• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pemasangan Portal Baja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proses Pemasangan Portal Baja"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA A. PEMAHAMAN GAMBAR KERJA

Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk bengkel seperti denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi serta detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):

a. Sambungan Tujuan Sambungan:

 Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan konstruksi sesuai kebutuhan.

 Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan sebagainya).

 Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.

 Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian /batang konstruksi mengalami rusak.

 Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian /batang konstruksi yang dapat bergerak missal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan suhu. Alat sambung baja terdiri dari:

i. Paku Keling

Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit untuk melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku kelingnya. Oleh karena itu pengelingan banyak dipakai pada bangunan-bangunan bergerak atau bergetar.

Keuntungan: tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.

(2)

Kelemahan: ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku kelingnya, dan kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang tadi selama paku keling dipasang.

ii. Baut

Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk kepala baut (umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali. Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Keuntungan Sambungan Baut: 1)Lebih mudah dalam pemasangan/ penyetelan konstruksi di lapangan; 2)Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang; 3)Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d (tidak seperti paku keling dibatasi maksimum 4d); 4)Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi berat /jembatan.

(3)

iii. Pengelasan (Welded Joint)

Las adalah menyambung dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan menyatu dengan baik. Suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagaiikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.

Keuntungan Sambungan Las: 1) Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna); 2) Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi; 3) Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan. Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat konstruksi, sedang dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat konstruksi; 4) Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku /pelat penyambung, dan sebagainya ); 5) Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya utuh.

Kerugian Sambungan Las: 1) Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika pengelasannya baik maka keuatan sambungan akan baik, tetapi jika pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak baik bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu sambungan las cacat lambat laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan akhirnya bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan jalan raya / kereta api di Indonesia tidak

(4)

diijinkan menggunakan sambungan las; 2) Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.

b. Angkur-angkur / pengangkuran

Baut angkur berfungsi untuk mengaitkan kolom baja pada pondasi. Ukuran dari baut angkur terdiri dari 16mm, 20mm, 22mm.

c. Profil : yang tersedia di pasaran

Profil baja yang digunakan dalam konstruksi ini adalah baja wf. Pemilihan dari ukuran baja WF yang di gunakan harus sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan oleh pihak perencana.

(5)

B. FABRIKASI:

Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan Teknik untuk di laksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana. Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu di lokasi proyek agar data proses fabrikasi telah selesai, pekerjaan erection bisa langsung dilaksanakan tanpa harus menunggu.

fabrikasi adalah suatu rangkaian pekerjaan dari beberapa komponen material dirangkai menjadi satu dengan pelaksanaan setahap demi setahap sampai menjadi suatu bentuk salah satu dari tipe-tipe konstruksi sehingga dapat dipasang menjadi sebuah bentuk bangunan hingga selesai.

(6)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses pabrikasi :

1. Kelengkapan dan kualitas peralatan sangat berpengaruh pada kelancaran, efektifitas dan kualitas hasil pekerjaan

2. Keselamatan kerja sangat diutamakan dengan mewajibkan pemakaian eralatan kerja terutama pada saat pengelasan, pengecatan dan perakitan dilapangan

3. Gambar kerja (shop drawing) sangat penting dalam pelaksanaan, harus dibuat komunikatif, lengkap dan jelas sehingga memudahkan pelaksanaan dilapangan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan

4. Perakitan awal sebagai percobaan di bengkel perlu dilakukan untuk mengetahui ukuran batang atau buhul yang tidak presisi dan untuk mengetahui masalah yang timbul pada saat perakitan sehingga dapat diantisipasi di lapangan

5. Semua lubang baut atau lubang yang dibuat untuk alat sambung lainnya harus dicocokkan sehingga dapat dibaut dengan mudah. Penggunaan drip untuk penyetelan lubang harus dilakukan dengan baik sehingga tidak merusak baja atau memperbesar lubang.

6. Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah struktur didirikan. Sambungan tidak boleh dikencangkan sebelum struktur dijajarkan, diratakan, ditegakkan, dan dibuat sambungan sementara, untuk menjamin tidak terjadinya perpindahan posisi pada saat mendirikan atau penyetelan bagian struktur berikutnya.

7. Setiap baut dan mur harus dipasang dengan paling sedikit satu cincin. Cincin tersebut harus ditempatkan di bawah mur. Apabila suatu permukaan bidang kontak dengan kepala baut ataupun mur mempunyai kemiringan melebihi 1:20 maka harus digunakan cincin baji untuk mengatasi permukaan bidang miring tadi. Komponen yang tidak berputar dipasang setelah ring baji tersebut.

