• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eco Business Park Kwala Bekala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eco Business Park Kwala Bekala"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

Judul proyek ini adalah Eco Business Park Kwala Bekala. Adapun pengertian dari tiap kata adalah sebagai berikut :

a. Eco

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan keanekaragaman organisme hidup, dan bagaimana hal-hal tersebut dipengaruhi oleh interaksi antara organisme hidup lingkungannya (cahaya matahari, iklim, geologi, termasuk organisme hidup lain di habitatnya).

Arsitektur Ekologi adalah salah satu konsep arsitektur dengan pendekatan desain yang secara holistic (menyeluruh, terintegrasi) menekankan konteks terhadap makhluk hidup dan lingkungan (environment), serta mencegah dan memperbaiki kerusakan ekosistem.

b. Business

(2)

dengan sistem sosialistik, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Dalam hal ini bisnis yang ditujukan adalah penyediaan kantor sewa dan area komersil.

c. Park

Dapat diartikan sebagai taman yang merupakan area untuk berekreasi dan berjalan-jalan serta sebagai penyegar ruang dalam dan luar.

d. Kwala Bekala

Kwala Bekala adalah kelurahan di kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

(3)

2.2. Lokasi

Lokasi terletak di Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara dengan luas wilayah 21,58 Km2.

Kecamatan Medan Tuntungan sendiri berbatasan dengan :

Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

Sebelah Utara : Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor

2.2.1 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek

a. Kasus Proyek : Eco Business Park b. Status Proyek : Fiktif

c. Pemilik Proyek : Swasta dan Pemerintah d. Lokasi Tapak : Jl. Bunga Turi

e. Letak Geografis : 02°53′23.6″ Lin tang Utara dan 98°31′18.8″ BujurTimur

f. Batas-batas Tapak

- Batas Utara :Hotel dan Pusat Perbelanjaan - Batas Timur : Lahan Kosong

- Batas Selatan : Youth Centre

- Batas Barat : Hotel Bisnis Dan Pusat Kuliner g. Luas Lahan : ± 1.5 Ha (± 15.000 �2)

h. Peruntukan Lahan : Komersil, Perkantoran, Permukiman

(4)

2.3. Studi Literatur

2.3.1 Mebidangro

Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo visi yang jauh ke depan (visi 2027) yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau, mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan transportasi umum yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi, Rencana Pengembangan Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun 2030. Tujuannya agar Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi skala nasional yang mampu bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi Regional IMT-GT, di samping melayani penduduknya dengan prima. Luas wilayah Metropolitan Mebidangro adalah 301.697 ha, meliputi Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo. Pada tahun 2009 total jumlah penduduk metropolitan ini mencapai 4.2 juta Jiwa.

Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi: 1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro

sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama ekonomi subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-MalaysiaThailand;

2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama pengembangan wilayah Sumatera bagian utara;

(5)

4. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan;

5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya di Kawasan Perkotaan Mebidangro.

Untuk mendukung kebijakan diatas, maka diambil lima langkah strategis pengembangan Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu pengembangan koridor ekonomi internasional Belawan – Kuala Namu, pembangunan pusat-pusat pelayanan kota baru, revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau Deli, pembangunan dan pemantapan Koridor Hijau Mebidangro, dan pengembangan Akses Strategis Mebidangro.

2.3.2 TOD(Transit Oriented Development)

Transit Oriented Development muncul pertama kali pada tahun 1990-an

yangdi pelopori oleh Peter Calthorpe. TOD muncul dikarenakan fenomena

urbansprawl yang mengakibatan tingginya penggunaan kendaraan pribadi

(6)

Gambar. 2.1 Konsep TOD

(Sumber : Calthrope dalam Wijaya (2009))

Konsep Transit Oriented Development (TOD) ini menawarkan alternative menuju pola pengembangan dengan menyediakan fungsi-fungsi working,

living,leisure dalam populasi yang beraneka ragam, dalam kepadatan yang

(7)

2.3.2.1 Studi Literatur penerapan konsep TOD(Transit Oriented Development)

1. Atlanta, Georgia, Amerika.

Kota ini memiliki sistem lalulintas berbasis transit dibawah MARTA

(Metropolitan Atlanta Rapid Transit Authority) yang juga mengontrol

pengembangan kota berbasis TOD dan mixed-use development dalam sistem tata

kotanya. Sistem transit yang ada disana menjangkau baik area residensial (hunian

warga) hingga area destinasi (kantor, pertokoan, sekolah, dan lain-lain). Sistem

transit juga melayani para commuter pada jam-jam sibuk untuk mengakses ke

berbagai tujuan dalam kereta yang sama. Konsep mixed-use development

diaplikasikan dalam bentuk vertical mixed-use, yaitu pengembangan

produk-produk properti secara vertikal, bukan secara horizontal. Dengan begitu

fungsi-fungsi dapat disatukan ke dalam ruang-ruang vertikal yang lebih efektif dan

memungkinkan ruang-ruang terbuka dalam kota.

Strategi sistem transit di Atlanta

Gambar. 2.2 Sistem TOD Atlanta

(Sumber : Google Images)

Dalam menjalankan sistem transitnya, MARTA mengkategorisasikan tujuh

(8)

kepadatan, lokasi, tataguna lahan, dan fungsi transit. Tipologi stasiun tersebut

dibagi kedalam urban core, town center, commuter town center, neighborhood,

arterial corridor, special regional destination, dan collector.

Tujuan pengkategorisasian ini adalah untuk memahami bagaimana stasiun

berkembang kedalam lokasi-lokasi yang mendukung sistem TOD.

