BAB III
GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK
A.Defenisi
Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang
dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara
permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di atas air.
Kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan bermotor yang
digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan dan/atau
penguasaan kendaraan bermotor.
B.Ketentuan Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun
2011 tentang Pajak Daerah Sumatera Utara. Dalam Peraturan Daerah ini, yang
1. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terhutang oleh
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan
oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi
untuk mengubah suatu sumber daya energy tertentu menjadi tenaga gerak
kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat berat dan
alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak
melekat secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di
atas air.
3. Kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan bermotor yang
digunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut
bayaran.
4. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak atas kepemilikan
dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.
5. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) adalah pajak atas
penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua
pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual-beli,
6. Jenis Kendaraan Bermotor adalah sepeda motor, mobil penumpang,
mobil bus, mobil barang, alat-alat berat dan alat-alat besar.
7. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) adalah pajak atas
penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor.
8. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah semua jenis bahan bakar cair,
atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor.
9. Penyedia Bahan Bakar Bermotor adalah produsen dan/atau importer
bahan bakar, baik untuk dijual maupun digunakan sendiri.
10. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-Undangan Perpajakan Daerah.
11. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang di atur dengan Peraturan Kepala Daerah paling lama 3
(tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terhutang.
12. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan Perpajakan
13. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah surat yang oleh
wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau
pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundangan-Undangan Perpajakan Daerah.
14. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.
15. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah bukti pembayaran atau
penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir
atau telah dilakukan dengan cara lain ke Kas Daerah melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
C.Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang
pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembanguna daerah.
Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah dengan Peraturan Daerah (Perda), yang wewenang
untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pendapatan Daerah
bersumber dari tiga kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pendapatan yang diperoleh dan
dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, meliputi:
1.1Hasil Daerah Pajak
Pajak Daerah ada 4 (empat) jenis Pajak Provinsi dan 7 (tujuh) jenis
pajak Kabupaten/Kota yaitu:
a. Pajak Provinsi terdiri dari:
- Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air
- Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
- Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan Umum
b. Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari:
- Pajak Hotel
- Pajak Restoran
- Pajak Hiburan
- Pajak Penerangan Jalan
- Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
- Pajak Parkir
1.2Hasil Retribusi Daerah, termasuk hasil dari pelayanan Badan Layanan
Umum( BLU) Daerah.
1.3Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah lainnya yang dipisahkan.
1.4Lain-lain PAD yang sah
2. Dana Perimbangan yaitu dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah.
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
D.Objek dan Subjek Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
1. Objek Pajak Kendaraan Bermotor
Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor. Termasuk dalam Objek adalah di semua jenis jalan
darat, antara lain di kawasan bandara, pelabuhan laut, perkebunan,
kehutanan, pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, dan sarana
olahraga dan rekreasi. Pengertian kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor yang berdasarkan jenis kendaraan, merek kendaraan,
2. Subjek Pajak Kendaraan Bermotor
Subjek Pajak Kendaraan Bemotor adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Semantara itu, yang
menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang memiliki
kendaraan bermotor. jika wajib pajak berupa badan, kewajiban
perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa badan tersebut.
