(tidak diaudit)
untuk
periode yang berakhir pada tanggal
30 Juni 2010 dan 2009
P.T. ERATEX DJAJA TBK
dan Anak Perusahaan
Executive office : Jl. Raya Margorejo Indah No. 4,Surabaya 60238, Jawa Timur, Indonesia. • E-mail: eracom@eratex.co.id
• Tel:(62 31) 8439004 • Fax:(62 31) 8438525
Registered Office: Sentra Bisnis Tanjung Duren Jl. Tanjung Duren Utara Blok C No. 3B, Jakarta Barat , Indonesia.
• E-mail: erajkt@eratex.co.id • Tel: (62 21) 56952173 • Fax: (62 21) 56952175 / 56949444
Mill: Jl. Soekarno Hatta 23, Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia. • E-mail : eraprbgm@eratex.co.id
• Tel: (62 335) 421866 • Fax : (62 335) 423148
Catatan 3 )
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2e, 4 1.172.289 4.812.993
Piutang usaha – pihak ketiga, bersih setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp Nil pada tahun
2010 dan Rp 217.266 pada tahun 200 9 2f, 5 2.757.896 14.309.616
Piutang lain-lain – pihak ketiga, bersih setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 309.730 pada tahun
2010 dan Rp 338.524 pada tahun 200 9 6 2.539.962 2.777.531
Persediaan, bersih setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 203.356 pada tahun
2010 dan Rp Nil pada tahun 2009 2g, 7 44.535.235 42.919.725
Pajak dibayar dimuka 2n, 22a 871.947 2.440.802
Uang muka 8 2.100.162 4.100.961
Beban dibayar dimuka 9 708.584 1.930.766
JUMLAH ASET LANCAR 54.686.075 73.292.394
ASET TIDAK LANCAR
Investasi jangka panjang, bersih setelah dikurangi cadangan penurunan nilai investasi sebesar
Rp277.500 pada tahun 2010 dan 200 9 2i, 10 - -
A set pajak tangguhan 2n, 22d 1.329.115 2.497.706
A set tetap, bersih
setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 24.792.402 pada tahun 2010
dan Rp 31.377.637 pada tahun 2009 2h,2j,2k, 11 32.529.756 40.594.226
A set tak berwujud, bersih setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 589.297 pada
tahun 2010 dan Rp 444.873 pada tahun 2009 2l,12 1.344.523 1.390.792
Piutang pajak 22e 3.911.511 5.590.606
Uang jaminan 83.272 129.324
Aset dimiliki untuk dijual 2j 489.854 -
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 39.688.031 50.202.654
ASET DALAM PENGHENTIAN OPERASI 2p, 3 7.896.076 43.456.615
JUMLAH ASET 102.270.182 166.951.663
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Catatan 3)
KEWAJIBAN, HAK MINORITAS DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman bank jangka pendek 13 83.342.542 146.662.889
Hutang usaha - pihak ketiga 14 20.298.767 23.003.702
Hutang lain-lain - pihak ketiga 15 3.723.210 12.804.805
Beban masih harus dibayar 17 20.586.324 12.396.807
Hutang pajak 2n, 22b 2.972.883 2.037.703
Kewajiban sewa pembiayaan 2h, 19 - 1.370.896
Bagian hutang pembiayaan konsumen yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 20 20.440
-Bagian pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 21 3.177.609 21.548.176
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 134.121.775 219.824.978
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2m, 18 18.315.266 20.450.000
Hutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 20 16.063 -
Pinjaman jangka panjang – setelah dikurangi bagian
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun 21 103.424.101 30.114.820
Cadangan kesejahteraan karyawan 2o, 23 11.184.711 9.276.723
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 132.940.141 59.841.543
JUMLAH KEWAJIBAN 267.061.916 279.666.521
HAK MINORITAS ATAS A SET BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b, 24 9.260 9.260
DEFISIENSI MODAL
Modal saham:
Nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh) per saham. Modal dasar sejumlah 392.944.000 saham.
Ditempatkan dan disetor penuh 98.236.000 saham 25 49.118.000 49.118.000
Tambahan modal disetor, bersih 26 1.437.950 1.437.950
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2c (29.941) (1.070.013)
Defisit (215.533.249) (191.479.768)
JUMLAH DEFISIENSI MODAL (165.007.240) (141.993.831)
KEWAJIBAN DALAM PENGHENTIAN OPERASI 2p,3 206.246 29.269.713
JUMLAH KEWAJIBAN, HAK MINORITAS
DAN DEFISIENSI MODAL 102.270.182 166.951.663
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisa hkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Catatan 3 )
OPERASI YANG DILANJUTKAN
PENDAPATAN 2d, 27 99.571.104 153.930.520
BEBAN POKOK PENJUALAN 2d,28,29,30 100.362.666 142.632.769
LABA (RUGI) KOTOR (791.562) 11.297.751
BEBAN USAHA:
Beban penjualan 2d,31 3.138.780 8.363.159
Beban umum dan administrasi 2d,32 12.031.601 18.924.306
Jumlah beban usaha 15.170.381 27.287.465
RUGI USAHA (15.961.943) (15.989.714)
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN:
Pendapatan bunga 2d 3.699 10.115
Beban bunga (8.258.572) (8.816.968)
Laba (rugi) dari penjualan aset tetap 11 12.378.462 (190.232)
Laba selisih kurs - bersih 2c 5.885.637 11.280.385
Pemulihan penurunan nilai persediaan 2g, 2q - 1.858.460
Lainnya (703.983) (120.894)
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain, bersih 9.305.243 4.020.866
RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BADAN (6.656.700) (11.968.848)
Manfaat (beban) pajak penghasilan badan: 2n, 22c
Tahun berjalan dan ditangguhkan - -
RUGI SEBELUM HAK MINORITAS (6.656.700) (11.968.848)
Hak minoritas atas rugi anak perusahaan 2b, 24 - -
RUGI BERSIH OPERASI YANG DILANJUTKAN (6.656.700) (11.968.848)
OPERASI YANG DIHENTIKAN
LABA (RUGI) BERSIH OPERASI YANG DIHENTIKAN 2p, 3 (13.801) 3.980.126
RUGI BERSIH DARI SELURUH OPERASI (6.670.501) (7.988.722)
Rugi bersih per saham dari seluruh operasi (Rupiah penuh) 2r (68) (81)
Rugi bersih per saham dari operasi yang dilanjutkan
(Rupiah penuh) 2r (68) (122)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Modal ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetor, bersih Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Defisit Jumlah defisiensi modal Saldo 31 Desember 2008 49.118.000 1.437.950 (1.712.496) (183.491.046) (134.647.592) Penambahan tahun berjalan - - 642.483 (7.988.722) (7.346.239) Saldo 30 Juni 2009 49.118.000 1.437.950 (1.070.013) (191.479.768) (141.993.831) Penambahan tahun berjalan - - 1.031.955 (17.382.980) (16.351.025) Saldo 31 Desember 2009 49.118.000 1.437.950 (38.058) (208.862.748) (158.344.856) Penambahan tahun berjalan - - 8.117 (6.670.501) (6.662.384) Saldo 30 Juni 2010 49.118.000 1.437.950 (29.941) (215.533.249) (165.007.240)