Gambar. 2.3Urban Core

(Sumber : Google Images)

Di area urban core atau pusat kota, tataguna lahan di area ini diatur untuk

pengembangan perkantoran, institusi, hotel, fasilitas publik, dan area residensial

multi-family. Indikator sukses pada area ini adalah operasional penuh 24 jam

dalam seminggu terhadap produk properti didalamnya (residensial, retail, restoran,

ataupun cultural) sehingga lingkungan di area ini tidak pernah mati alias selalu

ramai. Contohnya dapat terlihat di Peachtree Center Station yang

mengintegrasikan berbagai properti yang kompleks dengan skywalk. Ataupun

contoh lain di South Boston Waterfront yang menyediakan akses yang terjangkau

antara stasiun dengan lokasi-lokasi destinasi.

Standar yang mengatur kepadatan dan penggunaan lahan TOD dapat berjalan

lancar apabila pembangunan properti disekitarnya juga sesuai dengan masterplan

dan standar-standar tertentu yang telah ditetapkan. Tujuan utamanya adalah

kepadatan dan penggunaan lahan dapat terkontrol dengan benar. Standar yang

mengatur tentang density misalnya, lebih menitikberatkan pada unsur floor

(9)

Standarisasi FAR sangat berguna karena dapat digunakan untuk membandingkan

kepadatan terhadap berbagai fungsi yang berbeda. Bangunan tinggi dengan ruang

terbuka luas di lantai dasar, dan bangunan pendek dengan ruang terbuka sempit,

dapat memiliki FAR yang sama.

2.3.2.2 Konsep TOD(Transit Oriented Development)pada kawasan perancangan

Gambar 2.4 Konsep TOD Kawasan Perancangan (Sumber : Data Pribadi)

(10)

2.3.3Masterplan

Gambar 2.5

Peta Masterplan Kwala Bekala yang Telah di desain ulang (Sumber : Hasil olah gambar perancangan)

(11)

2.3.4 Definisi Mixed-use

Beberapa definisi mengenai mix use building menurut beberapa sumber sebagai berikut :

a. Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal dengan istilah "mixed-use building" adalah suatu bangunan yang mengakomodasi beberapa fungsisekaligus.

b. Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan

atau fungsi dalam bangunan. (Dimitri Procos.1976)

c. Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi

kegiatan termasuk hotel, pusat konveksi, apartemen dan perumahan, perkantoran, pusatperbelanjaan dan pusat kebudayaan lainnya. (Dudley H. William, Encyclopedia of American Architecture)

Jadi dapat disimpulkan Mix Use Building adalah bangunan yang memiliki fungsi dasar yang berbeda jenisnya sehingga memerlukan organisasi ruang yang baik.

2.3.4.1Ciri Mix Use Building

Ciri-ciri bangunan Mix Use adalah sebagai berikut :

1. Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunianhotel dan entertaintment.

2. Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional

3. Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya. 4. Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya

5. Peningkatan kualitas fisik lingkungan

6. Efisiensi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi.

(12)

kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi pendapatan yang baik.

Penerapan bangunan tinggi ini diutamakan pada area strategis yang hanya menempati lahan yang relatif kecil, umumnya di pusat kota atau di CBD/kota2 mandiri yang banyak bermunculan. Pada beberapa kota, implementasi konsep

mixed-use dapat merupakan strategi yang tepat untuk menggerakkan momentum

revitalisasi kota, terutama pada beberapa bagian kota yang cenderung tertinggal.

Melihat sebuah pembangunan mixed-use juga memiliki kekurangan,diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk meminimalisasi kekurangan yang ada dan memaksimalkan kelebihannya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah pembangunan mixed-use: (sumber: Commercial

and Mixed-Use Development Code Handbook)

a. Compact Development, memiliki arti dimana bangunan, area parkir, jalan,

jalan kendaraan, dan ruang publik dibangun dengan jarak pencapaian yang pendek, pengurangan tingkat konsumsi kendaraan, meminimalisasi energi yang ada, dan mengurangi polusi udara. Compact Development mempromosikan pemanfaatan penuh pelayanan kota dengan menggunakan fasilitas publik dan meminimalisasi kebutuhan fasilitas yang baru.

b. Mixed Land Use, mengembangkan beberapa tipe dari tata guna lahan yang

dipergunakan secara bersamaan di suatu lokasi, untukmemperpendek jarak pencapaian, memfasilitasi transportasi alternatif, seperti berjalan kaki, bersepeda, dan transportasi umum.

c. Pedestrian Access, Safety, and Comfort, membangun on-site vehicledan

sistem sirkulais pejalan kaki yang aman, nyaman, dan menarik untuk pejalan kaki.

d. Street Connection, menghubungkan perkembangan, lingkungan, daerah

(13)

e. Crime Prevention and Security, Menerapkan perencanaan dan solusi

desain yang dapat meminimalisasi peluang terjadinya kejahatan dan penurunan keamanan publik.

f. Creating and Protecting Public Spaces, menciptakan dan merawat public

space seperti sidewalks, plaza, taman, bangunan umum, dan tempat pertemuan untuk mengakomodasi kebutuhan akan pertemuan informal dan interaksi sosial.

g. Parking and Efficient Land Use, mendesain dan mengatur area parker

menjadi lebih efisien dengan meminimalisasi area parkir yang tidak diperlukan.

h. Human Scaled Building Design, mendesain bangunan dengan skala

manusia, kenyamanan pedestrian, dan mampu menyatu dengan penggunaan lahan lainnya.

