• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI-UMBIAN UNTUK SUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN FRUIT CAKE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN TEPUNG UMBI-UMBIAN UNTUK SUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN FRUIT CAKE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI-UMBIAN UNTUK SUBSTITUSI

TERIGU DALAM PEMBUATAN FRUIT CAKE

Risa Panti Ariani1, I. A.P. Hemy Ekayani2, Luh Masdarini3

1,2,3

Jurusan PKK-Tata Boga, FTK, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia rp_ariani@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fruit cake berbahan pangan lokal dari tepung umbi-umbian (singkong, ubi jalar kuning dan ubi jalar ungu) sebagai substitusi terigu untuk mendukung usaha peningkatan ketahanan pangan. Formulasi yang diperoleh yaitu fruits cake singkong, fruit cake ubi jalar kuning dan fruit cake ubi jalar ungu dengan kualitas sesuai kriteria.

Metode penelitian ini adalah true experiment research untuk memanfaatkan tepung umbi-umbian. Perlakuan diberikan pada 3 jenis fruit cake, dengan (1) substitusi tepung terigu dengan 100 % tepung singkong/tepung ubi jalar kuning/tepung ubi jalar ungu sesuai formula fruit cake dan (2) substitusi bahan pengisi dengan 100% bahan pangan lokal, yaitu salak bali, anggur bali, strawberry, kismis, sukade dan kacang tanah. Prosedur eksperimen dilakukan sesuai langkah kerja dalam lembar observasi, sedangkan pengumpulan data kualitas fruit cake menggunakan rubrik uji kualitas dengan uji mutu hedonik secara organoleptik sesuai kriteria fruit cake. Data hasil penelitian adalah kualitas fruit cake yang dianalisis dan disajikan secara deskriptif kuantitatif dengan kriteria meliputi rasa, aroma, warna dan tekstur. Sedangkan kesimetrisan cake, volume (tinggi cake) dan kelembaban permukaan cake dianalisis secara deskriptif. Dengan demikian kualitas fruit cake ditentukan berdasarkan interpretasi dari ketujuh penilaian kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) fruit cake singkong berkualitas baik dengan semua kriteria terendah, tetapi memiliki volume (tinggi cake) tertinggi dibanding cake dari tepung lainnya. (b) fruit cake ubi jalar kuning dengan kualitas sempurna pada tiga kriteria yaitu rasa, warna dan tekstur, sedangkan aroma cake yang lebih kuat dari aroma khas ubi jalar kuning. (c) fruit cake ubi jalar ungu berkualitas sempurna pada warna dan tekstur, sedangkan kualitas rasa dan aroma memiliki kualitas baik. Selain itu semua fruit cake memiliki kriteria kesimetrisan cake dan kelembaban permukaan cake, sedangkan volume diukur dengan tinggi fruit cake mencapai ± 6 cm, ± 5,5 cm dan ± 5 cm. Pada proses pengovenan semua fruit cake memerlukan waktu lebih lama 15 menit dari pada fruit cake terigu. Temuan penelitian ini diharapkan berimplikasi pada pemanfaatan bahan baku lokal melalui diversifikasi tepung singkong, tepung ubi jalar kuning dan tepung ubi jalar ungu sebagai substitusi terigu untuk membuat fruit cake yang berkualitas.

Kata-kata kunci: fruit cake, substitusi terigu, bahan pengisi, pangan lokal

Abstract

This study aimed to obtain local food fruit cake made from flour tubers (cassava, sweet potato yellow and purple sweet potato) as a wheat substitute to support efforts to increase food security. Formulations obtained by the fruits of cassava cake, fruit cake and fruit yellow sweet potato purple sweet potato cake with the appropriate quality criteria.

