• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Pengembangan Bandara Silangit Di Kabupaten Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi Pengembangan Bandara Silangit Di Kabupaten Tapanuli Utara"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Potensi

Pengertian potensi adalah sesuatu hal yang dapat di jadikan sebagai bahan

atau sumber yang akan dikelolah baik melalui usaha yang dilakukan manusia

maupun yang dilakukan melalui tenaga mesin dimana dalam pengerjaannya

potensi dapat juga diartikan sebagai sumber daya yang ada di sekitar kita

(Kartasapoetra, 1987).Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) potensi

adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan.

Potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kemampuan

yang ada pada Bandara Silangit yang dapat dikembangakan dalam hal ini,

Bandara Silangit merupakan sumber daya alam yang telah dikelolah secara cermat

oleh sumber daya manusia dimana potensi tersebut dapat menjadi suatu

keterkaitan yang menyatu dalam pelaksanaan pembangunan di sekitar daerah

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara. potensi yang ada pada Bandara

Silangit dapat dijadikan dalam meningkatkan perekonomnian daerah

Siborong-borong dan sekitarnya serta mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat.

2.2. Pengertiaan Bandara / Bandar Udara

Menurut Departemen Perhubungan, bandar udara adalah kawasan di

daratan dan / atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai

tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar

muat barang dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi yang di

(2)

pokok dan fasilitas penunjang lainnya suatu bandar udara yang paling sederhana

minimal memiliki suatu landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan helikopter),

sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya di lengkapi berbagai fasilitas

lain.

Bandar udara menurut PT (Persero) Angkasa Pura I adalah lapangan

udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan

minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk

masyarakat. Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang

berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.

Menurut Undang-undang No.15 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah

No.70 Tahun 2001, Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan

untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan / atau

bongkar muat kargo dan / atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi (Maria

Puspitasari, 2011).

Fasilitas Bandara dapat bervariasi dalam kaitannya dengan ukuran dan

lokasi dari pelabuhan, luas masyarakat yang dilayaninya, tujuan dari

pembangunannya, jumlah pesawat yang menggunakannya. Bandar udara perlu

menyediakan fasilitas-fasilitas berupa landasan dan fasilitas trafik angkutan

penumpang dan barang. Fasilitas landasan adalah landasan pendaratan, hangar,

bengkel, stasiun radio dan meteorologi, petunjuk arah angin, menara kontrol,

lampu landasan dan sebagainya. Sedangkan fasilitas trafik angkutan penumpang

(3)

dan restoran, tempat parkir bagi kendaraan, fasilitas pergudangan bagi barang

muatan, kantor pabean dan sebagainya (Rustian Kamaluddin, 2003).

2.3 Fasilitas Bandar Udara

Fasilitas bandar udara dapat diklasifikasikan berdasar karakteristik fungsi

bandar udara; originating-terminating station, transfer station, atau through

station.

Originating-terminating station, melakukan proses terhadap penumpang

yang memulai atau mengakhiri perjalanan udara mereka pada bandar udara

tersebut. Disini, penumpang yang memulai atau mengakhiri perjalanan mencapai

70-90% dari total penumpang. Aircraft ground time-nya relatif panjang, dan aliran

utama penumpang adalah di antara pesawat dan sistem transportasi darat. Stasiun

jenis ini, membutuhkan perhatian lebih pada curb frontage, fasilitas ticketingdan

baggage claim, dan parkir. Data tipikal menunjukkan pergerakan pesawat per gate

dalam satu jam adalah antara 0,9 hingga 1,1.

Transfer station atau connecting airport lebih banyak melayani

penumpang yang melakukan penerbangan menerus. Di Amerika Serikat, transfer

pesawat dilakukan di airline hubs yang terdapat di bandar udara. Stasiun ini

membutuhkan lebih banyak fasilitas concessions yang bagus untuk menunjang

saat-saat proses connecting penumpang dan fasilitas intraline dan interline

baggage yang lebih besar namun membutuhkan lebih sedikit fasilitas akses darat,

fasilitas airline ticketing dan fasilitas bagasi dibandingkan dengan originating

stations. Perhatian khusus diberikan pada penempatan gate position untuk

(4)

lain untuk meminimalkan arus penumpang di dalam terminal dan menyingkat

waktu connecting. Data tipikal menunjukkan pergerakan pesawat per gate dalam

satu jam saat peak hour adalah antara 1,3 –1,5 pesawat.

