• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

WALIKOTA MATARAM

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM

NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM

TAHUN 2014-2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

   

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tata-pemerintahan yang baik dan bersih serta meningkatkan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan, maka dipandang perlu melaksanakan reformasi birokrasi Pemerintah Kota Mataram;

b. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 96 Tahun 2013 tentang Penetapan Pilot project Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah, Kota Mataram ditetapkan menjadi

pilot project reformasi birokrasi pemerintah daerah;

c. bahwa dalam rangka percepatan pelaksanaan reformasi

birokrasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu adanya Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Walikota Mataram tentang Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram Tahun 2014-2018.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang

Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3531);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

(3)

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor140, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor Per/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;

14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor Per/4/M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Pengajuan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi Di Lingkungan Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah;

(4)

Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional;

16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman Kendali Mutu Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah;

17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010;

18. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014;

19. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 3 Seri D) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2008 Nomor 1 Seri D);

20. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2011 Nomor 2 Seri D), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2013 Nomor 2 Seri D);

21. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kota Mataram (Lembaran Daerah Kota Mataram Tahun 2013 Nomor 3 Seri D).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG PEDOMAN

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM TAHUN 2014-2018.

(5)

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Mataram.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kota Mataram.

3. Walikota adalah Walikota Mataram.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Mataram. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja yang selanjutnya

disingkat SKPD/Unit Kerja adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Mataram. 6. Reformasi Birokrasi adalah proses menata ulang birokrasi

dari tingkat tertinggi hingga terendah dan melakukan terobosan baru dengan langkah-langkah bertahap, konkret, realistis, sungguh-sungguh, berpikir di luar kebiasaan yang ada, perubahan paradigma, dan dengan upaya luar biasa. 7. Grand Design Reformasi Birokrasi adalah rancangan induk

yang berisi arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional untuk kurun waktu 2010-2025.

8. Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasionalisasi grand design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap lima tahun sekali dan merupakan rencana rinci pelaksanaan Reformasi Birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun

dengan sasaran per tahun yang jelas.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Maksud ditetapkannya Peraturan Walikota ini adalah sebagai pedoman bagi Pemerintah Kota Mataram dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi.

Pasal 3

Tujuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, mempunyai kinerja tinggi, bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

(6)

AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI Pasal 4

(1) Area perubahan yang menjadi tujuan dilaksanakannya Reformasi Birokrasi meliputi seluruh aspek manajemen pemerintahan.

(2) Area perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. organisasi; b. tatalaksana;

c. peraturan perundang-undangan; d. sumber daya manusia aparatur; e. pengawasan;

f. akuntabilitas;

g. pelayanan publik; dan

h. pola pikir dan budaya kerja aparatur. BAB IV

PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Pasal 5

Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram tercantum dalam Dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram Tahun 2014-2018.

Pasal 6

Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram Tahun 2014-2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 merupakan acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Mataram dalam pelaksanaan reformasi birokrasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Pasal 7

(1) Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram Tahun 2014-2018, dituangkan dalam Rencana Program/Kegiatan Percepatan Reformasi Birokrasi Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Mataram.

(7)

Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Mataram Tahun 2014-2018 ditetapkan oleh Walikota setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Tim Pengarah Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram.

Pasal 8

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Mataram.

Ditetapkan di Mataram pada tanggal WALIKOTA MATARAM, H. AHYAR ABDUH Diundangkan di Mataram pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM,

H. LALU MAKMUR SAID

(8)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala, Tuhan Yang Maha Esa, saya atas nama Pemerintah Kota Mataram menyambut gembira telah tersusunnya Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram 2014-2018 ini. Sejak digulirkannya reformasi birokrasi, Pemerintah Kota Mataram bertekad melakukan berbagai pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram ini merupakan bentuk oprasionalisasi yang menggambarkan rencana rinci reformasi birokrasi dari satu tahap ke tahapan berikutnya selama lima tahun dengan sasaran pertahun yang jelas. Sasaran tahun pertama akan menjadi dasar bagi sasaran tahun berikutnya, demikian seterusnya. Berdasarkan realita empiris, embrio reformasi birokrasi sebelumnya telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Mataram melalui program-program dan kegiatan-kegitan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah satu tahun (RKPD) maupun lima tahunan (RPJMD). Dengan dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram ini, diharapkan dapat mendukung akselerasi terwujudnya Pemerintah Kota Mataram yang Maju, Religius dan berbudaya, dengan karakteristik adaptif, berintegritas, profesional, berkinerja tinggi, bebas dan bersih korupsi kolusi dan nepotisme (KKN), mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

Road Map Reformasi Birokrasi yang disajikan dalam buku ini merupakan kompilasi dari seluruh rencana aksi reformasi birokrasi di Kota Mataram, baik yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan hingga tahun 2018. Peta jalan ini mencakup delapan program area perubahan reformasi birokrasi, yaitu (1) Penataan dan penguatan organisasi; (2) Penataan dan penguatan ketatalaksanaan; (3) Penataan peraturan perundang-undangan; (4) Penataan Sumber Daya Aparatur; (5) Penguatan Pengawasan; (6) Penguatan dan peningkatan akuntabilitas; (7) Peningkatan Pelayanan Publik; dan (8) Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja.

(9)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI ii

Dengan telah ditetapkannya delapan area perubahan beserta seluruh rencana aksi tersebut, reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota Mataram menjadi sebuah pekerjaan yang besar, menuntut komitmen yang tinggi dari seluruh pimpinan dan pegawai Pemerintah Kota Mataram untuk menjadikannya sebagai dasar atau acuan dalam menyusun dokumen perancanaan daerah, dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Semoga Allah Subhanahu Wataala, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menuntun, memberikan petunjuk kepada kita untuk membangun dan memajukan Pemerintah Kota Mataram yang kita cintai ini. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

WALIKOTA MATARAM,

(10)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

RINGKASAN EKSEKUTIF v

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUJUAN ROAD MAP 2

C. DASAR HUKUM REFORMASI BIROKRASI 2

D. PENGERTIAN 3

E. RUANG LINGKUP 3

BAB II : GAMBARAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM 5

A. PROFIL PEMERINTAH KOTA MATARAM 5

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 17

C. CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN MELALUI REFORMASI BIROKRASI 18

D. KEBUTUHAN DAN HARAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN ATAS REFORMASI BIROKRASI KOTA MATARAM 26

BAB III : AGENDA PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM 27

A. TAHAPAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM 27

B. FOKUS PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM. 28

C. SASARAN, INDIKATOR KEBERHASILAN DAN DAMPAK YANG DIHARAPKAN DARI REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM

35 D. RENCANA PROGRAN DAN OUTCOME YANG DIHARAPKAN DARI REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA

MATARAM

37 E. MATRIK RENCANA AKSI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM. 42

(11)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI iv

G. INOVASI DALAM REFORMASI BIROKRASI 43

H. PENGORGANISASI REFORMASI BIROKRASI KOTA MATARAM 44

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI 45

BAB V : PENUTUP 49

(12)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota periode 2010-2015 dituangan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015, dimana Visi Pembangunan Kota Mataram adalah “Terwujudnya Masyarakat Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya”. Untuk mencapai visi tersebut, terdapat 5 (lima) misi yang diturunkan, dan sangat erat kaitannya dengan program reformasi birokrasi.