This research method is a true experiment research to utilize starch tubers. The treatment given to the 3 types of fruit cake, with (1) substitution of wheat flour with 100% cassava flour / starch sweet potato yellow / purple sweet potato flour and fruit cake according to the formula (2) substitution of the filler with 100% local food, which is barking bali, bali wine, strawberries, raisins, and peanuts sukade. Experimental procedures carried out in accordance step work in the observation sheet, while the quality of data collection using the rubric fruit cake with a quality test hedonic organoleptic quality test according to criteria of fruit cake. Research data is the quality of the fruit cake and presented descriptively analyzed quantitatively by criteria includes flavor, aroma, color and texture. While the cake symmetry, volume (high cake) and the cake surface moisture were analyzed descriptively. Thus the quality of the fruit cake is determined based on the interpretation of the seven assessment criteria.

The results showed that (a) the fruit of good quality cassava cake with all the lowest criteria, but have the volume (high cake) cake of the highest compared to other flour. (b) yellow sweet potato fruit cake with perfect quality on three criteria: taste, color and texture, while the aroma of the cake that is stronger than the typical aroma of yellow sweet potato. (c) fruit quality purple sweet potato cake is perfect in color and texture, while the quality of the taste and aroma of good quality. Besides all the fruit cake has a symmetry criteria cake and cake surface moisture, while the volume was measured with a high fruit cake to ± 6 cm, ±

(2)

5.5 cm and ± 5 cm. In the process all the fruit cake oven takes 15 minutes longer than the fruit cake flour. The findings of this research will have implications for the use of local raw materials through diversification of cassava flour, sweet potato flour yellow and purple sweet potato flour as substitute for wheat flour to make a fruit cake quality.

Keywords: fruit cake, substitution of wheat, fillers, local food

1. Pendahuluan

Bahan pangan merupakan salah satu penyebab utama inflasi di Indonesia, menurut data BPS November 2012 angka inflasi sebesar 0,07 persen dengan pengaruh terbesar dari kelompok makanan, minuman dan rokok. Mencuatnya informasi terkait impor tepung terigu, merupakam cermin dari inkonsistensi kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat tani. Indonesia sebagai produsen singkong terbesar di Asia tahun 2013 mencapai 28 juta ton (melebihi Thailand 26,6 juta ton), namun disisi lain impor gandum dan terigu terus meningkat. Harapannya umbi-umbian seperti singkong, ubi jalar dan sumber karbohidrat lainnya mampu mengurangi ketergantungan akan produk olahan gandum dan terigu. Tepung terigu sebagai bahan pangan telah memasuki segala aspek kehidupan setiap lapisan masyarakat di Indonesia dalam kurang lebih empat dekade terakhir. Artinya program diversifikasi pangan berbasis produk pangan lokal berhenti, sehingga konsumsi pangan impor berbasis terigu terus meningkat.

Saat ini konsumsi gandum di Indonesia per tahun 21 kg/kapita, terbesar kedua setelah beras. Ketergantungan masyarakat di kota sampai pelosok daerah-daerah di Indonesia untuk mengkonsumsi mie atau roti sangat tinggi. Hal ini nampaknya disebabkan makanan tersebut merupakan makanan yang praktis pengolahannya, banyak tersedia dilingkungan, pengaruh promosi diberbagai media, harga terjangkau dan rasanya yang enak dimakan. Tetapi sebenarnya tepung terigu merupakan olahan dari gandum yang tidak dibudidayakan di Indonesia. Saat ini gandum merupakan bahan makanan impor terbesar yang dikonsumsi masyarakat Indonesia setiap hari, bahkan sudah menggeser konsumsi makanan lainnya yang merupakan produk lokal.

Data dalam tabel 1 menjelaskan gandum merupakan kebutuhan tertinggi setiap tahunnya, artinya sudah terjadi pergeseran konsumsi makanan masyarakat Indonesia pada produk gandum yang diolah menjadi

terigu seperti mie, roti dan berbagai. Menurut berita dari Agrobusiness, Daily News (2013), terjadi peningkatan impor gandum setiap tahunnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa komoditas bahan makanan yang selalu diimpor, seperti dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1. Komoditas bahan makanan yang diimpor tahun 2012

