• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. Universitas Sumatera Utara MULAI PENGISIAN MINYAK PELUMAS PENGUJIAN SELESAI STUDI LITERATUR MINYAK PELUMAS SAEE 20 / 0 SAE 15W/40 TIDAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. Universitas Sumatera Utara MULAI PENGISIAN MINYAK PELUMAS PENGUJIAN SELESAI STUDI LITERATUR MINYAK PELUMAS SAEE 20 / 0 SAE 15W/40 TIDAK"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Diag PUTAR 1000 r ram Alir P MIN TIDAK PENGUJIA RAN rpm MET Penelitian Gambar 3. PEN NYAK PELUMA SAE 15W/40 AN DISTRIBUS PUTARAN 1250 rpm A BAB I TODE PEN .1 Diagra NGISIAN MIN STUDI LITER MULA PERSIAPAN PENGUJ AS PENGU KEKENT MINYAK P SI TEKANAN PUTAR 1500 rp MENCATAT ANALISA DAT SELESA III NGUJIAN am alir Peng YAK PELUMA RATUR AI BAHAN IAN  UJIAN TALAN PELUMAS PADA BANTA P AN pm T DATA TA HASIL AI gujian AS MINYAK PELUMAS SAE 20 / 0 ALAN LUNCU PUTARAN 1750 rpm E UR TM 25 PUTARA 2000 rpm AN m

(2)

3.2 Variabel Pengujian

Pada pengujian ini variabel pengujian unhilc mendapatkan karakteristik tekanan bantalan luncur adalah kekentalan minyak pelumas ( t ) dan kecepatan putaran poros (ω).

3.3 Peratatan Pengujian

Pengujian dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Alat yang digunakan adalah Alat Uji Bantalan Luncur TM25 buatan TecQuipment Ltd, Inggris. Spesifikasi Alat Uji Bantalan Luncur adalah sebagai berikut:

• Dimensi Alat Uji:

 990 mm x 970 mm x 2850 mm dan 68 kg • Kondisi operasi:

 Pada temperatur +5 °C sampai +40 °C

 Pada jangkauan kelembaban relatif setidaknya 80% pada temperatur < 31 °C dan 50% pada temperatur 40°C.

• Suplai energi listrik:

 Single phase 230 V AC , 50 Hz atau 110 V AC ,60 Hz. • Spesifikasi Bantalan Luncur:

 Diameter journal : 50 mm

 Diameter bantalan : 55 mm

 Lebar efektif bantalan : 70 mm  Lebar bantalan sepenuhnya : 80 mm  Volume minyak pada bantalan : 65,5 cm3

(3)

Gambar 3.2 Alat Uji Bantalan Luncur TecQuipment TM25

(4)

Keterangan gambar 3.3: A : Poros /journal

B : Poros motor penggerak C : Bantalan luncur

D : Karet diafragma (Flexible rubber diaphragm) E : Piringan penutup bantalan

F : Penunjuk kesimbangan bantalan G : Fixed frame

H : Beban

I : Batang beban

Peralatan pengujian TM25 memiliki bantalan acrylic dan papan manometer , sehingga tekanan minyak pelumas pada bantalan dapat diobservasi dengan jelas. Poros motor penggerak dan journal memiliki putaran yang sama. Peralatan ini juga dilengkapi dengan variabel kecepatan putaran pada unit kontrol dan sensor kecepatan pada motor untuk melakukan percobaan pada kecepatan yang bervariasi.

Pada bantalan terdapat 16 (enam belas) titik observasi untuk mengukur besarnya tekanan pada bantalan luncur. Dua belas titik berada di sekeliling (equispaced) bantalan, yang masing-masing berjarak/membentuk sudut 30°, yaitu titik observasi yang bernomor 3, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16. Sedangkan empat titik berada pada arah aksial (lebar bantalan), yaitu titik 1, 2, 4 dan 5. Titik 3 dapat juga dianggap berada pada arah aksial (lihat gambar 3.3). Masing-masing titik pengujian dihubungkan ke tabung pada papan manometer dengan pipa plastik fleksibel, sehingga distribusi tekanan pada sekeliling bantalam

(5)

dapat diobservasi pada manometer tersebut. Pada papan manometer terdapat 16 tabung/pipa yang menunjukkan nilai tekanan untuk masing-masing titik tersebut, dan nilainya dalam satuan mm oil.

3.4 Pengisian Minyak Pelumas dan Pemanasan

Peralatan pengujian bantalan luncur TecQuipment TM25 memiliki reservoir sebagai penampung minyak pelumas. Reservoir dihubungkan dengan dua saluran sebagai pintu masuk minyak pelumas ke dalam bantalan. Resrvoir juga dilengkapi dengan keran untuk membuka dan menutup aliran minyak pelumas ke bantalan.