Upaya mewujudkan visi dan misi melalui program reformasi birokrasi dilaksanakan melalui 8 area perubahan yaitu: (1) manajemen perubahan; (2) penataan peraturan perundang-undangan; (3) penataan dan penguatan organisasi; (4) penataan ketatalaksanaan; (5) penataan sistem manajemen SDM Aparatur; (6) penguatan pengawasan; (7) penguatan akuntabilitas kinerja; dan (8) peningkatan kualitas pelayanan publik.

Kondisi saat ini Pemerintah Kota Mataram masih menghadapi berbagai permasalahan antara lain yaitu belum optimalnya pemahaman pegawai pada peran dan fungsi aparatur birokrasi sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, kelembagaan organisasi perangkat daerah belum didasarkan pada hasil analisis jabatan, struktur organisasi cenderung mengikuti pola maksimal dan masih mengedepankan banyak jabatan struktural, pelaksanaan

bussines proces penyelenggaraan pemerintahan belum optimal dan cenderung mengabaikan pemenuhan administratif, belum terlaksananya evaluasi produk hukum daerah yang telah diterbitkan apakah terjadi tumpang tindih atau terjadi ketidakharmonisan satu dengan yang lainnya, belum semua penyelenggaraan urusan pemerintahan dibuatkan regulasinya, penempatan pegawai dalam jabatan belum sepenuhnya berdasarkan kompetensi, banyaknya Lembaga Pengawasan Pemerintah mengakibatkan adanya overlapping pengawasan meskipun sudah dilakukan upaya koordinasi, belum optimalnya pelaksanaan Sistem Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, dan belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan publik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Mataram memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan program reformasi birokrasi yang dituangkan dalam agenda prioritas melalui program quick wins dan 9 program percepatan reformasi birokrasi. Program quick wins ditetapkan sebagai berikut :

1. Pelayanan Perizinan Sistem Paket. Mulai tahun 2014, Pemerintah Kota Mataram akan melakukan perubahan pelayanan perizinan satu pintu dengan sistem paket. Dengan adanya terobosan ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih efisien, mudah, dan aksesibel.

(13)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI vi

2. Pembentukan Perda tentang Penyelenggaraan Perizinan di Kota Mataram. Untuk meningkatkan harmonisasi dalam pengaturan Perda terkait perizinan, maka terobosan yang akan dilakukan adalah penggabungan regulasi tentang Penyelenggaraan Perizinan di Kota Mataram. Dengan adanya penggabungan ini diharapkan memudahkan bagi masyarakat memperoleh informasi tentang penyelenggaraan perizinan.

Sementara itu, untuk melaksanakan 9 (sembilan) program percepatan reformasi birokrasi, maka upaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Program Manajemen Perubahan, melalui Penataan sistem administrasi kenaika pangkat otomatis Pegawai Negeri Sipil.

2. Program penataan organisasi, melalui Program kajian pembentukan kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah, Program penataan Organisasi Perangkat Daerah, Program asistensi dan fasilitasi pembentukan UPTD/UPTB, dan Program revisi Perwal Tupoksi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Mataram.

3. Program penataan ketatalaksanaan, melalui Program Penyusunan Standar Operating Prosedur, dan Program Penyusunan Pedoman Tata Naskah Dinas.

4. Program penataan peraturan perundangan, melalui Program Penyusunan Rencana Kerja Rancangan Peraturan Perundang-Undangan, Program Fasilitasi sosialisasi peraturan Perundang-undangan, Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemda Bidang SJDI dan Penyuluhan Hukum, dan Pelayanan bantuan hukum pemda.

5. Program penataan sumber daya aparatur, melalui Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, Program Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) berbasis IT integrated, Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, Program Implementasi Regulasi ASN, Penyusunan Regulasi untuk Peningkatan Kapasitas Tematik SDM bidang kepegawaian, Program Analisis Jabatan, Analisis Beban kerja dan Evaluasi Jabatan.

6. Program penguatan pengawasan, melalui pengawasan internal secara berkala, pengawasan penyelenggaraan pemerintahan lingkup Pemerintah Kota Mataram, penanganan kasus/pemeriksaan khusus, evaluasi LAKIP SKPD Lingkup Pemerintah Kota Mataram, evaluasi LPPD Lingkup Pemerintah Kota Mataram, gelar pengawasan atas pemeriksaan APIP, dan penerapan zone integritas.

(14)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI vii

7. Program penguatan akuntabilitas, melalui Program Penyusunan RPJMD, Program Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan dokumen perencanaan, Pengembangan Sistem Media Informasi Perencanaan Pembangunan, Pengembangan Forum Perencana SKPD dan Pengembangan Peran Staf Penghubung.

8. Program peningkatan pelayanan publik, melalui Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Pendidikan, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Kesehatan, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Lingkungan Hidup, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Pekerjaan Umum , Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Kebersihan, Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil, dan Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Bidang Perizinan.

9. Program monitoring dan evaluasi meliputi monitoring, evaluasi dan pelaporan tahunan dan lima tahunan.

Program percepatan reformasi birokrasi tersebut akan dilaksanakan secara berkesinambungan pada tahun 2014-2018. Tahapan persiapan telah dimulai sejak tahun 2013, sehingga pada tahun 2014 s.d. 2018 adalah masa penyusunan dokumen reformasi birokrasi dan pengembangan serta implementasinya. Program reformasi birokrasi akan melibatkan semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Mataram. Sementara itu, anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi selama 5 tahun adalah sebesar Rp. 126.902.302.024,-. Dengan komitmen dan optimalisasi sumberdaya yang dimiliki, Pemerintah Kota Mataram menetapkan kriteria keberhasilan reformasi birokrasi yang ditunjukan dengan pencapaian sasaran reformasi birokrasi sebagai berikut:

No Sasaran Indikator Baseline (2013) Target (2018)

1 Terwujudnya pemerintahan yang

bersih dan bebas KKN Opini BPK IPK WDP 5,39 WTP 5,41 2 Meningkatnya kualitas pelayanan

publik kepada masyarakat Hasil Survey IKM B A 3 Meningkatnya kapasitas dan

(15)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dinamika kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan sekarang ini menuntut setiap aparatur pemerintahan untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi. Salah satu upaya itu, adalah dengan melakukan reformasi Biankrasi. Reformasi Birokrasi, pada tataran struktural dilakukan melalui penataan kembali organisasi pemerintahan agar lebih tanggap terhadap tuntutan kepentingan masyarakat. Sementara reformasi Birokrasi pada tataran kultural dilakukan melalui pengembangan profesionalitas dan penguatan etos kerja aparatur pemerintahan. Reformasi Birokrasi merupakan langkah terencana yang dilakukan Pemerintah, untuk membangun dan mengembangkan kinerja Birokrasi pemerintahan.

Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik. Titik berat dari pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara terarah, sistematis, dan terpadu. Reformasi Birokrasi, mustahil akan terwujud jika tata pemerintahan masih memberikan peluang terhadap praktik-praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Selain memberantas praktik KKN, reformasi Birokrasi harus dijalankan dengan meningkatkan budaya kerja, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip good governance. Para Pegawai Negeri didorong untuk meningkatkan budaya kerja yang efektif, efisien, dan profesional dalam melayani kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Reformasi Birokrasi merupakan perubahan signifikan elemen-elemen Birokrasi, antara lain kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan publik. Hal yang penting dalam reformasi Birokrasi adalah perubahan mind-set dan

culture-set serta pengembangan budaya kerja. Reformasi Birokrasi diarahkan pada upaya-upaya mencegah dan mempercepat pemberantasan

korupsi secara berkelanjutan, dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa (good governance), pemerintah yang bersih (clean government ), dan bebas KKN.

Keseluruhan aspek dimaksud saling terkait satu sama lain. Perubahan di satu aspek akan memberikan pengaruh kausal pada aspek lain. Karena itu, reformasi Birokrasi membutuhkan waktu yang panjang, biaya yang tidak sedikit, serta konsistensi, kesabaran, pantang menyerah dan pengorbanan besar dari para pelakunya. Dengan demikian, maka pendekatan reformasi Birokrasi yang dilakukan harus merupakan

(16)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2

pendekatan yang sistematis, terstruktur, bertahap, dimana satu tahapan harus menghasilkan output yang memberikan dampak penguatan perubahan pada tahapan selanjutnya.

Terkait dengan hal tersebut di atas, Pemerintah Kota Mataram menempatkan Reformasi Birokrasi sebagai agenda prioritas, dituangkan dalam dokumen Road Map Reformasi Birokrasi yang diharapkan dapat mendukung akselerasi pencapaian visi dan misi Pemerintah Kota Mataram yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah maupun jangka panjang.

Road Map Reformasi Birokrasi Kota Mataram ini merupakan bentuk oprasionalisasi yang menggambarkan rencana rinci reformasi Birokrasi dari satu tahap ke tahapan berikutnya selama lima tahun dengan sasaran pertahun yang jelas. Sasaran tahun pertama akan menjadi dasar bagi sasaran tahun berikutnya, demikian seterusnya. Berdasarkan realita empiris, embrio reformasi Birokrasi sebelumnya telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Mataram melalui program-program dan kegiatan-kegitan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah satu tahun (RKPD) maupun lima tahunan (RPJMD). Dengan dokumen Road Map Reformasi Birokrasi Kota Mataram ini, diharapkan dapat mendukung akselerasi terwujudnya Pemerintah Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya, dengan karakteristik adaptif, berintegritas, profesional, berkinerja tinggi, bebas dan bersih Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN), mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, memegang teguh nilai nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

B. TUJUAN ROAD MAP

Road Map Reformasi Birokrasi (RMRB) bertujuan untuk memberikan arah pelaksanaan reformasi Birokrasi di Pemerintah Kota Mataram agar berjalan efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga, dan berkelanjutan untuk mewujudkan Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya.

C. DASAR HUKUM REFORMASI BIROKRASI

Pelaksanaan reformasi Birokrasi didukung oleh komitmen nasional, hal ini ditegaskan dalam :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, yang menyebutkan bahwa pembangunan aparatur negara dilaksanakan melalui reformasi Birokrasi;

(17)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 3

2. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 yang menegaskan reformasi Birokrasi sebagai prioritas utama;

3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

4. Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi Pada Pemerintah Daerah;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah.

D. PENGERTIAN

Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rencana rinci pelaksanaan reformasi Birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selama lima tahun dengan sasaran pertahun yang jelas. Sasaran tahun pertama akan menjadi dasar bagi sasaran tahun berikutnya, begitupun sasaran tahun-tahun berikutnya mengacu pada sasaran tahun sebelumnya.

E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram Tahun 2014-2018 mencakup : 1. Pendahuluan.

Bagian ini memberikan gambaran tentang latar belakang perlunya Road Map Reformasi Birokrasi, Tujuan, Dasar Hukum, dan Ruang Lingkup.

(18)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 4

2. Gambaran Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram.

Bagian ini akan memberikan penjelasan mengenai : (a) profil Pemerintah Kota Mataram; (b) identifikasi permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Pemerintah Kota Mataram; (c) capaian kinerja pembangunan yang dihasilkan melalui reformasi birokrasi di Pemerintah Kota Mataram; dan (d) kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi.

3. Agenda Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram.

Bagian ini akan menguraikan mengenai : (a) tahapan pelaksanaan reformasi birokrasi; (b) fokus perubahan reformasi birokrasi yang dilakukan Pemerintah Kota Mataram; (c) sasaran strategis dan indikator keberhasilan reformasi birokrasi; (d) rencana program dan outcome yang diharapkan; (e) matriks rencana aksi pelaksanaan reformasi birokrasi; (f) Quick Wins; dan (g) inovasi dalam reformasi birokrasi.

4. Monitoring dan Evaluasi.

Bagian ini akan menguraikan mekanisme monitoring dan evaluasi yang dilakukan untuk menjamin konsistensi, efektivitas dan keberlanjutan serta dampak pelaksanaan reformasi birokrasi bagi masyarakat.

5. Penutup.

Bagian ini menjadi penutup yang memberikan penegasan arahan-arahan atas dokumen Roadmap Reformasi Birokrasi bagi Pemerintah Kota Mataram.

(19)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 5

BAB II

GAMBARAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM A. PROFIL PEMERINTAH KOTA MATARAM

1. Sejarah Singkat Pemerintah Kota Mataram.

Pada tanggal 4 Agustus 1958 diberlakukan Undang-Undang Nomor 64 dan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT termasuk Daerah Tingkat II Kota Mataram, menyusul Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, lahirlah Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 yang menentukan bahwa Kepala Daerah merangkap juga sebagai Ketua DPRD.

Berdasarkan perkembangan pemerintahan dan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTB Nomor: 288.Pem.20/I/12 diadakan perubahan Wilayah Kabupten Lombok Barat yang terdiri dari Kecamatan Ampenan, Kecamatan Cakranegara, Kecamatan Narmada, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Gangga, Kecamatan Bayan, Kecamatan Gerung dan Kecamatan Kediri.

Pada Tahun 1967 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi NTB Nomor: 156/Pem.7/2/266 tanggal 30 Mei 1969 yang isinya tentang penambahan 1 (satu) Kecamatan, maka yang tadinya 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Cakranegara dirubah menjadi 3 (tiga) Kecamatan. Penambahan Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Mataram dengan mengambil beberapa Desa dari 2 Kecamatan terdahulu.

Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1978 terbentuklah Kota Administratif (KOTIF) Mataram, sebagai akibat dari adanya perubahan dan perkembangan Kota Mataram yang makin pesat. Sebutan Desapun berubah menjadi Kelurahan. Peresmian KOTIF Mataram waktu itu dilakukan oleh Menteri Dalam Negari H. Amir Mahmud. Sebagai Walikota pertama KOTIF Mataram diangkat Drs. H. Lalu Mujitahid yang dilantik oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propvinsi NTB saat itu dijabat oleh H. R. Warsita Kusumah.

Berdasarkan status KOTIF Mataram menjadi Kotamadya Mataram berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993, dimana wilayahnya terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Mataram, Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Cakranegara, dengan 23 Kelurahan dan 247 Lingkungan. Sejak itu maka terpisahlah Kotamadya Mataram dengan Kabupaten Lombok Barat yang semula merupakan

(20)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 6

induk Kotamadya Mataram. Peresmian Kotamadya Mataram dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Moh. Yogi S. Memet pada tanggal 31 Agustus 1993, dan sekaligus melantik Walikotamadaya Mataram, H. Lalu Mas’ud.

Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah daerah maka terjadi perubahan sebutan Kotamadya Daerah Tungkat II Mataramn menjadi Kota Mataram.

2. Visi dan Misi.

Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota periode 2010-2015 akan tertuang pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015, dimana Visi Pembangunan Kota Mataram adalah “Terwujudnya Masyarakat Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya”. Makna kata kunci yang terkandung dalam visi adalah sebagai berikut :

a. Masyarakat Kota Mataram adalah keseluruhan warga kota yang secara administrasi kependudukan menetap dan tinggal diwilayah Kota Mataram dengan segala konsekuwensi keberadaannya sebagai warga kota.

b. Maju ditujukan untuk mewujudkan masyarakat kota yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk didalamnya seni dan sosial budaya, sehingga kemajuan yang dicapai dengan landasan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Mentaram.

c. Religius diartikan sebagai terciptanya masyarakat kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, mengedepankan muammallah serta toleransi yang tinggi antar ummat beragama dalam suasana harmonis dalam kerangka penciptaan masyarakat madani.

d. Berbudaya diartikan sebagai terciptanya keseimbangan antara kemajuan dan religiusitas yang saling berterima dalam kemajuan dan kemajemukan, menguatnya jati diri serta mantapnya budaya lokal yang ditandai dengan masyarakat yang bermoral, bermartabat dan berkesadaran hukum berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma, adat istiadat serta peraturan yang berlaku dalam bingkai masyarakat madani.

Untuk mencapai Visi Kota Mataram “Terwujudnya Masyarakat Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya” terdapat 5 (lima) misi yang diturunkan dari visi tersebut, yaitu:

a. Mewujudkan masyarakat perkotaan yang “AMAN” ditunjukkan dengan stabilitas yang kondusif, saling berterima dalam suasana lingkungan yang bersih dan indah untuk mencapai masyarakat yang maju, religius dan berbudaya.

(21)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 7

b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan teknologi yang handal sehingga mampu meningkatkan daya saing daerah.

c. Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal berdasarkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berorientasi pada SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan SPP (Standar Pelayanan Publik) berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance).

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan.

Keterkaitan visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan Kota Mataram, sebagaimana tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Visi : Terwujudnya Kota Mataram Yang Maju, Religus dan Berbudaya

MISI TUJUAN SASARAN

Misi1: Meningkatkan rasa “AMAN” masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya

Menciptakan suasana Kota Mataram yang kondusif, dinamis dan harmonis

1. Terwujudnya kerukunan hidup bermasyarakat yang saling berterima.

2. Terselenggaranya pelaksanaan pembangunan, pelayanan, dan pemerintahan dengan lancar.

3. Terwujudnya keamanan dan kepastian dalam berinvestasi.

Misi2: Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah.

Mewujudkan sumber daya manusia

yang berkualitas 1. Terwujudnya kesetaraan gender diberbagai aspek. 2. Terciptanya pengembangan usaha dan penciptaan lapangan usaha.

3. Terwujudnya SDM yang berdaya saing.

4. Terlatihnya masyarakat miskin untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan usaha.

(22)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 8

5. Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Misi3: Memberdayakan ekonomi

rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah

1. Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat 1. Terwujudnya masyarakat yang sejahtera. 2. Terwujudnya pemerataan pendapatan masyarakat.

2. Meningkatkan kapasitas dan

kemandirian ekonomi daerah 1. Terwujudnya sistem ekonomi yang berbasis kerakyatan dalam mengembangkan potensi sektor unggulan daerah 2. Terwujudnya system dan akses permodalan bagi UMKM.

3. Meningkatkan Investasi 1. Terciptanya lapangan kerja yang lebih luas.

2. Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil. 3. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

Misi4: Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintah yang baik (Good Governance).

1. Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar.

1.Terwujudnya integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan.

2. Terwujudnya pelayanan publik yang handal.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan 1. Tersusunnya standar pelayanan minimum (SPM) dan standar pelayanan publik (SPP).

2. Terlaksananya penerapan SPM dan SPP dibidang pendidikan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, kependudukan dan catatan sipil.

3. Memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi,

1. Terwujudnya pemerataan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, perijinan, kebersihan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transoprtasi, kependudukan dan catatan sipil.

(23)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 9 kependudukan dan catatan sipil.

Misi5: Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan.

1. Menurunnya luas wilayah banjir/genangan dan abrasi di wiayah kota.

1. Terwujudnya pengembangan kawasan resapan air

2. Terbangun dan terpeliharanya saluran drainase perkotaan. 3. Terbentuknya dan berfungsinya kelembangaan

penanggulangan bencana daerah.

2. Meningkatnya kualitas lingkungan

padat dan kumuh 1. Terbangun dan terpeliharanya sarana dan prasarana dasar lingkungan. 2. Terwujudnya perumahan dan permukiman yang layak huni. 3. Meningkatkan media ekspresi dan

ruang publik 1. Tersedianya media ekspresi dan ruang publik dalam bentuk sarana olahraga, seni dan budaya. 4. Mewujudkan pembangunan

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

1. Terwujudnya pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. 2. Terwujudnya kawasan sempadan sungai dan pantai.

3. Organisasi Perangkat Daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Walikota dibantu oleh perangkat daerah agar dapat melaksanakan seluruh urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam bentuk sekretariat, unsur pengawas diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam bentuk lembaga teknis daerah, serta unsur pelaksana urusan daerah diwadahi dalam bentuk dinas daerah.

