BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. Latar Belakang MasalahLatar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) yang diselenggarakan sebelum jenjang Pendidikan anak usia dini (PAUD) yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, m
pendidikan dasar, memiliki kelompok emiliki kelompok sasaran anak sasaran anak usia 0usia 0-6 tahun. -6 tahun. Pada usia Pada usia dinidini ini otak anak berkembang sangat pesat. Pada usia
ini otak anak berkembang sangat pesat. Pada usia ini adalahini adalah fase fase fundamental fundamental bagi bagi perkembangan individu
perkembangan individu yang syang sering ering disebut disebut sebagai sebagai masa masa emas emas atauatau golden golden ageage.. Masa ini masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan Masa ini masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral, dan kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Masa ini juga merupakan masa yang pengalaman-pengalaman yang nilai agama. Masa ini juga merupakan masa yang pengalaman-pengalaman yang akan dijalani anak mungkin akan membentuk pengalaman yang akan dibawa anak akan dijalani anak mungkin akan membentuk pengalaman yang akan dibawa anak sampai anak dewasa.
sampai anak dewasa.11
Setiap anak pada dasarnya memiliki kemampuan atau bakat kreatif, Setiap anak pada dasarnya memiliki kemampuan atau bakat kreatif, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Bakat tersebut dapat dikembangkan meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Bakat tersebut dapat dikembangkan anak melalui pendidikan dan pengalaman yang diperolehnya. Selain anak melalui pendidikan dan pengalaman yang diperolehnya. Selain mengembangkan potensi anak dibidang akademik guru juga harus mengembangkan potensi anak dibidang akademik guru juga harus mengembangkan potensi anak dibidang kreativitas, salah satunya kreativitas seni. mengembangkan potensi anak dibidang kreativitas, salah satunya kreativitas seni. Dapat kita ketahui kreativitas seni sangat penting bagi perkembangan anak usia Dapat kita ketahui kreativitas seni sangat penting bagi perkembangan anak usia dini karena melalui kreativitas anak dapat menciptakan atau menghasilkan dini karena melalui kreativitas anak dapat menciptakan atau menghasilkan karya-karya baru berdasarkan imajinasi dan pemikiran serta
karya baru berdasarkan imajinasi dan pemikiran serta bakat yang dimiliki anak.bakat yang dimiliki anak.22 Banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas seni anak Banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas seni anak diantaranya dapat dilakukan melalui teknik kolase, Kolase merupakan salah satu diantaranya dapat dilakukan melalui teknik kolase, Kolase merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motori
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan motori k halusk halus pada
pada anak. anak. Dalam Dalam sejarahnya, sejarahnya, seni seni kolase kolase berkembang berkembang pesat pesat didi Venice, Venice, Italia, Italia, pada
pada abad 17. abad 17. Selanjutnya seni ini kian berkembang di Selanjutnya seni ini kian berkembang di Perancis, Perancis, Inggris, Inggris, Jerman, Jerman, dan kota-kota lain di
dan kota-kota lain di Eropa. Eropa. Kolase menjadi media yang digemari kalangan Kolase menjadi media yang digemari kalangan seniman
seniman karna karna unik unik dan dan menuntut menuntut kreativitas kreativitas tinggi. tinggi. PelukisPelukis Pablo Pablo Picasso,
Picasso, Georges Georges BraqueBraque dandan Max Max ErnstErnst terkenal dengan karya lukis memakaiterkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya.
teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya. Henri Mattise Henri Mattise adalah salahadalah salah
1
1 Permendiknas Permendiknas No No 58 58 Tahun Tahun 2009.2009. Standar Pendidikan Anak Usia DiniStandar Pendidikan Anak Usia Dini. Hal 6. Hal 6 2
2 Yohana Yohana Ema. Ema. 2013.2013. Meningkatkan Meningkatkan Kreativitas Kreativitas Anak Anak dengan dengan Teknik Teknik Mozaik Mozaik DenganDengan Media Biji-bijian
satu seniman yang beralih kepada seni kolase ketika jari-jari tangannya terserang arthritis sehingga tak mampu melukis lagi.3 Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang pembelajaran kolase bagi anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan kolase? 2. Apa tujuan dan manfaat kolase?