Sebelum melakukan pengujian tekanan pada enam belas titik pengujian harus sama agar terjadi keseimbangan tekanan. Caranya dengan membuka keran masuk minyak pelumas.

Saat pengujian gelembung-gelembung udara harus dikeluarkan agar tidak terjadi kesalahan pembacaan tekanan. Salah satu caranya adalah dengan cara melakukan pemanasan atau warm up. Pemanasan dilakukan dengan menghidupkan motor dan meningkatkan kecepatan putaran secara bertahap sampai 2000 rpm, kemudian dibiarkan sampai satu jam. Setelah satu jam kecepatan putaran dikurangi hingga stabil pada 1000 rpm selama kira-kira 10 menit.

3.5 Pengujian Karakteristik (Distribusi Tekanan) Bantalan Luncur

Pengujian untuk mendapatkan karakteristik bantalan luncur ini menggunakan minyak pelumas SAE 15W/40 serta minyak pelumas SAE 20W/50.

(6)

Pada pengujian ini ditetapkan lima variasi kecepatan putaran, yaitu: 1000 rpm, 1250 rpm, 1500 rpm, 1750 rpm, 2000 rpm. Putaran poros ditetapkan searah jarum jam (clock wise).

Setelah dilakukan pemanasan (warm up), kemudian putaran poros ditetapkan pada kecepatan putaran pengujian terendah, yaitu 1000 rpm, lalu dibiarkan stabil pada putaran tersebut selama 10 (sepuluh) menit, kemudian dilakukan pembacaan pada papan manometer. Demikian juga untuk putaran 1250,1500,1750 dan 2000 rpm untuk masing-masing minyak pelumas.

3.6 Pengujian Kekentalan Minyak Pelumas

Pengujian kekentalan kekentalan minyak pelumas pada percobaan ini menggunakan viskometer bola jatuh menurut Hoeppler, merek HAAKE Fissons, buatan Jerman, yang terdapat pada Laboratorium Fisika Lanjutan Universitas Sumatera Utara. Pengujian kekentalan dilakukan pada temperatur ruang 28 °C dan pada 40 °C. Namun dalam analisa nilai kekentalan yang digunakan adalah data percobaan pada temperatur 40 °C, karena kondisi temperatur operasi peralatan bantalan adalah berkisar 40 °C. Menurut buku manual HAAKE Fissons, pengujian kekentalan ini sesuai dengan standar DIN 53015.

(7)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengujian Kekentalan Minyak Pelumas

Berikut adalah data-data hasil pengujian kekentalan minyak pelumas yang dilakukan di Laboratorium Fisika hanjutan Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pengujian kekentalan pada penelitian ini menggunakan viskometer bola jatuh menurut Hoeppler.

Tabel 4.1 Data hasil pengujian massa pengukuran minyak pelumas.

Bahan Volume

Pengukuran (cm3)

Massa Pengukuran (gram)

Minyak Pelumas Oli

SAE 15W/40 100 79,30

Minyak Pelumas Oli

SAE 20W/50 100 80,33

Tabel 4.2 Data hasil pengukuran kekentalan minyak pelumas SAE 15W/40 dan

SAE 20W/50 dengan menggunakan Viskometer Bola jatuh Menurut Hoeppler dengan suhu 40o.

Bahan Waktu Jatuh Bola Baja, t (detik)

Minyak Pelumas SAE 15W/40 tl t 2 t 3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10 Δt 21,72 21,9 21,41 21,72 21,44 21,74 21,45 20,40 21,70 21,67 21,522 Minyak Pelumas SAE 20W/50 24,17 24,2 23,45 23,40 23,55 24,12 23,60 23,51 24,20 23,44 23,765

(8)

4.2 Analisa Hasil Pengujian Kekentalan Minyak Pelumas

Analisa Pengujian Kekentalan Minyak Pelumas dilakukan pada data hasil

pengujian dengan temperature 40oC.