(24)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 10

Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Mataram semenjak dilaksanakan otonomi daerah Tahun 1999 telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir terkait dengan restrukturisasi organisasi perangkat daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Berdasarkan peraturan tersebut, Pemerintah Kota Mataram telah menetapkan 4 (empat) Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah, sebagai berikut :

1. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah berapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram serta Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram, serta Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah kelas B Kota Mataram, kami berupaya membentuk organisasi perangkat daerah yang secara proporsional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas sehingga menjadi organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), serta dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 dan Permendagri Nomor 57 tahun 2007.

Sesuai dengan Peraturan Daerah tersebut yaitu :

A. Sekretariat Daerah terdiri dari 3 Asisten dan 10 Bagian, yaitu :

a. Asisten Tata Praja, membawahi dan mengkoordinasikan :

- Bagian Pemerintahan;

- Bagian Hukum;

(25)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 11 b. Asisten Perekonomian Dan Pembangunan, membawahi dan mengkoordinasikan:

- Bagian Administrasi Perekonomian;

- Bagian Kesra;

- Bagian Administrasi dan Pengendalian Pembangunan.

c. Asisten Administrasi Umum, mengkoordinasikan:

- Bagian Umum;

- Bagian Organisasi;

- Bagian Humas dan Protokol.

B. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mataram. C. Dinas Daerah Terdiri dari :

a. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga; b. Dinas Kesehatan;

c. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; d. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika; e. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi; f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

g. Dinas Pekerjaan Umum;

h. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan; i. Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan;

j. Dinas Tata Kota; k. Dinas Pendapatan; l. Dinas Pertamanan; m. Dinas Kebersihan.

(26)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 12

D. Lembaga Teknis Terdiri dari : a. Inspektorat Kota

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; c. Badan Pemberdayaan Masyarakat;

d. Badan Kepegawaian Daerah;

e. Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana; f. Badan Lingkungan Hidup;

g. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;

h. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T); i. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD);

j. Satuan Polisi Pamong Praja;

k. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; l. Satuan Pemadam Kebakaran;

m. Kantor Ketahanan Pangan;

n. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B. E. Kecamatan dan Kelurahan terdiri dari :

a. Kecamatan Cakranegara;

1. Kelurahan Cakranegara Barat; 2. Kelurahan Cilinaya;

3. Kelurahan Saptamarga; 4. Kelurahan Mayura;

5. Kelurahan Cakranegara Timur; 6. Kelurahan Cakranegara Selatan;

(27)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 13

7. Kelurahan Cakranegara Selatan Baru; 8. Kelurahan Cakranegara Utara;

9. Kelurahan Karang Taliwang. b. Kecamatan Sandubaya; 1. Kelurahan Selagalas; 2. Kelurahan Bertais; 3. Kelurahan Mandalika; 4. Kelurahan Babakan; 5. Kelurahan Turide; 6. Kelurahan Abiantubuh; 7. Kelurahan Dasan Cermen. c. Kecamatan Mataram

1. Kelurahan Punie; 2. Kelurahan Pejanggik; 3. Kelurahan Mataram Timur; 4. Kelurahan Pagesangan Barat; 5. Kelurahan Pagesangan;

6. Kelurahan Pagesangan Timur; 7. Kelurahan Pagutan Barat; 8. Kelurahan Pagutan;

(28)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 14

d. Kecamatan Selaparang 1. Kelurahan Rembiga; 2. Kelurahan Karang Baru; 3. Kelurahan Monjok Barat; 4. Kelurahan Monjok;

5. Kelurahan Monjok Timur; 6. Kelurahan Mataram Barat; 7. Kelurahan Gomong;

8. Kelurahan Dasan Agung; 9. Kelurahan Dasan Agung Baru. e. Kecamatan Ampenan

1. Kelurahan Bintaro;

2. Kelurahan Ampenan Utara; 3. Kelurahan Dayen Peken; 4. Kelurahan Ampenan Tengah; 5. Kelurahan Banjar;

6. Kelurahan Ampenan Selatan; 7. Kelurahan Taman Sari; 8. Kelurahan Pejeruk; 9. Kelurahan Kebon Sari;

(29)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 15

f. Kecamatan Sekarbela

1. Kelurahan Tanjung Kekalik Jaya; 2. Kelurahan Tanjung Karang;

3. Kelurahan Tanjung Karang Permai; 4. Kelurahan Karang Pule;

5. Kelurahan Jempong Baru.

2. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kota Mataram, terdiri dari :

a. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

b. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

c. Sekretariat Dewan Pengurus Korpri.

Dalam rangka mengoptimalkan tugas operasional dan tugas penunjang Dinas dan Badan dibentuk Unit Pelaksana Teknis, yaitu 65 UPTD, dan 6 UPTB.

4. Sumber Daya Aparatur

Pemerintah Kota Mataram dalam mendukung kelancaran dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggara pemerintah yang profesional, efisien efektif, tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan perubahan dinamika lingkungan, serta untuk mampu memberikan pelayanan masyarakat menuju pelayanan prima memiliki PNS sebanyak 6.943 orang, sebagaimana tertera dalam tabel 2.2 berikut ini.

(30)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 16

Tabel 2.2

Rekapitulasi Jumlah PNS Kota Mataram Berdasarkan Jumlah Jabatan/Eselon

II A II B III A III B IV A IV B V A UMUM KHUSUS

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 A. 1 3 9 0 25 0 0 38 114 0 152 B. 0 1 2 0 5 0 0 9 35 0 44 C. STAF AHLI 0 5 0 0 0 0 0 5 5 0 10 D. DINAS DAERAH 0 13 13 47 139 32 32 326 1092 3449 4867 E. LEMBAGA TEKNIS DAERAH 0 11 13 38 109 6 0 182 406 142 730 F. LEMBAGA LAIN 0 2 0 8 16 3 0 29 71 36 136 G. KECAMATAN (6 Kecamatan) 0 0 6 6 24 12 0 48 156 0 204 H. KELURAHAN (50 Kelurahan) 0 0 0 0 50 250 0 300 500 0 800 1 35 43 99 368 303 32 937 2379 3627 6943 ESELON JUMLAH JUMLAH  TOTAL KET. JAB  STRUKT URAL JAB FUNGSIONAL 2 SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD Jumlah Total N O. SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH   (SKPD)

(31)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 17

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkup Pemerintah Kota Mataram dapat diidentifikasi beberapa permasalahan di 8 (delapan) area Perubahan adalah :

1. Permasalahan pada area organisasi adalah kelembagaan organisasi perangkat daerah belum didasarkan pada hasil analisis jabatan, struktur organisasi cenderung mengikuti pola maksimal dan masih mengedepankan banyak jabatan struktural, berkembangnya Lembaga Non Struktural sebagai amanat peraturan perundang-undangan sektoral, mengakibatkan ketepatan fungsi dan ukuran organisasi perangkat daerah belum memberikan hasil terbaik dalam mencapai tujuan, sasaran strategis serta visi misi.