No Nama Komoditas Impor / Tahun

1 Gandum 6,3 juta ton

2 Garam 2.2 juta ton

3 Kedelai 1.9 juta ton

4 Beras 1,8 juta ton

5 Jagung 1,7 juta ton

6 Tepung terigu 479.7 ribu ton 7 Gula pasir 91.1 ribu ton

8 Singkong 13.3 ribu ton

Sumber: diolah dari data BPS, 2014

Seluruh kebutuhan tepung terigu di Indonesia 100 persen diimpor, dari total tersebut tepung terigu hasil olahan dalam negeri sekitar 86 % dan 14 % sisanya impor langsung (BPS, 2014), bahkan tahun 2013 total impor gandum Indonesia mencapai 7.1 ribu ton (Daily News, 2013). Saat ini Indonesia menjadi importir gandum terbesar kedua di dunia setelah Mesir.

Ditinjau dari potensi sumber daya alam, Propinsi Bali memiliki potensi ketersediaan pangan sumber karbohidrat yang beragam seperti umbi-umbian yang dapat dikembangkan sebagai substitusi tepung terigu. Kandungan karbohidrat, protein dan zat gizi lainnya pada umbi-umbian juga merupakan bahan pangan yang dapat mensubtitusi penggunaan terigu sebagai bahan makanan impor melalui diversifikasi pangan. Disisi lain umbi-umbian sebagai bahan makanan sumber karbohidrat tersebut dijual dengan harga sangat murah, bahkan dapat dicari saja ditegalan tanpa harus membeli. Umbi-umbian juga memiliki masa simpan yang singkat, seperti singkong

(3)

setelah dipanen hanya dapat bertahan selama 2-3 hari, kemudian menjadi rusak.

Berdasarkan data SUSENAS dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2012, potensi umbi-umbian sebagai sumber daya alam belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan terjadi penurunan konsumsi umbi-umbian setiap tahunnya. Dari tabel 2 terlihat bahwa konsumsi beras masih tergolong tinggi dari

tahun 1999 hingga 2007, namun sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 terjadi penurunan konsumsi beras perkapita. Disisi lain sejak tahun 2008 hingga 2012, presentase konsumsi makanan jadi terus meningkat. Dengan semakin meningkatnya konsumsi makanan jadi, bisa diindikasikan bahwa telah terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat yang cenderung lebih menyukai makanan jadi.

Tabel 2. Konsumsi Makanan tahun 1999 sd tahun 2012 perkapita

(4)

Bergesernya pola konsumsi masyarakat sesuai tabel 2. tersebut memerlukan kajian lebih dalam. Beberapa hal yang harus dicermati dari fenomena ini adalah soal budaya konsumsi, keamanan pangan dan tingginya arus impor terhadap produk gandum dan terigu yang diolah menjadi makanan dan minuman jadi.

Dari data tersebut nampaknya umbi-umbian belum menjadi produk makanan pilihan, karena terjadi penurunan konsumsi umbi-umbian dari tahun ke tahun. Upaya diversifikasi pangan dengan memanfaatkan umbi-umbian sebagai substitusi terigu merupakan alternative mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu. Oleh karena itu umbi-umbian dapat diolah menjadi tepung agar dapat diolah menjadi berbagai produk makanan jadi. Dari hasil penelitian sebelumnya (Risa, 2011) tepung umbi-umbian dapat diolah menjadi berbagai makanan seperti dodol, kue kering, mie, opak, krupuk dan juga macam-macam cake seperti chiffon

cake, dan pound cake.

Tepung umbi-umbian adalah hasil olah dari singkong atau ubi jalar atau keladi atau lainnya yang dibuat menjadi cacah, kemudian dihaluskan dan disaring sehingga menghasilkan tepung yang halus. Cacah adalah makanan pokok tradisional masyarakat di Bali yang dibuat dari umbi-umbian digobed (parut kasar) yang kering (Risa, 1994). Kandungan karbohidrat pada umbi-umbian lebih rendah dari tepung terigu, menjadikan fruit cake singkong atau ubi jalar sebagai hidangan sehat dengan kalori rendah. Selain itu kandungan protein pada umbi-umbian rendah, diharapkan mampu menggantikan tepung terigu untuk membuat

fruit cake berbahan pangan lokal. Disamping

itu secara ekonomi juga dapat memberikan dampak pada peningkatan pendapatan para petani.