Rumus yang dipergunakan untuk menghitung kekentalan minyak pelumas

adalah : Δt. ( ).K

Dimana:

ρ1 = Massa jenis bola uji (gram/ cm 3)

ρ2 = Massa pengukuran minyak pelumas (gram/ cm 3)

Δt = Waktu rata-rata jatuhnya bola baja (detik) K = Konstanta bola baja (gram)

µ = Kekentalan dinamik (cP)

(Sumber : Fisika untuk universitas edisi ke-7 jilid 1)

I. Minyak Pelumas Oli SAE 15W/40 1 Δt. ( ).K

= 21,522 . ( 7,7 – 0,7930 ).12,54 = (21,522 s) . (6,907gr/cm3) . (12,54gr)

= 1864,07 cP

II. Minyak Pelumas Oli SAE 20W/50 1 Δt. ( ).K

= 23,765 . (7,7 – 0,8033) . 12,54

= (23,765s) .( 6,8967gr/cm3) . (12,54gr) = 2055,30 cP

(9)

4.3 Data Pengujian Distribusi Tekanan

Pengujian distribusi tekanan pada bantalan luncur dilakukan di laboratorium Mesin Fluida Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Alat yang digunakan adalah Alat Uji Bantalan Luncur TM25 buatan 'TecQuipmen Ltd, Inggris.

Data-data hasil pembacaan tekanan pada papan manometer peralatan bantalan luncur TecQuipment TM25 menggunakan minyak pelumas oli SAE 15W/40 dan oli SAE 20W/50.

Perlu diketahui bahwa titik 1, 2, 3, 4 dan 5 berada pada arah aksial (lebar bantalan). Sedangkan distribusi tekanan di sekeliling lingkaran (objek utama penelitian ini) ditunjukkan oleh titik pengujian 3,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, dan 16. Masing-masing titik pada keliling bantalan berjarak atau membentuk sudut 30˚.

4.3.1 Data Distribusi Tekanan Setiap Titik Pengujian Pada Bantalan luncur Dengan Menggunakan Minyak Pelumas SAE 15W/40 dan SAE 20W/50

Enam belas titik pengujian pada peralatan bantalan luncur TecQuipment TM25 menunjukkan distribusi tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan luncur. Observasi pada manometer adalah perubahan tinggi permukaan minyak pelumas pada papan manometer akibat adanya tekanan di sekeliling bantalan luncur, sehingga data yang didapat adalah kenaikan permukaan minyak dalam satuan mm oil, oleh karena itu perlu didapat nilai dari tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan:

(10)

P = ρ. g. (hl- h2)

Dimana:

P = tekanan (Pa)

ρ = massa jenis minyak pelumas (kg/m3) g = gaya gravitasi (9,81 m/det2)

h 1 = tinggi permukaan minyak basil pengamatan (m)

h1 = tinggi mula-mula permukaan minyak pada manometer (m)

(Sumber : Analisa karakteristik bantalan luncur terhadap minyak pelumas, tugas sarjana, departemen teknik mesin USU, Medan 2003).

Pada titik 1.

Menggunakan minyak pelumas oli SAE 15W/40 putaran 1000 rpm P = 793 . 9,81 (0,740 - 0,6)

= 793 . 9,81 . 0,14 = 1089,1 Pa

Menggunakan minyak pelumas oil SAE 20W/50 putaran 1000 rpm P = 803,3 . 9,81 (0,870 - 0,6)

= 803,3 . 9,81 . 0,27 = 2127,7 Pa

Dengan cara yang sama, maka nilai tekanan untuk setiap putaran poros pada masing-masing titik pengujian dalam satuan Pascal akan didapat. Hasilnya diberikan dalam tabel 4.7 dan Tabel 4.8 berikut.

(11)

