• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perbandingan Efisiensi Motor Dc Kompon Pendek Dengan Motor Dc Kompon Panjang Akibat Penambahan Kutub

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Perbandingan Efisiensi Motor Dc Kompon Pendek Dengan Motor Dc Kompon Panjang Akibat Penambahan Kutub"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

MOTOR ARUS SEARAH

2.1. Umum

Motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah

menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor

arus searah sangat identik dengan generator arus searah. Kenyataannya mesin yang

bekerja sebagai generator arus searah akan dapat bekerja sebagai motor arus searah.

Oleh sebab itu, sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik sebagai motor arus

searah maupun generator arus searah.

Berdasarkan fisiknya motor arus searah secara umum terdiri atas bagian yang

diam dan bagian yang berputar. Pada bagian yang diam (stator) merupakan tempat

diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnet

sedangkan pada bagian yang berputar (rotor) ditempati oleh rangkaian jangkar seperti

kumparan jangkar, komutator dan sikat.

Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi

magnetik. Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang arahnya

dari kutub utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan menghasilkan fluksi

magnet yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet ini menimbulkan suatu

gaya. Dimana gaya ini akan menghasilkan momen puntir atau torsi. Apabila torsi start

lebih besar dari torsi beban, maka motor akan berputar.

2.2 Konstruksi Motor Arus Searah

Secara umum konstruksi motor arus searah terbagi atas dua bagian, yaitu :

(2)

2) Rotor (bagian yang berputar), terdiri dari jangkar, kumparan jangkar dan komutator.

Untuk lebih jelasnya, konstruksi motor arus searah dapat dilihat pada Gambar

2.1 dan Gambar 2.2 di bawah ini :

Gambar 2.1 Konstruksi motor arus searah bagian stator

Gambar 2.2 Konstruksi motor arus searah bagian rotor

Keterangan dari Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 tersebut adalah :

1. Rangka

Rangka motor arus searah adalah tempat meletakkan sebagian besar komponen

mesin dan melindungi bagian mesin. Untuk itu rangka harus dirancang memiliki

(3)

Rangka juga berfungsi sebagai tempat mengalirkan fluksi magnet yang

dihasilkan oleh kutub-kutub medan. Rangka dibuat dengan menggunakan bahan

ferromagnetik yang memiliki permeabilitas tinggi. Rangka biasanya terbuat dari baja

tuang (cast steel) atau baja lembaran (rolled steel) yang berfungsi sebagai penopang

mekanis dan juga sebagai bagian dari rangkaian magnet.

Pada rangka terdapat papan nama (name plat) yang bertuliskan spesifikasi

umum atau data teknik dari motor. Papan nama tersebut untuk mengetahui beberapa hal

pokok yang perlu diketahui dari motor tersebut.

2. Kutub Medan

Kutub medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub. Sepatu kutub yang

berdekatan dengan celah udara dibuat lebih besar dari badan inti. Adapun fungsi dari

sepatu kutub adalah :

a. Sebagai pendukung secara mekanis untuk kumparan medan.

b. Menghasilkan distribusi fluksi yang lebih baik yang tersebar di seluruh jangkar

dengan menggunakan permukaan yang melengkung.

Inti kutub terbuat dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang yang

terisolasi satu sama lain. Kutub medan (inti kutub dan sepatu kutub) direkatkan

bersama-sama kemudian dibuat pada rangka.

3. Sikat

Sikat adalah jembatan bagi aliran arus ke kumparan jangkar. Dimana permukaan

sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Sikat

memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi. Sikat terbuat dari bahan karbon

dengan tingkat kekerasan yang bermacam-macam dan dalam beberapa hal dibuat dari

(4)

komutator supaya gesekan yang terjadi antara segmen-segmen komutator dan sikat tidak

mengakibatkan ausnya komutator.

4. Kumparan Medan

Kumparan medan adalah susunan konduktor yang dibelitkan pada inti kutub.

Dimana konduktor tersebut terbuat dari kawat tembaga yang berbentuk bulat ataupun

persegi. Belitan medan berfungsi untuk menghasilkan fluksi utama yang dibentuk dari

kumparan pada setiap kutub.

5. Inti Jangkar

Inti jangkar yang umumnya digunakan dalam motor arus searah adalah

berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat melilitkan

kumparan jangkar tempat terbentuknya ggl induksi. Seperti halnya pada inti kutub

magnet, jangkar juga dibuat dari bahan berlapis-lapis tipis untuk mengurangi panas

yang terbentuk karena adanya arus liar (eddy current). Inti jangkar terbuat dari bahan

ferromagnetik yaitu sejenis campuran baja silikon.