Through station mengkombinasikan antara high percentage penumpang

originating dengan low percentage originating flights. Disini, waktu darat

pesawat sangat minimal, yaitu antara 1,5 hingga 2 jam pergerakan di tiap gate

dalam peak period. Stasiun ini memiliki ruang departure lounge, curb frontage,

fasilitas ticketing dan baggage yang lebih kecil dibandingkan originating station

(Lusy Oktavia, 2010).

2.4 Klasifikasi Bandara Udara

Berdasarkan klasifikasi atau status bandara, menurut pelayanannya sesuai

dengan rute penerbangan dan peranan pemerintah dapat dibedakan atas: bandara

internasional, bandara domestik, bandara internasional dan domestik.

a. Bandar udara domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya

menangani penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama.

Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi dan tidak

mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.

b. Bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi

dengan fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan

internasional menuju dan dari negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya

lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk

menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan

(5)

2.5 Letak Lokasi Bandara Yang Baik dan Tepat

Pembangunan sebuah bandara yang baik diawali dengan lokasi bandar

udara dan selanjutnya ketersediaan fasilitas bandara yang mencukupi (Rustian

Kamaluddin, 2003). Dengan adanya bandar udara akan memberikan keuntungan

bagi pengembangan wilayah dan perkembangan bandar udara baik secara

langsung maupun tidak langsung. Selain itu para ahli ekonomi regional juga

mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah dalam

kaitannya dengan pengembangan kawasan industri adalah lokasi. Hal ini dapat

dipahami karena dengan menentukan lokasi yang tepat maka biaya transportasi

akan dapat diminimalkan baik untuk mengumpulkan faktor produksi (input)

maupun untuk memasarkan hasil-hasil produksi (output).Menurut Rustian

Kamaluddin (2003) bandara yang baik adalah :

a. Harus menyediakan suatu tempat pendaratan yang cukup untuk kelancaran

mobil dengan kecepatan tinggi di atasnya tanpa menimbulkan

ketidaksenangan yang berarti bagi para penumpang.

b. Harus berhubungan dengan kota berdekatan dengan angkutan kereta api dan

angkutan jalan dan harus merupakan suatu tempat yang berdekatan dengan

lingkungan publik. Gedung-gedung yang berdekatan haruslah tidak

tinggi-tinggi. Ketersediaan suplai listrik, air minum dan sumber tenaga juga

merupakan hal yang esensial pada letak lokasi pelabuhan udara tersebut.

c. Perlu berbagai pertimbangan lainnya berupa kemungkinan untuk perluasan,

kondisi topografi, karakteristik tanah, drainase, ukuran dan bentuk lapangan

(6)

2.6 Fungsi Dan Manfaat Transportasi Udara Dan Bandara

Menurut PP RI 15 Tahun 1992 bandar udara memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pengendalian keselamatan lalu lintas angkutan udara.

2. Mengatur keamanan dan keselamatan lalu lintas udara serta kesehatan sanitasi

Bandar udara.

3. Menyediakan dan memelihara fasilitas Bandar udara telekomunikasi, navigasi

dan listrik.

4. Mengatur dan mengawasi ground handling untuk kelancaran arus penumpang

dan barang.

5. Mengendalikan dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban umum

Bandar udara (Lidwina Masak, 2005).

Menurut Lisa Herdiana (2012), transportasi memiliki fungsi dan manfaat

yang terklasifikasi menjadi beberapa bagian penting. Transportasi memiliki fungsi

yang terbagi menjadi dua yaitu melancarkan arus barang dan manusia dan

menunjang perkembangan pembangunan (the promoting sector). Sedangkan

manfaat transportasi menjadi tiga klasifikasi yaitu:

1. Manfaat Ekonomi

Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan

menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang

menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak

geografis barang dan orang sehingga akan menimbulkan adanya transaksi.

(7)

Transportasi menyediakan berbagai kemudahan untuk kebutuhan sosial,

diantaranya:

a) pelayanan untuk perorangan atau kelompok,

b) pertukaran atau penyampaian informasi,

c) Perjalanan untuk bersantai,

d) Memendekkan jarak dan

e) Memencarkan penduduk.

3. Manfaat Politik

Transportasi menciptakan persatuan, pelayanan lebih luas, keamanan negara,

mengatasi bencana, dan lain-lain.

4. Manfaat Kewilayahan

Memenuhi kebutuhan penduduk di kota, desa, atau pedalaman.

