berkunjung ke Kabupaten

Samosir sebahagian besar adalah wisatawan yang tinggal dan menetap di beragam

lokasi wisata yang tersebar di Kabupaten Samosir, dengan tujuan melakukan kegiatan

rekreasi dan menyenangkan diri. Dapot Simbolon (51 Tahun) Camat Simanindo

menuturkan :

“Pada umumnya yang datang berkunjung ke Samosir adalah wisatawan, setidaknya memerlukan 3 hari untuk dapat mengelilingi seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Samosir, hal ini mengakibatkan wisatawan tinggal di Samosir dan mening katkan kegiatan wisata secara umum, kadang ada juga pelancong yang sekedar melintas namun hal ini juga menjadi perhatian dalam pengembangan wisata dan menarik wisatawan.”

Pendapat tersebut didukung oleh pernyataan Rolas Naibaho yang mengatakan

:

“. . . yang berkunjung ke Samosir banyaknya wisatawan, karena mereka menginap kalau pun dibandingkan dengan pelancong yang melintas jumlahnya sedikit, pelancong biasanya masyarakat yang menggunakan jalur darat dan jalan lintas untuk memotong lewat jalur Samosir menuju Dairi atau Simalungun.”

Karakteristik pengunjung dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu

karakteristik sosial-ekonomi dan karakteristik perjalanan wisata Smith (1989:13).

Dalam hal ini karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang tidak langsung

(37)

langkah-langkah yang harus dilakukan hanya dengan melihat karakteristik pengunjung,

melainkan perlu melihat keterkaitan dengan maksud tujuan pengunjung.

3.4 Masyarakat

Hal mendasar untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam pengembangan

pariwisata adalah dengan pembangunan pariwisata tersebut. Pengembangan kegiatan

wisata ini dapat terwujud sesuai dengan kondisi alam, daerah, serta harapan dan

pandangan dari masyarakat apabila dalam pelaksanaannya seluruh lapisan masyarakat

turut serta dalam pelaksanaan program pengembangan pariwisata tersebut.

Masyarakat memberi dukungan positif terhadap adanya rencana

pengembangan pariwisata dengan beragam cara dan upaya kegiatan serta objek

wisata yang beragam, hal ini mengambil bentuk pariwisata yang bersahabat dengan

alam dan lingkungan. Hal ini disebabkan karena masyarakat sadar akan keberadaan

potensi ekologis yang dimiliki daerah mereka.

Wawancara dengan Dapot Simbolon (51 Tahun) yang menyatakan bahwa :

(38)

penyuluhan/sosialisasi tentang pariwisata dan manfaatnya bagi masyarakat oleh inisiator pengembangan rencana ini.”

Berhubungan dengan pengembangan pariwisata di wilayah Kabupaten

Samosir, maka perlu untuk melibatkan masyarakat terhadap kepentingan

mempertahankan lahan-lahan pertanian dan potensi alam lainnya guna menunjang

pengembangan pariwisata di wilayah tersebut. Kenyataan ini diperkuat dari hasil

wawancara dengan salah seorang pengetua desa yaitu Ibu R. Samosir (54 Tahun),

beliau menyatakan:

“Penduduk ini (Samosir) mempunyai komitmen yang tinggi untuk tidak menjual tanah mereka, penduduk percaya bahwa tanah yang mereka miliki harus dilestarikan dan bukan untuk dijual, jika mempunyai uang mereka akan membeli untuk memperluas tanah mereka sehingga dengan demikian ada kepercayaan bahwa leluhur mereka tidak menjadi marah. Dengan adanya komitmen seperti ini maka sampai saat ini sebagian besar lahan-lahan pertanian di Samosir masih lestari.”

Dalam pengembangan kegiatan wisata, kunci pokok yang harus diperhatikan

adalah tetap terjaganya kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat.

Disamping itu, keberadaan tradisi adat-istiadat dan budaya juga memegang peranan

penting sebagai penunjang dalam pengembangan pariwisata itu sendiri, sehingga

harus tetap dilestarikan keberadaannya.

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Yudhiantari (2002) yang

mengatakan bahwa minat dari wisatawan juga akan berkurang untuk berkunjung pada

(39)

pada akhirnya pengembangan pariwisata tidak akan berjalan secara maksimal dan

menyeluruh.