6. Kumparan Jangkar

Kumparan jangkar pada motor arus searah merupakan tempat dibangkitkannya

ggl induksi. Kumparan jangkar ditempatkan di dalam alur-alur inti jangkar. Jenis-jenis

konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada tiga macam, yaitu :

1. Kumparan jerat (lap winding)

2. Kumparan gelombang (wave winding)

(5)

7. Komutator

Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut

komutator. Komutator terdiri dari sejumlah segmen tembaga yang berbentuk

lempengan-lempengan yang dirakit ke dalam silinder yang terpasang pada poros.

Dimana tiap-tiap lempengan komutator terisolasi dengan baik antara satu dengan

lainnya. Bahan isolasi yang digunakan pada komutator adalah mika.

Komutator yang digunakan dalam motor arus searah pada prinsipnya

mempunyai dua bagian yaitu :

1) Komutator bar, merupakan tempat terjadinya pergesekan antara komutator dengan

sikat-sikat.

2) Komutator riser, merupakan bagian yang menjadi tempat hubungan komutator

dengan ujung dari lilitan jangkar.

8. Celah Udara

Celah udara merupakan ruang atau celah antara permukaan jangkar dengan

permukaan sepatu kutub yang menyebabkan jangkar tidak bergesekan dengan sepatu

kutub. Fungsi dari celah udara adalah sebagai tempat mengalirnya fluksi yang

dihasilkan oleh kutub-kutub medan.

2.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah

Motor arus searah mempunyai prinsip kerja berdasarkan percobaan Lorentz

yang menyatakan : “jika sebatang penghantar listrik yang berarus berada di dalam

medan magnet maka pada kawat penghantar tersebut akan terbentuk suatu gaya”. Gaya

yang terbentuk merupakan gaya mekanik yang sering dinamakan gaya Lorentz. Sebuah

(6)

konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan pada suatu medan magnet, maka

konduktor akan mengalami gaya mekanik seperti diperlihatkan pada Gambar 2.3

berikut:

(a) (b)

(c)

Gambar 2.3 Pengaruh penempatan konduktor berarus dalam medan magnet

Kuat medan magnet yang timbul tergantung pada besarnya arus yang mengalir

dalam konduktor, seperti ditunjukkan oleh persamaan (2.1) berikut ini :

H =

I

...(2.1)

Dimana :

H = kuat medan magnet (lilitan Ampere/meter)

N = banyak kumparan (lilitan)

I = arus yang mengalir pada penghantar (Ampere)

(7)

Pada Gambar 2.3(a) menunjukkan sebuah medan magnet seragam yang

dihasilkan oleh kutub-kutub magnet utara dan selatan yang arahnya dari kutub utara

menuju kutub selatan. Sedangkan Gambar 2.3(b) menggambarkan sebuah konduktor

yang dialiri arus searah dan menghasilkan medan magnet (garis-garis gaya fluksi)

disekelilingnya.

Jika konduktor yang dialiri arus tersebut ditempatkan di dalam medan magnet

seragam, maka interaksi kedua medan akan menimbulkan medan yang tidak seragam

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 (c). Sehingga kerapatan fluksi akan

bertambah besar di atas sebelah kanan konduktor (dekat kutub selatan) dan di bawah

sebelah kiri konduktor (dekat kutub utara) sedangkan kerapatan fluksi menjadi

berkurang di atas sebelah kiri konduktor dan di bawah sebelah kanan konduktor.

Kerapatan fluksi yang tidak seragam ini menyebabkan konduktor di sebelah kiri

akan mengalami gaya ke atas, sedangkan konduktor di sebelah kanan akan mengalami

gaya ke bawah. Kedua gaya tersebut akan menghasilkan torsi yang akan memutar

jangkar dengan arah putaran searah dengan putaran jarum jam. Prinsip ini lah yang

menjadi dasar dari prinsip kerja sebuah motor arus searah.

Untuk lebih jelasnya, prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan

(8)

Gambar 2.4 Prinsip perputaran motor arus searah

Berdasarkan Gambar 2.4 di atas, kedua kutub stator dibelitkan dengan konduktor-

konduktor sehingga membentuk kumparan yang dinamakan kumparan stator atau

kumparan medan. Kumparan medan tersebut dihubungkan dengan suatu sumber

tegangan, maka pada kumparan medan itu akan mengalir arus medan (If). Kumparan

medan yang dialiri arus ini akan menimbulkan fluksi utama yang dinamakan fluksi

stator. Fluksi ini merupakan medan magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub

selatan (hal ini dapat dilihat dengan adanya garis-garis fluksi). Apabila pada kumparan

jangkar mengalir arus yakni arus jangkar, berdasarkan hukum Lorentz kita ketahui

bahwa apabila sebuah konduktor yang dialiri arus ditempatkan pada sebuah medan

magnet maka pada konduktor tersebut akan timbul gaya (F), maka demikian pula halnya

pada kumparan jangkar. Besarnya gaya ini bergantung dari besarnya arus yang mengalir

pada kumparan jangkar (I), kerapatan fluksi (B) dari kedua kutub dan panjang

konduktor jangkar (). Semakin besar fluksi yang terimbas pada kumparan jangkar

maka arus yang mengalir pada kumparan jangkar juga besar, dengan demikian gaya

(9)