Permasalahannya berbagai jenis cake menggunakan tepung terigu sebagai bahan utama, meskipun dudah ada beberapa cake yang mensubstitusi sebagian atau semua bahan utama dengan umbi-umbian segar (Direbus terlebih dahulu) ataupun tepung umbi-umbian. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat mensubstitusi 100% terigu dengan tepung singkong, tepung ubi jalar kuning dan tepung ubi jalar ungu sebagai bahan utama untuk membuat fruit cake. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formulasi fruit cake berbahan pangan lokal dari tepung umbi-umbian (singkong, ubi jalar kuning dan ubi jalar ungu) sebagai substitusi terigu untuk mendukung usaha peningkatan

ketahanan pangan. Formulasi yang diperoleh yaitu fruits cake singkong, fruit cake ubi jalar kuning dan fruit cake ubi jalar ungu dengan kualitas sesuai kriteria.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan true experiment

research karena untuk mengetahui

kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. (Sumadi Suryabrata, 1983). Perlakuan diberikan pada 3 jenis fruit cake, yaitu fruits cake singkong, fruit cake ubi jalar kuning dan fruit cake ubi jalar ungu dengan (1) substitusi tepung terigu dengan 100 % tepung singkong/tepung ubi jalar kuning/tepung ubi jalar ungu sesuai formula

fruit cake dan (2) substitusi bahan pengisi

100% bahan pangan lokal, yaitu salak bali, anggur bali, strawberry, kismis, sukade dan kacang tanah. Teknik pengulangan dalam uji coba fruit cake dengan formulasi tertentu digunakan sebagai alternatif dari teknik sampling, kemudian analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif sesuai kriteria fruit

cake. Prosedur eksperimen dilakukan sesuai

langkah kerja dalam lembar observasi, biasanya cukup dengan dua sampai dengan tiga kali pengulangan untuk menguji coba setiap formulasi fruit cake.

Pengumpulan data uji kualitas dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk mengontrol prosedur dalam eksperimen. Sedangkan rubrik uji kualitas fruit

cake dibuat untuk memperoleh data kualitas

dengan uji mutu hedonik secara organoleptik sesuai kriteria fruit cake. Data hasil penelitian meliputi rasa, aroma, kecerahan warna dan tekstur. Penilaian uji kualitas ini dilakukan oleh panelis terlatih, kemudian dilanjutkan Focus Group Discusion (FGD) untuk menentukan kualitas fruit cake dari tepung umbi-umbian. Sedangkan kesimetrisan cake, volume (tinggi cake) dan kelembaban permukaan cake termasuk kualitas lainnya, sehingga analisis data dilakukan dengan menginterpretasi seluruh informasi yang ada atau dikenal dengan interpretative (Patton, 1990). Analisis tersebut digunakan untuk membangun makna dari fakta-fakta yang ada sehingga keberadaan objek dapat dipahami dengan baik. Hasil interpretasi disajikan secara deskriptif sesuai dengan fokus penelitian meliputi pemaparan fakta dan makna yang dibangun secara terintegrasi. Data hasil penelitian adalah kualitas fruit cake

(5)

yang dianalisis secara kuantitatif dengan kriteria meliputi rasa, aroma, warna dan tekstur. Sedangkan kesimetrisan cake, volume (tinggi cake) dan kelembaban permukaan cake dianalisis secara deskriptif. Dengan demikian kualitas fruit cake

ditentukan berdasarkan interpretasi dari ketujuh kriteria tersebut.

3. Hasil Penelitian

Eksperimen awal dilakukan untuk membuat

fruit cake kontrol dari tepung terigu dan bahan

pengisi yang merupakan bahan pangan impor. Formulasi fruit cake ini digunakan untuk formulasi eksperimen 3 jenis fruit cake dari tepung umbi-umbian. Lembar observasi digunakan untuk mengontrol prosedur eksperimen pada fruits cake singkong, fruit

cake ubi jalar kuning dan fruit cake ubi jalar

ungu.