Menurut Suprenant ( Surprenant, 2006 ), ada tiga jenis fungsi utama yang ada dalam sebuah kawasan mixed-use, yaitu residensial atau hunian, kantor, dan retail. Selain tiga fungsi utama tersebut ada fungsi-fungsi lain seperti hotel, bangunan kebudayaan, administrasi kota, sarana rekreasi, sarana kesehatan, dan sebagainya. Penggabungan fungsi-fungsi tersebut dapat menghasilkan sinergi atau tingkat kekuatan tertentu. Berikut ini akan ditunjukkan tingkat sinergi dalam penggabungan fungsi-fungsi tersebut.

Tabel 2.1Estimating On-Site Support And Synergy In A Mixed-Use Project

Use Degree of Support for and Synergy

(14)

Retail / Entertainment

3 = Moderate synergy

4 = Strong synergy

5 = Very strong synergy

Dari tabel diatas, terlihat jelas tingkat sinergi terkuat antara penggabungan fungsi-fungsi tertentu. Penggabungan fungsi kantor, retail dan entertainment memiliki tingkat sinergi yang kuat.Dalam proyek ini Mixed-use yang akan dibangun mewadahi fungsi komersial seperti kantor sewa, retail, dan

(15)

Kesuksesan dari kawasan-kawasan mixed-use tidak terlepas dari kesuksesan tata letak bangunannya dalam kawasannya. Berikut ini akan dijabarkan kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan dalam sebuah kawasan mixed-use yakni sebagai berikut : ( Sumargo, 2003; 58)

1. Mixed-use Tower, berstruktur tunggal dari segi massa ataupun ketinggian dengan peletakkan fungsi-fungsi dalam lapisan-lapisan tersebut. Biasanya berupa high rise tower dengan fungsi tumpuk atau dengan struktur bawah yang diperbesar.

2. Multitowerered Megastructure, memiliki podium dengan tower-tower yang menyatu secara arsitektural dengan atrium atau kompleks perbelanjaan. Struktrual ini mengintegrasikan semua komponen pada podium sebagai common base. Pada konfigurasi ini akses tercampur 21 menjadi satu. Dengan demikian, pengguna bangunan bercampur tujuan dan aktivitas.

3. Freesatnding Structure with Pedestrian Connection, kumpulan bangunan tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian. Dengan demikian fungsi masing-masing bangunan tidak akan bersinggungan secara langsung karena akses dari setiap fungsi terpisah. Bersinggungan hanya terjadi pada area pedestrian.

4. Combination, merupakan penggabungan dari ketiga bentuk tersebut dalam sebuah kawasan.

Gambar 2.6 Konfigurasi Tata Letak Bangunan Dalam Kawasan Mixed-Use (Sumber: Skripsi Pembentukkan Ruang Transisis Publik-Privat pada Apartemen

(16)

2.3.4.2 Tinjauan Kantor

A. Klasifikasi Gedung Perkantoran Menurut KADIN (Kamar Dagang dan Industri), gedung perkantoran dibagi atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan:

1. Tujuan usaha dan lingkungan bersama a. Kantor administrasi pemerintah b. Kantor administrasi perusahaan c. Kantor administrasi sosial 2. Kepemilikan

a. Milik pemerintah b. Milik swasta

3. Sifat dari bangunan kantor a. Kantor bersifat komersil

b. Bangunan kantor ini adalah bangunan kantor yang disewakan untuk memperoleh keuntungan materi.

c. Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas: d. Faktor jumlah lantai

e. Faktor fasilitas perkantoran

Sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan antara lain dengan: a. Strata title (sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan) b. Leasing (sistem sewa)

4. Kantor bersifat non komersil Sistem dan tujuan administrasi

a. Kantor profit b. Kantor non profit Pemakaian bangunan kantor

a. Kantor untuk badan usaha sejenis b. Kantor untuk berbagai bidang usaha Hirarki

(17)

Sedangkan menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :

1. Commercial Office

Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum (yang disewakan), perusahaan dagang (trading company), asuransi dan transportasi.

2. Industrial Office

Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya.

3. Professional Office

Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan merupakan perkantoran dengan jumlah modal yang digunakan relatif kecil.

4. Institutional / Governmental Office Jenis perkantoran ini bersifat usaha

yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya digunakan waktu yang lama atau panjang.

Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office sebagai fungsi kantor sewa proyek ini.

B. Klasifikasi Sistem Sewa

Sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasar perhitungan luasan yang disewa, yaitu :

1. Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar

luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.

2. Gross System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar

(18)

menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya tidak rugi. Harga sewa per meter persegi lebih rendah.

Melihat kedua sistem sewa tersebut maka dipilih suatu kombinasi kedua sistem di atas sebagai acuan sistem sewa dalam proyek ini, yaitu semi-gross system yang relatif cukup lazim dipakai di Indonesia. Semi-gross system artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi luasan lantai yang dipakai ditambah luasan

common space seperti lobby, area parkir, dan sebagainya yang telah dibagi sama

rata dengan penyewa lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan negosiasi antara pengelola gedung dengan penyewa melihat varietas usaha, varietas penyewa dan varietas luasan yang dipakai oleh penyewa.

C. Wadah Perkantoran

1. Kompleks perkantoran

Kompleks perkantoran merupakan bangunan perkantoran yang terpadu; seperti kantor pemerintah, perkantoran umum, pusat perbelanjaan, klub eksekutif, hotel, hunian, pusat rekreasi, dll. Wadah tersebut terbentuk seiring dengan perkembangan kota yang mencakup perkembangan kebutuhan manusia yang terus bertumbuh, yang dinilai dari perkembangan ekonomi dan lahan yang semakin sempit. Pertimbangan akan lahan yang,semakin sempit dipengaruhi pertumbuhan penduduk, aktivitas bekerja, tempat tinggal isirahat dan berekreasi/bermain.

