• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN MAKAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI POSYANDU KELURAHAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN MAKAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI POSYANDU KELURAHAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN

MAKAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI POSYANDU KELURAHAN

PANCORAN MAS KOTA DEPOK

Riyan Idayati1, Elfi Syahreni2

1. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Gedung RIK Kampus UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424

2. Departemen Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Gedung RIK Kampus UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424

E-mail : iday.rayyan@gmail.com; elfisyahreni2001@yahoo.com

Abstrak

Usia prasekolah merupakan periode emas anak dalam pertumbuhan dan perkembangan. Untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dibutuhkan asupan nutrisi yang adekuat. Akan tetapi pada anak usia tersebut sering mengalami kesulitan makan sehingga peran orang tua dalam memenuhi asupan nutrisi anak sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian makan anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian yang digunakan adalah ibu yang memiliki anak usia prasekolah di Kelurahan Pancoran Mas, Depok dengan jumlah responden 102 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 37 pertanyaan tentang pemberian makan pada anak prasekolah. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 85,3% responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pemberian makan pada anak. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi orang tua dalam memahami pola makan anak prasekolah sehingga orang tua tetap dapat menjaga asupan nutrisi anak yang optimal.

Kata kunci : anak prasekolah, pola makan anak, pemberian makan pada anak.

Abstrac

Preschool children age is a golden period for growth and development. Optimal growth and development processes have supported by adequate nutritional intake. At this age, the children have difficulty to eat, so that the parent’s role to complet the nutrition intake for children is very important. This study purpose is to describe the level of mother’s knowledge on feeding of preschool child. This study have used a descriptive research design with a quantitative approach, by 102 mother of preschool children as the samples in the Pancoran Mas, Depok. The technique’s sample is purposive sampling. Instrument have used in this study was a questionnaire, that consist of 37 questions about feeding preschool child. The results of univariate analysis showed that 85.3% of respondents had a good knowledge about feeding children. The results of this study are expected to be useful for parents in understanding the diets of preschool children, so that parents still keep optimum nutrition for their children. Keywords: preschool children, child's diet, feeding on children.

Pendahuluan

Anak prasekolah adalah anak berusia tiga sampai enam tahun (Wong, 2008). Rentang usia tersebut merupakan periode emas anak dalam pertumbuhan dan perkembangan

terutama fungsi bahasa, kognitif, dan emosi. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tersebut dibutuhkan asupan nutrisi yang adekuat.

(2)

Pada anak usia prasekolah seringkali muncul kebiasaan buruk seperti menyukai makanan yang kurang bergizi seperti permen, coklat dan makanan jajanan lainnya yang dapat menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Selain itu mereka juga lebih suka dengan makanan yang berbumbu/terlalu gurih. Beberapa anak usia prasekolah mempunyai kebiasaan makan yang khas seperti makanan ringan dan pemilih makanan yang berasa kuat (Wong, 2008).

Angka kejadian kesulitan makan di beberapa negara termasuk cukup tinggi. Sebuah penelitian di Inggris tahun 2006 menyebutkan bahwa 20% orang tua melaporkan anaknya hanya mau makan makanan tertentu (Wright, Parkinson, Shipton & Drewett , 2007). Survey lain di Amerika Serikat menyebutkan 19-50% orang tua mengeluhkan anaknya sangat pemilih dalam makan sehingga terjadi defisiesi zat gizi tertentu (Piazza & Hernandez, 2004). Sekitar 25-40% anak dilaporkan mengalami kesulitan makan (Nasar, 2006). Penelitian terhadap anak prasekolah usia 4-6 tahun di Jakarta didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6% (Ismail, 2003). Sementara itu prevalensi kesulitan makan pada anak yang datang ke unit pediatrik rawat jalan RSCM sebesar 45,9% dengan prevalensi 58% pada kelompok usia 1-5 tahun (Soedibyo & Mulyani, 2009).

Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan yang sedang dihadapi adalah kurang gizi. Pada tahun 1990, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk sebanyak 31%, sedangkan pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 17,9 %. Berdasarkan data Riskesdas 2010, prevalensi gizi lebih pada balita sebesar 14,0% meningkat dari keadaan tahun 2007 yaitu sebesar 12,2%. Riskesdas juga menunjukkan bahwa proporsi balita pendek menurut usia ( stunted ) masih tinggi yaitu 37% pada tahun 2007 dan 36% pada tahun

2010. Masalah kesulitan makan pada anak prasekolah bisa menyebabkan anak mengalami gangguan nutrisi. Contoh gangguan nutrisi yang terjadi pada anak antara lain kurang energy protein (KEP),

stunted, dan obesitas. Gangguan nutrisi ini

bisa terjadi jika orang tua terutama ibu tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi anak. Sehingga peran ibu menjadi sangat penting dalam menentukan pola makan anak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui tentang tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian makan anak usia prasekolah.

Metode

Penelitian ini memiliki desain penelitian deskriptif dengan metode pendekatan cross

sectional. Peneliti meneliti gambaran tingkat

pengetahuan ibu tentang pemberian makan pada anak prasekolah.

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama berisi tentang data demografi, bagian kedua berisi tentang pengetahuan ibu terhadap pemberian makan pada anak prasekolah. Data demografi terdiri dari karakteristik ibu yang meliputi usia ibu, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dan jumlah anak. Kusioner bagian kedua berisi tentang pengetahuan ibu dalam pemberian makan pada anak prasekolah.

Pernyataan pengetahuan ibu terhadap pemberian makan pada anak prasekolah menggunakan skala Guttman dengan pilihan benar dan salah. Kuesioner pengetahun ibu terhadap pemberian makan pada anak prasekolah terdiri dari 25 pernyataan positif dan 12 pernyataan negatif. Pada pernyataan positif, bagi responden yang menjawab “benar” diberi skor 1 dan jawaban “salah” diberi skor 0. Pada pernyataan negatif, bagi responden yang menjawab “benar” diberi skor 0 dan jawaban “salah” diberi skor 1.

(3)

Hasil

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Usia Ibu di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014

(n=102) Usia Frekuensi (n) Presentase (%) Dewasa Awal 44 43,1 Dewasa Tengah 58 56,9 Total 102 100,0

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.1 diketahui bahwa lebih banyak ibu yang termasuk dalam usia dewasa tengah sebesar 56,9% sedangkan ibu yang termasuk dalam usia dewasa awal sebesar 43,1%.

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014

(n=102) Tingkat pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%) SD 8 7,8 SMP 26 25,5 SMA 63 61,8 Perguruan Tinggi 5 4,9 Total 102 100,0

Tabel 2 merupakan tabel yang menunjukkan distribusi responden berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan. Dari hasil analisis diketahui bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA sebesar 61,8% , kemudian SMP sebesar 25,5% , kemudian SD sebesar 7,8 % , dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan perguruan tinggi sebesar 4,9% .

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014 (n=102) Pekerjaan Frekuensi

(n)

Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 97 95,1

Karyawati 5 4,9

Total 102 100,0

Tabel 3 menunjukkan distribusi responden berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan.

Dari hasil analisis diketahui bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 95,1% , kemudian sebagai karyawati sebesar 4,9%.

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Pancoran Mas

Depok, Mei 2014 (n=102)

Status Ekonomi Frekuensi (n) Persentase (%)

Rendah 66 64,7

Tinggi 36 35,3

Total 102 100,0

Dari tabel 4 dapat dilihat distribusi responden berdasarkan status ekonomi keluarga. Dari hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar responden berpenghasilan rendah sebesar 64,7% dan yang berpenghasilan tinggi sebesar 35,3%.