Seperti telah diketahui bahwa dalam usaha pengembangan kegiatan wisata,

peran serta masyarakat setempat tidak bisa diabaikan, karena mereka lebih tahu

daerah mereka dibanding orang luar, sehingga dengan demikian dalam rangka

mengimplementasikan rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Samosir,

keterlibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan adalah sangat diperlukan. Menurut

Khodyat (1996) menyebutkan bahwa :

“dalam pengembangan suatu kawasan menjadi objek ekowisata harus didasarkan pada kebijakan yang dirumuskan dari hasil musyawarah dan mufakat dengan masyarakat setempat (lokal).”

Gunawan (2008) menyarankan kegiatan pariwisata hendaknya menjamin

keikutsertaan masyarakat setempat, dan langkah-langkah perlu dicari agar masyarakat

setempat dapat benar-benar terlibat dalam kegiatan ekowisata serta perlunya interaksi

ketiga pihak yang ikut terlibat, yaitu sektor pemerintah, swasta dan masyarakat

setempat.

Selain keterlibatan masyarakat dalam pengembangan wisata sebagai pemandu

wisata dan juga pengetahuan masyarakat terhadap wilayah dan kehidupan budaya di

Samosir, masyarakat Samosir sampai saat ini juga terlibat dalam kegiatan wisata

berupa penyewaan tempat tinggal (home stay) secara individual yang tidak terikat

(40)

Menurut I Wayan Mongol dalam Yudhiantari (2002) pengoptimalan

rumah-rumah penduduk sebagai rumah-rumah tinggal bagi wisatawan yang datang akan berdampak

positif pada daya dukung lahan, sehingga tidak perlu dibangun lagi akomodasi yang

memerlukan banyak lahan.

Dengan adanya peran serta secara aktif warga masyarakat dalam mengelola

usaha pariwisata, maka masyarakat akan bisa menikmati secara langsung pendapatan

dari sumber-sumber alam mereka sendiri, dan pada akhirnya secara perlahan-lahan

akan timbul perasaaan untuk tetap menjaga dan melestarikan sumber daya alam.

Sesuai Pendapat Lindberg-Hawkins (1995) mengemukakan bahwa partisipasi

lokal memberikan peluang efektif dalam kegiatan pembangunan. Hal ini berarti

memberi wewenang atau kekuasaan pada masyarakat sebagai pemeran sosial dan

bukan subjek pasif untuk mengelola sumberdaya, membuat keputusan serta kontrol

pada kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi kehidupan sesuai dengan

kemampuannya. Masyarakat di wilayah Kabupaten Samosir pada umunya antusias

dengan adanya rencana pengembangan kegiatan pariwisata.

Menurut Sasmaya (2012) keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kegiatan

wisata akan memberikan pengaruh positif pada masyarakat, baik secara langsung

ataupun secara tidak langsung. Secara langsung meliputi masyarakat sebagai

pengusaha atau pengelola jasa akomodasi, restoran, atraksi, serta sebagai tenaga

(41)

adalah masyarakat sebagai suplier bahan kebutuhan pada kegiatan wisata, serta

masyarakat sebagai pengelola usaha jasa penunjang kegiatan pariwisata.

Berikut data jumlah hotel dan restoran yang ada:

1. Jumlah hotel 82 unit

2. Jumlah restoran/café 32 unit

Untuk usaha akomodasi/makanan/minuman ada 1.585 usaha,

angkutan/pergudangan dan komunikasi ada 585 usaha, jasa kemasyarakatan/social

budaya/hiburan dan jasa perorangan 342 unit usaha, usaha persewaan ada 77 unit.

Sehubungan dengan ini, informan penelitian Sitor Silalahi S.Pd (50 Tahun)

mengatakan :

“Penumbuhan dan pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Samosir pastinya akan membawa pengaruh positif terhadap masyarakat terutama dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi terjadinya urbanisasi. Disamping itu apabila yang dikembangkan adalah menjadikan tiap kecamatan di Kabupaten Samosir sebagai tujuan wisata maka saya pastikan bahwa program ini dapat mengisi perut rakyat, sehingga kesejahteraan akan lahir disini.”