3. Apa saja jenis-jenis dan bahan kolase?
4. Bagaimana langkah-langkah kerja membuat kolase? 5. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kolase? 6. Bagaimana pembelajaran kolasi bagi anak usia dini?
3 https://id.wikipedia.org/wiki/Kolase, diakses pada tanggal 18 Januari 2018 Pukul 20.10 Wib
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kolase
Kolase berasal dari bahasa Perancis (Collage) yang berarti merekat. Kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu. Bahan yang digunakan untuk berkreasi kolase tidak hanya terbatas seperti halnya mosaik dan montase namun bisa menggunakan aneka jenis bahan. Bahan kolase bisa berupa bahan alam, bahan buatan, bahan setengah jadi, bahan jadi, bahan sisa/bekas, dan
sebagainya.4
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar.5 Hal yang hampir sama juga dikemukakan Pamadhi, dkk bahwa kolase yaitu merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya.6
Kolase adalah karya gambar atau desain yang dibuat dari susunan potongan-potongan, batuan-batuan, kaca berwarna, porselin, dalam perkembangan nya mozaik telah memperkaya keragaman karya seni rupa seperti lukisan dinding ( Fresco), karya seni kaligrafi, benda-benda kerajinan tangan, dekorasi, seni bangunan dan lainnya.7 Kolase adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan kertas berwarna yang disusun dan ditempelkan dengan perekat berdasarkan
konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.8
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diuraikan pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan bermacam-macam yang ditempelkan sehingga menjadi karya seni rupa dua dimensi,
4 Sumanto, 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK . Jakarta: Depdikbud. Hal 93
5 Depdiknas .2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta ; Balai Pustaka. Hal 580
6 Hajar Pamadhi, dkk. 2008. Seni Ketrampilan Anak . Jakarta: Universitas Terbuka. Hal. 5.40
7 Yohana Ema. 2013. Meningkatkan Kreativitas……….. Hal 23
B. Tujuan dan Manfaat Kolase
Mayesky menyatakan bahwasanya kolase bertujuan untuk mengembangkan kreativitas, mengembangkan motorik halus, koordinasi tangan dan mata, mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari tentang konsep-konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.9 Tujuan kolase yaitu mengembangkan imajinasi, mengembangkan
krativitas , melatih ketelitian dan kesabaran, meciptakan sesuatu dengan teknik kolase.10
Nancy Beal mengemukakan bahwa menempel sering disebut kolase. Kegiatan menempel dapat mengembangkan kemampuan motorik halus, mampu memecahkan masalah, mengembangkan kreativitas dan imajinasi, dan dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi pada anak.11 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sumanto, bahwa manfaat kolase yaitu dapat meningkatkan perkembangan otak, bahasa, dan melatih kemampuan motorik halus pada anak.12
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kolase memiliki berbagai tujuan dan manfaat yang bagus bagi anak seperti melatih mototik halus, mengembangkan kreativitas, melatih kosentrasi, mengenal konsep warna, pola dan bentuk, melatih ketekunan dan kepercayaan diri.
C. Jenis-Jenis dan Bahan Kolase
Cut Kamaril mengatakan bahwa ada beberapa jenis-jenis kolase, diantaranya sebagai berikut :
1. Kolase dari bahan buatan sendiri
Bahan buatan sendiri adalah bahan yang diolah dari bahan yang telah ada, seperti kertas atau plastik yang sebelum ditempelkan dibentuk terlebih dahulu. Misalnya dalam membuat kolase ber tema “Kebun Bunga”, maka terlebih dahulu disiapkan bentuk-bentuk bunga hasil melipat kertas, daun
9 Mayesky. 2011. Perkembangan……….. Hal 2
10 Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen. Hal 40
11 Beal, Nancy. 2003. Rahasia Mengajarkan Seni Pada Anak. Terjemahan Fretty H. Pangngabeans. Yogyakarta : Pripoenbooks. Hal 99
dilipat, kupu-kupu dari potongan dan lipatan yang kemudian ditempelkan pada latar.