2. Gedung perkantoran

(19)

2.3.4.3 Tinjauan Retail

Fungsi retail biasa kita kenal dengan fungsi perdagangan. Bangunan perdagangan adalah bangunan toko atau bangunan lain yang dipergunakan untuk tempat penjualan barang-barang secara eceran. Namun dibeberapa kasus, bangunan perdagangan ini dapat melayani kebutuhan masyarakat secara langsung yakni dalam bentuk: Ruang makan, kafe, dan restoran ; Ruang makan malam, bar, toko, atau kios sebagai bagian dari suatu hotel atau motel ; Tempat potong rambut / salon dan tempat cuci umum; Pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel. Selain yang telah dijabarkan diatas, perbelanjaan merupakan bagian dari perdagangan. Tempat perbelanjaan adalah sebuah area tertentu yang terdadapt kegiatan perdagangan barang-barang. Perbelanjaan dapat diklasifikasikan dalam beberapa kriteria. Sebagai contohnya klasifikasi berdasarkan bentuk. Klasifikasi menurut bentuknya dapat dibagi menjadi 6 yakni sebagai berikut: (Sumber: Pusat pengembangan bahan ajar UMB oleh Ir. Budi Susetyo MT)

1. Shopping Street , toko yang ada di sepanjang sisi jalan. Contoh Shopping

Street Bugis di Singapura.

2. Shopping Center, komplek pertokoan yang terdiri dari ruang-ruang yang

disewakan atau dijual Contoh Villach Atrio Shopping Center.

3. Shopping Precint , komplek pertokoan yang bagian depannya menghadap

ruang terbuka Contoh Norfolk Shopping Precint.

4. Departement store, kumpulan dari toko-toko yang terdiri dari beberapa

lantai yang menjual bermacam-macam barang Contoh Seibu Departemen Store.

5. Supermarket, toko yang menjual barang-barang kebutuhan sandang

dengan sistem swalayan Contoh Sogo Supermarket.

6. Shopping Mall, shopping precint yang ruang terbukanya merupajan pusat

(20)

2.3.5 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Adapun pengguna dari Eco Business Park dibagi menjadi : A. Pengguna

Pengguna dalam Eco Business Park terdiri atas pengunjung, penyewa, pengelola, dan servis.

1. Pengunjung

Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Eco Business

Park , yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti:

1. Golongan : a. Masyarakat b. Mahasiswa c. Pelaku Bisnis 2. Asal-usul :

a. Pengunjung yang datang dari Kelurahan Kwala Bekala b. Pengunjung yang datang dari Kota Medan dan sekitarnya c. Pengunjung yang datang dari luar daerah

3. Kuantitas pengunjung yang datang

a. Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum,kendaraan pribadi, berjalan kaki)

b. Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi)

4. Motivasi atau tujuan :

(21)

2. Penyewa

Pihak individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas komersial untuk usaha maupun pameran yang disediakan dengan sistem sewa. Penyewa terbagi atas 3 jenis, yaitu :

a. Penyewa kecil (Small tenant) b. Penyewa sedang (Medium tenant)

c. Penyewa besar (Large tenant), yang sekaligus dapat berfungsi sebagai anchor. Penyewa ini menempati ruang untuk kegiatan antara lain perdagangan, kegiatan promosi bisnis dan kegiatan penunjang lain seperti food court, café,bank (ATM), dan lain-lain.

3. Pengelola

Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu:

1. Pimpinan, terdiri dari Direktur dan Wakil Direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur.

2. Kepala Bagian terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, pemeliharaan dan perawatan gedung.

B. Kegiatan

Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Kegiatan pengunjung Business Park :

a. Mengunjungi event yang diadakan oleh pihak pengelola b. Jalan-jalan

c. Makan/minum

d. Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di Business Park

2. Kegiatan penyewa (tenant) Business Park : a. Bekerja

b. Melakukan promo bisnis

(22)

d. Mengadakan pameran produk dagangan

3. Kegiatan pengelola Business Park :

a. Mengelola dan mengatur jalannya operasional Business Park b. Persiapan peralatan dan tempat sebelum adanya kegiatan c. Memberikan informasi singkat

d. Melakukan kegiatan administrasi

e. Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang bersangkutan)

f. Mengadakan publikasi

g. Membersihkan setiap ruangan di Business Park

h. Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan yang ada di dalamnya

i. Mengurus loading dock j. Mengurus utilitas bangunan k. Menjaga keamanan

2.3.6 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Tabel 2.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang

FUNGSI FASILITAS PEMAKAI KEGIATAN KEBUTUHAN

(23)

Retail Tenants/peny

Cafe Karyawan -Melayani

pendatang

Gym Karyawan -Melayani

pengunjung

-R.Karyawan -Kasir

-Toilet

Pengunjung -Olahraga -Area

fitness dan Spa

(24)

Bookstore Karyawan -Mengatur

Supermarket Karyawan -Mengatur

(25)

Pengunjung -Membeli produk

-Melihat-lihat

Foodcourt Karyawan Melayani pengunjung

Wudhu, sholat -R. Sholat -R. Wudhu

Keamanan Petugas Menjaga keamanan,

(26)

menindak

kriminal, ishoma

Maintanance Karyawan Mengawasi alat, bekerja

Pergudangan Karyawan Mengontrol, servis,

(27)