Keterlibatan masyarakat Samosir dalam pengelolaan kegiatan wisata di

wilayah tersebut juga membutuhkan kesiapan masyarakat sebagai bagian dari

penyelenggaran kegiatan wisata dan juga kesiapan wilayah mereka sebagai daerah

tujuan wisata, sejalan dengan hal itu Josephine (2010) diperlukan upaya pendekatan

(42)

keterampilan dan juga meningkatkan pengetahuan arti pentingnya sumber daya alam

bagi keberlanjutan kegiatan wisata di Samosir.

Secara umum masyarakat ikut serta dan terlibat dalam usaha kegiatan di

Samosir, walaupun masyarakat juga berharap pada keterlibatan dari pihak swasta,

namun keberadaan dari masyarakat tetap memiliki otoritas dalam segala aspek

kegiatan dan disisi lain peran pihak luar menurut masyarakat memiliki dampak yang

besar terhadap pengelolaan kegiatan wisata.

Menurut Manuaba (2008) keterlibatan pihak swasta sangat diperlukan guna

mengembangkan suatu objek wisata. Adapun bentuk keterlibatan swasta tersebut

meliputi penambahan fasilitas, serta penambahan sarana dan prasarana. Adanya

keterlibatan swasta tersebut tidak berarti bahwa seluruh kegiatan dalam pengelolaan

dan pengembangan kawasan objek wisata diserahkan sepenuhnya kepada swasta.

Untuk itu proses pengelolaan sangat perlu diperhatikan guna tercapainya

keseimbangan ekonomis yang diperoleh oleh masyarat dengan stakeholder.

Keberadaan pihak swasta dalam kegiatan wisata yang turut melibatkan

masyarakat Samosir sebagai penyelenggara kegiatan wisata cukup beralasan, hal ini

dikarenakan masyarakat Samosir secara umum masih memiliki keterbatasan

mengenai tata cara pengelolaan kegiatan wisata yang sesuai dengan kaidah pariwisata

yang berlaku secara umum.

Dengan adanya keterlibatan masyarakat sebagai penyelenggara kegiatan

(43)

sebagai bagian dari mata pencaharian mereka selain bertani dan memanfaatkan hasil

danau. Masyarakat Samosir mengharapkan adanya sistem retribusi dalam kegiatan

wisata yang dapat mendukung keterlibatan masyarakat secara aktif dan juga mampu

memberikan pemasukan kepada masyarakat secara finansial, Pak Manik (40 Tahun)

mengatakan bahwa :

“pemungutan retribusi kegiatan pariwisata diakui secara sah oleh negara, selama semua proses pembangunan objek dan daya tarik wisata yang ada disini sepenuhnya ditanggung oleh masyarakat setempat, namun apabila dalam pembangunan objek/daya tarik wisata di desa tersebut ada campur tangan pemerintah maka pemungutan retribusi terhadap kunjungan wisata dilakukan oleh pemerintah.”

Berdasarkan keterangan-keterangan yang didapat dari informan penelitian,

keberadaan unsur masyarakat dalam pengelolaan kegiatan wisata memiliki arti

penting, sebagai pendukung kegiatan wisata dan juga aspek kebersamaan antara

masyarakat, pemerintah, pengelola wisata dan wisatawan dalam menciptakan

kegiatan wisata yang berdampak terhadap kehidupan masyarakat setempat.

Pengembangan pariwisata Samosir dengan melibatkan masyarakat tersebut dengan

memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan, pelestarian potensi alam serta

mempertahankan nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat.

Sistem pemungutan retribusi yang baik adalah salah satu faktor pendukung

dalam peningkatan pendapatan asli daerah. Berdasarkan Perda No.7 Tahun 2008

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya adalah mengelola retribusi memasuki tempat

rekreasi dengan sistem pemungutan retribusi oleh petugas di setiap posko objek

wisata, dengan tarif karcis masuk mulai dari Rp 2.000 s/d Rp 5.000/orang/ objek

(44)

Retribusi yang diperoleh hanya diperoleh dari beberapa objek wisata, dan itu

pun tidak semuanya milik Pemerintah Kabupaten tetapi adalah milik masyarakat,

seperti air hangat, sukkean pohon besar, pantailagundi, aek sipitu dai, batu sawan,

batu hobon, huta bolon Simanindo, dan di Tomok (Arsop) sebenarnya milik

masyarakat tetapi Dinas Pariwisata memfasilitasi beberapa objek wisata ini dengan

(45)

BAB IV

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA SAMOSIR

Strategi pengembangan wisata Samosir secara garis besar merupakan proses

dan perencanaan terhadap objek kegiatan wisata dalam lingkup mengembangkan

menjadi suatu bentuk yang dapat menjaga nilai budaya setempat dan memberi

keuntungan bagi masyarakat Samosir.