2. Kolase dari bahan alam
Kolase yang dibuat dari bahan kering, daun kering. Atau jerami kering (merang) sangat menarik dan bagus. Selain alam telah membawa warna dan tekstur yang alami, bentuk yang bagus dan hampir seragam, juga mudah ditemui di sekitar lingkungan.
3. Kolase dari bahan bekas
Bahan sisa atau bahan bekas banyak terdapat di lingkungan Anda, misalnya potongan-potongan tripleks, potongan karet, plastik atau kaleng.13
Hal yang hampir serupa juga dikemukakan Hajar Pamadhi bahwa bahan dan alat untuk karya kolase di Taman Kanak-kanak yaitu dapat berbahan kertas, kain, gabus, lem, daun kering, sedotan, gelas bekas aqua, potongan kayu dadu, benang, biji-bijian, sendok plastik, karet, manik-manik, atau masih banyak media
lainnya. Alat yang digunakan yaitu gunting khusus anak-anak dan penggaris.14 Sumanto mengemukakan bahwa untuk siswa TK dapat diberikan latihan membuat kolase dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender, kertas lipat, kertas berwarna atau bahan-bahan alam yang tersedia dilingkungan sekitar sekolah.15
Berdasarkan pendapat di atas bahwa bahan yang dapat digunakan untuk membuat kolase bisa menggunakan bahan alam, bahan bekas dan lain sebagainya. Kemudian alat yang dibutuhkan yaitu gunting dan kertas serta lem yang aman untuk anak. Dalam penelitian ini bahan yang digunakan untuk membuat kolase adalah menggunakan bahan bekas dan bahan alam seperti koran bekas, majalah bekas, kulit telur, ampas kelapa yang sudah diberi warna dan biji-bijian.
Sedangkan alat yang dibutuhkan yaitu lem yang aman bagi anak dan kertas yang sudah diberi pola.
13 Cut Kamaril, dkk. 2003. Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal 4.60
14 Hajar Pamadhi, dkk. 2008. Seni Ketrampilan………Hal. 5.39
D. Langkah Kerja Membuat Kolase
Sumanto mengemukakan bahwa langkah-kerja membuat kolase adalah sebagai berikut :
1. Persiapan, yaitu mengumpulkan dan memilih jenis bahan yang akan dibuat kolase, mempersiapkan bidang dasaran, peralatan dan bahan pembantu. 2. Pelaksanaan yang meliputi langkah kerja melakukan penyusunan
sementara, dilanjutkan dengan penyusunan tetap dengan cara merekatkan bagian-bagian bahan yang dipilih pada bidang dasaran, dan penyelesaiannya yaitu dengan memberikan warna cat agar hasil lebih bagus.16
Sejalan dengan hal di atas, Priyanto mengemukakan bahwa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam keterampilan kolase dari melepas bahan, mengenali bentuk bahan, cara menempel yang baik, memilih bahan, dan seterusnya. Bila anak belum memahami dengan baik, ulangi lagi penjelasannya sampai dia benar-benar memahami. Biasanya kalau sudah paham, anak akan dengan mudah mengerjakan kolase sendiri.17
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam membuat kolase yaitu menyediakan alat dan bahan, memberi contoh cara mengerjakan dan latihan hendaknya dilakukan secara berulang-ulang.
E. Langkah-langkah Pembelajaran Kolase
Langkah-langkah pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan kolase yaitu :
1. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk membuat kolase seperti pola gambar, potongan kertas bekas, ampas kelapa yang sudah diberi warna, kulit telur, biji-bijian dan lem kertas.
2. Guru menjelaskan mengenai kegiatan kolase yang akan dilakukan pada hari ini.
3. Guru menjelaskan bahan apa saja yang akan digunakan untuk membuat kolase.
16 Sumanto, 2005. Pengembangan Kreativitas………. Hal 94
4. Guru menjelaskan cara membuat kolase dari bahan-bahan kolase yang sudah dipersiapkan hari ini.
5. Guru mempraktekkan cara membuat kolase mulai dari memberikan lem pada pola gambar yang ada dan menempelkan bahan-bahan kolase yang
ada pada pada pola gambar yang sudah diberi lem.