2.3.7 Deskripsi Persyaratan dan Kebutuhan Ruang Tabel 2.3 Deskripsi Persyaratan Ruang

Fungsi Kelompok Fungsi

Kebutuhan Ruang Persyaratan

Business

Park

Utama Kantor pengelola Mudah dalam pencapaian

Hall Cukup luas

Food court Memerlukan view yang

bagus, suasana tenang

Retail Disesuaikan dengan modul struktur

Kantor Sewa Disesuaikan dengan modul struktur

Mushalla Nyaman, tenang

R. ME Tertutup bagi umum

Area parkir Kemudahan pencapaian

Ruang Seminar Bebas kolom

2.3.8 Studi Banding dengan fungsi sejenis

A. Spaze Business Park

Spaze Business Park merupakan ikon baru dari dunia bisnis yang

merupakan pusat bisnis terpadu mengambil konsep “life behind wall” . Terdiri

(28)

Level 1 dan seterusnya dimaksudkan untuk perusahaan, sementara Level 0

dirancang untuk toko retail , Restoran , Health Club , Bank , ATM dan lain-lain.

Kelebihan Spaze Business Park :

a. Kantor premium dan ruang ritel terletak di Golf Course Ekstensi Jalan

b. Visibilitas tinggi dari tiga sisi

c. Parkir multi-level

d. Solusi lengkap untuk retail & korporasi

Gambar 2.7 Tampak bangunanSpaze Business Park

(Sumber : Google Images)

Gambar 2.8 Tampak bangunanSpaze Business Park

(Sumber : Google Images)

B. Filwood Green Business Park

Filwood Green Business Park dirancang untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan menciptakan ratusan pekerjaan di South Bristol dibuka

secara resmi oleh Walikota Bristol , George Ferguson (28 Mei ) . Filwood Green

(29)

2015 dan merupakan rumah baru yang berkelanjutan untuk usaha kecil dan

menengah , memberikan 40.000 kaki persegi lokakarya dan ruang kantor .

Gambar 2.9 Ruang KantorFilwood Green Business Park

(Sumber : Google Images)

Terdapat 28 unit industri lokakarya ringan tersedia mulai dari ukuran 46m² ( 500

kaki persegi ) ke 146m² ( 1575 sq ft ) . Unit yang lebih besar memiliki lantai

mezzanine dan mandiri .Tanpa furnitur untuk memungkinkan penggunaan yang

lebih fleksibel , tingkat atas difungsikan untuk administratif , dengan operasional

di lantai dasar . Semakin kecil unit lantai pertama memiliki tingkat yang baik

untuk mendapatkan cahaya alami dan akan sesuai untuk yang memerlukan ruang

studio atau kegiatan penelitian dan pengembangan.

Filwood Green Business Park adalah tempat yang tepat untuk pertemuan ,

seminar dan konferensi . Bangunan ini emiliki ruang pertemuan untuk 12 kursi

dan ruang rapat untuk 20 kursi. Kedua ruang dilengkapi dengan layar LED dengan

HDMI dan input VGA . Terdapat ruang tambahan yang tersedia untuk penyewa

untuk memesan tempat duduk yang maksimal 10 kursi , dan ruang hub kerja

terbuka untuk bertemu dengan jaringan . Semua tempat umum bangunan dapat

(30)

Gambar 2.10 Suasana Ruang Rapat dan Ruang PertemuanFilwood Green Business Park

(Sumber : Google Images)

Gambar 2.11 Suasana Ruang WorkhubFilwood Green Business Park

(Sumber : Google Images)

Gambar 2.12 Tampak bangunanFilwood Green Business Park

(31)

Gambar 2.13 Denah KantorFilwood Green Business Park

(Sumber : Google Images)

(32)
(33)

C.Forum Nine Building, Medan.

Gambar 2.16Bangunan Forum Nine (Sumber : Google Images)

(34)

Gambar 2.17Ruang kantor sewa Forum Nine (Sumber : Google Images)

Untuk menuju bandara internasional Medan memerlukan waktu 40 menit dari bisnis centre ini. Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dan pusat pemerintahan serta kegiatan komersil untuk Indonesia bagian barat. Forum Nine Bisnis Centre merupakan solusi ideal bagi perusahaan lokal dan mancanegara yang sedang mencari ruangan kantor yang fleksibel dan dilengkapi pelayanan profesional dengan harga yang terjangkau.

2.4 Elaborasi Tema

Tema yang diterapkan pada proyek Eco Business Park Kwala Bekala adalah

Sustainable Design. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, akan dijelaskan

(35)

2.4.1 Pengertian Sustainable Desain

Sustainable design adalah reaksi umum untuk krisis lingkungan global,

pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi manusia, deplesi sumber daya alam, kerusakan ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati. Sustainable

Architecture memiliki arti Arsitektur Berkelanjutan. Sustainable Architecture

yaitu bangunan ataupun sebuah karya Arsitek bukan semata-mata membuat bangunan yang sekedar indah, sesuai keinginan sang pemilik ataupun nyaman bagi pengguna saja tetapi seharusnya memberikan dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sustainable Architecture juga dapat diartikan sebuah konsep dalam terapan dalam bidang Arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep untuk mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama yang dapat juga dikaitkan dengan lingkungan ekologis manusianya, seperti sistem pertanian, industri, kehutanan. Memprioritaskan kenyamanan pengguna, seperti memberikan bukaan yangcukup untuk meningkatkan kinerja dan aktivitas yang berlangsung.Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.