Bab ini akan menjelaskan mengenai strategi pengembangan wisata yang

dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan wisatawan dalam konteks pengembangan

wisata di Samosir yang memiliki dampak luas dan menyeluruh.

Kawasan wisata dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

memiliki beragam objek kegiatan wisata, hal ini mendukung proses pengembangan

wisata sehingga wisatawan memiliki beragam pilihan yang dapat dinikmati sebagai

tujuan melakukan kegiatan wisata

4.1 Pemerintah dan Pengelola Wisata

Dengan disahkannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2003 pada tanggal 18

Desember 2003, Kabupaten Samosir resmi dimekarkan dan memisahkan diri dari

Kabupaten Toba Samosir dan merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara.

(46)

kecamatan yakni : Kecamatan Harian, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Onan

Runggu, Kecamatan Palipi, Kecamatan Pangururan, Kecamatan Ronggurnihuta,

Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Simanindo dan Kecamatan Sitio Tio.

Terletak di posisi yang srategis yaitu berada ditengah-tengah perairan Danau Toba

merupakan keunggulan bagi Samosir untuk mempromosikan sektor pariwisatanya.

Pariwisata unggulan Samosir adalah memiliki panorama alam yang indah yang

terletak diseluruh kecamatan dan didukung oleh budaya Batak.

Kabupaten Samosir memiliki tagline yang mengatakan bahwa Samosir adalah

“Negeri Indah Kepingan Surga” yang dimaknai bahwa Samosir memiliki keindahan

yang istimewa sehingga dikatakan layaknya kepingan surga seperti keindahan alam,

keunikan budaya dan keramahtamahan masyarakat setempat. Hal itu dilakukan untuk

mendukung visi Kabupaten Samosir yaitu menjadi daerah tujuan wisata lingkungan

yang inovatif dengan mengandalkan objek-objek wisata yang ada di Samosir.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir

tahun 2014, Samosir memiliki 72 objek wisata yang diantaranya objek wisata alam,

budaya, sejarah dan rohani. Pemerintah bertanggung jawab terhadap perencanaan,

pengembangan, pembinaan, serta pelaksanaan promosi kepariwisataan Samosir.

Pemerintah berperan aktif menarik banyak wisatawan untuk datang berkunjung ke

Samosir yang dalam hal ini adalah pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

(47)

promosi yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Berikut

adalah daftar kunjungan wisatawan di Samosir :

Tab el

Daftar Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Samosir

No Tah un Domestik Manca Negara Jumlah

1 2010 73.593 32.378 105.971

2 2011 87.257 22.207 109.464

3 2012 94.629 20.732 115.361

4 2013 109.897 22.732 132.629

5 2014 119.530 25.662 145.192

6 2015 124.117 25.297 149.414

7 2016 130.023 25.813 155.858

Sumber : Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya tahun 2017

Dari data kunjungan wisatawan yang datang, bahwa tidak adanya peningkatan

yang signifikan. Kesenjangan antara kesiapan pengembangan objek wisata/destinasi

(48)

baiknya pelayanan yang diberikan di beberapa akomodasi yang tersedia, kurang

tersedianya transportasi umum seperti angkutan umum dan becak serta pada daerah

tertentu fasilitas umum belum tersedia.

Karena menurut Soekadijo (1997) baik atau tidaknya jasa kepariwisataan yang

diberikan kepada wisatawan itu dinilai dari kelengkapan fasilitas, baiknya pelayanan

yang diberikan serta keramahtamahan masyarakat maupun pengelola pariwisata.