Sedangkan pendapat lain mengatakan faktor penentu pengembangan

transportasi menurut Hay dalam Nur Nasution (2004)terdapat beberapa faktor

yangmempengaruhi perkembangan transportasi di masa akan datang seperti

berikut:

1. Ekonomi

Alasan ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya

systemtransportasi, dengan tujuan utama untuk mengurangi biaya produksi

dandistribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan menjangkau pasar

yang lebih luas.

(8)

Alasan dikembangkannya sistem transportasi pada awalnyaadalah untuk

mengatasi keadaan alam setempat dan kemudian berkembang dengan upaya

untuk mendekatkan sumber daya dengan pusat produksi dan pasar.

3. Politik

Alasan dikembangkannya suatu sistem transportasi secara politik adalah untuk

menyatukan daerah-daerah dan mendistribusikan kemakmuran ke seluruh

pelosok suatu negara tertentu

4. Pertahanan dan Keamanan

Alasan dikembangkannya sistem transportasi dari segi pertahanan keamanan

negara adalah untuk keperluan pembelaan diri dan menjamin terselenggaranya

pergerakan dan akses yang cepat ke tempat-tempat strategis, misalnya daerah

perbatasannegara , pusat-pusat pemerintahan,atau instalasi penting lainnya

5. Teknologi

Adanya penemuan-penemuan teknologi baru tentu akan mendorong kemajuan

dikeseluruhan sistem transportasi.

6. Kompetisi

Dengan adanya persaingan, baik antarmoda, maupun dalam bentuk

lainnya,seperti pelayanan, material dan lain-lain, secara tidak langsung

akanmendorong perkembangan sistem transportasi dalam rangka

memberikanpilihan yang terbaik.

(9)

Dengan makin meningkatnya arus urbanisasi, maka pertumbuhan kota-kota

akan semakin meningkat dan dengan sendirinya kebutuhan

jaringantransportasi untuk menampung pergerakan warga kotanya pun akan

semakin meningkat.

Sebagaimana transportasi pada umumnya, transportasi udara mempunyai

fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang (servicing sector) dan unsur

pendorong (promoting sector) [Abubakar, 2000] dalam web ugm.

a. Peran transportasi udara sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari

kemampuannya menyediakan jasa transportasi yang efektif dan efisien untuk

memenuhi kebutuhan sektor lain, sekaligus juga berperan dalam

menggerakan dinamika pembangunan.

b. Sedangkan sebagai unsur pendorong, transportasi udara juga sudah terbukti

mampu menjadi jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah

terisolasi dan juga melayani daerah-daerah dan pulau-pulau terpencil.

Tersedianya transportasi yang dapat menjangkau daerah pelosok termasuk

yang ada di perbatasan sudah pasti dapat memicu produktivitas penduduk

setempat, sehingga akhirnya akan meningkatkan penghasilan seluruh rakyat

dan tentunya juga pendapatan pemerintah.

2.7 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam

perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat

ditujukan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun

(10)

mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti, 2004) dalam Satria Nasution. Senada

dengan itu, Hamel dan Pharalad juga mengatakan strategi merupakan tindakan

yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus – menerus, dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa

depan (Rangkuti, 2004) dalam Satria Nasution, 2011.

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang

mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan

yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai

melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Strategi adalah proses penentuan

rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan

tersebut dapat dicapai. Oleh sebab itu strategi mempengaruhi keberhasilan

perusahaan dalam jangka panjang dan juga strategi memilih konsekuensi yang

multifungsi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal

yang dihadapi oleh perusahaan.

2.8 Konsep Perancanaan dan Pengembangan Bandara 2.8.1 Perencanaan Strategis dan Perencanaan Pengembangan

Mengikuti Olsen dan Eadie (1982) dalam Bryson (2008), mendefenisikan

perencanaan strategis sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan

dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi

organisasi (atau entitas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas

lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti

(11)

Sementara itu, Salusu (2008) menyatakan bahwa perencanaan strategis

adalah instrumen kepemimpinan dan suatu proses. Sebagai suatu proses, ia

menentukan apa yang dikehendaki suatu organisasi di masa depan dan bagaimana

usaha mencapainya; suatu proses yang menjelaskan sasaran-sasaran. Seperti juga

ditegaskan oleh Steiss (1985) dalam Salusu (2008) bahwa perencanaan strategis

sebagai komponen dari manajemen strategis bertugas untuk memperjelas tujuan

dan sasaran, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama dalam memperoleh dan

mengalokasikan sumberdaya, serta menciptakan suatu pedoman dalam

menerjemahkan kebijaksanaan organisasi.

