• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015 PENGARUH PROFTABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI PEFINDO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2015 PENGARUH PROFTABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI PEFINDO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah dan perusahaan swasta sebagaimana diungkapkan Suad Husnan, 1994.

Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang surplus dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sementara dalam melaksanakan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang memiliki kelebihan dana dapat ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa harus menyediakan aktiva riil yang diperlukan untuk melakukan investasi.

Kehadiran pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor. Perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal dengan menjual sahamnya kepada publik atau menerbitkan surat hutang (obligasi), sedangkan investor sebagai pihak yang memiliki dana dapat mempergunakan pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang surplus dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sementara dalam melaksanakan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang memiliki kelebihan dana dapat ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa harus menyediakan aktiva riil yang diperlukan untuk melakukan investasi. Kehadiran pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor. Perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan

(2)

dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal dengan menjual sahamnya kepada publik atau menerbitkan surat hutang (obligasi), sedangkan investor sebagai pihak yang memiliki dana dapat mempergunakan pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan.

Setiap instrumen investasi tersebut tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih tepat untuk dilakukan apabila investor yang berorientasi pendapatan tetap, sedangkan investasi dalam bentuk saham akan lebih tepat dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan (Haugen, 1997).

Saham adalah selembar kertas yang menyatakan kepemilikan dari sebagian perusahaan. Sedangkan menurut Mishkin (2001) saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrument keuangan. Tujuan dari pembelian saham adalah untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut dengan harapan mendapatkan dividend dan capital gain dalam jangka panjang, atau untuk dijual kembali bila situasi kurs dianggap paling menguntungkan dengan mengandalkan selisih antara harga saham yang telah dimiliki dan harga saham yang beredar.

Hal ini tentunya memerlukan informasi sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Informasi tersebut bisa didapatkan diantaranya melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Rasio-rasio keuangan yang terdapat didalam laporan keuangan tersebut bisa menjadi acuan bagi para investor apakah investasi tersebut layak untuk dijadikan investasi serta mengetahui resiko-resikonya.

Sedangkan bursa efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh

(3)

tempo. Jadi obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang ditawarkan kepada publik.

Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan (financing) bagi Pemerintah dan Perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo (Manurung, 2009). Obligasi menarik bagi investor dikarenakan kelebihan dalam hal keamanannya bila dibandingkan dengan saham, yaitu obligasi menawarkan tingkat return yang positif dan memberikan pendapatan yang tetap.

Pendapatan yang diterima dari saham berasal dari deviden dan capital gain. Pembayaran deviden diberikan ketika pembayaran kupon obligasi telah dilakukan. Apabila dari pembayaran kupon obligasi tidak terdapat sisa untuk deviden, maka pemegang saham tidak mendapat keuntungan dari saham yang dimiliki. Keuntungan lain yang diperoleh dari investasi obligasi adalah pemegang obligasi memiliki hak pertama atas aset perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah ada kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang obligasi.

Dengan kata lain, investasi pada obligasi relatif lebih baik (aman) dibanding dengan investasi saham. Meskipun obligasi dianggap sebagai investasi yang aman, namun obligasi tetap memiliki risiko. Salah satu risiko tersebut adalah ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi obligasi kepada investor (risiko default). Salah satu sinyal yang dapat digunakan untuk mengetahui risiko default obligasi adalah peringkat obligasi. Lembaga yang memilliki kewenangan untuk memeringkat obligasi di Indonesia adalah PEFINDO. Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) memberikan penilaian kepada suatu obligasi dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu yang kemudian outputnya berupa peringkat atau yang biasa disebut rating. Pemeringkatan rating tersebut dilakukan untuk memberikan informasi kepada investor ataupun calon investor mengenai kemampuan dari penerbit obligasi untuk membayar bunga dan pokok utang berdasarkan analisis

(4)

keuangan. Jadi peringkat obligasi dapat digunakan sebagai petunjuk seberapa aman suatu obligasi bagi investor, karena memberikan signal tentang probabilitas kegagalan pembayaran utang perusahaan dan kinerja dari perusahaan tersebut. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi peringkat obligasi, maka semakin tinggi pula kemampuan penerbit obligasi untuk membayar utangnya.

Sebelum penerbit (perusahaan/negara) mengeluarkan obligasi, maka akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi tersebut, dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal dan dilakukan pengujian peringkat (rating) obligasi. Biasanya proses penerbitan secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan, sebelum obligasi tersebut dinyatakan dapat diterbitkan dan bisa dibeli investor.