Peningkatan kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Samosir merupakan

tolak ukur keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan Dinas Pariwisata, Seni

dan Budaya Kabupaten Samosir. Aktifitas promosi merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan suatu program pemasaran karena pada hakekatnya promosi

merupakan bentuk dari upaya mengkomunikasikan tentang suatu produk dan

mempengaruhi untuk membelinya.

Menurut Wahab (1997) tujuan yang ingin dicapai dalam pemasaran pariwisata

adalah agar lebih banyak wisatawan yang datang, lebih lama mereka tinggal dan lebih

banyak mereka membelanjakan uang. Promosi pariwisata harus dilaksanakan secara

selaras dan terpadu.

4.2 Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Pariwisata

(49)

Strategi pemasaran adalah suatu cara memperkenalkan keunggulan,

kelengkapan fasilitas wisata dan keberagaman pilihan kegiatan wisata kepada

masyarakat luas sehingga memunculkan ketertarikan untuk mendatangi objek

kegiatan wisata. Hingga saat ini pihak pemerintah Kabupaten Samosir telah

melakukan beragam strategi pemasaran wisata di Samosir dengan mengusung tema

“Samosir Negeri Indah Kepingan Surga.”

Pemasaran destinasi menurut Kotler (2006) merupakan bagian integral dalam

kegiatan membangun dan memelihara popularitas suatu lokasi tertentu. Dikemukakan

pula bahwa para perencana pariwisata kerap kali hanya berfokus pada pembangunan

destinasi tanpa memberi perhatian pada pemeliharaan dan menjaga atribut-atribut

yang menarik pengunjung ke destinasi.

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

mendengarnya maka konsumen tidak akan pernah membelinya. Pada hakekatnya,

promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/ membujuk dan mengingatkan pasar sasaran tentang suatu produk

agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan tersebut.

Menurut Kotler (2002) promosi merupakan suatu komunikasi dari penjual dan

pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap

dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga

(50)

dari proses pemasaran yang termasuk salah satu aspek dalam bauran pemasaran

(marketing mix).

Promosi tidak hanya dilakukan untuk penjualan suatu barang tetapi juga

dilakukan untuk mempromosikan suatu jasa yang salah satunya jasa pariwisata.

Sehingga promosi pariwisata adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan

produk pariwisata dengan permintaan wisatawan sehingga produk lebih menarik

(Yoeti, 1996).

Ombang Siboro (50 Tahun) mengemukakan pendapat mengenai strategi

pemasaran pariwisata di Kabupaten Samosir, salah satu pegawai Dinas Pariwisata,

Seni dan Budaya :

“kegiatan wisata di Samosir sudah berjalan sejak lama, saat ini sudah saatnya kegiatan pariwisata didukung oleh penggunaan teknologi, dimana usaha promosi dilakukan dengan menggunakan media sosial elektronik untuk mendatangkan wisatawan ke Samosir, selain murah, caranya ini lebih cepat dan tepat sasaran.”

Sejalan dengan pendapat Sitor Silalahi, S.Pd (50 Tahun), informan Dapot

Simbolon (51 Tahun) mengatakan :

“. . . udah bukan masanya lagi mengumumkan kegiatan wisata Samosir dari cerita-cerita, sekarang 'kan sudah ada internet, handphone, tinggal klik saja sudah bisa promosi Samosir, lagian Samosir punya banyak objek wisata, sekarang tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan baik.”

Bagian pemasaran dan promosi dalam struktur organisasi Dinas Pariwisata,

Seni dan Budaya Kabupaten Samosir memiliki peranan penting dalam merancang

(51)

Pemilihan tema besar pelaksanaan promosi merupakan langkah awal dalam kegiatan

promosi dengan pertimbangan membuat wisatawan ingin tahu mengapa mereka harus

mengunjungi Samosir dan apa-apa saja yang boleh dinikmati jika mengunjungi

Samosir. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dengan dukungan

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF) memilih tema

besar promosi yaitu Visit Samosir Year yang pemilihan tema tersebut untuk

memperingati hari ulang tahun Kabupaten Samosir tiap tahunnya.

