• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS KULIAH AGAMA INDONESIA DARURAT NARKOBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS KULIAH AGAMA INDONESIA DARURAT NARKOBA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KULIAH

AGAMA

INDONESIA DARURAT NARKOBA

Nama Mhs

: Deden Muktiarto Tri PCWS

NIM

: 152101 3533

Smt.

: 2 (dua)

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO

(UNWIKU)

Alamat || Kampus Karangsalam , Purwokerto 53152, Jateng Tahun 2015

(2)

DARURAT NARKOBA

Narkoba sudah kita ketahui bersama bagaimana dampak bahayanya. Narkoba dapat merusak jiwa dan akal seseorang. Berbagai efek berbahaya sudah banyak dijelaskan oleh pakar kesehatan. Begitu pula mengenai hukum penggunaan narkoba telah dijelaskan oleh para ulama madzhab sejak masa silam.

Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Istilah lainnya adalah Napza [narkotika, psikotropika dan zat adiktif]. Istilah ini banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan dan rehabilitasi.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Lebih sering digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa.

Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan. [UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika] bahan ini bisa mengarahkan atau sebagai jalan adiksi terhadap narkotika.

Dalam istilah para ulama, narkoba ini masuk dalam pembahasan mufattirot (pembuat lemah) atau mukhoddirot (pembuat mati rasa).

Bahaya Narkoba

(3)

1. Depresan

 Menekan atau memperlambat fungsi sistem saraf pusat sehingga dapat mengurangi aktivitas fungsional tubuh.

 Dapat membuat pemakai merasa tenang, memberikan rasa melambung tinggi, member rasa bahagia dan bahkanmembuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri

2. Stimulan

 Merangsang sistem saraf pusat danmeningkatkan kegairahan (segar dan bersemangat) dan kesadaran.

 Obat ini dapat bekerja mengurangi rasa kantuk karena lelah, mengurangi nafsu makan, mempercepat detak jantung, tekanan darah dan pernafasan.

3. Halusinogen

 Dapat mengubah rangsangan indera yang jelas serta merubah perasaan dan pikiran sehingga menimbulkan kesan palsu atau halusinasi.

Seorang pakar kesehatan pernah mengatakan, “Yang namanya narkoba pasti akan mengantarkan pada hilangnya fungsi kelima hal yang islam benar-benar menjaganya, yaitu merusak agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta.”

Dalil Pengharaman Narkoba

Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’

Al Fatawa, 34: 204).

Diantara alil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:

(4)

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka

segala yang buruk” (QS. Al A‟rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di

antara makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Kedua: Allah Ta’ala berfirman,

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah: 195).

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu” (QS. An Nisa‟: 29).

Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram.

United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC/Badan PBB Untuk Kejahatan Narkoba) secara resmi menyatakan bahwa Indonesia sudah menjadi jalur utama perdagangan narkoba internasional.

Bahkan Indonesia telah lama menjadi pasar sangat potensial perdagangan narkoba. Tidak hanya itu. Indonesia juga sudah menjadi negara produsen narkoba.

Tidak hanya jenis ganja yang bisa tumbuh subur di pekarangan Indonesia. Tetapi juga jenis olahan yang paling laku seperti crystalline methamphetamine (sabu) atau ekstasi dimana pabrik skala besarnya beberapa kali digrebek Mabes POLRI dan Badan Narkotika

(5)

Menurut UNODC, pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai angka 5.060.000 orang. Dengan rincian pengguna crystalline methamphetamine (sabu) 1,2 juta orang; cannabis 2,8 juta orang; ekstasi 950 ribu orang dan heroin 110 ribu orang. Dari jumlah ini, 52,2% berusia dibawah 30 tahun. Kelompok pemuda remaja dan produktif.

Namun data BNN menunjukkan angka yang lebih tinggi. Yakni 5,6 juta orang pengguna narkoba di Indonesia saat ini. Rata-rata 50 orang meninggal karena narkoba setiap hari. Dengan kerugian sosial-ekonomi yang mencapai angka Rp. 63 trilyun pertahun.

Data lain juga memperlihatkan kepada kita semua bahwa pada tahun 2007 anak Sekolah Dasar (SD) yang terbukti menggunakan narkoba menembus angka 4.138 orang. Empat tahun kemudian meningkat jadi 5.087 orang. Dan trennya terus meningkat.

Maka sangatlah wajar jika pemerintah melalui BNN sudah memproklamirkan bahwa Indonesia Darurat Narkoba. Ancamannya sangat nyata. Terutama yang menyasar kelompok generasi muda bangsa.