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
(Disajikan kembali Catatan 3)
OPERASI YANG DILANJUTKAN ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:
Penerimaan kas dari pelanggan 100.088.479 154.711.995
Pembayaran kas untuk pemasok (67.546.866) (92.450.580)
Pembayaran kas untuk gaji dan upah (37.871.905) (36.224.620)
Pembayaran kas untuk beban usaha (14.057.780) (21.501.281)
Kas diperoleh dari operasi (19.388.072) 4.535.514
Pembayaran pajak penghasilan - -
Pembayaran kas lain- lain (271.401) (813.731)
Kas bersih yang diperoleh dari
(digunakan untuk) aktivitas operasi (19.659.473) 3.721.783
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:
Penurunan (peningkatan) investasi jangka pendek - 111.154
Penerimaan dari penjualan (pembelian) aset tetap 12.703.573 (328.066)
Penerimaan kas dari pendapatan bunga 3.822 13.216
Penerimaan (pembayaran) untuk aset lain-lain (29.500) 263.118
Kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas investasi 12.677.895 59.422
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:
Penambahan (pembayaran) untuk pinjaman 7.287.577 (11.072.701)
Pembayaran beban bunga (1.232.965) (8.833.847)
Kas bersih yang diperoleh (digunakan)
untuk aktivitas pendanaan 6.054.612 (19.906.548)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS DARI OPERASI
YANG DILANJUTKAN (926.966) (16.125.343)
OPERASI YANG DIHENTIKAN
Kas bersih yang diperoleh (digunakan) dari aktivitas operasi (43.779) 1.389.252
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi - 13.738.360
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan - -
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS DARI OPERASI
YANG DIHENTIKAN (43.779) 15.127.612
(Disajikan kembali Catatan 3)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS DARI SELURUH
OPERASI (970.745) (997.731)
SALDO KAS DAN SETARA KAS
PADA AWAL TAHUN 2.170.736 5.994.796
SALDO KAS DAN SETARA KAS
PADA AKHIR PERIODE 4 1.199.991 4.997.065
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
a. Sejarah perusahaan
P.T. ERATEX DJAJA Tbk. ("Perusahaan")didirikan dalam rangka Undang- Undang Penanaman Modal Asing No.1 tahun 1967 berdasarkan akta notaris No. 7 tanggal 12 Oktober 1972 yang dibuat oleh Koerniatini Karim, Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dengan akta notaris No.79 tanggal 15 Juni 2004 yang dibuat oleh Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta mengenai perubahan nama Perusahaan dari P.T. Eratex Djaja Ltd. Tbk. menjadi P.T. Eratex Djaja Tbk. dan peningkatan modal dasar menjadi sebesar Rp. 196.472.000. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21010 HT.01.04.TH.2004 tanggal 20 Agustus 2004, dan perubahan terakhir dengan akta No. 2 tanggal 4 Nopember 2008 yang dibuat oleh Wahyu Nurani, S.H. , notaris di Jakarta mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan dengan Undang- Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pada tanggal 28 Juli 2009, akta notaris tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Daftar Perseroan nomor AHU-0046846.AH.01.09. Perusahaan bergerak dalam bidang industri pembuatan pakaian jadi serta menjual produknya di dalam maupun luar negeri.
Perusahaan beroperasi secara komersial pada tahun 1974.
Pabrik berlokasi di Jalan Raya Soekarno- Hatta, Probolinggo, Jawa Timur. Jumlah karyawan masing-masing 3.876 orangdan 4.531 orang pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 (tidak diaudit). Kantor Perusahaan terdaftar di Jakarta dan kantor eksekutif di Surabaya. Mulai tahun 1990 Perusahaan membuka cabang di Hong Kong.
Pada tanggal 21 Agustus 1990, Perusahaan telah mencatatkan sebagian sahamnya di bursa efek di Indonesia sesuai dengan surat persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.SI-125/SHM/MK.10/1990 tanggal 14 Juli 1990. Sejak tahun 2000 seluruh saham telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Susunan Komite Audit Independen Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris 30 Juni 2010 30 Juni 2009
Presiden Komisaris Adrian Hau Chak Fu Adrian Hau Chak Fu
Komisaris Independen Ferenz Cendrawasih Juergen Ulrich Schreiber
Komisaris Julian Wong Wai Chua Julian Wong Wai Chua
Dewan Direksi
Presiden Direktur Surojit Ghosh Joseph Chan Wing Tai
Direktur Norman Chow Norman Chow
Direktur Frankie Ma Ngon Frankie Ma Ngon
Direktur Non-Afiliasi Sujoko Efferin Sujoko Efferin
Komite Audit Independen 30 Juni 2010 30 Juni 2009
Ketua Ferenz Cendrawasih Juergen Ulrich Schreiber
Anggota Hempy Ali Frans P. Iskandar
a. Sejarah perusahaan (lanjutan)
Jumlah remunerasi Dewan Komisaris Perusahaan untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp. 66.283 dan Rp 70.605, sedangkan jumlah remunerasi Dewan Direksi Perusahaan untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp. 1.024.455 dan Rp. 1.574 .338.
b. Anak perusahaan
Konsolidasi A nak Perusahaan dan persentase kepemilikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:
Anak Perusahaan Domisili Jenis usaha
Persentase kepemilikan
Tahun operasi
PT Asiatex Garmindo Jakarta Industri pembuatan pakaian jadi terpadu
93,55% 1999
ASA Partners Holdings Ltd.
British Virgin Islands
Sub Induk perusahaan 100% 2000
PT Eratex (Hongkong) Ltd. Hongkong Perdagangan umum 100% 2005
PT Eratex Garment Jakarta Industri pembuatan pakaian jadi terpadu
99% Pra-operasi Jumlah aset A nak Perusahaan pada tanggal 3 0 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
PT Asiatex Garmindo 516.078 13.204.991
ASA Partners Holdings Ltd. 1.880 2.190
PT Eratex (Hongkong) Ltd. 7.427.082 6.368.352
PT Eratex Garment 684.412 703.646
8.629.452 20.279.179
PT Asiatex Garmindo, ASA Partners Holdings Ltd. dan PT Eratex Garment saat ini tidak melakukan aktivitas usaha.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dianut oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan secara konsisten dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
a. Prinsip penyajian laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan BAPEPAM dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh BAPEPAM.
