• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diversifikasi produk wisata di pulau samosir, kabupaten samosir, provinsi sumatera utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Diversifikasi produk wisata di pulau samosir, kabupaten samosir, provinsi sumatera utara"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

DIVERSIFIKASI PRODUK WISATA DI PULAU SAMOSIR,

KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA

EVENIN ROSA NAIBAHO

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(2)

ABSTRAK

EVENIN ROSA NAIBAHO. E34062881. Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Bimbingan Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib, MS dan Ir. Nandi Kosmaryandi, Msc.F.

Pulau Samosir adalah daerah tujuan wisata yang berada di tengah Danau Toba, dimana Danau Toba merupakan danau terdalam di Asia dan danau vulkanik terbesar di dunia. Danau Toba memiliki luas 1103 km2dan luas Pulau Samosir 647 km. Pulau samosir memiliki banyak potensi wisata seperti potensi wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Potensi wisata ini sebagian sudah dikembangkan menjadi produk wisata, akan tetapi produk tersebut masih bersifat massal dan belum spesifik, oleh karena itu produk wisata tersebut masih memerlukan suatu pengembangan dan penganekaragaman. Cara ataupun strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produk wisata di Samosir adalah melalui diversifikasi produk wisata. Tujuan diversifikasi produk wisata ini adalah menambah serta meningkatkan variasi jenis produk wisata. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober - 26 Desember 2010 di tiga Kecamatan di Kabupaten samosir, yaitu Kecamatan Pangururan, Sianjur Mula-Mula, dan Simanindo. Pengumpulan data menggunakan metode observasi lapang melalui wawancara, kuisioner, dan studi pustaka, penelusuran dokumen. Objek wisata di Pulau Samosir terdiri dari wisata alam, sejarah, dan seni budaya. ODTW yang sedang dikembangkan adalah Hotspring, Tele, Pasir Putih, batu sawan, pantai Ambarita, dan lain sebagainya. Produk wisata yang sudah ada adalah wisata keliling Pulau Samosir, wisata di kawasan Hotspring, wisata di Pasir Putih, Tele, wisata seni budaya di Museum Hutabolon, Tomok, Tuktuk, Desa Lumban Suhi, wisata sejarah di Cagar Budaya Sianjur Mula-Mula, wisata di Danau Sidihoni, dan wisata ke air terjun Bungalom. Pengunjung yang diwawancarai menginginkan adanya peningkatan berbagai fasilitas mulai dari sarana dan prasarana termasuk fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata, peningkatan akomodasi dan restoran di kawasan wisata seperti Hotspring, Pasir Putih, pengembangan souvenir khas tiap objek wisata, peningkatan pengelolaan wisata, keamanan, kenyamanan, dan kebersihan kawasan wisata. Selain itu pihak Pemda juga memiliki rencana dalam pengembangan produk-produk wisata, yaitu termasuk pengembangan objek wisata, peningkatan sarana dan prasarana wisata, peningkatan pengelolaan objek wisata, serta peningkatan kesenian budaya masyarakat Samosir. Diversifikasi produk wisata yang dapat disarankan adalah pada kawasan Hotspring: wisata petualang dan wisata ilmiah, pada Kawasan Tele: ekowisata dan wisata ilmiah, pada Desa Simanindo: wisata budaya, pada Desa Sianjur Mula-Mula: wisata pendidikan sejarah dan budaya Suku Batak, wisata geologi, wisata alam-spiritual, dan wisata ilmiah. Untuk Desa Tomok: wisata alam, pada Desa Tuktuk Siadong: wisata alam, sejarah dan seni budaya, pada Desa Lumban Suhi: wisata seni budaya, sedangkan untuk Pasir Putih: rekreasi alam Pasir Putih.

(3)

ABSTRACT

EVENIN ROSA NAIBAHO. E34062881. Tourism Product Diversification in Samosir Island, Samosir Regency, North Sumatera Province. Under supervision of Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib, MS and Ir. Nandi Kosmaryandi, Msc.F.

Samosir Island is a tourist destination in the middle of Toba Lake. Toba Lake is the deepest lake in Asia and the largest volcanic lake on the world. Toba Lake has an area of 1103 km2 and Samosir Island with 647 km. There is has many potential tourism attractions such as the potential of natural, historical, and cultural arts. Part of the tourism potential has been developed into a tourism product, but it is still be mass and not specific, therefore the tourism product needs a tourism development and diversification. The ways or strategies that can be done to improve tourism product in Samosir is diversification of tourism products. The purpose of tourism product diversification is adding to the variety of products and increase tourism. The research was conducted on October 11 – December 26, 2010 in three sub-districts in Samosir Regency. There is Pangururan, Sianjur Mula-Mula, and Simanindo. Data was collected using observation method trough interview, questionnaires, literature study, searching documents. Attractions in Samosir Island consist of natural attractions, historical, and cultural arts. Tour destination being developed is a Hotspring, Tele, Pasir Putih, Batu sawan, Ambarita beach, and etc. Existing tourism products were tour around the Samosir Island, tour in Hotspring area, tour in Pasir Putih, Tele, art and culture tour in the Museum Hutabolon, Tomok, Tuktuk, Lumban Suhi Village, tour in cultural Heritage Sianjur Mula-Mula, tour Sidihoni lakes, and tour in waterfalls Bungalom. Visitors who were interviewed wanted an increased variety of facilities ranging from facilities and infrastructure, including facilities in tourist activity, improved accommodation and restaurants in tourist areas such as Hotspring, White Sands, the development of the typical souvenirs of each attraction, increase in tourism management, security, comfort, and cleanliness tourist area. Besides, the government also has plans in the development of tourism products, which include the development of attractions, improvement of tourist facilities and infrastructure, improved management of attractions, and increase of cultural arts community in Samosir. Diversification of tourism products that can be recommended is the Hotspring area: adventure tour and scientific tourism, the area Tele: ecotourism and scientific tourism, the village Simanindo: cultural tourism, the village Sianjur MulaMula: educational tours of cultural and historical Batak, geology tours , nature -spiritual tourism, and scientific tourism. The Village Tomok: natural tourism, the Village Tuktuk Siadong: natural tourism, history and art culture tourism, the Village Lumban Suhi: arts and culture tourism, while for the Pasir Putih: white Sands outdoor recreation.

(4)

DIVERSIFIKASI PRODUK WISATA DI PULAU SAMOSIR,

KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

EVENIN ROSA NAIBAHO

E34062881

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

(6)

Judul Skripsi : Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara

Nama : Evenin Rosa Naibaho

NIM : E34062881

Jurusan/Fakultas : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata/ Kehutanan

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS Ir.Nandi Kosmaryandi, Msc.F NIP. 19550410 198203 2 002 NIP.19660628 199802 1 001

Mengetahui : Ketua

Depatemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni,MS NIP: 19580915 198403 1 003

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, cinta dan Kasih Karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara dapat terselesaikan. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Potensi-potensi wisata yang ada di Pulau Samosir sebagian sudah dikembangkan menjadi produk wisata unggulan, akan tetapi, pengembangan produk wisata tersebut masih memerlukan inovasi demi meningkatnya kepariwisataan di Samosir. Selain itu adanya permintaan serta keinginan wisatawan supaya produk wisata tersebut menarik, berkesan, dan unik.

Salah satu strategi untuk menarik minat pengunjung/wisatawan untuk berkunjung kembali ke Danau Toba adalah mendiversifikasi produk wisata. Diversifikasi produk wisata yang ada diharapkan dapat meningkatkan minat serta keinginan wisatawan untuk kembali berwisata di Samosir. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Diversifikasi produk wisata di Kabupaten Samosir, sehingga dapat memberikan data mengenai permintaan pengunjung/wisatawan terhadap produk wisata sebagai salah satu dasar dalam penyususnan diversifikasi produk wisata di kabupaten Samosir. Selain itu juga memberikan masukan dan sedikit sumbangsih pemikiran bagi kemajuan pariwisata alam di Kabupaten Samosir.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan dan pengembangan penelitian selanjutnya. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Bogor, Agustus 2011

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 09 September 1988 sebagai anak pertama dari enam bersaudara pasangan Edward Naibaho dan Rustauli Sitanggang. Penulis lulus dari SD INPRES Saurnauli Pangururan pada tahun 2000. Kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Pangururan dan lulus pada tahun 2003. Tahun 2006 penulis lulus dari sekolah SMU Negeri 2 Pangururan dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis memilih Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Kemudian penulis memilih Minor Perlindungan Hutan dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan yakni sebagai anggota Divisi Hubungan Masyarakat International Forest Student Association (IFSA) - Fakultas Kehutanan tahun 2008-2009, anggota Kelompok Pemerhati Herpetofauna pada Himpunan Mahasiswa Konservasi Alam (HIMAKOVA) tahun 2007-2009, Koordinator Komisi Pembinaan Pemuridan Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (UKM PMK) IPB tahun 2008-2009, Sekretaris Persekutuan Fakultas Mahasiswa Kristen Fakultas Kehutanan IPB 2008-2009, Sekretaris Kelompok Pra-Alumni (KOPRAL) UKM PMK IPB tahun 2009-2010, panitia Gebyar HIMAKOVA, Fakultas Kehutanan tahun 2008, panitia Natal Sylva Fakultas Kehutanan IPB tahun 2008, panitia Retreat Komisi Pra-Alumni Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB tahun 2010. Selain itu penulis juga melakukan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) tahun 2010.