Bryson (2008) menguraikan delapan langkah untuk mengembangkan

berpikir dan bertindak strategis dalam pemerintahan, lembaga publik, organisasi

nirlaba, komunitas atau entitas lainnya yaitu meliputi :

(1) memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategis

(2) memperjelas mandat organisasi

(3) memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi

(4) menilai lingkungan eksternal

(5) menilai lingkungan internal

(6) mengidentifikasi isu strategis yang dihadapi organisasi

(7) merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu

(8) menciptakan visi organisasi yang efektif untuk masa depan

Oleh sebab itu, perencanaan startegis adalah perencanaan yang

berhubungan dengan proses penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber

(12)

Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti

kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, aplikasi ilmu pengetahuan

dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.

Perencanaan Pengembangan adalah perencanaan yang ditujukan untuk

lebih meningkatkan keluaran sistem menambah jenis keluaran sistem dengan

menambahkan komponen baru, mengurangi komponen yang ada, atau

menciptakan subsistem yang baru. Dengan menciptakan sistem atau teknologi

tersebut, hasil yang diinginkan dapat dipenuhi dengan lebih efektif dan efisien

dengan cara-cara yang lebih baik, yang biasanya tidak konvensional.

2.8.2 Rencana Pengembangan Bandara

Untuk melaksanakan pembangunan suatu bandar udara, agar memperoleh

hasil yang optimal, perlu mengacu pada beberapa jenis tingkatan perencanaan

bandar udara. Perencanaan-perencanaan tersebut antara lain :

1. Perencanaan Sistem

Perencanaan sistem mencakup tiga tingkatan yaitu perencanaan sistem

tingkat nasional, perencanaan sistem tingkat regional, dan perencanaan

sistem tingkat propinsi.

2. Perencanaan Induk

Perencanaan ini dimaksudkan sebagai petunjuk pengembangan yang akan

datang, agar dapat mengakomodasikan permintaan penerbangan dan sesuai

lingkungan, perkembangan masyarakat, moda angkutan lainnya, dan bandar

(13)

3. Perencanaan Proyek

Secara rinci, perencanaan induk ini mewujudkan dalam

perencanaan-perencanaan proyek yang mencakup horizon waktu lebih pendek di bawah

lima tahun.

2.8.2.1 Rancangan Bandar Udara

a. Denah Bandar Udara

Gambar denah menunjukkan konfigurasi, lokasi, dan ukuran semua fasilitas

fisik seperti konfigurasi landas pacu, landas hubung, apron posisi dan ukuran

fasilitas terminal, serta lokasi zona pendekatan landas pacu.

b. Rencana Penggunaan Tanah

Dalam rencana ini diuraikan penggunaan tanah secara rinci untuk seluruh

kawasan bandar udara yang diusulkan dan ditunjukan pula penggunaan tanah

di luar batas

c. Rencana Area Terminal

Rencana ini menunjukkan ukuran dan lokasi berbagai bangunan dan ruang

kegiatan dalam area terminal. Penggambaran atau uraian mengenai terminal

ini secara konseptual saja yaitu bagaimana menangani beragam fungsi

terminal dan mewadahi berbagai kegiatan yang diperkirakan akan terjadi di

area tersebut.

d. Rencana Jalan Bandar Udara

Rencana ini memuat secara ekplisit rute angkutan permukaan yang

menghubungkan bandar udara dengan pusat-pusat bisnis dan sumber-sumber

(14)

yang bersangkutan termasuk hubungan-hubungan dengan sistem transportasi

regional dan kota.

2.8.2.2 Rencana Keuangan

a. Jadwal Pengembangan/Pembangunan

Jadwal pengembangan/pembangunan yang disarankan memuat tahapan

kegiatan yang terdiri atas jangka pendek, jangka sedang, dan jangka panjang.