E.Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor
1. Dasar Pengenaan PKB
Dasar pengenaan PKB adalah hasil perkalian dari dua unsur pokok, yaitu:
a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB)
b. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan
atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor
Khusus untuk kendaraan bermotor yang digunakan di luar jalan umum,
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar serta kendaraan di air, dasar
2. Tarif PKB
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2011
Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, tarif PKB yaitu:
a. Pribadi : 1,75 %
b. Angkutan Umum : 1,00 %
c. Ambulan, Pemadam Kebakaran, : 0,50 %
Sosial Keagamaan, Pemerintah/
TNI/POLRI, dan Pemerintah
Daerah
d. Alat-Alat Besar : 0,20 %
Tarif Progresif
a. Besarnya tarif progresif kendaraan roda 2 (dua) dan 3 (tiga) sebagai
berikut:
- Kepemilikan kedua : 2,00 %
- Kepemilikan ketiga : 2,50 %
- Kepemilikan keempat : 3,00 %
- Kepemilikan kelima, dst : 3,50 %
b. Besarnya tarif progresif kendaraan roda 4 (empat) atau lebih sebagai
- Kepemilikan kedua : 2,50 %
- Kepemilikan ketiga : 3,00 %
- Kepemilikan keempat : 3,50 %
- Kepemilikan kelima, dst : 4,00 %
3. Perhitungan PKB
Besaran pokok PKB yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan tarif
pajak dengan dasar pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan PKB
adalah sebagai berikut:
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)
F. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Tata Cara Pendaftaran Kendaraan Bermotor
1. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
Wajib pajak PKB wajib mendaftarkan kepemilikan dan/atau penguasaan
kendaraan bermotor yang diperoleh dari Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk,
umumnya kepada Dinas Pendapatan Daerah. Pelaksana pendaftaran dilakukan
dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daera (SPTPD). SPTPD dapat
ditetapkan berbeda oleh Gubernur, misalnya Surat Pendaftaran dan Pendataan
Kendaraan Bermotor (SPPKB). SPTPD harus diisi dengan jelas, benar dan
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) sekurang-kurangnya
membuat nama dan alamat lengkap pemilik kendaraan serta jenis, merek, tipe, isis
silinder, tahun pembuat, warna, nomor rangka, dan nomor mesin. Bentuk, isi,
kualitas, dan ukuran SPTPD ditetapkan Menteri Dalam Negeri. SPTPD dianggap
tidak dimasukkan jika wajib pajak tidak melaksanakan atau tidak sepenuhnya
melaksanakan ketentuan pengisian dan penyampaian SPTPD yang telah
ditetapkan. Apabila wajib pajak tidak memperoleh atau melaporkan tidak sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan akan dikenakan sanksi administrasi
berupa denda sesuai ketentuan dalam peraturan daerah.
2. Tata Cara Pendaftaran Kendaraan Bermotor
2.1 Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru
Persyaratan :
a. Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor
(SPPKB)
b. Data identitas pemohon:
- Untuk Perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar
fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa
bermaterai.
- Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar
ditandatangani oleh pimpinan dibubuhi cap badan hokum yang
bersangkutan.
- Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN/BUMD) : surat
tugas/surat kuasa yang bermaterai dari instansi yang
bersangkutan.
c. Faktur
d. PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
e. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan
f. Kendaraan bermotor yang mengalami perubahan bentuk, harus
dilampirkan surat keterangan dari perusahaan karosesi yang mendapat
izin.
g. Surat keterangan bagi kendaraan bermotor angkutan penumpang umum.
h. Sertifikat uji tipe, tanda lulus tipe.
2.2 Pendaftaran Kendaraan Bermotor Pindah Keluar Daerah
Persyaratan :
a. Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan
Bermotor (SPPKB)
- Untuk Perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar
fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa
bermaterai.
- Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar
fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa yang bermaterai dan
ditandatangani oleh pimpinan dibubuhi cap badan hokum yang
bersangkutan.
- Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN/BUMD) : surat
tugas/surat kuasa yang bermaterai dari instansi yang
bersangkutan.
c. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli.
d. Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) asli.
e. Kwitansi pembelian yang sah (untuk ganti pemilik)
f. Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah
divalidasi)
g. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
2.3 Pendaftaran Kendaraan Bermotor pindah alamat dalam wilayah kerja
Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) yang sama :
a. Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan
Bermotor (SPPKB)
b. Data identitas pemohon:
- Untuk Perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar
fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa
bermaterai.
- Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar
fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa yang bermaterai dan
ditandatangani oleh pimpinan dibubuhi cap badan hokum yang
bersangkutan.
- Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN/BUMD) : surat
tugas/surat kuasa yang bermaterai dari instansi yang
bersangkutan.
c. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli.
d. Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) asli.
e. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
2.4 Pendaftaran Kendaraan Bermotor Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
rusak/hilang
Persyaratan :
a. Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor
b. Data identitas pemohon:
- Untuk Perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar
fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa
bermaterai.
- Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar
fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa yang bermaterai dan
ditandatangani oleh pimpinan dibubuhi cap badan hokum yang
bersangkutan.
- Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN/BUMD) : surat
tugas/surat kuasa yang bermaterai dari instansi yang
bersangkutan.
c. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang rusak/hilang, surat
keterangan hilang dari kepolisian.
d. Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor asli.
e. Bukti pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
2.5 Pendaftaran Ganti Nomor Kendaraan
Persyaratan :
a. Mengisi formulir Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor
(SPPKB)
- Untuk Perorangan : tanda jati diri yang sah + 1 lembar
fotokopi, bagi yang berhalangan melampirkan surat kuasa
bermaterai.
- Untuk Badan Hukum : salinan akte pendirian + 1 lembar
fotokopi, keterangan domisili, surat kuasa yang bermaterai dan
ditandatangani oleh pimpinan dibubuhi cap badan hokum yang
bersangkutan.
- Untuk Instansi Pemerintah (termasuk BUMN/BUMD) : surat
tugas/surat kuasa yang bermaterai dari instansi yang
bersangkutan.
c. Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) asli.
d. Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) asli.
e. Surat permohonan dari pemilik untuk ganti nomor kendaraan dengan
alasan yang dapat diterima.
f. Bukti pelunasan PKB/BBN-KB dan SWDKLLJ (SKPD yang telah
divalidasi) tahun terakhir.
g. Bukti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor.
3. Persyaratan administrasi yang dipenuhi wajib pajak kendaraan bermotor dalam
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yaitu harus mengisi formulir Surat
Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) dilengkapi dengan:
3.2Fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
3.3Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) asli tahun ini.
3.4Fotokopi Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).
3.5Fotokopi Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK).
G.Penetapan dan Ketetapan Pajak
1. Penetapan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang
disampaikan oleh wajib pajak, maka Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk oleh
Gubernur menetapkan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang terhutang dengan
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). Bentuk, isi, kualitas dan
ukuran SKPD ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Dalam waktu 5(lima) tahun
sesudah saat terutangnya pajak, Gubernur dapat menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang
Bayar Tambahan (SKPDKBT), dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil
(SKPDN). Penerbitan Surat Ketetapan Pajak ditujukan kepada wajib pajak
tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPTPD atau
2. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD)
Gubernur dapat menerbitkan STPD apabila Pajak Kendaraan Bermotor
pada tahun berjalan kurang atau tidak berjalan. Hasil penelitian Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) terdapat kekurangan dalam pembayaran
dikarenakan salah tulis dan wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi yang
berupa denda atau bunga. Gubernur juga dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak
Daerah (STPD) apabila kewajiban pembayaran pajak terutang dalam Surat
Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) tidak dilakukan atau tidak sepenuhnya
dilakukan oleh wajib pajak. Pajak yang tidak atau kurang bayar yang ditagih
dengan STPD ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda bunga 2 %
sebulan untuk jangka waktu paling lama 15 (lima belas ) bulan sejak saat terutang
pajak. STPD harus dilunasi dalam jangka waktu maksimal 1 (satu) bulan sejak
tanggal diterbitkan.
H.Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor harus dibayar atau dilunasi sekaligus dimuka
untuk masa waktu 12 (dua belas) bulan. Pajak Kendaraan Bermotor dilunasi
paling lambat 1 (satu) bulan (30 hari) sejak SKPD, STPD, SKPDKB, SKPDKBT,
Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, serta Putusan Banding
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dilaksanakan ke kas daerah bank ataupun
tempat lain yang telah ditunjuk oleh Gubernur dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak Daerah (SSPD).