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu ucapan terima kasih dan penghargaan tak luput penulis sampaikan kepada:

1. Orangtua tercinta (Bapak Edward Naibaho dan Ibu Rustauli Sitanggang), my lovely brothers (Frandy Deonesius, Ismail Wiratama, dan Gamayel Sutardi), my lovely sisters (Rehwinda dan Sofi Alnora) dan segenap keluarga besar penulis (Oppung, Tulang/Nantulang, Paktua/Maktua, Amangboru/Namboru, kakak, abang/adik sepupu) atas kasih sayang, cinta, perhatian, doa, dan dukungan yang telah diberikan baik moril maupun spiritual. Dad/Mom, this is my first and it’s all for you.

2. Ibu Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Bapak Ir. Nandi Kosmaryandi, Msc.F selaku dosen pembimbing akademik atas kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan bimbingan ilmu, pengarahan, nasihat, dan motivasi kepada penulis.

3. Bapak Ir. Iwan Hilwan, MS selaku dosen penguji yang memberikan arahan dan masukannya bagi penulis.

4. Ibu Dr. Ir. Yeni Mulyani,Msc sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing, menasihati serta memotivasi penulis selama kuliah.

5. Seluruh dosen KSHE yang telah banyak memberikan ilmu dan nasehat kepada penulis selama kuliah dan staf departemen yang banyak membantu penulis. 6. Sahabat sekaligus kekasih penulis D. Hendra A Purba yang selalu ada, memberi

(10)

Harayanto, Ellen, Marisa, Johanson, Nenti, Jumadin, dan teman yang lain). Terimakasih atas masukan, perhatian, doa, bimbingan, dan tawa yang selalu kalian berikan.

7. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 2 Pangururan (J.Hutagaol, H.Sitanggang, R. Simbolon, R. Sinaga, dan guru lainnya) yang telah memberi nasehat, motivasi, serta doa bagi penulis selama penulis kuliah dan melakukan penelitian di Samosir.

8. Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir (Kepala, Sekretaris, Kepala bagian Pemasaran Wisata, Pengembangan Wisata, dan Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan) yang telah banyak membantu dan memberi masukannya dalam penyusunan Skripsi penulis.

9. Teman-teman KSHE’43 (Fiona, Bambang, Bret, Yunus, Rafika, Bayu, Mika, Ijul, Aditya, Jatil, Feny, Hafidz, Ari L, Ari S, Erlin, Aje, Gozali, dll) yang selalu memberi dukungan, masukan, nasihat, senyuman, bantuan bagi penulis.

10. Teman-teman angkatan 43 (Daniel S, Endruw, Mada, Sandro, Rara, Lele) dan teman-teman Elifelet (Daniel S, Edward, Karno, Titin, Daniel Nae, Betty, Ka Fena, bang Eko, Yessy) atas doa dan juga nasihat kalian bagi penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran studi penulis, baik selama kuliah maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

Kiranya damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus selalu menyertai kita semua.

Bogor, Agustus 2011

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata ... 4

2.2 Produk Wisata ... 4

2.3 Diversifikasi Produk Wisata 6 2.4 Permintaan Wisata ... 7

III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

3.2 Alat dan Bahan ... 9

3.3 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 10

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 12

3.4.1 Studi Pustaka ... 12

3.4.2 Observasi Lapang ... 12

3.4.3 Wawancara dan kuisioner ... 12

3.5 Teknik Pengambilan Sampel... 13

3.5.1 Wisatawan ... 13

3.5.2 Pengelola ... 13

3.5.3 Lokasi/ Kecamatan Penelitian ... 13

3.6 Tahapan dan Metode Penyusunan produk Wisata ... 13

1. Metode Analisis Data ... 17

3.7.1Inventarisasi komponen dan subkomponen produk wisata ... 17

3.7.2 Permintaan Pengunjung Terhadap produk Wisata ... 17

3.7.2.a Pengunjung/wisatawan ... 18

3.7.2.b penilaian Pengunjung terhadap produk wisata ... 18

3.7.3.c Analisis Deskriptif Kuantitatif ... 19

3.8 Matriks Penyusunan Produk Wisata ... 19

IV. KONDISI UMUM LAPANGAN 4. 1 Sejarah ...20

4.2 Topografi...21

4.3 Iklim ...21

(12)

4.5 Aksesibilitas ...21

4.6 Sosial Budaya ...23

4.7 Potensi Objek Daya Tarik Wisata di tiga Kecamatan Penelitian ...24

4.7.1 Kecamatan Sianjur Mula-Mula ...24

4.7.2 Kecamatan Simanindo ...25

4.7.3 Kecamatan Pangururan ...26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Inventarisasi Produk Wisata ... 27

5.1.1 Inventarisasi produk wisata menurut Pemerintah Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya ... 27

5.1.2 Inventarisasi produk wisata menurut pihak perhotelan... 46

5.2 Rencana pengembangan produk wisata oleh berbagai pihak ... 49

5.2.1 Rencana pengembangan produk wisata oleh pihak Pemerintah .. Daerah ... 49

5.2.2 Rencana pengembangan produk wisata oleh pihak perhotelan ... 50

5.2.3 Permintaan pengunjung terhadap produk wisata berdasarkan wawancara dengan pengelola ... 51

5.3 Permintaan pengunjung terhadap produk wisata menurut wawancara dengan pengelola ...52

5.3.1 Karakteristik pengunjung ...52

5.3.2 Penilaian pengunjung terhadap produk wisata ...57

5.3.3 Harapan/ keinginan pengunjung terhadap produk wisata menurut wawancara dengan pengunjung/ wisatawan ... 64

5.4 Penyusunan diversifikasi produk wisata ... 64

5.6 Peta interpretasi objek daya tarik wisata di Kabupaten Samosir... 86

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 90

6.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(13)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam inventarisasi

komponen dan subkomponen produk wisata ... 10

2. Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam wawancara dengan pengelola ... 10

3. Pertimbangan-pertimbangan pemilihan kecamatan sebagai lokasi pengambilan data ... 15

4. Keterangan dan scoring Skala Likert ... 18

5. Matriks penyusunan diversifikasi produk wisata di Kabupaten Samosir ... 19

6. Akses transportasi darat dalam Kabupaten Samosir ... 23

7. Akses transportasi darat antar Kabupaten dari Samosir ... 23

8. Akses transportasi penyebrangan danau di Kabupaten Samosir ... 23

9. Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Siaajur Mula-Mula ... 24

10. Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Simanindo ... 25

11. Obek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Pangururan ... 26

12. Perbedaan produk-produk wisata yang terdapat di Pulau Samosir antara Pihak Disparsenibud dengan perhotelan ... 48

13. Objek wisata yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Daerah Dinas Pariwisata seni dan Budaya Kab. Samosir ... 48

14. Penilaian Pengunjung/ wisatawan terhadap produk wisata. ... 57

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Peta lokasi penelitian di Kabupaten Samosir ... 9

