• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI POLITIK INDONESIA Tantangan Pelu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKONOMI POLITIK INDONESIA Tantangan Pelu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN

EKONOMI-POLITIK INDONESIA:

PELUANG & TANTANGAN

Didin S Damanhuri

*)

(2)

Proses Pertumbuhan Demokrasi Modern

(dan praktek Demokrasi di Negara2: NON-BARAT & Neg2 sdng Brkmbang/NSB)

FEODALISME

Negara: Tdk Dijajah (SEMI FEODAL )

(Uni Soviet & Eropa Timur)

2) Rezim Demokrasi

(Eropa & AS)

1) Rezim Facisme

(3)

Consolidated Democracy

Transisi Demokrasi menuju Demokrasi Modern

(Empirical Model): Indonesia, What Next?

Authoritarian/

Totalitarian Political Regime

Heterodox Democracy

( Korsel, Malaysia, Thailand,) Turki dan Indonesia?

Catatan, Bbrp Ciri Demokrasi Modern:

• Impersonal Society

• Supremasi Hukum (Rule of Law & Game, Code of Conduct)

• Relasi Demokrasi dengan Kesejahteraan

• Leadership:Model Barat atau Model Asia

• Kuatnya Civil Society (Masyarakat Madani)

Clean & Effective Government (Good

Governance)

• Kebebasan Pers

Consolidated Democracy (Msh banyak ditemukan Anomali: msl

praktek neo-feodal dlm pelaksanaan trias political, dll)

New Socialism ( Latin American: Bolivia, Brazil

Venezuela, Chili, Argentina..)

China ? Two sistem in One State

American Democracy (Politik Neoliberal)

(Pilipina, Mexico & Beberapa Negara Amerika Latin)

(4)

Ekonomi-Politik berbasis

Demokrasi Substantif

* Demokrasi substantif menjadi bagian dari Politik Nasional dimana bukan hanya milik kaum Elit, Kelompok, apalagi Kepentingan Asing dimana nilai-nilai Kebangsaan yang luhur diterima oleh semua Kelompok Kepentingan (yang harus Diagregasikan menjadi Kepentingan Nasional) dan diimplementasikan dalam proses kemasyarakatan dan Kenegaraan.

* Demokrasi Substantif, antara lain (diadopsi dari Umar Chapra)

Tercapainya kesejahteraan umum ( Falah/ Material dan spiritual)

Kehidupan yang baik (Good Life/ High Qualty of Life)(Hayatan Tayibah)

dalam pemerintahan, bisnis maupun masyarakat (Good Governance)

Ekonomi yang mendasarkan need bukan explorasi wants yang menimbulkan

keserakan sehingga terjadi prilaku economic animal

Kehidupan keluarga yang baik ( Sakinah Mawwaddah Warrahmah)

Negara yang menjaga keadilan (adalah), Anti explolitasi serta tercipta

soladiritas social (Demokrasi sosial, Baldatun Thoyibbatun warrabun ghofur)

(5)

Mengapa Praktek Demokrasi di Indonesia

Masih Jauh dari Demokrasi Substantif ?

I. Hambatan, antara lain :

1. Indonesia mengalami negara kerajaan (Majapahit, Sriwijaya sekitar 6 abad, kesultanan 2 abad), penjajahan Belanda (3,5 abad), Otoritarian pasca kemerdekaan politik (40 tahun).

2. Reformasi sebagai bahasa lain dari “bing-bang politik” (Demokrasi mulitipartai sekaligus Desentralisasi secara radikal) dikawinkan dengan ekonomi neoliberalisme berbasis “ Washington Consensus”. Sementara secara Sasco-Cultural, marak praktek neo-Feodalisme yg dwujudkan dlm praktek “bad Governance” baik di pusat maupun daerah ( di Parlemen, Pemerintah, Peradilan, korporasi, bahkan dalam masyarakat).

3. Di akhir masa Soeharto (Rezim Otoritarian) Tk Pendidikan masih di dominasi (80%) oleh lulusan SD atau tidak tamat dan ketimpangan yang buruk/ antar gol. Pendptan, antar-wilayah (Jawa-luar-Jawa, kota-desa, KIB-KIT). Catatan: Korsel diakhir Chon-doo-Wan (Rezim-Otoriter), pendidikan sudah rata-rata SMA dan tingkat kemeratan terbaik di antara negara2 berkembang.