Jika arus jangkar (I) tegak lurus dengan arah induksi magnetik (B), maka besar

gaya (F) yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada konduktor jangkar sepanjang 

yang ditempatkan dalam suatu medan magnet dapat ditunjukkan oleh persamaan (2.2) :

F = B . I .  ...……...………...………(2.2)

Dimana :

F = gaya Lorentz (Newton)

I = arus yang mengalir pada konduktor jangkar (Ampere)

B = kerapatan fluksi (Weber/meter2)

 = panjang konduktor jangkar (meter)

Maka besar gaya keseluruhan yang ditimbulkan oleh jumlah total konduktor jangkar

ditunjukkan oleh persamaan (2.3) :

F=Z .B .I ....………...……(2.3)

Dimana :

Z = jumlah total konduktor jangkar

Gaya yang terjadi pada kumparan jangkar di atas akan menghasilkan torsi yang

besarnya ditunjukkan oleh persamaan (2.4) :

Ta =F .r ...………...…(2.4)

Jika persamaan (2.3) disubstitusikan ke persamaan (2.4), maka akan menghasilkan

persamaan (2.5) :

Ta =Z .B .I . .r ...……...(2.5)

Dimana :

(10)

r = jari-jari rotor (meter)

Apabila torsi start lebih besar dari torsi beban, maka jangkar akan berputar.

2.4 Reaksi Jangkar

Reaksi jangkar merupakan pengaruh medan magnet yang disebabkan oleh

mengalirnya arus pada jangkar, dimana jangkar tersebut berada di dalam medan magnet.

Reaksi jangkar menyebabkan terjadinya dua hal, yaitu :

1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan fluksi medan utama.

2. Magnetisasi silang.

Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak dialiri

oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi ideal untuk

kutub utama dari motor arus searah dua kutub, berasal dari kutub utara menuju kutub

selatan seperti pada Gambar 2.5 berikut ini :

U

S

O M

Bidang Netral Magnetis

Sikat

F

Gambar 2.5 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan

Dari Gambar 2.5 dapat dijelaskan bahwa :

1. Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang netral magnetis.

2. Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral magnetis.

Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam motor dimana

(11)

(ggl) induksi konduktor pada bidang tersebut adalah nol. Seperti yang terlihat dari

Gambar 2.5 sikat selalu ditempatkan di sepanjang bidang netral magnetis. Oleh karena

itu, bidang netral magnetis juga disebut sebagai sumbu komutasi karena pembalikan

arah arus jangkar berada pada bidang tersebut. Vektor OFM mewakili besar dan arah dari

fluksi medan utama, dimana vektor ini tegak lurus terhadap bidang netral magnetis.

Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri oleh arus listrik sementara

kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling konduktor jangkar timbul garis

gaya magnet atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet ditunjukkan pada Gambar

2.6 berikut ini :

U

S

Bidang Netral Magnetis

O

A F

Gambar 2.6 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar

Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan oleh arus jangkar

ditentukan dengan aturan putaran sekrup (cork screw rule). Besar dan arah garis gaya

magnet tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar dengan bidang netral magnetis.

Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka konduktor jangkar dan konduktor

medan sama- sama dialiri oleh arus listrik, distribusi fluksi resultan diperoleh dari

menggabungkan kedua fluksi tersebut. Oleh karena itu distribusi fluksi medan utama

yang melalui jangkar tidak lagi simetris tetapi sudah mengalami pembelokan saat

mendekati konduktor yang dialiri arus tersebut. Hal tersebut dikarenakan pengaruh

(12)

U

S

β

magnetis lamaBidang netral

Bidang netral

magnetis baru

ω

F

A

F

M

O

F

r

Gambar 2.7 Hasil kombinasi antara fluksi medan dan fluksi jangkar

Fluksi yang dihasilkan oleh garis gaya magnet jangkar menentang fluksi medan

utama pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan memperkuat fluksi medan

utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas akan menyebabkan penurunan

kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan terjadi kenaikan

pada setengah bagian yang lain di kutub yang sama. Efek dari intensitas medan magnet

atau lintasan fluksi pada jangkar yang memotong lintasan fluksi medan utama ini

disebut sebagai reaksi jangkar magnetisasi silang (cross magnetization).