Secara umum periklanan sangat dibutuhkan untuk memasarkan suatu produk

pariwisata baik itu objek wisata, akomodasi yaitu penginapan/hotel dan

produk-produk wisata untuk wisatawan seperti cendramata. Pihak Dinas Pariwisata, Seni dan

Budaya Kabupaten Samosir sudah membuat dan merancang iklan yaitu melalui

media cetak, media elektronik dan media luar ruang.

Media cetak sangat identik dengan surat kabar dan majalah. Melalui media

cetak, pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir sudah melakukan

kegiatan promosi yaitu dengan majalah penerbangan yang diterbitkan melalui

kerjasama dengan maskapai penerbangan Lion Air dan Air Asia, penyebaran brosur,

leaflet, sticker, tourismmap dan guide book.

Melalui media elektronik, pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir sudah melakukannya yaitu bekerjasama dengan stasiun televisi

swasta untuk meliput keindahan alam, budaya dan keramahtamahan warga untuk

(52)

dimaksud adalah Trans TV dan Trans 7. Selain itu, melalui internet dan sosial media

juga sudah dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya yaitu dengan membuat

portal elektronik resmi Kabupaten Samosir yang bisa dibuka melalui

situswww.visitsamosir.com serta membuat akun media sosial dengan nama Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir.

Selain media cetak dan elektronik, pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

kabupaten Samosir juga menggunakan media luar ruang sebagai alat promosi yaitu

dengan spanduk, baliho, billboard dan videotron bandara di bandara Soekarno Hatta,

bandara Ngurah Rai dan bandara Hang Nadim yang targetnya untuk memberitahu

tentang kepariwisataan Samosir kepada penumpang yang tiba di bandara-bandara

tersebut.

Penggunaan media luar ruang juga harus memperhatikan

penempatan-penempatan untuk memasang spanduk, baliho dan billboard agar informasi yang

disampaikan dapat menjangkau masyarakat luas. Penempatan-penempatan

penyebaran spanduk, baliho dan billboard dilakukan di tempat yang strategis yaitu

tempat-tempat yang ramai agar bisa dilihat orang banyak. Untuk billboard sendiri

pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir sudah

menempatkannya di Medan.

Dari semua bentuk dan alat periklanan, agar penggunaannya efektif maka

harus memakai tampilan dan bahasa yang menarik supaya orang dengan sekali

(53)

mengkonsumsi produk yang dipromosikan. Dalam hal tampilan iklan, pihak Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dalam pengemasannya masih

menggunakan sumber daya yang tersedia yaitu staf-staf jurusan desain.

Untuk membantu dan memudahkan wisatawan dalam perjalanan, Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya membuat dan mendesain alat bantu promosi untuk

sumber informasi seperti leaflet, brosur, booklet, guide book dan tourism map yang

isinya tentang informasi kepariwisataan Samosir. Informasi penting yang dibutuhkan

wisatawan tersebut seperti jarak tempuh satu objek wisata dengan objek wisata

lainnya, peta kawasan wisata, daftar objek wisata, akomodasi dan transportasi yang

disediakan serta bahasa (Indonesia dan Inggris) untuk memudahkan komunikasi.

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir juga melaksanakan

event yang tujuannya menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Samosir melalui

pelaksanaan event tersebut. Pelaksanaan event tersebut bukan hanya sekadar hiburan

saja, tetapi juga untuk mengangkat kebudayaan yang harus lestarikan sebagai

kekayaan tersendiri untuk Samosir. Pada tahun 2014, pihak Dinas Pariwisata, Seni

dan Budaya Kabupaten Samosir sudah melaksanakan 7 event dan pada tahun 2015

melaksanakan 10 event yang bertema Horas Samosir Fiesta.

Pelaksanaan event tersebut dilaksanakan pada waktu high season yang pada

bulan pelaksanaan event tersebut terdapat hari libur dimana targetnya agar

(54)

tersebut dilaksanakan di beberapa titik daerah yaitu di Open Stage Pangururan, Open

Stage Tuk-tuk dan Simanindo.

Selain dari kedua bentuk promosi-promosi tersebut bentuk promosi lain yang

dilakukan adalah dengan ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan pariwisata

nasional dan internasional untuk menginformasikan tentang keberadaan Samosir.

Untuk kegiatan pariwisata internasional Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir berpartisipasi dalam kegiatan MATTA FAIR yang bertajuk Eropa.