(6)

II. Peluang, antara lain :

1. Ormas-ormas Islam terbesar di Indonesia

NU sekitar 45 juta

Muhamadiyyah 35 jutaPUI 20 juta

Lain-lain

yg menjadi Cikal bakal “Civil Society” yang pro-Demokrasi karena lebih merepresentasikan Islam Moderat ( Ummatan Washattan)

2. Makin tumbuhnya Kelas Menengah Islam (karena tingkat Pendidikan, pendapatan, dan independen secara Politik/Kritis).

3. Sangat banyaknya tumbuh Watch-dog dan Media massa yang memperkuat Check and Balance dan kontrol ( Kemenangan Prita, Chandra dan Bibit, dan Opsi C di DPR) karena peran public control ini.

4. Makin banyaknya Contoh daerah-daerah Tk.I dan II yang makin ada relasi antara hasil Demokrasi (Pilkada) dengan pelaksanaa good governance dan Kesejahteraan yang bisa menjadi bench-mark bagi daerah2 lain.

(7)

Konstruksi Ekonomi-Politik : Produk dari Warisan

Kebijakan Masa lalu

Swasembada beras / pangan nasional (1983)

Bagian dari Strategi

pemenuhan kebutuhan pokok, untuk mencapai stabilitas harga2, stabilitas ekonomi & stabilitas politik dalam rangka mencapai prtumbuhan

ekonomi yng tinggi lewat Industrialisasi manufaktur

Ditegakan dengan sistem pemerintahan yang otoriter (represi militer,partai

dominan & oligarki politik), dbiayai Utang&petro $

Akhir 1980an:liberalisasi perekonomian

(perbankan,pasar modal, prdagangan, dst.) yng tdk slektif (buka-bukaan)

Pergerakan Moneter jauh lebih besar dari pergerakan barang & jasa (Decoupling):

BUBBLE ECONOMY & AOTORITARIAN REGIME :

-Content impor industri

makin mendekati 100%

-Impor Barang & Jasa termasuk

bahan pangan kebutuhan pokok

-Rezim Pemrt Otoriter, Korup &

Nepotis

SUMBER KRISIS

EKONOMI’98

(8)

Big Bang Politik:

Sistem Multipartai

Otonomi daerah Kebebasan Pers

Demokratisasi

( 1998 )

Penanganan Krisis lewat LoI IMF (diteruskan dng White Paper = IMF)

Demoktratisasi Politik dgn Politisasi & penggunaan Kebebasan yang Over Dosis

Pengelolaan konflik yang makin sulit, meski terdapat pelbagai sukses ( aceh, maluku, dll.) tapi muncul berbagai konflik baru (pilkada, tanah, ruang usaha, dst.)

“Asingisasi” : scr Ekonomi penguasaan asset publik dan ketrgantungam impor dari banyak barang kebutuhan pokok (kedelai, jagung, gula, daging, garam, beras, gandum, buah-buahan, sayur-sayuran, dst) & Mnyusutnya sumberdana Migas (net-Importir) : Juga Politik (Makin tergantung AS)

SEMENTARA:

Produktivitas Stagnan, Teknologi

tertinggal, dan makin

lack of Vision

terhadap kemandirian & Kedaulatan

Ekonomi&Politik dari Pemerintah Orde

Reformasi

(9)

Kebijakan Pemerintah Pasca Orba/Reformasi

terhadap Warisan Masa lalu & Perkembangan

kontemporer

Tetap berkutat pada ukuran sukses yang mengacu

semata kepada Stabilitas ekonomi makro (pertumbuhan,

inflasi, kurs rupiah, suku bunga, dst.) dg Politik yg terlalu

Liberal

Tak ada

Blue Print

Reformasi ekonomi dan Politik scr

menyeluruh atas dasar : (1) Assesment kebutuhan nyata (

felt need

) rakyat dan keragaman daerah ; (2)

Market

Intellegence

dari perkembangan ekonomi global ; srt

Demokrasi Politik yg brorientasi Kesejahteraan Rakyat.