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014 (n=102) Jumlah Anak Frekuensi (n) Persentase (%)

Satu anak 31 30,4

Dua anak 45 44,1

Tiga anak 20 19,6

Lebih dari tiga anak

6 5,9

Total 102 100,0

Tabel 5 memperlihatkan distribusi responden berdasarkan jumlah anak. Dari hasil analisis diketahui bahwa jumlah anak yang dimiliki responden paling banyak adalah 2 sebesar 44,1%, kemudian 1 sebesar 30,4%, kemudian 3 sebanyak 19,6%, dan yang paling sedikit adalah yang mempunyai anak lebih dari 3 sebesar 5,9%.

(4)

Tabel 6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pemberian Makan Pada Anak Prasekolah Berdasarkan Karakteristik Responden, Mei 2014 (n=102) No. Kategori Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Baik Cukup N % n % 1. Usia Ibu Dewasa Awal 38 86,3 6 13,6 Dewasa Tengah 49 84,5 9 15,5 2. Tingkat Pendidikan SD 4 50 4 50,0 SMP 22 84,6 4 15,4 SMA 56 88,9 7 11,1 Perguruan Tinggi 5 100 0 0 3. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 82 84,6 15 15,5 Karyawati 5 100 0 0 4. Status Ekonomi Rendah 57 86,4 9 13,6 Tinggi 30 83,3 6 16,7 5. Jumlah Anak Satu anak 26 83,9 5 16,1 Dua anak 40 88,9 5 11,1 Tiga anak 17 85 3 15 Lebih dari tiga

anak

4 66,7 2 33,3 Berdasarkan karakteristik usia diketahui bahwa responden berusia dewasa awal memiliki persentase tingkat pengetahuan baik lebih besar (86,3%) daripada responden yang berusia dewasa tengah (84,5%). Berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi memiliki tingkat pengetahuan lebih baik (100%) daripada tingkat pendidikan yang lain. Dilihat dari karakteristik pekerjaan, ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih tinggi (100%) daripada ibu rumah tangga. Berdasarkan tingkat pendapatan, ibu yang mempunyai pendapatan keluarga rendah memiliki tingkat pengetahuan baik (86,4%) daripada ibu dengan penapatan keluarga yang tinggi (83,3%). Dilihat dari jumlah anak, ibu yang mempunyai anak 2 mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih tinggi (88,9%).

Tabel 7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kebutuhan Nutrisi Anak Prasekolah di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014 (n=102)

Poin Pengetahu an Pengetahu an Baik Pengetahu an Cukup Pengetahu an buruk n % N % n % Kebutuha n Nutrisi Anak 100 98 2 2 - -

Pada tabel 7 dapat dilihat hasil distribusi tingkat pengetahuan responden terhadap kebutuhan nutrisi anak prasekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang kebutuhan nutrisi pada anak (98%) dan sebagian kecil responden memiliki tingkat pengetahuan cukup (2%).

Tabel 8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pola Makan Anak Prasekolah di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014 (n=102)

Poin Pengetahu an Pengetahu an Baik Pengetahu an Cukup Pengetahu an buruk n % N % n % Pola Makan Anak 84 82,4 15 14,7 3 2,9

Tabel 8 menunjukkan distribusi tingkat pengetahuan responden tentang pola makan anak. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden (82,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pola makan anak, sebanyak 14,7 responden memiliki pengetahuan cukup, dan sebanyak 2,9 responden memiliki pengetahuan buruk tentang pola makan anak.

(5)

Tabel 9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Cara Pemberian Makan Pada Anak Prasekolah di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014 (n=102)

Poin Pengetahu an Pengetahu an Baik Pengetahu an Cukup Pengetahu an buruk N % N % n % Cara Pemberian Makan pada Anak 72 70,6 27 26,5 3 2,9

Dilihat dari tabel 9 dihasilkan distribusi pengetahuan responden tentang cara pemberian makan pada anak prasekolah. Dari hasil di atas diketahui bahwa sebagian besar responden (70,6%) memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pemberian makan pada anak, sebanyak 26,5% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebanyak 2,9% responden mempunyai tingkat pengetahuan buruk.