Magnetisasi-silang ini juga menyebabkan pergeseran bidang netral. Pada

Gambar 2.7 dapat dilihat bahwa vektor OFr merupakan resultan vektor OFA dan OFM,

serta posisi bidang netral magnetis yang baru, di mana selalu tegak lurus terhadap

vektor OFr. Bidang netral magnetis motor yang baru bergeser sejauh β karena posisi

bidang netral magnetis ini selalu tegak lurus terhadap vektor OF. Dengan pergeseran

bidang netral ini maka sikat juga akan bergeser sejauh pergeseran bidang netral

(13)

Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan titik

jenuhnya, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan magnetik. Pengaruh kejenuhan

magnetik terhadap fluksi medan utama dapat dijelaskan dengan Gambar 2.8 berikut ini :

Gambar 2.8 Kurva pemagnetan saat terjadi reaksi jangkar

Pada Gambar 2.8 dapat dilihat bahwa garis gaya magnet (ggm) resultan adalah

Fk – Fj dimana Fk adalah ggm medan utama tanpa dipengaruhi reaksi jangkar dan Fj

adalah ggm pada jangkar. Untuk Fj positif dan Fj negatif dimisalkan dengan adanya

pertambahan dan atau pengurangan ggm yang terjadi pada kutub medan sebesar Fk.

Untuk lokasi di permukaan kutub dimana ggm rotor menambahkan ggm kutub,

terjadi sedikit penambahan kerapatan fluks ∆Фn. Tetapi pada lokasi permukaan kutub

dimana ggm rotor mengeliminir ggm kutub, terdapat penurunan kerapatan fluksi ∆Фt

yang lebih besar : ∆Фn < ∆Фt , sehingga penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang

terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang semakin berkurang. Hal ini disebut juga efek

demagnetisasi reaksi jangkar yang timbul karena adanya saturasi magnetik.

Pelemahan fluks ini menimbulkan efek yang sangat serius pada motor arus

searah, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus searah semakin cepat

hingga tak terkendali.

2.5 Mengatasi Reaksi Jangkar

Sebagaimana telah diketahui bahwa reaksi jangkar dapat menimbulkan pengaruh

(14)

searah tersebut. Hal ini jelas tidak diinginkan. Oleh sebab itu, harus dilakukan tindakan

yang sesuai terhadap motor arus searah agar pengaruh reaksi jangkar tersebut dapat

dikurangi.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi reaksi jangkar yang

terjadi pada motor arus searah, yaitu:

1. Pergeseran sikat (brush shifting)

2. Kutub-kutub komutasi (comutating poles/interpoles)

3. Belitan kompensasi (compensating windings)

2.5.1 Pergeseran Sikat (Brush Shifting)

Ide dasarnya adalah dengan memindahkan sikat seirama dengan perpindahan

bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang timbul. Namun dalam

penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat

ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul, maka jarak perpindahan bidang netralnya

pun berpindah, sehingga sikat juga harus diubah setiap saat, seirama dengan perubahan

jarak perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat akan memperburuk

melemahnya fluks akibat reaksi jangkar mesin, selain dengan metode ini mesin arus

searah tidak dimungkinkan untuk bekerja sebagai generator (akan menimbulkan

percikan api yang lebih besar), dan sangat tidak ekonomis terutama untuk mesin-mesin

berukuran kecil.

Adapun efek diperburuknya fluks akibat reaksi jangkar dapat dilihat pada

Gambar 2.9. Pada Gambar 2.9(a) diperlihatkan kondisi ketika bidang netral mesin

bergeser dan sikat mesin masih tetap pada posisi semula. Ggm resultan yang terbentuk

dapat dilihat pada Gambar 2.9(c). Sedangkan pada Gambar 2.9(b) terlihat bidang netral

(15)

tersebut, ggm resultannya melemah sedemikian rupa. Hal tersebut dapat dilihat pada

Gambar 2.9 Pelemahan ggm akibat pergeseran bidang netral

2.5.2 Penambahan Kutub Bantu (Interpole)

Ide dasar penambahan kutub bantu (interpole) yaitu jika tegangan pada

kawat-kawat yang sedang melakukan proses komutasi penyearahan dibuat nol, maka tidak

akan terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat motor arus searah tersebut. Untuk itu,

kutub-kutub kecil yang disebut kutub komutasi ditempatkan di tengah-tengah di antara

kutub-kutub utama seperti pada Gambar 2.10. Interpole ini dihubungkan seri terhadap

(16)

atau mengurangi adanya tegangan yang muncul pada kawat-kawat yang sedang

melakukan proses komutasi.

Ketika beban yang dipikul motor meningkat dan arus jangkar juga meningkat,

besarnya perubahan atau pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal tersebut akan

menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang sedang melakukan

komutasi. Pada saat itu fluks interpole juga meningkat, menghasilkan tegangan pada

konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan dengan tegangan yang timbul akibat

pergeseran bidang netral.