2. Diagram tahapan dan metode penyusunan produk wisata...16

3. Keterangan (1) view alam dari Kecamatan Simanindo; (2) view alam dari Kecamatan Palipi ...29

4. Pemandangan Alam Danau Toba dari Pulau Samosir...29

5. Kawasan Pemandian Air Panas/Hotspring ...30

6. Kawasan pemandian air panas di Kaki Gunung Pusuk Buhit ...30

7. Pemandangan Alam dari Tele ...31

8. Menara Pandang Tele ...31

9. Pemandangan Alam Gunung Pusuk Buhit dan Perkampungan pertama Suku Batak yang dilihat dari Tele ...32

10. Patung Sigale-gale yang mengenakan Ulos Ragihotang sedang manortor ...33

11. Atraksi Sigale-gale bersama para wisatawan yang mengenakan ulos ikut manortor ...33

12. Patung Batu yang sedang melakukan Ritual Pemakaman Orang Meninggal dengan Gondang Batak ...34

13. Makam Raja Sidabutar ...35

14. Patung Sigale-gale mengenakan pakaian adat Batak berada di atas sebuah peti mati yang terbuat dari pahatan ...35

15. Suasana ziarah di Makam Raja Sidabutar ...35

16. Atraksi pawai kapal saat Pesta Danau Toba 2010 ...36

17. Batu Kursi Persidangan Raja Siallagan ...37

18. Fasilitas wisata yang terdapat di Kampung Wisata Tuktuk. Toko rental speed boat, rooms; (2) Perpustakaan Gokhon sekaligus menyediakan money changer, pemesanan tiket kapal ... 38

19. Hotel-hotel di Tuk-tuk dibangun menyerupai Rumah Adat Batak Toba ...38

20. Deretan Rumah Tradisional Batak di Desa Siallagan ...38

21. Pemandangan Alam di Kawasan Tuktuk Siadong ...39

22. Wanita yang bertenun Uloas Batak Karo ...40

23. Pemandangan Gunung Pusuk Buhit dan Kawasan Hotspring dari Pulau Samosir ...41

24. Pesta Budaya Samosir VII 2010 di Kecamatan Pangururan (Halaman Gereja Inkulturatif)...41

25. Jembatan Tano Ponggol...42

26. Sopo Guru Tatea Bulan ...43

27. Air Batu Cawan ...44

28. Mata Air Tujuh Rasa ...44

29. Batu Hobon ...44

30. Atraksi Seni Budaya di Pasir Putih ...45

(15)

32. Karakteristik pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir ...53

33. Karakteristik pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir ...55

34. Karakteristik pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir ...56

35. Objek daya tarik wisata yang disukai wisatawan ...63

36. Gunung Pusuk Buhit dan daratan Pulau Samosir ...80

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

7. Latar Belakang

Pulau Samosir merupakan sebuah pulau kecil yang berada di tengah-tengah Danau Toba. Danau Toba yang dikenal sebagai danau terdalam di Asia sekaligus danau vulkanik terbesar di dunia menjadi salah satu daerah tujuan wisata andalan di Sumatera Utara. Danau Toba sebagai Danau Vulkanik memiliki kedalaman maksimum 529 meter, panjang 100 kilometer, dan lebar 30 kilometer. Danau ini memiliki keunikan tersendiri dan tergolong salah satu dari sepuluh pulau yang menakjubkan di dunia. Cerita terbentuknya Pulau Samosir merupakan suatu yang luar biasa. Proses prmbentukan Danau Toba disebabkan letusan gunung api dahsyat (supervolcano) yaitu Gunung Toba sekitar ribuan tahun yang silam. Setelah letusan tersebut, terbentuk kawah yang kemudian terisi oleh air yang sangat banyak dan menjadi sebuah danau yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Kawah tersebut dikenal dengan Pegunungan Bukit Barisan, dimana Pegunungan Bukit Barisan ini menjadi kaldera-kaldera. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Selain Pulau Samosir, letusan gunung api juga menyebabkan muncul semenanjung di daratan Pulau Sumatera yang kini menjadi kota kecil Parapat.

(18)

merupakan asal muasal orang Batak dan tempat ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Potensi wisata alam juga dapat dilihat dibeberapa tempat, seperti Tele, Hotspring (pemandian air panas), Pasir Putih, air terjun, Pulau Tao, Tulas, dan lain sebagainya. Sedangkan potensi seni budaya adalah mengunjungi Desa/ komunitas penenun ulos batak, beberapa museum di Huta bolon dan Tomok, melihat kehidupan masyarakat Samosir, kesenian tradisional, upacara adat pernikahan serta ritual-ritual pemakaman dan lain sebagainya. Semua potensi wisata ini sedang berkembang di Pulau Samosir.

Potensi-potensi wisata yang ada di Pulau Samosir sebagian sudah dikembangkan menjadi produk wisata unggulan. Produk ini ditujukan bagi semua wisatawan yang berkunjung ke Samosir. Produk wisata yang banyak dikembangkan adalah produk wisata alam dan sejarah. Akan tetapi produk wisata tersebut masih belum dikemas dengan baik, dan masih membutuhkan pengembangan serta peningkatan supaya pengunjung berminat berwisata di Pulau Samosir.

Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke Samosir mengharapkan produk wisata yang menarik, berkesan, dan unik, atau atraksi wisata yang baru dikembangkan menjadi objek wisata. Hal ini yang akan membuat wisatawan berminat berwisata kembali ke Samosir. Sehingga wisatawan tersebut tidak bosan dan jenuh, akan tetapi mereka justru memiliki pengalaman baru ketika datang kembali ke Samosir. Dengan adanya permintaan/ keinginan pengunjung terhadap produk wisata serta masih terbatasnya produk wisata di Pulau Samosir maka dalam rangka memenuhi kebutuhan wisatawan dan meningkatkan variasi produk wisata maka diperlukan usaha diversifikasi (penganekaragaman) produk-produk wisata yang lebih menarik, potensial, unik, dan inovatif.

(19)

pengunjung/ wisatawan, sehingga pengunjung tersebut tidak akan mengalami kejenuhan dan kebosanan datang ke Pulau Samosir. Sebaliknya pengunjung diharapkan dapat menikmati perjalanan wisatanya dengan adanya produk-produk wisata yang baru.

2. Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun diversifikasi produk wisata di Pulau Samosir, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Inventarisasi jenis produk wisata yang ada di Pulau Samosir yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Simanindo , dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula. 2. Mengetahui permintaan pegunjung terhadap produk wisata yang diinginkan

dan rencana para pihak (Pemerintah Daerah dan pengelola wisata) terhadap produk wisata.

3. Menyusun diversifikasi produk wisata berdasarkan objek wisata yang ada, permintaan pengunjung, rencana pengembangan dari Pemerintah Daerah, serta Pengelola.

3. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah membantu pengelola dalam upaya mengembangkan produk wisata alam di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pariwisata

Pariwisata secara umum diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi melainkan untuk menikmati perjalanan. Sementara menurut UU No 10 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Graburn (1989) dalam Fennel (2002) identified two main types of tourism, nature tourism and culture tourism, and compared and contrasted these through a number of other related sub-types.

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2. Produk Wisata

(21)

Kodhyat (2007) memberikan pemahaman tentang komponen dan sub komponen produk wisata yang terdiri atas:

1. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Merupakan komponen yang paling utama karena ODTW merupakan pendorong atau motivator utama bagi wisatawan untuk mengunjungi Daerah Tujuan Wisata yang bersangkutan. ODTW terdiri dari 4 (empat) jenis, yaitu

1. Alam : bentang alam/pemandangan, hutan, flora/fauna, goa, air terjun, danau, dan lain sebagainya.

2. Budaya : museum, arkheologi/situs sejarah, tradisi, istana/keraton, tempat ibadah, tradisional,dan lain sebagainya.

3. Aktivitas : trekking, hiking, canoeing, caving, viewing, belanja/shopping, ziarah, studi, berobat, dan lain sebagainya.

4. Peristiwa (events) : festival, upacara keagamaan, upacara pernikahan, perayaan, dan lain sebagainya.

5. Fasilitas

Merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata dan yang memberikan berbagai kemudahan dalam melakukan kegiatan wisata. Ada tiga jenis fasilitas yang diperlukan wisatawan.

1. Fasilitas dalam bentuk prasarana (infrastruktur) seperti bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal bis, jembatan, jalan raya, instalasi listrik, instalasi air minum, telepon, dan lain sebagainya.

2. Fasilitas dalam bentuk sarana seperti alat-alat transportasi, alat telekomunikasi, sarana akomodasi (hotel, motel, losmen, dan lain sebagainya), restoran/rumah-rumah makan, sarana kesehatan (rumah sakit, klinik, puskesmas, dan lain sebagainya), sarana keamanan (kantor/pos polisi, hansip, dan lain sebagainya), tempat-tempat hiburan.