Tabel 10 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pemberian Makan Pada Anak Prasekolah di Kelurahan Pancoran Mas Depok, Mei 2014 (n=102) Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 87 85,3 Cukup 15 14,7 Total 102 100,0

Berdasarkan tabel 10 diketahui distribusi tingkat pengetahuan responden terhadap pemberian makan anak usia prasekolah. Dari hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebesar 85,3%. Sedangkan sisanya mempunyai pengetahuan yang cukup sebesar 14,7%.

Pembahasan

Dilihat dari hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik lebih tinggi terdapat pada kelompok usia dewasa

awal (86,3%) sedangkan kelompok usia dewasa tengah sebesar 84,5%. Hal ini tidak sesuai dengan sebuah penelitian yang menyampaikan bahwa semakin muda usia ibu maka semakin tidak bervariasi makanan yang disediakan untuk anaknya (Karp & Lutenbacher, 2010). Hal ini dikarenakan ibu muda baru mulai belajar beradaptasi dan mempelajari peran sebagai seorang ibu. Pada usia yang masih muda, ibu mungkin belum memiliki cukup pengalaman dalam mengurus rumah dan merawat anak

Pada tabei 6 menunjukkan bahwa persentase terbesar yang memiliki tingkat pengetahuan baik terdapat pada tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu sebesar 100%, kemudian disusul oleh tingkat pendidikan SMA sebesar 88,9%, SMP 84,6%, dan SD 50%. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang (Hendra, 2008). Tingkat pendidikan yang tinggi memungkinkan seseorang untuk memiliki wawasan yang lebih luas dan cara berpikir yang lebih kritis. Penelitian yang dilakukan oleh Pelto dan Backstrand (2003) yang menggambaran bahwa semakin rendah tingkat pendidikan orangtua maka semakin rendah kualitas makanan yang disajikan dalam keluarga.

Dari data yang diperoleh dapat diidentifikasi bahwa ibu yang bekerja sebagai karyawati mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik sebesar 100%, sedangkan responden yang tidak bekerja/sebagai ibu rumah tangga sebesar 84,6%. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Suhardjo (2002) yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah akan kurang memperhatikan anaknya, sedangkan ibu yang selalu berada di rumah akan lebih memperhatikan anaknya terutama masalah gizi anak.

(6)

Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden masuk ke dalam status ekonomi rendah sebesar 64,7% sedangkan yang masuk ke dalam status ekonomi tinggi sebesar 35,3%. Tingkat pengetahuan responden berdasarkan karakteristik status ekonomi menunjukkan bahwa responden dengan tingkat ekonomi rendah memiliki tingkat pengetahuan baik lebih tinggi yaitu sebesar 86,4% sedangkan responden dengan status ekonomi tinggi memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 83,3%.

Semakin baik kondisi ekonomi seseorang dapat mendukung pengetahuan seseorang. (Notoatmodjo, 2003). Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian ini dimana responden dengan status ekonomi rendah justru mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih tinggi. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi tingkat pengetahuan responden seperti pengalaman dan informasi.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kroller dan Warschburger (2009) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi suatu keluarga maka akan semakin rendah jumlah konsumsi makanan yang tidak sehat. Hal ini berarti semakin tinggi status sosial ekonomi maka pengetahuan ibu dalam menyediakan makanan yang sehat juga semakin tinggi. Tingkat pengetahuan responden dikaitkan dengan jumlah anak menunjukkan bahwa responden yang memiliki 2 anak mempunyai tingkat pengetahuan baik lebih tinggi yaitu sebesar 88,9%. Peneliti menganggap bahwa jumlah anak berpengaruh terhadap pengetahuan responden dikarenakan berhubungan dengan pengalaman responden dalam mengasuh dan memberi makan pada anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

pengalaman. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan (Hendra, 2008).

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden (98,0%) memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kebutuhan nutrisi anak. Selain itu dihasilkan juga data bahwa sebesar 84% responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pola makan anak, dan sebanyak 72% responden memiliki pengetahuan baik tentang cara pemberian makan pada anak. Dengan pengetahuan nutrisi yang baik, seorang ibu dapat memilih dan memberikan makan bagi anak baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemgetahuan yang baik tentang nutrisi anak akan mempengaruhi pola makan anak. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Munawaroh (2006) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan tentang tingkat pengetahuan gizi ibu dan pola makan anak dengan status gizi anak. Sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap pemberian makan pada anak.

Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian makan pada anak prasekolah di kelurahan Pancoran Mas baik. Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa terdapat 85,3% (87 orang) responden memiliki pengetahuan baik tentang pemberian makan pada anak dan sebanyak 14,7% (15 orang) responden memiliki pengetahuan cukup tentang pemberian makan pada anak.

Pengetahuan ibu yang baik tentang pemberian makan pada anak perlu dicapai agar asupan nutrisi anak terpenuhi dimana hal tersebut akan mempengaruhi status gizi anak. Pada penelitian yang dilakukan oleh Munthofiah (2007) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu terhadap status gizi

(7)

anak. Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan nutrisi tinggi cenderung mempunyai anak dengan berat badan normal. Ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan nutrisi yang tinggi memberikan makan yang sehat pada anaknya. Pengetahuan yang tinggi tentang kebutuhan nutrisi membuat ibu menghindari memberikan makanan yang mengandung pengawet kepada anaknya. Tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi memberikan pengaruh pada kebiasaan makan anak (Yabanci, Kisac, Karakus, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik akan menuntun pada perilaku yang benar tentang pemberian makan pada anak.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden (98,0%) memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kebutuhan nutrisi anak. Selain itu dihasilkan juga data bahwa sebesar 84% responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pola makan anak. Sebanyak 72% responden memiliki pengetahuan baik tentang cara pemberian makan pada anak. Hasil penelitian ibu tentang pemberian makan anak usia prasekolah diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik (85,3%).

Ucapan Terimakasih

Puji dan syukur penulis limpahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Makan Anak Usia Prasekolah di Posyandu Kelurahan Pancoran Mas Depok”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Elfi Syahreni, S.Kp., M.Kep.,

Sp.Kep.An selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan dukungan dan masukan yang berharga dalam penyusuan skripsi ini;

2. Ibu Dessie Wanda S.Kp., MN selaku penguji;

3. Ibu Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; 4. Bapak ibu dosen dan seluruh staf

Fakultas Ilmu Keperawatan UI yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian proposal ini; Penulis menyadari penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak, semoga penelitian ini akan memberikan manfaat kepada masyarakat

dan dalam pengembangan ilmu

keperawatan. Referensi

Altamirano, W.(2007). Feeding preschool age children: a mother’s decision making study. California State University.

Almatsier, S.(2004). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Danim, S.(2003). Riset keperawatan: sejarah &

metodologi. Jakarta : EGC.

Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Depkes RI.(2002). Pemantauan pertumbuhan balita. Jakarta : Direktorat Jenderal bina kesehatan masyarakat .

Eizenman, D. R. M, Guillain, B. L., Holub, S. C., Leporc, E., & Charles, M. A.,(2008). Child and parent characteristics related to parental feeding practices : a cross cultural examination in the US and France. Appetite.

Engel, J.(2008). Pengkajian pediatric, alih bahasa esti wahyuningsih ed 4. Jakarta : EGC.

(8)

Faith, M.S., Heshka, S., Keller, K.L., Sherry, B., Matz, P.E., Pertrobelli, A., et al. (2003). Maternal Child Fedding Pattern and Child Body Weight. Archives of Pediatric & Adolescent Medicine. Fisher, J. O.,& Birch, L.L., (1999). Restricting

access to foods and children’s eating. Appetite.

Gunarsa, S. D.(2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Jakarta : Gunung Mulia.

Harinda, L.(2012). Proporsi dan status gizi pada anak prasekolah dengan kesulitan makan di Semarang. Semarang : Universitas Diponegoro.