Prosedur eksperimen dilakukan sesuai lembar observasi, tetapi pada prosedur pengovenan

fruit cake umbi-umbian memerlukan waktu

lebih lama 15 menit dibandingkan fruit cake kontrol untuk memperoleh kematangan yang sempurna dengan mengobservasi permukaan

fruit cake yang tidak lengket atau tidak basah.

Data kualitas fruit cake yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi empat aspek kriteria cake dalam bentuk grafik yaitu rasa, aroma, warna dan tekstur yang disajikan pada Grafik 1.

Grafik 1. Hasil Uji Kualitas Fruit Cake singkong, Fruit

Cake ubi jalar kuning dan Fruit Cake ubi jalar ungu dari

rasa, aroma, warna dan tekstur. 3.1 Fruit Cake Singkong

Perlakuan dalam eksperimen fruit cake singkong ini dengan substitusi 100 % bahan utama dengan tepung singkong dan substitusi 100% bahan pengisi dengan salak bali, anggur bali, strawberry, kismis, sukade dan kacang tanah yang merupakan bahan pangan lokal.

Hasil Penelitian ini disajikan dalam bentuk Grafik 1. Data kualitas fruit cake singkong,

kualitas rasa adalah manis, asam dan terasa

khas singkong, kualitas aroma adalah beraroma cake khas singkong, kualitas

warna adalah cerah kecoklatan dan kualitas tekstur adalah butiran halus (tidak bergumpal) dan bahan pengisi merata.

Gambar 1. fruit cake singkong

Sedangkan kualitas fruit cake singkong lainnya dideskripsikan sesuai kriteria (a) kesimetrisan pada semua sisi memiliki tinggi yang sama dan merata (b) volume diukur dengan tinggi cake mencapai ± 6 cm artinya cake yang padat (c) permukaan cake berminyak (lembab), lembut, halus dan tidak pecah-pecah.

3.2 Fruit Cake Ubi Jalar Kuning

Eksperimen fruit cake ubi jalar kuning ini, memberi perlakuan substitusi tepung terigu 100 % sebagai bahan utama dengan tepung ubi jalar kuning dan substitusi 100% bahan pengisi dengan salak bali, anggur bali, strawberry, kismis, sukade dan kacang tanah yang merupakan bahan pangan lokal.

Hasil Penelitian ini disajikan dalam bentuk Grafik 1. Data kualitas fruit cake ubi jalar kuning, kualitas rasa sempurna adalah manis, asam dan terasa khas ubi jalar kuning,

kualitas aroma adalah beraroma cake khas

ubi jalar kuning, kualitas warna sempurna adalah cerah kecoklatan dan kualitas tekstur sempurna adalah butiran halus (tidak bergumpal), dan bahan pengisi lokal merata.

Kualitas fruit cake ubi jalar kuning lainnya dideskripsikan sesuai kriteria (a) kesimetrisan 4,0 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0

Rasa Aroma warna Tekstur

4,5 4,3 4,3 4,7 5,0 4,7 5,0 5,0 4,8 4,7 5,0 5,0 Singkong Ubi kuning Ubi Ungu

(6)

pada semua sisi memiliki tinggi yang sama dan merata (b) volume diukur dengan tinggi cake mencapai ± 5,5 cm artinya cake yang lebih padat dari fruit cake singkong (c) permukaan cake berminyak (lembab), lembut, halus dan tidak pecah-pecah.

Gambar 2. fruit cake Ubi Jalar Kuning 3.4 Fruit Cake Ubi Jalar Ungu

Hasil eksperimen Fruit cake ubi jalar ungu ini dengan substitusi 100 % tepung terigu sebagai bahan utama dengan tepung singkong dan substitusi 100% bahan pengisi dengan salak bali, anggur bali, strawberry, kismis, sukade dan kacang tanah yang merupakan bahan pangan lokal.