Strategi dan teknologi yang memiliki dampak rendah terhadap lingkungan dan memperbaiki kenyamanan serta kualitas secara keseluruhan menurut pendekatan sustainable design antara lain adalah:

a. Penerangan alami (daylighting) b. Kualitas udara dalam ruang c. Efisiensi Energy

(36)

Kebutuhan akan Sustainable Architecture

Industri bangunan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, desain, kontruksi maupun perawatannya memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dan juga lingkungannya. Industri tersebut juga mempengaruhi akan segala aspek seperti sumber air, kualitas udara, limbah juga pola tranportasinya.

Menurut Integrated Waste Management Board CA, konsumsi sebuah bangunan itu biasanya menghabiskan:

1. 40% dari energi terpakai diseluruh dunia 2. 25% dari pemotongan kayu

3. 16% dari pemakaian air bersih

4. 50% dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai 5. 30% dari konsumsi bahan mentah

6. 35% dari buangan co2 dunia

7. 40% dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan

(37)

Di bawah ini terdapat penjelasan tentang beberapa fitur yang digunakan dalam bangunan sustainable menurut ahli :

1. Penerapan photovoltaic

Penerapan photovoltaic cell berguna untuk mengkonversi energi surya menjadi energi listrik. Jadi kalau dari arti katanya “photovoltaic cell” berarti ‘sel

yang menghasilkan tegangan listrik dari cahaya”, walaupun sebenarnya yang

dihasilkan langsung bukanlah tegangan tetapi arus. Jadi prosesnya seperti ini :

Gambar 2.18 Sistem Kerja Photovoltaic (Sumber : Google Images)

Satu buah photovoltaic cell terbuat dari bahan dasar silikon yang dilapis kaca. Silikon mudah sekali didapat di bumi ini dalam bentuk pasir silika sehingga cahaya bisa menembus masuk. Ketika cahaya matahari menembus masuk ke dalam sel, partikel cahaya matahari yang disebut ‘photon’ juga ikut masuk. Partikel photon ini kemudian menumbuk elektron bermuatan negative di atom silikon penyusun photovoltaic cell. Pada saat tumbukan, energinya photon ditransfer ke elektron sehingga elektron terlepas dari atom silikonnya. Karena setiap detiknya ada tak terhingga photon yang menumbuk, maka akan dihasilkan banyak sekali elektron-elektron bebas. Elektron bebas ini akan didorong keluar

(38)

cell ini kita hubungkan ke beban listrik, maka arus akan dapat mengalir ke beban

(Energi matahari telah diubah secara langsung menjadi energi listrik). Selama masih ada cahaya matahari yang masuk maka akan terus ada electron bebas yang mengalir ke beban.

Gambar 2.19 Contoh pemasangan PV Panel (Sumber : Google Images)

Satu buah photovoltaic cell sebenarnya terlalu kecil untuk menghasilkan energi listrik. Satu buah photovoltaic cell hanya menghasilkan sekitar 0.5V, jadi untuk menghasilkan tegangan 18V biasanya panel photovoltaic tersusun dari 36 buah photovoltaic cell yang disusun seri. Selain itu biasanya juga 36 buah cell tersebut juga disusun paralel dengan 36 buah cell yang lain supaya arus total yang dikeluarkan oleh satu buah panel photovoltaic cukup besar. Untuk menghasilkan daya yang lebih besar lagi, sejumlah banyak panel photovoltaic disusun menjadi

array sehingga bisa melayani keperluan listrik yang cukup besar.

Untuk instalasi pembangkit listrik tenaga surya, diperlukan komponen sebagai berikut:

1. Solar panel, mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. 2. Charge controller, mengatur pengisian baterai dari solar panel.

3. Inverter, perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC –

(39)

4. Battery, perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya.

Gambar 2.20 Contoh aplikasi penggunaan solar panel pada sebuah rumah (Sumber : Google Images)

Alat solar aktif seperti photovoltaic cell dan solar panel membantu untuk memperoleh kesustainable-an listrik. Elektrikal yang dihasilkan dari solar panel bergantung dari orientasi, efisiensi, latitude dan iklim. Efisiensi untuk bangunan komersial berkisar dari 4% - 28%. Efisiensi rendah untuk panel photovoltaic dapat secara signifikan mempengaruhi biaya instalasinya. Atap sering kali memiliki sudut yang menantang matahari langsung bertujuan untuk mengumpulkan sinar matahari dengan maksimal untuk panel photovoltaic. Untuk kebanyakan solar panel, orientasi menghadap selatan. Jika tidak memungkinkan, solar panel juga dapat memproduksi energy dengan sudut 300 menghadap selatan.

2. Roof Garden

Roof garden atau taman di atas atap merupakan bentuk nyata dari konsep

sustainable dimana kita sedikitnya telah menyumbangkan apa yang telah kita

(40)

Gambar 2.21 Lapisan Roof Garden (Sumber : Google Images)

Keuntungan pemakaian green roof :

a. Memperbaiki kualitas udara dan mengikat karbon dioksida.

b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membantu kehidupan alam. c. Membantu dalam menjaga kestabilan suhu pada bangunan sehingga

mengurangi penggunaan AC dengan kata lain mengurangi pemakaian energi pada bangunan.

d. Dapat digunakan sebagai pengganti ruang publik yang hilang akibat sempitnya lahan.

e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena terdapat tanah yang dapat membantu memadamkan api.

4. Material

(41)

1. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan

2. Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan

3. Menggunakan material yang masih berlimpah

4. Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air

5. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global

Beberapa contoh penggunaan material yang mendukung sustainable desain : 1. Kusen jendela dan pintu menggunakan bahan aluminium sebagai generasi

bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik, kayu).

2. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas matahari secara signifikan.