Laporan keuangan konsolidasian, disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain, telah disajikan dengan metode akrual dan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan menurut nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi, berdasarkan hasil nilai penilaian kembali untuk aset tetap yang telah dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku, dan investasi tertentu berdasarkan nilai wajar.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) a. Prinsip penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung sesuai dengan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep- 06/PM/2000 tertanggal 13 Maret 2000.
b. Prinsip konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan laporan keuangan seluruh Anak Perusahaan, berada di bawah pengendalian Perusahaan. Suatu pengendalian dianggap ada bilamana Perusahaan menguasai lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di Anak Perusahaan; atau Perusahaan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan; atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota direksi di Anak perusahaan.
Dalam hal pengendalian terhadap Anak Perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu tahun tertentu, maka hasil Anak Perusahaan yang diperhitungkan kedalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas Anak Perusahaan tersebut berakhir.
Saldo dan transaksi antar perusahaan, termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Hak minoritas atas laba/rugi bersih dan ekuitas Anak Perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba/rugi bersih dan ekuitas anak Perusahaan ter sebut.
c. Penjabaran mata uang asing
Transaksi dan saldo
Perusahaan menyelenggarakan pembukuannya dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.
Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aset dan kewajiban dalam mata uang asing dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan, termasuk keuntungan atau kerugian sehubungan dengan kontrak valuta berjangka.
Kurs yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 2009
1 Dollar Amerika/Rupiah (penuh) 9.083 10.225
1 EURO/Rupiah (penuh) 11.087 14.432
1 CHF/ Rupiah (penuh) 8.385 9.458
100 Yen Jepang/Rupiah (penuh) 10.258 10.659
1 Dollar Hong kong/Rupiah (penuh) 1.167 1.319
1 Dollar Singapura/Rupiah (penuh) 6.481 7.055
c. Penjabaran mata uang asing (lanjutan)
Penjabaran laporan keuangan A nak Perusahaan di luar negeri
Laporan keuangan anak perusahaan di luar negeri dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan cara sebagai berikut:
• Aset dan kewajiban dijabarkan dengan menggunakan kurs pada tangggal neraca.
• Akun- akun laba rugi dijabarkan dengan menggunakan rata-rata tertimbang dari kurs tengah setiap akhir bulan yang berlaku sepanjang tahun yang bersangkutan.
• Ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis.
• Selisih yang timbul akibat penjabaran tersebut dicatat sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham melalui akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.
d. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan berikut harus dipenuhi sebelum pengakuan pendapatan :
Penjualan barang
Pendapatan diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah dipindahkan kepada pembeli.
Penjualan jasa
Pendapatan diakui sesuai dengan tahap penyelesaian transaksi tersebut pada tanggal neraca, dan tidak terdapat ketidakpastian yang signifikan mengenai penerimaan pendapatan atau biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut.
Bunga
Pendapatan diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aset tersebut kecuali kolektibilitasnya diragukan.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
e. Kas dan setara kas
Kas dan bank serta deposito jangka pendek yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar nilai perolehannya.
Kas dan setara kas didefinisikan sebagai saldo kas dan bank, deposito dan investasi jangka pendek yang sangat likuid dan dengan segera dapat dijadikan kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Untuk tujuan Laporan Arus Kas Konsolidasian, kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank serta deposito jangka pendek yang jangka waktunya kurang dari tiga bulan
f. Piutang
Piutang usaha diakui dan disajikan sebesar nilai faktur dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu dibuat apabila terdapat kemungkinan besar bahwa piutang tersebut tidak dapat diterima seluruhnya. Penghapusan piutang dicatat pada saat piutang tersebut benar- benar tidak dapat ditagih.
g. Persediaan
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata yang meliputi harga pembelian, biaya konversi dan biaya- biaya lainnya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Termasuk dalam nilai persediaan barang jadi dan barang dalam proses adalah bahan baku, upah langsung dan beban overhead pabrik tetap maupun variabel.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang jadi yang dihasilkan.
Penyisihan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
h. Sewa
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa“ menggantikan PSAK No. 30 (1990). Berdasarkan PSAK No. 30 (2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset., diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca konsolidasi pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebaga i beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
i. Investasi
Deposito jangka pendek yang jangka waktunya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito jangka pendek yang jangka waktunya lebih dari tiga bulan disajikan sebagai investasi jangka pendek dan dicatat sebesar nilai nominal.
Investasi dalam bentuk surat berharga diklasifikasikan sebagai berikut: (i) Diperdagangkan (held fortrading)
Investasi yang diklasifikasikan sebagai “diperdagangkan” disajikan sebesar nilai wajarnya, keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku pada saat penjualan, diakui sebagai keuntungan atau kerugian terealisasi.
i. Investasi (lanjutan)
(ii) Tersedia untuk dijual (available for sale)
Investasi yang diklasifikasikan sebagai “tersedia untuk dijual” disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat investasi tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari investasi untuk dijual yang tercatat dalam ekuitas tersebut diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat realisasi.
(iii) Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
Investasi yang diklasifikasikan sebagai “dimiliki hingga jatuh tempo”, seperti obligasi, dicatat sebesar harga perolehan yang disesuaikan dengan diskonto atau premi pembelian yang belum diamortisasi. Diskonto atau premi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. Bila terjadi penur unan nilai wajar di bawah biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang bersifat permanen, maka biaya perolehan investasi diturunkan sebesar nilai wajarnya dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
Investasi dalam bentuk penyertaan saham pada perusahaan lain dengan persentase kepemilikan: • Kurang dari 20% dicatat sebesar harga terendah antara harga perolehan dan nilai wajar yang dapat
direalisasikan.
• 20% sampai dengan 50% dicatat sebesar harga perolehan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba (rugi) hasil usaha perusahaan asosiasi serta dikurangi dengan dividen yang diterima.
• Lebih dari 50% dikonsolidasikan.
j. Aset tetap
Per 1 Januari 2009, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 16 “Aset Tetap“ (Revisi 2007) sebagaimana ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Perusahaan telah menetapkan model biaya terhadap pengelolaan aset tetapnya.
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetap. Perusahaan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Perusahaan telah melakukan penilaian kembali aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai penilaian kembali aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No.16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasian telah direklasifikasi ke Saldo Laba pada tahun 2008.
A set tetap , kecuali tanah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
Bangunan dan sarana 25 tahun
Mesin dan peralatan 15 tahun
Kendaraan bermotor 10 tahun
Perabot dan perlengkapan kantor 10 tahun
Beban perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke perhitungan laba (rugi) pada saat terjadinya beban-beban tersebut, sedangkan beban- beban yang berjumlah besar dan sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi.
j. Aset tetap (lanjutan)
Aset tetap yang sudah tidak lagi digunakan diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual.
Aset tetap dalam konstruksi merupakan akumulasi dari biaya- biaya pembelian bahan dan peralatan serta biaya konstruksi lainnya hingga aset tersebut selesai dan siap untuk digunakan.