Hastono, S.P. (2007). Analisis Data Kesehatan : Basic Data Analysis for Health research Training. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hidayat, & Alimul, A.A(2008). Pengantar ilmu

kesehatan anak untuk pendidikan

kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Ismail, D.(2003). Penyebab dan dampak sulit

makan pada anak dalam symposium sulit makan pada anak. Pertemuan dalam rngka HUT IDAI ke 49 dan hari anak nasional, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta.

Markum, A.H.(2002). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Gaya Baru.

Margono.(2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Matondang, M. (2007). Status gizi dan pola

makan pada anak taman kanak-kanak di yayasan muslimat R.A Al-Ittihadiyah. Medan: Universitas Sumatra Utara. Nasar, SS.(2006).Masalah Makan pada Anak.

Jakarta : CPD IDAI Jaya.

Notoatmodjo, S.(2007). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam,.(2008). Konsep dan penerapan

metodologi penelitian : pedoman

skripsi, tesis, dan instrument

keperaatan. Jakarta : Salemba Medika Piazza, CC., & Hernandez,TA. (2004).

Assesment and treatment of pediatric feeding disorders. Encyclopedia on Early Childhood.

Polit, D. F & Beck, C. T. (2004). Nursing Research : Principles and Methods. Seven Edition. Philadelphia : Lippincott. Priyanto, D.(2010). Paham analisa data dengan

SPSS. Yogyakarta : Mediakom.

Pudjiadi, S,.(2003). Ilmu gizi klinis pada anak, edisi 4. Jakarta : Gaya Baru

Robinson, T. N., Kieman, M., Matheson, D. M., & Haydel, K. F. (2001). Is parental

control over children’s eating

associated ith childhood obesity? Result from a population-based sample of third graders. Obesity Research.

Salam, B.(2009). Pengantar ilmu filsafat. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Santoso,.(2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Sastroasmoro , S. & Ismael, S. (2010). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta : Sagung Seto.

Sintha, R.(2001). Sehat Pangkal Cerdas. Kumpulan Artikel Kompas. Jakarta : Penerbit Kompas.

Sparks, & Martha. A.,(2010). Child eating, parent feeding, and child BMI in a head start preschool sample. Fairleigh Dickinson University.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suhardjo.(2010). Pemberian makanan pada bayi dan anak. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Supartini, Y.(2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC. Unicef.(2012). Ringkasan Kajian Gizi. Diunduh

pada, 15 Desember 2013 http://www.unicef.org/indonesia/id/A6_ -_B_Ringkasan_Kajian_Gizi.pdf

WHO.(2012). UNICEF-WHO-The World Bank joint child malnutrition estimates. Wright, CM., Parkinson, KN., Shipton, D., &

Drewett, RF.(2007). How do toddler eating problems relate to their eating behavior, food preferences, and growth. American Academy of Pediatrics Yabanci, Y. Kisac, I. Karakus, S.S.(2013). The

Effect of Mother’s Nutrition Knowledge on Attitudes and Behavior of Children About Nutrition. Procedia Social and Behavioral Science.

Referensi

Dokumen terkait

secara bahasa. Puasa yang seperti ini tidak hanya khusus di bulan Ramadhan saja tetapi untuk seterusnya sampai datang kematian dalam ketaatan pada Allah sehingga

Bidan komunitas adalah bidan yang bekrja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu

Fase awal pertumbuhan (7-21 HST) frekuensi pengairan menujukkan pertumbuhan tanaman yang tidak berbeda nyata. Terbukti bahwa umur awal pertumbuhan tidak

Dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh interaksi yang signifikan antara ukuran diameter media yang digunakan dan lama waktu kontak terhadap penurunan kadar Cr

[r]

X di Surabaya ini, peneliti hanya melakukan audit operasional untuk aktivitas yang terkait proses penjualan saja dengan jangka waktu pengambilan data dari bulan Juni hingga

Dari uraian diatas, pada dasarnya sikap merupakan pernyataan kejiwaan seseorang yang menentukan suatu perbuatan secara positif maupun negatif yang merupakan terhadap sesuatu hal

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung membiayai perusahaanya dengan menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan menggunakan utang karena tingkat