(10)

Hambatan Mewujudkan Kemandirian

Ekonomi & Politik

Demokrasi Politik yang cenderung menciptakan proses “kompradorisasi”

yang menempatkan bangsa dependen terhadap kepentingan negara maju

Ukuran sukses pembangunan hanya semata ditekankan kepada stabilitas

Makro Ekonomi & Politik dg menganggap globalisasi sebagai fenomena

yang netral, bahkan sumber kemajuan tanpa sikap kritis

Industrialisasi yang berbasis impor dan mengabaikan

competitive

advantage

berbasis sumber daya domestik (SDA, SDM, kreativitas, dst.)

dengan iptek dan nilai lokal

Ketiadaan

grand-design

yang komprehensif untuk kemandirian dan

kedaulatan Ekonomi & Politik (“Terlalu Liberal”) : dari mulai payung

kebijakan makro ekonomi dg dukungan kebijakan fiskal, moneter,

perbankan, tata-ruang, penyuluhan, pengembangan teknologi, hingga

gerakan budaya dan kebijakan industrialisasi yang berbasisan sumberdaya

domestik (Kebijakan Ekonomi), bbrp Faktor2 Penyebab Mendasar mngapa

Indonesia slama ini Kurang Berdaulat scr Ekonomi. Juga dlm mngadopsi

Sistem Demokrasi Barat dg Kebebasan Pers tanpa Tanggungjawab Sosial,

“Politik Transaksional”, Ketiadaaan Pemimpin yg menciptakan Konsensus,

dst…bbrp faktor scr Politik-pun Indonesia kurangf berdaulat.

(11)

Rekomendasi kebijakan

Jangka Menengah & Panjang

Perlu Kebijakan dalam menghadapi Globalisasi menyiapkan

program aksi berbasiskan visi kepentingan nasional untuk

menyusun

blueprint

reformasi ekonomi bersamaan dengan

demokratisasi politik yang mensejahterakan rakyat dg Model

Pemb yg “Asian Way” (keseimbangan yg tepat Peran Negara

& Pasar)

Perlu kebijakan makro dan mikro ekonomi serta

industrialisasi yang menekankan

competitive advantage

berbasiskan sumberdaya domestik (SDA, SDM, kreativitas,

dst.) (Res.based Ind) dengan kandungan iptek dan nilai lokal

srt pengembangan “Unit Banking System” yang berorientasi

“full employment policy“.

Perlu

grand design

kebijakan untuk mencapai

kemandirian &

kedaulatan Ekonomi & Politik

nasional, Daerah dan lokal

berbasiskan Kepentingan Nasional & Kearifan Bangsa

(Agama, Tradisi Positif, Kearifan Daerah & Lokal)

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Dari kegiatan advokasi untuk perbaikan tata kelola hutan dan lahan di Sumatera Selatan yang dilaksanakan LBH Palembang pada tahun 2018, ditemukan ada 2 (dua) kasus

Hasil penelitian Nashrath, Akkadechanunt dan Chontawan (2011) diperoleh data bahwa total skor untuk harapan perawat terhadap kualitas keperawatan adalah = 87,32 dan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Religiusitas dan Kepercayaan terhadap Preferensi masyarakat menabung dibank syariah dengan Pelayanan sebagai

SISTEM MAKLUMAT SISTEM SOKONGAN PENGURUSAN SISTEM SOKONGAN OPERASI - Sistem Maklumat Pengeluaran - Sistem Maklumat Pemasaran - Sistem Maklumat Kewangan - Sistem Maklumat Perakaunan

Uraian pada mata kuliah ini dimulai dari pengertian pendidikan secara umum sebagai dasar Pembahasan tentang landasan-landasan kependidikan1. Landasan-landasan kependidikan

 Jenis tulisan tangan yang besar menunjukkan besarnya ambisi seseorang namun murah hati dan selalu ingin dihargai oleh orang lain, di samping suka

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan SPF (Sun Protection Factor) dari ekstrak n-Heksan etanol bekatul (Oryza sativa) dengan menggunakan metode

[r]