5. Penempatan Bangunan

(42)

berjalan, bersepeda atau kendaraan umum. Beberapa faktor yang mempengaruhi penempatan bangunan yaitu :

a. Iklim

b. Bentuk kavling c. Internal lahan

Menggunakan lahan dengan efisien dan memanfaatkan potensi hijau tumbuhan dalam lahan

6. Raindrop Collector

Fitur ini merupakan fitur baru dimana kita memanfaatkan curah hujan, menampungnya, dan mengalirkannya kedalam penampungan yang akan memompanya keluar ada yang terhubung langsung dengan fungsi air bersih dimana air tersebut harus di filter kembali dan ada yang terhubung dengan springkler taman, dimana pemakaiannya sebagai penyiram tanaman di taman dan beberapa fungsi yang tidak memerlukan air bersih.

(43)

Gambar 2.22 Penerapan sistem Rain Collector (Sumber : Google Images)

2.4.2 Interpretasi Tema

Sustainable Designadalah sebuah pendekatan dalam perancangan

arsitektur yang bersifat filosofis yang bertujuan untuk menghasilkan rancangan yang lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan dan manusia penggunanya, bukan sekedar estetika ataupun sebuah

style dalam arsitektur.

Sustainable design merupakan dasar filosofis tumbuhnya gerakan pribadi

dan organisasi yang mencari literatur untuk mendefinisikan kembali bagaimana

Gambar 2.24 Sistem Kerja Raindrop

Collector

(Sumber : Google Images)

Gambar 2.23 Potongan Bangunan yang Mengaplikasikan Raindrop

Collector

(44)

bangunan dirancang, dibangun dan dioperasikan lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan. Selanjutnya Jason mendefinisikan sustainable design sebagai sebuah filosofis untuk rancangan yang menghasilkan kualitas lingkungan buatan secara maksimal, pada saat bersamaan miminimalkan atau mengeliminasi dampak negatifnya terhadap lingkungan alam.

Dalam kasus proyek ini sustainable design diinterpretasikan sebagai penerapantema arsitektur.

2.4.3 Keterkaitan Tema dengan Judul

Dalam perancangan Eco Business Park Kwala Bekala ini diterapkan konsep Sustainable Architecture (Arsitektur berkelanjutan) yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama. Eco Business Park Kwala Bekala adalah sebuah fasilitas publik yang menampung berbagai jenis kegiatan, seperti kegiatan perkantoran, entertainment, dan perdagangan. Kegitan yang berlangsung pada bangunan ini tentunya melibatkan banyak orang, sehingga perlu didesain sebuah bangunan yang memberi kenyaman pada para pengguna bangunan ini dan juga masyarakat sekitar. Kenyamanan tersebut dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan konsep sustainable architecture, yang mengintegrasikan faktor sosial, ekonomi dan lingkungan dalam mendesain sebuah bangunan yang nyaman.

(45)

Tabel 2.4Penerapan Tema

Kriteria dalam Sustainable Design Penerapan konsep dalam desain

Penerangan Alami (Daylighting) Memanfaatkan cahaya matahari yang masuk ke bangunan melalui bukaan-bukaan yang lebar pada bangunan.

Kualitas udara dalam ruang Mengurangi suhu panas dalam ruangan dengan adanya roof garden.

Efisiensi Energi Tidak menggunakan lampu pada siang hari (meminimalisir penggunaan lampu) dengan memanfaatkan cahaya matahari yang masuk kedalam gedung melalu bukaan yang lebar.

Konservasi air Menerapkan metoderaindrop collector sebagai pemanfaatan air hujan yang ditampung untuk penggunaan lebih lanjut.

Renewable energy Penggunaan photovoltaicyang

memanfaatkan cahaya matahari untuk diubah menjadi energi listriksebagai penghematan listrik pada bangunan.

Lansekap alamiah Terdapat danau pada kawasan

perancangan.

Preservasi lahan Pemanfaatan lahan sempit dengan

(46)

2.4.4 Studi Banding Arsitektur yang mempunyai tema sejenis

A. Oregon Sustainability Center

Gambar 2.25 Bangunan Oregon Sustainability Center (Sumber : Google Images)

Bangunan ini merupakan bukti ambisi kota Portland untuk jadi tuan rumah dari bangunan kantor paling hijau di dunia. Proyek senilai US$62 juta ini menjadi kantor pertama yang memiliki standar bangunan hunian. Salah satunya adalah dalam hal tak adanya tenaga listrik dan air yang terbuang percuma.

Untuk menciptakan itu, bangunan ini pun akan dilengkapi dengan panel photovoltaic, yang mampu mengumpulkan sumber tenaga. Selain itu, bangunan ini juga akan memiliki tangki bawah tanah sebagai penadah air hujan, dan tenaga geothermal sebagai penghangat air.

B. Sustainable Builing di Bina Bangsa International School

(47)

C. Gambar 2.26 BangunanBina Bangsa International School (Sumber : Google Images)

Sebuah fasilitas pendidikan idealnya tidak hanya memberi dedikasi terhadap pertumbuhan program pendidikan akademis. Namun alangkah menariknya jika seluruh komponen yang ada termasuk ruangan dan bangunan sekolah dapat menjadi ajang pembelajaran siswanya.

Beberapa konsep desain ruangan disusun oleh tim arsitek Modern Space dalam rancangan Bina Bangsa Intarnational School, Bandung. Tujuannya adalah menciptakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar sekolah international, baik secara formal maupun informal.