(22)

4. Jasa layanan

Jasa layanan adalah komonen produk wisata berupa perbuatan atau tindakan-tindakan manusia pemberi jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan kepada wisatawan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan wisatawan seperti tour operator, pemanduan yang diberikan oleh pramuwisata, agen perjalanan, informasi wisata yang diberikan oleh petugas informasi.

5. Kenang-kenangan/ Cinderamata

Merupakan segala sesuatu yang berbentuk kebendaan yang dapat menjadi alat bantu untuk mengingatkan para wisatawan akan kunjungan mereka ke DTW tertentu, seperti souvenir/cinderamata, postcard, film, video. Selain itu kenang-kenangan juga diartikan sebagai kesan yang tertera dalam ingatan wisatawan tentang apa yang dilihat dan dialaminya dalam kunjungannya ke DTW tertentu.

6. Pendukung (suasana yang kondusif)

Suasana yang kondusif berarti keadaan, situasi atau kondisi yang memberikan rasa tenteram, aman dan nyaman bagi wisatawan. Dalam rangka untuk mendukung terciptanya suasana kondusif beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu keamanan, kenyamanan, keramahan, dan lain sebagainya.

Produk wisata di Samosir saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Trend pembangunan dan pengembangan produk wisata yaitu penataan lokasi objek wisata serta pengembangan destinasi (Daerah Tujuan Wisata), termasuk wisata alam, sejarah, dan seni budaya (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, 2010).

3. Diversifikasi Produk Pariwisata

(23)

Diversifikasi produk wisata dimaksudkan tidak untuk mengubah tetapi

menambah keragaman produk wisata yang telah ada untuk menghindari kejenuhan

(saturation) dan memperpanjang lama tinggal wisatawan (Pitana, 2006 dalam

Budiasa 2009).

Becherel dan Vellas (1999) mengungkapkan bahwa produk dimodifikasi untuk membuatnya berbeda dan mencari penggunaan tipe baru. Misalnya biro perjalanan yang menawarkan liburan trekking bagi orang lebih tua, yaitu dengan mengubah paket liburannya untuk menarik orang yang lebih tua.

Suatu produk baru yang dihasilkan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan/keinginan konsumen (tourist). Produk yang sudah lama dipasarkan mungkin saja mengalami masa kejenuhan, sehingga diperlukan suatu modifikasi produk-produk lama untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar yang cenderung berubah-ubah (Yati dalam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, 2010)

Pendukung pelaksanaan diversifikasi meliputi adanya kualitas produk yang baik, adanya modal yang cukup besar, mempunyai ide-ide yang kreatif, ada sikap tanggap terhadap masalah, dan waktu pengembangannya yang relatif cepat sementara faktor penghambat diversifikasi diantaranya harga yang lebih tinggi (kurang bersaing dalam pasar), kemampuan pengembangan produk yang lamban dan tenaga pemandu yang kurang professional (Dewi, 2007).

4. Permintaan Wisata

(24)

tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Yoeti (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor yang akan menentukan permintaan khusus terhadap Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang akan dikunjungi biasanya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Harga

2. Daya tarik wisata, fasilitas, bentuk-bentuk pelayanan lainnya seperti transport lokal, telekomunikasi, Biro Perjalanan Wisata (BPW) lokal atau hiburan.

3. Kemudahan-kemudahan untuk berkunjung, seperti sarana jalan, jembatan,tenaga listrk atau persediaan air bersih.

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada tanggal 11 Oktober - 26 Desember 2010 di Kabupaten Samosir. Lokasi pengambilan data dilakukan di tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, dan Kecamatan Simanindo. Berikut adalah peta lokasi penelitian di tiga kecamatan.

Gambar 1 Peta Lokasi penelitian di tiga kecamatan, Kabupaten Samosir

(Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya, Kabupaten Samosir, 2010).

2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Kamera digital: mendokumentasikan secara visual obyek yang ditemukan di lapangan saat melakukan penelitian,

b. Perekam : merekam percakapan saat pengambilan data wawancara dan diskusi,

(26)

d. Alat tulis menulis: mencatat data yang diperoleh di lapangan,

e. Panduan kuisioner: sebagai panduan untuk wawancara dengan pengunjung.

3. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkam meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi data-data tentang jenis produk wisata (termasuk komponen dan sub komponen produk) yang ada di Kabupaten Samosir, dan data hasil wawancara dengan pengunjung untuk mengetahui permintaan dan keinginan pengunjung terhadap produk wisata. Sedangkan data sekunder meliputi data inventarisasi produk wisata yang ada, kondisi umum lokasi penelitian. Data-data yang dikumpulkan diperoleh melalui teknik wawancara, observasi lapang, studi pustaka, dan penelusuran dokumen.

Tabel 1 Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam inventarisasi komponen dan sub komponen produk pariwisata

No Jenis Data Teknik Sumber Data

Primer Sekunder

1 Verifikasi dan inventarisasi ODTW:

 Alam

(Bentang alam/ view, hutan, flora/fauna, goa, air terjun, danau dsb)

 Budaya dan Sejarah

(museum, arkheologi/situs sejarah, tradisi, istana/keraton, tempat ibadah, tradisional)

- Dinas Pariwisata

Seni Budaya

Kab. Samosir - Perhotelan

2 Aktivitas

(trekking, hiking, canoeing, caving, viewing, belanja/shopping)

- Dinas Pariwisata

Seni Budaya

Kab. Samosir, - Perhotelan 3  Peristiwa/ Events

(festival, upacara keagamaan, pernikahan, perayaan)

- Dinas Pariwisata

Seni Budaya

Kab. Samosir. - Perhotelan 4 Fasilitas yang ada

 Sarana (alat transportasi, akomodasi, restoran/ rumah makan, tempat hiburan, dll)

 Prasarana/infrastruktur (jalan raya, pelabuhan, dll)

 Sarana kesehatan (Rumah sakit, Klinik, Puskesmas)

 Sarana Telekomunikasi (wartel, kantor pos)

- Dinas Pariwisata

Seni Budaya

(27)

No Jenis Data Teknik Sumber Data

Primer Sekunder

5 Jasa Layanan pada Pengunjung

Tour operator

 Pramuwisata

Travel agents

 Informasi pusat pengunjung

 Biro travel

 Pemandu wiata

Wawancara - Penelusuran dokumen

- Dinas Pariwisata

Seni Budaya

- Dinas Pariwisata

Seni Budaya

Kab. Samosir - Perhotelan

Jenis data yang dikumpulkan dalam wawancara dengan pengunjung/ wisatawan adalah sebagai berikut:

1. Minat khusus pengunjung terhadap objek wisata.

2. Kainginan, minat, dan selera pengunjung terhadap produk wisata yang belum ada/disusun.

3. Aktivitas yang paling menarik/diminati pengunjung.

4. Penilaian terhadap beberapa komponen produk wisata, yaitu pemanfaatan ODTW, aksesibilitas, fasilitas (sarana dan prasarana), cinderamata, pelayanan, dan lain sebagainya.

5. Rekomendasi, saran, dan masukan bagi produk wisata yang perlu disusun. Sedangkan teknik pengambilan data wawancara dengan pengelola adalah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 2 Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam wawancara

2 Perencanaan pengembangan pariwisata baik jangka

pendek maupun jangka

panjang.

Wawancara Penelusuran dokumen

1.Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir

(28)

3.1Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 3.1.1 Studi Pustaka

Kegiatan pengumpulan data-data dengan cara menelusuri dokumen-dokumen atau pustaka yang terkait dengan data-data mengenai jenis-jenis produk, komponen produk, dan sub komponen produk wisata yang ada. Selain itu data mengenai rencana pengembangan produk wisata oleh pengelola produk. Data yang diperoleh dari studi literatur-literatur akan digunakan sebagai pedoman dalam mengambil data atau observasi dilapangan.

3.1.2 Observasi Lapang

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan yaitu mengenai komponen produk dan sub komponen produk wisata. Komponen produk tersebut itu terdiri atas verifikasi dan inventarisasi obyek daya tarik, fasilitas, jasa pelayanan, kenang-kenangan, dan pendukung lainnya.

3.1.3 Wawancara dan kuisioner

(29)

3.5Teknik Pemilihan Sampel

3.5.1 Wisatawan/ Pengunjung

Prosedur penarikan sampel yang digunakan untuk pengunjung sebagai responden adalah menggunakan teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Dalam mengetahui keinginan pengunjung, sampel yang diambil mewakili kelompok umur pengunjung. Tahapan umur yang digunakan adalah umur anak-anak (6 tahun-12 tahun), remaja (13 tahun-21 tahun), dewasa (22 tahun- 65 tahun), dan tua (65 tahun ke atas) (Fatimah, 2006).