Hasil Penelitian ini disajikan dalam bentuk Grafik 1. Data kualitas fruit cake ubi jalar ungu, sebagai berikut: kualitas rasa adalah manis, asam dan terasa khas ubi jalar ungu (ada sedikit rasa pahit), kualitas aroma adalah beraroma cake khas ubi jalar ungu,

kualitas warna adalah cerah ungu kecoklatan

dan kualitas tekstur adalah butiran halus (tidak bergumpal), dan bahan pengisi merata.

Gambar 3. fruit cake Ubi Jalar Ungu

Kualitas fruit cake ubi jalar ungu lainnya dideskripsikan sesuai kriteria (a) kesimetrisan pada semua sisi memiliki tinggi yang sama dan merata (b) volume diukur dengan tinggi cake mencapai ± 5 cm artinya cake yang paling padat dari fruit cake lainnya (c) permukaan cake berminyak (lembab), lembut, halus dan tidak pecah-pecah.

4. Pembahasan Hasil

Fruit cake merupakan cake yang padat,

karena kaya dengan bahan pengisi yaitu buah-buahan lokal (salak bali, anggur bali, strawberry, sukade, kismis) dan kacang tanah, cake terbuat dari adonan kental dengan bahan tepung, gula, telur dan lemak, sehingga dimasak dengan suhu 150°C dalam waktu 60 menit artinya lebih lama dari jenis cake umbi-umbian lainnya. Proses pengovenan pada semua variasi cake singkong/ubi jalar kuning/ubi jalar ungu memerlukan waktu lebih lama dari pada cake terigu. Selisih waktu pengovenan sekitar 15 menit sampai dengan 20 menit, untuk memperoleh kematangan cake yang sempurna. Hal ini disebabkan fungsi protein mengikat kerangka cake, sedangkan pada tepung umbi-umbian jumlah protein sangat sedikit (sekitar 2%), sehingga cake umbi-umbian memiliki volume (diukur dari tinggi cake) lebih rendah dan cake menjadi lebih padat. Hal ini yang menyebabkan proses pengovenan menjadi lebih lama.

Kualitas rasa pada fruit cake ubi jalar kuning sempurna, artinya sama dengan kualitas fruit

cake terigu, bahkan dengan keunggulan rasa

khas ubi jalar kuning dan segarnya bahan pengisi lokal.

Kualitas aroma pada semua fruit cake memiliki aroma cake yang lebih kuat dari aroma khas umbi-umbian, terutama pada fruit

cake singkong.

Kualitas warna sempurna pada fruit cake ubi jalar kuning dan fruit cake ubi jalar ungu, artinya tingkat kecerahan warna cake maksimal sesuai dengan bahan utama cake. Kualitas tekstur sempurna pada fruit cake ubi jalar kuning dan fruit cake ubi jalar ungu, artinya pori-pori/rongga cake padat dan merata, butiran halus (tidak bergumpal), bahan pengisi merata.

Kualitas lainnya dari fruit cake umbi-umbian dideskripsikan sesuai kriteria (a) kesimetrisan pada semua sisi memiliki tinggi yang sama dan merata (b) volume diukur dengan tinggi

fruit cake mencapai ±6cm, ±5,5cm dan ±5cm

artinya fruit cake ubi jalar ungu yang paling padat (c) permukaan cake berminyak (lembab), lembut, halus dan tidak pecah-pecah.

5. Simpulan

Kualitas fruit cake singkong paling rendah dibandingkan fruit cake ubi jalar kuning/ubi

(7)

jalar ungu, tetapi kualitas rasa, kualitas aroma, kualitas warna dan kualitas tekstur tetap memiliki kualitas baik. Sedangkan volume (tinggi cake) mendekati fruit cake tepung terigu (± 6 cm)

Kualitas fruit cake ubi jalar kuning sempurna pada tiga kriteria yaitu (1) kualitas rasa manis, asam dan terasa khas ubi jalar kuning, (2) kualitas warna dengan sangat cerah kecoklatan dan (3) kualitas tekstur butiran sangat halus (tidak bergumpal), dan bahan pengisi merata, sedangkan (4) kualitas aroma dengan aroma cake yang lebih kuat dari aroma khas umbi-umbian.