Menurut kurun waktu perkembangan permintaan terhadap kemampuan yang

harus dimiliki bandar udara.

b. Perkiraan Biaya Pengembangan atau Pembangunan

Dari rencana denah bandar udara menurut tahapan

pengembangan/pembangunan yang sudah disusun, dapat diperkirakan secara

kasar kebutuhan biaya setiap tahapan berdasarkan indeks dasar pembangunan

setiap jenis bangunan.

c. Analisis Kelayakan Ekonomi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa proyeksi pendapatan dari

pengembangan/pembangunan bandar udara ini akan dapat menutup biaya

yang dikeluarkan. Kelayakan ini diharapkan dapat dicapai untuk setiap

tahapan proses rencana induk.

d. Analisis Kelayakan Finansial

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa skala kegiatan yang

direncanakan dapat didukung permodalan oleh pihak yang bertanggung

(15)

2.9 Penelitian Terdahulu

Leli dan Nazwar (2012) dalam jurnal yang berjudul Analisis Ekonomi Dan

Finansial Pengembangan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) di

Sumatera Barat menyatakan kesimpulan bahwa bandar udara Minangkabau

ternyata layak dikembangkan ditinjau dari sudut ekonomi dan finansial. Hal ini

terlihat dari Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) dan Internal

Rate of Return (IRR) yaitu BCR = 2,31 >1, NPV = $99.583.747 >0 dan IRR =

45% besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang diasumsikan 9%. Pertumbuhan

penumpang dan pesawat cukup besar.

Lewi Anatasia Sinaga, Freddy Jansen, Audie L. E. Rumayar, Elisabeth

Lintong(2014) dalam jurnal yang berjudul Perencanaan Pengembangan Bandar

Udara di Kabupaten Nabire menyatakan kesimpulan Panjang landas pacu setelah

pemgembangan sebesar 2.867 meter dari landas pacu awal yaitu 1400 meter. Jarak

dari treshold sampai titik awal exit taxiway adalah 1.747 meter, Panjang taxiway

yang dibutuhkan 175 meter, Luas apron dibutuhkan adalah 200 77 m = 15.400

m2. Luas gedung terminal yang dibutuhkan minimum (650 x 196) atau sebesar

127.200 m Luas gudang minimum (40 x 22 m) atau 880 m. Luas pelataran parkir

yang dibutuhkan minimum (178 × 121) m atau sekitar 21538 m2. Tebal

perkerasan apron dengan metode PCA dengan working stress = 359.268 Psi

adalah

13 inch = 33 cm.

Hilda Ina Yogi (2012) dalam skripsi yang berjudul Analisis Peranan

(16)

Sulawesi Selatan Periode Tahun 1996 -2010 menyimpulkan bahwa jumlah

frekuensi lalu lintas pesawat berpengaruh positif, jumlah penumpang berpengaruh

negatif, Inflasi Sulawesi Selatan tidak berpengaruh terhadap kontribusi bandar

udara Hasanuddin pada sektor perdagangan SulSel dan kontribusi bandara pada

sektor perdagangan saat sebelum dan sesudah pengembangan bandara tidak

memiliki perbedaan.

2.10 Kerangka Konseptual

Untuk melihat potensi Bandara Silangit di KabupatenTapanuli Utara,

maka terlebih dahulu akan dilihat keadaan / kondisi Bandara Silangitdi Kabupaten

Tapanuli Utara saat ini, agar dapat menentukan potensi - potensi dari Bandara

Silangit dan hambatan yang dihadapi Bandara Silangit dalam pengembangannya.

Dengan mengetahui potensi-potensi dan hambatan Bandara Silangit dapat

mewujudkan Bandara Silangit yang maju untuk perkembangan daerah Kabupaten

Tapanuli Utara khususnya. Berikut adalah kerangka konseptual dalam

menganalisis potensi pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli

(17)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Potensi Bandara Silangit Kondisi dan Keadaan

Bandara Silangit

Faktor Internal :

Kekuatan dan Kelemahan

Faktor Eksternal :

Peluang dan Tantangan Standar Umum Operasional

Bandara Udara

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Potensi Bandara Silangit

Referensi

Dokumen terkait

[r]

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan di Gumilang.

Pengawasan lingkungan di Kecamatan Manggala yang dimaksud dalam hal pemanfaatan lahan secara terkendali dan terencana sesuai dengan skala prioritas untuk

Demikian surat keterangan ini dibuat sebagai dasar pihak Universitas Bangka Belitung untuk penerbitan Ijazah dan Transkrip Nilai S-1 (Strata 1) dan saya tidak akan menuntut

The consistency of the amino acid response to phytase addition appears to depend very much on the ingredients used, however, since whilst responses were observed in an amino

Menyatakan bahwa total SKS matakuliah pilihan yang telah saya tempuh selama perkuliahan lebih dari 18 SKS (6 matakuliah pilihan) sesuai dengan kurikulum tahun 2010 –

Mohon diisi dengan memberikan tanda (√) pada kolom (*) dari pilihan yang tersedia untuk informasi penelusuran dan penilaian kinerja lulusan pada Borang

[r]