Tabel 4.3 Data Pembacaan Manometer Dan Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas Oli SAE15W/40 Kecepatan Poros titik 3  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  3  1000 rpm Sudut Kemiringan (°) 0  30  60  90  120  150  180  210  240  270  300  330  360  Tinggi Permukaan MinyakHasil Pengamatan (m ) 0.84  0.820  0.58  0.345  0.25  0.245  0.355  0.32  0.445  0.53  0.62  0.745  0.84  Tekanan (Pa) 1867.04  1711.45  ‐155.59  ‐1983.73  ‐ 2722.77  ‐2761.66  ‐1905.94  ‐2178.21  ‐1205.80  ‐544.55  155.59  1128.00  1867.04  titik 3  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  3  1250 rpm Sudut Kemiringan (°) 0  30  60  90  120  150  180  210  240  270  300  330  360  Tinggi Permukaan MinyakHasil Pengamatan (m ) 0.88  0.89  0.68  0.35  0.21  0.205  0.265  0.315  0.43  0.535  0.645  0.765  0.88  Tekanan (Pa) 2178.21  2256.01  622.35  ‐1944.83  ‐ 3033.94  ‐3072.84  ‐2606.08  ‐2217.11  ‐1322.49  ‐505.66  350.07  1283.59  2178.21  1500 rpm titik 3  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  3  Sudut Kemiringan (°) 0  30  60  90  120  150  180  210  240  270  300  330  360  Tinggi Permukaan MinyakHasil Pengamatan (m ) 0.9  0.92  0.725  0.365  0.15  0.13  0.215  0.31  0.425  0.54  0.655  0.78  0.9  Tekanan (Pa) 2333.80  2489.39  972.42  ‐1828.14  ‐ 3500.70  ‐3656.29  ‐2995.04  ‐2256.01  ‐1361.38  ‐466.76  427.86  1400.28  2333.80  1750 rpm titik 3  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  3  Sudut Kemiringan (°) 0  30  60  90  120  150  180  210  240  270  300  330  360  Tinggi Permukaan MinyakHasil Pengamatan (m ) 0.905  0.93  0.745  0.375  0.125  0.1  0.19  0.31  0.425  0.54  0.66  0.79  0.905  Tekanan (Pa) 2372.70  2567.18  1128.00  ‐1750.35  ‐ 3695.18  ‐3889.67  ‐3189.53  ‐2256.01  ‐1361.38  ‐466.76  466.76  1478.07  2372.70  2000 rpm titik 3  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  3  Sudut Kemiringan (°) 0  30  60  90  120  150  180  210  240  270  300  330  360  Tinggi Permukaan MinyakHasil Pengamatan (m ) 0.91  0.935  0.755  0.38  0.11  0.085  0.185  0.31  0.425  0.545  0.665  0.795  0.91  Tekanan (Pa) 2411.59  2606.08  1205.80  ‐1711.45  ‐ 3811.87  ‐4006.35  ‐3228.42  ‐2256.01  ‐1361.38  ‐427.86  505.66  1516.97  2411.59   

(12)

Dari tabel 4.3 jika disajikan dalam bentuk grafik, maka akan terbentuk kurva sebagai berikut

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan

Minyak Pelumas SAE 15W/40

Pada grafik Grafik Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas SAE 15W/40 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tejadi gerakan penurunan tekanan minyak pelumas terhadap bantalan luncur, penurunan tekanan dimulai dari titik 8 posisi angular 90°, sampai titik 14 posisi angular 270°. Untuk minyak pelumas oli SAE 15W/40 penurunan tekanan khusus pada putaran 1000 terjadi pada titik 7 posisi angular 60°. Penurunan tekanan pada minyak pelumas oli SAE 15W/40 terjadi sampai titik 14 posisi angular 270°.

2. Gerakan penurunan tekanan pada grafik terjadi karena pengaruh tekanan atmosfer, yaitu berada dibawah tekanan atmosfer atau berada pada posisi vacum (kedap udara). Terjadi vacum dapat juga dipengaruhi oleh titik

‐5000 ‐4000 ‐3000 ‐2000 ‐1000 0 1000 2000 3000 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Te ka n an  (P a) Posisi Angular (°) Grafik Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Minyak  Pelumas SAE 15W/40 1000 rpm 1250 rpm 1500 rpm 1750 rpm 2000 rpm

(13)

observasi pada bantalan luncur yaitu titik 8,9,10,11,12 dan 13 posisi angular 90°, 120°, 150°, 180°, 210° dan 240° berada dibawah pada bantalan luncur.

3.. Grafik kembali naik dimulai dari titik 14 posisi angular 270° sampai titik 3 posisi angular 360°/0°. Gerakan naik grafik karena titik observasi 14,15,16 dan 3, posisi angular 270°, 300°, 330°, 360°/0°, berada diatas pada bantalan luncur dan berada pada tekanan atmosfer. Tetapi pada minyak pelumas oli kemasan SAE 20W/40 gerakan naik dimulai pada titik 15, karena titik 14 masih dalam keadaan vacum.

Tabel..4.4 Data Pembacaan Manometer dan Distribusi tekanan pada Sekeliling Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas Oli SAE 15W/40

Kecepatan Poros titik 3 4 5 1 2 3

1000 rpm

Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 0,84 0,825 0,755 0,74 0,82 0,84 Tekanan (Pa) 1867,04 1750,35 1205,80 1089,11 1711,45 1867,04 1250 rpm titik 3 4 5 1 2 3 Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 0,88 0,865 0,795 0,735 0,86 0,88 Tekanan (Pa) 2178,21 2061,52 1516,97 1050,21 2022,63 2178,21 1500 rpm titik 3 4 5 1 2 3 Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 0,9 0,885 0,82 0,81 0,875 0,9 Tekanan (Pa) 2333,80 2217,11 1711,45 1633,66 2139,32 2333,80 1750 rpm titik 3 4 5 1 2 3 Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 0,905 0,89 0,83 0,82 0,88 0,905 Tekanan (Pa) 2372,70 2256,01 1789,25 1711,45 2178,21 2372,70 2000 rpm titik 3 4 5 1 2 3 Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 0,91 0,9 0,84 0,825 0,885 0,91