Jika 52,2% pengguna narkoba saat ini berusia dibawah 30 tahun, bisa kita bayangkan, bonus demografi seperti apa yang akan kita petik pada 10-30 tahun yang akan datang. Mari kita semua bayangkan, seperti apa figur calon pemimpin Indonesia masa depan.

Jika tidak diantisipasi sejak dini, generasi dan bangsa Indonesia akan memasuki lembah kehancuran gara-gara narkoba.

Sekolah menjadi lingkungan kedua setelah keluarga, hampir sepertiga waktu siswa dihabiskan di sekolah, maka sangat efektif apabila sekolah peduli dengan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Salah satu upaya pencegahannya, bisa dilakukan dengan mengintegrasikan materi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba (P4GN) ke dalam semua materi pelajaran dan ekstrakurikuler.

Selaku pendidik dan pengajar serta juga orang tua di sekolah, guru harus sigap dan waspada terhadap bahaya narkoba, untuk menjaga dan mengawasi. Sehingga, harapan melahirkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa mendatang bisa tercapai.

(6)

Bahaya Narkoba Bagi Kaum Muda

Narkoba sangat rentan digunakan usia pelajar dan mahasiswa karena usia tersebut merupakan masa bagi generasi muda mencari jati diri dan eksistensi. Faktor lingkungan pertemanan merupakan faktor paling berpengaruh di kalangan generasi muda yang biasanya diawali dengan kebiasaan merokok.

Penyalahgunaan narkoba yang menyerang generasi muda menjadi tanggungjawab semua pihak. Pasalnya saat ini generasi muda Indonesia sangat rentan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Saat ini terdapat sebanyak 4 juta penyalahguna di Indonesia. Bahkan sasaran utama peredaran narkoba adalah para generasi muda. Untuk itu, para remaja dan orangtua diharapkan peduli dengan permasalahan narkoba. Pelajar dan orangtua harus melaporkan korban penyalahguna narkoba melalui Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan bandarnya melalui pihak yang berwajib seperti BNN atau kepolisian. Tak perlu takut pelapor pun dijamin akan dilindungi. Kalau generasi muda kita menjadi penyalahguna narkoba maka akan sangat berpengaruh terhadap daya saing bangsa ini. Kita akan semakin tertinggal dengan negara lain yang mempersiapkan generasi mudanya dengan baik tanpa penyalahgunaan narkoba.

Di sisi lain, media juga bisa memberikan berita bersifat empati pada para korban narkoba. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pelayanan yang benar, yaitu direhabilitasi dan bukan dipidanakan.

Genderang perang terhadap narkoba telah dibunyikan. Presiden Jokowi pun telah menyatakan Indonesia darurat narkoba.

Bukan tanpa alasan Presiden menyatakan perang. Saat ini Indonesia menempati posisi pertama negara dengan jumlah pelaku penyalahgunaan narkoba terbesar di ASEAN. Dampak yang ditimbulkan juga luaar biasa dahsyat. Anggota Dewan Pertimbaangan Presiden (Watimpres) Hasyim Muzadi menyebutnya tidak berbeda dengan terorisme. ”Selain mengenal hard terrorism, kita juga mengenal narkoba sebagai soft terrorism,” terangnya saat berkunjung ke Kementerian Agama, 18 Maret lalu.

(7)

Menurut Hasyim, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 5,8 juta jiwa. Ketika 10 persen mereka terjerumus pada penyalahgunaan narkoba, maka akan ada 580 ribu orang meninggal dunia. ”Itu disebabkan mereka tidak memiliki uang untuk membeli narkoba. Ini ancaman besar dari pada terorisme dan korupsi,” tandasnya.

Mantan Ketua PB Nahdatul Ulama (NU) itu menyarankan, pemberantasan narkoba bukan tanggung jawab Badan Narkotika Nasional (BNN) saja. Perlu gerakan nasional yang harus dilakukan oleh penyelenggara negara.

Selain itu, perlu didorong imunitas masayarakat terhadap gerakan narkoba. ”Masyarakat harus dilibatkan di dalamnya, tidak hanya diberikan info saja,” ucapnya.