6. Anak membuat kolase dimulai dari anak mengambil lem dan mengoleskan lem pada pola gambar yang sudah ada.
7. Anak mengambil bahan kolase yang sudah dipersiapkan kemudian menempelkan satu persatu bahan kolase yang ada pada pola gambar yang sudah diberi lem.
F. Kolasi Bagi Anak Usia Dini18
Kolase (menempel) untuk anak usia dini dilakukan dengan memperhatikan beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut dbuat untuk dapat memaksimalkan anak mengoptimalkan segala aspek perkembangannya. Anak diberi kebebasan untuk membentuk apapun sesuai dengan imajinasi dan kreativitasnya. Peran pendidik atau guru dalam mengoptimalkan kemampuan anak tersebut adalah dengan bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Pendidik sebagai fasilitator
dimaksudkan untuk menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan.
Keanekaragaman bahan yang disediakan oleh pendidik dapat mempengaruhi pengembangkan kreativitas anak. Bahan yang beranekaragam tersebut juga membantu pendidik untuk memberi semangat kepada anak dalam mencegah rasa bosan yang dialami anak. Pendidik harus berusaha mengumpulkan bahan-bahan yang unik dan belum pernah digunakan anak untuk menempel. Bahan-bahan didapat dari lingkungan sekitar. Bahan yang didapat dari barang bekas membuat kegiatan menempel semakin menarik. Barang bekas untuk
menempel bisa didapatkan dari kardus susu bekas, kantong belanja, majalah, kaleng, sarung buah dan lain sebagainya. Semakin beragam bahan yang disediakan akan semakin baik. Bahan menempel bisa juga dibuat sendiri oleh anak. Anak membentuk kertas gambar dengan kuas dan cat kemudian mengeringkannya dan memotong kertas tersebut sesuai dengan keinginan.
Pendidik sebagai motivator yang berarti pendidik memberikan penguatan- penguatan positif dari hasil karya anak. Dapat juga dilakukan dengan memberi dukungan sebelum memulai kegiatan. Dukungan yang diberikan dapat memberi semangat anak untuk menempel sesuai dengan imajinasi dan kreativitas. Dukungan yang diberikan sebelum memulai kegiatan dapat dilakukan dengan bercerita. Cerita dapat dimulai dari permasalahan yang dialami anak, misalnya
dengan menanyakan kabar anak dan lain sebagainya. Untuk memulai sebuah cerita bagi para pendidik bukanlah hal yang sulit karena setiap anak-anak memiliki keinginan untuk menceritakan apa yang dialami dalam perjalanan atau di rumah kepada orang yang ada di sekitarnya. Pengembangan kreativitas dapat dimulai dengan membukakan imajinasi anak melalui bercerita.
Proses kegiatan menempel untuk anak usia dini menekankan kebebasan anak untuk berkreasi. Kreativitas anak akan tertuang dalam hasil karya anak-anak. Kegiatan awal dapat dilakukan dengan memberikan salam dan menyapa anak-anak. Sebelumnya, pendidik telah mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menempel pada hari itu. Bahan-bahan yang disediakan dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran, warna, dan bentuk ataupun corak. Setiap klasifikasi diletakkan dalam beberapa wadah yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk memudahkan anak memilih bahan yang akan digunakan. Jumlah bahan yang ada sebaiknya tidak lebih dari dua puluh setiap klasifikasinya. Tujuannya adalah agar anak dapat mengambil bahan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Hasil karya anak juga tidak monoton karena tidak berasal dari bentuk yang sama. Persiapan selain bahan-bahan untuk menempel, pendidik juga dapat menyediakan lem, kertas format dan keranjang untuk setiap anak sebagai wadah untuk meletakkan semua bahan-bahan dan perlengkapan yang dipilih.