Gambar 2.10 Motor arus searah yang dilengkapi dengan kutub bantu

2.5.3 Belitan Kompensasi (Compensating Windings)

Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor, belitan ini

bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks

yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh

belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan. Ketika beban berubah, maka

reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh fluks belitan kompensasi,

sehingga bidang netralnya tidak bergeser.

Teknik ini memiliki kelemahan yaitu harganya mahal, dan juga masih

(17)

kompensasi. Oleh sebab itu teknik ini digunakan untuk motor-motor yang bekerja ekstra

berat, dimana pelemahan fluks akan menjadi masalah yang serius.

2.6 Jenis – Jenis Motor Arus Searah

Berdasarkan sumber tegangan penguatannya, motor arus searah dapat dibagi

menjadi dua, yaitu :

1. Motor arus searah penguatan bebas

2. Motor arus searah penguatan sendiri

2.6.1 Motor Arus Searah Penguatan Bebas

Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus searah yang sumber

tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Pada motor ini, kumparan medan tidak

terhubung dengan kumparan jangkar. Masing-masing kumparan tersebut disuplai

dengan sumber tegangan DC tersendiri. Rangkaian ekivalen motor arus searah

penguatan bebas dapat dilihat pada Gambar 2.11 di bawah ini :

+

-Ea

Ra Vf

Vt

Ia I

f

+

-Rf +

-Gambar 2.11 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas

Berdasarkan hukum Kirchoff tentang tegangan, dari Gambar 2.11 diperoleh

persamaan tegangan terminal motor seperti persamaan (2.6) :

(18)

Dari Gambar 2.11 diperoleh juga persamaan tegangan terminal penguat medan dari

motor tersebut seperti ditunjukkan oleh persamaan (2.7) :

Vf = If . Rf………...……….……….…...(2.7)

Dimana:

Vt = tegangan terminal jangkar motor arus searah (Volt)

Ra = tahanan jangkar (Ohm)

If = arus medan penguatan bebas (Ampere)

Vf = tegangan terminal medan penguatan bebas (Volt)

Rf = tahanan medan penguatan bebas (Ohm)

Ea = gaya gerak listrik motor arus searah (Volt)

Vsikat = jatuh tegangan pada sikat (Volt)

Umumnya jatuh tegangan pada sikat relatif kecil sehingga besarnya dapat diabaikan,

maka untuk rumus selanjutnya Vsikat ini diabaikan.

2.6.2 Motor Arus Searah Penguatan Sendiri

Motor arus searah penguatan sendiri adalah motor arus searah yang sumber

tegangan penguatannya berasal dari motor itu sendiri. Dimana kumparan medan

berhubungan langsung dengan kumparan jangkar. Kumparan medan dapat dihubungkan

secara seri maupun paralel dengan kumparan jangkar dan dapat juga dihubungkan

dengan keduanya, yaitu secara seri dan paralel, tergantung pada jenis penguatan yang

diberikan terhadap motor.

Berdasarkan hubungan kumparan medan dengan kumparan jangkarnya, motor

arus searah penguatan sendiri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Motor arus searah penguatan seri

(19)

3. Motor arus searah penguatan kompon

2.6.2.1 Motor Arus Searah Penguatan Seri

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri ditunjukkan pada Gambar

2.12 di bawah ini :

Gambar 2.12 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri

Pada motor arus searah penguatan seri, kumparan medan dihubungkan secara

seri dengan rangkaian jangkar. Oleh sebab itu arus yang mengalir pada kumparan

medan seri sama dengan arus yang mengalir pada kumparan jangkar.

Dari Gambar 2.12 diperoleh persamaan tegangan terminal motor seperti

ditunjukkan oleh persamaan (2.8) :

(20)

IL = arus dari jala-jala (Ampere)

2.6.2.2 Motor Arus Searah Penguatan Shunt

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt ditunjukkan pada

Gambar 2.13 di bawah ini :

Gambar 2.13 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt

Pada motor arus searah penguatan shunt, kumparan jangkar dihubungkan

langsung pada terminal sehingga paralel dengan kumparan jangkar.

Dari Gambar 2.13 diperoleh persamaan tegangan terminal motor seperti

ditunjukkan oleh persamaan (2.10) :

Vt = Ea + Ia.Ra ………….……….…...(2.10)

Sedangkan persamaan arus yang mengalir pada motor ditunjukkan oleh persamaan

(2.11) dan persamaan (2.12) :

(21)

2.6.2.3 Motor Arus Searah Penguatan Kompon

Motor arus searah penguatan kompon merupakan gabungan motor arus searah

penguatan seri dan motor arus searah penguatan shunt. Motor arus searah penguatan

kompon dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Motor arus searah penguatan kompon pendek

• Motor arus searah penguatan kompon pendek kumulatif (bantu)

• Motor arus searah penguatan kompon pendek differensial (lawan)

2. Motor arus searah penguatan kompon panjang

• Motor arus searah penguatan kompon panjang kumulatif (bantu)

• Motor arus searah penguatan kompon panjang differensial (lawan)

2.6.2.3.1 Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek

Pada motor arus searah penguatan kompon pendek, kumparan medan serinya

terhubung secara paralel terhadap kumparan jangkar dan kumparan medan shunt. Motor

arus searah penguatan kompon pendek terbagi menjadi dua jenis, yaitu kompon pendek

kumulatif (bantu) dan kompon pendek differensial (lawan).