Sampel pengunjung yang dipilih diasumsikan mampu berkomunikasi dengan baik, sehat jasmani dan rohani. Sedangkan bagi pengunjung yang datang secara berkelompok hanya dipilih beberapa orang saja sebagai perwakilan dari kelompoknya. Penentuan jumlah sampel pengunjung untuk masing-masing umur diambil minimal 30 orang (Hasan, 2002).

3.5.2 Pengelola

Pihak pengelola yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi harus memiliki kualifikasi sebagai berikut yaitu memiliki pemahaman dan pengalaman dalam bidang kepariwisataan, perhotelan, pedagang souvenir. Pengelola yang diwawancarai merupakan pihak Pemerintah Daerah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, pengelola hotel, dan pedagang souvenir.

3.5.3 Lokasi/ Kecamatan Penelitian

Pemilihan/ penentuan Kecamatan sebagai lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbagan-pertimbangan sebagai berikut:

(30)

Parbaba, Hotspring, komunitas penenun ulos Batak, gereja Katolik inkulturatif, dan lain sebagainya. Sedangkan Kecamatan Sianjur Mula-Mula seperti Cagar Budaya Sianjur Mula-Mula, Tugu/ Rumah Persattian, Batu Hobon, Air Tujuh Rasa, Batu Cawan, Tulas dan Gunung Pusuk Buhit.

b. Kecamatan yang memiliki Objek Wisata Alam dan Sejarah tertua di Kabupaten Samosir. Setiap Kecamatan memiliki Wisata Sejarah yang sudah tua, akan tetapi di tiga Kecamatan ini yang memiliki wisata sejarah tertua. Terutama di Kecamatan Sianjur Mula-Mula, karena tempat ini merupakan asal muasal perkampungan dan penyebaran suku Batak ke berbagai daerah. Ditempat ini banyak terdapat benda-benda sejarah serta wilayah-wilayah yang menjadi perkampungan nenek moyang suku Batak yang disakralkan, seperti Batu Hobon (tempat penyimpanan harta pusaka Raja Sariburaja), Batu Cawan (tempat berdoa/bertapa para Raja-Raja Batak zaman dahulu), air Tujuh Rasa (ada tujuh mata air dari sumber air yang sama, dimana setiap tujuh mata air ini memiliki rasa air yang berbeda), Rumah Parsattian (suatu rumah panggung/ Rumah adat Batak dimana terdapat patung-patung para Raja-Raja Besar suku Batak zaman dahulu, patung ini dipercaya memiliki roh sehingga pengunjung tidak sembarangan masuk ke rumah tersebut), dan lain sebagainya.

c. Kecamatan yang memiliki Objek Daya Tarik Wisata yang khas dan menarik. Objek Wisata di tiga Kecamatan tersebut masing-masing memiliki keunikan serta ketertarikan tersendiri bagi setiap pengunjung yang melihatnya.

d. Kecamatan yang sedang dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata.

Di tiga kecamatan ini pihak Pemerintah sedang mengembangkan beberapa Objek Wisata sebagai destinasi baru di Pulau Samosir. Serta Pemerintah sedang mengembangkan potensi-potensi wisata alam yang berpotensi sebagai daerah tujuan wisata baru di Samosir.

(31)

Tabel 3 Pertimbangan-pertimbangan pemilihan kecamatan sebagai lokasi pengambilan data

No. Pertimbangan/ kriteria

Sampel

Sampel Kecamatan Desa-Desa Tempat Peneltian

1. Kecamatan yang memiliki kekayaan objek wisata alam yang khas, menarik dan unik

Kecamatan Pangururan Desa Parbaba, Desa Siogung-Ogung, Desa Lumban Suhi-Suhi, Desa Pangururan

2. Kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula suku Batak

Kecamatan Sianjur

Mula-Mula

Desa Sagala, Desa Limbong

3. Kecamatan yang memiliki potensi objek wisata yang sangat beragam

Kecamatan Siamnindo Desa Siallagan, Tomok, Tuk-tuk Siadong, Desa Parmonangan, Desa Simanindo, Desa Tanjungan.

4 Kecamatan yang sedang

dikembangkan menjadi

Daerah Tujuan Wisata

Kec. Pangururan, Sianjur Mula-Mula, Simanindo,

(32)

3.6 Tahapan dan Metode Penyusunan produk Wisata

Diagram tahapan dan metode penyusunan produk wisata (Modifikasi dari Muntasib, 2010). Studi Pustaka, wawancara dengan

pengelola tentang komponen dan sub komponen produk wisata:

Obyek daya tarik alam dan budaya

Aktivitas Peristiwa/Events

Fasilitas

Jasa layanan pada Pengunjung

Analisis Deskriptif kualitatif Wawancara pengelola: Pemda Samosir, Biro perjalanan, perhotelan, pedagang souvenir tentang rencana dan upaya pengembangan yang akan dibuat oleh pengelola. Kebijakan pengelola terhadap pengelolaan produk wisata.

Penyusunan diversifikasi Produk Wisata

Observasi Lapang dengan verifikasi dan inventarisasi terhadap potensi wisata yang ada

Analisis Kuantitatif dan Analisis tabulasi sederhana Wawancara Pengunjung: -Keinginan/permintaan pengunjung,

aktivitas wisata, Obyek wisata yang menarik/diminati, Rekomendasi/ saran pengunjung

-Penilaian terhadap: ODTW, fasilitas, kenang-kenangan, jasa pendukung wisata dengan menggunakan skala Likert. Dasar penyusunan

Diversifikasi Produk Wisata di Kabupaten

(33)

Penyusunan diversifikasi produk wisata didasarkan pada permintaan pengunjung, produk wisata yang sudah ada, serta rencana pengembangan pemerintah daerah terhadap produk wisata. Data hasil inventarisasi, verifikasi produk wisata dan data hasil wawancara rencana pengembangan dari pemerintah daerah dianalisis secara deskriptif, sedangkan analisis data wawancara bagi pengunjung analisis tabulasi sederhana, kemudian dianalisis juga dalam bentuk deskriptif kuantitatif. Dari masing-masing analisis tersebut disusunlah diversifikasi produk wisata, yaitu dengan cara menyusunnya dalam sebuah bentuk matriks.

3.7Metode Analisis Data

3.7.1 Inventarisasi Produk Wisata

Data yang diambil untuk menginventarisasi produk wisata adalah data yang diperoleh melalui wawancara terpandu dengan pihak-pihak pengelola. Hasil inventarisasi dan verifikasi produk wisata dianalisis secara deskriptif, yaitu teknik analisis sederhana dengan cara memaparkan atau mendeskripsikan hasil inventarisasi produk wisata di Samosir.

3.7.2 Permintaan Pengunjung/Wisatawan terhadap Produk wisata

(34)

a. Pengunjung/ Wisatawan

Analisis yang digunakan untuk karakteristik pengunjung adalah analisis tabulasi sederhana. Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Persentase jumlah pengunjung yang memilih kategori tertentu. f1 : Jumlah pengunjung yang memilih kategori tertentu

∑�1 : Banyaknya jumlah pengunjung yang diwawancarai

b. Penilaian pengunjung terhadap produk wisata

Penilaian produk wisata menggunakan Skala Likert, yaitu jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (pendapat) seseorang atau sekelompok orang terhadap komponen-komponen produk wisata. Jumlah skala likert yang digunakan dalam peneitian ini ada lima yaitu sangat baik, cukup baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Rentang skala digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap penilaian pengunjung/wisatawan (Prasetyo dan Jannah, 2007)

Tahapan dan penggunaan Skala Likert

1. Peneliti menggumpulkan bagian/komponen-komponen suatu produk wisata.

2. Terhadap kompoenen suatu produk wisata akan diminta penilaian dari sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi pengunjung yang ingin diteliti. 3. Penilaian tersebut dikumpulkan dan jawabannya dikonversikan ke skala nilai yang

terkait dengan bobot penilaian.

Menghitung skor tiap komponen adalah dengan mengalikan seluruh frekuensi data dengan nilai bobotnya.