Penyambutan pendidik kepada anak yang baru datang dapat dilakukan dengan menyapa dan menanyakan kabar anak. Cerita-cerita ringan seputar pengalaman anak yang dilakukan sebelum kegiatan menempel berfungsi untuk mengembangkan imajinasi anak akan bentuk dan karya apa yang akan diciptakan oleh anak. Setelah kegiatan bercerita dilakukan, anak diminta untuk mengambil keranjang masing-masing dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan hari ini. Anak dapat menciptakan kertas tempel sendiri dengan cat air atau pensil warna
dan crayon. Kegiatan ini dapat dilakukan sendiri dengan atau tanpa petunjuk pendidik. Setiap keputusan yang diambil anak untuk memilih bahan adalah bentuk pembelajaran anak dalam mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah. Anak yang telah memilih bahan-bahan yang diinginkan diberikan kesempatan untuk menciptakan sesuatu dari hasil imajinasinya.
Pendidik memberikan waktu dan kesempatan kepada anak untuk berkreasi. Untuk anak-anak yang dapat melakukan tugasnya dengan cepat dapat diberikan kesempatan untuk memilih bahan-bahan baru dan menciptakan karya baru. Waktu untuk bereksplorasi dapat ditentukan berdasarkan hasil observasi dan hasil perjanjian antara pendidik dengan anak. Kegiatan eksplorasi yang telah berakhir dapat dilanjutkan dengan menunjukkan hasil karyanya pada teman-teman. Jika hasil menempelnya belum kering maka dapat diletakkan disatu bagian untuk dikeringkan. Kegiatan bercerita dapat dilakukan setelah kegiatan eksplorasi. Salah satu tujuannya adalah untuk melatih kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi pada anak.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolase untuk anak dapat menggunakan berbagai macam bahan dan media. Kegiatan yang dirancang dengan sangat baik dan menarik akan meningkatkan motivasi anak untuk mengikuti kegiatan menempel. Kegiatan menempel dapat mengembangkan kemampuan motorik halus, mampu memecahkan masalah, mengembangkan kreativitas dan imajinasi, dan dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi pada anak.
Proses kegiatan kolase untuk anak usia dini menekankan kebebasan anak untuk berkreasi. Kreativitas anak akan tertuang dalam hasil karya berdasarkan imajinasi dan pemikiran serta bakat yang dimiliki anak. Oleh karena itu pendidik harus memberikan pengajaran sesuai dengan kurikulum dan tingkat perkembangan yang dimiliki anak, sehingga dapat mengembangkan potensi anak
secara optimal
B. Saran
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh tenaga pendidik dalam mengajarkan kolase untuk anak usia dini, dengan memperhatikan beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut dibuat untuk dapat memaksimalkan anak mengoptimalkan segala aspek perkembangannya. Anak diberi kebebasan untuk membentuk apapun sesuai dengan imajinasi dan kreativitasnya. Peran pendidik atau guru dalam mengoptimalkan kemampuan anak tersebut adalah dengan bertindak sebagai fasilitator dan motivator.
Dengan pemahaman tersebut, maka apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran kolase bagi peserta anak didik usia dini akan dapat tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Beal, Nancy. 2003. Rahasia Mengajarkan Seni Pada Anak. Terjemahan Fretty H. Pangngabeans. Yogyakarta : Pripoenbooks.
Cut Kamaril, dkk. 2003. Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas .2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta ; Balai Pustaka.
Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Hajar Pamadhi, dkk. 2008. Seni Ketrampilan Anak . Jakarta: Universitas Terbuka. https://id.wikipedia.org/wiki/Kolase
Mayesky. 2011. Perkembangan Anak II . Jakarta: PT Indeks.
Permendiknas No 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Priyanto, 2010. Pendidikan Keterampilan. Jakarta : Erlangga.
Sumanto, 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK . Jakarta: Depdikbud.
Yohana Ema. 2013. Meningkatkan Kreativitas Anak dengan Teknik Mozaik Dengan Media Biji-bijian. Bengkulu: UNIB.