Data yang dirilis BNN mendukung pernyataan Hasyim. Setiap bulan, 15-20 kilogram sabu masuk ke Sumatera Utara melalui jalur darat. ”Dari pemeriksaan sementara, para tersangka mengaku kerap memasok sabu dari Malaysia. Sabu dikirim ke Aceh dan Sumatera Utara,” ungkap Deputi Bidang Pemberantasan Narkoba BNN Irjen Arman Depari, 21 Maret 2016. Sementara sepanjang tahun 2015, BNN telah menyita 3 ton sabu. Hingga November 2015, jumlah pemakai mencapai 5,9 juta jiwa.

Yang mengerikan, ”Tiap hari, 30-40 orang meninggal karena narkoba,” ungkap Kepala BNN Budi Waseso, di Banyuwangi, 11 Januari 2016.

Membidik Anak-anak dan Remaja

Mafia narkoba kini membidik bocah TK dan SD melalui makanan dan minuman yang dimasuki zat adiktif. ”Sekarang ada narkoba estetis yang harganya lebih murah dan beredar di perguruan tinggi,” ungkap mantan Kabareskrim ini.

Deputi Bidang Pencegahan BNN Antar MT Sianturi menambahkan, ”Sekarang di sekolah banyak yang menawarkan obat, katanya vitamin. Padahal itu narkoba,” terangnya di kampanye antinarkoba di Bulungan, Jakarta, 10 Januari 2016.

Senada, Menteri Sosial Kofifah Indar Parawansa mengatakan tren pengguna narkoba terus berubah dan kini menyasar menyasar anak usia lima tahun. Modus yang digunakan dengan mendekati anak-anak dan memberikan obat terlarang secara gratis.

”Pertama diberi gratis, kedua, ketiga diberi gratis, keempat setelah anak ketagihan mulai diajarkan untuk mengambil barang orang,” ungkapnya di Surabaya, 10 Januari 2016.

(8)

Pola yang sama juga terjadi pada remaja. Setelah kecanduan akan disuruh mengambil barang atau mencuri. Misalnya mencuri motor.

Hasil razia dan tes urin secara acak yang dilakukan BNN di Kota Tangerang Selatan sepanjang 2015 mendapati 46 remaja tingkat SMA positif menggunakan narkoba. Memang, tahapan mereka belum sampai sebagai pengguna tetap atau mengedarkan.

Meski demikian, Kepala Seksi Pencegahan Rehabilitasi dan Pemberdayaan Masyarakat (BNN) Tangerang Selatan Sony Gunawan menyatakan harus diwaspadai. ”Mereka biasanya penasaran dengan hal baru, makanya ingin mencoba. Ini yang harus diawasi keluarga, terutama orang tua maupun tetangga,” tegasnya.

Remaja yang positif menggunakan ini mendapatkan konseling agar terbebas dari narkoba. Mereka juga terus dipantau dan menjalani tes urin untuk memastikannya.

Angka remaja yang menyalahgunakan narkoba di Kabupaaten Malang lebih mengkhawatirkan. Sepanjang 2015, ada 299 usia di bawah mahasiswa positif mengonsumsi narkoba.

”Ini data yang kelihatan. Karena pengguna narkoba seperti fenomena HIV/AIDS, tidak banyak yang mengakui karena khawatir dikucilkaan,” ungkap Kepala BNN Kabupaten Dari angka tersebut, 73 orang berstatus pengedar sehingga diproses secara hukum. 273 orang menjalani rawat jalan, sedang 26 orang pecandu yang harus menjalani rawat inap untuk rehabilitasi.

Tak hanya di kota-kota besar, narkoba telah masuk hingga ke pelosok. Data BNN menyebutkaan, tak satu pun kabupaten atau kota yang terbebas dari masalah narkoba. Dulu narkoba hanya merambah kalangan atas dan beredar di tempat-tempat hiburan malam. Kini polanya sudah berubah, menyebar ke segala lapisan masyarakat, masuk ke permukiman, kampus, tempat kos, sekolah, bahkan ke dalam rumah tangga.

Penutup

Makin beragam jenis dan variasi harganya juga makin membuat narkoba lebih mudah masuk ke berbagai lapisan sosial-ekonomi masyarakat. Bahkan bukan hanya orang dewasa

(9)

atau mahasiswa, remaja dan anak-anak yang baru SD pun menjadi begitu mudah mendapatkannya.

Remaja yang selalu ingin tahu, dinamis dan anerjik merupakan golongan yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Apalagi secara mental mereka belum matang sehingga mudah tergoda dan putus asa.

Kondisi itu makin diperburuk dengan contoh buruk dari kalangan yang menjadi panutan remaja. Seperti artis, pejabat, pendidik dan penegak hukum yang tertangkap menggunakan narkoba.