Kualitas fruit cake ubi jalar ungu, sempurna pada 2 kriteria yaitu (1) kualitas warna adalah cerah ungu kecoklatan dan (2) kualitas tekstur adalah butiran halus (tidak bergumpal), dan bahan pengisi merata, sedangkan kualitas rasa dan aroma memiliki kualitas baik.

Selain itu semua fruit cake umbi-umbian memilik kriteria kesimetrisan cake dan kelembaban permukaan cake, sedangkan volume diukur dengan tinggi fruit cake mencapai ± 6 cm, ± 5,5 cm dan ± 5 cm.

Pada proses pengovenan semua fruit cake singkong/ubi jalar kuning/ubi jalar ungu memerlukan waktu lebih lama 15 menit dari pada fruit cake terigu.

6. Daftar Pustaka

Agrobusiness, Daily News. February 6, 2013, Berita: Bahan Pangan Yang Terus Di Impor, Detik.com. download 1 september 2014.

Ariani, Risa Panti. Gede Agung, A. A., Mutiara, Titi. Damiati. (1994), Studi Kelayakan Seni Kuliner Bali mengenai Hidangan-hidangan Tradisional di Propinsi Bali, Penelitian Ditbinlitabmas, STKIP Negeri Singaraja. Ariani, Risa Panti. Hemy E., I.A.P. Masdarini, Luh.

(2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berdasarkan Hasil-hasil Penelitian Boga sebagai Usaha Peningkatan Mutu Pangan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Ditbinlitabmas, Undiksha. Singaraja,

Badan Pusat Statistik (BPS), 2014, Data SUSENAS tahun 2013, www.bps.go.id download 20 Oktober 2014.

Green Trust Magazine (Majalah Petani). (2010). Artikel Pertanian dalam Berita: Kita harus Peduli terhadap Ketahanan Pangan,

Volume 02 Juni – Agustus 2010 ISSN 0216-7883, DGIS – Belanda.

Lies Suprapti, M. 2006. Teknologi Tepat Guna: Tepung Kasava Pembuatan dan Pemanfaatannya. Yogyakarta. Penerbit: Kanisius.

---. 2007. Teknologi Pengolahan Pangan: Tepung Ubi Jalar Pembuatan dan Pemanfaatannya. Yogyakarta. Penerbit: Kanisius.

Suryabrata, Sumadi. (1992). Metodologi Penelitian. Cetakan vii. Penerbit CV Rajawali Pers. Jakarta

Gambar

Tabel 1. Komoditas bahan makanan yang diimpor  tahun 2012
Tabel 2. Konsumsi Makanan tahun 1999 sd tahun 2012 perkapita
Grafik 1. Hasil Uji Kualitas Fruit Cake singkong, Fruit  Cake ubi jalar kuning dan Fruit Cake ubi jalar  ungu dari
Gambar 2. fruit cake Ubi Jalar Kuning

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir. Data – data yang dikelola dalam aplikasi ini meliputi tanggal dan waktu pelaksanaan Ujian Tugas Akhir, ruangan yang digunakan, nama dosen.

Merujuk pandangan Benedatti di atas, beliau menyifatkan lakonan adalah suatu aksi, sama seperti perkataan “drama” yang telah wujud pada era Greek yang bermaksud (aksi yang

Pada wilayah Kota Semarang yang berupa dataran rendah memiliki jenis tanah berupa. struktur pelapukan, endapan dan lanau yang

Sesuai dengan kajian teori tentang pendapatan desa yang telah dijabarkan sebelumnya terhadap hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan bahwa peran desa

(3) Pemungutan Retribusi yang tidak menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), merupakan perbuatan melawan hukum

Lagu dolanan Gundhul Pacul mengandung makna budaya yaitu jika orang yang mempunyai kehormatan, kedudukan, dan kemuliaan karena mempunyai penghasilan yang luar biasa, maka

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa ada perbedaan kemampuan menulis narasi siswa yang memiliki minat membaca karya sastra tinggi dengan kelompok siswa

JUDUL : PUASA SEHAT, AMAN DAN NYAMAN MEDIA : MINGGU PAGI. TANGGAL : 05