Wajib pajak yang membayar diberikan tanda bukti pembayaran atau
pelunasan pajak dan Penning. Dalam keadaan tertentu Gubernur atau Pejabat yang
ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur
atau menunda pembayaran PKB terutang dalam kurun waktu tertentu setelah
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Angsuran pembayaran pajak yang
terutang harus dilakukan secara teratur dan berturut-turut dengan dikenakan bunga
2 % (dua persen) sbulan. Persyaratan untuk dapat mengangsur atau menunda
pembayaran ditetapkan dengan keputusan Gubernur.
I. Penagihan Pajak Kendaraan Bermotor
Apabila pajak yang terhutang tidak dilunasi atau dibayar setelah jatuh
tempo, pejabat pajak yang ditunjuk Gubernur akan melaksanakan tindakan
penagihan pajak yang dilakukan kepada pajak yang terhutang dalam Surat
Ketetapan Pajak daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
(SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
(SKPDKBT), Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD), Surat Keputusan, Keberatan,
Surat Keputusan Pembetulan, dan Putusan Banding yang bias mengakibatkan
terlebih dahulu memberikan surat teguran atau surat peringatan atau surat lain
sejenis sebagai awal tindakan penagihan pajak. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
sejak surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis diterima,
wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang. Dan bila tidak dilunasi dalam
jangka waktu yang sudah ditentukan dalam surat teguran atau surat peringatan
atau surat lain yang sejenis, akan ditagih dengan Surat Paksa. Tindakan penagihan
dengan Surat Paksa yang dilanjutkan dengan tindakan penyitaan, pelelangan,
pencegahan dan penyanderaan jika wajib pajak tidak mau melunasi utang pajak
sebagaimana mestinya. Dalam kondisi tertentu Gubernur dapat melakukan
penagihan pajak tanpa menunggu batas waktu pembayaran PKB yang ditetapkan
oleh Gubernur berakhir.
J. Pemberian Keringanan/Pengurangan Sanksi Administrasi
Pemberian keringanan/pengurangan sanksi administrasi berupa bunga
PKB atas keterlambatan pembayaran dan pendaftaran, diatur sebagai berikut :
1. Di Tingkat UPT
a. Kepala UPT diberi kewenangan untuk memberikan
keringanan/pengurangan sanksi administrasi berupa bunga PKB
atas keterlambatan pembayaran dan pendaftaran, setinggi-tingginya
b. Kepala UPT harus menerbitkan Surat Keputusan Pemberian
Pengurangan dan/atau penolakan Wajib Pajak, selambat-lambatnya
3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan.
c. Penerbitan Surat Keputusan Kepala UPT dilaporkan ke Dinas
setiap bulan dengan menggunakan pengantar.
d. Masa tenggang antara tanggal penerbitan Surat Keputusan kepala
UPT dengan Realisasi Pembayaran oleh pemohon adalah 10 hari,
apabila lebih dari tenggang waktu tersebut, pemohon tidak
melakukan pembayaran, maka Surat Keputusan Kepala UPT
tersebut batal dan tidak berlaku lagi.
2. Tingkat Dinas
a. Wajib pajak dapat melakukan permohonan banding ke Dinas
melalui Kepala Bidang PKB.
b. Kepala Dinas berwenang untuk memberikan
keringanan/pengurangan sanksi administrasi berupa bunga PKB
atas keterlambatan pembayaran dan pendaftaran, setinggi-tingginya
80 % (delapan puluh persen).
c. Kepala Dinas menerbitkan Surat Keputusan Pemberian
Pengurangan dan Penolakan Wajib Pajak selambat-lambatnya
d. Masa tenggang antara tanggal penerbitan Surat Keputusan Kepala
Dinas dengan Realisasi Pembayaran oleh pemohon adalah 10 hari,
apabila lebih dari tenggang waktu tersebut, pemohon tidak
melakukan pembayaran, maka Surat Keputusan Kepala Dinas
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Tata Cara Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Yang Kadaluarsa Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Pangkalan Berandan
Adapun Tata Cara Penghapusan Denda Piutang Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) yang Kadaluarsa pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) yang dijelaskan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Utara
Nomor 45 Tahun 2014, sebagai berikut :
1. Pemberian Keringanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), diatur
sebagai berikut :
a. Pokok Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang tidak atau belum
dibayar sampai dengan Masa Pajak Tahun 2011 s/d 2012,
diberikan pengurangan sebesar 100 % (seratus persen) setiap
tahunnya.
b. Pemberian keringan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) disertai
dengan penghapusan sanksi administrasi.