Biaya-biaya ini dipindahkan ke akun aset tetap pada saat pekerjaan selesai dan aset tersebut siap untuk digunakan.
k. Penurunan nilai aset
Setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak Perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset.
Aset tetap dan aset lain-lain, termasuk aset tidak terwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
l. Aset tak berwujud
Beban yang dikeluarkan sehubungan dengan perpanjangan hak atas tanah dikapitalisasi dan diamortisasi selama dua puluh tahun.
Beban yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian software dikapitalisasi dan diamortisasi selama sepuluh tahun.
Setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Anak Perusahaan meninjau kembali untuk meyakinkan apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai aset, maka nilai yang dapat diperoleh kembali akan diestimasi.
m. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Perusahaan dalam melakukan usahanya melakukan transaksi denagn pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak- pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“ .
Seluruh transaksi dan saldo material dengan pihak- pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
n. Perpajakan
Berdasarkan PSAK No.46 beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan dan dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi, yaitu dengan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca.
n. Perpajakan (lanjutan)
Amandemen atas kewajiban perpajakan dicatat ketika ketetapan pajak diterima atau, jika keberatan diajukan oleh Perusahaan, ketika hasil dari keberatan tersebut telah ditentukan.
Peraturan perpajakan Indonesia tidak mengenal konsep pajak konsolidasi. Oleh karenanya saldo pajak dalam laporan keuangan konsolidasian merupakan gabungan dari posisi saldo pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan.
o. Cadangan kesejahteraan karyawan
Perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Sebelum 1 Januari 2005, Perusahaan mengakui kewajiban imbalan kerja karyawan berdasarkan penilaian aktuaris sesuai dengan PSAK No.24, “Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun“, yang diterbitkan pada tahun 1994.
Berdasarkan PSAK No.24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja“, beban imbalan kerja yang harus disediakan berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku, dihitung dengan menggunakan metode penilaian aktuaris berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian koreksi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui untuk masing- masing karyawan pada akhir periode sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti (defined benefit obligation) dan 10% dari nilai wajar aset program (fair value of plan assets). Keuntungan atau kerugian ini diakui menggunakan metode garis lurus (straight-line method) atas rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya beban jasa lalu (past service costs) atas kewajiban manfaat pasti atau perubahan dari kewajiban imbalan pasti dari program yang telah ada diamortisasi selama sisa periode sampai imbalan tersebut menjadi hak.
p. Operasi dalam penghentian
Penghentian operasi untuk jangka waktu yang tidak ditentukan serta tidak diketahuinya rencana masa depan komponen perusahaan untuk melanjutkan kegiatannya di bidang industri tekstil karena ketidakmampuan bersaing di pasar internasional maupun pasar lokal, meningkatnya beban transportasi, harga minyak serta bahan dasar kapas, dimana kegiatan divisi Perusahaan tersebut dapat dipisahkan secara operasional dan untuk tujuan penyusunan laporan keuangan dalam kegiatan Perusahaan dan Anak Perusahaan secara keseluruhan, harus dihitung sesuai dengan PSAK No. 58 (Revisi 2003) mengenai “Operasi Dalam Penghentian“. PSAK No. 58 (Revisi 2003) mengharuskan laporan keuangan untuk periode dimana terdapat rencana untuk pelepasan atau terjadinya pelepasan secara aktual (peristiwa pengungkapan awal) harus termasuk dalam informasi yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.
Dalam rangka pengungkapan pengukuran aset, kewajiban, pendapatan, beban, laba, rugi dan arus kas atas operasi yang dihentikan sesuai dengan PSAK ini bahwa unsur -unsur laporan keuangan tersebut dapat dikaitkan secara langsung pada operasi yang dihentikan, jika unsur - unsur tersebut akan dilepaskan, ditinggalkan, dijual atau dieliminasi pada saat penghentian operasi tersebut terselesaikan. Akan tetapi unsur-unsur yang akan dilanjutkan setelah penghentian tersebut, tidak dapat dimasukkan sebagai operasi yang dihentikan.
q. Penggunaan estimasi
Penyajian laporan keuangan konsol idasian berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
r. Dasar perhitungan laba per saham
Sesuai dengan PSAK No.56, “Laba per Saham“, laba (rugi) dari aktivitas normal per saham dan laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) masing-masing dengan jumlah rata-rata tertimbang lembar saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Perhitungan laba per saham masing- masing didasarkan atas 98.236.000 saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.
s. Informasi segmen
Sesuai PSAK No.5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen“, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
Pendapatan segmen, laba (rugi) usaha segmen, laba (rugi) bersih segmen dan aset segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi dalam kelompok perusahaan dieliminasi dalam proses konsolidasi.
3. OPERASI DALAM PENGHENTIAN
Berdasarkan “Circular Resolutions in Lieu of Board of Commissioners Meeting“ of PT Eratex Djaja Tbk tanggal 14 Juli 2008, memberikan kuasa kepada Presiden Direktur untuk menutup operasional divisi tekstil dan menyatakan pengumuman atau pernyataan mengenai penutupan tersebut. Divisi tekstil telah dihentikan seluruh kegiatannya untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, sehubungan memburuknya kondisi usaha dan prospek usaha dimasa yang akan datang dan mempertimbangkan kerugian yang dialami dalam kegiatan operasional divisi tekstil yang mengarah pada kerugian operasional Perusahaan secara keseluruhan.
Kegiatan divisi tekstil secara resmi dihentikan pada bulan Agustus 2008.
Kelompok utama aset dan kewajiban dari operasi yang dihentikan adalah sebagai berikut :
2010 2009
ASET
Kas dan setara kas ( Catatan 4) 27.702 184.072
Piutang usaha – pihak ketiga, bersih (Catatan 5) 8.155 8.155
Piutang lain-lain – pihak ketiga, bersih (Catatan 6) 105.370 27.214.376
Persediaan, bersih (Catatan 7) 157.632 1.113.134
Uang muka (Catatan 8) - 6.032
Beban dibayar dimuka (Catatan 9) - 81.455
Aset pajak tangguhan (Catatan 22d) 322.822 824.802
Aset tetap – bersih (Catatan 11) 7.024.395 12.635.898
Aset tak berwujud, bersih (Catatan 12) - 48.205
Uang jaminan 250.000 1.340.486
Jumlah 7.896.076 43.456.615
2010 2009
KEWAJIBAN
Hutang usaha – pihak ketiga (Catatan 14) 190.911 1.226.632
Hutang lain-lain – pihak ketiga (Catatan 1 5) 13.636 26.776.383
Uang muka (Catatan 16) - 3.601
Beban masih harus dibayar (Catatan 17) 1.699 1.263.097
Jumlah 206.246 29.269.713
HASIL USAHA
Pendapatan (Catatan 27) - 1.094.315
Beban pokok penjualan (Catatan 28) - 634.666
Beban usaha (Catatan 31,32) 43.779 518.824
Rugi usaha (43.779) (59.175)
Pendapatan (beban) lain-lain
Pendapatan bunga 124 3.101
Beban bunga - (125.307)
Laba (r ugi) selisih kurs – bersih 2.354 1.488.979
Penyisihan penurunan nilai persediaan - 317.403
Laba dari penjualan aset tetap 27.500 2.355.125
Pendapatan (beban) lain-lain – bersih 29.978 4.039.301
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (13.801) 3.980.126
Manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan - -
Laba (rugi) bersih (13.801) 3.980.126
Laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2010. Rincian reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut : 2009 Disajikan sebelum Reklasifikasi 2009 Disajikan kembali ASET
Aset pajak tangguhan 3.322.508 (824.802) 2.497.706
KEWAJIBAN
Pinjaman bank jang ka pendek 139.087.218 7.575.671 146.662.889
HASIL USAHA
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Kas 93.553 105.260
Bank:
Rupiah:
Bank Central Asia 682 3.268.567
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. 13.928 496.561
Bank Internasional Indonesia - 132.218
Bank Mandiri 255.262 97.257
HK Dollar:
Standard Chartered Bank 8.445 40.494
US Dollar:
The Hong kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. 42.570 346.299
Bank Mandiri 725.455 98.192
Standard Chartered Bank 18.191 78.775
PT Bank DBS Indonesia 12.081 9.644
Euro:
The Hong kong and Shanghai Banking Corporation Ltd. 2.122 139.726
Jumlah 1.172.289 4.812.993
Operasi yang dihentikan
Kas 20.000 20.000
Bank:
Rupiah:
Bank Central Asia 6.519 132.785
Bank Mandiri 1.183 31.287
Jumlah 27.702 184.072
5. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini merupakan piutang kepada pihak ketiga sebagai berikut:
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Penjualan ekspor 2.166.728 14.274.108
Penjualan lokal 591.168 252.774
Jumlah piutang usaha – pihak ketiga 2.757.896 14.526.882
Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu - (217.266)
Jumlah piutang usaha – pihak ketiga, bersih 2.757.896 14.309.616
2010 2009
Operasi yang dihentikan
Penjualan lokal 615.107 615.107
Jumlah piutang usaha – pihak ketiga 615.107 615.107
Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu (606.952) (606.952)
Jumlah piutang usaha – pihak ketiga, bersih (Catatan 3) 8.155 8.155
Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Pesona Remaja - 217.266
Dwi Putra Sakti 591.168 35.508
Pelanggan ekspor 2.166.728 14.274.108
Jumlah 2.757.896 14.526.882
Operasi yang dihentikan
Mr. Deddy 606.952 606.952
Sinaraya Nugraha 8.155 8.155
Jumlah (Catatan 3) 615.107 615.107
Penggolongan umur piutang usaha – pihak ketiga dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Kurang dari 1 bulan 2.515.500 12.419.920
1 – kurang dari 3 bulan 242.396 294.056
3 – kurang dari 6 bulan - 160.028
Lebih dari 6 bulan - 1.652.878
Jumlah 2.757.896 14.526.882
Operasi yang dihe ntikan
3 – kurang dari 6 bulan - 8.155
Lebih dari 6 bulan 615.107 606.952
Jumlah (Catatan 3) 615.107 615.107
Penggolongan piutang usaha kepada pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Rupiah 591.168 252.774
Mata uang asing 2.166.728 14.274.108
Jumlah 2.757.896 14.526.882
Operasi yang dihentikan
Rupiah 615.107 615.107
Jumlah (Catatan 3) 615.107 615.107
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Saldo awal tahun - 217.266
Ditambah : Penyisihan tahun berjalan - -
Dikurangi : Penghapusan piutang - -
Saldo pada akhir tahun - 217.266
Operasi yang dihentikan
Saldo awal tahun 606.952 606.952
Ditambah : Penyisihan tahun berjalan - -
Dikurangi : Penghapusan piutang - -
Saldo pada akhir tahun (Catatan 3) 606.952 606.952
Piutang ini dijaminkan untuk pinjaman bank (Catatan 21)
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha di kemudian hari.
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Uang muka sementara 1.086.435 1.230.057
Lainnya 1.763.257 1.885.997
Jumlah piutang lain- lain – pihak ketiga 2.849.692 3.116.054
Dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu :
Saldo awal tahun 320.505 338.523
Ditambah : Penyisihan tahun berjalan - -
Dikurangi: Penghapusan piutang / penyesuaian (10.775) -
Jumlah piutang lain-lain – pihak ketiga, bersih 2.539.962 2.777.531
Operasi yang dihentikan
Uang muka sementara - 3.834
Lainnya 105.370 27.210.542
Jumlah piutang lain-lain – pihak ketiga (Catatan 3) 105.370 27.214.376
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang lain-lain di kemudian hari.
7. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Barang jadi 14.349.231 16.842.235
Barang dalam proses 3.306.921 5.651.758
Bahan baku 19.912.986 13.566.403
Bahan pembantu dan suku cadang 7.169.453 6.859.329
Jumlah persediaan 44.738.591 42.919.725
Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai 203.356 -
Jumlah persediaan, bersih 44.535.235 42.919.725
Operasi yang dihentikan
Bahan pembantu dan suku cadang 297.232 3.813.172
Jumlah persediaan 297.232 3.813.172
Dikurangi : Penyisihan penurunan nilai 139.600 2.700.038
Jumlah persediaan, bersih (Catatan 3) 157.632 1.113.134
Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan adalah sebagai berikut :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Saldo awal tahun 203.356 2.324.323
Ditambah : Penyisihan tahun berjalan - -
Dikurangi : Penghapusan - 2.324.323
Saldo pada akhir tahun 203.356 -
Operasi yang dihentikan
Saldo awal tahun 139.600 3.017.441
Ditambah : Penyisihan tahun berjalan - -
Dikurangi : Penghapusan - 317.404
Saldo pada akhir tahun (Catatan 3) 139.600 2.700.038
Rincian penyisihan penurunan nilai persediaan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Bahan jadi 203.356 -
Jumlah penyisihan penurunan nilai persediaan 203.356 -
Operasi yang dihentikan
Bahan pembantu dan suku cadang 139.600 2.700.038
Jumlah penyisihan penurunan nilai persediaan (Catatan 3) 139.600 2.700.038
Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya.
Manajemen ber keyakinan bahwa asuransi tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul.
Persediaan ini dijaminkan untuk pinjaman bank (Catatan 2 1).
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan adalah cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan.
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Bahan baku 1.765.128 305.715
Lain-lain 335.034 3.795.246
Jumlah uang muka 2.100.162 4.100.961
Operasi yang dihentikan
Lain-lain - 6.032
Jumlah uang muka (Catatan 3) - 6.032
Lain-lain merupakan uang muka pembelian aksesoris dan suku cadang.
9. BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Asuransi 141.888 793.056
Lain-lain 566.696 1.137.710
Jumlah beban dibayar dimuk a 708.584 1.930.766
Operasi yang dihentikan
Lain-lain - 81.455
Jumlah beban dibayar dimuka (Catatan 3) - 81.455
10. INVESTASI JANGKA PANJANG
Saldo investasi jangka panjang pada tanggal- tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah s ebagai berikut :
2010 2009
• Investasi dengan metode biaya
P.T. Pasifik Marketama (kurang dari 20%) 277.500 277.500
Dikurangi : Cadangan penurunan nilai investasi (277.500) (277.500)
Jumlah investasi jangka panjang - -
Perusahaan memiliki saham pada PT Pasifik Marketama, perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan produk pakaian jadi.
Operasi yang dilanjutkan
Saldo 1 Jan 2010 Penambahan Pelepasan Saldo 30 Juni 2010
30 Juni 2010
Nilai perolehan
Kepemilikan langsung :
Tanah 289.068 - 280.211 8.857
Bangunan dan sarana 9.373.468 - 894.353 8.479.115
Mesin dan peralatan 38.157.144 19.489 - 38.176.633
Kendaraan bermotor 2.795.009 - - 2.795.009
Perabot dan perlengkapan kantor 7.938.418 4.210 109.134 7.833.494
Aset sewa : Mesin - - - -
Sub jumlah 58.553.107 23.699 1.283.698 57.293.108
Aset tetap dalam konstruksi - 29.050 - 29.050
Jumlah nilai perolehan 58.553.107 52.749 1.283.698 57.322.158
Akumulasi penyusutan
Kepemilikan langsung :
Tanah 111.642 - 107.808 3.834
Bangunan dan sarana 3.722.995 184.488 718.374 3.189.109
Mesin dan peralatan 13.019.557 1.008.986 - 14.028.543
Kendaraan bermotor 1.798.465 95.783 - 1.894.248
Perabot dan perlengkapan kantor 5.570.444 214.929 108.706 5.676.667
Aset sewa : Mesin - - - -
Jumlah akumulasi penyusutan 24.223.103 1.504.186 934.888 24.792.402
Nilai buku
34.330.004 32.529.756
Operasi yang dihentikan
Saldo 1 Jan 2010 Penambahan Pelepasan Saldo 30 Juni 2010
30 Juni 2010
Nilai perolehan
Tanah 47.663 - - 47.663
Bangunan dan sarana 10.558.843 - - 10.558.843
Mesin dan peralatan 7.623.933 - - 7.623.933
Kendaraan bermotor 1.409.823 - 20.837 1.388.986
Perabot dan perlengkapan kantor 1.144.663 - - 1.144.663
Sub jumlah 20.784.925 - 20.837 20.764.088
Aset tetap dalam konstruksi - - - -
Jumlah nilai perolehan 20.784.925 - 20.837 20.764.088
Akumulasi penyusutan
Tanah 20.633 - - 20.633
Bangunan dan sarana 5.182.642 - - 5.182.642
Mesin dan peralatan 6.185.970 - - 6.185.970
Kendaraan bermotor 1.270.577 - 20.837 1.249.740
Perabot dan perlengkapan kantor 1.100.708 - - 1.100.708
Jumlah akumulasi penyusutan 13.760.530 - 20.837 13.739.693
Nilai buku (catatan 3)
Operasi yang dilanjutkan
Saldo 1 Jan 2009 Penambahan Pelepasan Saldo 30 Juni 2009
30 Juni 2009
Nilai perolehan Kepemilikan langsung
Tanah 1.837.987 - - 1.837.987
Bangunan dan sarana 15.340.743 - - 15.340.743
Mesin dan peralatan 37.124.965 214.144 - 37.339.109
Kendaraan bermotor 2.913.229 - - 2.913.229
Perabot dan perlengkapan kantor 9.188.270 146.265 - 9.334.535
Aset sew a : Mesin 4.969.843 - - 4.969.843
Sub jumlah 71.375.037 360.409 - 71.735.446
Aset tetap dalam konstruksi 268.876 - 32.459 236.417
Jumlah nilai perolehan 71.643.913 360.409 32.459 71.971.863
Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung
Tanah 111.642 - - 111.642
Bangunan dan sarana 5.588.519 226.883 - 5.815.402
Mesin dan peralatan 15.170.21 1 724.957 - 15.8 95.168
Kendaraan bermotor 2.159.095 93.106 - 2.252.201
Perabot dan perlengkapan kantor 6.188.936 305.289 - 6.494.225
Aset sewa : Mesin 717.866 91.133 - 808.999
Jumlah akumulasi penyusutan 29.936.269 1.441.368 - 31.377.637
Nilai buku 41.707.644 40.594.226
Operasi yang dihentikan
Saldo 1 Jan 2009 Penambahan Pelepasan Saldo 30 Juni 2009
30 Juni 2009
Nilai perolehan
Tanah 47.663 - - 47.663
Bangunan dan sarana 10.558.843 - - 10.558.843
Mesin dan peralatan 60.676.724 1.001.729 35.069.657 26.608.796
Kendaraan bermotor 1.670.238 - 192.525 1.477.713
Perabot dan perlengkapan kantor 1.144.663 - - 1.144.663
Sub jumlah 74.098.131 1.001.729 35.262.182 39.837.678
Aset tetap dalam konstruksi - - - -
Jumlah nilai perolehan 74.098.131 1.001.729 35.262.182 39.837.678
Akumulasi penyusutan
Tanah 20.633 - - 20.633
Bangunan dan sarana 5.182.642 - - 5.182.642
Mesin dan peralatan 39.956.087 60.756 20.472.959 19.543.884
Kendaraan bermotor 1.530.295 16.143 192.525 1.353.913
Perabot dan perlengkapan kantor 1.100.708 - - 1.100.708
Jumlah akumulasi penyusutan 47.790.36 5 76.899 20.665.484 27.201.780
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2j atas laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap“ dan mereklasifikasi seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp.154.431 yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasian tahun 20 07 ke saldo laba pada tahun 2008.
Pelepasan merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan:
Nilai buku pelepasan 348.811 190.232
Harga jual 12.727.273 -
Laba (rugi) pelepasan aset tetap 12.378.462 (190.232)
Operasi yang dihentikan:
Nilai buku pelepasan - 14.596.692
Harga jual 27.500 16.951.817
Laba pelepasan aset tetap 27.500 2.355.125
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 masing- masing sebesar Rp 1.386.024 dan Rp 1.494.851 dengan alokasi sebagai berikut :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Beban pokok penjualan 1.133.981 1.219.074
Beban umum dan administrasi 252.043 275.777
Jumlah 1.386.024 1.494.851
Aset tetap telah diasuransikan dalam jumlah yang memadai terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya. Manajemen berkeyakinan bahwa asuransi tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul.