Menentukan Rentang Skala (RS) menggunakan rumus :

di mana: n = Jumlah sampel

m = jumlah alternatif jawaban tiap item

RS =

( −1)

�= �

(35)

Tabel 4 Keterangan dan scoring Skala Likert

Bobot Skala Likert Keterangan

1 Sangat Tidak Baik

2 Tidak Baik

3 Baik

4 Cukup Baik

5 Sangat Baik

c. Analisis Deskriptif Kuantitatif

Data hasil wawancara dengan pengunjung yang sudah ditabulasikan dianalisis juga dalam bentuk analisis deskriptif kuantitatif, yaitu hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian.

3.8 Matriks Penyusunan Produk Wisata

Dalam menyusun diversifikasi produk wisata di Pulau Samosir, beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai dasar penyusunannya, yaitu berdasarkan produk wisata yang sudah ada, rencana pengembangan dari pemerintah daerah, dan permintaan/ keinginan pengunjung. Untuk mempermudah pemahaman dan penyusunannya dibuat dalam sebuah bentuk matriks. Berikut disajikan matriks penyusunan diversifikasi produk wisata.

Tabel 5 Matriks Penyusunan diversifikasi produk wisata di Kabupaten Samosir Objek Daya

Tarik Wisata (ODTW)

Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata

(36)

BAB IV

KONDISI UMUM LAPANGAN

4.1 Sejarah

Kabupaten Samosir merupakan sebuah kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Toba Samosir dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara. Pembentukan Kabupaten ini diresmikan pada tanggal tujuh Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Setelah adanya penetapan Samosir sebagai Kabupaten, maka secara administratif ada sembilan kecamatan, 111 Desa, dan enam Kelurahan dengan Ibukota Kabupaten di Pangururan. Kecamatan ini terdiri dari enam kecamatan yang berada di dalam Pulau Samosir dan tiga kecamatan lagi berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan. Kecamatan yang berada di dalam Pulau Samosir yaitu Kecamatan Simanindo, Kecamatan Pangururan, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, sedangkan Kecamatan yang berada di luar Pulau Samosir yaitu Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kecamatan Harian Boho, dan Kecamatan Sitio-Tio (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009)

Kabupaten Samosir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dengan ibukota Pangururan. Letak dan geografis Kabupaten Samosir berada pada

2°21’38” - 2°49’48” Lintang Utara dan 98°24’00”- 99°01’48” Bujur Timur. Kabupaten Samosir memiliki luas daerah 2.069,05 km2yang terdiri dari luas daratan 1.444,25 km2 dan luas danau 624,80 km2 . Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh Kabupaten sebagai batas-batas wilayah yaitu:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

(37)

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.

4.2Topografi

Wilayah Kabupaten Samosir terdiri dari daratan dan kaki bukit yang dikelilingi perairan Danau Toba. Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian daratan antara 904 – 2.157 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu landai, datar, miring, dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada jalur gempa tektonik dan vulkanik (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009).

4.3Iklim

Letak Kabupaten Samosir yang berada di bagian garis khatulistiwa menunjukkan bahwa wilayah ini tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar170 � - 290 � dan rata- rata kelembaban udara 85.04 %. Curah hujan yang tertinggi adalah terjadi pada bulan Oktober dengan 3521 mm dengan jumlah hari hujan 21 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sekitar 789 mm, dengan jumlah hari hujan 20 hari (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009).

4.4Kondisi Demografis

(38)

4.5Aksesibilitas

Letak dan posisi Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba, maka ada dua bentuk lalu lintas / akses masuk dan keluar dari Pulau ini, yaitu lalu lintas darat dan lalu lintas perairan. Akses masuk dan keluar melalui perairan pulau ini dapat dilalui via kapal motor dan Ferry, yaitu dilakukan melalui Haranggaol Tiga Ras, Tiga Raja, Parapat Kabupaten Simalungun via Kapal melintasi Danau Toba atau Ajibata dan Balige Kabupaten Toba Samosir via Kapal Motor Ferry menuju tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Sedangkan akses masuk dan keluar melalui jalan darat dari Tele ke Pangururan Ibukota Kabupaten Samosir, dimana ada jembatan layang yang menghubungkan Pulau Samosir dengan pegunungan bukit barisan. Jembatan layang ini dinamakan jembatan Tano Ponggol (Tanah Terpenggal/ Terpotong).

Banyaknya perusahaan angkutan umum yang mendapat izin trayek antar kabupaten/kota dalam Propinsi di Kabupaten Samosir tahun 2008 adalah dua perusahaan, dengan bus sebanyak 20 unit berkapasitas daya angkut 11-20 penumpang, sedangkan antar Kecamatan dalam Kabupaten sebanyak enam perusahaan dengan bus sebanyak 20 unit berkapasitas daya angkut 11-20 penumpang. Transportasi darat yang digunakan adalah Po. Pulo Samosir Nauli (PSN), Samosir Tour Transport (STT), CV Karya Agung, Sumber Sari, Harian Transport Nauli (HTN), Samosir Pribumi, dan Bona Trans Taxi. Untuk mendukung perekonomian Kabupaten Samosir melalui transportasi danau, terdapat enam pelabuhan/ darmaga, yaitu di Pangururan, Palipi, Nainggolan, Tomok, dan Simanindo. Transportasi air yang digunakan adalah Kapal Ferry, untuk mengangkut kendaraan roda empat, sedangkan kapal kayu untuk mengangkut penumpang.

(39)

transportasi air,Tele melalui transportasi darat dan Balige melalui transportasi darat (Dinas Perhubungan Kabupaten Samosir, 2006).

Aksesibilitas menuju lokasi Pu;lau Samosir dan sekitarnya dapat ditempuh melalui transportasi darat dan air. Transportasi darat dalam Kabupaten dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6 Akses transportasi darat dalam Kabupaten Samosir

No Nama Usaha Tipe

Kijang 14

Pangururan-Tomok PP

Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00

2 Pulo Samosir

Nauli (PSN)

Kijang 8

Pangururan-Tomok PP

Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00

3 Pulo Samosir

Nauli (PSN)

Mini Bus 18

Pangururan-Tomok PP

Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00 4 Harian Transport

Nainggolan (HTN)

Mini Bus 18

Pangururan-Nainggolan PP

Tiap 2 jam dari pukul 07.00 s/d 17.00

Tabel 7 Akses transportasi darat antar Kabupaten dari Samosir

No Nama Usaha Tipe

Minibus 18

Pangururan-Medan PP

Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00

2 Samosir Pribumi

(SAMPRI)

Minibus 18

Pangururan-Sidikalang PP

Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 14.00 3 Pulo Samosir Nauli

(PSN)

Kijang 8

Pangururan-Medan PP

Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00 4 Pulo Samosir Nauli

(PSN)

Kijang 8

Pangururan-Balige PP

Tiap hari berangkat pukul 08.00

Tabel 8 Akses transportasi penyebrangan danau di Kabupaten Samosir

No Trayek Kapal Trayek keberangkatan Jadwal Keberangkatan

1 Penumpang Umum Onan Runggu – Ajibata 5 x sehari

2 Onan Runggu – Balige 1 x sehari

3 Nainggolan – Balige 1 x sehari

4 Nainggolan - Ajibata 1 x sehari (pada hari Senin (pekan)

ditambah lagi 1 x pelayaran)

(40)

4.6Sosial Budaya

Kabupaten Samosir memiliki banyak potensi wisata alam dan wisata budaya yang secara spesifik belum dapat kembangkan dengan maksimal. Ketenaran Danau Toba diketahui oleh masyarakat banyak termasuk wisatawan mancanegara salah satunya dikarenakan Danau ini adalah Danau terdalam di Asia. Menurut mitos masyarakat pada jaman dahulu bahwa Danau ini memiliki mitos yang masih diakui oleh nenek moyang suku Batak. Berbagai pertunjukan budaya dan seni, bangunan bersejarah, rumah tradisional, tarian serta berbagai objek wisata menarik lainnya. Dalam event tertentu budaya suku batak akan dipergelarkan pada moment Pesta Danau Toba yang diadakan sekali dalam setahun yang berlokasi di Parapat (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009).

4.7Potensi Objek Daya Tarik Wisata di Tiga Kecamatan Penelitian

Potensi objek daya tarik wisata yang terdapat di tiga Kecamatan Penelitian, yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Simanindo, dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut.

4.7.1 Kecamatan Sianjur Mula-Mula

Kecamatan Sianjur Mula-Mula memiliki objek wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Berikut disajikan objek daya tarik wisata yang terdapat di Kecamatan Sianjur Mula-Mula dalam bentuk tabel.