2. Pemberian keringanan Bea Balik Nama Keandaraan Bermotor
yang selama ini belum didaftarkan kepemilikannya, pindah antar
SAMSAT di Provinsi Sumatera Utara atau Luar Provinsi Sumatera
Utara untuk semua jenis kendaraan bermotor roda 2 (dua), 3 (tiga), 4
(empat) atau lebih, termasuk alat-alat berat/besar, baik kendaraan
bermotor umum maupun tidak umum.
3. Pembebasan sanksi administrasi berupa denda atau bunga Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB), diatur sebagai berikut :
a. Pembebasan Denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor juga diberikan kepada Wajib Pajak
pindah antar SAMSAT maupun antar Provinsi terkait dengan Surat
Keterangan Fiskal.
b. Pembebasan Denda Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor diberikan kepada Wajib Pajak yang
melakukan Pengesahan, ganti STNK, BBN Lapor Tiba untuk
semua jenis Kendaraan Bermotor baik umum maupun tidak umum.
4. Prosedur untuk mendapatkan keringanan serta penghapusan sanksi
administrasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, tanpa
harus dilengkapi dengan Surat Permohonan wajib pajak dan tetap
mengikuti mekanisme yang diatur dalam Surat Keputusan Bersama
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Direktur Jenderal
Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Direktur Utama PT.
Jasa Raharja (Persero) Nomor : SKEP/06/X/1999; Nomor : 973-1228
dan Nomor : SKEP /02/X/1999 tentang Pedoman Tatalaksana Sistem
Administrasi Manungga Satu Atap dalam Penerbitan Surat Tanda
Nomor Kendaraan, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda
Nomor Kendaraan Bermotor, Tanda Coba Kendaraan Bermotor dan
Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas.
5. Kepala UPT Dispenda se-Sumatera Utara menyampaikan laporan
mingguan dan menyampaikan laporan bulanan kepada Kepala Dinas
B.Sanksi Bagi Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Jika Tidak Memenuhi Kewajiban Perpajakannya
1. Sanksi Bunga
Kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar (SKPDKB) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang.
2. Sanksi Denda
Sanksi denda dapat dikenakan apabila wajib pajak terlambat mendaftarkan
pajak kendaraan bermotor, membayar Pajak Kendaraan Bemotor, dan
denda Bea Balik Nama sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung dari
pajak yang kurang atau terlambat untuk jangka waktu paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak.
3. Sanksi Pidana
Apabila wajib pajak yang karena sengaja atau karena kealpaannya tidak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) atau mengisi
dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang
tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah, dapat dipidana dengan
C.Faktor Yang Menyebabkan Masih Banyaknya Wajib Pajak Tidak Membayar Pajak Kendaraan Bermotor
1. Rendahnya Kesadaran Wajib Pajak
Kurangnya kesadaran wajib pajak untuk membayar Pajak Kendaraan
Bermotor membuat kendala dalam upaya peningkatan penerimaan. Wajib
pajak berupaya mengelakkan pembayaran besar yang dibebankan, hal
inilah yang dapat merugikan negara dan menghambat pembangunan.
2. Ekonomi
Akibat faktor ekonomi wajib pajak cenderung tidak dapat melunasi
besarnya pajak yang terutang sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan yang disebabkan penghasilan wajib pajak yang masih di bawah
standar.