Tabel 1.1

Arti Peringkat Obligasi

Peringkat Keterangan

idAAA Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian.

idAA Efek utang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, relatif dibanding dengan entitas Indonesia lainnya. Dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan.

idA Efek utang yang beresiko investasi rendah dan memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun cukup peka terhadap perubahan yang merugikan.

(5)

idBBB Efek utang yang beresiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan obligor yang memadai, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financialnya sesuai dengan perjanjian namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan.

idBB Efek utang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.

idB Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban financial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban financialnya.

idCCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban financialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

idD Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha. Sumber: PEFINDO

Peringkat obligasi sangat penting bagi investor karena mampu memberikan pernyataan informatif dan memberikan signal tentang kemungkinan kegagalan utang suatu perusahaan. Manfaat lain yang diperoleh investor dari peringkat obligasi adalah penghematan biaya dan waktu untuk melakukan analisis sendiri dan mendapatkan informasi secara langsung.

Rating obligasi menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, yaitu membayar kupon obligasi maupun mengembalikan pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Melalui peringkat obligasi

(6)

investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu.

Beberapa penelitian telah membuktikan adanya keterkaitan antara peringkat obligasi dengan rasio-rasio keuangan, salah satunya profitabilitas. Diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Linandarini (2010) bahwa prediksi peringkat obligasi dapat dibentuk dari rasio-rasio keuangan seperti leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan produktivitas. Hal ini juga didukung oleh penelitian Pakarinti (2012) variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kualitas auditor, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Arif (2012) menyimpulkan bahwa rasio profitabilitas dan produktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi.

Pefindo memeringkat obligasi pemerintah dan obligasi perusahaan. perusahaan yang diperingkat oleh pefindo berjumlah 97 perusahaan. dari 97 perusahaan tersebut hanya 72 perusahaan yang konsisten terdaftar di Pefindo pada periode tahun 2009-2011. Berikut data rating obligasi dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Tabel 1.2

Rating Obligasi Perusahaan Yang Terdaftar Di Pefindo Periode 2009-2011

No. Kode Rating

Perusahaan 2009 2010 2011

1 ADHI idA- idA- idA-

2 ADMF idAA- idAA- idAA+

3 AGII A3.id BBB (idn) BBB(idn)

4 AIRJ A-(idn) A(idn) A(idn)

5 APEX idA+ idA+(sy) idA+

6 APOL idA idCCC idD

7 ASDF idAA- idAA- idAA-

8 BASS N.A N.A N.A

9 BBMI A-(idn) A-(idn) A-(idn)

10 BBNI idA+ idAA- idAA

(7)

12 BBTN idAA- idAA- idAA-

13 BCAF idA+ & Aa3.id idAA- idAA+

14 BDKI idBBB+ idA- idA+

15 BDMN idAA+ idAA+ idAA+

16 BEXI idA- idAAA idAAA

17 BFIN Baa1.id idA- idA-

18 BFNC Baa2.id BBB (idn) idBBB-

19 BJBR idA idA+ idAA-

20 BLAM idBBB idBBB+ idBBB+

21 BLTA idA idA idA-

22 BNIS idBBB+ idBBB idA-

23 BNLI idA idA idAA-

24 BSDE idBBB idBBB idA

25 BSEC Baa1.id idBBB idBBB

26 BSLT idBBB idBBB+ idA-

27 BTEL idA- idA- idA-

28 BVIC A3.id BBB BBB(idn)

29 CLPK idA- idA idA+

30 DNRK idA- idA- idA

31 DUTI idBBB idBBB idBBB

32 ELTY idBBB+ idBBB+ idBBB+

33 EXCL idAA- idA+ idAA+

34 FIFA idAA- idAA- idAA-

35 FREN idBBB+ idD idD

36 IMFI idA- idA idA

37 INDF idAA idAA idAA

38 INKP idD idD idD

39 ISAT idAA+ idAA+ idAA+

40 JPFA idBBB+ idBBB+ idA-

41 JPRO Baa2.id idBBB idBBB

42 LPPI idD idD idD

43 LTLS idA- idA- idA-

44 MAIN idA+(bg) idAA- (bg) idAA+(bg)

45 MAYA Baa1.id A-(idn) A-(idn)

46 MEDC idAA- idAA- idAA-

47 MEGA A(idn) A(idn) A-(idn)

48 MYOR idA+ idA+ idAA-

49 NISP idA+ idA+ idAA

(8)