(7)

Proses pemasangan angkur harus diselesaikan sebelum proses mobilisasi bahan-bahan dari pabrik dilaksanaka. Langkah langkah Penempatan dan pemasangan angkur:

a. Menentukan lokasi As-as kolom, cara menentukan adalah;

i. Buat Bouwplank setempat.

ii. Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as

iii. Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal.

iv. Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku-siku

v. Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.

vi. Begesting kolom dipasang. vii. Kolom dicor

viii. Mal angkur dilepas

Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan tebal plat atau angkur dicheck vertikalnya satu persatu.

Berdasarkan tumpuannya: a. Tumpuan pada kolom pedestal

Fungsi: Jepit - sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur. b. Tumpuan pada kolom atas.

Fungsi: Jepit – Jepit, Sendi – Sendi, Sendi – Rol.

Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi baja, hal ini dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi masalah pada saat erection oleh divisi baja.

(8)

D. MOBILISASI

Mobilisasi transportasi diperlukan pada saat pengangkutan kuda-kuda kelokasi proyek. Transportasi yang digunakan yaitu menggunakan mobil triler. Pada rangka baja yang panjangnya 10m tidak bisa sepenuhnya diangkut dalam 1 kali saja. Rangka baja diangkut dalam dua kali sehingga rangka baja dibagi dalam dua bagian. Rangka baja mempunyai berat sekitar 287,35 kg. Kemudian ketika semua rangka sudah sampai dirakit menjadi 1 bagian di proyek. Jarak bengkel ke proyek hanya 4 km. Dalam pengangkutan diperkirakan kedua bagian tiba sekitar 1 jam 30 menit.

(9)

Perlengkapan dan peralatan: 1. Box 2. Tali tambang 3. Tali baja 4. Liyer 5. Takel 6. Peralatan las 7. Blander

8. Kunci / kunci momen 9. Alat bantu (balok-balok

kayu, dll)

Tenaga manusia yang dibutuhkan untuk erection:

Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya:

1. Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode yang ada.

2. Tenaga penarik Liyer dan tali baja.

3. Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut. 4. Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang

5. Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi. Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom WF:

1. Schedule fabrikasi dan erection.

2. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya: Untuk kuda-kuda / rangka baja profil sesuai dengan kode-kode yang terdapat pada Shop drawing.

3. Erection kolom WF dengan box pipa 4. Pemasangan Regel / koker antar kolom

5. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama - Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda

- Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box, (L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box) Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4 arah. Untuk beban berat harus pakai sling baja.

6. Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.

7. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer. (dicek kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).

(10)

8. Samping kanan/kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.

9. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dicek bentangnya apakah sama dengan bentang kolom.

10. Kuda-kuda dibaut pada kolom. Menggunakan 2 tumpuan yakni, sendi dan roll..

11. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.

12. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicek panjang dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10). 13. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang

gording dan ikatan angin.

14. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan plat atau balok beton. Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung. Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection serta berfungsi sebagai supervise.

F. PASCA ERECTION

1. Pemeriksaan kembali tegaklurus (lot) dari kolom. 2. Pemeriksaan pemasangan baut / las (Cek Total) 3. Semua sambungan dicek

4. Pengecatan ulang meni besi

5. Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator. 6. Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)

(11)

RANGKA PORTAL BAJA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Praktik Konstruksi Baja

yang dibina oleh Bapak Mukadi

oleh

Muhammad Fauzi Setiyawan (130522506274)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN DESEMBER

Referensi

Dokumen terkait

Pada konstruksi portal, dimana balok disambung pada kolom dengan cara sambungan paku keling atau baut, maka dengan pembebanan terbagi rata q, momen maksimum ditengah-tengah

Keuntungan dari AKDR adalah hanya memerlukan satu kali motivasi dan satu kali pemasangan; tidak menimbulkan efek sistemik; dapat mencegah kehamilan dalam jangka lama;

1) Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna). 2) Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi. 3)

Pasang tutup pipa 3” yang telah dilobangi di bagian tengah wajan dan pasang baut besar beserta murnya sehingga seperti gambar di bawah.. Pemasangan tutup pipa 3”

3) Mengetahui sambungan balok dan kolom serta jumlah baut yang direncanakan dalam sambungan struktur pada perencanaan gedung Rumah Sakit Universitas Islam Malang dengan SRPM. 4)

Terdapat 3 variabel risiko yang paling dominan memengaruhi kegiatan konstruksi yaitu (1) bahaya terbakar, sinar UV dari pengelasan, bahaya panas, bahaya percikan api las, bahaya

SAMBUNGAN MUR-BAUT  Keuntungan  Sangat cocok penggunaannya di berbagai operasi  Mudah dipasang dan dilepas  Relatif murah dan proses produksinya sangat efisien  Kelemahan 

PAL Indonesia masih menggunakan sistem manual dalam proses pemasangan rudder selain harus bongkar pasang perancah juga alat yang digunakannya manual seperti Tackle untuk proses