2. Permasalahan pada area ketatalaksanaan adalah pelaksanaan bussines proces penyelenggaraan pemerintahan belum optimal dan cenderung mengabaikan pemenuhan administratif, belum seluruh aspek ketatalaksanaan penyelenggaraan pemerintahan terstandarisasi, sistem dan prosedur birokrasi belum berjalan cepat dalam merespon pelayanan publik, dan belum didukung penggunaan teknologi informasi.Hal ini mernyebabkan pegawai atau petugas terkait merasa berada pada pihak yang di butuhkan, dicari serta yang memiliki kewenangan. Sedangkan, pada proses bisnis untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan fungsi di unit-unit kerja dibutuhkan adanya instrument yang bersifat teknis. Instrumen tersebut menggambarkan bagaimana suatu proses pelaksanaan kegiatan dilakukan yang disebut dengan

Standard Operating Procedure (SOP). Namun, SOP yang di buat pada unit-unit kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Mataram saat ini belum melalui tahap evaluasi dan penetapan oleh Kepala Daerah. Belum adanya SOP yang baku tersebut mengakibatkan tidak ada kejelasan mengenai waktu, biaya maupun sasaran program dan kegiatan.

3. Permasalahan pada area peraturan perundang-undangan adalah belum terlaksananya evaluasi produk hukum daerah yang telah diterbitkan apakah terjadi tumpang tindih atau terjadi ketidakharmonisan satu dengan yang lainnya, dan belum semua penyelenggaraan urusan pemerintahan dibuatkan regulasinya, masih terdapat Peraturan Perundang-undanagan di daerah yang belum selaras dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi, dan masih terdapat multi tafsir, inkonsisten terhadap peraturan daerah. Disamping itu masih ada peraturan perundang-undangan yang belum disesuaikan dengan dinamika perubahan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

4. Permasalahan pada area sumber daya aparatur adalah penempatan pegawai dalam jabatan belum sepenuhnya berdasarkan kompetensi sehingga pada beberapa Satuan Kerja terjadi mismatch dalam kompetensi, distribusi pegawai tidak proporsional dengan beban kerja, kinerja

(32)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 18

aparatur yang rendah dan kurangnya disiplin, pola karir belum dilaksanakan dengan baik, dan pendidikan dan latihan belum didasarkan kepada perencanaan kebutuhan diklat.

5. Permasalahan pada area pengawasan adalah banyaknya Lembaga Pengawasan Pemerintah mengakibatkan adanya overlapping pengawasan meskipun sudah dilakukan upaya koordinasi, belum optimalnya pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) di masing-masing Satuan Kerja, cepatnya perubahan instrumen penyelenggaraan pemerintahan, dan makin canggihnya modus penyimpangan menuntut peningkatan profesionalisme aparatur pengawasan internal pemerintah secara berkesinambungan.

6. Permasalahan pada area akuntabilitas adalah belum optimalnya pelaksanaan Sistem Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, belum sinergis dan konsistennya pelaksanaan manajemen kinerja, dan masih lemahnya pemahaman dan komitmen para pelaksana penyelengara pemerintahan dan pembangunan dalam mengimplementasikan manajemen kinerja.

7. Permasalahan pada area pelayanan publik adalah belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan publik, sistem dan prosedur pelayanan yang belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik berdasarkan standar pelayanan publik yang disusun, dan tekonologi informasi belum dapat dimanfaatkan secara optimal dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

8. Permasalahan pada area pola pikir dan budaya kerja adalah belum optimalnya pemahaman pegawai pada peran dan fungsi aparatur birokrasi sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, belum optimalnya penegakan disiplin pegawai dalam mematuhi ketentuan jam dan hari kerja, dan belum optimalnya sistem pemberian reward dan punishment, mengakibatkan kurang maksimalnya kinerja pegawai dalam mejalankan tugas pokok dan fungsinya.

C. CAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN MELALUI REFORMASI BIROKRASI 1. Demografi

Kota Mataram merupakan daerah otonom dengan luas wilayah terkecil di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu 0,24% dari total luas wilayah Provinsi NTB, namun dihuni oleh jumlah penduduk yang relatif besar. Jumlah penduduk tersebut di satu sisi dapat menjadi potensi tenaga kerja bagi pembangunan di segala bidang, namun dapat pula menjadi potensi kerawanan sosial, ekonomi dan gangguan keamanan dan ketertiban di Kota Mataram.

(33)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 19

Jumlah penduduk Kota Mataram sesuai data BPS Kota Mataram, 2010 sebanyak 402.254 jiwa dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dibandingkan jumlah penduduk perempuan, sedangkan tingkat kepadatan penduduknya mencapai 6.562 jiwa per kilometer persegi dengan laju pertumbuhan sebesar 1,98 persen.

Jumlah penduduk Kota Mataram sesuai data BPS Kota Mataram, 2010 sebanyak 402.254 jiwa dan pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi 406.910 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1.01 persen. Kecamatan dengan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Ampenan dengan jumlah penduduk sebanyak 79.574 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 8.412 jiwa/km2 sementara kecamatan

dengan penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sekarbela dengan jumlah penduduk sebanyak 53.649 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 5.198 jiwa/km2, sebagaimana tertera pada Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3

Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kota Mataram Tahun 2010-2011

Kecamatan Luas Daerah

Jumlah Penduduk

Kepadatan

2010 2011

(Km2) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa/ Km2)

Ampenan 9.46 78.779 79.574 8.412 Sekarbela 10.32 53.112 53.648 5.198 Mataram 10.76 73.107 73.845 6.863 Selaparang 10.77 72.665 73.399 6.815 Cakranegara 9.67 64.087 64.734 6.694 Sandubaya 10.32 61.093 61.710 5.980 Jumlah 61.3 402.843 406.910 6.638

Sumber: BPS Kota Mataram, 2011

Perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Kota Mataram dalam kurun waktu dua tahun tahun terakhir cenderung terus meningkat, hal tersebut tidak lepas dari selain adanya pertumbuhan penduduk alami juga karena adanya migrasi. Kedudukan dan fungsi Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi, pusat pemerintahan, pendidikan serta perdagangan dan jasa menjadi penyebab tingginya migrasi.

(34)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 20

Berdasarkan data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada tahun 2011 sebesar 64,71% yang artinya dari seluruh jumlah penduduk usia produktif di Kota Mataram yang aktif secara ekonomi sebesar 64,71.

Sementara itu tingkat pengangguran di Kota Mataram pada tahun 2010 sebesar 8.96% turun menjadi 6,70% pada tahun 2011, hal ini menunjukkan kesempatan kerja di Kota mataram cukup tinggi yaitu 93,30%. sebagaimana tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4

Penduduk dan ketenagakerjaan di Kota Mataram Tahun 2010-2011

No. Komponen

Tahun

2010 2011

1 Jumlah Penduduk 402.843 406.910

2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK %) 67,59% 64.71%

3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT %) 8.96% 6.70%

4 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK %) 91.04% 93.30%

Sumber: BPS Kota Mataram

2. Sektor Kesejahteraan Masyarakat

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menganalisis pembangunan ekonomi di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya mencerminkan aktivitas perekonomian suatu daerah. Sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan sesuai dengan yang ditergetkan, sebagaimana tabel 2.5 berikut ini.

(35)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 21

Tabel 2.5

Pertumbuhan PDRB dan Laju Inflasi di Kota Mataram Tahun 2009-2011

No. Uraian 2009 2010 2011

1. Pertumbuhan PDRB 8,46% 7,95% 7,99% *)

2. Laju Inflasi 3,14% 11,07% 6,55%

Sumber: BPS Kota Mataram, 2011

**) angka sangat sementara Tahun 2011

Sebagai bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram sedikit banyak pasti terpengaruh dengan situasi perekonomian provinsi dan perekonomian nasional. Perekonomian Kota Mataram pada Tahun 2011 tumbuh sebesar 7,99 persen. Sementara itu, laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kuartal (q to q), yakni perbandingan PDRB Triwulan IV-2011 terhadap PDRB Triwulan III-2011 mengalami pertumbuhan negatif yakni sebesar 3,41 persen. Sektor yang mengalami pertumbuhan yang cukup besar adalah sektor bangunan sebesar 7,85 persen.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kumulatif (c to c) , yaitu PDRB triwulan I sampai dengan triwulan IV secara komulatif Tahun 2011 dibandingkan dengan periode yang sama Tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 6.92 persen. Ini berarti Kota Mataram mengalami peningkatan namun tidak secepat pada Tahun 2010 yang mengalami pertumbuhan 7,95 persen.

Secara umum, sektor industri pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa, serta sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang melambat sebaliknya sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel & restoran, serta sektor bangunan mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

a. Laju Inflasi

Pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram diikuti dengan meningkatnya laju inflasi, hal ini perlu diwaspadai agar laju inflasi tidak lebih tinggi dibandingkan dengan besaran pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram. Laju inflasi di Kota Mataram mengalami kenaikan dari 3,14% pada tahun 2009 menjadi 11,07% pada tahun 2010, namun demikian pada tahun 2011, laju inflasi Kota Mataram turun menjadi 6,55%.

(36)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 22

b. Kesejahteraan Sosial

Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial meliputi indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial Kota Mataram periode 2007-2011 pada masing-masing indikator sebagai berikut:

 Pendidikan

Pembangunan pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sasarannya adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat, tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan. Beberapa indikator keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan. APK adalah persentase anak usia sekolah yang memperoleh kesempatan pendidikan. APK SMP dan SMA mulai tahun 2008-2011 sudah di atas 100 %. Lihat tabel 2.6 berikut ini:

Tabel 2.6

Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Indikator PendidikanKota Mataram Tahun 2007-2011

No. Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Angka Melek Huruf 91,80% 92% 95,50% 95,50% 99,54%

2. Rata Lama sekolah 9,05 9,05 9,50 9,50 10,00

3. Angka Partisipasi Kasar

- SD/MI/Paket A 105,67 107,45 108,36 108,98 103,96

- SMP/MTs/Paket B 96,21 101,18 101,94 101,66 106,88

(37)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 23

No. Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

4. Angka Partisipasi Murni

- SD/MI/Paket A 96,06 96,38 95,86 97,50 91,58

- SMP/MTs/Paket B 74,31 72,93 77,48 76,64 79,46

- SMA/SMK/MA/Paket C 52,39 57,43 71,32 71,79 78,91

5. Angka Pendidikan yang ditamatkan 94,35% 96,35% 96,51% 96,51% 96,64

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, 2011

Angka pendidikan yang ditamatkan belum dapat menjangkau 100%, hal ini menunjukkan bahwa masih adanya peserta didik yang belum dapat menuntaskan pendidikannya. Namun angka pendidikan yang ditamatkan mengalami peningkatan setiap tahunnya.  Kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat selama lima tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator bidang kesehatan, di mana angka kematian bayi selama lima tahun mengalami penurunan dari 41,58 per 1000 kelahiran hidup pada 2007 menjadi 40,25 per 1000 kelahiran hidup pada 2010. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pelayanan kesehatan. Umur Harapan Hidup Kota Mataram mengalami peningkatan dari sebesar 64,90 tahun pada 2007 menjadi 66.60 tahun pada 2010 Selama kurun waktu empat tahun terakhir prevalensi gizi buruk mengalami fluktuasi sebesar 2.71% pada 2007 kemudian turun menjadi 1.51% pada 2008 dan terakhir pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4.21%. Lihat tabel 2.7 berikut ini:

(38)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 24

Tabel 2.7

Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial Indikator KesehatanKota Mataram Tahun 2007-2010

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010

1. Angka Kematian Bayi Per/1000 Kelahiran

Hidup 41.58 41.25 40.51 40.25

2. Umur Harapan Hidup (UHH) 64.9 65.66 66.00 66.6

3. Prevalensi Gizi Buruk 2.71% 1.51% 4.00% 4.21%

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Mataram, 2010  Kemiskinan

Jumlah penduduk miskin di Kota Mataram selama periode 2007-2011 mengalami kecenderungan fluktuatif. Berdasarkan hasil rekapitulasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Mataram pada 2007 jumlah penduduk miskin sebanyak 25.686 kepala keluarga, meningkat menjadi sebanyak 37.043 kepala keluarga pada 2011. Sebagaimana Tabel 2.8 beriut ini:

Tabel 2.8

Rasio Penduduk Miskin Kota Mataram Tahun 2007-2011

No Uraian Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

1. Penduduk Miskin 25.686 37.043 37.043 37.043 37.043

2. Jumlah Penduduk 356.141 362.243 375.506 402.843 406.910

3. Rasio Penduduk Miskin 7.21% 10.23% 9.86% 9.20% 9.10%

(39)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 25

Rasio penduduk miskin pada 2008 sebesar 10,23% dan pada 2011 mengalami penurunan yang cukup signifikan hanya menjadi sebesar 9,10% atau terjadi penurunan rasio penduduk miskin sebesar 1,13% selama kurun waktu 2008-2011. Penurunan dimaksud karena adanya berbagai intervensi program penanggulangan kemiskinan di Kota Mataram yang langsung menyentuh ke masyarakat yang didukung pola identifikasi dan verifikasi penduduk miskin yang mendekati kondisi riil.