Pada motor arus searah penguatan kompon pendek kumulatif, polaritas kedua

kumparan medannya sama. Hal ini disebabkan karena kedua arus medannya sama-sama

memasuki dot. Maka sesuai dengan aturan dot, fluksi yang dihasilkan menjadi saling

menguatkan. Sedangkan pada motor arus searah penguatan kompon pendek differensial,

polaritas kedua kumparan medannya saling berlawanan. Salah satu arus medannya

memasuki dot sedangkan yang lainnya meninggalkan dot sehingga fluksi yang

(22)

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon pendek kumulatif dan

motor arus searah penguatan kompon pendek differensial ditunjukkan oleh Gambar 2.14

dan Gambar 2.15 berikut ini :

+

Gambar 2.14 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon pendek

kumulatif (bantu)

Gambar 2.15 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon pendek

differensial (lawan)

Dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15 diperoleh persamaan tegangan terminal

motor arus searah penguatan kompon pendek seperti ditunjukkan oleh persamaan (2.13)

:

Vt = Ea + Is.Rs + Ia. Ra...(2.13)

Sedangkan persamaan arus yang mengalir pada motor ditunjukkan oleh persamaan

(23)

IL = Is = Ia + Ish...(2.14)

2.6.2.3.2 Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang

Pada motor arus searah penguatan kompon panjang, kumparan medan serinya

terhubung secara seri terhadap kumparan jangkarnya dan terhubung paralel terhadap

kumparan medan shunt. Sama halnya seperti motor arus searah penguatan kompon

pendek, motor arus searah penguatan kompon panjang juga terbagi dua, yaitu kompon

panjang kumulatif (bantu) dan kompon panjang differensial (lawan).

Pada motor arus searah penguatan kompon panjang kumulatif, polaritas kedua

kumparan medannya sama sehingga fluksi yang dihasilkan saling menguatkan.

Sedangkan pada motor arus searah penguatan kompon panjang differensial, polaritas

kedua kumparan medannya saling berlawanan sehingga fluksi yang dihasilkan menjadi

saling mengurangi.

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon panjang kumulatif dan

motor arus searah penguatan kompon panjang differensial ditunjukkan oleh Gambar

2.16 dan Gambar 2.17 berikut ini :

+

Gambar 2.16 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon panjang

(24)

+

Gambar 2.17 Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompon panjang

differensial (lawan)

Dari Gambar 2.16 dan Gambar 2.17 diperoleh persamaan tegangan terminal

motor arus searah penguatan kompon panjang seperti ditunjukkan oleh persamaan

(2.15) :

Vt = Ea + Is.Rs + Ia.Ra...(2.15)

Karena Is = Ia

Maka persamaan (2.15) dapat juga ditulis seperti persamaan (2.16) :

Vt = Ea + Ia (Rs + Ra) ...(2.16)

Sedangkan persamaan arus yang mengalir pada motor ditunjukkan oleh persamaan

(2.17) dan persamaan (2.18) :

IL = Ia + Ish...(2.17)

(25)

Ketika jangkar motor arus searah berputar di bawah pengaruh torsi penggerak,

konduktor jangkar juga berputar di dalam medan magnet dan akan menghasilkan

tegangan induksi di dalamnya seperti halnya pada generator. Sesuai dengan hukum

Faraday, akibat gerakan konduktor di dalam suatu medan magnetik maka pada

konduktor tersebut akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi yang diinduksikan pada

konduktor tersebut. Sesuai dengan hukum Lentz, arah ggl induksi tersebut berlawanan

dengan tegangan yang diberikan pada motor dan dikenal sebagai ggl lawan atau ggl

balik Ea.

Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan persamaan (2.19) :

Ea =

bernilai konstan, maka dapat dianggap sebagai suatu konstanta K

sehingga persamaan (2.19) dapat juga ditulis seperti persamaan (2.20) :

Ea = K . n . Ф...(2.20)

2.8 Pengaturan Kecepatan Putaran Pada Motor Arus Searah

Sebagaimana telah diketahui bahwa di dalam motor arus searah berlaku

persamaan (2.21) :

(26)

Dimana Ea =

Sehingga diperoleh persamaan (2.22) :

n =

(

)

Karena K bernilai konstan, maka persamaan (2.22) dapat juga ditulis seperti persamaan

(2.23) :

Dari persamaan (2.23) di atas dapat dilihat bahwa kecepatan (n) berbanding

lurus dengan tegangan terminal motor (Vt), arus jangkar (Ia) dan tahanan jangkar (Ra)

serta berbanding terbalik dengan fluks per kutub (Φ). Dengan demikian, kecepatan

putaran motor arus searah dapat diatur dengan cara mengubah :

1. Tegangan terminal (Vt)

2. Tahanan jangkar (Ra)

3. Fluks Magnetik (Φ)

2.9 Karakteristik Motor Arus Searah Penguatan Kompon

Karakteristik dari suatu motor harus diketahui, karena karakteristik dari suatu

motor akan mencerminkan performansi (unjuk kerja) dari motor listrik tersebut selama

(27)

penguatan shunt hanya memiliki satu komponen medan. Sedangkan untuk motor arus

searah penguatan kompon memiliki dua kumparan medan yakni kumparan medan shunt

dan kumparan medan seri.

Pada motor arus searah penguatan kompon panjang dan motor arus searah

penguatan kompon pendek terdapat tiga karakteristik, yaitu :

1. Karakteristik torsi – arus jangkar (T/Ia)

2. Karakteristik putaran – arus jangkar (n/Ia)

3. Karakteristik torsi – putaran (T/n)

2.9.1 Karakteristik Torsi – Arus Jangkar (T/Ia)

Pada motor arus searah penguatan kompon berlaku persamaan (2.24) :

T = K . Фm . Ia...(2.24)

Dimana Фm= Фsh+ Фs

Sehingga persamaan (2.24) dapat juga ditulis seperti persamaan (2.25) :

T = K . (Фsh+ Фs). Ia...(2.25)

Dimana :

T = torsi jangkar (Newton-meter)

Фsh = fluksi pada kumparan medan shunt (Weber)

Фs = fluksi pada kumparan medan seri (Weber)

Dari persamaan (2.24) dapat dilihat bahwa dengan pertambahan arus jangkar (Ia)

maka fluks magnetik (Фm) juga akan bertambah sehingga menyebabkan torsi (T)

meningkat. Pada motor arus searah penguatan kompon panjang, fluksi medan shunt

lebih besar dibandingkan medan seri maka bentuk kurva karakteristik torsi – arus

jangkar (T/Ia) seperti kurva 1 pada Gambar 2.18. Sedangkan pada motor arus searah

(28)

shunt maka bentuk kurva karakteristik torsi – arus jangkar (T/Ia) seperti kurva 2 pada

Gambar 2.18. Untuk lebih jelasnya, bentuk kurva karakteristik torsi – arus jangkar

dapat dilihat pada Gambar 2.18 berikut :

r

Gambar 2.18 Kurva karakteristik torsi – arus jangkar (T/Ia)

2.9.2. Karakteristik Putaran – Arus Jangkar (n/Ia)

Sebagaimana telah diketahui bahwa kecepatan putaran motor arus searah sesuai

dengan persamaan (2.23) sehingga diperoleh persamaan (2.26) :

n ~

Φ

Ea

...(2.26)

Pada motor arus searah penguatan kompon panjang, fluks magnetik (Φ) dan GGL lawan

(Ea) hampir konstan di bawah kondisi normal. Dengan demikian, kecepatan putaran

motor (n) hampir selalu konstan walaupun arus jangkar (Ia) berubah-ubah nilainya.

Ketika beban bertambah, GGL lawan dan fluks magnetik berkurang akibat drop

tegangan pada tahanan jangkar (Ra). Dalam hal ini, GGL lawan berkurang lebih sedikit

dibandingkan fluks magnetik. Dengan demikian, kecepatan putaran motor juga menurun

sedikit seperti ditunjukkan oleh kurva 2 pada Gambar 2.19. Sedangkan pada motor arus

(29)

dengan pertambahan beban seperti ditunjukkan oleh kurva 1 pada Gambar 2.19. Untuk

lebih jelasnya, bentuk kurva karakteristik putaran – arus jangkar (n/Ia) dapat dilihat pada

Gambar 2.19 berikut :

Gambar 2.19 Kurva karakteristik putaran – arus jangkar (n/Ia)

2.9.3. Karakteristik Torsi – Putaran (T/n)

Karakteristik torsi – putaran (T/n) disebut juga karakteristik mekanik. Dari

persamaan (2.24) dapat dilihat bahwa jika torsi (T) bertambah, maka nilai (Ia)

bertambah, sedangkan fluks magnetik (Фm) tetap. Dengan bertambahnya torsi (T), maka

kecepatan putaran (n) akan menurun. Untuk motor arus searah penguatan kompon

panjang, bentuk kurva karakteristik torsi – putaran (T/n) ini mendekati ke motor shunt

seperti kurva 1 pada Gambar 2.20. Sedangkan untuk motor arus searah penguatan

kompon pendek, bentuk kurva karakteristik torsi – putaran (T/n) mendekati ke motor

seri seperti kurva 2 pada Gambar 2.20. Untuk lebih jelasnya, karakteristik torsi –