3. Kurangnya Penyuluhan dari Petugas Pajak
Penyuluhan dari petugas pajak harus mempunyai kualitas sehingga wajib
pajak mampu menguasai materi pajak kendaraan bermotor. Petugas
penyuluhan langsung berhadapan dengan wajib pajak yang memiliki latar
D. Kebijakan-Kebijakan Yang Dilakukan Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kepada Wajib Pajak Kendaraan Bermotor
Adapun kebijakan yang diambil Kantor Sistem Administrasi Manunggal
Satu Atap (SAMSAT) Pangkalan Berandan sebagai berikut :
1. Mempermudah wajib pajak dalam mendaftarkan kendaraan bermotornya
Wajib pajak diberikan sarana berupa formulir Surat Pendaftaran dan
Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB). Wajib pajak hanya perlu
menyiapkan berkas-berkas kendaraan bermotornya yang kemudian
diserahkan kepihak fiskus untuk diperiksa dan kemudian ditetapkan pajak
kendaraan bermotornya
2. Perlakuan adil terhadap wajib pajak kendaraan bemotor
SAMSAT Pangkalan Berandan memberikan pelayanan yang sama kepada
setiap wajib pajak yang akan mendaftarkan ataupun yang melakukan
pembayaran pajak kendaraan bermotornya. Dalam melakukan
pelayanannya fiskus tidak membedakan atau mendahulukan wajib pajak
tertentu.
3. Memberikan jasa pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor secara cepat
Pelayanan yang didukung dengan sarana komputerisasi secara online
satu hari. Dan petugas juga lebih mengutamakan wajib pajak yang
langsung dari pada kuasa wajib pajak. Untuk itu disiapkan loket-loket bagi
E. Jumlah Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Selama 5 Tahun Terakhir di Provinsi Sumatera Utara
Tabel : 4.1
Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada UPT SAMSAT Pangkalan Berandan
NO TAHUN
ANGGARAN
PKB BBN-KB
TARGET (RP) REALISASI(RP) % TARGET(RP) REALISASI(RP) % 1 2011 6.990.488.000 7.325.804.435 105% 150.419.300 125.630.448 84% 2 2012 8.079.164.275 8.178.143.598 101% 115.840.000 157.092.736 135% 3 2013 10.153.085.289 8.819.103.704 87% 315.840.000 256.147.761 81% 4 2014 9.731.912.167 9.577.849.301 98% 272.951.054 186.189.479 68% 5 2015 10.638.707.315 10.798.368.150 101% 139.030.683 140.830.683 101%
Diagram : 4.1
Target dan Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada UPT SAMSAT Pangkalan Berandan
Diagram : 4.2
Target dan Realisasi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada UPT SAMSAT Pangkalan Berandan
6.990.488.000
2011 2012 2013 2014 2015
Target Realisasi
2011 2012 2013 2014 2015
Dilihat dari tabel di atas jumlah penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) yang telah
ditetapkan selama 5 tahun terakhir yaitu :
Pada tahun 2011 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 6.990.488.000 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar
Rp. 7.325.804.435 dan bila dipersebtasikan sekitar 105 %. Sedangkan anggaran
BBN-KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 150.419.300 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar
Rp. 125.630.448 dan bila dipersentasikan sekitar 84 %. Maka pada tahun 2011
jumlah penerimaan PKB terjadi peningkatan dari tahun lalu dan BBN-KB terjadi
penurunan dari tahun lalu.
Pada tahun 2012 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 8.079.164.275 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar
Rp. 8.178.143.598 dan bila dipersebtasikan sekitar 101 %. Sedangkan anggaran
BBN-KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 115.840.000 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi melebihi dari target yang telah ditentukan sebesar
jumlah penerimaan PKB terjadi peningkatan dari tahun lalu dan BBN-KB terjadi
peningkatan dari tahun lalu.