 Kondisi Aparatur

Pemerintah Kota Mataram dalam mendukung kelancaran dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggara pemerintah yang profesional, efisien efektif, tanggap terhadap aspirasi masyarakat dan perubahan dinamika lingkungan, serta untuk mampu memberikan pelayanan masyarakat menuju pelayanan prima memiliki PNS Non Guru dan Guru sebanyak 6.495 orang, sebagaimana tabel 2.9 dan 2.10 berikut ini:

Tabel 2.9

Data Guru Menurut Pendidikan dan Tempat Tugas Lingkup Pemerintah Kota Mataram T.A. 2012

Tempat Tugas Tingkat Pendidikan

SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 Total TK - - 50 1 1 1 - 83 - 136 SD - - 151 - 257 16 - 1042 2 1468 SLTP - - 6 4 2 23 - 641 20 696 SLTA - - - 8 - 366 16 390 SMK - - - 15 13 364 15 407 SLB - - 3 - - - - 39 1 43 Non Sekolah - - - - 2 1 - 61 8 72 Total - - 210 5 262 64 13 2596 62 3212

(40)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 26

Tabel 2.10

Data Guru Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Lingkup Pemerintah Kota Mataram T.A. 2012

Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

SD SLTP SLTA D1 D2 D3 D4 S1 S2 Total

L 51 71 740 1 1 108 36 702 74 1784

P - 3 434 11 - 307 26 524 26 1331

Total 51 74 1174 12 1 415 62 1226 100 3115

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram, 2011

D. KEBUTUHAN DAN HARAPAN PEMANGKU KEPENTINGAN ATAS REFORMASI BIROKRASI KOTA MATARAM.

Pemangku kepentingan (stakeholders) memegang peranan penting untuk memberikan daya dorong bagi terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut langkah-langkah utama yang perlu mendapat perubahan guna mewujudkan sasaran reformasi birokrasi di Kota Mataram seperti:

1. mendapatkan komitmen yang kuat dari Walikota Mataram;

2. melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Lingkungan Pemerintah Kota Mataram; 3. membentuk Tim Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Mataram;

4. menetapkan road map atau delapan area perubahan di Pemerintah Kota Mataram; 5. menerapklan manajemen berbasis kinerja;

6. menginformasikan upaya dan hasil secara berkala, termasuk Quick Wins; 7. melaksanakan menitoring dan evaluasi(PMPRB); serta

8. menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi juga merupakan langkah-langkah utama yang perlu mendapat perubahan yang dapat mewujudkan kebutuhan dan harapan dari sasaran reformasi birokrasi.

(41)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 27

BAB III

AGENDA PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM

A. TAHAPAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM.

Dalam rangka terwujudnya sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan Reformasi Birokrasi, maka langkah dan tahapan pelaksanaan reformasi Birokrasi di Kota Mataram telah dimulai sejak tahun 2013, sehingga pada tahun 2014 s.d. 2018 baik pada tingkat makro dan tingkat mikro mengacu pada Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Setiap tahapan pelaksanaan refromasi Birokrasi dimaksudkan untuk memberikan dampak penguatan pada langkah berikutnya. Tahapan pelaksanaan reformasi Birokrasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Meneruskan hal-hal yang belum dapat diselesai-kan pada tahun 2016 menjaga/ memelihara hal-hal yang sudah berhasil dilaksa-nakan, dan melakukan monitoring, evaluasi dan menyempurnakan hasil-hasil yang sudah diperoleh pada tahun 2016. Membangun landasan yang kuat untuk menjamin implementasi reformasi Birokrasi secara konsisten.

Meneruskan hal-hal yang belum dapat diselesaikan pada tahun 2015 menjaga/ memelihara hal-hal yang sudah berhasil dilaksanakan, dan melakukan monitoring, evaluasi dan menyempurna-kan hasil-hasil yang sudah diperoleh pada tahun 2015. Meneruskan hal-hal yang

belum dapat diselesaikan pada tahun 2014 menjaga/ memelihara hal-hal yang sudah berhasil dilaksanakan, dan melakukan monitoring, evaluasi dan menyempurna-kan hasil-hasil yang sudah diperoleh pada tahun 2014 Membangun landasan

yang kuat untuk menjamin implementasi reformasi Birokrasi secara konsisten. Pemahaman, Persamaan persepsi dan sosialisasi Reformasi Birokrasi 2015 2016 2014 2013 2017

(42)

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 28

B. FOKUS PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MATARAM.

Untuk melakukan perubahan dalam manajemen pemerintahan, fokus pelaksanaan reformasi birokrasi diarahkan pada area perubahan di bidang:

1. Penataan dan Penguatan Organisasi

Hal-hal yang telah dicapai dalam penataan dan penguatan organisasi ialah:

a. Program dan kegiatan kajian pembentukan kelembagaan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti: review regulasi bidang kelembagaan OPD, dan Pengkajian naskah akademik pembentukan OPD dengan

pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi diharapkan akan: terwujudnya kelembagaan OPD yang mampu membantu proses penyelenggaraan pemerintahan sesuai kebutuhan

daerah secara efektif dan efisien; adanya review regulasi dibidang kelembagaan OPD secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota); adanya naskah akademik pembentukan OPD yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota).

b. Program dan kegiatan penataan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti: Penyusunan Draf Raperda Pembentukan Kelembagaan OPD dengan pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang diharapkan: terwujudnya OPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan karakteristik kondisi dan kebutuhan daerah berdasarkan dokumen yang tersedia di masing-masing SKPD; adanya draf raperda sebagai dasar perencanaan dalam pembentukan kelembagaan OPD untuk ditindaklanjuti oleh Bagian Hukum. c. Program dan kegiatan Penataan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang terdiri dari beberapa kegiatan pelaksanaan seperti:

Penyusunan draf raperda pembentukan kelembagaan OPD dengan pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi. Kaitan dengan hal tersebut pencapaian program dan kegiatan reformasi birokrasi yang diharapkan: terwujudnya OPD yang tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan karakteristik kondisi dan kebutuhan daerah berdasarkan dokumen yang tersedia di masing-masing SKPD; adanya draf raperda sebagai dasar perencanaan dalam pembentukan kelembagaan OPD untuk ditindaklanjuti oleh Bagian Hukum.

Gambar

Tabel 3.1: Program pada Tingkat Makro dan Mikro
Tabel 4.1 Skoring Hasil Monitoring dan Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Batuan Metamorf (Metamorphic Rock), adalah batuan yang berasal dari suatu  batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase

Penelitian terkait metode JST dengan Backpropagation yang termodifikasi sebelumnya sudah pernah dibahas pada jurnal “Algoritma Conjugate Gradient Polak Ribiere

Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berpengaruh nyata terhadap penawaran kopi Robusta di Provinsi Jawa Tengah adalah harga kopi Robusta tahun sebelumnya, luas areal tanam

Namun setelah masuk panti dia merasa ada dorongan kuat yang membuat dirinya lebih baik dari sebelumnya, karena di dalam panti diberikan bimbingan keagamaan berupa

Berkaitan dengan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka penulis merasa perlu adanya perlindungan terhadap hal-hal yang dianggap sebagai identitas konstitusi, dalam

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian dalam penelitian ekspolratif, deskriptif

FarmaLab hadir untuk menyediakan fasilitas medis dan layanan pendukung kesehatan meliputi Rapid Test, PCR Swab Tes Anti Gen, Medical Check Up untuk korporasi, pribadi, bandara,

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti mengkaji permasalahan tersebut melalui penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran PKn dalam kurikulum KTSP