Kegiatan pariwisata ini dilaksanakan di Kuala Lumpur dimana beberapa negara

mempunyai kesempatan untuk mempromosikan pariwisatanya dengan membawa

bahan paparan promosinya.

Untuk kegiatan pariwisata nasional Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

Kabupaten Samosir mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan Pekan Raya

Sumatera Utara yang dilaksanakan di Medan, Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara

yang dilaksanakan di Jakarta serta Nusa Dua Fiesta yang dilaksanakan di Bali. Selain

itu pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir juga melakukan

kegiatan Travel Dialogue ke 7 kota berbeda di Indonesia yang tujuannya

menginformasikan tentang kepariwisataan Samosir dan juga mengadakan kerjasama

dengan agen dan biro perjalanan yang ada di kota-kota tersebut untuk membuat paket

(55)

4.2.2 Penataan Wisata

Peningkatan pendapatan asli daerah melalui sektor pariwisata akan lebih

maksimal apabila didukung dengan pelaksanaan program pembinaan dan sosialisasi

untuk membekali pengetahuan masyarakat dan meningkatkan keterampilan berusaha

yang profesional. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, Dinas

Pariwisata, Seni dan Budaya telah melakukan pembinaan bagi masyarakat dan

sebagian pengusaha pariwisata, seperti sosialisasi sapta pesona dan sadar wisata,

yakni:

• Sosialisasi sadar wisata

Sosiasisasi dilakukan kepada masyarakat,khususnya para pengusaha

wisata. Dalam pelaksanaannya hanya dilakukan bebera kali saja dan

tidak berlanjut sampai sekarang

• Pelatihan pemandu wisata

Pelatihan pemandu wisata dilakukan sekali dalam setahun dan dikuti

oleh 30 orang

• Membuat petunjuk menuju lokasi wisata

• Melaksanakan Sapta Pesona ( pembinaan kepada masyarakat akan

pentingnya pelestarian lingkungan , kebersihan dan budaya serta

keramah tamahan)

• Membina atraksi Seni dan Budaya pada masing-masing objek tujuan

(56)

• Pengembangan industri kerajinan(memberikan peluang dan fasilitas

dalam pengembangan industri kerajinan dengan membangun pasar

souvenir untuk mendukung sektor wisata).

Ombang Siboro (50 Tahun) mengemukakan pendapat mengenai penataan

wisata di Kabupaten Samosir, salah satu pegawai Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

:

“sudah ada beberapa kegiatan dari dinas pariwisata untuk pengembangan wisata samosi, seperti sosialisasi,pelatihan tapi pelaksanaanya belum berjalan baik karena masalah dana.”

Rosma Sinaga (45 Tahun) mengemukakan pendapat tentang sosialisasi sadar

wisata, salah satu anggota kelompok Sadar Wisata Samosir :

“pernah diadakan sosialisasi sadar wisata oleh pemerintah, tapi saya tidak pernah ikut, karena hanya ketuanya saja yang diundang….aspirasi saya tidak bisa langsung saya sampaikan, jadi untuk apa saya ikut kelompok itu, saya keluar jadinya.”

Dari keterangan informan di atas bisa dilihat bahwa kurangnya koordinasi

antara masyarakat dan pemerintah, pemerintah harusnya mendengarkan apa aspirasi

dari masyarakat tentang pengembangan wisata samosir, tentunya itu menjadi hal

yang positif bagi pengembangan wisata di Kabupaten Samosir

4.2.3 Pembangunan Lokasi Wisata

Dengan sifat kegiatan pariwisata yang menawarkan keindahan alam,

(57)

habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini. Bahkan berdasarkan berbagai contoh

pengelolaan kepariwisataan yang baik, kondisi lingkungan alam dan masyarakat di

suatu destinasi wisata mengalami peningkatan yang berarti sebagai akibat dari

pengembangan keparwiwisataan di daerahnya.

Pembangunan kepariwisataan seharusnya mampu kontribusi nyata dalam

upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi

perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah. UNESCO

dan UN-WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan

bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan. Dalam

konteks tersebut, sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan

kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan di berbagai daerah.

Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan

masyarakat modern. Pada beberapa kelompok masyarakat tertentu kegiatan

melakukan perjalanan wisata bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia

khususnya melalui pemberian waktu libur yang lebih panjang dan skema paid

holidays.

Pengelolaan kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan seharusnya mampu

memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi di suatu destinasi pariwisata.

Penggunaan bahan dan produk lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata

akan juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk berperan dalam

(58)

usaha pariwisata setempat dalam memberikan pelayanan berkelas dunia dengan

menggunakan bahan dan produk lokal yang berkualitas.

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir dalam hal

pembangunan wisata telah melakukan bebera kegiatan pembangunan sarana dan

prasarana pariwisata antara lain:

• Pembenahan lokasi wisata Pasir Putih Kecamatan Pangururan (

penataan, paying-payung, ayunan, jogging trek)

• Pembangunan jalan ke lokasi wisata seperti Batu Sawan, Permadian Air

Panas di Pangururan.

• Pembangunan 1001 anak tangga

• Rekonstruksi bangunan di perkampungan Huta Bolon Kecamatan.

Simanindo

• Pembangunan gapura di pintu masuk Tele, Tuktuk,

• Rekonstruksi bangunan gedung kesenian Open Stage

• Tersedianya sarana pengamanan wisatawan dengan 10 pilosi pariwisata

• sarana dan prasarana pelabuhan yang sudah dibangun seperti adanya

kapal Ferry dari Nainggolan ke Muara, Tigaras ke Simanindo. • Pemugaran Kuburan Siallagan

(59)

Ombang Siboro (50 Tahun) mengemukakan pendapat mengenai penataan

wisata di Kabupaten Samosir, salah satu pegawai Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

:

“sudah ada beberapa kegiatan dari dinas pariwisata untuk pengembangan wisata samosi, seperti sosialisasi,pelatihan tapi pelaksanaanya belum berjalan baik karena masalah finansial.”

Bisa dilihat bahwa pembangunan wisata yang dilakukan oleh Dinas Priwisata,

Seni dan Budaya Kabupaten Samosir belum maksimal, lokasi pembangunan wisata

belum dulakukan secara menyeluruh di lokasi wisata. Terbukti bahwa hanya

beberapa lokasi wisata saja yang mendapatkan pembangunan.

4.2.4 Keterlibatan Pihak Swasta

Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupatek Samosir telah melakukan kerja

sama dengan pihak lain dalan perencanaan dan pengawasan pariwisata. Kegiatan

yang dilakukan yaitu dengan melakukan kerja sama dengan pihak PHRI

(Perhimpunan Hotel Restorsn Indonesia). Organisasi ini berorietasi pada

pembangunan dan peningkatan kepariwisataan, adapun rencana kegiatan

pengembangan wisata dari PHRI adalah :

• Trekking at Samosir Island, trekking mulai dari Desa ambarita hingga

Desa Partungkoan, wisatawan dapat menikmati pemandangan

Gambar

Gambar 1 Even pembukaan HORAS SAMOSIR FIESTA 2017
Gambar 2 Lokasi wisata Makam Raja Sidabutar
Gambar 4 Lokasi wisata Museum Huta Bolon
Gambar 6 Lokasi wisata Pasir Putih
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain kegiatan promosi, jangka waktu masa berlaku dari kartu prabayar menjadi pertimbangan dalam keputusan pembelian konsumen, karena semakin lama masa aktif kartu

Derived from the preceding elaboration of issues, this research is designed to investigate the practice of scientific approach of the 2013 Curriculum in English

[r]

Desain interior yang ditata apik tidak terlepas dari peran sistem pencahayaan yang diterapkan, terutama pencahayaan dari penerangan buatan yang mudah untuk

Alkitab dengan Kidung Jemaat, Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia, cetakan keempat, 1999.. Buku Nyanyian

Seseorang dapat dengan mudah mendebat bahwa 4P pada bauran pasar tidak dapat memenuhi persyaratan konsep pemasaran merupakan suatu proses dan manajerial yang membuat

Terlihat bahwa minyak sawit masih menduduki peringkat teratas dalam kapasitas produksi dan konsumsi di Indonesia, namun mempunyai persaingan yang kuat dengan

(1-tailed) kurang dari 0,05.Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelompok unggul