(14)

Jika data tabel diatas disajikan dalam grafik maka akan terbentuk kurva sebagai Berikut :

Gambar 4.2 Grafik Distribusi tekanan disekeliling bantalan luncur menggunakan minyak pelumas SAE 15W/40

Pada grafik arah aksisl pada bantalan luncur tidak terjadi penurunan tekanan minyak pelumas pada bantalan luncur sampai posisi minus karena, posisi titik 1,2,3,4,dan 5 berada pada arah aksial (lebar) bantalan dan titik tersebut terletak di atas pada bantalan. Sehingga titik 1,2,3,4 dan 5 berada pada tekanan atmosfer sehingga tidak terjadi vacum (kedapudara).

Pada titik 1, 2, 4, 5 dengan sudut kemiringan 7,5° , 15°, 345°, 352,5°terjadi

penurunan tekanan dan kembali naik pada titik 3 dengan sudut kemiringan 360° 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 0 120 240 360 TEKANAN  (Pa) POSISI Aksial (˚) Grafik Distribusi Tekanan di Sekeliling Bantalan Luncur dengan  Minyak Pelumas SAE 15W/40   1000 rpm 1250 rpm 1500 rpm 1750 rpm 2000 rpm

(15)

Tabel 4.5 Data Pembacaan Manometer Dan Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas Oli SAE20W/50

Kecepatan Poros titik 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3

1000 rpm

Sudut Kemiringan (°) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Tinggi Permukaan Minyak (m ) 0,965 1,04 0,92 0,535 0,25 0,24 0,355 0,47 0,57 0,675 0,775 0,89 0,965

Tekanan (Pa) 2839,46 3422,91 2489,39 -505,66 -2722,77 -2800,56 -1905,94 -1011,31 -233,38 583,45 1361,38 2256,01 2839,46 1250 rpm titik 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 Sudut Kemiringan (°) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Tinggi Permukaan Minyak (m ) 1,04 1,13 0,995 0,51 0,175 0,2 0,335 0,455 0,575 0,675 0,78 0,905 1,04 Tekanan (Pa) 3422,91 4123,04 3072,84 -700,14 -3306,22 -3111,73 -2061,52 -1128,00 -194,48 583,45 1400,28 2372,70 3422,91 1500 rpm titik 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 Sudut Kemiringan (°) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Tinggi Permukaan Minyak (m ) 1,05 1,15 1,01 0,505 0,17 0,22 0,255 0,48 0,58 0,68 0,785 0,91 1,05

Tekanan (Pa) 3500,70 4278,63 3189,53 -739,04 -3345,11 -2956,15 -2683,87 -933,52 -155,59 622,35 1439,18 2411,59 3500,70 1750 rpm titik 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 Sudut Kemiringan (°) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Tinggi Permukaan Minyak (m ) 1,055 1,155 1,02 0,51 0,18 0,23 0,37 0,49 0,59 0,69 0,79 0,92 1,055

Tekanan (Pa) 3539,60 4317,53 3267,32 -700,14 -3267,32 -2878,35 -1789,25 -855,73 -77,79 700,14 1478,07 2489,39 3539,60 2000 rpm titik 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 Sudut Kemiringan (°) 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360

Tinggi Permukaan Minyak (m ) 1,065 1,16 1,02 0,515 0,18 0,24 0,375 0,5 0,6 0,69 0,8 0,95 1,065

(16)

Dari tabel 4.5 jika disajikan dalam bentuk grafik, maka akan terbentuk kurva sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan

Minyak Pelumas SAE 20W/50

Pada grafik Grafik Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas SAE 20W/50 dapat dijelaskan sebagai berikut : .

1. Terjadi gerakan penurunan tekanan minyak pelumas terhadap bantalan luncur, penurunan tekanan dimulai dari titik 8 posisi angular 90° sampai dengan titik 13 posisi angular 240°.

2. Gerakan penurunan tekanan pada grafik terjadi karena pengaruh tekanan atmosfer yaitu berada dibawah tekanan atmosfer atau berada pada posisi vacum (kedap udara). Terjadi vacum karena titik obsevasi pada bantalan luncur yaitu titik 8,9,10,11,12 dan 13, posisi angular 90°,120°,150°,180°,210° dan 240°, berada dibawah pada bantalan.