Gambar 2.27 Suasana bangunanBina Bangsa International School (Sumber : Google Images)

(48)

Bangunan ini terletak di kawasan Dago Pakar Resor, Bandung, yang memiliki udara yang sejuk. Lahan seluas 10 ribu m2 diolah dengan distribusi masa yang dipikirkan dengan cermat. Makanya, arah mata angin juga menjadi pertimbangan utama dalam penempatan masa bangunan ini. Zoning kelas dibuat dengan mengarahkan bukaan pada orientasi utara-selatan dengan sebagian mengarah ke timur. Fasilitas indoor sport hall dan multifungsi ditempatkan pada pusat bangunan. Sementara itu fasilitas lain, seperti perpustakaan, kantin dan bangunan administrasi, ditempatkan pada lokasi best view yang mengarah pada kota bandung dari ketinggian. Pengolahan ruang-ruang menjadi hal utama yang ditekankan oleh arsiteknya. Ini terlihat jelas pada lobby area. Plafon Lobby dibuat dengan ketinggian dua lantai, hingga memberi keleluasaan melihat beberapa sudut ruangan. Misalnya massa perpustakaan, area void ke kantin, assembly hall, dan book store. Dengan demikian ruangan ini berhasil memberikan koneksi visual antar-ruang secara horizontal dan vertical.

(49)

a. Hemat Energy dan Sustainable

Bangunan ini memberi pembelajaran mengenai solusi pemanasan global lewat aspek ventilasi siang, penghematan air dan roof garden. Mungkin yang patut menjadi catatan adalah bahwa bangunan ini tidak menggunakan AC sehingga bangunan ini dapat dikatakan hemat energy. Karenanya, demi menciptakan kenyamanan, semua ruangan diusahakan mendapatkan sirkulasi udara secara baik. Ventilasi secara silang diupayakan melalui jendela besar dan lubang bukaan-bukaan bay window.

Selain itu arsitek menerapkan beberapa elemen arsitektur yang memiliki kontribusi sebagai penahan panas dan sinar keras dari matahari barat. Sirip-sirip diorientasikantegak lurus arah barat diharapkan dapat menahan sinar matahari langsung dari barat. Dengan demikian dapat tercipta ruang-ruang belajar yang nyaman dan ventilasi silang yang bisa bekerja dengan sempurna.

Konsep hemat energy ini juga terkait dengan paint sustainable yang diusung oleh tim arsitek. Langkah penghematan besar pada energy listrik diterapkan dengan menghadirkan kualitas cahaya yang cukup pada semua ruang, sehingga penggunaan lampu pada siang hari dapat diminimalkan.

Gambar 2.29 Sistem raindrop collectorBina Bangsa International School (Sumber : Google Images)

(50)

bisa difungsikan untuk menampung air sungai saat musim kemarau tiba. Point sustainable lainnya dalah grey water dari bangunan diolah hingga air buangannya memenuhi syarat kandungan untuk dibuang ke drain kota. Air PAM hanya digunakan pada titik-titik wastafel untuk cuci tanga, dimana air buangannya langsung masuk ke water treatment kemudian di daur ulang dan kemudian dialirkan ke beberapa titik rembesan tanah.

A. Perpustakaan UI

Gambar 2.30 Suasana Perpustakaan UI (Sumber : Google Images)

Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.

Lokasi : Universitas Indonesia Luas bangunan : 30.000m2 atau 3 hektar Jumlah lantai : 8 lantai

(51)

anggaran sekitar Rp100 miliar, yang dibangun diarea seluas 3 hektar dengan 8 lantai, yang dirancang berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan menambah keindahan bagi perpustakaan tersebut sehingga akan tercipta suasana yang lebih nyaman.

Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.

(52)

Konstruksi bangunan :

a. Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.

b. Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.

c. Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen. d. Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan

yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.

e. Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.

f. Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.

g. Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).

Terdiri delapan lantai,

(53)

b. Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis.

c. edangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.

d. Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.

e. Keunikan yang lain, nanti akan terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding.

Finishing Bahan Bangunan

a. Interior menggunakan batu paliman palemo.

b. Eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit.

Bahan bangunan dari batuan ini (batu alam andesit untuk eksterior dan batu paliman palemo untuk interior) bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Batuan ini diperoleh dari Sukabumi.

Gambar

Gambar 2.4 Konsep TOD Kawasan Perancangan
Peta Gambar 2.5 Masterplan Kwala Bekala yang Telah di desain ulang
Tabel 2.1Estimating On-Site Support And Synergy In A Mixed-Use Project
Gambar 2.6 Konfigurasi Tata Letak Bangunan Dalam Kawasan Mixed-Use
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam system yang ingin dibuat juga disediakan fasilitas untuk mencatat transaksi peminjaman dari dokumen yang asli(bentuk fisik), fasilitas untuk mencatat jobs/pekerjaan

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk

Jika masih ada yang tidak lulus untuk ke-3 kalinya atau lewat masa sidang skripsi mahasiswa belum juga lulus (baru sidang ke-1 atau ke-2) maka mahasiswa tersebut dianggap

Hasil Pembahasan promosi dilakukan agar mudah sales promotion eksekutif, melakukan Penyajian produk, kecepatan (speed) promotion, seberapa cepat agar dipahami oleh

B a h w a SK Gubernur Bali Nomor 1727/01-B/HK/2013 tentang Izin Studi Kelayakan Rencana Pemanfaatan, Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa sejatinya

(1) Setiap penyelenggaran usaha sarana pariwisata, Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta jasa pramuwisata sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), (2), dan (3)

Hasil ini bisa disebabkan karena penggunaan waktu kerja yang dilakukan perawat satu dengan yang lain tidak sama tergantung pengalaman dan pendidikan, selain itu

Pendapatan petani dapat dilihat dari seberapa banyak produksi padi sawah yang dihasilkan oleh petani, dimana semakin banyak produksi yang dihasilkan, maka