Yang terbaru adalah Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir M. Baru sebulan dilantik, dia ditangkap BNN di rumah orang tuanya. Bahkan ketika dibawa ke Jakarta masih dalam keadaan terpengaruh narkoba.

Sebelumnya, beberapa pejabat tingkat daerah sampai pusat juga telah ditangkap karena positif menggunakan narkoba. Seperti anggota Paspampres yang tertangkap di Bandara Kualanamu Medan, seorang PNS Pemerintah Kota Jakarta Timur, anggota DPRD Kota Pasuruan dan lain-lain.

Begitu juga dengan co pilot sebuah maskapai penerbangan yang ditangkap di Tangerang. Dia ditangkap bersama dua orang kru pesawat.

Oknum polisi dan TNI juga cukup banyak yang tertangkap karena penyalahgunaan narkoba. Bahkan tahun 2015, ada 14 orang polisi di Jatim yang dipecat karena tersangkut masalah narkoba.

Bahkan seorang pendidik yang menjabat sebagai Pembantu Rektor III sebuah universitas negeri ternama di Indonesia timur juga tertangkap karena penyalahgunaan narkoba. Dia ditangkap bersama dua mahasiswi pada tahun 2014 lalu.

Sementara dari kalangan artis juga tak kalah banyak. Terakhir, Dylan Putra, artis sinetron Anak Jalanan yang banyak disukai remaja ditangkap di lokasi syuting. Dia menyusul artis lain seperti Eza Gionino, Roger Dhanuarta dan Revaldo.

Sosiolog Musni Umar menyebut, maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan publik figur seperti pejabat dan artis dikarenakan gaya hidup yang sudah tidak terkontrol dengan

(10)

baik. ”Hari ini, itu (narkoba) sudah dijadikan gaya hidup di kalangan oknum pejabat dan artis,” tutur Musni Umar kepada Okezone.

Namun di balik itu, menurut Musni, penyebaran narkoba di kalangan pejabat bisa jadi merupakan salah satu serangan politik. Itu agar pejabat yang menyalahgunakan narkoba akan berurusan dengan hukum sehingga kinerjanya jadi terbengkalai.

”Ini tidak hanya menyerang dengan aksi nyata. Suatu negara tentu tidak (menyerang) dilakukan dengan cara ‟perang‟, mungkin dengan cara penyebaran narkoba. Itu dinilai akan lebih efektif,” katanya.*

Kesimpulan :

Peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, tingkat pengguna di usia muda sangat tinggi, efek yang ditimbulkan sangat merusak generasi muda sebagai harapan bangsa, untuk mengantisipasi pemerintah mengajak semua kalangan lakukan perang terhadap narkoba.

DAFTAR PUSTAKA

1. Referensi: An Nawazil fil Asyribah, Zainal „Abidin bin Asy Syaikh bin Azwin Al

Idrisi Asy Syinqithiy, terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 205-229.

2. Artikel Muslim.Or.Id

3. Data BNN Indonesia tahun 2015

(11)

TUGAS KULIAH

MATA KULIAH AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU POLITIK

TEMA :

INDONESIA DARURAT NARKOBA

NAMA : DEDEN MUKTIARTO TRI PCWS NIM : 152101 3533

Referensi

Dokumen terkait

• Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic ( kumpulan neuron-neuron di

Pada tahun 2010, Biro Kerjasama dan Permasyarakatan Iptek (BKPI) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan ajang perlombaan penelitian tahunan ke 42,

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi pengembangan ilmu psikologi dan penelitian, khususnya mengenai Political Cognition pada pemilih pemula

Bilamana “lekukan” ini tidak diberikan pada bagian dasar saluran ini, maka air limbah akan menyebar keseluruh dasar saluran dan menyebabkan kecepatannya menurun,

yang dibuat dengan bahasa C pada suatu komputer akan dapat dijalankan pada komputer lain. dengan sedikit (atau tanpa) ada perubahan

Terdiri atas 1 candi pusat dan 16 candi pendamping berbentuk persegi empat dan semua candi pendamping menghadap ke

53 Kekeringan 2 Oktober 2014 Kecamatan Desa Dusun : Lembar : Eyat Mayang : lendang kunyit, Hubbal khaer Mengakibatkan Gagal panen. Pendistribusian

Demokrasi t idak dapat dibicarakan secara t erpisah at au t anpa mengait kannya dengan konsep negara hukum, karena negara hukum merupakan salah sat u negara