‐4000 ‐3000 ‐2000 ‐1000 0 1000 2000 3000 4000 5000 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Te ka n an  (pa) posisi angular (˚) Grafik Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Minyak  Pelumas SAE 20W/50 1250 rpm 1000 rpm 1500 rpm 1750 rpm 2000 rpm

(17)

3. Dan grafik kembali naik dimulai dari titik 14 posisi angular 270° sampai titik 3 posisi angular 360°/0°. Gerakan naik grafik dipengaruhi karena titik obsevasi 14,15,16 dan 3, posisi angular 270°,300°,330°,360°/0°, berada diatas dan berada pada tekanan atmosfer.

Tabel 4.6 Data Pembacaan Manometer dan Distribusi tekanan pada Sekeliling Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas Oli SAE 20W/50.

Kecepatan Poros Titik 3 4 5 1 2 3 1000 rpm Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 0,965 0,95 0,905 0,87 0,94 0,965 Tekanan (Pa) 2839,46 2722,77 2372,70 2100,42 2644,97 2839,46 Titik 3 4 5 1 2 3 1250 rpm Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 1,04 1,085 0,965 0,95 1,015 1,04 Tekanan (Pa) 3422,9052 3772,9751 2839,4555 2722,7655 3228,422 3422,9052 1500 rpm Titik 3 4 5 1 2 3 Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 1,05 1,035 0,975 0,97 1,04 1,05 Tekanan (Pa) 3500,6985 3384,0086 2917,2488 2878,3521 3422,9052 3500,6985 1750 rpm Titik 3 4 5 1 2 3 Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 1,055 1,045 0,985 0,975 1,035 1,055 Tekanan (Pa) 3539,5952 3461,8019 2995,0421 2917,2488 3384,0086 3539,5952 2000 rpm Titik 3 4 5 1 2 3 Sudut Kemiringan (°) 0 7,5 15 345 352,5 360

Tinggi Permukaan Minyak

(m ) 1,065 1,05 0,99 0,98 1,04 1,065

(18)

Jika data tabel diatas disajikan dalam grafik maka akan terbentuk kurva sebagai berikut :

Gambar 4.4 Grafik Distribusi tekanan disekeliling bantalan luncur menggunakan

minyak pelumas SAE 20W/50

Untuk grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah aksial pada bantalan luncur yang menggunakan minyak pelumas oli SAE 20W/50.

pada gambar grafik 4.5 yang menggunakan minyak pelumas oli SAE 20W/50, tekanan rninyak pelumas pada titik 1 sudah mencapai tekanan 2000pa. Pada setiap putaran untuk kedua jenis minyak pelumas, tekanan maksimum terjadi pada titik 3 dan kembali turun sampai ke titik 5.

Pada grafik arah aksisl pada bantalan luncur tidak terjadi penurunan tekanan minyak pelumas pada bantalan luncur sampai posisi minus karena, posisi titik

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 0 120 240 360 Tekanan  (Pa) arah aksial (˚) Grafik Distribusi  Tekanan di Sekeliling Bantalan Luncur  dengan Minyak Pelumas SAE 20W/50   1000 rpm 1250 rpm 1500 rpm 1750 rpm 2000 rpm

(19)

1,2,3,4,dan 5 berada pada arah aksial (lebar) bantalan dan titik tersebut terletak di atas pada bantalan. Sehingga titik 1,2,3,4 dan 5 berada pada tekanan atmosfer sehingga tidak terjadi vacum (kedapudara).

4.4 Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Persamaan Tekanan Sommerfeld.

Hasil percobaan dianalisa menggunakan persamaan tekanan Sommerfeld. Persamaan tekanan Sommerfeld untuk bantalan luncur adalah sebagai berikut:

6 sin 2 cos

2 1 cos

Jika nilai diganti dengan k, maka persamaan menjadi: sin 2 cos

1 cos

(sumber: Matakuliah teknik pelumasan, A.Halim Nasution, M,Sc. Departemen Teknik Mesin USU)

Dari grafik ditentukan titik tekanan maksimum (P-P0) max; pada kasus ini

adalah θm = 300 pada (P-P0) max = 1949,9 Pa.