51 PANS A1.id (A+) A-(idn) A(idn)

52 PIDL idD idD idD

53 PJAA idA+ idA+ idA+

54 PLJA idA- idA- idA

55 PNBN idA & AA- (idn) idAA- idAA-

56 PPGD idAA idAA+ idAA+

57 PPLN idA+ idAA- idAA+

58 PTPN idAA- idAA- idAA-

59 PTPV IdA idA idA

60 PVII IdA IdA+ idA

61 PWON BBB-(idn) CC(idn) BBB-(idn)

62 RICY Baa1.id idBBB- idBBB-(sy)

63 RMBA IdA idAAA AAA(idn)

64 RUIS A3.id BBB(idn) BBB+(idn)

65 SCTV IdA idA idA

66 SMRA idA- idA- idA

67 SOFN idAAA idA+ idA+

68 TKIM idBBB- idBBB idBBB

69 TRIM idA- idA- idA-

70 TRJE idBBB+ idBBB+ idBBB+

71 TUFI idA- idA idA

72 WOMF idA- idA- idA-

Sumber : IDX

Dari sejumlah perusahaan tersebut ada 2 perusahaan yang peringkatnya menurun terus pada periode tahun 2009-2011 yaitu APOL (Arpeni Pratama Ocean Line) dan FREN (Smartfren Telecom). Peringkat obligasinya dapat di tampilkan sebagai berikut.

Tabel 1.3

Rating Obligasi APOL dan FREN

Tahun APOL FREN

2009 IdA idBBB+

2010 IdCCC idD

2011 IdD idD

(9)

Pada tabel 1.3 terjadi penurunan yang signifikan pada peringkat obligasi perusahaan Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. dan Smartfren Telecom Tbk.dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, bahwa peringkat obligasi dipengaruhi profitabilitas, yang artinya peringkat obligasi perusahaan tersebut menurun kemungkinan dikarenakan profitabilitas nya buruk. Melihat hal tersebut, penulis ingin meneliti kejadian diatas. Apakah memang benar profitabilitas mempengaruhi peringkat obligasi. akan tetapi peringkat obligasi itu bukan sesuatu yang dapat dihitung sebab datanya merupakan data kualitatif, bukan kuantitatif. Oleh karena itu penulis mencari faktor lain yang menjadi cerminan dari hal tersebut.

Dalam sejumlah penelitian ditemukan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,2001:122). Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para pemegang kepentingan dalam perusahaan dan juga merupaka elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.

Pefindo memeringkat obligasi dari perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi, perusahaan-perusahaan tersebut tentunya juga sudah listing di bursa efek. Jika obligasi itu nilainya dilihat dari peringkatnya, maka saham dilihat dari harga nya. Jika obligasi dari suatu perusahaan rating nya buruk, investor tidak akan tertarik untuk membeli obligasinya. sehingga profitabilitas yang didapat dari obligasi tersebut pun sedikit. Hal tersebut dapat meningkatkan resiko gagal bayar atau dapat dikatakan bahwa kemungkinan perusahaan tersebut untuk dapat memenuhi kewajiban dalam hal membayar kupon obligasi kepada investor menjadi semakin kecil. Apabila perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban dalam hal membayar kupon obligasi, maka tidah menutup kemungkinan perusahaan tersebut tidak dapat memberikan keuntungan kepada

(10)

para pemegang saham. Oleh karena itu, ketertarikan investor atas saham perusahaan tersebut akan menurun, yang berakibat harga sahamnya pun akan menurun.

Tabel 1.4

Harga Saham APOL dan FREN

Periode APOL FREN

Kuartal 2009 I 196 50 II 245 50 III 245 59 IV 165 50 Kuartal 2010 I 148 50 II 115 50 III 99 50 IV 120 50 Kuartal 2011 I 120 50 II 120 50 III 120 50 IV 120 50 (Sumber: IDX)

Dari data tersebut terlihat pula bahwa harga saham kedua perusahaan tersebut menurun. Maka terdapat kekesuaian antara pendapat penulis dengan data fluktuasi harga saham yang ditunjukkan oleh tabel 1.4, bahwa jika peringkat obligasinya mengalami penurunan, harga sahamnya pun mengalami penurunan. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk menggunakan harga saham sebagai cerminan dari peringkat obligasi yang ingin diteliti penulis.