Tabel 9 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Sianjur Mula-Mula

No Nama Objek Wisata Keterangan Objek

a. Alam

1 Kawasan Wisata Alam Pusuk Buhit

Kawasan wisata alam yang tepat berada pada Gunung Pusuk Buhit. Bentang alam yang indah diserta dengan pemandangan/ view-view alam yang menarik dan panorama Danau Toba yang mempesona.

2 Puncak Pusuk Buhit Wilayah perkampungan penduduk, dimana dapat menikmati

panorama Danau Toba serta melihat Pulau Samosir.

3 Pulau Tulas Pulau kecil yang berada di tengah Danau Toba,

pemandangan Danau Toba yang indah bila memandang dari Pulau Tulas.

b. Sejarah

1 Batu Hobon Batu raksasa sebagai tempat penyimpanan harta karun

(41)

No Nama Objek Wisata Keterangan Objek

2 Batu dan Aek Sawan Batu yang mengeluarkan air rasa jeruk purut dan tempat ini sebagai pemandian si Raja Batak.

3 Pemandian Aek Sipitu Dai Mata air tujuh rasa, yaitu mata air yang dapat mengeluarkan tujuh rasa air yang berbeda dan dipercaya sebagai tempat 42acral bagi orang batak

4 Perkampungan Si Raja Batak di Sigulatti,

Tempat di gunung Pusuk Buhit yang diyakini asal muasal orang Batak lahir/ datang ke bumi yang masih asli.

5 Mata air Putri Pareme Sumber mata air dari putri Pareme, hingga sekarang mata air ini dimanfaatkan masyarakat untuk keprluan sehari-hari.

6 Aek Parsuangan Mata air yang berada di puncak Gunung Pusuk Buhit, mata

air ini dipercaya sebagai air suci yang mampu mengobati merupkan tempat diadakannya acara-acara budaya Batak dan melakukan ritual kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dianggap tempat suci/sakral. Beberapa masyarakat Batak datang untuk ziarah ke tempat ini.

8 Kawasan Peninggalan Sejarah kampung Siraja Batak

Menurut legenda asal mula, diyakini bahwa Pusuk Buhit adalah tempat pemukiman nenek moyang orang Batak,Si

Raja Batak yang diturunkan dari langit oleh “Ompu Mulajadi Nabolon” (TUhan Yang Maha Esa). Keyakinan ini

diperkuat dengan letak Pusuk Buhit yang berada di ketinggian kira-kira 2000 mdpl. Sebagai sarana untuk berziarah, di kaki Gunung Pusuk Buhit dibangun rumah tradisional Batak.

c. Seni dan Budaya

1 Upacara perayaan Tugu di Aek Batu sawan

Perayaan sakral yang dilakukan oleh masyarakat di mata air Batu sawan. Dimana dulunya tempat ini adalah tempat berdoa para leluhur orang Batak kepada Tuhan YangMaha Esa.

2 Upacara perayaan Rumah

Parsattian

Perayaan sakral yang dilakukan oleh masyarakat Batak untuk menghormati leluhur orang Batak.

3 Upacara pemakaman orang

Kecamatan Simanindo memiliki objek wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Berikut disajikan objek daya tarik wisata yang terdapat di Kecamatan Simanindo dalam bentuk tabel.

Tabel 10 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kecamatan Simanindo

No Nama Objek Wisata Keterangan Objek

a. Alam

1 Pantai Ambarita Tempat wisata untuk menikmati alam Danau Toba

2 Aek Natonang, danau di atas danau Toba

3 Batu Marhosa Fenomena alam batu seperti bernafas

(42)

No Nama Objek Wisata Keterangan Objek

5 Kawasan Agro Wisata

Aek Natonang

Aek Natonang merupakan danau di atas danau berada di kawasan Arboretum dan yang menjadi kawasan hijau tanaman asli/endemik samosir.

6 Kawasan Kebun Raya

Samosir

Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai Kebun Raya Samosir, pemandangan yang indah jika dilihat dari ketinggian tertentu, dengan latar belakang danau, dataran tinggi, dan pegunungan.

7 Pulo Tao Pulau-pulau kecil yang berada di tengah Danau Toba sebagai Rest

Area/tempat beristirahat bagi wisatawan/ pengunjung yang berkunjung ke tempat tersebut.

8 Bukit Beta Kita

International

Bukit sebagai area untuk terjun payung/ Paralayang

b. Sejarah

1 Batu Persidangan

Siallagan

Batu yang disusun sedemikian pada masa Pemerintahan Raja Siallagan untuk mengadili/eksekusi para penjahat/kriminal. . 2 Pertunjukan Sigale – gale Pertunjukan yang merupakan salah satu kesenian rakyat berbentuk

patung yang dibuat dapat menari mengikuti irama gondang/ tortor batak sekaligus mendengar cerita Sigale-gale.

3 Makam Tua Raja

Sidabutar

Makam Raja yang terbuat batu utuh tanpa persambungan yang dipahat untuk tempat peristirahatan Raja marga Sidabutar

4 Bontean Kuburan Tua, Lesung, Pagar Batu dan Bontean (tambatan

solu/kano)

5 Museum Hutabolon Tempat penyimpanan benda-benda kuno/ pusaka orang Batak dan juga terdapat perkampungan rumah Batak yang masih asli dengan atap ijuk dan tatanan rumah Batak asli.

c. Seni Budaya

1 Gedung Kesenian Bangunan tempat atraksi seni dan budaya berada di Tuktuk Siadong.

2 Atraksi Sigale-gale Patung yang dapat menari seperti manusia manortor batak Toba.

4.7.3 Kecamatan Pangururan

Kecamatan Pangururan memiliki objek wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Berikut disajikan objek daya tarik wisata yang terdapat di Kecamatan Pangururan dalam bentuk tabel.

Tabel 11 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kecamatan Pangururan

No Nama Objek Wisata Keterangan Objek

a. Alam

1 Pemandian Air Panas di Aek rangat/ Hotspring

Pemandian air panas yang bersumber dari gunung Pusuk Buhit dan terletak di sebelah utara kaki Gunung Pusuk Buhit

2 Pantai Pasir Putih di Parbaba

Hamparan pasir yang luas, berwarna putih halus dan bersih membuat kita nyaman untuk rekreasi, berenang, serta dapat melakukan aktivitas wisata olah raga di pantai ini.

b. Sejarah

1 Terusan Tano Ponggol

(jembatan tanah

Ponggol)

Terusan yang memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera merupakan pengerukan atau galian yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.

(43)

No Nama Objek Wisata Keterangan Objek

c. Seni dan Budaya

1 Open stage Bangunan panggung terbuka sebagai tempat atraksi seni budaya yang berada di Pangururan.

2 Komunitas Tenun Ulos Batak

Kelompok masyarakat yang mengerjakan kerajinan tenun tradisional ulos Batak di Desa Lumban Suhi – Suhi.

3 Gereja Inkulturatif

Pangururan,

(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1Inventarisasi Produk Wisata

Produk wisata yang ada di Pulau Samosir terdiri dari produk wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Setiap produk yang ada memiliki keunikan serta ke khasannya sendiri. Dalam penelitian ini, data hasil inventarisasi produk wisata tersebut diperoleh dari Disparsenibud dan pengelola wisata di Kabupaten Samosir. Produk-produk wisata yang sudah diinventarisasi akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

5.1.1 Produk Wisata Oleh Pemerintah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya

Produk wisata di Pulau Samosir terdiri dari wisata alam, wisata sejarah, dan wisata seni budaya. Sejauh ini pihak Pemerintah sudah mengembangkan produk wisata alam, sejarah, dan seni budaya sebagai produk unggulan dari Kabupaten Samosir. Padahal masih terdapat beberapa potensi wisata yang mampu untuk dikembangkan menjadi suatu produk wisata yang baru. Berdasarkan hasil inventarisasi, ada 11 produk wisata unggulan yang dikembangkan di 3(tiga) Kecamatan, yaitu Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kecamatan Pangururan, dan Kecamatan Simanindo. Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai produk-produk wisata yang sudah ada.

1. Wisata Keliling Pulau Samosir (Tour around Samosir Island). 2. Wisata di Kawasan Pemandian Air Panas (Tour in Hotspring Area). 3. Wisata di Tele(Touri in Tele).