Pada tahun 2013 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 10.153.085.289namun dengan
kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan yaitu
sebesar Rp. 8.819.103.704 dan bila dipersebtasikan sekitar 87 %. Sedangkan
anggaran BBN-KB yang telah ditetapkan sebesar Rp.315.840.000 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar
Rp. 256.147.761 dan bila dipersentasikan sekitar 81 %. Maka pada tahun 2013
jumlah penerimaan PKB terjadi penurunan dari tahun lalu dan BBN-KB terjadi
penurunan dari tahun lalu.
Pada tahun 2014 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 9.731.912.167 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan yaitu
sebesar Rp. 9.577.849.301 dan bila dipersebtasikan sekitar 98 %. Sedangkan
anggaran BBN-KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 272.951.054 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar
Rp. 186.189.479 dan bila dipersentasikan sekitar 68 %. Maka pada tahun 2014
jumlah penerimaan PKB terjadi penurunan dari tahun lalu dan BBN-KB terjadi
Pada tahun 2015 :
Anggaran PKB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 10.638.707.315 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar
Rp. 10.798.368.150 dan bila dipersebtasikan sekitar 101 %. Sedangkan anggaran
BBN-KB yang telah ditetapkan sebesar Rp. 139.030.683 namun dengan
kenyataannya yang terealisasi kurang dari target yang telah ditentukan sebesar
Rp. 140.830.683 dan bila dipersentasikan sekitar 101 %. Maka pada tahun 2015
jumlah penerimaan PKB terjadi peningkatan dari tahun lalu dan BBN-KB terjadi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Jumlah Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) yang telah ditetapkan selama 5
tahun terakhir mengalami peningkatan dan penurunan dari anggaran
yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran wajib
pajak di Sumatera Utara dalam melakukan pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB) sudah baik. Dan upaya penyuluhan dari petugas pajak guna
memberikan kesadaran bagi wajib pajak dalam melakukan
kewajibannya dilakukan dengan baik.
2. Pemberian keringanan Pajak Kendaraan Bermotor diatur sebagai
pokok Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang tidak atau belum
dibayarkan sampai dengan Masa Pajak Tahun 2012 diberikan
pengurangan sebesar 100 % (seratus persen) dan pemberian
keringanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) disertai dengan
3. Pemberian keringanan Bea Balik Nama Keandaraan Bermotor
(BBN-KB) untuk pendaftaran ganti nama kepemilikan kendaraan bermotor
yang selama ini belum didaftarkan kepemilikannya, pindah antar
SAMSAT di Provinsi Sumatera Utara atau Luar Provinsi Sumatera
Utara untuk semua jenis kendaraan bermotor roda 2 (dua), 3 (tiga), 4
(empat) atau lebih, termasuk alat-alat berat/besar, baik kendaraan
bermotor umum maupun tidak umum.
4. Pembebasan sanksi administrasi berupa denda atau bunga Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBN-KB), diatur sebagai pembebasan denda Pajak Kendaraan
Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor juga diberikan
kepada Wajib Pajak pindah antar SAMSAT maupun antar Provinsi
terkait dengan Surat Keterangan Fiskal dan Wajib Pajak yang
melakukan Pengesahan, ganti STNK, BBN Lapor Tiba untuk semua
jenis Kendaraan Bermotor baik umum maupun tidak umum.
5. Kepala UPT Dispenda se-Sumatera Utara menyampaikan laporan
mingguan dan laporan bulanan kepada Kepala Dinas Pendapatan
B.SARAN
1. Dalam rangka menciptakan pelayanan yang professional dan memuaskan
wajib pajak SAMSAT Pangkalan Berandan perlu melakukan rapat
koordinasi rutin/berkala agar juga dapat dilakukan evaluasi secara berkala
guna melakukan perbaikan pelayanan yang diberikan dari waktu ke waktu.
2. Sosialisasi perpajakan terhadap wajib pajak kendaraan bermotor lebih
ditingkatkan, sehingga potensi penerimaan pajak kendaraan bermotor
tercapai di tiap tahunnya bahkan melebihi target.
3. Perlunya peningkatan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan
pemungutan pajak kendaraan bermotor sehingga diharapkan dapat