• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM ISLAMIC DEVELOPMENT BANK (IDB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM ISLAMIC DEVELOPMENT BANK (IDB)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 4 TAHUN 1 9 9 2

TENTANG

PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KE DALAM MODAL SAHAM ISLAMIC DEVELOPMENT BANK (IDB)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Keput usan Presiden Nomor 5 Tahun 1975 t ent ang Pengesahan Agreement Est ablishing t he Islamic Development Bank, Negara Republik Indonesia merupakan anggot a Islamic Development Bank;

b. bahwa sebagai anggot a Islamic Development Bank, Negara Republik Indonesia mempunyai kewaj iban menyet or sej umlah dana sebagai penyert aan modal Negara pada Islamic Development Bank,

c. bahwa dalam usaha mempcrt ahankan besarnya prosent ase saham Negara Republik Indonesia dalam modal saham Islamic Development Bank, dipandang perlu menambah penyert aan modal Negara ke dalam modal saham Bank t ersebut ;

d. bahwa pemilikan modal saham Negara Republik Indonesia dalam modal saham Islamic Development Bank pada dasarnya merupakan salah sat u bent uk pemisahan sebagian kekayaan Negara yang disert akan dalam modal saham Bank t ersebut dan perlu dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Indische Compt abilit eit swet (St aat blad Tahun 1925 Nomor 448) sebagaimana t elah beberapa kali diubah, t erakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968 (Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2860);

MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA KE DALAM MODAL SAHAM ISLAMIC DEVELOPMENT BANK (IDB).

Pasal 1

(2)

PRESID EN REPUBLIK IND O NESIA

- 2 -

a. penyert aan modal Negara pada Tahun 1975 sebesar ID 25. 000. 000. -;

b. penambahan penyert aan modal Negara pada Tahun 1981-1985 sebesar ID 38. 100. 000, -;

c. penambahan penyert aan modal negara sebesar ID 18. 348. 000. -.

(2) Penambahan penyert aan modal Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dilakukan secara bert ahap dimulai pada Tahun 1992.

Pasal 2

Pelaksanaan penambahan penyert aan modal Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) dilakukan oleh Ment eri Keuangan.

Pasal 3

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan. pengundangan Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Dit et apkan di Jakart a

pada t anggal 9 Nopember 1992

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a

pada t anggal 9 Nopember 1992

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

Referensi

Dokumen terkait

Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan

dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.. (3) Pelaksanaan

Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati dan dilakukan guru dan murid untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal

Dalam proses pembelajaran di kelas, ada beberapa siswa yang melihat-lihat kearah jendela ketika ada orang lewat sehingga tidak fokus terhadap materi yang diberikan.Mungkin ini

Dari permasalahan di atas, dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa penyampaian informasi hasil studi siswa SMA Negeri 1 Medan sangat perlu dibangun sebuah sistem informasi, dan juga

Pada kasus-kasus seperti ini, sangat diperlukan pendekatan yang menyeluruh yang dapat membantu anak dalam belajar sekaligus menaikkan self-esteem, kemampuan mengatur

Dari semua yang telah kita tulis kita juga bisa mengambil satu titik temu dari. permasalahan yang kita hadapi, kita juga bisa melihat permasalahan dengan

TRE berasumsi bahwa karena keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai irasional orang berhubungan secara kausal dengan gangguan-gangguan emosional dan behavioralnya, maka cara