4. Wisata Seni Budaya di Museum Hutabolon (Art and culture tours in museum Hutabolon)

5. Wisata Sejarah dan Seni Budaya di Tomok (History Tourism and Art Culture in Tomok)

(45)

7. Wisata Seni Budaya di Desa Lumban Suhi dan Desa Buhit (Art and culture tourism in Lumban Suhi and Buhit Villages).

8. Wisata Keliling Kecamatan Pangururan (Around tour in Pangururan District).

9. Wisata Sejarah dan Budaya di Cagar Budaya Limbong-Sianjur Mula-Mula (History and Culture Tourism in Heritage Limbong-Sianjur Mula-Mula). 10.Pertunjukan Seni Budaya di Pasir Putih, Danau Toba

11.Agrowisata di Danau Aek Natonang (Agrotourism in Aek Natonang Lake).

1. Wisata Keliling Pulau Samosir(Tour around Samosir Island).

(46)

Selain itu belum tersedianya suatu shelter di beberapa tempat sebagai tempat istirahat bagi wisatawan yang melakukan perjalanan wisata. Di bawah ini adalah beberapa gambar pemandangan alam Danau Toba yang diambil dari Pulau Samosir saat berkeliling Pulau Samosir.

Gambar 3 Pemandangan Alam Danau Toba dan Pegunungan Bukit Barisan.

Ket: (1) view alam dari Kecamatan Simanindo; (2) view alam dari Kecamatan Palipi.

Gambar 4 Pemandangan Alam Danau Toba dari Pulau Samosir.

2. Wisata di Kawasan Pemandian Air Panas (Tour in Hotspring Area)

Pemandian Air Panas terletak di Kecamatan Pangururan, tepatnya berada di punggung Gunung Pusuk Bukit. Kawasan pemandian Air Panas atau Hotspring ini sebagian besar di tutupi oleh batu-batu kapur yang berasal dari dalam gunung bersamaan dengan keluarnya air belerang. Objek wisata Hotspring ini dikelola oleh penduduk setempat, dimana dibangun kamar mandi, kolam khusus bagi pria dan

(47)

wanita. Air belerang ini sangat baik untuk mengobati/menyembuhkan penyakit kulit. Fasilitas yang tersedia seperti kolam renang yang terpisah bagi pria dan wanita, pancuran (mata air), shelter, tempat istirahat, kamar mandi, akomodasi/penginapan, restoran, rumah makan, parkiran, dan lain sebagainya. Selain itu tersedia beberapa restoran dan akomodasi penginapan, sehingga pengunjung/ wisatawan dapat istirahat dan makan. Berikut ini terdapat beberapa gambar lokasi pemandian Air Panas (Hotspring) di Kecamatan Pangururan, pemandian Air Panas ini terdapat tepat di punggung Gunung Pusuk Buhit. Lokasi wisata ini didominasi batu-batu dan tanah belerang berwarna putih.

Gambar 5 Kawasan Pemandian Air Panas /Hotspring.

(48)

3. Wisata di Kawasan Tele(Tour in Tele).

Tele merupakan jalan raya yang berliku-liku, yang berada di Pagunungan Bukit Barisan. Jalan ini merupakan jalur lalu lintas darat masuk dan keluar dari Pulau Samosir. Jalan ini sangat panjang dan berliku-liku mengitari bukit-bukit Pegunungan Bukit Barisan. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dapat menikmati panorama alam dan pemandangan Danau Toba yang dapat kita lihat dari bukit-bukit yang tinggi, perkampungan-perkampungan orang batak di sekitar lembah Gunung Pusuk Buhit serta hamparan sawah masyarakat yang tersusun rapi dan hijau. Semua keindahan alam ini memberikan pesona yang menakjubkan bagi wisatawan yang melintasi tele. Sebelum tiba di pintu masuk/ pintu keluar Kabupaten Samosir, wisatawan dapat istirahat di Menara Pandang Tele, disini terdapat rumah makan dengan harga yang standar murah. Wisatawan dapat menaiki menara pandang untuk menikmati secara lebih luas pemandangan alam Danau Toba serta melihat Pulau Samosir. Tempat ini sangat strategis dalam mengambil beberapa foto pemandangan alam Danau Toba. Gambar berikut ini adalah beberapa gambar pemandangan alam Pegunungan Bukit Barisan dari Tele dimana terlihat air Danau Toba yang bening dan jernih, Menara Pandang Tele, dan Gunung Pusuk Buhit.

(49)

Gambar 8 Menara Pandang Tele.

Gambar 9 Pemandangan alam Gunung Pusuk Buhit dan Perkampungan pertama Suku Batak yang dilihat dari Tele.

4. Wisata Seni Budaya di Museum Hutabolon (Art and culture tours in museum Hutabolon)

(50)

memahat seorang patung bagi dia yang menyerupai puteranya yang meninggal. Menurut adat Batak Toba, apabila orang tua meninggal maka anak wajib manortor bagi orang tuanya. Karena puteranya sudah meninggal, maka patung inilah yang sengaja dibuat mirip dan dibuat dapat manortor di depan jasad raja. Hingga saat ini sigale-gale tetap di kembangkan oleh masyarakat sebagai atraksi kesenian rakyat. Banyak pengunjung/wisatawan yang senang melihat atraksi manortor patung sigale-gale. Karena selain unik patung ini juga persis dipahat menyerupai tubuh manusia dan di beri pakaian ulos. Selain menonton atraksi sigale-gale, pengunjung/wisatawan dapat juga melihat benda-benda pusaka yang dimuseumkan di Hutabolon. Benda-benda pusaka ini sudah berumur ratusan tahun serta masing-masing Benda-benda memiliki fungsi dan bentuk yang unik. Wisatawan akan dipandu oleh pemandu wisata setempat untuk menjelaskan dan menceritakan terbuatnya patung Sigale-gale dan benda-benda pusaka yang ada di museum. Berikut ini terdapat gambar patung Sigale-gale yang sedang manortor, mengenakan ulos jenis Ragihotang dan beberapa wisatawan ikut juga manortor bersama patung Sigale-gale.

(51)

Gambar 11 Atraksi Sigale-gale bersama para wisatawan yang mengenakan ulos ikut manortor.

5. Wisata Sejarah dan Seni Budaya di Tomok (History Tourism and Art Culture in Tomok)

(52)

Desa Tomok. Berikut gambar Makam Raja Sidabutar yang terbuat dari batu dan bentuknya seperti sarkofagus. Selain itu gambar mengenai kehidupan para raja zaman dahulu dalam hal melakukan ritual atau biasa yang disebut Gondang Bolon Batak. Ritual ini biasanya dilakukan untuk memakamkan orang meninggal.

Gambar 12 Patung batu yang sedang menggambarkan ritual pemakaman orang meninggal dengan Gondang Batak.

(53)

Gambar 14 Patung SiGale-Gale mengenakan pakaian adat Batak berada di atas sebuah peti mati yang terbuat dari pahatan.

Gambar 15 Suasana Jiarah di Makam Raja Sidabutar.

Gambar

Tabel 3  Pertimbangan-pertimbangan pemilihan kecamatan sebagai lokasi pengambilan data
Tabel 5  Matriks Penyusunan diversifikasi produk wisata di Kabupaten Samosir
Tabel 6  Akses transportasi darat dalam Kabupaten Samosir
Tabel 10  Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kecamatan Simanindo
+7

Referensi

Dokumen terkait

adalah objek wisata yang menonjolkan nilai keindahan alam, seni dan budaya.. Objek wisata ini telah diakui oleh pemerintah sebagai penghasil devisa

Objek dan Daya Tarik Wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan

Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata akan. mengundang

Pola 3 ( Gong Perdamaian, Gereja Tua Hila → Museum Siwalima ), dengan jumlah wisatawan Domestik sebanyak 331 orang dan enam objek daya tarik wisata sejarah di pulau

lingkungan perairan sebagai daerah wisata Ajibata Kabupaten Toba Samosir yang. juga akan menurunkan daya tarik wisatawan yang berkunjung

Hasil pengolahan analisis konjoin pada penelitian ini diperoleh bahwa preferensi wisatawan terhadap kunjungan ke Pulau Samosir adalah: atraksi wisata, aktivitas wisata,

Akses menuju di beberapa objek wisata yang berada di Pulau Sulabesi, hanya satu objek wisata saja yang aksesnya terbilang mudah yaitu Wisata Pantai Wai Ipa, karena objek

keadaan alam serta flora dan fauna. b) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,. peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata