• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelanggaran Prinsip Percakapan Untuk Menimbulkan Efek Humor Pada Sitkom Extra En Français Episode 1-4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pelanggaran Prinsip Percakapan Untuk Menimbulkan Efek Humor Pada Sitkom Extra En Français Episode 1-4"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN UNTUK MENIMBULKAN EFEK HUMOR PADA SITKOM EXTRA EN FRANÇAIS EPISODE 1-4. SKRIPSI. OLEH: WIDYA FAIZAH 135110300111042. PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017.

(2) PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN UNTUK MENIMBULKAN EFEK HUMOR PADA SITKOM EXTRA EN FRANçAIS EPISODE 1-4. SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Brawijaya untuk Memenuhi salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sastra. OLEH WIDYA FAIZAH NIM 135110300111042. PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA PRANCIS JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017.

(3) PERNYATAAN KEASLIAN. Dengan ini saya:. Nama. : Widya Faizah. NIM. : 135110300111042. Program Studi. : Bahasa dan Sastra Prancis. menyatakan bahwa: 1.. Skripsi ini adalah benar-benar karya saya, bukan merupakan jiplakan dari karya orang lain, dan belum pernah digunakan sebagai syarat mendapatkan gelar kesarjanaan dari perguruan tinggi manapun.. 2.. Jika di kemudian hari ditemukan bahwa skripsi ini merupakan jiplakan, saya bersedia menanggung segala konsekuensi hukum yang akan diberikan.. Malang, 21 Juli 2017. Widya Faizah NIM 135110300111042.

(4) Dengan ini menyatakan bahwa skripsi Sarjana atas nama Widya Faizah telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.. Malang, 21 Juli 2017 Pembimbing. Ika Nurhayani, Ph.D NIP 19750410 200501 2 002.

(5) Dengan ini menyatakan bahwa skripsi Sarjana atas nama Widya Faizah telah disetujui oleh Dewan Penguji sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana.. Ika Nurhayani, Ph.D, Ketua Dewan Penguji NIP 19750410 200501 2 002. Dr.Nurul Chojimah, M.Pd, Anggota Dewan Penguji NIP 19690629 200901 2 001. Mengetahui,. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis,. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra. Rosana Hariyanti, M.A NIP 19710806 200501 2 009. Ismatul Khasanah, M.Pd.,M.Ed.,Ph.D NIP 19750518 200501 2 001.

(6) KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pelanggaran Prinsip Percakapan Untuk Menimbulkan Efek Humor Pada Sitkom Extra en Français Episode 1-4 sebagai syarat wajib dalam menempuh mata kuliah skripsi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. Dengan ini saya mempersembahkan karya ini untuk kedua orang tua penulis Bapak Abdullah Fauzi dan Ibu Wiwik Martini yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan, dan doa yang tidak terhingga serta tak kenal lelah dalam memberikan yang terbaik untuk penulis. Semoga Allah SWT, selalu melimpahkan rahmat kesehatan, dan karunia serta keberkahan di dunia dan di akhirat atas kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Ika Nurhayani, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, serta memberi semangat juga dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi hingga selesai. 2. Dr. Nurul Chojimah, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan yang bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini. v.

(7) 3. Madame Charlotte Simonouti yang telah membantu penulis dalam memeriksa dan memberi masukan dalam terjemahan abstrak penulis. 4. M. Fikri yang selalu membantu dan memberikan motivasi kepada penulis. 5. Teman-teman KW 4 Junior, Ratnawati Febriani, Isna Miftahul Habibah, dan Mellyda Perwitasari yang menjadi saksi perjuangan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6.. Teman-teman Bahasa dan Sastra Prancis 2013 yang selalu memberikan semangat dan dukungan positif terhadap penulis.. Malang, 21 Juli 2017. Penulis. vi.

(8) ABSTRAK Faizah, Widya. 2017. Pelanggaran Prinsip Percakapan Untuk Menimbulkan Efek Humor Pada Sitkom Extra En Français Episode 1-4. Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis, Jurusan Bahasa dan Sastra, Universitas Brawijaya. Dosen Pembimbing : Ika Nurhayani, Ph.D Kata Kunci: Pragmatik, Prinsip Percakapan, Prinsip Kerjasama Grice, Prinsip Sopan Santun Leech, Humor Dalam berkomunikasi, antara penutur dan mitra tutur diharapkan dapat memberikan respon atau jawaban yang secukupnya ataupun seinformatif mungkin. Dalam mengatur mekanisme percakapan antar pesertanya agar dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun terdapat sebuah prinsip, yaitu prinsip percakapan. Adapun prinsip yang digunakan dalam percakapan yaitu prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun. Kedua prinsip tersebut dapat dipatuhi dan dilanggar oleh para pelaku tutur. Terjadinya pelanggaran tersebut dikarenakan beberapa alasan, misalnya untuk menimbulkan efek humor. Efek humor yang sering ditemui biasanya terdapat pada sebuah sitkom, salah satunya sitkom Extra en Français. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan pelanggaran prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun pada serial sitkom Extra en Français episode 1-4 sehingga menimbulkan efek humor. (2) mendeskripsikan jenis humor apa saja yang ada dari pelanggaran prinsip percakapan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis tuturan yang melanggar prinsip percakapan. Studi deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil temuan hingga penarikan kesimpulan. Hasil kesimpulan yang di dapatkan dari penelitian ini adalah 15 data tuturan yang melanggar prinsip percakapan pada sitkom Extra en Français episode 1-4 yang terdiri dari 7 tuturan tergolong dalam pelanggaran prinsip kerjasama yang mencakup 1 tuturan yang melanggar maksim kualitas, 5 tuturan yang melanggar maksim relevansi, serta 1 tuturan yang melanggar maksim cara. Lalu terdapat juga 8 tuturan yang tergolong dalam pelanggaran prinsip sopan santun yang terdiri dari 2 tuturan yang melanggar maksim kearifan, 1 tuturan yang melanggar maksim kedermawanan, 4 tuturan yang melanggar maksim pujian, dan 1 tuturan yang melanggar maksim kerendahan hati. Serta terdapat 4 jenis humor analogi, 6 jenis humor sinisme, 2 jenis humor satire, 1 jenis humor guyon parikena, dan 1 jenis humor plesetan. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat menganalisis pelanggaran prinsip percakapan dengan objek kajian lain seperti komik humor, atau reality show Prancis. Serta menggunakan kajian linguistik yang lain seperti tindak tutur, dieksis, ataupun dengan kajian morfologi dan semantik.. vii.

(9) EXTRAIT Faizah, Widya. 2017. Violation le principes de conversation pour augmenter l'effet de humoristique dans la série “Extra en Français” de l’episode 1 à 4. Le Département de Langue et de littérature Françaises de l’Université Brawijaya. Superviseurs: Ika Nurhayani, Ph.D Mots-clé: pragmatique, principes de conversation, principe de coopération de Grice, principe de politesse de Leech, humour En communiquant, il est espère qu’entre le locuteur et le interlocuteur qu’il y ait réaction ou une réponse suffisante ou aussi informative que possible. En organisant le mécanisme de conversation entre les participants pour pouvoir parler de manière coopérative et polie, il y a un principe, à savoir le principe de la conversation. Dans celui-ci on trouvé le principe de coopération et le principe de politesse. Ces deux principes peuvent être respectés et violés par les locuteur. La survenue de telles violations est diré en raison de plusieurs raisons, par exemple pour provoquer les effets de humoristique. Celui-ci se rencontre souvent dans une série, l’une d’elle est la série “Extra en Français”. Ainsi, ce mémoire a but pour (1) de décrire les violations des principes de coopération et des principes de politesse dans la série “Extra en Français” de l'épisode 1 à 4 afin de générer l'effet de humoristique. (2) de décrire quel est genre d'humour de violation le principe de la conversation. Cette recherche utilise l’approche qualitative pour analyser le violation des principes de conversation. Les études descriptives sont utilisées pour décrire les résultats et pour tirer les conclusions. Les résultats de cette recherche montrent qu’il y a 15 paroles qui violent le principe de conversation dans la série “Extra en Français” de l'épisode 1 à 4, consistant en 7 cas de violation du principe de coopération qui comprend 1 cas violant la maxime de qualité, 5 cas qui violent la maxime de relation, et 1 cas qui violant la maxim de maniere. Ensuite, il y a 8 cas qui sont considérés comme une violation du principe de politesse consistant en 2 cas qui violent les maximes de tact, 1 cas qui violent la maxime de générosité, 4 cas qui violent les maximes d’approbation et 1 cas qui enfreignent les maximes de modestie. Et il existe 4 types d'humour analogique, 6 types d'humour cynique, 2 types d'humour satirique, 1 type d'humour guyon parikena et 1 type d'humour jeu de mots. L’auteur suggère pour le future recherches d’analyser les violations du principe de conversation avec d'autres objets d'étude tels que la BD humoristique ou la télé réalité français. Et utiliser d'autres études linguistiques telles que l’acte de parole, la deixis ou l'étude de la morphologie et de la sémantique.. viii.

(10) DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM..............................................................................................i PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iv KATA PENGANTAR.........................................................................................v ABSTRAK ...........................................................................................................vii EXTRAIT ............................................................................................................viii DAFTAR ISI........................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xii DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...............................................................................7 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................7 1.4 Definisi Istilah Kunci..........................................................................8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik ..........................................................................................10 2.2 Prinsip Percakapan............................................................................11 2.2.1 Prinsip Kerjasama ....................................................................11 2.2.1.1 Maksim Kuantitas ........................................................12 2.2.1.2 Maksim Kualitas ..........................................................13 ix.

(11) 2.2.1.3 Maksim Relevansi........................................................14 2.2.1.4 Maksim Cara................................................................14 2.2.2 Prinsip Sopan Santun ...............................................................15 2.2.2.1 Maksim Kearifan .........................................................15 2.2.2.2 Maksim Kedermawanan ..............................................16 2.2.2.3 Maksim Pujian .............................................................17 2.2.2.4 Maksim Kerendahan Hati ............................................18 2.2.2.5 Maksim Kesepakatan ...................................................19 2.2.2.6 Maksim Simpati...........................................................19 2.3 Implikatur..........................................................................................20 2.4 Humor ...............................................................................................21 2.5 Jenis Humor ......................................................................................22 2.5.1 Guyon Parikena ........................................................................22 2.5.2 Satire.........................................................................................23 2.5.3 Sinisme .....................................................................................23 2.5.4 Plesetan.....................................................................................23 2.5.5 Analogi .....................................................................................23 2.5.6 Apologisme ..............................................................................24 2.6 Penelitian Terdahulu .........................................................................24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian................................................................................26 3.2 Sumber Data....................................................................................26 3.3 Tekhnik Pengumpulan Data............................................................27 3.4 Analisis Data ...................................................................................27 x.

(12) BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan............................................................................................30 4.2 Pembahasan.....................................................................................40 4.2.1 Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Jenis Humor yang Ditimbulkan .........................................................................40 4.2.1.1 Pelanggaran Maksim Kualitas .................................40 4.2.1.2 Pelanggaran Maksim Relevansi ...............................41 4.2.1.3 Pelanggaran Maksim Cara .......................................48 4.2.2 Pelanggaran Prinsip Sopan Santun dan Jenis Humor yang Ditimbulkan .........................................................................50 4.2.2.1 Pelanggaran Maksim Kearifan.................................50 4.2.2.2 Pelanggaran Maksim Kedermawanan......................53 4.2.2.3 Pelanggaran Maksim Pujian.....................................55 4.2.2.4 Pelanggaran Maksim Kerendahan Hati....................60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................................62 5.2 Saran .................................................................................................64 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................66 LAMPIRAN.........................................................................................................69. xi.

(13) DAFTAR GAMBAR. Gambar. Halaman. 4.1 Nico sedang mengajari Sam ...........................................................................40 4.2 Nico sedang mengembalikan susu milik Sacha dan Annie.............................41 4.3 Pertemuan pertama antara Sam dengan Sacha dan Annie ..............................43 4.4 Pertemuan pertama antara Sam dan Nico .......................................................44 4.5 Sam dan Nico sedang berlatih percakapan......................................................46 4.6 Sam sedang mencuci pakaian..........................................................................47 4.7 Sam setelah bersepada diatas alat olahraga Sacha ..........................................49 4.8 Nico sedang mengembalikan susu milik Sacha dan Annie.............................50 4.9 Sacha dan Annie sedang membicarakan Sam .................................................51 4.10 Sacha sangat marah kepada Sam...................................................................54 4.11 Nico sedang mengomentari penampilan Sam ...............................................55 4.12 Sacha sedang kesal dengan Annie.................................................................56 4.13 Nico sedang mengomentari penampilan Sam ...............................................58 4.14 Sacha sedang memarahi Nico .......................................................................59 4.15 Sam tidak sengaja menumpahkan sup di celana Stéphane............................61. xii.

(14) DAFTAR TABEL. Tabel. Halaman. 3.4.1 Tabel Temuan Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1-4 .......................................................28 3.4.2 Tabel Temuan Pelanggaran Prinsip Sopan Santun dan Jenis Humor dalam Sitkom Extra en Français Episode 1-4 .......................................................28 4.1.1 Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1-4...................................................................................30 4.1.2 Pelanggaran Prinsip Sopan Santun dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1-4...................................................................................34. xiii.

(15) DAFTRA LAMPIRAN. 1. Curriculum Vitae ..............................................................................................69 2. Poster Sitkom Extra en Français ......................................................................70 3. Sinopsis sitkom Extra en Françai.....................................................................71 4. Berita Acara Bimbingan Skripsi .......................................................................72. xiv.

(16) BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang yang mendasari penelitian ini dilakukan. Selain itu juga disampaikan mengenai rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan definisi kata kunci. 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi antar sesama dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang dapat menunjang untuk berkomunikasi yaitu bahasa. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Walija (1996) yang mengatakan bahwa bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Bahasa digunakan sebagai alat penyampai pesan dari seseorang kepada orang lain, dari pembicara kepada pendengar, dan dari penulis kepada pembaca. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa menjadi salah satu ciri paling khas dari manusia, yang membedakannya dengan makhluk-makhluk lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan bagian penting dari proses komunikasi manusia. Komunikasi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau informasi seseorang ke orang lain. Selain dikatakan sebagai proses. 1.

(17) 2 pemindahan gagasan seseorang kepada orang lain dalam bentuk kata-kata, tetapi juga dalam bentuk ekspresi wajah, intonasi, dan sebagainya. Mr.William Albi dalam Suprapto menghubungkan pengertian komunikasi sebagai sebuah proses sosial. Proses sosial yang dimaksud adalah proses pemberian pesan atau lambang atau simbol yang mana, mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi, maka penutur dan lawan tutur saling memahami makna yang mereka bicarakan. Untuk itu, perlu pemahaman lebih terhadap konteks pembicaraan. Pemahaman itulah yang dikaji oleh ilmu kebahasaan yang disebut linguistik. Pengkajian makna merupakan salah satu hal terpenting dalam mempelejari salah satu bidang ilmu linguistik yaitu pragmatik. Ilmu linguistik memiliki manfaat yang bisa dirasakan oleh berbagai pihak. Diantaranya adalah kritikus, peneliti, dan peminat sastra. Bagi kritikus, peneliti, dan peminat sastra, linguistik akan membantunya dalam memahami karya-karya sastra dengan lebih baik. Sebab bahasa, yang menjadi objek penelitian linguistik, merupakan alat pelahiran karya sastra (Achmad & Alex, 2013:19). Dalam berkomunikasi dengan orang lain, seseorang diharapkan dapat memberikan respon atau jawaban yang secukupnya ataupun seinformatif mungkin. Menurut Rustono (1999:51) prinsip yang mengatur mekanisme percakapan antar pesertanya agar dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun disebut prinsip percakapan. Prinsip percakapan itu sendiri, digunakan untuk mengatur supaya percakapan dapat berjalan dengan lancar. Teori yang digunakan untuk mengkaji mengenai prinsip percakapan adalah teori Leech.

(18) 3 (1983). Adapun prinsip yang digunakan dalam percakapan yaitu prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun. Dalam prinsip kerjasama Grice (1975), terdapat empat maksim yang harus di patuhi setiap peserta pertuturan dalam berinteraksi untuk mempelancar komunikasi. Keempat maksim itu adalah maksim kualitas atau maxime de qualité, maksim kuantitas atau maxime de quantité, maksim relevansi atau maxime de relation dan maksim cara atau maxime de manière. Leech (1983) dan Wijana (1996) menyebutkan dalam suatu interaksi setiap peserta pertuturan memerlukan prinsip lain selain prinsip kerja sama yaitu prinsip sopan santun (Le Principe de Politesse). Prinsip sopan santun memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kearifan atau maxime de tact, maksim kedermawanan atau maxime de générosité, maksim pujian atau maxime d'approbation, maksim kerendahan hati atau Maxime de modestie, maksim kesepakatan atau maxime d'accord, dan maksim simpati atau maxime de sympathie. Apabila peserta pertuturan tidak mematuhi maksim-maksim dari prinsip percakapan tersebut, maka dapat digolongkan kedalam pelanggaran maksim kerjasama Grice dan pelanggaran maksim sopan santun Leech. Pelanggaran maksim-maksim tersebut tidak hanya sering terjadi pada kehidupan sehari-hari, namun bisa ditemukan pada sebuah sitkom (situasi komedi). Terjadinya pelanggaran maksim-maksim prinsip percakapan pada sebuah sitkom biasanya disertai dengan adanya implikatur. Implikatur itu sendiri merupakan sebuah konsep yang dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering ada di antara “apa yang diucapkan” dan “apa yang diimplikasikan”. Menurut Brown dan Yule (1996:.

(19) 4 31) implikatur digunakan untuk menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur sebagai hal yang berbeda dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur. Oleh karena itu, terdapatnya implikatur pada sebuah sitkom,. biasanya memiliki fungsi tersendiri yaitu untuk menimbulkan efek lucu atau humor sehingga dapat membuat penontonnya merasa terhibur. Selain itu, efek humor yang dimunculkan tidak semata-mata hanya untuk membuat penonton nya tertawa, tetapi terdapat juga jenis humor yang ditampilkan. Untuk menimbulkan efek lucu atau humor pada sebuah sitkom, biasanya dilatar belakangi oleh adat budaya. Dengan dilatar belakangi oleh adat budaya, maka efek humor atau lucu yang dimunculkan akan berbeda pada setiap sitkom yang ada. Selain itu, cara penyampaian pesan pun akan berbeda juga. Hal ini senada dengan pernyataan yang diberikan oleh Raskin (1994:5) “Every humor act occurs within a certain culture which belongs to a certain society”. Perbedaan bahasa, sistem pemerintahan, politik, ekonomi antara Prancis dan Indonesia tentu mempengaruhi produksi humor yang ada. Di Indonesia, segala sesuatu menjadi landasan humor, baik dalam sisi politik, kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Sedangkan di Prancis, masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat yang bangga dengan bahasa mereka. Hal itu membuat humor yang diproduksi cenderung diluar dari konteks diri sendiri. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti sebuah sitkom Prancis yang berjudul Extra en Français yang di produksi oleh Channel 4 learning dan di produseri oleh Andrew Bethell. Sitkom Extra itu sendiri, merupakan serial tv yang bertujuan sebagai media pembelajaran bahasa, yang dimana pengaplikasiannya dibuat dalam bentuk.

(20) 5 sitkom. Sehingga di dalam sitkom tersebut, tidak hanya menyuguhkan hiburan semata, namun terdapat juga tuturan-tuturan yang memuat edukasi. Selain itu sitkom Extra, pertama kali di produksi dalam Bahasa Inggris, lalu di alih bahasakan ke dalam tiga versi bahasa yang berbeda (Prancis, German, Spanyol). Pada versi Bahasa Inggris, terdapat 30 episode. Sedangkan pada versi bahasa lainnya hanya terdapat 13 episode. Sitkom Extra en Français menceritakan tentang kisah dua orang gadis Prancis yaitu Sacha dan Annie yang harus berbagi apartemennya dengan seorang laki-laki Amerika yang bernama Sam Scott. Kemampuan pemahaman berbahasa Prancis Sam bisa dikatakan tidak begitu baik, dan ia memiliki gaya penampilan yang sangat buruk. Selain itu, Sacha dan Annie memiliki seorang tetangga yang bernama Nico. Nico menyukai Sacha, namun Sacha tidak menyukainya. Kemudian ketika Sam hadir di apartemen Sacha dan Annie, pada mulanya Nico merasa cemburu dengan Sam, namun rasa cemburu itu berubah ketika ia mengetahui bahwa Sam adalah seseorang yang kaya raya. Dari situasi tersebut, maka terjadilah tuturan-tuturan yang lucu yang mengandung pelanggaran prinsip percakapan. Tuturan-tuturan tersebutlah yang menjadi pembahasan utama pada penelitian ini. Hal tersebut dikarenakan pembahasan tersebut belum banyak diteliti sebelumnya. Biasanya pada penelitian terdahulu lebih banyak membahas mengenai pelanggaran prinsip kerjasama saja ataupun pelanggaran prinsip sopan santun saja. Tidak banyak dari penelitian terdahulu yang mengkaji mengenai kedua prinsip tersebut secara bersamaan serta mengaitkan pelanggaran kedua.

(21) 6 prinsip tersebut dengan jenis humor yang coba dimunculkan. Seperti contoh penelitian skripsi yang dilakukan oleh Rahayu (2014) yang membahas bentuk pelanggaran prinsip kerjasama Grice, dan mendeskripsikan tujuan dari pelanggaran tersebut dalam komik humor Prancis Les Blondes Tome 1. Lalu penelitian lainnya yaitu skripsi oleh Palupi (2014) yang membahas bentuk-bentuk humor dan fungsi humor pada sitkom Extra Français dengan pendekatan teori humor saja dan tidak mengaitkannya dengan kajian pragmatik. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menganalisa pelanggaran prinsip percakapan dengan pendekatan pragmatik serta jenis humor yang ditimbulkan dari pelanggaran prinsip. tesebut. dengan. judul. “Pelanggaran Prinsip Percakapan Untuk. Menimbulkan Efek Humor Pada Sitkom Extra en Français Episode 1-4”. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dalam bidang linguistik. Khususnya ilmu pragmatik mengenai pelanggaran prinsip percakapan yang dapat menimbulkan efek humor pada sitkom Extra en Français Episode 1-4. Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi pembelajar yang sedang mendalami ilmu pragmatik terkait pelanggaran prinsip percakapan. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada kajian pragmatik khususnya pelanggaran prinsip percakapan serta kajian humor khususnya mengenai jenis-jenis humor..

(22) 7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti menyusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk pelanggaran maksim kerjasama yang ada pada serial sitkom Extra en Français episode 1 - 4 sehingga menimbulkan efek humor? 2. Bagaimana bentuk pelanggaran prinsip sopan santun yang ada pada serial sitkom Extra en Français episode 1 - 4 sehingga menimbulkan efek humor? 3. Jenis humor apa saja yang ditimbulkan dari implikatur pelanggaran prinsip percakapan pada serial sitkom Extra en Français episode 1 - 4?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pelanggaran maksim kerjasama pada serial sitkom Extra en Français episode 1 - 4 sehingga menimbulkan efek humor 2. Mengetahui pelanggaran maksim sopan santun pada serial sitkom Extra en Français episode 1 - 4 sehingga menimbulkan efek humor 3. Mengetahui jenis humor apa saja yang dihasilkan dari implikatur pelanggaran prinsip percakapan pada serial sitkom Extra en Français episode 1 - 4.

(23) 8 1.4 Definisi Istilah Kunci Definisi istilah kunci dalam penelitian ini bertujuan agar pembaca dapat memahami garis besar dari penelitian ini. Ada pun definisi istilah kunci dari penelitian ini sebagai berikut: a.. Pragmatik : Studi tentang maksud penutur dan makna kontekstual (Yule, 2006 :3-4). b.. Prinsip Percakapan (Le Principe de coopératif) : Prinsip yang mengatur mekanisme percakapan antar pesertanya agar dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun (Rustono, 1999:55). c.. Prinsip Kerjasama Grice (Le Principe de Coopération) : Prinsip ini mengharuskan peserta pertuturan mematuhi empat maksim yaitu: maksim kualitas atau maxime de qualité, maksim kuantitas atau maxime de quantité, maksim relevansi atau maxime de relation dan maksim pelaksanaan atau maxime. de. modalité.. Keempat. maksim. tersebut. bertujuan. untuk. memperlancar komunikasi ( Grice, 1975, dikutip dari Putrayasa, 2014, hal. 102) d.. Prinsip Sopan Santun (Le Principe de Politesse) : Prinsip yang diperlukan untuk menjelaskan prinsip kerja sama (Leech, 1983, dikutip dari Nadar, 2009, hal, 29). Prinsip sopan santun memiliki beberapa maksim yaitu: maksim kearifan (La maxime du tact), maksim kedermawanan (La maxime d'approbation), maksim pujian (La maxime de générosité), maksim kerendahan hati (Maxim de l'humilité), maksim kesepakatan (La maxime du match), dan maksim simpati (La maxime de la sympathie) (Leech,1983 ;.

(24) 9 Wijana, 1996) e.. Humor : Sarana berkomunikasi untuk menyalurkan uneg-uneg, pelampiasan tekanan problematik yang dialami, dan memberikan suatu wawasan yang arif sambil tampil menghibur ( Rahmanadji, 2007)..

(25) BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai landasan teori yang digunakan penulis sebagai acuan penelitian yang meliputi pragmatik, prinsip percakapan, prinsip kerjasama, prinsip sopan santun, implikatur, humor, jenis humor, dan penelitian terdahulu. 2.1 Pragmatik Pragmatik diperkenalkan pertama kali sekitar abad ke-20, oleh seorang filosof bernama Charles Morris pada tahun 1983. Dalam perkembangannya, pragmatik tidak dapat dipisahkan dari pemikiran-pemikaran para filsuf (Wijana, 1996:5); (Levinson, 1983:1); (Mey, 1993: 109-11). Menurut Kasher (1998) pragmatik sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa digunakan dan bagaimana bahasa tersebut diintegrasikan ke dalam konteks. Selain itu, Parker (dalam Rahardi, 2009) mendefinisikan pragmatik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Senada dengan pendapat tersebut, Wijana (dalam Putrayasa, 2014, hal. 3) mendefinisikan pragmatik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari makna secara eksternal yaitu makna yang terkait dengan konteks (contex dependent). Konteks menurut Wijayana (1996: 10-11) dapat disebut dengan konteks situasi tutur (speech situational contexts) yang mencakup aspek-aspek seperti : (1) penutur dan lawan tutur, (2) konteks tuturan, (3) tujuan tuturan, (4) tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, (5) tuturan sebagai produk tindak verbal. Di sisi lain,Yule (1996) membagi definisi pragmatik ke dalam empat 10.

(26) 11 ruang lingkup, yaitu: pertama, pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau pembaca). Kedua, pragmatik adalah studi tentang makna kontekstual. Ketiga, pragmatik adalah studi tentang bagaimana agar lebih banyak yang disampaikan daripada yang dituturkan. Dan ruang lingkup terakhir ialah pragmatik merupakan studi tentang ungkapan dari jarak hubungan. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji makna secara eksternal, yaitu bagaimana seseorang penutur menyampaikan tuturannya dengan memperhatikan konteks sehingga memiliki makna dan tujuan yang jelas.. 2.2 Prinsip Percakapan Prinsip. percakapan. merupakan. prinsip. yang. mengatur. mekanisme. percakapan antar pesertanya agar dapat bercakap-cakap secara kooperatif dan santun menurut Rustono (1999:51). Prinsip percakapan sendiri, digunakan untuk mengatur supaya percakapan dapat berjalan dengan lancar. Dalam prinsip percakapan terdiri dari dua buah prinsip yaitu, prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun.. 2.2.1 Prinsip Kerjasama Seiring dengan berkembangnya kajian pragmatik, maka terciptalah teori-teori yang dapat digunakan untuk menguak kajian penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Salah satu teorinya yaitu prinsip kerjasama Grice. Dalam prinsip.

(27) 12 kerjasama ini dapat dirumuskan sebagai berikut “berikanlah kontribusi anda dalam percakapan sesuai dengan kebutuhan, pada tingkat di mana percakapan itu berlangsung, sesuai dengan maksud dan tujuan di mana anda terlibat” (Nadar, 2009:24). Grice juga mengungkapkan bahwa terdapat empat maksim yang harus di patuhi oleh setiap peserta pertuturan dalam berinteraksi untuk mempelancar komunikasi. Keempat maksim itu adalah maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Untuk menjelaskan keempat maksim tersebut, Grice dalam Nadar (2013, hal. 4) menjabarkan sebagai berikut:. 2.2.1.1 Maksim Kuantitas (1) berikanlah informasi anda sesuai kebutuhan dalam rangka tujuan atau maksud pertuturan; (2) jangan memberikan informasi yang berlebihan melebihi kebutuhan. Contoh: (1) A: “Lihat itu Muhammad Ali mau bertanding lagi!” (2) A: “Lihat itu Muhammad Ali yang mantan petinju kelas berat itu mau bertanding lagi!” Informasi Indeksal: Tuturan 1 dan 2 dituturkan oleh seorang pengagum Muhammad Ali kepada rekannya yang juga mengagumi petinju legendaris itu. Tuturan itu dimunculkan pada waktu mereka bersama-sama melihat salah satu acar tinju di televisi ( Rahardi, 2005, hal. 54) Pada contoh (1) merupakan penggunaan maksim kuantitas yang dipenuhi,.

(28) 13 karena pada tuturan tersebut sudah jelas dan sangat informatif isinya. Sedangkan pada contoh (2) penambahan informasi yang ada pada tuturan tersebut membuat tuturan menjadi berlebihan dan terlalu panjang, sehingga tidak mendukung atau bahkan melanggar maksim kuantitas.. 2.2.1.2 Maksim Kualitas (1) jangan mengatakan sesuatu yang tidak benar; (2) jangan mengatakan sesuatu yang kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara memadai. Contoh : (3) B: Jangan menyontek, nilainya bisa E nanti! (4) B: Silahkan menyontek saja biar nanti saya mudah menilainya! Informasi Indeksal : Tuturan 3 dan 4 dituturkan oleh dosen kepada mahasiswanya di dalam ruang ujian pada saat ia melihat ada seseorang mahasiswa yang sedang berusaha melakukan penyontekan. ( Rahardi, 2005, hal. 55) Pada tuturan (3) merupakan penggunaan maksim kualitas yang dipenuhi karena kenyataan bahwa dalam dunia pendidikan tidak ada dosen yang memperbolehkan mahasiswanya untuk menyontek. Hal tersebut kontras dengan tuturan (4) karena tidak sesuai dengan yang seharusnya dilakukan oleh seorang dosen..

(29) 14 2.2.1.3 Maksim Relevansi Di dalam maksim relevansi, antara penutur dan mitra tutur hendaknya dapat memberikan kontribusi yang relevan tentang sesuatu yang sedang di pertuturkan. Contoh : (5) Direktur Sekertaris. : Bawa sini semua berkasnya akan saya tanda tangani dulu! : Maaf bu, kasihan sekali nenek tua itu.. Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang Direktur kepada sekertarisnya pada saat mereka bersama-sama bekerja di sebuah ruang kerja Direktur. Pada saat itu, ada seseorang nenek tua yang sudah menunggu lama ( Rahardi, 2005, hal. 56) Pada contoh tuturan (5), tuturan sang sekertaris tidak relevan dengan apa yang diperintahkan sang Direktur. Dengan demikian tuturan tersebut dapat dikatakan melanggar maksim relevansi. 2.2.1.4 Maksim Pelaksanaan atau Cara (1) hindari ungkapan yang tidak jelas; (2) hindari ungkapan yang membingungkan; (3) hindari ungkapan berkepanjangan; (4) ungkapkan sesuatu secara runtut. Contoh : (7) A : Ayo, cepat dibuka! B : Sebentar dulu, masih dingin Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang kakak kepada adik perempuannya. (Rahardi, 2005, hal. 57).

(30) 15 Pada contoh tuturan (7) di atas memiliki kadar kejelasan yang rendah. Karena kadar kejealsannya yang rendah maka akan timbul kekaburan yang tinggi. Pada tuturan A, tidak jelas apa yang diminta oleh penutur untuk dibuka. Lalu penutur B pun demikian, tidak jelas memberikan informasi bahwa dingin yang ia maksut tersebut dalam konteks apa dan merujuk pada apa. Maka demikian dalam contoh tuturan (7) dapat dikatakan melanggar prinsip pelaksanaan.. 2.2.2 Prinsip Sopan Santun Leech (1983) dan Wijana (1996) menyebutkan dalam suatu interaksi setiap peserta pertuturan memerlukan prinsip lain selain prinsip kerja sama, yaitu prinsip sopan santun. Prinsip sopan santun memiliki beberapa maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati,. maksim. kesepakatan,. dan. maksim. simpati.. Untuk. menjelaskan. maksim-maksim tersebut, Leech dalam bukunya (1983:206-207) menjabarkan keenam maksim tersebut sebagai berikut:. 2.2.2.1 Maksim Kearifan Secara garis besar dalam maksim kearifan ini, peserta pertuturan diharuskan untuk meminimalkan kerugian orang lain dan memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Dalam maksim kearifan ini, diungkapkan dengan tuturan impositif (memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menyuruh, menganjurkan, dan menasihatkan) dan komisif (menjanjikan, bersumpah, menawarkan, dan memanjatkan doa)..

(31) 16 Contoh : (8) Tuan Rumah. : Silakan makan saja dulu, nak! tadi kami semua sudah mendahului.. Tamu. : Wah, saya jadi tidak enak, Bu.. Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang ibu kepada seorang anak muda yang sedang bertamu di rumah ibu tersebut. Pada saat itu, ia harus berada di rumah ibu tersebut sampai malam karena hujan sangat deras dan tidak segera reda. ( Rahardi, 2005, hal. 60). Dalam contoh (8) sangat jelas bahwa tuturan yang disampaikan oleh Tuan Rumah memaksimalkan keuntungan bagi sang Tamu. Biasanya situasi seperti diatas dapat ditemukan pada masyarakat desa, dimana mereka sangat menghargai tamu baik yang datang secara langsung maupun yang sudah direncanakan terlebih dahulu.. 2.2.2.2 Maksim Kedermawanan Dalam maksim ini, mewajibkan peserta tindak tutur untuk memaksimalkan kerugian diri sendiri, dan meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri. Dalam pengutaraan maksim ini, menggunakan tuturan komisif dan impositif. Contoh : (9) Bapak A Bapak B. : Wah oli mesin mobilku agak sedikit kurang. : Pakai oliku juga boleh. Sebentar, saya ambilkan dulu!.

(32) 17 Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seseorang kepada tetangga dekatnya di sebuah perumahan ketika mereka sedang sama-sama merawat mobil masing-masing ( Rahardi, 2005, hal. 62). Pada contoh (9) sangat jelas menggambarkan bahwa Bapak B berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain dan merugikan diri sendiri dengan cara memberikan oli yang ia punya untuk Bapak A.. 2.2.2.3 Maksim Pujian Dalam maksim ini, peserta tindak tutur diharuskan untuk memuji orang lain sebanyak mungkin dan kecamlah orang lain sesedikit mungkin. Dalam maksim ini diutarakan dalam tuturan ekspresif dan asertif. Tuturan ekspresif mempunyai fungsi untuk mengekspresikan atau mengungkapkan, seperti mengucapkan selamat, mengucapkan terimakasih, memuji, dan menyatakan belasungkawa. Sedangkan tuturan asertif melibatkan penutur pada kebenaran proposisi yang diekspresikan, misalnya, menyatakan mengeluh, menyarankan, dan melaporkan. Contoh : (10) Dosen A. : Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelas Business English. Dosen B. : Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas sekali dari sini.. Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga seorang dosen.

(33) 18 dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan tinggi. (Rahardi, 2005, hal. 63) Pada contoh (10) pemberitahuan yang disampaikan Dosen A terhadap rekannya Dosen B, ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai dengan pujian atau penghargaan oleh Dosen B.. 2.2.2.4 Maksim Kerendahan Hati Pada maksim ini, menuntut setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan pujian pada diri sendiri. Bila maksim pujian berpusat pada orang lain, maka maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Dalam maksim ini, diutarakan dalam tuturan ekspresif dan asertif Contoh : (11) Sekretaris A Sekretaris B. : Dik, nanti rapatnya dibuka dengan doa dulu, ya! : Ya, mbak. Tapi saya jelek, lho.. Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang sekretaris kepada sekretaris lain yang masih junior pada saat mereka bersama-sama bekerja di ruang kerja mereka. (Rahardi, 2005, hal. 64). Dalam contoh (11) jelas terlihat bahwa jawaban Sekretaris B meminimalkan pujian bagi dirinya sendiri dengan menyatakan dirinya jelek dalam memimpin doa, ketika Sekretaris B yang lebih senior dari nya, meminta ia untuk memimpin doa..

(34) 19 2.2.2.5 Maksim Kesepakatan Secara garis besar, dalam maksim ini, setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kesepakatan di antara mereka, dan meminimalkan ketidak kesepakatan di anatara mereka. Dalam maksim ini, diutarakan dalam tuturan ekspresif dan asertif. Contoh : (12) Noni. : Nanti malam kita makan bersama ya, Yun!. Yuyun : Boleh. Saya tunggu di Bambu Resto. Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada temannya yang juga mahasiswa pada saat mereka sedang berada di sebuah ruang kelas. ( Rahardi, 2005, hal. 65). Dalam contoh tuturan (12) telah terpenuhi untuk memaksimalkan kesepakatan antara penutur dengan lawan tutur. Yuyun sepakat dengan tuturan Noni untuk makan bersama di bambu resto.. 2.2.2.6 Maksim Simpati Maksim simpati ini mengharuskan setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan rasa antipati kepada lawan tuturnya. Dalam maksim ini, diutarakan dalam tuturan ekspresif dan asertif. Contoh : (13) Ani: Tut, nenekku meninggal. Tuti. : Innalillahiwainnailahi rojiun. Ikut berduka cita..

(35) 20 Informasi Indeksal: Dituturkan oleh seorang karyawan kepada karyawan lain yang sudah berhubungan erat pada saat mereka berada di ruang kerja mereka. ( Rahardi, 2005, hal. 66) Dalam contoh pertuturan (13) terlihat sikap simpati Tuti dengan mengucapkan belasungkawa kepada Ani, ketika ia tau bahwa nenek Ani meninggal dunia. Sikap simpati Tuti sesuai dengan keharusan dari maksim simpati ini.. 2.3 Implikatur Konsep tentang implikatur pertama kali dikenalkan oleh Grice (1975) untuk memecahkan maslah tentang makna bahasa yang tidak dapat diselesaikan dengan teori semantik biasa. Bahkan Levinson (1983: 97) menyebutkan implikatur sebagai salah satu gagasan atau pemikiran terpenting dalam pragmatik. Grice mengemukakan bahwa implikatur ialah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan. Sesuatu “yang berbeda” tersebut adalah maksud pembicara yang tidak dikemukakan secara ekplisit. Selain itu, Nababan (1984: 28) menyatakan bahwa implikatur berkaitan erat dengan konvensi kebermaknaan yang terjadi di dalam proses komunikasi. Sementara itu, menurut. Brown dan Yule (1996) istilah implikatur dipakai untuk. menerangkan apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya yang dikatakan oleh penutur. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep implikatur.

(36) 21 merupakan suatu konsep yang penting dalam ilmu pragmatik. Konsep implikatur ini dipakai untuk menerangkan perbedaan yang sering ada di antara “apa yang diucapkan” dan “apa yang diimplikasikan”. Implikatur juga merupakan suatu ujaran yang timbul akibat adanya pelanggaran prinsip percakapan.. 2.4 Humor Humor atau lelucon merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia. Manusia normal membutuhkan humor sebagai sarana berkomunikasi untuk menyalurkan uneg-uneg, pelampiasan tekanan problematik yang dialami, dan memberikan suatu wawasan yang arif sambil tampil menghibur ( Rahmanadji, 2007). Humor dapat dikatakan sebagai sesuatu yang lucu, tidak serius, nyeleneh, membuat tertawa, dan menghibur. Lucu atau tidak lucu bagi sekelompok manusia adalah relatif dan di pengaruhi banyak hal. Humor merupakan rangsangan verbal dan atau visual yang secara spontan memancing senyum dan tawa pendengar atau orang yang melihatnya (Wijana, 2003:xx). Sikki (1995:v) mengatakan bahwa hiburan merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia untuk mempertahankan diri dalam proses pertahanan hidupnya. Cerita humor dapat memberikan lebih banyak daripada sekedar hiburan semata dengan gaya yang lucu, cerita humor dapat menyampaikan suatu wawasan yang arif dalam bentuk ungkapan sambil tampil menghibur, suatu cerita humor juga dapat menyampaikan siratan menyindir, kritikan sosial berlapis tawa, sebagai sarana persuasi untuk memudahkan masuknya pesan yang ingin disampaikan (Sikki, 1995: v)..

(37) 22 2.5 Jenis-jenis humor Dalam memproduksi humor untuk sebuah sitkom, seorang penulis naskah biasanya melakukan permainan maksim. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijana (2003, hal. 3) bahwa percakapan yang mengandung maksud tertentu seperti melucu, mengkritik, melarang, dan menasehati bisa dilakukan dengan cara mempermainkan maksim. Hal serupa juga dilakukan dalam dialog-dialog pada sitkom Extra en Français episode 1-4. Dalam memproduksi humor tersebut, terdapat beberapa jenis-jenis humor yang dimunculkan. Menurut Darminto (2004;xii-xv) humor dipilah-pilah menjadi empat belas jenis humor berdasarkan jurus yang dipakai para pencipta humor. Jurus para pencipta humor bisa saja berlainan atau sama, namun tiap pencipta humor biasanya berupaya mencapai stilisasi yang khas dan pas untuknya. Maka dari itu dalam penelitian ini hanya menggunakan enam dari empat belas jenis humor yang ada. Keenam jenis humor teresebut ialah:. 2.5.1 Guyon parikena Isi humornya bersifat nakal, agak menyindir tetapi tidak terlalu tajam, bahkan cenderung sopan. Biasanya dilakukan oleh bawahan kepada atasan atau orang lebih tua atau yang lebih dihormati. Atau kepada pihak lain yang belum akrab benar. Ada juga yang menjuluki lelucon model ini sebagai lelucon persuasif atau berbau feodalisme..

(38) 23 2.5.2 Satire Humor yang bersifat menyindir atau mengkritik tapi muatan ejekannya lebih dominan. Bila tidak pandai-pandai memainkannya, humor ini bisa membebani dan sangat tidak menyenangakan.. 2.5.3 Sinisme Humor yang cenderung memandang rendah pihak lain, berfikiran negatif terhadap orang lain. Umpama kata, tidak ada yang benar atau kebaikan apapun dari pihak lain, dan selalu meragukan sifat – sifat baik yang ada pada manusia. Lelucon ini lebih banyak digunakan pada situasi konfrontatif.. 2.5.4 Plesetan Isi humor ini adalah memelesetkan segala sesuatu yang sudah mapan atau populer. Sebuah humor yang cukup mengundang surprise karena kehadirannya tidak terduga. Humor yang seringkali disebut parodi ini dapat juga digunakan sebagai alat untuk lepas dari kesumpekan keadaan.. 2.5.5 Analogi Lelucon ini menampilkan suatu perbedaan pola pandang dari pernyataan yang sama..

(39) 24 2.5.6 Apologisme Humor ini bukan untuk melucu, tetapi justru untuk berlindung di balik lelucon. Jurus ini digunakan untuk pembenaran dari apa yang telah dilontarkan karena ketidak berdayaan untuk mempertanggung jawabkan lontaran yang ternyata tidak memiliki dasar atau argumen. Biasanya berkilah,”Ah, itu cuma bercanda,” untuk menetralisasikan karena biasanya terasa berat untuk mengakui kesalahan.. 2.6 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua penelitan terdahulu untuk dijadikan acuan, yaitu: 1.. Skripsi oleh Dian Palupi (2014) Pendidikan Bahasa Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, dengan judul Bentuk dan Fungsi Humor Dalam Serial Drama Komedi Extra Français Karya Whitney Barros. Dalam skripsi tersebut, Dian Palupi membahas bentuk-bentuk humor dan fungsi humor dari setiap bentuk humor dalam serial drama komedi Extra Français episode 1-2. Penelitian penulis dan penelitian Dian Palupi (2014) memiliki persamaan yaitu menggunakan media sitkom Extra Français. Akan tetapi penelitian tersebut meneliti tentang bentuk-bentuk humor dan fungsi humor yang ada pada sitkom Extra Français, sementara dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada pelanggaran prinsip percakapan dengan pendekatan pragmatik serta jenis humor yang ada dari pelanggaran prinsip percakapan tersebut. Hal tersebut menjadi keunggulan dari penelitian ini,.

(40) 25 karena efek humor yang ada pada sitkom ini diteliti tidak hanya dari teori humor saja, namun juga diteliti dari segi ilmu pragmatik. Selain itu, dalam penelitian ini, penulis menggunakan sitkom Extra en Français episode 1-4. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2014) hanya meneliti pada episode 1-2. 2.. Penelitian selanjutnya yaitu, skripsi dari Nita Puji Rahayu (2014) Bahasa dan Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, dengan judul Pelanggaran Maksim Kerjasama Grice Dalam Komik Humor Prancis Les Blondes Tome 1. Dalam skripsinya, Rahayu (2014) membahas bentuk pelanggaran prinsip kerjasama Grice, mendeskripsikan cara maksim-maksim tersebut dilanggar, dan mendeskripsikan tujuan dari pelanggaran tersebut. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam salah satu pembahasan masalah yaitu pelanggran maksim kerjasama Grice. Adapun media yang dikaji oleh penulis adalah sitkom Extra en Français, sedangkan penelitian Nita (2014) mengkaji komik humor Prancis Les Blondes Tome 1. Selain itu juga, Rahayu (2014) mengkaji pelanggaran maksim kerjasama Grice saja, sedangkan dalam penelitian ini, penulis meneliti pelanggran prinsip percakapan yang mencakup pelanggaran prinsip kerjasama Grice (1975) dan prinsip sopan santun Leech (1983). Hal tersebut menjadi keunggulan lainnya dalam penelitian ini, dibandingkan dengan penelitian sebelumnya..

(41) BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data yang digunakan oleh penulis, serta penjelasan langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam pengumpulan data dan analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis secara deskriptif, sehingga penelitian ini menekankan pengumpulan fakta dan identifikasi data. Komponen dalam metode penelitian adalah mendeskripsikan, menganalisis, dan menafsirkan temuan dalam istilah yang jelas dan tepat ( Sulistyo-Basuki 2006, 111). Menurut Arikunto (2010) deskriptif adalah aktivitas memaparkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, kegiatan dan lain-lain. Menurut Moleong (2010: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 3.2 Sumber Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data berupa dialog Bahasa Prancis yang di tuturkan oleh seluruh tokoh dalam sitkom Extra en. 26.

(42) 27 Français episode 1 - 4. Sementara data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan Bahasa Prancis yang terdapat pada sitkom Extra en Français episode 1 - 4 yang mengandung bentuk pelanggaran prinsip percakapan. Selain bahasa verbal, penanda linguistik yang berbentuk bahasa visual juga dijadikan acuan untuk menentukan jenis pelanggaran prinsip percakapan apa yang ada dalam penelitian ini. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Beberapa proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Menyaksikan dan membaca transkrip dengan seksama sitkom Extra en Français episode 1-4.. 2.. Mengidentifikasi tuturan yang mengandung pelanggaran prinsip percakapan. 3.. Menandai segala unsur bahasa yang menjadi indikasi pelanggaran prinsip percakapan.. 4.. Mempersiapkan data untuk dianalisis. 3.4 Analisis Data Analisis data merupakan langkah lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Maka pada penelitian ini, tekhnik analisis data yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut:.

(43) 28 1. Data yang sudah ditemukan, kemudian diverifikasi dengan teori prinsip kerjasama Grice, prinsip sopan santun Leech, dan jenis humor menurut Darminto. 2. Mengkategorikan Data Langkah selanjutnya adalah mengkatagorikan masing-masing pelanggaran maksim kerjasama kerjasama Grice, beserta jenis humor yang timbul akibat pelanggaran tersebut kedalam tabel seperti berikut: 3.4.1 Tabel Temuan Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1 - 4 No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Maksim Yang Di Jenis Humor Langgar. 1 2. Serta mengkatagorikan pelanggaran maksim sopan santun Leech, beserta jenis humor yang ditimbul akibat pelanggaran tersebut kedalam tabel seperti berikut: 3.4.2 Tabel Temuan Pelanggaran Prinsip Sopan Santun dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1 - 4 No 1 2. Episode. Menit:Detik. Dialog. Maksim Yang Di Jenis Humor langgar.

(44) 29 3. Setelah data dikelompokkan, tahap selanjut nya yaitu mendeskripsikan data yang telah diperoleh. 4. Setelah mendeskripsikan data, selanjutnya peneliti menerjemahkan semua temuan yang menggunakan Bahasa Prancis ke dalam Bahasa Indonesia agar memudahkan pembaca yang tidak memahami Bahasa Prancis. 5. Langakah terakhir yaitu menarik kesimpulan atas pelanggaran prinsip percakapan dalam sitkom Extra en Français episode 1 - 4.

(45) BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil analisis temuan secara deskriptif berdasarkan teori yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diteliti. 4.1 Temuan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya, penulis mendapatkan temuan mengenai tuturan yang melanggar prinsip percakapan sebanyak 15 tuturan. Dimana 7 tuturan tergolong dalam pelanggaran prinsip kerjasama dan 8 tuturan tergolong dalam pelanggaran prinsip sopan santun. Serta terdapat 4 jenis humor analogi, 6 jenis humor sinisme, 2 jenis humor satire, 1 jenis humor guyon parikena, dan 1 jenis humor plesetan. Berikut tabel temuan penelitian ini. Tabel 4.1.1 Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1-4 Maksim Jenis No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. 1. 1. 5:27. Nico : Je vous ai ramené votre lait… (Aku membawakan susu kalian) Sacha : Notre lait? (Susu kamu?) Sacha: Tu veux dire notre lait d'il y a trois semaines? (Maksudmu susu kita tiga minggu yang lalu?). 30. Apologis Relevansi me.

(46) 31 Maksim Jenis No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. Nico : Je n'oublie jamais rien (Aku tidak pernah melupakan apapun) 2. 1. 7:58. Sam : Hi. Bonjour (Hi. Hallo) Annie: Bonjour. (Hallo) Sam: Je suis d'Amérique..J'habite Sam (Saya adalah orang amerika, saya tinggal di Sam) Annie: Tu veux dire « Je suis Sam… » (Kamu seharusnya mengatakan "Saya adalah Sam") Sam : Tu es Sam? (Kamu Sam?) Annie: Non, je m’appelle Annie. (Bukan, nama saya Annie) Sam: Aaah, je m’appelle Annie… (Aaa.. nama saya Annie) Sacha: Non. Elle veut dire « Je suis Sam, je viens d’Amérique… » (Bukan. dia bilang " saya Sam, saya. Relevansi. Analogi.

(47) 32 Maksim Jenis No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. berasal dari Amerika) Sam : Tu viens d’Amérique ? (kamu berasal dari Amerika) 3. 13:45. Nico: Et euh… Où sont les filles? (Di mana mereka (Sacha dan Annie) ?) Sam : Les filles? (Mereka?) Nico: Sacha et Annie Sam : Sacha et Annie habitent ici (Sacha dan Annie tinggal disini) Nico: Je sais! Mais où est Sacha? (Saya tau, tapi dimana Sacha?) Sam : Sacha…elle m'a donné ça! (Sacha.. memberikan. 1. Relevansi. Analogi. Kualitas. Plesetan. aku ini!) 4. 16:09. Nico: OK. Alors ça, c’est le four… (Ok, ini adalah oven) Sam : C’est le four. ( ini adalah oven).

(48) 33 Maksim Jenis No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. 5. 18:10. Sam:Pffff! Je suis… Comment ? (Pfft...saya...bagaimana?) Sacha : Mort? (Mati) Nico : Tu as chaud ? (Kamu kepanasan?). 2. 6. Cara. Sinisme. Relevansi. Analogi. 06:48. Nico : Je voudrais un pantalon, s’il vous plaît… (Saya menginginkan sebuah celana, tolong..) Sam : Oh ! Je voudrais un pantalon, s’il vous plaît ! (Oh.. Saya menginginkan sebuah celana, tolong..) Nico : Bien. Très bien. (Bagus, sangat bagus) Sam : Et …des chemises… (Dan.. sebuah kemeja) Nico : Non non non non non! Des chaussures ! Je voudrais des chaussures, s'il vous plaît. (Bukan, bukan bukan! sepatu! saya menginginkan sebuah sepatu, tolong) Sam: Oh! Je voudrais des chaussures, s’il vous plait et un chameau pour ma tête..

(49) 34 Maksim Jenis No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. (Oh! saya menginginkan sebuah sepatu, dan seekor unta untuk kepala saya) Sacha: Hahahaha. 7. 3. 11:39. Sam : Lavage à froid…chaud…très chaud…. Erm…Nico ? (Cuci dengan dingin ... panas ... sangat panas ....) Nico: Mmm? Sam : Sacha ? Froid ou chaud ? (Sacha.. dingin atau panas?) Nico : Ooooh, très chaud….. (Ooooh, sangat panas). Relevansi. Analogi. Tabel 4.1.2 Pelanggaran Prinsip Sopan Santun dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1 – 4 Maksim Jenih No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. 1. 1. 05:26 Nico : Je vous ai ramené votre. lait… (Aku membawakan susu kalian) Sacha : Notre lait?. Kearifan. Sinisme.

(50) 35 Maksim Jenih No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. (Susu kamu?) Sacha: Tu veux dire notre lait d'il y a trois semaines? (Maksudmu susu kita tiga minggu yang lalu?) Nico : Je n'oublie jamais rien (Aku tidak pernah melupakan apapun) 2. 1. 12:16 Sacha : Riiilax…je vais juste à la salle de bains… (Bersantailah, aku Aku hanya pergi ke kamar mandi) Sacha : Annie! Psssttt! Salle de bains! Maintenant! (Annie! Psst! Kamar mandi! Sekarang!) Sacha: Oh lalalalalala ! Mais qu’est-ce qu’on va faire ? Il est bête, hein? Il joue encore aux petites voitures! (Oh lalalalalala! Tapi apa yang akan kita lakukan? Itu bodoh, ya? Dia masih bermain dengan mobil-mobilan!) Annie: Sex appeal: zéro! (Daya tarik : nol!) Les Filles: Ses vêtements! Ouerkk !!! (Bajunya! Ouerkk!) Annie : Il fait vieux jeu! (Dia sangat ketinggalan zaman) Sacha: Il doit partir! (Dia harus pergi!). Pujian dan Kearifan. Satire.

(51) 36 Maksim Jenih No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. 3. 1. 18:34 Sacha: OK. C’est bon! Je n'en peux plus! (OK. Cukup! Aku tidak tahan!) Nico: Mais pourquoi? Il est sympa… (Tapi kenapa? Dia baik..) Sacha: Il s’est servi de mon vélo! (Dia menggunakan sepeda ku!) Nico: Haa! (Haa!). 4. 2. Kederma Sinisme wanan. 03:58 Nico: La voiture est cool, hm? Alors toi aussi tu dois être top! Tu dois être cool. (Mobilnya keren kan,hm? Lalu kamu juga harus populer! Kamu harus keren!) Sam: Je suis top. Je suis cool. (Saya populer, saya keren.) Nico: Non. Désolé, tu es mal habillé… (Tidak, maaf, kamu memiliki gaya penampilan yang buruk). Pujian. Satire.

(52) 37 Maksim Jenih No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. 5. 2. 13:28 Sacha: Saaaam? (Saaam?) Sam: Hello? (Hallo?) Sacha: J’ai quelque chose pour toi… (Saya mempunyai sesuatu untuk mu) Sam: Oh bien ! Entrez ! (Oh baiklah! Silahkan masuk!) Sacha: Petite peste ! (Dasar ancaman!). 6. 2. 4. Sinisme. 16:11 Sam: Alors, je suis cool ? (Lalu, aku keren kan?) Tous : Er….. (Er...) Sam: Non, je ne suis pas cool. (Tidak, saya tidak keren) Tous: Hmm.. Non. (hmm.. Tidak). 7. Pujian. Guyon Pujian Parikena. 01:52 Sacha : Nico ? Ce sont tes oeufs ? (Nico? Apakah itu telur mu?) Nico: Hmm? (Hmm?) Sacha: Mais tu peux mettre le feu à l’appart comme ça ! Tu es fou ou quoi? (Kamu bisa membakar. Pujian. Sinisme.

(53) 38 Maksim Jenih No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. apartemen seperti ini! Kamu itu bodoh atau apa?) Sam: Hi ! Are my eggs ready? Mes oeufs? (Hai! Apakah telur ku sudah masa? Telur ku?) Sacha: Sam ! Ce sont tes oeufs ? (Sam! Apakah itu telur mu?) Nico: Les oeufs de Sam, Sacha. Et lui, il est fou !? (Itu telurnya Sam, Sacha. Dan dia, apakah dia bodoh?). 8. 4 Sam:. Pardon…pardon. (Maaf..Maaf..) Annie: Sacha ! Sacha ! Je peux te parler une minute ? (Sacha! Sacha! Saya ingin berbicara dengan mu sebentar) Sacha: Heu oui, bien sûr… Stéphane, tu nous excuses un moment ? (Hmm, ya,baiklah.. Stéphane, saya permisi sebentar? Stéphane:Oui oui oui, certainement… (iya,iya,iya, tentu..). Kerendah Sinisme an Hati.

(54) 39 Maksim Jenih No. Episode. Menit:Detik. Dialog. Yang Humor Dilanggar. Stéphane:Non, mai tu sais combien ces pantalons m'ont coûté? (tidak, mungkin kamu tidak tahu berapa harga celana ini?). Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui dalam prinsip kerjasama, maksim terbanyak yang dilanggar yaitu maksim relevansi dengan temuan data sebanyak 5 tuturan. Dan untuk jenis humor yang lebih banyak timbul akibat adanya pelanggaran prinsip kerjasama yaitu jenis humor analogi. Sedangkan dalam prinsip sopan santun, maksim yang banyak dilanggar yaitu maksim pujian dengan temuan data sebanyak 4 tuturan. Dan untuk jenis humor yang lebih banyak timbul akibat adanya pelanggaran prinsip sopan santun yaitu jenis humor sinisme. Selanjutnya, setiap data yang dimasukkan dalam bab ini, penulis memberikan informasi indeksial, yang artinya informasi secara singkat mengenai kutipan adegan yang terjadi di dalam sitkom Extra en Français yang dijadikan objek penelitian, sehingga akan memudahkan pembaca dalam memahami pembahasan pada setiap data yang ditemukan. Berikut hasil analisis penulis mengenai pelanggaran prinsip percakapan yang mencakup prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun..

(55) 40 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Jenis Humor Yang Ditimbulkan 4.2.1.1 Pelanggaran Maksim kualitas Pada maksim kualitas, penulis menemukan 1 tuturan yang melanggar maksim kualitas, yaitu seperti berikut: Tuturan 1 Informasi Indeksal: Nico sedang mengajarkan Sam Bahasa Prancis. Nico memberitahukan sebuah nama benda dalam Bahasa Prancis dan memberikan sebuah contoh penggunakan kata benda tersebut dalam sebuah kalimat.. Gambar 4.1 Nico sedang mengajari Sam Bahasa Prancis. Nico : “ OK. Alors ça, c’est le four…” (nommer au panier) “ OK. Jadi ini adalah oven ...” (menunjuk sebuah keranjang) Sam : “ C’est le four ” “ itu adalah oven ” Nico : “ Le chien…d’Annie dort dans le four ” “ Seekor anjing ... Anjing milik Annie tidur di dalam oven” Nico yang sedang mengajari Sam salah satu kosa kata Bahasa Prancis, namun ia memberitahukan Sam sebuah kosa kata yang salah. Nico mengatakan kata oven namun yang ia tunjuk merupakan sebuah keranjang baju kotor. Pada.

(56) 41 contoh tuturan ini, terdapat bahasa visual yaitu menunjuk keranjang baju kotor, yang mana bahasa visual disini mendukung bahasa verbal untuk ditarik kesimpulan bahwa, tuturan ini melanggar maksim kualitas karena mengatakan sesuatu yang tidak benar. Selanjutnya dari pelanggaran maksim kualitas ini, terdapat jenis humor plesetan, yaitu memelesetkan segala sesuatu yang sudah mapan atau populer. Dalam tuturan tersebut sesutau yang mapan atau sudah populer adalah kata oven dalam Bahasa Prancis yaitu le four. Hal tersebut dapat menjadi sebuah humor, dikarenakan ketidak pemahaman Bahasa Prancis yang dimiliki Sam.. 4.2.1.2 Pelanggaran Maksim Relevansi Pada maksim relevansi, penulis menemukan 5 tuturan yang melanggar maksim relevansi, yaitu seperti berikut: Tuturan 2 Informasi Indeksal: Sacha sedang berlatih diatas alat olahraganya, lalu Nico datang dengan maksud untuk mengembalikan susu milik Sacha dan Annie yang sudah tingga minggu lalu.. Gambar 4.2 Nico sedang mengembalikan susu milik Sacha dan Annie. Nico : Je vous ai ramené votre lait...

(57) 42 (Aku membawakan susu kalian) Sacha : Notre lait? (Susu kami?) Sacha: Tu veux dire notre lait d'il y a trois semaines? (Maksudmu susu kami tiga minggu yang lalu?) Nico : Je n'oublie jamais rien (Aku tidak pernah melupakan apapun) Tuturan Nico yang mengatakan bahwa ia tidak pernah melupakan hal apapun dapat dikatakan melanggar maksim relevansi. Hal itu dikarenakan ketidak relevan pernyataan dari Nico ketika Sacha mempertegas dengan menanyakan kepada nya, susu miliknya yang mana? apakah susu miliknya yang sudah tiga minggu lalu?. Selain itu dari pelanggar maksim relevansi tersebut, muncullah jenis humor apologisme yaitu pembenaran dari apa yang telah dilontarkan karena ketidak berdayaan untuk mempertanggung jawabkan lontaran tersebut.. Tuturan 3 Informasi Indeksal: Pertemuan pertama antara Sam dengan Sacha dan Annie. Lalu ia memperkenalkan diri kepada Sacha dan Annie, namun tata bahasa Sam dalam memperkenalkan diri salah, lalu Sacha dan Annie membenarkan kesalahan tersebut..

(58) 43. Gambar 4.3 Pertemuan pertama antara Sam dengan Sacha dan Annie. Sam : Hi. Bonjour (Hi. Hallo) Annie: Bonjour. (Hallo) Sam:. Je suis d'Amérique.. J'habite Sam (Saya adalah orang amerika, saya tinggal di Sam). Annie: Tu veux dire « Je suis Sam… » (Kamu seharusnya mengatakan "Saya adalah Sam") Sam :. Tu es Sam? (Kamu Sam?). Annie: Non, je m’appelle Annie. (Bukan, nama saya Annie) Sam: Aaah, je m’appelle Annie… (Aaa.. nama saya Annie) Sacha: Non. Elle veut dire « Je suis Sam, je viens d’Amérique… » (Bukan. dia bilang " Saya Sam, saya berasal dari Amerika) Sam :. Tu viens d’Amérique ? (kamu berasal dari Amerika).

(59) 44 Dari dialog diatas, jika dilihat dari sudut tata Bahasa Prancis, tuturan yang di ucapkan oleh Sam dapat dikatakan kurang tepat. Sedangkan dalam sudut pragmatik dengan pendekatan prinsip kerjasama, maka jawaban ataupun tuturan dari Sam dapat di golongkan melanggar maksim relevansi. Terlihat jelas ketika Annie membenarkan pernyataan yang seharusnya di tuturkan oleh Sam, namun balasan yang diberikan oleh Sam tidak relevan dengan apa yang telah di benarkan oleh Annie. Seperti “Annie: Tu veux dire « Je suis Sam… » (Kamu seharusnya mengatakan "Saya adalah Sam")”. “Sam :. Tu es Sam? (Kamu Sam?)”. Selain. itu, dari pelanggaran maksim relevansi ini, terdapat jenis humor analogi, dimana humor ini menampilkan suatu perbedaan pola pandang dari pernyataan yang sama seperti “Sam: Tu es Sam?”. “Annie: Non, je m’appelle Annie.”. “Sam: Aaah, je m’appelle Annie… ”. Dimana dari dialog tersebut, terlihat perbedaan pemahaman Sam terhadap maksud dari tuturan yang diberikan oleh Annie.. Tuturan 4 Informasi Indeksal: Pertemuan pertama antara Sam dengan Nico. Lalu Nico menanyakan keberadaan Sacha dan Annie. Jawaban yang diberikan oleh Sam membuat Nico kaget.. Gambar 4.4 Pertemuan pertama antara Sam dan Nico.

(60) 45 Nico: Et euh… Où sont les filles? (Emm.. Di mana mereka (Sacha dan Annie) ?) Sam :. Les filles? (Mereka?). Nico: Sacha et Annie Sam :. Sacha et Annie habitent ici (Sacha dan Annie tinggal disini). Nico:. Je sais! Mais où est Sacha? (Saya tau, tapi dimana Sacha?). Sam :. Sacha…elle m'a donné ça! (Sacha.. memberikan aku ini!). Tuturan ataupun jawaban yang diberikan Sam ketika memberitahukan bahwa Sacha dan Annie tinggal disini, serta pernyataan bahwa Sacha memberikan ini (bantal berbentuk hati) tidaklah relevan dengan pertanyaan Nico yang pada intinya menanyakan dimana keberadaan Sacha dan Annie. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tuturan yang di berikan oleh Sam melanggar maksim relevansi. Hal tersebut juga diperkuat dengan bahasa visual Sam yang menunjukaan sebuah bantal berbentuk hati yang diberikan oleh Sacha. Selanjutnya dari pelanggaran maksim tersebut, dapat terlihat juga humor yang ditimbulkan berupa humor analogi dimana pemahaman maksud antara Sam dan Nico berbeda. Tuturan 5 Informasi Indeksal: Sam dan Nico sedang berlatih bagaimana cara untuk berbelanja pakaian. Sam menjadi seorang pembeli dan Nico sebagai pegawai toko..

(61) 46. Gambar 4.5 Sam dan Nico sedang berlatih percakapan. Nico : Je voudrais un pantalon, s’il vous plaît… (Saya menginginkan sebuah celana, tolong..) Sam : Oh ! Je voudrais un pantalon, s’il vous plaît ! (Oh.. Saya menginginkan sebuah celana, tolong..) Nico : Bien. Très bien. (Bagus, sangat bagus) Sam : Et …des chemises… (Pointé aux chaussures) (Dan.. sebuah kemeja (menunjuk sepatu)) Nico : Non non non non non! Des chaussures ! Je voudrais des chaussures, s'il vous plaît. (Bukan, bukan bukan! sepatu! saya menginginkan sebuah sepatu, tolong) Sam:. Oh! Je voudrais des chaussures, s’il vous plait et un chameau pour ma tête. (Oh! saya menginginkan sebuah sepatu, dan seekor unta untuk kepala saya). Sacha: Hahahaha.

(62) 47 Pada dialog diatas terlihat bahwa kosa kata yang dimiliki Sam tidak begitu baik. Hal tersebut dikarenakan bahasa visual Sam yang menunjuk sebuah sepatu (des chaussures) namun ia malah menyebutnya des chemises atau sebuah kemeja. Oleh karena itu, tuturan ini bisa dikatakan apa yang Sam tuturkan tidak relevan atau tidak sesuai dengan standar kosa kata Bahasa Prancis dengan semestinya. Oleh karena itu, tuturan Sam tersebut bisa dikatakan sebagai pelanggaran maksim relevansi. Dalam tuturan ini juga, terdapat humor yang timbul yaitu jenis humor analogi, yaitu perbedaan pemahaan terhadap suatu hal. Yakni pemahaman kata des chemises (kemeja) dan des chaussures (sepasang sepatu) yang diketahui oleh Sam berbeda dengan pemahan Nico.. Tuturan 6 Informasi Indeksal: Sam sedang menjalankan tugas dari Sacha yaitu untuk mencuci baju. Lalu Sam mengalami kesulitan ketika menentukan suhu yang pas untuk mencuci pakaian tersebut. Lalu ia meminta bantuan Nico dengan bertanya kepadanya.. Gambar 4.6 Sam sedang mencuci pakaian.

(63) 48 Sam : Lavage à froid…chaud…très chaud…. Erm…Nico ? (Cuci dengan dingin ... panas ... sangat panas ....) Nico: Mmm? Sam : Sacha ? Froid ou chaud ? (Sacha.. dingin atau panas?) Nico : Ooooh, très chaud….. (Ooooh, sangat panas) Keambiguan pertanyaan Sam tentang Sacha kepada Nico menjadikan tuturan yang diberikan Nico tidak relevan atau tidak sesuai seperti apa yang ditanyakan oleh Sam. Sehingga bisa dikatakan dialog diatas melanggar maksim relevansi. Serta dari pelanggaran tersebut, muncul efek humor berupa jenis humor analogi, yaitu terjadi perbedaan pola pemahaman antara Sam dan Nico mengenai Sacha. Dimana Sam menanyakan tentang Sacha dalam hal baju cucian yang akan ia cuci. Sedangkan Nico menjawab dari sudut penilaian pribadinya mengenai Sacha. 4.2.1.3 Pelanggaran Maksim Cara Pada maksim cara, penulis menemukan 1 tuturan yang melanggar maksim cara, yaitu seperti berikut: Tuturan 7 Informasi Indeksal: Nico menyuruh Sam untuk membuktikan bahwa dirinya kuat dengan cara bersepada menggunakan alat olahraga milik Sacha sejauh 50 kilometer. Ketika Sam sudah mencapai angka 50 kilometer, saat itu juga Sacha dan Annie kembali kerumah. Sacha begitu kesal dengan Sam karena menggunakan sepeda olahraga milik dirinya..

(64) 49. Gambar 4.7 Sam setelah bersepada diatas alat olahraga Sacha. Sam:. Pffff! Je suis… Comment ? (Pfft...saya...bagaimana?). Sacha : Mort? (Mati) Nico :. Tu as chaud ? (Kamu kepanasan?). Nico dengan sengaja mengerjai Sam dengan cara menyuruh Sam menggunakan sepeda olahraga milik Sacha sejauh 50 kilometer. Pada kenyataan nya, Sacha tidak suka jika ada orang lain yang menggunakan sepeda olahraga miliknya. Oleh karena itu ketika ia mendapati Sam sedang menggunakan sepeda olahraganya, ia merasa sangat kesal. Hal tersebut jelas terlihat ketika Sam menanyakan bagaimana penyebutan kata “kepanasan” dalam Bahasa Prancis. Lalu Sascha membalas nya dengan mengatakan “Mort” yang berartikan mati. Dari jawaban Sacha tersebut sebenarnya ditujukkan untuk menimbulkan efek humor berupa jenis humor Sinisme. Selain itu, tuturan yang diberikan oleh Sam termasuk kedalam melanggar maksim cara dikarenakan tuturan yang ia berikan tidak jelas dan membingungkan. Indikasinya, ketika seseorang sehabis berolahraga bisa jadi setelahnya orang tersebut merasa lelah atau pun mengalami.

(65) 50 kehausan. Namun kembali lagi, karena pada sitkom ini bertujuan sebagai media pembelajaran bahasa asing, serta karakter Sam yang tidak menguasai pemahaman Bahasa Prancis yang baik, maka timbulah adegan seperti pada dialog diatas.. 4.2.2 Pelanggaran Prinsip Sopan Santun dan Jenis Humor yang ditimbulkan 4.2.2.1 Pelanggaran Maksim Kearifan Pada maksim kearifan, penulis menemukan 2 tuturan yang melanggar maksim kearifan, yaitu seperti berikut: Tuturan 8 Informasi Indeksal: Sacha sedang berlatih diatas alat olahraganya, lalu Nico datang dengan maksud untuk mengembalikan susu milik Sacha dan Annie yang sudah tingga minggu lalu.. Gambar 4.8 Nico sedang mengembalikan susu milik Sacha dan Annie. Nico : Je vous ai ramené votre lait… (Aku membawakan susu kalian) Sacha : Notre lait? (Susu kami?) Sacha: Tu veux dire notre lait d'il y a trois semaines? (Maksudmu susu kami tiga minggu yang lalu?).

(66) 51 Nico :. Je n'oublie jamais rien (Aku tidak pernah melupakan apapun). Tindakan Nico untuk mengembalikan Susu milik Sacha dan Annie yang sudah 3 minggu lalu membuat Sacha begitu kesal. Hal tersebut terlihat dari jawaban yang ia berikan “Tu veux dire notre lait d'il y a trois semaines?”. Dari tuturan Sacha tersebut dapat diketahui bahwa telah terjadi pelanggarn maksim kearifan. Dimana pada maksim kearifan, seharusnya setiap peserta tutur untuk meminimalkan kerugian orang lain. Hal tersebut kontras dengan tindakan Nico yang ingin mengembalikan susu milik Sacha dan Annie yang sudah tiga minggu lalu, yang sudah jelas merugikan bagi Sacha dan Annie. Selain itu dari pelanggaran maksim kearifan tersebut timbul suatu efek humor yaitu jenis humor sinisme. Dimana Sacha begitu kesal dan menyindir seolah-olah apa yang dilakukan Nico tidak ada artinya dan ia tidak sama sekali memberikan respon yang baik terhadap tindakan Nico tersebut. Tuturan 9 Informasi Indeksal: Sacha dan Annie sedang membicarakan kesan pertama mereka mengenai Sam. Mereka saling membicarakan kekurangan Sam.. Gambar 4.9 Sacha dan Annie sedang membicarakan Sam.

Gambar

Tabel Halaman
Tabel 4.1.1 Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Jenis Humor Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1-4
Tabel  4.1.2  Pelanggaran  Prinsip  Sopan  Santun  dan  Jenis  Humor  Dalam Sitkom Extra en Français Episode 1 – 4
Gambar 4.1 Nico sedang mengajari Sam Bahasa Prancis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data yang terkumpul dan telah dideskripsikan, keseluruhan informan mengungkapkan perbedaan budaya masing-masing di masyarakat tempat merantau dengan masyarakat di Dukuh

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga penyusunan Laporan Proyek Akhir dengan judul “Perancangan Visual Komik Mitologi

Sekolah harus mampu menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta memahami kindisi lingkunganya (kelebihan dan kekurangannya) untuk

Dari hasil penghitungan selama bulan Nopember 2011, seluruh sub kelompok yang ada yaitu sub kelompok komunikasi dan pengiriman, sub kelompok sarana dan penunjang

Makalah Transportasi Pada Membran Page 11 oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid (membentuk glikolipid) dan sebagian besar terikat secara kovalen dengan

Diagaram Level 0 diatas menjelaskan dalam Sistem Penduung Keputusan Kenaikan Jabatan Fungsional dan Pangkat Dosen, terdiri dari tiga proses yaitu proses untuk

Melalui proses perubahan tersebut diharapkan seseorang siswa yang sedang belajar akan mempunyai pengetahuan fisika yang lebih lengkap dan benar, sehingga apa yang mereka pelajari

Siswa diberi kesesmpatan untuk mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi konsep peluang dari frekuensi relatif yang telah dipelajari dari buku pegangan siswa maupun