Kenaikan ataupun penurunan harga saham dipengaruhi oleh bermacam – macam faktor, yaitu rasio keuangan dan faktor non keuangan. Salah satu alat yang

(11)

digunakan untuk menilai rasio keuangan adalah rasio profitabilitas. Menurut Santoso (2009: 493), profitabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan pelaksanaan (performance) perusahaan secara keseluruhan atau bagaimana efisiensi atas manajemen aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Para pemegang saham (investor) menggunakan rasio ini sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kegiatan investasinya. Dikarenakan, investor yang berkepentingan akan menunjukkan perhatiannya pada laba yang akan diperoleh perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang.

Profitabilitas memiliki beberapa indikator diantaranya return on asset (ROA), return on equity (ROE), gross profit margin (GPM), operating profit margin (OPM) dan net profit margin (NPM). Salah satu yang menjadi perhatian penulis adalah indikator ROE. Return on Equity atau tingkat pengembalian ekuitas pemilik mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang menjadi hak bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang perusahaan makin besar maka rasio ini juga akan makin besar.

Sawir (2001:20) mendefinisikan ROE sebagai rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif dan mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Menurut Riyanto (2001:44) ROE adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dapat (ROE) merupakan suatu alat analisis untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah mereka investasikan.

Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2004:64) mendefinisikan ROE atau sebagai suatu alat ukur dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

(12)

Tabel 1.5

Nilai ROE APOL dan FREN

Periode APOL FREN

Kuartal 2009 I 0.10 -0.33 II 0.14 -0.58 III 0.61 -1.53 IV 0.86 -0.91 Kuartal 2010 I -0.33 -0.33 II 3.63 1.23 III 3.34 16.89 IV 1.85 11.73 Kuartal 2011 I 0.22 -0.08 II 0.41 -0.21 III 0.57 -0.37 IV 0.73 -0.73 Sumber: Pefindo

Dari tabel 1.5 terlihat bahwa memang terdapat penurunan pada nilai ROE kedua perusahaan. Pada APOL terlihat bahwa nilai ROE nya menurun. Meskipun ada kenaikan nilai ROE pada tahun 2010, tetapi kembali turun pada tahun 2011. Begitu juga pada FREN. Nilai ROE nya menurun terus dari tahun 2009-2011 sampai akhirnya bernilai minus. Yang artinya kedua perusahaan tersebut tidak dapat menghasilkan keuntungan dengan modalnya sendiri.

Weston dan Copeland (2002:241) mengatakan bahwa “ROE adalah hasil pengembalian atas ekuitas mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan, rasio ini merupakan suatu rasio tujuan akhir.” Perusahaan yang memiliki ROE yang rendah atau bahkan negatif akan terklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang baik dalam menghasilkan incomenya. Kenaikan ROE

(13)

biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut (Teguh Pujo Mulyono, 1995:74). Berdasarkan teori tersebut maka penulis memilih ROE sebagai indikator profitabilitas yang akan digunakan pada penelitian ini.

Berdasarkan uraian tersebut dan untuk mengetahui lebih lanjut kinerja perusahaan Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. dan Smartfren Telecom Tbk. dilihat dari profitabilitasnya serta pengaruhnya terhadap harga sahamnya, maka penulis mengambil judul sebagai berikut: “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Pefindo”

1.2. Identifikasi Masalah

Investasi saham di Indonesia telah berkembang sedemikian jauh, baik sebagai alat investasi, maupun sumber pendanaan perusahaan. Investor tentunya ingin mendapatkan keuntungan dalam investasinya. banyak hal yang bisa menjadi acuan para investor dalam berinvestasi. Pada perdagangan obligasi, salah satu hal yang harus diperhatikan para investor adalah ratingnya. Semakin baik rating obligasi suatu perusahaan, maka kemungkinan perusahaan tersebut untuk dapat membayar kupon obligasi semakin baik. Sebaliknya jika ratingnya buruk, maka resiko gagal bayar kupon nya akan semakin besar.

Sedangkan dalam pasar saham bentuk keuntungan yang didapat adalah dividen dan capital gain. Sehingga harga saham merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh investor. meningkatnya harga saham yang mereka miliki berarti semakin besar pula keuntungan yang mereka dapatkan. Hal-hal yang mempengaruhi naik turunnya harga saham diantaranya adalah kinerja keuangannya. Jika kinerja keuangannya baik, maka para investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, sehingga permintaan akan saham perusahaan tersebut meningkat dan hal tersebut mempengaruhi harga saham nya. Baik buruk nya kinerja suatu perusahaan bisa dinilai dari profitabilitasnya.

Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang harus diperhatikan bagi perusahaan yang telah berstatus go public, karena profitabilitas merupakan indikator nilai perusahaan yang memberikan informasi dan memberikan signal tentang probabilitas naik dan turunnya harga saham dari suatu perusahaan.

(14)

Semakin baik profitabilitasnya maka hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kenaikan harga sahamnya. Peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan berpengaruh positif terhadap harga sahamnya. Investor pada umumnya melakukan investasi di perusahaan yang memliki profit cukup baik karena menunjukkan prospek yang cerah dan dapat menarik investor untuk berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Salah satu rasio profitabilitas yang dapat dijadikan acuan ialah ROE. ROE merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan,baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Robbet Ang, 1997:18.33). Jadi dapat diambil kesimpolan bahwa ROE adalah rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham yang dimiliki perusahaan.

Kenaikan ROE biasanya diikuti kenaikan dari harga saham perusahaan (Teguh Pujo Mulyono, 1995:74). Yang artinya jika terdapat peningkatan ROE maka bagian keuntungan yang terjadi hak pemilik modal juga meningkat. Oleh karena terdapat peningkatan hak bagi pemegang saham maka investor akan tertarik berinvestasi pada perusahaan yang menghasilkan ROE tinggi. Ketertarikan investor pada perusahaan yang menghasilkan ROE tinggi mendorong peningkatan permintaan kepemilikan saham sehingga harga saham perusahaan menjadi meningkat. Adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan meningkatkan harga pasar saham perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan maka return yang dihasilkan investor juga meningkat (Husnan, 1998:327-328). Maka dari itu, nilai ROE menjadi alat ukur yang digunakan oleh para investor untuk memperkirakan kinerja perusahaan di masa depan.

(15)

1.3. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di Pefindo?

2. Bagaimana gambaran harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Pefindo?

3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Pefindo?

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui gambaran profitabilitas perusahaan yang terdaftar di Pefindo. 2. Mengetahui gambaran harga saham perusahaan yang terdaftar di Pefindo. 3. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan yang

terdaftar di Pefindo.

1.5. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, penambahan atau masukan baru bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya bidang manajemen keuangan yang berkaitan dengan profitabilitas dan bentuk model prediksi harga saham berdasarkan analisis laporan keuangan yang berupa rasio keuangan. Serta diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau perbandingan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam penelitian terhadap objek yang sama. Juga diharapkan dapat mengembangkan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya atas investigasi pengetahuan tentang kemampuan rasio

(16)

keuangan dalam analisis laporan keuangan. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi dan sumber referensi bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan, khususnya yang sedang ataupun yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut. penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi media bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama masa kuliah serta menambah wawasan peneliti.

2. Kegunaan praktis

Bagi investor ataupun calon investor penelitian ini dapat memberikan informasi atau bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam suatu perusahaan. Bagi perusahaan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penerbitan saham dalam perkembangan profitabilitas untuk mengukur perkembangan harga saham.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perancangan media informasi dengan membuat buku dokumentasi yang berisi tentang sejarah Lokananta Studio Rekaman Pertama di Indonesia.. Diharapkan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ada hubungan antara kebiasaan merokok anggota keluarga dalam rumah dengan penyakit

(5) Pada zona terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dapat dilakukan pembangunan Bangunan dan Instalasi di Laut lainnya dengan ketentuan tidak mengganggu

Hasil ini menunjukkan secara rata-rata saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimiliki oleh Pihak Institusi, hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan

Sehingga menjadi sistem informasi perpustakaan yang dinamis dalam membantu pihak perpustakaan dalam mengatasi masalah sulitnya mencari informasi data perpustakaan

Pada sampel pengukuran yaitu data-data yang diambil berupa pemakaian daya pada tiap KWH meter, beban saat pengukuran KWH meter tidak dibatasi jumlah pemakaiannya, Alat ukur

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Strategi Pemasaran Unit Hemodialisis Rumah Sakit

masing indeks dengan menggunakan metode Model Indeks Tunggal. 2) Melakukan perhitungan besar proporsi dana untuk masing- masing sekuritas yang terdaftar pada