(30)

1

2

Gambar 2.20 Kurva karakteristik torsi – putaran (T/n)

2.10. Efisiensi Motor Arus Searah

Efisiensi motor arus searah merupakan perbandingan antara daya keluaran

dengan daya masukan yang dinyatakan dalam persen (%) dari motor arus searah

tersebut. Daya masukan yang diterima oleh motor arus searah berupa daya listrik

sedangkan daya keluaran yang dihasilkannya berupa daya mekanik yaitu gerak rotor

dan hasil selisih antara daya masukan dengan daya keluaran motor disebut rugi-rugi.

Dengan demikian, efisiensi suatu motor arus searah diperoleh dengan menggunakan

persamaan (2.10.1) :

η = x 100% P

P

in out

…...………...(2.10.1)

Karena Pout = Pin – Σ Rugi-Rugi

dan Pin = Pout + Σ Rugi-Rugi

Maka efisiensi motor arus searah dapat juga dituliskan seperti persamaan

(31)

η =

Pout = daya keluaran motor arus searah (Watt)

Efisiensi yang dinyatakan oleh persamaan (2.10.1) disebut juga sebagai efisiensi

komersial atau efisiensi keseluruhan (overall efficiency). Selain itu, dalam motor arus

searah dikenal juga dua macam efisiensi lainnya, yaitu :

2.10.1 Efisiensi Mekanis

Efisiensi mekanis pada motor arus searah dapat diperoleh dengan menggunakan

(32)

2.10.2 Efisiensi Elektris

Efisiensi elektris atau efisiensi listrik pada motor arus searah dapat diperoleh

dengan menggunakan persamaan (2.10.5) :

ηe =

Vt = tegangan terminal motor arus searah (Volt)

IL = arus jala-jala (Ampere)

Dari persamaan (2.10.4) dan persamaan (2.10.5) diperoleh hubungan antara

efisiensi mekanis dengan efisiensi elektris yaitu seperti persamaan (2.10.6) :

η = ηm x ηe……….…..………...…(2.10.6)

Metode yang paling mudah dalam menentukan efisiensi motor arus searah

adalah membebaninya langsung dan mengukur daya masukan dan keluarannya. Maka

kita dapat menggunakan persamaan (2.10.1) untuk menentukan efisiensi motor tersebut.

Namun, metode ini harus memperhatikan tiga hal utama yaitu metode ini membutuhkan

pembebanan pada motor. Kedua, untuk motor-motor dengan rating daya yang besar,

beban-beban yang diperlukan tidak mungkin diperoleh. Ketiga, bahan lebih mustahil

untuk memberikan beban yang sedemikian rupa, karena daya yang besar akan terbuang

menjadikan metode ini sangat mahal.

Metode yang paling umum untuk mendapatkan efisiensi motor arus searah

adalah menentukan rugi-ruginya dari pengukuran daya masukan dan keluarannya pada

saat berbeban. Kita dapat menggunakan persamaan (2.10.2) untuk menentukan efisiensi

motor tersebut. Metode ini memiliki keuntungan yang nyata karena lebih mudah dan

Gambar

Gambar 2.1  Konstruksi motor arus searah bagian stator
Gambar 2.3  Pengaruh penempatan konduktor berarus dalam medan magnet
Gambar 2.4  Prinsip perputaran motor arus searah
Gambar 2.5  Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak dialiri oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi ideal untuk kutub utama

posisi sikat dan penambahan kutub bantu terhadap efisiensi dan torsi motor arus..

Pada besar tahanan pengereman yang sama, motor arus searah penguatan seri. lebih cepat berhenti pada pengereman plugging daripada

Pada saat motor arus searah penguatan seri diberi beban maka pada kumparan stator akan mengalir arus jangkar.Dan arus ini akan menimbulkan fluksi jangkar yang

Efisiensi motor arus searah kompon panjang lebih baik dibanding motor arus searah kompon pendek dengan pengaturan tahanan seri, sebaliknya efisiensi motor arus searah

Sedangkan dengan pengaturan tahanan seri, putaran motor arus searah kompon panjang rata-rata hanya lebih cepat 0,847% dibanding motor arus searah kompon pendek

komutasi yang berpengaruh terhadap efisiensi dan torsi pada motor

Pengaturan kecepatan pada motor arus searah dilakukan untuk mendapatkan kecepatan motor sesuai dengan yang diinginkan.. Pengaturan kecepatan motor arus searah lebih mudah