Aset tetap ini dijaminkan untuk pinjaman bank (Catatan 21)
Pada tanggal 16 Juni 2010, Perusahaan telah menjual tanah dan bangunan kantor di Jalan Raya Margorejo Indah No.4.
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan Nilai Perolehan:
Software 1.820.959 1.767.904
Hak atas tanah 112.861 67.761
Jumlah nilai perolehan 1.933.820 1.835.665
Akumulasi amortisasi:
Software 554.851 426.803
Hak atas tanah 34.446 18.070
Jumlah akumulasi amortisasi 589.297 444.873
Nilai buku 1.344.523 1.390.792
Operasi yang dihentikan Nilai Perolehan:
Hak atas tanah 22.661 67.761
Jumlah nilai perolehan 22.661 67.761
Akumulasi amortisasi:
Hak atas tanah 22.661 19.556
Jumlah akumulasi amortisasi 22.661 19.556
Nilai buku (Catatan 3) - 48.205
13. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
(Disajikan kembali Catatan 3)
Operasi yang dilanjutkan
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited 62.302.471 122.977.463
PT Bank DBS Indonesia 21.040.071 23.685.426
Jumlah pinjaman bank jangka pendek 83.342.542 146.662.889
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Jakarta (“HSBC”) memberikan fasilitas pembiayaan untuk perdagangan dan modal kerja berdasarkan Corporate Facility Agreement No: JAK/090305/U/090303 yang jatuh tempo pada 30 Juni 2009. Pada tanggal 25 Juni 2010 Perusahaan memperoleh persetujuan restrukturisasi fasilitas kredit dari HSBC.
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (lanjutan)
Dalam Corporate Facility Agreement, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka pendek sebagai berikut :
- Overdraft dengan plafon US$ 1.500 dengan tingkat suku bunga pinjaman 10,92% per tahun;
- Combined Limit (CBL) dengan plafon US$ 12.071 dengan tingkat suku bunga pinjaman 10,92% per tahun;
- Exposure Risk Limit dengan plafon US$ 400.
Dalam persetujuan restrukturisasi fasilitas kredit, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka pendek sebagai berikut :
- Overdraft I dengan plafon US$ 300 dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku dikurangi 3%; - Overdraft II dengan plafon US$ 600 dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku d ikurangi 3,5%; - Combined Limit (CBL) I dengan plafon US$ 6.700 dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku
dikurangi 5%;
- Combined Limit (CBL) II dengan plafon US$ 1.200 dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku dikurangi 5%;
- Exposure Risk Limit dengan plafon US$ 400.
Tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku yang ditetapkan HSBC sebesar 10,71% per tahun, tetapi dapat berubah sesuai dengan kebijakan HSBC.
Selain fasilitas pinjaman jangka pendek, Perusahaan juga mendapat fasilitas pinjaman jangka panjang (Catatan 21).
PT Bank DBS Indonesia
Pada tahun 2006, PT Bank DBS Indonesia memberikan fasilitas pembiayaan perdagangan dengan plafon sebesar US$ 6.000. Fasilitas perdagangan PT Bank DBS Indonesia ini seluruhnya telah jatuh tempo dan Perusahaan telah gagal untuk memenuhi pembayaran pinjaman tersebut. Saldo pinjaman tersebut pada tanggal-tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebesar US$ 2.316. Sampai dengan saat ini, perpanjangan pinjaman tersebut masih dalam proses negosiasi.
PT Bank DBS Indonesia tidak menagihkan bunga pinjaman pada tahun 2008, dan keseluruhan bunga atas pinjaman tersebut ditagihkan pada 2009 dengan rata-rata tingkat bunga pinjaman sebesar 16% untuk 2 tahun. Tingkat bunga pinjaman berkisar 8% pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 21) .
Pinjaman ini dijamin dengan hak menjual yang berkekuatan hukum atas tanah dan bangunan di Probolinggo, fiducia atas mesin, persediaan, piutang usaha milik Perusahaan. Jaminan tersebut merupakan jaminan bersama secara proporsional (pari passu basis) dengan HSBC (Catatan 21).
14. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Akun ini merupakan hutang sehubungan dengan pembelian bahan baku dan pembantu dengan rincian sebagai berikut:
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Giro mundur 557.149 992.127
Pemasok dalam negeri 11.028.872 10.225.701
Pemasok luar negeri 8.712.746 11.785.874
Jumlah hutang usaha- pihak ketiga 20.298.767 23.003.702
2010 2009
Operasi yang dihentikan
Pemasok dalam negeri 190.911 1.226.632
Jumlah hutang usaha- pihak ketiga (Catatan 3) 190.911 1.226.632
Rincian hutang usaha kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Perfecta (HK) Ltd 2.458.272 2.767.349
Winnitex 1.406.709 446.207
Millinium 857.935 78.236
Kanbotton 656.953 476.222
Coats Rejo Indonesia 640.757 285.098
Gap Guneydog 637.962 -
Suntex 573.326 678.491
Grandtex 524.124 -
YKK Zipper Indonesia 436.384 631.983
Karunia Abadi 389.835 - Global Challenge 323.599 15.213 Lain-lain 11.392.911 17.624.903 Jumlah 20.298.767 23.003.702
Operasi yang dihentikan
Sriwahana Adityakarta 59.943 59.943
Teras Adhi Karisma 19.260 19.260
Astra Internasional 13.827 13.827
Sekawan 14.751 19.174
Tyfountex - 1.035.930
Lain-lain 83.130 78.498
Jumlah hutang usaha- pihak ketiga 190.911 1.226.632
Penggolongan hutang usaha kepada pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Rupiah 4.279.720 7.568.293
Mata uang asing 16.019.047 15.435.409
Jumlah 20.298.767 23.003.702
14. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan)
2010 2009
Operasi yang dihentikan
Rupiah 176.244 993.088
Mata uang asing 14.667 233.544
Jumlah (Catatan 3) 190.911 1.226.632
15. HUTANG LAIN-LAIN - PIHAK KETIGA
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Penerimaan sementara 218.028 10.638.047
Lain-lain 3.505.182 2.166.758
Jumlah hutang lain- lain – pihak ketiga 3.723.210 12.804.805
Operasi yang dihentikan
Penerimaan sementara - 26.719.986
Lain-lain 13.636 56.397
Jumlah hutang lain- lain – pihak ketiga (Catatan 3) 13.636 26.776.383
16. UANG MUKA
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dihentikan
Uang muka - 3.601
Jumlah uang muka (Catatan 3) - 3.601
17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini terdiri dari :
2010 2009
Operasi yang dilanjutkan
Beban bunga 14.211.283 1.669.295
Beban makloon 150.213 285.583
Upah dan tunjangan 5.046.082 7.015.706
Air dan listrik 2.729 -
Lain-lain 1.176.017 3.426.223
Jumlah beban masih harus dibayar 20.586.324 12.396.807
Operasi yang dihentikan
Beban makloon - 13.721
Upah dan tunjangan 1.699 18.601
Lain-lain - 1.230.775
Jumlah beban masih harus dibayar (Catatan 3) 1.699 1.263.097
18. HUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
2010 2009
Eastern Cotton Mills Ltd 9.083.000 10.225.000
South Holdings Ltd 9.232.266 10.225.000
Jumlah 18.315.266 20.450.000
Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan hutang kepada pemegang saham atas pencairan SBLC Perusahaan kepada PT Bank DBS Indonesia pada September 2008 sebesar US$2.000, masing-masing Eastern dan South Holdings US$ 1.000. Perusahaan juga berhutang pada South Holdings Ltd atas pengurusan komisi HSBC sejumlah US$ 16.
19. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
2010 2009
Pembayaran minimum sewa 2010 - 1.413.099
Beban bunga - (42.203)
Nilai sewa saat ini - 1.370.896
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - 1.370.896
Bagian jangka panjang, bersih - -
19. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Orix Indonesia Finance pada tanggal 14 Agustus 2006 untuk membeli mesin Alstom John Thompson Coal Fired Steam Boiler sebesar US$533.2 (Rp 4.969.843) dengan uang jaminan sebesar US$106.6 (Rp 961,974). Jangka waktu pinjaman selama 3 tahun (Agustus 2006 hingga Agustus 2009). Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 9% per tahun untuk tahun 2009.
Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa yang bersangkutan.
Perjanjian sewa pembiayaan ini membatasi Perusahaan antara lain dalam melakukan penjualan dan pemindahan aset sewa.
Saldo pinjaman ini telah lunas pada Agustus 2009, sedangkan saldo pinjaman pada tanggal 30 Juni 2009 adalah sebesar US$ 27,3 setelah dikurangi uang jaminan sebesar US$ 106,6
20. HUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
2010 2009
Jumlah pembiayaan
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 20.440 -
Bagian jangka panjang 16.063 -
Nilai pembiayaan saat ini 36.503 -
Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Astra Sedaya Finance untuk pembelian kendaraan Isuzu Panther sebesar Rp 144.568 dan pembelian kendaraan Toyota Kijang sebesar Rp 98.816 dengan tingkat bunga pinjaman masing-masing sebesar 6,75% per tahun dan 9,25% per tahun.
21. PINJAMAN JANGKA PANJANG
2010 2009
The Hongkong and Shanghai Banking Corp Ltd. 103.424.101 43.482.996
PT Bank DBS Indonesia 3.177.609 6.135.000
PT Pacificways Finance Limited - 2.045.000
Jumlah pinjaman 106.601.710 51.662.996
Bagian pinjaman yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun:
The Hongkong and Shanghai Banking Corp Ltd - 13.368.176
PT Bank DBS Indonesia 3.177.609 6.135.000
PT Pacificways Finance Limited - 2.045.000
Jumlah bagian pinjaman yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun 3.177.609 21.548.176
Pinjaman setelah dikurangi bagian pinjaman Yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun :
The Hongkong and Shanghai Banking Corp Ltd 103.424.101 30.114.820
Jumlah pinjaman jangka panjang, bersih 103.424.101 30.114.820
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited
Perusahaan memperoleh pinjaman berdasarkan perjanjian kredit dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Jakarta.
Pada tahun 2006, Perusahaan mengadakan perjanjian baru dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Cabang Jakarta (“HSBC”) untuk penjadualan kembali pembayaran Club Deal Loan kepada HSBC dan untuk memasukkan PT Eratex Garment , Anak Perusahaan sebagai peminjam baru. Pada tanggal 25 Juni 2010 Perusahaan memperoleh persetujuan restrukturisasi fasilitas kredit dari HSBC.
Dalam perjanjian terdahulu, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang sebagai berikut : - Reducing Balance Loan (RBL) dengan plafon US$ 4.258 dengan tingkat suku bunga pinjaman 10,92% per tahun.
Dalam persetujuan restrukturisasi fasilitas kredit, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman jangka panjang sebagai berikut :
- Irregular Installment Loan 1 (IIL 1) dengan plafon US$ 4.360 dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku dikurangi 3%.
HSBC memberikan grace period untuk fasilitas IIL 1 sampai dengan akhir 2013, dan Perusahaan mulai mengangsur secara rutin sejak Januari 2014 sampai akhir 2015.
- Irregular Installment Loan 3 (IIL 3) dengan plafon US$ 7.667. Fasillitas pinjaman ini memiliki jatuh tempo pembayaran pada tahun 2016.
Atas fasilitas IIL 3, HSBC memberikan pinjaman tanpa bunga hingga akhir tahun 2011. Namun pada tahun 2012 hingga tahun 2016, HSBC akan membebankan bunga sebesar 15% per tahun. Pembayaran atas pokok pinjama n dan bunga tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2016.
Pinjaman ini adalah pinjaman subordinasi. Pembayarannya adalah subordinasi dari kebutuhan kas untuk operasional termasuk IIL 1, Overdraft, fasilitas perdagangan dan kebutuhan belanja modal.
Tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku yang ditetapkan HSBC sebesar 10,71% per tahun, tetapi dapat berubah sesuai dengan kebijakan HSBC.
Pinjaman ini dijamin dengan hak menjual yang berkekuatan hukum atas tanah dan bangunan di Probolinggo, fiducia atas mesin, persediaan, piutang usaha milik Perusahaan. Jaminan tersebut (kecuali hak kepemilikan atas saham dan piutang dari PT Eratex Garment, Anak Perusahaan) merupakan jaminan bersama secara proporsional (pari passu basis) dengan PT Bank DBS Indonesia.
PT Bank DBS Indonesia
Perusahaan memperoleh fasilitas revolving loan dari PT Bank DBS Indonesia dengan plafon US$ 3.000., saldo pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar US$ 519 atau setara dengan Rp 4.881.104. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan “stand- by letter of credit“ dari pemegang saham (Eastern Cotton Mills Ltd dan South Holdings Ltd) sebesar US$2.000.
Tingkat suku bunga pinjaman pada tahun 2010 dan 2009 sebesar 8,00% -8,50% pa.
Pinjaman ini dijamin dengan hak menjual yang berkekuatan hukum atas tanah dan bangunan di Probolinggo, fiducia atas mesin, persediaan, piutang usaha milik Perusahaan. Jaminan tersebut merupakan jaminan bersama secara proporsional (pari passu basis) dengan HSBC .
Perusahaan telah gagal untuk memenuhi jadual pembayaran tersebut pada September 2008, sehingga “stand- by letter of credit“ dari pemegang saham yang merupakan bagian dari jaminan atas pinjaman PT Bank DBS Indonesia telah terealisasi (Catatan 18) .
Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan penjualan aset tetap (mesin Textile) yang merupakan bagian dari jaminan atas pinjaman yang diterima dari Bank HSBC dan DBS.