Oleh karena itu:

cos 30 3

(20)

6 sin 2 cos

2 1 cos

(sumber: Matakuliah teknik pelunasan, A.Halim Nasution, M,Sc. Departemen Teknik Mesin USU)

Dari kurva pengujian bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli SAE 15W/40 pada putaran 1000 rpm:

θm = 300 (P-P0) max = 1711,4 Pa Dimana: cos cos 30 3 2 0,86 3 2 0,86 3 1,72 0 ε = 0,43

Untuk mendapatkan nilai yang memenuhi, masing-masing harga ε tersebut dimasukkan ke dalam persamaan di bawah ini:

sin 2 cos

1 cos

1711,4 sin 30 2 0,34 cos 30 1 0,43 cos 30 = 1110,6

(21)

Maka harga ε yang memenuhi pada 1000 rpm adalah 0,43 ε = 0,43

k = 1110,6 P

Dengan cara yang sama nilai ε dan k dapat diperoleh untuk masing-masing pengujian, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Nilai (ε) dan (k) terhadap minyak pelumas oli SAE 15W/40. Putaran poros

(rpm) Θm (o) (P-P(Pa) 0)max

ε

(Pa) K

1000 30˚ 1711,4 0,43  1110,6

1250 30˚ 2256,0 0,43  1464,0

1500 30˚ 2489,3 0,43  1613,0

1750 30˚ 2567,1 0,43  1663,4

2000 30˚ 2606,0 0,43  1688,6

Tabel 4.8 Nilai (ε) dan (k) terhadap minyak pelumas oli SAE 20W/50. Putaran poros (rpm) Θm (o) (P-P0)max (Pa)

ε

K (Pa) 1000 30˚ 3667,3 0,43  2376,4 1250 30˚ 4176,3 0,43  2706,2 1500 30˚ 4334,2 0,43  2808,5 1750 30˚ 4373,6 0,43  2834,0 2000 30˚ 4413,0 0,43  2859,6

(22)

4.5 Analisa Beban Bantalan Luncur

Beban total sepanjang bantalan luncur sesuai dengan persamaan yang diberikan oleh Sommerfeld (persamaan 2.27) adalah:

P k 2πdr √1 ε

Dimana:

1 = panjang efektif bantalan = 0,07 m r = jari-jari poros = 0,025 m

k = angka Sommerfeld untuk bantalan luncur maka persamaan diatas dapat dibuat menjadi:

P k2π. 0,07.0.025 √1 ε P 0,011 k

√1 ε

Beban total yang terjadi pada pengujian bantalan luncur terhadap minyak pelumas oli SAE 15W/40:

Pada putaran 1000 rpm: ε = 0,43 K = 1110,6 Maka: 0,011 , , = 13,5 N

(23)

Dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas oli SAE

15W/40. Putaran Poros (rpm)

ε

k P (newton) 1000 0,43 1110,6 13,5 1250 0,43  1464.0 17,8 1500 0,43  1613,0 19,7 1750 0,43  1663,4 20,3 2000 0,43  1688,6 20,6

Tabel 4.10 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas oli SAE

20W/50. Putaran poros (rpm)

ε

k P (newton) 1000 0,43 1901,1 23,2 1250 0,43  2154,5 26,3 1500 0,43  2433,3 29,7 1750 0,43  2458,7 30 2000 0,43  2498,2 30,5

(24)

4.6 Pembahasan Terhadap Grafik Distribusi Tekanan

4.6.1 Pengaruh putaran poros terhadap tekanan pada bantalan

Berdasarkan hasil percobaan terhadap 2 sampel jenis minyak pelumas oli kemasan. Pada grafik dapat dilihat perbedaan tekanan yang berbeda pada setiap putaran poros.

Tekanan minyak pelumas oli SAE 15W/40 pada bantalan luncur lebih rendah dibandingkan dengan tekanan minyak pelumas oli SAE 20W/50. Pengaruh perbedaan tekanan diantara kedua jenis sampel minyak pelumas ini karena perbedaan kekentalan.

4.6.2 Tekanan maksimum dan minimum pada bantalan pada setiap putaran poros

 Oli SAE 15W/40 Putaran 1000 rpm

P max = 1711,4 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -2761,6 (pada titik 10 posisi angular 1500) Putaran 1250 rpm

P max = 2256,0 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -3072,8 (pada titik 10 posisi angular 1500) Putaran 1500 rpm

P max = 2489,3 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -3656,2 (pada titik 10 posisi angular 1500)

(25)

Putaran 1750 rpm

P max = 2567,1 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -3889,6 (pada titik 10 posisi angular 1500) Putaran 2000 rpm

P max = 2606,0 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -4006,3 (pada titik 10 posisi angular 1500)

 Oli SAE 20W/50 Putaran 1000 rpm

P max = 3667,3 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -2836,6 (pada titik 10 posisi angular 1500) Putaran 1250 rpm

P max = 4176,3 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -3349,1 (pada titik 10 posisi angular 1500) Putaran 1500 rpm

P max = 4334,2 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -3388,5 (pada titik 10 posisi angular 1500) Putaran 1750 rpm

P max = 4373,2 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -3309,7 (pada titik 10 posisi angular 1500) Putaran 2000 rpm

P max = 4413,0 (pada titik 6 posisi angular 300) P min = -3369,7 (pada titik 10 posisi angular 1500)  

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian tekanan minyak pelumas pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas oli SAE 15W/40, dan oli SAE 20W/50 adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karakteristik distribusi tekanan antara 2 jenis minyak pelumas yaitu:

a. Tekanan minyak pelumas SAE 15W/40 pada bantalan luncur paling besar diperoleh pada saat putaran 2000 rpm dengan sudut 30o yaitu sebesar 2606 Pa, dan tekanan paling kecil terjadi pada putaran 2000 rpm dengan sudut 150o yaitu sebesar -4006,3 Pa

b. Tekanan minyak pelumas SAE 20W/50 pada bantalan luncur paling besar diperoleh pada saat putar 2000 rpm dengan sudut 30o yaitu sebesar 4356,42Pa dengan dan tekanan paling kecil terjadi pada putaran 2000 rpm dengan sudut 150o yaitu sebesar -3369,7Pa

c. Kekentalan minyak pelumas SAE 15W/40 adalah sebesar 1864,07 cP , dan kekentalan minyak pelumas SAE 20W/50 adalah sebesar 2055,30 cP 2. Berdasarkan hasil penelitian, dari grafik distribusi tekanan Sommerfeld

terlihat jelas bahwa tekanan minyak pelumas oli SAE 20W/50 lebih tinggi dibandingkan dengan minyak pelumas oli SAE 15W/40. Ini diakibatkan oleh perbedaan kekentalan minyak pelumas oli.

(27)

3. Tekanan yang semakin meningkat akibat putaran poros ditingkatkan, dengan meningkatnya tekanan pada bantalan luncur maka beban yang diterima oleh bantalan lucur juga semakin besar yaitu beban maksimal yang diterima sebesar 30,5 Newton. Sehingga lapisan tipis minyak pelumas pada bantalan akan semakin tebal yang mengakibatkan berkurangnya tekanan pada dinding bantalan luncur.

1.2 Saran

1. Pengaruh temperature sangat besar terhadap kekentalan minyak pelumas, oleh karena itu diperlukan alat untuk mengukur kekentalan minyak saat mesin beroperasi.

2. Getaran yang terjadi pada alat uji dapat mengganggu pembacaan tekanan pada manometer, oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya diperlukan analisa untuk mengetahui pengaruh getaran tersebut.

3. Diperlukan penelitian lanjutan pada bantalan luncur untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif pada minyak pelumas.

Gambar

Gambar 3.3 Pandangan asembling peralatan bantalan luncur TM25
Gambar 3.4 Viskometer Bola Jatuh Menurut Hoepper Merek HAAKE FISSON
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran kekentalan minyak pelumas SAE 15W/40 dan  SAE 20W/50 dengan menggunakan Viskometer Bola jatuh Menurut  Hoeppler dengan suhu 40 o
Tabel  4.3 Data Pembacaan Manometer Dan Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas Oli SAE15W/40   Kecepatan  Poros  titik  3  6  7  8  9  10  11  12  13  14  15  16  3  1000 rpm           Sudut Kemiringan (°)  0  30  60  90  120  1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memasukkan konsep trust dan modal sosial ini ke dalam pola hubungan sosial dan struktur sosial kemasyarakatan Indonesia, maka bangunan masyarakat Indonesia, semestinya

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah Nasional dan lnternasional.. Menilai'hasil penelitian'atau hasil pemikiran berdasarkan

Penggunaan Media Flip chart Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN Tambak Kemeraan Kecamatan Krian. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah

Pada percobaan ini, diperoleh data bahwa suatu monosakarida dapat dibedakan dengan disakarida yang dapat diamati dari terbentuknya endapan merah bata pada senyawa glukosa,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan rumah tangga di Kelurahan Rejosari Kecamatan Pangkal Balam Kota Pangkalpinang, mengetahui tingkat

 Yield 10-years US Treasury note pada Senin, 01 Oktober ditutup naik ke level 3,09% akibat pindahnya investor ke pasar saham yang didorong oleh meredanya tensi

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa target penerimaan pajak dengan pajak yang diterima oleh KPP Rungkut untuk pajak orang pribadi pada tahun 2010

Hasil analisis menunjukkan gambit dalam naskah teks drama inggris yang berjudul “Fenomena Perbedaan Gaya Mengajar” terdapat tipe dari gambit yaitu: ekpresi Opening gambit